Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM TENAGA LISTRIK

DARK/BRIGHT SYNCHRONIZING CIRCUITS

Dosen Pengampu: Ir. Mochammad Muqorrobin, M. Eng

Disusun oleh:
Adhe Rian Nugroho (3.31.22.0.08)
Alfandy Dwi Febrian (3.31.22.0.09)
Ananda Jheza E. P. (3.31.22.0.10)
LT-2A

Progam Studi D3 Teknik Listrik


Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Semarang
2024
1. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui macam-macam rangkaian lampu yang digunakan untuk
menghubungkan alternator secara paralel ke sistem frekuensi konstan tegangan
konstan

2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


 Catu daya berfilter DC
 Motor penggerak DC shunt
 Alternator tiga fase
 Indikator kecepatan
 Generator elektronik optik
 Unit catu daya tiga fase
 Pengontrol tegangan eksitasi
 Pemutus arus listrik
 Ammeter besi bergerak
 Indikator sinkronisasi
 Indikator urutan fase
 voltmeter ganda

3. LANDASAN TEORI
Syarat-Syarat Sinkronisasi
Proses sinkronisasi generator ke jaringan PLNmaupun dengan generator lain
(paralel generator) memiliki persyaratan yang harus dipenuhisebelum disambungkan ke
jaringan PLN. Syarat-syarat sebelum melakukan prosessinkronisasi adalah sebagai
berikut:
a. Frekuensi: Frekuensi generator dan frekuensi sistemharus sama “match”. Pada
umumnya frekuensiyang digunakan adalah sebesar 50 atau 60 Hzsesuai dengan
standar internasional. Di Indonesiasendiri menggunakan frekuensi 50 Hz
sebagaiindikator kerja pada kondisi normal. Nilaitoleransi frekuensi yang
diperbolehkan adalah ±0,2 Hz pada kondisi normal. Pada jaringandipasang alat
pembatas frekuensi yangmembatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz danmaksimal
51,5 Hz.
b. Tegangan: Parameter kedua yang harus dipenuhi adalah tegangan. Pada proses
sinkronisasi, tegangan pada generator dan jaringan PLN harus sama.Alat ukurnya
berupa double voltmeter. Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan
tegangan sistem jaringan harus sama besarnya(nilainya). Untuk menyamakan, maka
tegangangenerator harus diatur, yaitu dengan mengatur arus eksitasinya. Variasi
tegangan yang diijinkan antara kedua sistem adalah sebesar ± 5% dari tegangan
nominalnya.
c. Sudut Fasa: Seringkali terdapat kerancuan antara perbedaan fasa dan frekuensi.
Frekuensi adalah banyaknya siklus (sinusoida) dalam satu detik dari suatu sirkuit
listrik. Sedang perbedaan fasaadalah pergeseran sudut antara satu sirkuit dengan
sirkit listrik yang lain untuk fasa yang sama.
Metode Sinkronisasi
Ada beberapa cara untuk memparalelkangenerator dengan mengacu pada syarat-syarat
diatas
a. Lampu Cahaya Berputar
1) Sinkronoskop Lampu Gelap
Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga
fasa,yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W.Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 3.

Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan
gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalahnol. Demikian juga
sebaliknya, jika lampumenyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini
dapat dijelaskan pada Gambar 4.
2) Sinkronoskop Lampu Terang
Jenis sinkronoskop lampu terang pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga
fasa, yaitu U dengan V, V dengan W dan W dengan U.Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 5.

Sinkronoskop jenis ini merupakan kebalikan dari sinkronoskop lampu gelap. Jika
antara fasa terdapat beda tegangan maka ketiga lampu akan menyala sama
terang dan generator siap untuk diparalel. Kelemahan dari sinkronoskop ini adalah
kita tidak mengetahui seberapa terang lampu tersebut sampai generator siap
diparalel. Ini dapat dijelaskan dengan Gambar 6.
3) Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sinkronoskop
lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan
menghubungkan satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U
dengan fasa U, fasa V dengan fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini.

Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua
lampu lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada Gambar 8.

b. Voltmeter, Frekuensi Meter danSinkronoskope


Pada pusat-pusat pembangkit tenaga listrik, untuk indikator paralel generator
banyak yang menggunakan alat synchroscope. Penggunaan alat ini dilengkapi
dengan voltmeter untuk memonitor kesamaan tegangan dan frekuensi meter untuk
kesamaan frekuensi.
Ketepatan sudut phasa dapat dilihat darisynchroscope. Bila jarum penunjuk
berputar berlawanan arah jarum jam berarti frekuensi generator lebih rendah dan bila
searah jarum jam berarti frekuensi generator lebih tinggi. Pada saat jarum telah diam
dan menunjuk pada kedudukan vertikal, berarti beda phasa generator dan jala- jala
telah 0 (nol) dan selisih frekuensi telah 0 (nol), maka pada kondisi ini sakelar
dimasukkan (ON). Alat synchroscope tidak bisa menunjukkan urutan phasa jala-jala,
sehingga untuk memparalelkan perlu dipakai indikator urutan phasa jala-jala.

c. Cara otomatis
Paralel generator secara otomatis biasanya menggunakan alat yang secara otomatis
memonitor perbedaan phasa, tegangan, frekuensi,dan urutan phasa. Apabila semua
kondisi telah tercapai alat memberi suatu sinyal bahwa sakelar untuk parallel dapat
dimasukkan.
4. GAMBAR RANGKAIAN
5. HASIL PERCOBAAN
6. ANALISIS DAN KESIMPULAN
"Dark/Bright Synchronizing Circuits" dari berbagai perspektif:

1. Teknis:
Desain Sirkuit: Praktikum ini memerlukan desain sirkuit yang efisien dan
responsif untuk mengontrol pencahayaan berdasarkan perubahan intensitas cahaya. Ini
melibatkan pemilihan komponen yang tepat dan konfigurasi sirkuit yang sesuai.
Ketepatan: Tingkat ketepatan dan kecepatan respons sirkuit dalam
menyesuaikan pencahayaan dengan perubahan lingkungan adalah faktor kunci. Sebuah
sirkuit yang responsif dan akurat sangat diinginkan untuk memastikan kenyamanan
pengguna dan efisiensi energi.

2. Pendidikan:
- Pemahaman Konsep: Praktikum ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
memahami konsep dasar kontrol otomatis dan aplikasinya dalam sistem listrik.
-Keterampilan Praktis: Mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktis dalam
merancang, merakit, dan menguji sirkuit listrik, yang merupakan keterampilan yang
berharga dalam karir teknik dan teknologi.

3. Energi dan Lingkungan:


-Efisiensi Energi: Sistem pencahayaan yang dikontrol secara otomatis dapat
menghemat energi dengan hanya menyala saat diperlukan, mengurangi konsumsi
energi secara keseluruhan.
-Pengurangan Emisi: Dengan mengurangi konsumsi energi, praktikum ini berpotensi
berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan dampak lingkungan negatif lainnya.

4. Inovasi dan Pengembangan:


-Peningkatan Teknologi: Praktikum semacam ini juga dapat menjadi basis untuk
pengembangan teknologi yang lebih maju, seperti sistem pencahayaan adaptif yang
menggunakan kecerdasan buatan untuk mengoptimalkan pencahayaan berdasarkan
pola penggunaan dan preferensi.
- Kolaborasi Industri-Akademisi: Ada peluang untuk kolaborasi antara perguruan tinggi
dan industri dalam pengembangan teknologi terkait kontrol otomatis dan efisiensi energi.

5. Keselamatan dan Regulasi:


-Keselamatan: Aspek keselamatan harus diperhatikan dalam desain dan implementasi
praktikum ini, termasuk penggunaan tegangan yang aman dan tindakan pencegahan
kebakaran atau kecelakaan listrik lainnya.
- Kepatuhan Regulasi: Sirkuit listrik harus mematuhi standar keselamatan dan
peraturan listrik yang berlaku dalam lingkungan praktikum.

Praktikum ini memiliki potensi untuk tidak hanya memberikan pemahaman yang
mendalam tentang konsep-konsep teknis, tetapi juga untuk mendorong inovasi dalam
pengembangan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
7. DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/embeds/418598031/content?%20start_page=1&view_mode-
scroll&access_key-ke%20y-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
Modul Mesin Listrik GTU101.1 ING - Vers 2011

Anda mungkin juga menyukai