Anda di halaman 1dari 17

MODUL PEMBELAJARAN

KODE : TITL C3.18.A

PEMASANGAN LISTRIK TIGA FASA

PROGRAM KEAHLIAN : KETENAGALISTRIKAN


MATA PELAJARAN : INSTALASI TENAGA LISTRIK

1
A. Kompetensi Dasar (KD)
3.11 Memahami prosedur pemasangan Instalasi tenaga listrik 3 fasa.
4.11 Memasang Instalasi Tenaga Listrik 3 fasa

I. Kegiatan Belajar 1

A. TEORI DASAR LISTRIK 3 FASA

1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran

 Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat menjelaskan


Teori Dasar instalasi listrik 3 fasa secara komprehensif dan aplikasinya

2 Pengertian Dasar
Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan
nama sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan simbol “R”, “S” , “T”
untuk tiap penghantar phasenya serta simbol “N” untuk penghantar netral. Listrik 3-
phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang
mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree.
Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini : Tegangan
antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah
Voltage line to line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau
Voltage line to netral). Sistem tegangan yang digunakan PLN pada trafo distribusi
JTR (380V/220V), dengan titik netral ditanahkan. http://alidwiw.blogspot.com/p/v-
behaviorurldefaultvmlo.html

Gambar 1
Di Indonesia, sistem 3 phase umumnya diterapkan pada jaringan listrik yang disuplai

2
oleh PLN mulai dari pembangkit sampai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang
berada di depan rumah pelanggan. Pelanggan listrik perumahan dengan daya dibawah
3500VA, menerima aliran listrik system 1 phase dengan menggunakan 2 penghantar
yaitu kabel phase dan netral. Sedangkan pelanggan listrik daya diatas 3500VA, baik
perumahan atau industry, akan menerima aliran listrik 3 phase dengan menggunakan
4 penghantar yaitu 3 penghantar phase dan 1 netral. Sistem 3 phase yang diterapkan
PLN menggunakan tegangan 380V. Tetapi ada juga industry yang mempunyai
pembangkit sendiri menggunakan tegangan 400VAC, 480VAC atau 690VAC.

MENGAPA ADA SISTEM 3 PHASE :

Sistem 3 phase dikembangkan karena memiliki keunggulan yaitu daya yang


ditransmisikan bisa lebih besar dibanding system 1 phase dengan besar penghantar
dan arus listrik yang sama. Karena itu mulai dari pembangkitan sampai distribusi,
sistem 3 phase ini digunakan. Pada motor listrik, system 3 phase memberikan daya
torsi motor yang lebih besar dibandingkan dengan motor 1 phase. Dengan medan
magnet berputar yang dihasilkan sistem 3 phase dengan arah dan besaran konstan
yang disederhanakan, maka akan menyederhanakan disain atau konstruksi motor
listrik.
http://infopromodiskon.com/news/detail/210/memahami-sistem-3-phase-dalam-
kelistrikan.html

Gambar 2
Listrik 3 phase umumnya bertegangan 380 Volt dan Menggunakan 4 kabel SR
sebagai penghantar arus. tiga di antara nya adalah Arus listrik positive dan satu arus
listrik negative. Ciri kabel SR penghantar arus listrik negative adalah hitam polos.
Dan ciri kabel phase 1, phase 2, phase 3 (L1, L2 dan L3) memiliki satu garis halus
untuk phase 1 (Line satu) untuk phase 2 memiliki dua garis halus untuk Line 2 dan
ciri kabel phase 3 di tandai dengan 3 garis halus pada kulit kabel.
Mengetahui warna dan kegunaan kabel listrik 3 phase

Menurut standar IEC 60446

3
FASA NETRAL GROUNDING

Gambar 3
Menurut AS/NZS 3000

FASA NETRAL GROUNDING

Gambar 4

Menurut BS 7671

FASA NETRAL GROUNDING

Gambar 5
Menurut PUIL 2000
FASA NETRAL GROUNDING

Gambar 6

4
Tegangan listrik 3 phase terbagi menjadi 2 jenis Tegangan (volt)
Tegangan antar phase yaitu voltage phase to phase (vpp)
Tegangan phase ke netral yaitu Voltage phase to netral (vpn)
Listrik 3 phase pada panel listrik biasanya di tandai dengan tulisan R S T N Dimana
R S T adalah Line 1, Line 2, Line 3. Dan N adalah neutral.
L = Line = Arus listrik positive
N = neutral = Arus listrik negative.

Gambar 7

Listrik 3 phase di gunakan oleh Perusahaan, mall, hotel dll (pengguna listrik
kapasitas besar) Listrik 3 phase di gunakan untuk mengerakkan men-suply arus listrik
ke mesin atau motor=penggerak seperti dinamo dengan kapasitas besar dan
memerlukan listrik 3 phase (R S T N).
https://tukanglistrikpulaubatam.blogspot.com/2017/04/pengertian-listrik-1-phase-2-
phase-3-phase.html

Keuntungan menggunakan tegangan tiga phase AC

Keuntungan menggunakan tegangan tiga phase AC untuk transmisi dan distribusi


daya listrik adalah:
 Penghematan penampang tembaga / cooper (atau mungkin pemakaian
aluminium) yang diperlukan untuk penghantar / konduktor pada sistem tiga
phase untuk menyalurkan daya yang dihasilkan pada tegangan yang
diberikan lebih dari jarak tertentu daripada untuk sistem fasa-tunggal yang
sederhana.
 Motor tiga phase memiliki banyak keunggulan dibandingkan motor phase
tunggal, termasuk ukurannya yang lebih kecil, keluaran torsi yang stabil, dan
kemampuan untuk self-start.

5
 Ketika terhubung secara paralel, generator phase tunggal banyak
kekurangan / kesulitan, ini yang tidak terjadi dengan tiga phase generator
http://abi-blog.com/tegangan-tiga-phase/

PERBANDINGAN DENGAN TEGANGAN 1 FASA

Kelebihan jaringan listrik 1 fasa


 Murah biaya operasional
 Mudah pemakaiannya karena hanya terdiri dari 2 kawat
Kekurangan jaringan listrik 1 fasa
 Hanya terbatas pada skala rumah tangga
 Untuk generator 1 fasa memiliki ukuran yang relatif besar
Contoh perangkat listrik yang menggunakan sistem 1 fasa : kulkas, tv, radio.
dll
Kelebihan jaringan listrik 3 fasa :
 Dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu masing-masing bagian 1 fasa
 Bisa digunakan untuk perangkat listrik 1 fasa yang mengambil sumber listrik
dari 1 diantara 3 fasa dan netral / 0
 Digunakan untuk peralatan dengan beban yang besar / skala industri
Kekurangan jaringan listrik 3 fasa :
 Biaya operasional yang mahal
Contoh perangkat listrik yang menggunakan sistem 3 fasa : motor 3 fasa,
filter 3 fasa, kontaktor 3 fasa\\\\

B. Rangkuman 1

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3


penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120
degree. Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini : Tegangan
antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage
line to line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to
netral)

6
7
II. Kegiatan Belajar 2

A. PEMASANGAN LISTRIK 3 FASA

1 Tujuan Kegiatan Pembelajaran

 Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat menerapkan


pemasangan instalasi listrik3 fasa

2 Tujuan ketentuan umum instalasi listrik

Sesuai dengan maksud dan tujuan PUIL, instalasi listrik tenaga harus
direncanakan, dipasang , diperiksa dan dipelihara agar :

a. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik,


b. Terjamin keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik,
c. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya,
d. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik;
e. Tercapainya perlindungan lingkungan kerja yang baik, efisien dan nyaman

3 Ketentuan umum instalasi listrik


a. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui;
b. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, diperiksa dan
dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah
penjalaran kebakaran
c. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang pada instalasi harus;
 Memenuhi ketentuan standar yaitu harus tercantum dengan jelas tanda kesesuaian
standar dan tanda pengenalnya: nama dan logo pembuat, tegangan, daya dan/arus
pengenal. Data teknis lain yang disahkan SNI
 Memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam keadaan berfungsi,
dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.
d. Instalasi listrik harus dilengkapi dengan proteksi untuk keselamatan, meliputi:
 Proteksi dari kejut listrik
 Proteksi dari efek termal
 Proteksi dari arus lebih

8
 Proteksi dari arus gangguan
 Proteksi dari tegangan lebih
e. Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa, diuji
dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan. Yang memenuhi ketentuan PUIL 2000 diberi
sertifikat.
f. Perencana, pemasang, dan pemeriksa instalasi listrik harus memiliki izin dan harus
menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya
di bidang ketenagalistrikan.

4 Ketentuan Umum Perlengkapan


a. Perlengkapan listrik harus tidak berbahaya dan harus tahan terhadap
kerusakan mekanik, termis, dan kimiawi
b. Selungkup dan rangka logam harus dilengkapi dengan sekerup dan terminal untuk
pembumian.
c. Pada setiap perlengkapan listrik harus tercantum dengan jelas penandaan sesuai
ketentuan SNI

5 Ketentuan Umum Pemasangan


a. Perlengkapan listrik harus dipasang secara baik sehingga pelayanan
pemeriksaan dan pemeliharaan mudah dan aman.
b. Perlengkapan listrik harus dipasang, dihubungkan dan
diamankan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan bahan yang mudah terbakar
menyala;
c. Selungkup dan rangka logam perlengkapan harus dibumikan secara baik dan tepat;
d. Gagang pelayanan dari logam atau sejenisnya sama sekali tidak boleh
bertegangan dan oleh karenanya harus dihubungkan dengan selungkup dan rangka itu
secara baik dan tepat;
e. Pelayanan dan pengendalian piranti harus dilakukan dengan pertolongan sakelar
oleh karenanya harus dihubungkan dan diputuskan dengan sakelar tersebut, kecuali
untuk lampu, piranti kecil atau kumpulan daripadanya yang bersama-sama mempunyai
daya tidak lebih dari 1,5 kW

6 Ketentuan PHB Utama


a. Penataan PHB
 Ditata dan dipasang rapi dan teratur di tempat yang leluasa, sehingga
memudahkan pencapaian, pengoperasian, pemeriksaan dan pemeliharaan;
 Penyambungan saluran masuk dan keluar harus menggunakan terminal, sehingga

9
penyambungannya dengan komponen mudah, teratur dan aman.
 Terminal kabel kendali harus terpisah dari terminal saluran daya
 Sambungan dan hubungan penghantar harus memenuhi persyaratan;
 Penataan dan pemasangan komponen harus rapi dan mengikuti petunjuk pabrik;
 Semua mur baut dan komponen dari logam dan berfungsi sebagai
penghantar harus dilapisi logam pencegah karat untuk menjamin kontk listrik
yang baik.

b. Penandaan PHB
 Tiap penghantar fase, penghantr netral dan penghantar pengaman atau rel
pembumian harus dapat dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda
lain sesuai ketentuan PUIL 2000;
 arus dipasang bagan listrik PHB yang mudah dilihat;
 Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambang yang jelas;
 Tanda harus dipasang dengan jelas tidak mudah dihapus sehingga terlihat pada
klompok mana perlengkapan disambungkan dan pada terminal mana setiap
fase dan netral dihubungkan.

c. Pemasangan saklar masuk

 Pada sisi penghantar masuk PHB yang berdiri sendiri harus dipasang setidak-
tidaknya satu sakelar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidaktiaknya
dipasang satu proteksi arus.
 Sakelar masuk untuk memutuskan suplai PHB harus mempunyai
kemampuan minimal 10A dan harus tidak kurang dari KHA penghantar masuk;
 Sakelar masuk dapat diganti dengan pemisah, asalkan pada setiap sirkit keluar
dipasang sakelar keluar.
d. Pemasangan sakelar keluar pada rangkaian PHB jika rangkaian tersebut
:
 Mensuplai 3 buah atau lebih PHB yang lain;
 Dihubungkan ke 2 buah atau lebih motor/perlengkapan listrik yang lain berdaya lebih
dari 1,5 kW;
 Dihubungkanke 3 buah atau lebih kotak kontak yang masing-masing
mempunyai arus pengenal lebih 16 A;
 Mempunyai arus nominal 100A atau lebih

e. Pengelompokan perlengkapan rangkaian


PHB utama fasa tiga, yaitu PHB yang mempunyai banyak rangkaian keluar fase
10
tunggal dan fase tiga, alat pengaman, sakelar harus dikelompokkan sehingga :
 Tiap kelompok melayani sebanyak-banyaknya enam rangkaian,
 Kelompok perlengkapan instalasi tenaga terpisahdari kelompok
perlengkapan instalasi penerangan
 Kelompok perlengkapan fase tunggal, fase dua dan fase tiga merupakan
kelompok sendiri yang terpisah
f. Ketentuan Tentang Penempatan PHB
 PHB harus ditata dan dipasang sedemikian hingga pemeliharaan dan
pelayanan mudah dan aman dan mudah dicapai;
 PHB harus dipasang di tempat yang jelas terlihat,mudah dicapai dan harus
dilengkapi dengan tanda pengenal dan penerangan yang cukup;
 PHB tegangan menengah harus dipasang dalam ruang kerja listrik atau ruang
kerja terkunci;
 PHB tertutup pasangan luar harus dipasang di tempat yang cukup tinggi
sehingga tidak akan terendam pada waktu banjire harus cukup kuat.
g. PHB instalasi listrik tenaga yang terdiri dari :

 Saklar pemisah utama,


 Pengaman utama,
 Rel pembagi (busbare)
 Pengaman hantaran cabang
 Saklar pemisah hantaran cabang
 Alat ukur faktor daya (cos φ meter)
 Alat ukur arus (ampere meter)
 Alat ukur tegangan (volt meter)

h. Prosedur Pemasangan Instalasi Listrik Tenaga


1) Berdasarkan PUIL-2000 menjelaskan tentang batasan dan macam-macam
gambar yang harus direncanakan sehubungan dengan pemasangan instalasi
listrik adalah :
a) Gambar situasi, meliputi letak bangunan yang akan dipasang dan rencana
penyambungan jaringan PLN.
b) Gambar instalasi, terdiri dari : rencana penempatan peralatan listrik, seperti
titik lampu, sakelar, kotak-kontak, PHB, dan sebagainya;rencana
penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayannya, seperti sakelar
dengan lampu, motor dan pengasutnya, dan lain-lain; data teknis peralatan
yang akan dipasang, dan sebagainya.
c) Diagram instalasi garis tunggal, yang menjelaskan : diagram PHB, beban
11
terpasang, ukuran dan jenis penghantar, dan sistem pentanahan.
d) Gambar rincian keterangan, mencakup : ukuran fisik, cara pemasangan alat
listrik, cara pemasangan kabel, dan cara kerja alat kontrolnya (jika
memungkinkan).
i. Persyaratan Pemasangan Instalasi Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)

1. Komponen Intalasi PHB


Komponen instalasi perlengkapan hubung bagi meliputi :

a) Panel Hubung Bagi


b) KotakKontak.
c) Kotak Kontak Biasa
d) Kotak Hubung Bagi.
e) PHB harus dipasang :

 Terlihat rapi, teratur.


 Pada ruang yang cukup luas untuk operasi dan pemeliharaannya,
tanpa bantuan tangga, meja atau perkakas lainnya.
f) Penyambungan penghantar pada PHB :

 Harus menggunakan terminal, kecuali sudah tersedia sarana


sambung pada PHB.
 Rel terminal kabel mfesuk harus terpisah dari rel sambungan
daya.
 Jika dipasok dari 2 sumber yang berbeda sirkuit suplai harus
diberi jarak minimal 5 cm.
 Tersedia ruang yang cukp luas, untuk pemeliharaan,
pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan tidak mengganggu lalu
lintas.
 Untuk PHB dalam ruang khusus mengikuti ketentuan pada
gambar.
 Semua mur, baut dan komponen penyambungan yang terbuat
dari logam yang dipakai untuk konstruksi sambungan pada PHB
harus terbuat dari / atau dilapisi logam pencegah karat, guna
menjamin kontak listrik yang sempurna.
 Sambungan dua jenis logam yang berlainan harus
menggunakan konektor khusus (bimetal).

2. Penandaan Pada Konstruksi Instalasi PHB

a) Tanda-tanda/identifikasi, tujuan pelayanan/sirkit, harus terlihat


jelas/tidak mudah dihapus, lengkap dengan bagan satu garis dengan

12
keterangannya.
b) Tanda-tanda warna, setiap fasa, netral, pembumian harus jelas dan
nyata.

3. Pemasangan Sakelar Masuk PHB

a) PHB minimal harus dipasang satu sakelar masuk, sedangkan pada


setiap penghantar keluar setidaknya dipasang satu sakelar pengaman
(proteksi) arus (pengaman lebur, MCB, MCCB atau sejenisnya)
b) Batas kemampuan sakelar masuk minimal 10 A dan arus minimum
sama dengan KHA penghantar.
c) Sakelar masuk tidak perlu dipasang pada kondisi:

 Berjarak 5 meter dari PHB hulunya


 Diganti pemisah namun pada sirkit keluar dipasang sakelar keluar.
 Bantuan dari sakelar bantu

Pada prinsipnya pada suatu instalasi PHB harus ada sakelar untuk
memutus beban dan satu proteksi arus

4. Pemasangan Sakelar Keluar PHB

Sakelar rangkaian keluar PHB harus dipasang pada instalasi jika :


a) Mensuplai minimal 3 PHB disisi hilir.

b) Memasok 3 motor atau lebih dengan daya minimal diatas 1,5 kw dalam
ruang yang sama.
c) Rangkaian keluar mempunyai arus nominal minimal 100 A.

5. Konstruksi Rangkain Keluar PHB


Jumlah rangkaian keluar PHB dibatasi dan diatur :
a) Maksimum 6 rangkaian keluar.
b) Kelompok penerangan tersendiri.
c) Kelompok instalasi tenaga tersendiri.
d) Sambungan fasa tunggal/fasa tiga masing-masing tersendiri

6. Konstruksi Peletakan Pengaman Lebur dan Sakelar

a) Pada rangkaian masuk, pengaman lebur di pasang sesudah


sakelar.
b) Pada rangkaian keluar, pengaman lebur dipasang sesudah
13
sakelar.
c) Konstruksi pengkabelan harus dihindarkan adanya induksi
magnetik yang menyebabkan panasnya kerangka pelindung
akibat arus pusar.
7. Konstruksi Alat Pemisah

a) Pemisah harus di pasang pada rangkaian masuk dan semua


rangkaian keluar.
b) Pemisah harus dipasang pada kedua sisi pemutus (lihat gambar
4.4), Tanda "buka" (0) dan "tutup" (1) harus ter lihat jeias.
c) Konstruksi pemisah tidak boleh terbuka sendiri akibat getaran
dan tidak boleh terbuka sendiri akibat gaya beratnya sendiri.

Gambar 8 Diagram satu garis instalasi PHB

8. Jarak Minimum Bagian Konduktif Tak Berisolasi

Jarak minimum bagian konduktif dengan bagian konduktif lain, dengan BKT
harus sekurang-kurangnya 5 cm + 2/3 x kV sistem = 5 cm + 2/3 x 1 kV = 6 cm
(untuk tegangan rendah), kecuali jarak dengan bagian belakang PHB.
9. Konstruksi Sambungan Pembumian Pada PHB

Sambungan kabel pembumian pada PHB harus memperhatikan


sistem pembumian yang dianut.
a Bila rel proteksi pada PHB utama dihubung ke rel netral (sistem TNC), rel
tersebut hams dibumikan.
b Bila rel proteksi pada PHB utama terpisah dari rel netral (sistem TT), maka
hanya rel proteksi saja yang dibumikan.
c Bila sakelar masuk dilengkapi GPAS/ELCB, rel netral tidak bolah
dibumikan.
14
B. Rangkuman 2

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan
juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1
fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang
lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, Listrik 3 phase perlu di instal
menggunakan panel listrik 3 phase. Panel listrik 3 phase adalah sebuah perangkat yang
berfungsi membagi, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari sumber/pusat
listrik kekonsumen/pemakai.
Panel distribusi tegangan rendah (low voltage main distribution panel) adalah
pusat pendistribusian power tenaga listrik sebelum di salurkan ke pengguna tenaga
listrik,apakah itu sebuah gedung perkantoran, hotel, apartement, pabrik.Panel ini biasanya
ditempatkan tepat di keluaran sumber atau power tenaga listrik, baik power listrik tersebut
berasal dari Trafo PLN ,Generator Set (genset). • Ada juga panel yang dinamakan Panel
Tenaga. Panel tenaga berfungsi mendistribusikan, membagi dan menyalurkan tenaga listrik
dari panel induk tengangan rendah sampai dengan kebeban, misalnya motor2 listrik 3 fasa

15
DAFTAR PUSTAKA

http://alidwiw.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://infopromodiskon.com/news/detail/210/memahami-sistem-3-phase-dalam-
kelistrikan.html
https://tukanglistrikpulaubatam.blogspot.com/2017/04/pengertian-listrik-1-phase-2-phase-
3-phase.html
http://abi-blog.com/tegangan-tiga-phase/
https://rejekiinsanmandiri.blogspot.com/2017/08/instalasi-listrik-3-phase-definisi.html
https://akhdanazizan.com/instalasi-listrik-3-phase/
https://downloadtabelbaja.wordpress.com/2018/04/25/panel-listrik-3-phase/
Margiono Abdilah,Listron Surya Teknik, 2018

16
PERISTILAHAN/GLOSSARY

alternating current : arus bolak balik


Voltage phase to netral : tegangan phase ke netral
Voltage line to line : teganga fasa ke fasa.

17

Anda mungkin juga menyukai