Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal
sebagai pembangkit listrik. Meskipun generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi
motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator
mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi
generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada didalam kabel lilitannya. Hal ini bisa
dianalogikan dengan sebuah pompa air yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan
air didalamnya. Sumber energi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin angin, energi
surya, udara yang dimampatkan, tau energy yang lainnya.

Sistem pembangkit listrik yang sudah umum digunakan adalah mesin generator
tegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin turbin, mesin diesel, atau
mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit listrik dengan generator, karena
factor keandalan dan fluktuasi jumlah beban, maka disediakan dua atau lebih generator yang
dioperasikan dengan tugas terus-menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-generator
tersebut. Penyediaan generator tunggsl untuk pengoperasian terus-menerus adalah suatu hal
yang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau peralatan UPS. Untuk memenuhi
peningkatan beban listrik maka generator-generator tersebutdioperasikan secara parallel antar
generator atau parallel generator dengan sumber pasokan lain yang lenih besar misalnya dari
PLN,sehingga diperlukan pula alat-alat pembagi daya listrik untuk mencegah adanya sumber
tenaga listrik terutama generator yang bekerja parallel mengalami beban lebih mendahului
yang lainnya. Apabila suatu generator yang bekerja secara generator mengalami gangguan,
maka generator tersebut dihentikan, dengan demikian daya lsitrik total yang dibangkitkan
dari generator tersebut menjadi berkurang. Dalam pengoperasian generator yang bekerja
parallel, diperlukan suatu alat pengontrolan yang baik sehingga kontinuitas pelayanan dapat
tercapai.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui lebuh lanjut tentang cara sinkronisasi generator
2.Mengetahui dampak-dampak didalam sinkronisasi generator
3.Mengetahui system proteksi di dalam sinkronisasi generator.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sinkronisasi Pembangkit


Sinkronisasi adalah suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus
Bolak-Balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban adalah transformer
yang akan digabungkan atau diparalel dengan tujuan untuk meningkatkan keandalan dan
kapasitas sistem tenaga listrik, seperti telah dijelaskan pada artikel “metode paralel generator
sinkron”.

Untuk dapat terjadi proses sinkronisasi generator #1 ke busbar, maka dibutuhkan parameter
yang harus terpenuhi oleh generator #1, yaitu:

1. Nilai Tegangan yang sama antara tegangan Generator #1 dengan tegangan busbar.
2. Nilai Frekuensi yang sama antara Generator #1 dan busbar, di Indonesia
digunakan frekuensi 50 Hz.
3. Sudut phase yang sama, vector sudut phase dari generator #1 harus sama dengan
vector sudut phase pada busbar.
4. Phase Sequence yang sama, terminal RST generator #1 harus dihubungkan dengan
terminal RST busbar.
2.2 Jenis Sinkronisasi

Seperti telah dijelaskan diawal, bahwa sinkronisasi adalah proses untuk menyamakan
tegangan, frekuensi, sudut phase dan sequence phase antara 2 sumber daya AC. Maka
berdasarkan arah atau susunan peralatan pada sistem tenaga listrik, sinkronisasi dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu:

Forward Synchronization (sinkronisasi maju), yaitu proses sinkronisasi generator


kedalam sistem atau busbar.
Revers synchronization (sinkronisasi terbalik), biasanya terjadi pada sistem tenaga
listrik disuatu pabrik, dimana suatu jaringan suplai akan digabungkan kedalam suatu jaringan
sistem atau busbar yang ada. Pada kondisi ini tidak dimungkinkan untuk mengatur parameter
sinkron pada sisi incoming (jaringan yang akan disinkronkan), yang terpenting CB (PMT)
dari beban-beban pada jaringan suplai (grid supply) dalam keadaan terbuka.
2.3 Peralatan Instrumentasi Untuk Proses Sinkronisasi

2.3.1 Double Voltmeter


Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari
peralatan yang akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja simultan.

2.3.2 Double Frequency Meter


Menampilkan nilai frekuensi dari kedua sumber AC.

2.3.3 Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari jarum
berputar (rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat di jam 12,
maka sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan kedua sumber
“sefase”, dalam sudut phase yang sama.

2.3.4 Phase Squence Indikator

Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor induksi.
Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar searah jarum jam,
maka dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika berputar sebaliknya ber-
sequence negative atau RTS. Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan
di panel sinkron.

2.4 Syarat-Syarat Proses Sinkronisasi

Sinkronisasi atau menghubungkan parallel atau sejajar perlu dipenuhi tiga syarat untuk
tegangan system-sistem yang akan diparalelkan yaitu :

1. Harus adanya amplitude tegangan yang sama

Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalelkan dengan beban
kosong power factornya

a. Dengan power actor 1 berarti tegangan antara 2 generator presisi sama, jika 2 sumber
tegangan itu berasal dari sumber yang sifatnya statis misalnya dari battery atau
transformator, maka tidak ada arus antar keduanya.namun karena dua sumber merupakan
sumber tegangan yang dinamis (generator) maka power faktornya akan terjadi deviasi
naik turun secara periodic bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya
sedikit perbedaan sudut phasa yang sesekali bergeser karena factor gerak dinamis dari
penggerak.
b. Mempunyai keceptan putar 1501 maka terdapat selisih 1 putaran / menit dengan
perhitungan 1/1500 x 360 derajat, maka terdapat beda pasa 0.24 derajat dan jika dihitung
selisih tegangan sebesar cos phi 0.24 derajat x tegangan nominal (400 v) dan selisihnya
sekitar V dan selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi
antara 2 buah generator tersebut dan sifatnya tarik menarik dan itu tidak membahayakan.
Pada saat dibebani bersama sama maka power factor nya kakan relative sama sesuai
dengan power factor beban. Memang sebaliknya dan idealnya masing-masing generator
menunjukan power factor yang sama. Namun jika terjadi power factor yang berbeda
dengan selisih yang tidak terlalu banyak maka tidak terjadi apa-apa, akibatnya salah satu
generator yang mempunyai nilai power. Factor rendah akan mempunyai nilai arus yang
lebih sedikit tinggi, yang terpenting adalah memperhatikan arus nominalnya dan daya
nominal pada generator.

2. Frekuensi harus sama

Didalam dunia industri dikenal dua buah system frekuensi yaitu 50 Hz dan 60 Hz. Dalam
operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktiasi Karena factor-
faktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi
frekuensi pada minimal 48.5 Hz dan maksimal 51.5 Hz. Namun pada generator pabrik over
frekuensi dibatasi sampai 55 Hz sebagai overspeed. Pada saat hendak parallel dua buah
generator tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika generator mempunyai
frekuensi yang sama persis maka generator tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya
belum sesuai, salah satu harus dikurangi sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan
sudut phasa yang tepat. Setelah dapat disinkronkan dan berhasil sinkron baru kedua generator
mempunyai frekuensi yang sama-sama persis.

3. Sefasa

Merupakan arah putaran dari sepahasa. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan
nama CW(clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (counter clock wise) yang
artinya berlawanan arah jarum jam.
4. Mempunyai sudut phase yang sama

Merupakan kedua phasa dari generator mempunyai sudut phasa yang berhimpit sama atau 0
derajat. Dalam kenyataanya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena
genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama
namun jika dilihat menggunakan synchronopose pasti bergerak dengan labil.

Bilamana salah satu syarat tidak terpenuhi maka antara kedua system yang diparalelkan akan
terjai selisih-selisih tegangan yang dapat menyebabkan arus-arus yang cukup besar sehingga
dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada mesin. Dalam praktek ada suatu alat yang
dapat mengecek ketiga syarat tersebut diatas disebut sinkronoskop. Diantara sinkronoskop
lampu, pengukur volt nol, dan osilograf electron yang dapat dipergunakan sebagai
sinkronoskop.

2.5 Proses Sinkronisasi


Prosedure untuk melakukan proses sinkronisasi dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Hidupkan synchronizing switch untuk memulai proses parallel
a. Untuk proses parallel secara manual
Synchronizing switch diposisikan pada manual
b. Untuk proses paralle secara otomatis
Synchronizing switch diposisikan pada posisi auto
2. Mengatur voltage adjuster untuk menyamakan tegangan line dengan generator sambil
mengatur diff. voltage meter.
3. Mengatur speed adjuster utnuk menyamakan frekuensi line dengan generator sambil
mengamati synchronizing meter sampai bergerak searah jarum jam dengan putaran
lambat 0.2 Hz atau (1 putaran dalam 5 detik).
a. Jika dilkukan dengan manual, maka pada saat jarum sinkron berada pada posisi 5
sampai dengan 10 derajat sebelum mencapai titik puncak (posisi jam 12) dengan
menggerakkan tuas CB pada posisi ON untuk melakukan parallel
b. Jika dilakukan secara automatic, maka proses sinkronisasi akan bekerja sendiri.
BAB III
PEMASANGAN KABEL (WIRING) PANEL SYNCRONIZER

Pemasangan kabel (wiring) panel synchronizer dilaksanakan pada :


Hari / Tanggal : Selasa, 14 Februari 2023
Tempat : Lab. Hycom BBPPMPV BMTI Cimahi
Pelaksana : Peserta diklat Program Upskilling & Reskilling Pelatihan
Pemasangan Komponen Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga
Mini Hydro On Grid
Alat dan bahan
Alat :
- Obeng + dan –
- Pengupas kabel
- Tang skun/crimping
- Kunci sok
- Tang potong
Bahan :
- Kabel Nyaf 0.75 mm
- Kabel Nyaf 4 mm
- Skun / sepatu kabel
- Mcb 3 fasa
- Fuse 5 A
- Fase failure
- Reverse power relay
- Kontaktor
- Relay
- Automatic voltage regulator
- Terminal block
- Kabel duct
- Pilot lamp
- Push button
- Potensio meter
- Switch auto/man
- Power vactor controller
- Box panel
Alat ukur :
- Multimeter
- Tang ampere
- Frequensi meter
- Volt meter digital
- Ampere meter digital
- Zero volt meter
- Synchronous meter
- Cos phi meter
- Current transformator
Alat K3:
- Rompi
- Safety shoes
- Helm
Langkah – langkah pemasangan kabel (wiring):
1. Petakan/rencanakan letak masing – masing komponen yang akan dipasang
2. Bor dinding/pintu panel sebagai dudukan / pegangan baut untuk meletakkan
komponen yang akan dipasang pada dinding panel
3. Pasang/posisikan semua komponen pada dinding dan pintu panel sesuai dengan yang
telah dipetakan/rencanakan.
4. Pemasangan kabel dimulai dari gambar kerja halaman 1
5. Baca gambar dan mulai memasang skun(sepatu kabel) pada kabel yang akan dipasang
6. Hal serupa dilakukan sampai dengan gambar kerja halaman 5
7. Setelah selesai pemasangan kabel lakukan commissioning terhadap pemasangan
kabel.
8. Jika pemasangan sudah benar, sambungkan panel syncron dengan panel DLC dan
sumber PLN. Antara terminal generator dan terminal system (PLN)
9. Lakukan uji coba syncron dan catat hasilnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dalam menjalankan atau memberikan supply listrik yang besar maka tidak cukup jika hanya
dipenuhi oleh sebuah generator saja, oleh karena itu diperlukan beberapa generator, yang
kerjanya dihubungkan dengan generator lainnya atau dihubungkan secara parallel, dan juga
digabungkan dengan pembangkit listrik yang memiliki supply listrik yang besar. Seperti
sebuah gardu menyimpan PLN. Maka untuk itu alat pembagi daya harus ada pada sebuah
generator parallel, generator yang satu dengan yang lain tidak terjadi kesetimbangan beban
daya. Karena apabila tidak ada keseimbangan daya pada generator yang satu dengan yang
lain maka akibatnya mesin generator akan cepet rusak.

4.2 Saran

Kebutuhan akan energi sangatlah banyak, dikarenakan disetiap manusia dimuka bumi
sangatlah bergantung pada apa yang namanya listrik, dan untuk itu alangkah baiknya dalam
memenuhi kebutuhan energi ini, diharapkan manusia juga memikirkan untuk mencari energi
alternatif, untuk cadangan dari energi yang ada pada ssat ini. Karena yang kita ketahui
bersama bahwa dalam pemenuhannya, kita harus mengorbankan energi lainnya yang bisa
merusak bumi. Seperti bahan bakar fosil dan gas yang jumlahnya terbatas dan akan habis,
namun untuk ketersedian kembalinya membutuhkan waktu yang lama.
Lampiran (Dokumentasi)

Anda mungkin juga menyukai