Anda di halaman 1dari 4

6/30/2021 Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan – Amanitekno

Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan

Listrik AC dan DC

Kelistrikan secara umum ada 2 jenis berdasarkan sifat gelombangnya yaitu listrik AC (alternating
current) atau arus bolak-balik dan listrik DC (direct current) atau arus searah. Pada listrik AC ada 2
macam sistem 1 fasa dan 3 fasa.

Tegangan AC (Alternating Current)/bolak-balik



Listrik arus bolak-balik. Dinamakan demikian
AC adalah singkatan dari Alternating Current, yaitu
karena listrik ini mempunyai bentuk gelombang sinusoidal. Artinya adalah listrik ini mempunyai
polaritas yang berubah-ubah antara kutub positif dan negative.

Pengertian 1 Phase / Fasa Tunggal


Di dunia kelistrikan, pada listrik AC ini
ada 2 sistem yang dikenal yaitu system 1 phase atau biasa
disebut dengan single phase dan 3 phase. Tegangan 1 phasa adalah instalasi listrik yang
menggunakan dua kabel penghantar yaitu 1 kabel di fungsikan phasa dan 1 kabel lagi di fungsikan
sebagai netral. Lihat pembahasan lebih lengkap di “Pengertian 1 Phase dalam Kelistrikan”.

Di Indonesia, sistem 1 phase ini mempunyai tegangan 220VAC. Sedangkan di berbagai negara, besar
tegangan 1 phase ini bervariasi. Untuk lebih detilnya dapat di lihat di “daftar table tegangan 1 phase”.

Pengertian 3 Phase / 3 Fasa


Untuk memenuhi kebutuhan dalam suplai daya listrik, sistem 1 phase dikembangkan menjadi 3
phase. Sistem ini menggunakan 3 gelombang sinusoidal yang mempunyai perbedaan sudut phase
masing-masing 120 derajat. Berikut adalah gambaran mengenai gelombangnya.

Di Indonesia, sistem 3 phase umumnya diterapkan pada jaringan listrik yang disuplai oleh PLN mulai
dari pembangkit sampai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang berada di depan rumah pelanggan.

Pelanggan listrik perumahan dengan daya dibawah 3500VA, menerima aliran listrik system 1 phase
dengan menggunakan 2 penghantar yaitu kabel phase dan netral. Sedangkan pelanggan listrik daya
diatas 3500VA, baik perumahan atau industry, akan menerima aliran listrik 3 phase dengan
menggunakan 4 penghantar yaitu 3 penghantar phase dan 1 netral.

Sistem 3 phase yang diterapkan PLN menggunakan tegangan 380V. Tetapi ada juga industry
yang mempunyai pembangkit sendiri menggunakan tegangan 400VAC, 480VAC atau 690VAC.

https://www.amanitekno.com/memahami-sistem-3-phase-dalam-kelistrikan/ 1/4
6/30/2021 Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan – Amanitekno

Hubungan bintang (“Y” atau star)


Ciri khas dari hubungan star ini adalah symbol menyerupai huruf alphabet Y terbalik. Pada rangkaian
bintang/star ini memiliki titik tengah (dalam hal ini =x), yang biasanya dihubungkan dengan
penghantar Netral.

Bila tegangan kerja 380VAC, maka dapat diartikan bahwa:

Tegangan Phase to phase

Titik a – c: 380VAC
Titik a – b: 380VAC
Titik c – b: 380VAC

Tegangan Phase to netral

Titik a – x: 220VAC
Titik b – x: 220VAC
Titik c – x: 220VAC

Berikut ini adalah gambar rangkaian star/bintang

Dalam hubungan bintang ini, jika hambatan atau beban listriknya seimbang (Ra = Rb = Rc) dan
disuplai oleh tegangan listrik yang sama besar, maka akan menghasilkan arus phase yang sama dan
akibatnya titik “X” yang dihubungkan ke penghantar netral akan mempunyai arus nol.

Hubungan Delta
Ciri khas dari hubungan delta ini adalah symbol segitiganya. Pada rangkaian delta ini tidak terdapat
titik tengah sebagai pusat/netral. Bila titik-titik ujungnya di ukur maka ini akan mengukur phase to
phase. Bila tegangan kerja 380VAC, maka dapat diartikan bahwa:

Titik a – c: 380VAC
Titik a – b: 380VAC
Titik c – b: 380VAC

Berikut ini adalah gambar rangkain delta

https://www.amanitekno.com/memahami-sistem-3-phase-dalam-kelistrikan/ 2/4
6/30/2021 Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan – Amanitekno

System 3 phase diterapkan mulai dari motor listrik, transformer/trafo, generator, system transmisi,
power distribution/distribusi tenaga.

Mengapa Ada Sistem 3 phase?


Sistem 3 phase dikembangkan karena memiliki keunggulan yaitu daya yang ditransmisikan bisa lebih
besar dibanding system 1 phase dengan besar penghantar dan arus listrik yang sama. Karena itu
mulai dari pembangkitan sampai distribusi, sistem 3 phase ini digunakan.

Pada motor listrik, system 3 phase memberikan daya torsi motor yang lebih besar dibandingkan
dengan motor 1 phase. Dengan medan magnet berputar yang dihasilkan sistem 3 phase dengan arah
dan besaran konstan yang disederhanakan, maka akan menyederhanakan disain atau konstruksi
motor listrik.

Penggunaan Warna Kabel 3 Phase


Secara keseluruhan, sistem 3 phase ini mempunyai 4 penghantar atau kabel yaitu: 3 kabel untuk
phase L1, L2, L3 dan netral serta ditambah kabel ke-5 yang berfungsi sebagai grounding.
Penggunaan warna kabel ini telah diatur oleh standar nasional dan internasional. Berikut ini adalah
rangkuman table yang mengatur colour coding/kode warna kabel.

https://www.amanitekno.com/memahami-sistem-3-phase-dalam-kelistrikan/ 3/4
6/30/2021 Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan – Amanitekno

Referensi

IEC 60446 Identification of conductors by colours or alphanumerics


AS/NZS 3000 Electrical Installations
BS 7671 Requirements for Electrical Installations
PUIL (2011) Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011

Itulah pemahaman dasar mengenai system 3 phase dan beberapa standar yang bisa dijadikan
referensi dalam menentukan warna kabel berdasarkan fungsinya. Secara umum, kita menggunakan
PUIL sebagai acuan nasional. Tapi tidak tertutup kemungkinan ada instalasi listrik yang menggunakan
standar international dalam instalasi listriknya, sesuai dengan permintaan pengguna.

https://www.amanitekno.com/memahami-sistem-3-phase-dalam-kelistrikan/ 4/4

Anda mungkin juga menyukai