Disusun oleh :
Nama : Farihatul Ibriza
NIM : 20/455332/KT/09180
Coass : Hayya Azizah
Shift : Jumat, 15.30 WIB
Laporan Resmi Matematika dan Statistika Kehutanan ini telah diajukan kepada co-
asisten sebagai prasyarat untuk menempuh ujian responsi praktikum Matematika dan
Statistika Kehutanan yang telah disetujui dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Co-Asisten Praktikan
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Resmi untuk mata kuliah Matematika dan Statistika
Kehutanan ini dengan lancar. Laporan resmi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
mengikuti responsi dari Praktikum Matematika dan Statistika Kehutanan.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
dalam penyusunan laporan resmi ini, terutama kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kesehatan, kemampuan dan kekuatan bagi
saya dalam menyusun laporan ini,
2. Orang tua saya yang senantiasa memberi dorongan baik material maupun spiritual,
berupa doa, dan semangat,
3. Bapak Ronggo Sadono sebagai dosen pengampu mata kuliah Matematika dan
Statistika Kehutanan, yang mana ilmu yang diberikan telah banyak membantu saya
dalam penyusunan setiap laporan praktikum yang telah dilakukan,
4. Hayya Azizah, selaku co-ass yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan
penyusunan laporan praktikum Matematika dan Statistika Kehutanan,
5. Serta semua pihak yang senantiasa memberi semangat.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu saya mengharapkan masukan, saran serta kritik yang membangun sebagai bahan
koreksi bagi saya dalam penyusunan laporan praktikum kedepannya.
Akhir kata, saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait,
menjadi bahan pengembangan pikiran bagi pembaca secara umum dan bagi saya sendiri pada
khususnya. Terima kasih.
Farihatul Ibriza
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan…………………………………………………………………
Kata Pengantar………………………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………………………
Acara IV Kalkulus…………………………………………………………………
Penutup …………………………………………………………………………….
Lampiran……………………………………………………………………………
LAPORAN PRAKTIKUM
MATEMATIKA DAN STATISTIKA HUTAN
ACARA I
PENGUMPULAN DATA
Oleh:
Nama : FARIHATUL IBRIZA
NIM : 20/455332/KT/09180
Co-Ass : HAYYA AZIZAH
b. Setelah perintah add-ins dieksekusi, akan muncul menu pilihan add-ins pada
MS Excel. Untuk menunjang pengumpulan data pada praktikum ini, Analysis
Toolpak dipilih dalam membantu data analisis. Terutama dalam analisis
statistik.
Gambar 1.2. Pemilihan Analysis Toolpak
c. Setelah selesai, add-ins dicek apakah telah terinstal pada Ms Excel kita.
Pertama, pada taskbar ikon Data diklik. Lalu dilihat pada bagian paling kanan
ada menu Data Analysis. Jika sudah maka Add-ins siap dipakai.
b. Setelah klik OK, didapat jendela Random Number Generation yang berisi
beberapa pilihan yang perlu diisi. Pada praktikum kali ini, pada pilihan Number
of Variable diisi dengan angka 3 karena kolom yang dibutuhkan ada 3 dengan
Number of Random Numbers 10. Pada pilihan Distribution dipilih Normal,
selanjutnya pada bagian Mean diisi dengan angka 30 dengan Standart
devitiation 5. Lalu New Worksheet dipilih pada pilihan Output option. Klik
OK.
Gambar 2.2. Pengisian Random Number Generation
B. KESIMPULAN
Pada praktikum pengumpulan data acara 1 ini dari langkah-langkah yang telah
dilakukan dapat kita peroleh informasi mengenai data yang mempresentasikan atribut
pohon dan hutan yang mana pada praktikum kali ini data dipresentasikan dengan angka
random. Angka random dapat diperoleh dengan menggunakan data analysis toolpack
pada Microsoft Excel dengan fungsi RAND dan RANDBETWEEN.
Data yang diperoleh dari acara ini selanjutnya digunakan untuk bahan data
pengolahan untuk acara-acara berikutnya. Sehingga dari praktikum ini praktikan dapat
memahami tentang data yang mempresentasikan atribut pohon dan hutan dan cara
perolehannya sekaligus menyiapkan data sebagai bahan pengolahan acar selanjutnya.
LAPORAN PRAKTIKUM
MATEMATIKA DAN STATISTIKA HUTAN
ACARA II
TEORI HIMPUNAN UNTUK PENGELOLAAN HUTAN
Oleh:
Nama : Farihatul Ibriza
NIM : 20/455332/KT/09180
Co-Ass : Hayya Azizah
Gambar 1.1. data awal yang didapat dari acara 1 (data kompil)
Worksheet 2
Pada langkah kali ini dianggap bahwa setiap pohon pada tiap sampel
merupakan anggota sebuah himpunan, maka dibuat kode untuk setiap
pohonnya. Misal untuk pohon no 1 pada sampel 1 kita beri kode 1-1, pohon no
2 pada sampel 1 dengan kode 1-2 dan seterusnya hingga pohon no 10 pada
sampel 3.
Untuk pengkodean ini sebenarnya bisa dilakukan dengan manual. Namun
hal tersebut sangat rentan terjadi kesalahan. Dapat dimanfaatkan fungsi
ISBLANK() untuk pengkodean sampel dan CONCATENATE() untuk
pengkodean pohon.
Kelas DBH ditentukan dengan fungsi =IF() secara berkalang. Yaitu dengan
rumus:
=IF(C2≤10,"SK",IF(AND(C2>10,C2≤20),"K",IF(AND(C2>20,C2≤30),"M","
B")))
Maka akan diperoleh kelas DBH untuk data 1 di sel K2. Data kelas DBH
pada sel berikutnya diperoleh dengan cara rumus cukup ditarik hingga data ke-
30 yang dimiliki.
Data pada worksheet 2 disortir dengan tanda yang berada di sel kesehatan
ditekan dan dipiilih ‘health’. Pada sel kualitas batang dipilih ‘lurus’. Lalu pada
sel kode pohon dicopy-paste ke worksheet 3.
.
Gambar 3.2a. Sortir data pohon sehat kualitas lurus
bengkok. Data pada worksheet 2 disortir dengan tanda yang berada di sel
kesehatan ditekan dan dipilih ‘health’. Pada sel kualitas batang dipilih
‘bengkok’. Lalu pada sel kode pohon dicopy-paste ke worksheet 4.
c. H union B (gabungan)
=IF(E5=B5," ",C5)
Pada tabel union ada 2 kolom yang menyajikan gabungan keduanya.
Gambar 4.2c. Tabel hasil gabungan Sehat(Health)-Bengkok
Worksheet 5
Pada worksheet 5 akan dilakukan sortir pohon Sakit dengan kualitas batang
Lurus. Untuk langkah yang dilakukan hampir sama dengan yang telah
dilakukan pada worksheet 3 dan 4. Hanya saja kali ini filter diganti menjadi
pohon sakit dengan kualitas batang lurus.
1. Proses penyortiran data
c. S union L (gabungan)
=IF(E5=B5," ",C5)
Pada tabel union ada 2 kolom yang menyajikan gabungan antar keduanya.
Worksheet 6
Pada worksheet 6 akan dilakukan sortir pohon Sakit dengan kualitas batang
Lurus. Untuk langkah yang dilakukan hampir sama dengan yang telah
dilakukan pada worksheet 5. Hanya saja kali ini kita filter diganti menjadi
pohon kualitas batang bengkok.
1. Proses penyortiran data
B. KESIMPULAN
Pada praktikum acara 2 ini didapat lebih banyak informasi dan ilmu
mengenai penggunaan teori himpunan dalam pengelolaan hutan. Semua pohon
di suatu Kawasan hutan dapat dibuat himpunan dengan batasan yang jelas.
Dalam acara ini fungsi-fungsi yang telah disediakan oleh Ms. Excel sangat
membantu, terutama dalam hal pengoperasian data himpunan. Dengan
menghimpun semua pohon yang ada pada kawasan hutan, diharapkan dapat
membantu dalam pengelolaan hutan yang lebih terstruktur.
C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Mengapa diperlukan kode unik untuk setiap anggota himpunan?
Jawab: Kode unik diperlukan untuk membedakan dan mengklasifikasikan
setiap anggota dari suatu himpunan. Dalam hal ini berarti kode unik
diperlukan untuk memudahkan kita dalam mengelompokan jenis pohon.
Pemberian kode unik ini pun dapat memudahkan pengelolaan data pada
tahap selanjutnya.
2. Digunakan untuk apakah fungsi CONCATENATE() dan fungsi
ISBLANK()?
Jawab:
Fungsi CONCATENATE() adalah fungsi excel yang digunakan untuk
data dari dua cell atau lebih ke dalam satu cell excel dengan akurat.
Dalam hal ini, fungsi CONCATENATE() digunakan untuk mencatat
kode pohon yang merupakan gabungan dari kode sampel dan nomor
pohon.
Fungsi ISBLANK() berfungsi untuk memeriksa apakah sebuah rujukan
sel berupa sel kosong atau tidak. Fungsi ini akan menghasilkan nilai
TRUE jika sel yang kita rujuk berupa sel kosong tapi apabila sel yang
kita rujuk memiliki nilai maka hasilnya akan FALSE
3. Apabila anggota-anggota himpunan semesta pembicaraan dikelompokkan
menjadi himpunan berdasarkan atributnya (Jenis, DBH, Kesehatan,
Kualitas Batang) tentukan dan notasikan himpunan-himpunan tersebut
Jawab:
a. Jenis pohon ( Bipa, Eukaliptus, Flamboyan, Shorea, Saga)
Bipa = {(1-1),(2-3),(2-10),(3-1),(3-5),(3-9)}
Eukaliptus = {(1-2),(1-10),(2-2),(2-5),(2-7),(3-6)}
Flamboyan = {(1-5),(1-8),(2-1),(2-6),(3-8),(3-10)}
Shorea = {(1-3),(2-8),(2-9),(3-2),(3-3),(3-4)}
Saga = {(1-4),(1-6),(1-7),(1-9),(2-4),(3-7)}
b. Kualitas pohon (Lurus, Bengkok)
Lurus = {(1-1),(1-2),(1-3),(1-4),(1-5),(1-8),(1-9),(1-10),(2-1),(2-2),
(2-3),(2-5),(2-6),(2-7),(2-8),(2-9),(2-10),(3-1),(3-2),(3-3),
(3-4),(3-5),(3-6),(3-7),(3-8),(3-9),(3-10)}
Bengkok = {(1-6),(1-7),(2-4)}
c. Kesehatan pohon
Sehat = {(1-1),(1-2),(1-3),(1-5),(1-8),(1-10),(2-1),(2-2),(2-3),(2-5),
(2-6),(2-7),(2-8),(2-10),(3-1),(3-3),(3-5),(3-6),(3-8),(3-9),
(3-10)}
Sakit = {(1-4),(1-6),(1-7),(1-9),(2-4),(2-9),(3-2),(3-4),(3-7)}
d. Kelas DBH
SK = {}
K = {}
M ={(1-3),(1-4),(1-5),(1-6),(1-7), (1-9),(2-4),(2-8),(2-9),(3-2),(3-3),
(3-4),(3-5),(3-6),(3-7)}
B={(1-1),(1-2),(1-8),(1-10),(2-1),(2-2),(2-3),(2-5),(2-6),(2-7),
(2-10),(3-1),(3-3),(3-5),(3-6),(3-8),(3-9),(3-10)}
4. Hitunglah jumlah anggota tiap-tiap himpunan yang telah ditentukan
Jawab:
a. Jenis pohon (Bipa/A, Eukaliptus/B, Flamboyan/C, Shorea/D, Saga/E)
n(S) = 30 n(C) =6
n(A) = 6 n(D) =6
n(B) = 6 n(E) =6
b. Kualitas pohon (Lurus/L, dan Bengkok/B)
n(S) = 30
n(L) = 27
n(B) = 3
c. Kesehatan pohon (Sehat/H, dan Sakit/S)
n(S) = 30
n(H) = 21
n(S) = 9
d. Kelas DBH (SK, K, M, B)
n(S) = 30 n(M) = 14
n(SK) = 0 n(B) = 16
n(K) = 0
5. Berdasarkan jumlah anggota tiap-tiap himpunan ini gambarkanlah
dengan narasi verbal, kondisi semesta pembicaraan
Jawab: Setelah saya melakukan acara 1 dan 2, saya memperoleh 4 data
semesta yaitu, semesta jenis pohon dengan anggota himpunan berupa Bipa,
Eukaliptus, Flamboyan, Shorea, dan Saga yang masing-masing memilki 6
anggota. Lalu semesta kualitas batang berupa batang Lurus dengan anggota
sebanyak 27 anggota dan Bengkok dengan 3 anggota, semesta kesehatan
pohon yang terdiri dari pohon sehat terdiri dari 21 anggota dan sakit dengan
9 anggota, serta semesta kelas DBH yang terdiri dari SK(sangat kecil),
K(kecil) keduanya tidak memiliki anggota, serta M(sedang) dengan 14
anggota, dan B(besar) sebanyak 16 anggota.
6. Apabila dianggap bahwa jika 70 % jumlah pohon memiliki kondisi yang
sehat dan 60 persen memiliki kualitas batang lurus maka tegakan di
arboretum dikatakan produktif. Berdasarkan anggapan ini apakah
tentukan apakah tegakan arboretum tergolong produktif atau tak
produktif. Buktikan dengan notasi operasi himpunan dan gambarlah
diagram Venn-nya
Jawab:
Kondisi pohon sehat
21/30 x 100%= 70%
Kondisi batang lurus
27/30 x 100%= 90%
Dari data yang saya peroleh, dapat dilihat bahwa tegakan arboretum yang
saya amati sudah dapat dikatakan produktif. Karena baik kondisi pohon
sehat dan kondisi batang lurus sudah memenuhi batas, yaitu sehat 70% dan
lurus>60%
b. n(L)=27
n(Eukaliptus)=6 Eukal
iptus
*1-2 *2-5
n(L∩Eukaliptus)=6
*1-10 *2-7
*2-2 *3-6
c. n(L)=27
flam
n(Flamboyan)=6 *1-5boya
*2-6
*2-1 *3-10
d. n(L)=27
n(Shorea)=6
n(L∩Shorea)= 6 shor
ea *3-2
*1-3
*2-8 *3-3
e. n(L)=27
*2-9 *3-4
n(Saga)=6
n(L∩Saga)= 3
saga Lurus
*1-6 *1-4
*1-7 *1-9
*2-4 *3-7
Bila dilihat dari diagram yang disajikan dapat kita liha bahwa kualitas
batang lurus banyak kita jumpai pada jenis Bipa,Eukaliptus, Flamboyan,
dan Shorea dengan masing-masing 6 pohon. Dan yang paling sedikit adalah
jenia pohon Saga hanya 3 pohon.
8. Apabila jenis pohon yang bernilai tinggi, sehat dan berbatang lurus akan
dijadikan sebagai sumber materi materi kultur jaringan untuk kepentingan
pemuliaan. Berapakah jumlah pohon di arboretum yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan ini.
Jawab: Dalam penentuan kriteria kepentingan, pohon dapat dibagi menjadi
pohon tidak komersial (Flamboyan), Kayu komersial satu (shorea), kayu
komersial dua ( Bipa dan Eukaliptus), kayu indah satu, dan kayu indah dua
(Saga). Setelah melakukan pendataan dan berdiskusi bersama Co Ass ada
beberapa jenis pohon yang dianggap bernilai tinggi.
Terdapat 3(tiga) pohon jenis Shorea yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pemuliaan karena termasuk dalam Kayu Komersial Satu
(KKS) yang bernilai tinggi dengan kondisi sehat, dan berbatang lurus.
Selain itu terdapat 6(enam) pohon jenis Bipa dan 6(enam) pohon jenis
Eukaliptus yang juga dapat dimanfaatkan dalam kepentingan ini karena
mereka termasuk dalam Kayu Komersial dua (KKD) dan memiliki kondisi
pohon sehat dan lurus.
9. Galilah informasi lain yang dapat diperoleh melalui penerapan operasi
himpunan terkait dengan kondisi tegakan arboretum F. Kehutanan
UGM.
Jawab: Dari kegiatan ini bisa diambil beberapa informasi mengenai tegakan
yang ada di arboretum F. Kehutanan UGM. Sebagai contoh terdapat pohon
yang memiliki kriteria sakit-bengkok, maka akan ditebang dan dapat diganti
pohon yang baru.
Sakit = {(1-4),(1-6),(1-7),(1-9),(2-4),(2-9),(3-2),(3-4),(3-7)}
Bengkok = { (1-6), (1-7), (2-4)}
Sakit ∩ Bengkok = {(1-6), (1-7), (2-4)}
Jadi, pohon yang akan ditebang ada 3 (tiga) yaitu pohon dengan kode (1-6),
(1-7), (2-4)
LAPORAN PRAKTIKUM
MATEMATIKA DAN STATISTIKA HUTAN
ACARA III
PENGORGANISASIAN DAN PEMAPARAN DATA
HIMPUNAN
Oleh:
Nama : FARIHATUL IBRIZA
NIM : 20/455332/KT/09180
Co-Ass : HAYYA AZIZAH
5. Perhitungan range
Setelah didapat nilai tertinggi dan nilai terendah, jangkauan (range)
dihitung dengan cara datum tertinggi dikurangi dengan datum terendah.
=Max()–Min ().
Gambar 1.5. Perhitungan selisih antara nilai data tertinggi dengan data
terendah (Range)
Gambar 1.13a. frekuensi (fi) dengan titik tengah (xi) dikalikan (fi.xi)
Median adalah nilai tengah dari seluruh data yang telah diurutkan.
Pertama- tama 50 kelas median dihitung terlebih dahulu dengan cara jumlah
data dibagi 2 (n/2). Lalu median dihitung dengan :
=tepi bawah kelas median+(interval*(nilai tengah - frekuensi kumulatif
sebelum median)/frekuensi kelas median). Atau dapat ditulis dengan
rumus:
=F12+(C7*((I17/2-J11)/I12))
Keterangan :
fi : frekuensi kelas fi.xi: frekuensi dikali nilai tengah
xi2 : kuadrat nilai tengah kelas n : jumlah frekuensi
Gambar 1.16. Perhitungan varians
Letak kelas quartil 3 diperoleh dengan cara jumlah data dikali dengan
konstanta ¾ (3n/4). Setelah ditentukan letak kelas quartil, barulah quartil
3dihitung dengan rumus:
Keterangan :
fi : frekuensi kelas fi.xi: frekuensi dikali nilai tengah
xi2 : kuadrat nilai tengah kelas n : jumlah frekuensi
Worksheet 3
Pada worksheet 3 memuat data DBH yang telah dikali dengan 1 angka
dibelakang NIU (x2) dan pengorganisasiannya. Langkah-langkah peng-
organisasian data worksheet 3 ini hampir sama dengan data awal (worksheet
1).
1. Data DBH dikali dengan konstanta 2 ( satu angka terakhir NIU)
Data DBH pada worksheet 1 disalin dan disampingnya ditambah 1 kolom
untuk menuliskan data DBH yang akan dikali dengan konstanta 2.
Gambar 3.1. data asli DBH disalin dan dikali 2
2. Perhitungan banyak data
Banyaknya data dihitung dengan cara yang sama seperti langkah yang kita
lakukan pada worksheet 1. Yaitu menggunakan fungsi =COUNTA( )
Keterangan :
fi : frekuensi kelas fi.xi: frekuensi dikali nilai tengah
xi2 : kuadrat nilai tengah kelas n : jumlah frekuensi
Worksheet 4
Pada worksheet memuat data DBH pada jenis Flamboyan dan
pengorganisasiannya. Langkah-langkah pengorganisasian data worksheet ini
sedikit berbeda bila dibanding dengan worksheet 1 hingga 3. Pada worksheet
ini dimanfaatkan fungsi-fungsi yang telah difasilitasi oleh Ms. Excel dalam
pengorganisasiannya.
1. Data DBH disalin dan disortir
Data DBH pada worksheet 1, worksheet 2, dan worksheet 3 disortir dan
dipilih jenis Flamboyan. Lalu data disalin ke worksheet 4. Perlu diingat agar
ketika menyalin kita gunakan Paste value agar data yang kita salin tidak
berubah-ubah.
Gambar 4.1. data asli DBH disortir jenis Flamboyan dan disalin
2. Perhitungan jumlah data
Dalam perhitungan jumlah data, dapat dimanfaatkan fungsi =SUM ( )
Pertama rumus =SUM(B3:B8) diketik pada kolom jumlah data pada data
dbh asli. Jika sudah muncul, rumus bisa di-drag kesamping hingga data dbh
dikali untuk mempercepat pekerjaan kita.
Gambar 4.8. Selisih antara nilai data tertinggi dengan data terendah
(Range)
9. Penghitungan persentil 10, persentil 25, persentil 50, persentil 75, dan
persentil 100
Dalam penghitungan persentil 10 dapat menggunakan rumus
=PERCENTILE(B3:B8,0.1)
Gambar 4.9a. Persentil 10
Penghitungan persentil 25 hampir sama dengan rumus persentil 10. Hanya
saja konstanta yang dikalikan bernilai 0,25.
=PERCENTILE(B3:B8,0.25)
Worksheet 5
Pada worksheet 5 memuat data DBH pada jenis Bipa dan
pengorganisasiannya. Langkah-langkah pengorganisasian data worksheet ini
sama seperti yang dilakukan pada worksheet 4, yaitu dengan langkah sebagai
berikut:
1. Data DBH disalin dan disortir
Data DBH pada worksheet 1, worksheet 2, dan worksheet 3 disortir dan
dipilih jenis Bipa. Lalu data disalin ke worksheet 5.
Gambar 5.1. data asli DBH disortir jenis Bipa dan disalin
2. Perhitungan jumlah data
Dalam perhitungan jumlah data, dimanfaatkan fungsi =SUM (B3:B8 )
C. JAWABAN PERTANYAAN
Kasus 3.1
Dengan data yang sama buatlah sebaran frekuensi dengan menggunakan 3
kelas dan 15 kelas. Bandingkan ketiga sebaran tersebut dan cermati baran
mana yang paling informatif. Kesimpulan apakah yang dapat Anda tarik
mengenai jumlah kelas tersebut ?
Data Awal
Perhitungan banyak kelas sesuai rumus statistika.
Jumlah kelas 15
̅
2. Apakah terdapat perbedaan rerata pada latihan 3.4.1? (Data tunggal, nilai
pemusatan) Mengapa?
Jawab :
̅
Perhitungan rerata menggunakan nilai pemusatan dengan nilai penyebaran
terdapat perbedaan. Hal itu terjadi karena penghitungan rata-rata pada ukuran
pemusatan (latihan 3.4.1) tidak memberikan gambaran informasi yang lengkap
mengenai bagaimana penyebaran data pengamatan terhadap nilai sentralnya.
Sedangkan penghitungan rata-rata pada nilai penyebaran cukup memberikan
gambaran informasi penyebaran dan pengamatan terhadap nilai sentralnya.
3. Berdasarkan hasil latihan 3.4.2 (data kelompok). Hitung nilai rerata
median dengan rumus di modul (halaman 23)!
Kasus 3.2
Apakah terdapat perbedaan hasil perhitungan median dengan latihan 3.4.1?
Ya, terdapat perbedaan hasil perhitungan median dengan latihan 3.4.1. Hal itu
dapat terjadi karena fungsi =MEDIAN( ) yang ada pada Excel hanya sebatas
memperlihatkan nilai tengah dari data kelompok, berbeda dengan nilai median
ukuran pemusatan yang menunjukkan nilai tengah melalui kelas-kelas interval
pada tabel distribusi frekuensi data kelompok yang telah dibuat.
4. Berdasarkan hasil 3.4.2. Hitung nilai rerata modus dengan rumus di modul
(halaman 24)!
Ukuran Penyebaran
d1 = 9-8 = 1
d2 = 9-4 = 5
Kasus 3.3
Apakah terdapat perbedaan hasil perhitungan modus dengan latihan 3.4.1?
Mengapa?
Ya, terdapat perbedaan hasil perhitungan modus dengan latihan 3.4.1. Hal itu
dapat terjadi karena perhitungan modus dengan menggunakan rumus pada
latihan 3.4.1 itu menggunakan rumus ukuran pemusatan, sedangkan pada data
acara 3 yang sudah saya buat itu mengitung modusnya menggunakan rumus
ukuran penyebaran. Dan pada praktikum ini, tidak semua versi Ms. Excel bisa
membaca fungsi modus, sehingga bisa saja hasil tidak muncul sebagaimana
yang terjadi pada perhitungan saya..
5. Berdasarkan hasil 3.4.2. Hitung variansi dan standar deviasi dengan rumus
di modul (halaman 24)!
Ukuran Penyebaran
Variansi
Standar deviasi
S= √S2
√
27.87
Kasus 3.4
Apakah tedapat perbedaan hasil perhitungan nilai variansi dan standard
deviasi dengan latihan 3.4.1? Mengapa?
Ya, terdapat perbedaan hasil perhitungan nilai variansi dan standard deviasi
dengan latihan 3.4.1. Hal itu dapat terjadi karena rumus variansi dan standar
deviasi yang ada pada latihan 3.4.2 digunakan untuk data kelompok,
sedangkan variansi dan standar deviasi yang ada pada latihan 3.4.1 digunakan
pada data tunggal yang perhitungannya langsung pada seluruh sampel
populasi, sehingga hasil dari perhitungannya lebih kecil daripada hasil
perhitungan variansi dan standar deviasi pada latihan 3.4.2.
LAPORAN PRAKTIKUM
MATEMATIKA DAN STATISTIKA HUTAN
ACARA 4
KALKULUS
Oleh:
Nama : Farihatul Ibriza
NIM : 20/455332/KT/09180
Co-Ass : Hayya Azizah
B. KESIMPULAN
Kalkulus adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan,
integral, dan deret tak terhingga. Kalkulus memiliki dua cabang utama,
kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang saling berhubungan melalui
teorema dasar kalkulus. Pemanfaatan kalkulus beserta turunannya dalam
bidang pengelolaan hutan diantaranya adalah untuk mengukur volume pohon
dan hubungannya dengan DBH dan umur pohon serta perubahan volumenya,
perkiraan perhitungan harga kayu per meter kubik dan hubungannya dengan
DBH, serta penggunaan integral dalam perhitungan sebaran DBH dengan
jumlah pohon per Ha.
C. JAWABAN PERTANYAAN
1. Dari himpunan-himpunan yang telah didefinisikan, jawablah pertanyaan
pertanyaan berikut :
a. Apakah setiap pohon memiliki jenis tertentu? Gambarkanlah relasi antara
keduanya dengan menentukan himpunan pohon-pohon dalam sampel,
himpunan jenis dan aturan yang menghubungkan di antara keduanya.
Deskripsikan dalam bentuk representasi visual.
Jawab
Iya, setiap pohon yang diamati pada praktikum ini memiliki jenis-jenis
tertentu.
Pohon-pohon tersebut dikelompokkan menjadi 5 jenis pohon, yaitu: Saga,
Shorea, Flamboyan, Eucalyptus, dan Bipa.
Relasi yang terbentuk dari kode sampel dan jenis pohon adalah sebagai
berikut:
Jenis Pohon
Kode Sampel
Saga
1
Shorea
2 Flamboyan
Eucalyptus
3 Bipa
SK Saga
K Shorea
M Flamboyan
B Eucalyptus
SB Bipa
Menurut diagram panah yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa pada jenis
pohon Flamboyan memiliki dua macam kelas diameter. Yaitu pada kelas besar
dan sangat besar.
d. Berapakah jumlah relasi yang mungkin bisa dibangun dari seluruh
himpunan-himpunan yang telah Anda definisikan?
Jawab
Berdasarkan pemaparan himpunan yang didefinisikan dapat diperoleh
setidaknya terdapat 4 relasi.
2. Dengan cara yang sama tentukan relasi-relasi lain (minimum 3 relasi) yang
bisa dibangun dari himpunan yang terdefinisi ? Yang manakah di antara ketiga
relasi tersebut dapat disebut sebagai fungsi? Mengapa demikian?
Jawab
Dari himpunan yang telas terdefinisi dari praktikum acara sebelumnya
terdapat beberapa relasi yaitu: relasi kode sampel dan jenis pohon, relasi jenis
pohon dan kesehatan, relasi jenis pohon dengan kualitas batang, juga relasi
kelas DBH dan jenis pohon.
Kasus 4.1
a. Apakah terdapat relasi antara DBH dan V? Deskripsikan relasi tersebut
dengan diagram relasi dan formula Leibniz (f(x) = …).
Jawab : Ya, terdapat relasi antara DBH dan V. Dimana semakin besar
ukuran DBH, maka volume pun akan semakin besar.
DBH (cm) V
Formula Leibniz nya V = 10^(-3,34+(2,16*LOG(DBH))).
b. Buatlah grafik fungsi tersebut dengan menggunakan MS Excel.
c. Apakah relasi tersebut berupa fungsi? Jika relasi ini berupa fungsi, apakah
fungsi tersebut memiliki invers? Jika ya, tentukan fungsi invers.
Jawab : Ya, relasi tersebut merupakan fungsi. Fungsi tersebut berupa fungsi
bijektif dan memiliki invers.
f(x)= 10(-3,34+(2,16*log(x))
f-1 (x) = 10((log x +3,34)/2,16))
Nilai x merepresentasikan besar DBH, sedangkan f(x) merepresentasikan
nilai volume yang dicari dari suatu pohon.
Kasus 4.2
a. Representasikan dengan gambar, relasi atau fungsi yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan berapakah pendapatan yang didapat dari tebangan
sebuah pohon dengan DBH tertentu.
Jawab:
b. Apakah konstruksi relasi atau fungsi-fungsi ini membentuk sebuah
fungsi komposisi? Jika demikian, bagaimanakah formula fungsi
komposisi ini?
Jawab : Tidak membentuk fungsi komposisi. Karena besarnya P hanya
dipengaruhi oleh besarnya DBH
c. Jika pengelola arboretum ingin mendapatkan informasi mengenai total
pendapatan yang dapat diperoleh dari tebangan dari kawasan sampel
terpilih, gunakan fungsi-fungsi tersebut untuk mendapatkan jawaban
pertanyaan ini!
Jawab : Untuk mendapatkan informasi mengenai total pendapatan yang
dapat diperoleh dari tebangan dari kawasan terpilih dapat menggunakan
perhitungan fungsi P, yaitu dengan rumus:
P = -199160 + 41064.43 DBH
Tentukan relasi atau fungsi untuk menjawab pertanyaan yang sama dengan
point a dan point c. Buatlah grafik yang merepresentasikan fungsi
pendapatan dari tebangan pohon dengan DBH tertentu. Gunakan MS
Excel untuk mempermudah perhitungan dan pembuatan grafik.
Kasus 4.3
a. Berdasarkan fungsi penduga volume pada kasus 4.1. Bagaimanakah pola
pertambahan volume yang disebabkan oleh pertambahan diameternya ?
Pada kondisi yang bagaimanakah diperoleh pertambahan volume tertinggi
?
Jawab: Perubahan volume berbanding lurus dengan pertambahan ukuran
diameternya. Semakin besar ukuran diameternya, semakin besar pula
pertambahan volumenya. Pertambahan volume akan terjadi saat kondisi
pertambahan diameter di suatu pohon mencapai kulminasi
Kasus 4.4
Kasus berikut terkait dengan pertumbuhan tegakan hutan tanaman (tegakan
seumur). Ulfar (2017) menyatakan bahwa untuk Tegakan JPP di KPH Ciamis
volume tegakan dapat diprediksi berdasarkan persamaan berikut :
V=e
N = 896 – 16A
Kasus 4.5
a. Berapakah jumlah pohon yang memiliki diameter kurang dari 10 cm dan
lebih dari 25 cm?
Jawab: Pohon yang memiliki diameter kurang dari 10 cm pada pengamatan
praktikum ini berjumlah 0 pohon. Pohon yang memiliki diameter lebih dari
25 cm berjumlah 24 pohon.
b. Berdasarkan fungsi penduga volume dalam Kasus 4.1.1, hitunglah jumlah
volume pohon yang berdiameter lebih dari 25 cm!
Jawab:
Oleh:
Nama : FARIHATUL IBRIZA
NIM : 20/455332/KT/09180
Co-Ass : HAYYA AZIZAH
Dalam acara yang kelima ini, yaitu Matriks dan Persamaan Simultan data yang akan
digunakan adalah data yang telah diberikan oleh Co-ass yang telah ditambah dengan
konstanta sesuai dengan nomor urut masing-masing praktikan. Data DBH diolah dengan
memanfaatkan software Microsoft Excel. Langkah yang dilakukan pada pengolahan data
acara 5 ini menggunakan rumus matriks yang telah difasilitasi oleh Ms. Excel. Langkah-
langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Worksheet 1
1. Penginputan data diameter pohon
Data jumlah pohon pada kelas diameter dibuat ke dalam 2 tabel. Yang mana tabel 1
disebut sebagai matriks x1 dan tabel 2 disebut dengan matriks x2. Kelas diameter terdiri dari
kelas diameter <5 cm, 5-15 cm, 15-30 cm, dan >=30 cm. Data jenis dan jumlah pohon
didapat dari data yang diberikan oleh coass dan ditambah dengan dengan nomor urut
menurut kelompok.
Gambar 1.5a. Pembuatan tabel matriks harga kayu dan penghitungan total biaya
Selanjutnya harga kayu dihitung dengan memanfaatkan fungsi =MMULT( ), dimana
aray 1 dipilih tabel matriks harga kayu, dan pada aray 2 dipilih tabel transpose matriks.
Worksheet 2
1. Penyalinan data diameter pohon
Data matriks x1 disalin dari sheet 1
Gambar 2.1. penyalinan data dari sheet 1
2. Pembuatan tabel biaya penebangan
Tabel biaya penebangan dibuat sesuai dengan data yang ada di dalam modul. Terdiri dari
kolom biaya tebang, biaya bagi batang, biaya pikul, dan biaya lain-lain.
Gambar 2.7. penghitungan jumlah pohon dengan cara matriks invers A` dikali dengan B
8. Penghitungan jumlah pohon yang akan ditebang II
Perhitungan jumlah pohon yang akan ditebang yang kedua dapat diperoleh dengan
penjumlahan hasil perkalian biaya (B) dikalikan dengan invers A`. Jika sudah didapatkan
hasil, maka hasil dibulatkan ke bawah untuk diperoleh hasil N total.
Gambar 2.8. penghitungan jumlah pohon yang akan ditebang dengan penjumlahan hasil
Bx(A`)-1
B. KESIMPULAN
Dari praktikum ini didapatkan informasi mengenai matriks dan persamaannya
serta pemanfaatannya untuk menyelesaikan permasalahan kehutanan. Dimana pada
praktikum kali ini matriks digunakan untuk menentukan total biaya penebangan, harga
kayu (pendapatan) dan profit yang diperoleh dengan memanfaatkan persamaan matriks
berupa penjumlahan matriks, perkalian matriks, dan transpose matriks. Selain itu, dengan
memanfaatkan persamaan invers matriks yang dipadukan dengan perkalian matriks akan
diperoleh data alokasian data maksimum yang nantinya digunakan untuk menentukan
jumlah pohon yang ditebang tiap jenis.
C. JAWABAN PERTANYAAN
Kasus 5.1
1. Matriks X menyatakan kumpulan jenis pohon menurut kelas diameter pada salah satu
petak ukur. Dengan cara sama, bentuklah matriks untuk petak ukur lainnya. Apakah
matriks X2=X1? Mengapa demikian?
Jawab: Dari data yang diperoleh dari praktikum ini, besar matriks X2 sama dengan
matriks X1 jika dilihat dari banyak kolom dan baris. Keduanya sama-sama terbentuk dari
4 baris dan 4 kolom. Meski besar konstanta yang mengisi tiap matriks berbeda.
Kasus 5.3
1. Buatlah ruang matriks T (hasil perkalian X1 dengan matriks biaya penebangan) dalam
worksheet MS Excel. Berapakah baris dan kolom matriks T?
Jawab: Menurut perhitungan dalam MS Excel didapat matriks T dengan ordo 4x2.
Banyak baris pada matriks T adalah 4 baris dan kolom sebanyak 2 kolom.
Kasus 5.4
1. Apabila maksimum biaya yang dialokasikan adalah 90% dari biaya dalam matriks
pendapatan, berapakah jumlah pohon yang harus ditebang dari tiap jenis? .
Jawab: Perhitungan banyak pohon yang ditebang dapat diperoleh dengan
menggunakan aturan perkalian invers matriks, yaitu jika AX=B,maka X=A-1 B atau jika
XA=B,maka X=BA-1
Maka diperoleh hasil banyak pohon jenis Saga yang ditebang yaitu 23 pohon, Johar
sebanyak 36 pohon, Bipa sebanyak 79 pohon, dan Mahoni afrika sebanyak 129 pohon.
LAPORAN PRAKTIKUM
MATEMATIKA DAN STATISTIKA HUTAN
ACARA VI
VARIABEL ACAK DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS
Oleh:
Nama : FARIHATUL IBRIZA
NIM : 20/455332/KT/09180
Co-Ass : HAYYA AZIZAH
Dalam acara yang keenam ini, yaitu Variabel Acak dan Distribusi Probabilitas
data yang digunakan dibuat dan diolah menggunakan software Microsoft Excel
beserta fungsi- fungsinya. Langkah yang dilakukan dalam acara ini, yaitu:
Sheet 1
Sheet 1 berisi data tabel keliling pohon, dugaan keliling pohon setalah 3 tahun,
jumlah pohon yang tumbuh dan tidak tumbuh, probabilitas pohon yang tumbuh (p)
dan tidak tumbuh (q). probabilitas pohon yang tumbuh didapat dengan rumus:
Sedangkan untuk probabilitas pohon yang tidak tumbuh, diperoleh dengan rumus:
Sheet 2
Data yang telah dibuat pada sheet 1 diolah pada sheet 2.
1. Penentuan kejadian yang mungkin terjadi (r)
Sebelumnya tabel manual (berisi n, p, q) dari sheet 1 disalin terlebih dahulu ke
sheet 2. Kemudian dibuat sheet distribusi binomial, telah ditentukan ukuran r
kejadian dari 0 sampai 15.
Gambar 2.1. Penentuan kejadian (r)
2. Penghitungan kombinasi (nCr)
Setelah didapat data kejadian (r) kemudian kombonasi (nCr) dihitung dengan
formula excel =COMBIN(n.r)
4. Penghitungan pr
Probabilitas pohon yang mengalami pertumbuhan (p) dipangkatkan sesuai dengan
kejadian r-nya.
5. Penghitungan qn-r
Probabilitas pohon yang tidak mengalami pertumbuhan (q) dipangkatkan dengan
komplemen kejadian r-nya (n-r)
Gambar 2.5. Penghitungan qn-r
B. KESIMPULAN
Dari dilaksanakannya praktikum acara 6 informasi yang dapat diperoleh yaitu
cara menentukan variable acak yang didapat dari percobaan acak dan distribusi
probabilitas dengan memanfaatkan formula yang telah disediakan oleh Ms. Excel.
Didalamnya terdapat distribusi binomial yaitu distribusi probabilitas diskrit yang
jumlah penghasilan dalam n percobaan berhasil atau gagal saling bebas dengan
setiap hasil percobaan memiliki probabilitas p.
C. PERTANYAAN
Kasus 6.1
Identifikasi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi berdasarkan data yang
dikumpulkan pada acara 1
1. Tentukan variable acak dan nilai probabilitas dari variable acak pada kasus
tersebut.
Jawab : Dari data yang diperoleh pada acara 1, dapat dilihat bahwa terdapat
kejadian berupa:
a. Jenis pohon yang tumbuh dengan variable acak berupa jenis pohon Bipa,
Eucalyptus, Flamboyan, Saga, dan Shorea
b. keadaan batang pohon dengan variable acak berupa batang lurus dan
batang bengkok.
c. Kelas Dbh, dengan variable acak berupa kelas Dbh sangat kecil (SK),
kecil (K), sedang (M), dan besar (B)
2. Buatlah grafik sebaran probabilitas dari kejadian yang telah ditentukan
Jawab:
Jenis pohon
disajikan
b. Dengan menggunakan tabel Z, tentukan niali probabilitas dari P(z<=z(xi))
Ketika nilai reratanya ditambah 5 maka grafik geser ke kanan sedangkan jika
rerata dikurangi 5 maka punacak grafik bergeser ke kiri.
Oleh:
NIM : 20/455332/KT/09180
Sheet 2 (PI)
1. Penyalinan data dari CI
Dipilih data pohon Adenanthera pavonia dan disalin ke sheet 2 beserta no pohon, no
sampel, dan DBh nya
Gambar 2.1. data pohon disalin
2. Penghitungan PU1 hingga PU4
Banyaknya pohon pada petak ukur 1 hingga 4 dihitung. Perhitungan ini dapat dilakukan
secara manual maupun memanfaatkan fungsi excel =COUNTA(banyak petak ukur)
Gambar 3.1. Penyalinan data pohon Adenanthera pavonia dan Pterygota allata
2. Pengorganisasian data uji hipotesis antar populasi
a. Penghitungan banyak data tiap jenis pohon
Banyak data didapatkan dengan memanfaatkan fungsi yang difasilitasi oleh Excel
=COUNTA(data). Disini didapat hasil banyak jenis pohon Adenanthera pavonia
sebanyak 15 pohon dan Pterygota allata sebanyak 12 pohon.
Gambar 3.2a. Penghitungan banyak tiap jenis pohon
b. Penghitungan rerata data tiap jenis pohon
Rerata DBH tiap jenis pohon dihitung dengan memanfaatkan fungsi Excel
=AVERAGE(DBh). Dari penghitungan tersebut didapat hasil bahwa rerata DBH
Adenanthera pavonia sebesar 25,46cm dan Pterygota allata sebesar 26,75cm.
Nilai d seluruh dapat dihitung dengan rumus = Σd i/n, dengan n adalah banyaknya data.
Untuk perhitungan data ini digunakan rumus dalam excel =E26/24.
B. KESIMPULAN
Dari dilaksanakannya praktikum ini dapat diperoleh informasi mengenai konsep
sampling dan penerapannya untuk mengestimasi karakter populasi, prinsip-prinsip dasar
pengujian hipotesis statistika dan penerapannya untuk menyelesaikan permasalahan yang
berkaitan dengan kehutanan. Kedua konsep tersebut sangat dibutuhkan di dalam
pengelolaan hutan dan untuk menyelesaikan masalah kehutanan.
C. JAWABAN PERTANYAN
= 23,36
=√
=√
= 15,121
4. Hitunglah
= =
√
= 2,1384
5. Pertanyaan
a. Di dalam arboretum, pohon yang memiliki diameter > 20cm terdapat sebanyak
28 pohon. Hal ini membuktikan bahwa populasi pohon di arboretum dapat
dikatakan normal. Sebab lebih dari setengah populasi pohon yang ada di
dalamnya memiliki diameter > 20cm.
b. Dalam hal ini saya cukup yakin bahwa populasi pohon yang ada di arboretum
dikategorikan normal. Sebab sebanyak 28 pohon memiliki diameter >20cm.
persentase pohon yang memiliki diameter >20cm adalah sebesar 56%.
Menurut saya angka ini merupakan jumlah yang relative besar.
c. Standar deviasi adalah nilai statistik yang digunakan untuk menentukan
seberapa dekat elemen data-data yang ada dengan nilai rata-rata (mean) dari
suatu sampel dan bagaimana data-data tersebar di dalam sampel tersebut,
Standar devisiasi dapat diperoleh dari hasil perakaran dari varians. Jika sampel
sangat besar maka standar deviasi tetap akan bergantung dari seberapa dekat
nilai data-data dengan rata-rata dari suatu sampel. Untuk jumlah sampel yang
hanya 1 maka tidak ada nilai standar deviasinya karena tidak memiliki ragam.
kali ini jenis pohon yang akan dihitung proporsinya adalah pohon terbanyak
yaitu Adenanthera pavonina. Nilai proporsi Adenanthera pavonina dalam tiap
petak ukur adalah sebesar:
pi 1 = = 0,3125
pi 2 = = 0,3333
pi 3 = = 0,3333
pi 4 = = 0,200
p=
p= = 0,2948
=√
= 0,2079
5. Hitunglah!
p =
√
p =
= 0,064481
6. Jika suatu jenis dikatakan mendominasi populasi pohon (hutan) apabila
proposisinya lebih dari 30 persen, apakah jenis A dapat dikatakan dominan?
seberapa yakinkah Anda?
Suatu jenis dikatakan mendominasi populasi pohon (hutan) apabila proposisinya lebih
dari 30 persen. Pada praktikum kali ini Jenis Adenanthera pavonina memiliki
proporsi tepat 30%. Jadi, Jenis Adenanthera pavonina dapat dikatakan
dominan.
2. Pertanyaan:
a. Hasil dari perhitungan t tabel pada kasus ini dengan luaran dari kasus 7.1
cukup berbeda. Dimana dalam penghitungan manual didapat hasil 2,1384,
sedangkan saat penghitungan menggunakan t tabel didapat hasil 2,010.
b. Tegakan arboretum dapat dikatakan normal. Alfa yang diperoleh sebesar
0,05 menandakan sebagian besar DBH pohon yang ada memiliki besar
diatas batas yang ditentukan.
3. Hitunglah xij , yaitu rerata diameter pada petak ukur i dan jenis j (i= A dan j = B).
xi 7,3125
xj 6,0901
Perhitungan dilakukan menggunakan formula Excel =AVERAGE().
4. Hitunglah rerata diameter untuk populasi j
µA 25,4667
µB 26,7500
Perhitungan dilakukan menggunakan formula Excel =AVERAGE(DBh).
5. Hitunglah standar deviasi rerata sampel untuk populasi A (A) dan populasi B
(B)
SD A 15,2777
SD B 19,3725
Sebelumnya dicari terlebih dahulu varians dari tiap jenis pohon dengan formula
excel =VAR(DBh). Lalu perhitungan Standar devisiasi dilakukan menggunakan
formula Excel =SQRT(Var).
6. Hitunglah nilai t
t -0,025483
Perhitungan nilai t didapatkan dari =(xA-xB)/SQRT(Sp)*(SQRT(1/nA)+(1/nB))
atau dalam excel: =(H4-H5)/SQRT(H13)*(SQRT(1/H2)+(1/H3))
7. Tentukan nilai kritis t-student dengan menggunakan tabel t-student atau fungsi
TINV() MS Excel seperti pada kasus 7.1.3
7.4.6 Uji hipotesis komparasi berpasangan
Berdasarkan data ini lakukan uji hipotesis untuk menentukan apakah terdapat
pertumbuhan pohon-pohon yang signifikan dalam 3 tahun terakhir. Ikuti langkah
berikut:
1. Susunlah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipothesis nol
adalah hipotesis awal yang menunjukkan dugaan peneliti yang bersifat
menolak, sedangkan hipotesis alternatif adalah komplemen dari hipotesis nol.
2. Gunakan taraf signifikansi 5 %
3. Hitunglah nilai t
σ =√ = 10,62943025
̅ = = 1,169583333
σd = = 0,665502011
√
t = = 0,3588
Kesan :
kesan yang saya peroleh dari dilaksanakannya praktikum Matematika dan Statistik
untuk Kehutanan ini, saya merasa bahwa selama praktikum suasananya sangat
menyenangkan, co-assnya juga baik, tidak pelit ilmu. Saat masuk room praktikum juga
tidak jarang kami diberi toleransi waktu. Secara garis besar cukup baik dan
memudahkan dalam pengerjaan laporan.
Pesan :
Pesan yang mungkin dapat saya sampaikan adalah lebih baik saat pemaparan materi
lebih dikondusifkan meski ada penggabungan kelompok, dalam artian setiap coass
tidak terjadi miskom saat ada yang bertanya. Tapi yang disampaikan sudah cukup jelas
dan menjawab. Tetap pertahankan sikap sederhana dan bersahabat coass Hayya agar
praktikan semakin dimudahkan dan praktikum berjalan dengan jauh menyenangkan
lagi.
LAMPIRAN