Anda di halaman 1dari 18

Mengenal Sistem 3-Phase pada Instalasi Listrik

Ditulis oleh Administrator2 pada Senin, 01 Oktober 2018 | Dilihat 43561 kali

Mengapa Digunakan Sistem 3 Phase?

Catatan Admin: Artikel ini adalah migrasi dari artikel dengan judul dan isi yang sama,
sebelumnya berada di InstalasiListrikRumah.com

Sering dijumpai beberapa pertanyaan mengenai sistem 3-phase yang diaplikasikan pada
sistem kelistrikan PLN:

 Apa itu sistem 3 phase?

 Mengapa kabel listrik yang disambung ke instalasi listrik rumah terdiri kabel phase
dan kabel netral?

 Mengapa kabel phase bertegangan sedangkan kabel netral tidak bertegangan?

 Mengapa ada arus netral yang datang dari jaringan listrik PLN?

Semuanya kita coba ulas artikel ini.

Tetapi terus terang, tulisan ini dibuat sebagai nice to know saja. Isinya tidak rumit-rumit
dengan rumus atau teori yang mendalam. Walaupun begitu, kami berusaha sebaik mungkin
membuatnya lebih mudah dimengerti oleh pembaca yang merasa awam soal listrik. Mudah-
mudahan cukup bermanfaat dan mencerahkan.
Mari kita ulas mendalam

Sistem 3-Phase dan Kelebihannya

Hampir seluruh perusahaan penyedia tenaga listrik menggunakan sistem listrik 3-phase.
Sistem ini diperkenalkan dan dipatenkan oleh Nikola Tesla pada tahun 1887 dan 1888.

Sistem ini secara umum lebih ekonomis dalam penghantaran daya listrik, dibanding dengan
sistem 2-phase atau 1-phase, dengan ukuran penghantar yang sama. Dikatakan ekonomis
karena sistem 3-phase dapat menghantarkan daya listrik yang lebih besar.

Demikian juga peralatan listrik yang besar, seperti motor-motor listrik, lebih bertenaga
dengan suplai 3 phase.

Aplikasi pada PLN

PLN mengaplikasikan sistem 3-phase dalam keseluruhan sistem kelistrikannya, mulai dari
pembangkitan, transmisi daya hingga sistem distribusi.

Agar lebih jelas, sistem kelistrikan PLN secara umum dibagi dalam 3 bagian besar :

1. Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik

Terdiri dari pembangkit-pembangkit listrik yang tersebar di berbagai tempat, dengan jenis-
jenisnya antara lain:

 PLTA (menggunakan sumber tenaga air)

 PLTU (menggunakan sumber batubara)

 PLTG (menggunakan sumber dari gas alam)

 PLTGU (menggunakan kombinasi antara gas alam dan uap).

Pembangkit-pembangkit tersebut mengubah sumber-sumber alam tadi menjadi energi


listrik.

2. Sistem Transmisi Daya

Energi listrik yang dihasilkan dari berbagai pembangkit tadi harus langsung disalurkan.
Karena energi listrik sebesar itu tidak bisa disimpan dalam baterai. Akan butuh baterai
kapasitas besar untuk menyimpan energi sebesar itu dan tentu akan tidak ekonomis.

Sebagai gambaran, accu 12Vdc dengan kapasitas 50Ah akan menyimpan energi listrik
maksimal kira-kira 600 Watt untuk pemakaian penuh selama 1 jam. Sedangkan total
pemakaian daya listrik untuk jawa-bali bisa melebihi 15,000 MW (15,000,000,000 Watt).
Jadi.Berapa besar baterai untuk penyimpanannya?
Baca juga:

Jenis Baterai yang Sesuai untuk System Panel Surya

Untuk itulah suplai energi listrik bersifat harus sesuai dengan permintaan saat itu juga (real
time demand) dan tidak disimpan. Karena itu sistem transmisi daya listrik dibangun untuk
menghubungkan pembangkit-pembangkit listrik yang tersebar tadi dan menyalurkan
listriknya langsung saat itu juga ke pelanggan-pelanggan listrik.

Saluran penghantarannya terbagi atas:

 SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) dengan tegangan 500kV

 SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) dengan tegangan 70kV dan 150kV

Saluran transmisi SUTET dan SUTT mudah dikenali karena pastinya nggak asing dech dengan
bentuknya yang kaya menara itu ya..

Di Jawa-Bali, sistem transmisi daya listrik ini diatur oleh P3B (Penyaluran dan Pusat
Pengaturan Beban) Jawa-Bali yang berlokasi di daerah Gandul, Cinere, Bogor.

3. Sistem Distribusi Daya Listrik

Dari sistem transmisi daya tadi, listrik akan sampai ke pelanggan-pelanggannya (terutama
perumahan) dengan terlebih dahulu melalui Gardu Induk dan kemudian Gardu Distribusi.

Gardu Induk mengambil daya listrik dari sistem transmisi dan menyalurkan ke Gardu-gardu
distribusi yang tersebar ke berbagai daerah perumahan. Dan di dalam gardu distribusi,
terdapat trafo distribusi yang menyalurkan listrik langsung ke rumah-rumah dengan
melewati JTR (Jaringan Tegangan Rendah), yang biasanya ditopang oleh tiang listrik.

Perlu diingat kembali, bahwa sistem kelistrikan yang dihasilkan dari pembangkit sampai JTR
adalah sistem 3 phase.

Teori Sistem 3-Phase

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang
mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree.

Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar tadi :

 Hubungan bintang (Y atau star)

 Hubungan delta.

Sesuai bentuknya, yang satu seperti huruf Y dan satu lagi seperti simbol delta. Tetapi untuk
bahasan ini kita akan lebih banyak membicarakan mengenai hubungan bintang saja.
Sistem 3-Phase Hubungan Bintang dengan tegangan 380/220V

Gambar disamping adalah contoh sistem 3-phase yang dihubung bintang. Titik pertemuan
dari masing-masing phase disebut dengan titik netral. Titik netral ini merupakan common
dan tidak bertegangan.

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini:

 Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang
menggunakan istilah Voltage line to line)

 Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to netral)

Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah adalah yang digunakan PLN pada trafo
distribusi JTR (380V/220V), dengan titik netral ditanahkan.

Untuk memahami lebih lanjut mengenai gelombang sinusidal 3 phase dan rangkaian star-
delta dapat membuka link di bawah ini.

Baca juga:

Memahami Sistem 3 Phase dalam Kelistrikan

Di Indonesia Lebih Dikenal Dengan Nama R-S-T

Umumnya di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan nama sistem R-S-T. karena
memang umumnya menggunakan simbol R, S , T untuk tiap penghantar phasenya serta
simbol N untuk penghantar netral. Netral ini berasal dari trafo step down.

Instalasi Listrik Perumahan Menggunakan Sistem 1 Phase

Kita langsung saja pada sistem yang dipakai PLN. Seperti pada gambar tersebut, di dalam
sistem JTR yang langsung ke perumahan, PLN menggunakan tegangan antar phase 380V dan
tegangan phase ke netral sebesar 220V.

Rumusnya seperti ini :

Vpn = Vpp/3 > 220V = 380/3


Instalasi listrik rumah akan disambungkan dengan salah satu kabel phase dan netral, maka
pelanggan menerima tegangan listrik 220V. Perhatikan pada gambar dibawah ini :

Gambar. Sistem Listrik 3-Phase PLN 380/220V pada Jaringan Distribusi Perumahan

Contoh 3-phase hubungan delta bisa dilihat di sisi primer dari trafo diatas (sebelah kiri).
Sedangkan sisi sekunder (sebelah kiri) terhubung bintang.

Hubungan delta pada umumnya tidak mempunyai netral.

Arus Netral pada sistem 3-phase: Antara Teori dan Praktek

Salah satu karakteristrik sistem 3-phase adalah bila sistem 3-phase tersebut mempunyai
beban yang seimbang, maka besaran arus phase di penghantar R-S-T akan sama sehingga In
(arus netral) = 0 Ampere.

Contohnya pada gambar diatas : misal ketiga rumah tersebut mempunyai beban yang
identik seimbang. Maka arus netral sebagai penjumlahan dari ketiga arus phase tersebut
akan menjadi :

Ir + Is + It = In > Bila beban seimbang maka Ir = Is = It dan In = 0 Ampere

Kok hasilnya bisa nol? Karena sistem penjumlahannya adalah secara penjumlahan vektor,
bukan dengan penjumlahan matematika biasa (jadi bukan 1+1+1=3).

Baca juga:

Pengertian 1 Phase dalam Kelistrikan

Pada prakteknya, beban seimbang dari ketiga phase tadi hampir mustahil dicapai. Karena
beban listrik setiap rumah belum tentu identik.
Bila terjadi ketidakseimbangan beban, maka besar arus listrik setiap phase tidak sama.
Akibatnya arus netral tidak lagi sebesar 0 Ampere. Semakin tidak seimbang bebannya, maka
arus netral akan semakin besar.

Karena sifat arus listrik adalah loop tertutup agar bisa mengalir, maka arus netral tadi akan
mengalir ke instalasi listrik milik pelanggan dan melewati grounding sistem untuk masuk ke
tanah, yang akhirnya mengalir balik ke titik grounding trafo kemudian kembali masuk ke
instalasi listrik rumah, demikian seterusnya.

Walaupun pelanggan listrik tersebut mematikan daya listrik yang masuk ke rumah, dengan
MCB di kWh-meter pada posisi OFF, arus netral tetap akan mengalir.

Gambar. Arus Netral ke kWh-Meter Saat Terjadi Beban 3 Phase Tidak Seimbang

Apa pengaruhnya pada Meter Prabayar?

Adanya arus netral yang tidak diinginkan ini akan membuat masalah pada Meter Prabayar
(MPB) bila pengawatan pada MPB tidak benar.

Karena MPB cukup peka mengukur perbedaan antara arus phase dan netralnya.

Untuk pejelasan lebih lanjut mengenai Pengaruh arus netral ini pada meter prabayar akan
kita bahas pada artikel selanjutnya.

Oke dech sobatsampai disini dulu tulisannya. semoga sobat menjadi lebih jelas memahami
sistem kelistrikan 3 phase dan fenomena arus netralnya serta hubungannya dengan masalah
pada MPB.

Mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf bila tulisannya malah jadi rumit dan sulit
dimengerti.

Bila ada pertanyaan silahkan saja. Walaupun mungkin anda awam istilah teknis, yang
penting maksudnya tersampaikan.
Juga mohon koreksinya bila ada yang harus diperbaiki.

Listrik AC dan DC

Kelistrikan secara umum ada 2 jenis berdasarkan sifat gelombangnya yaitu listrik AC
(alternating current) atau arus bolak-balik dan listrik DC (direct current) atau arus searah.
Pada listrik AC ada 2 macam sistem 1 fasa dan 3 fasa.

Tegangan AC (Alternating Current)/bolak-balik

AC adalah singkatan dari Alternating Current, yaitu Listrik arus bolak-balik. Dinamakan
demikian karena listrik ini mempunyai bentuk gelombang sinusoidal. Artinya adalah listrik ini
mempunyai polaritas yang berubah-ubah antara kutub positif dan negative.

Pengertian 1 Phase / Fasa Tunggal

Di dunia kelistrikan, pada listrik AC ini ada 2 sistem yang dikenal yaitu system 1 phase atau
biasa disebut dengan single phase dan 3 phase. Tegangan 1 phasa adalah instalasi listrik
yang menggunakan dua kabel penghantar yaitu 1 kabel di fungsikan phasa dan 1 kabel lagi
di fungsikan sebagai netral. Lihat pembahasan lebih lengkap di “Pengertian 1 Phase dalam
Kelistrikan”.

Di Indonesia, sistem 1 phase ini mempunyai tegangan 220VAC. Sedangkan di berbagai


negara, besar tegangan 1 phase ini bervariasi. Untuk lebih detilnya dapat di lihat di “daftar
table tegangan 1 phase”.

Pengertian 3 Phase / 3 Fasa

Untuk memenuhi kebutuhan dalam suplai daya listrik, sistem 1 phase dikembangkan
menjadi 3 phase. Sistem ini menggunakan 3 gelombang sinusoidal yang mempunyai
perbedaan sudut phase masing-masing 120 derajat. Berikut adalah gambaran mengenai
gelombangnya.
Gbr. Gelombang sinusoidal 3 phase

Di Indonesia, sistem 3 phase umumnya diterapkan pada jaringan listrik yang disuplai oleh
PLN mulai dari pembangkit sampai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yang berada di depan
rumah pelanggan.

Pelanggan listrik perumahan dengan daya dibawah 3500VA, menerima aliran listrik system 1
phase dengan menggunakan 2 penghantar yaitu kabel phase dan netral. Sedangkan
pelanggan listrik daya diatas 3500VA, baik perumahan atau industry, akan menerima aliran
listrik 3 phase dengan menggunakan 4 penghantar yaitu 3 penghantar phase dan 1 netral.

Sistem 3 phase yang diterapkan PLN menggunakan tegangan 380V. Tetapi ada juga industry
yang mempunyai pembangkit sendiri menggunakan tegangan 400VAC, 480VAC atau
690VAC.

Hubungan bintang (“Y” atau star)

Ciri khas dari hubungan star ini adalah symbol menyerupai huruf alphabet Y terbalik. Pada
rangkaian bintang/star ini memiliki titik tengah (dalam hal ini =x), yang biasanya
dihubungkan dengan penghantar Netral.

Bila tegangan kerja 380VAC, maka dapat diartikan bahwa:

Tegangan Phase to phase

 Titik a – c: 380VAC

 Titik a – b: 380VAC

 Titik c – b: 380VAC

Tegangan Phase to netral

 Titik a – x: 220VAC
 Titik b – x: 220VAC

 Titik c – x: 220VAC

Berikut ini adalah gambar rangkaian star/bintang

Gbr. Star connection/rangkaian Y

Dalam hubungan bintang ini, jika hambatan atau beban listriknya seimbang (Ra = Rb = Rc)
dan disuplai oleh tegangan listrik yang sama besar, maka akan menghasilkan arus phase
yang sama dan akibatnya titik “X” yang dihubungkan ke penghantar netral akan mempunyai
arus nol.

Hubungan Delta

Ciri khas dari hubungan delta ini adalah symbol segitiganya. Pada rangkaian delta ini tidak
terdapat titik tengah sebagai pusat/netral. Bila titik-titik ujungnya di ukur maka ini akan
mengukur phase to phase. Bila tegangan kerja 380VAC, maka dapat diartikan bahwa:

 Titik a – c: 380VAC

 Titik a – b: 380VAC

 Titik c – b: 380VAC

Berikut ini adalah gambar rangkain delta


Gbr. Delta connection/rangkaian delta

System 3 phase diterapkan mulai dari motor listrik, transformer/trafo, generator, system
transmisi, power distribution/distribusi tenaga.

Mengapa Ada Sistem 3 phase?

Sistem 3 phase dikembangkan karena memiliki keunggulan yaitu daya yang ditransmisikan
bisa lebih besar dibanding system 1 phase dengan besar penghantar dan arus listrik yang
sama. Karena itu mulai dari pembangkitan sampai distribusi, sistem 3 phase ini digunakan.
Pada motor listrik, system 3 phase memberikan daya torsi motor yang lebih besar
dibandingkan dengan motor 1 phase. Dengan medan magnet berputar yang dihasilkan
sistem 3 phase dengan arah dan besaran konstan yang disederhanakan, maka akan
menyederhanakan disain atau konstruksi motor listrik.

Penggunaan Warna Kabel 3 Phase

Secara keseluruhan, sistem 3 phase ini mempunyai 4 penghantar atau kabel yaitu: 3 kabel
untuk phase L1, L2, L3 dan netral serta ditambah kabel ke-5 yang berfungsi
sebagai grounding. Penggunaan warna kabel ini telah diatur oleh standar nasional dan
internasional. Berikut ini adalah rangkuman table yang mengatur colour coding/kode warna
kabel.
Diposkan pada Elektro

Pengertian Listrik 1 Phase dan 3 Phase

Diposkan pada Oktober 11, 2017Oktober 11, 2017 oleh Ridoha Sidiq

Sering kali kita mendengar tentang listrik 1 phase dan 3 phase disetiap mata pelajaran
teknik kelistrik maupun disetiap mata pelajaran kuliah di jurusan teknik.

Banyak yang beranggapan dan juga mempunyai pemahan sendiri tentang apa sih
maksudnya 1 phase dan 3 phase. Namun dari penjelasan mereka kita tidak bisa
mendapatkan hasil yang memuaskan dan dimengerti bersama.

Baiklah untuk itu saya akan menjelaskan kepada kalian para blogger untuk memahami apa
sih yang sebenarnya pengertian dari listrik 1 phase dan 3 phase.

Gambar 1.1 Single Phase Curve

Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar yang
kesatu sebagai kawat phase (L) dan yang kedua sebagai kawat neutral (N). Umumnya listrik
1 phase bertegangan 220-240 volt yang digunakan banyak orang.

Biasanya listrik 1 phase digunakan untuk listrik perumahan, namun listrik PLN di jalanan itu
memiliki 3 phase, tetapi yang masuk ke rumah kita hanya 1 phase karena kita tidak
memerlukan daya besar dan untuk peralatan dirumah kita hanya menggunakan listik 1
phase dengan 220-240 volt.

Misalnya yang ke rumah kita adalah Phase R, tetangga kita mungkin Phase S, dan tetangga
yang lain Phase T.
Gambar 1.2 Three Phase Curve

Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase (R,S,T) dan satu
kawat neutral (N) atau sering dibilang kawat ground. Menurut istilah Listrik 3 Phase terdiri
dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel neutral. Umumnya listrik 3 Phase bertegangan
380 volt yang banyak digunakan Industri atau pabrik.

Listrik 3 fasa adalah listrik AC (Alternating Current) yang menggunakan 3 kawat penghantar
yang mempunyai tegangan pada masing-masing Phasenya sama, tetapi berbeda dalam
sudut curvenya sebesar 120 derajat (lihat gambar 3.3).

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phase ini, yaitu :

 Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang
menggunakan istilah Voltage line to line).

 Tegangan phase ke neutral (Vpn : Voltage phase to neutral atau Voltage line to
neutral).

Menggunakan listrik 3 phase sebenarnya memiliki keuntungan. Keuntungan Listrik 3 phase


yaitu :

 Menyediakan daya listrik yang besar ( biasanya pada industri menengah dan besar ).
Industri atau hotel memerlukan daya listrik yang besar sehingga memerlukan
jaringan yang banyak. Tapi pada output terakhir untuk pemakaian hanya
memerlukan satu phase ( memilih salah satu dari 3 phase yang ada ). Listrik 3 phase
biasanya diperlukan untuk menggerakkan motor industri yang memerlukan daya
besar.

 Karena menggunakan tegangan yang lebih tinggi maka arus yang akan mengalir akan
lebih rendah untuk daya yang sama. Sehingga untuk daya yang besar, kabel yang
digunakan bisa lebih kecil
1 Memahami Instalasi Penerangan 3 Fase

Instalasi penerangan 3 fase

1.Pengertian

2.Jenis – jenis instalasi penerangan 3 fasa

3.Jenis – jenis peralatan instalasi penerangan 3 fasa

4.Prinsip kerja peralatan instalasi penerangan 3 fasa

Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3-phase ini lebih familiar dengan nama sistem R-S-T.
karena memang umumnya menggunakan simbol “R”, “S” , “T” untuk tiap penghantar
phasenya serta simbol “N” untuk penghantar netral.

Listrik 3-phase adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3 penghantar yang
mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase sebesar 120 degree. Ada 2
macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar tadi : hubungan bintang (“Y” atau star) dan
hubungan delta. Sesuai bentuknya, yang satu seperti huruf “Y” dan satu lagi seperti simbol
“delta”. Tetapi untuk bahasan ini kita akan lebih banyak membicarakan mengenai hubungan
bintang saja.

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3-phase ini : Tegangan antar
phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to
line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage line to
netral). Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah adalah yang digunakan PLN
pada trafo distribusi JTR (380V/220V), dengan titik netral ditanahkan.

Perlengkapan Perangkat Hubung Bagi (PHB) 3 Fasa

Untuk pemakaian tenaga listrik system pembagianya arusnya berbeda dengan pembagian
arus pada rumah biasa untuk itu dipergunakan PHB 3 Fasa yang terdiri dari satu grup atau
lebih.

Perelngkapan PHB 3 Fasa terdiri dari.

1) Rumah PHB

2) Sakelar penghubung Utama

3) Sekering utama

4) Rel pembagi

5) Sakelar pembagi
6) Sekering pembagi

7) Sambungan tanah ( grounding)

8) Perlengkapan alat ukur listrik.

Perangkat hubung bagi menurut definisi PUIL, adalah suatu perlengkapan untuk
mengendalikan dan membagi tenaga listrik dan atau mengendalikan dan melindungi sirkit
dan pemanfaat tenaga listrik. Adapun bentuknya dapat berupa box, panel, atau lemari.

Perangkat hubung bagi ini merupakan bagian dari suatu sistem suplai. Sistem suplai
itu sendiri pada umumnya terdiri atas : pembangkitan (generator), transmisi (penghantar),
pemindahan daya (transformator). Sebelum tenaga listrik sampai ke peralatan konsumen
seperti motor-motor, katup solenoid, pemanas, lampu-lampu penerangan, AC dan
sebagainya, biasanya melalui PHB terlebih dahulu. Di dalam pembahasan selanjutnya pada
modul ini hanya akan dibahas tentang PHB tegangan rendah.

1) MCB(Miniature Circuit Breaker)

Alat pengaman arus lebih adalah pemutus sirkit mini yang selanjutnya disebut MCB.
MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih
karena adanya hubungan pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk
pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relai arus lebih seketika
digunakan electromagnet.

2) Fitting lampu

merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menempatkan lampu dengan kawat
hantaran instlasi secara aman.

3) Stop kontak

adalah suatu piranti dalam instalasi listrik sebagai alat penghubung beban dengan sumber
listrik. Macam dan jenis stop kontak di pasaran ada 2 jenis, yaitu stop kontak 1 fasa dan
stop kontak 3 fasa.

4) Sakelar

berfungsi sebagai piranti untuk menghubung atau memutuskan arus listrik dari sumber ke
pemakai(beban).

5. Steker atau staker atau sering disebut juga colokan listrik/tusuk kontak,

karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik
yang berfungsi untuk menghubung alat listrik dengan aliran listrik,ditancap pada kenal stp
kontak sehingga alat listrik itu dapat digunakan.
5. Kotak sekering

Fungsi kotak sekering adalah sebagai tempat pembagi listrik disamping sebagai
pengaman dalam instalasi rumah/bangun

Anda mungkin juga menyukai