PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tomat (Lycopersicum esculentum mill) merupakan salah satu komoditi yang multi guna.
Tomat tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tomat juga sering dijadikan
perlengkapan bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin dan mineral, dan bahan pewarna
alami. Tomat termasuk tanaman setahun (annual) yang berarti umurnya hanya untuk satu kali
periode panen. Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan panjang bisa mencapai 2 meter
dan di dalam buah tomat terkandung gizi-gizi yang penting bagi tubuh seperti karbohidrat,
protein, dan beberapa antioksidan seperti lycopene.
Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) merupakan tanah yang tergolong marginal,
dimana tingkat produktivitasnya masih rendah. Kandungan unsur hara pada tanah PMK
umumnya juga masih rendah, karena biasanya terjadi pencucian basa yang berlangsung secara
intensif. Kandungan bahan organik yang rendah disebabkan oleh proses dekomposisi yang
berjalan begitu cepat. Permasalahan yang dialami oleh tanah PMK juga menjadi alasan mengapa
menggunakan pupuk NPK, terutama pupuk NPK akan dapat mengimbangi kekurangan unsur
hara makro primer pada tanah tersebut.
Biochar atau biasa juga disebut dengan arang hayati dapat dibuat dengan berbagai bahan
baku, misalnya tempurung kelapa, sekam padi, dan kayu. Pembuatan biochar adalah dengan cara
membakar bahan baku tersebut sehingga terjadi proses pirolisis (pembakaran minimum udara)
maka dihasilkanlah biochar yang dapat berfungsi sebagai amelioran yang mampu memperbaiki
sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah. Fungsi biochar bagi tanah, yaitu sebagai bahan
amelioran tanah karena memiliki pH dan kapasitas tukar kation (KTK) relatif tinggi.
Biochar adalah arang hitam hasil dari proses pemanasan biomassa pada keadaan oksigen
terbatas atau tanpa oksigen. Biochar juga merupakan bahan organik yang memiliki sifat stabil
dapat dijadikan pembenah tanah lahan kering. Pemilihan bahan baku biochar ini didasarkan pada
produksi sisa tanaman yang melimpah dan belum termanfaatkan (Dermibas, 2004). Untuk saat
ini produksi biomassa yang sangat melimpahdan kurang termanfaatkan ialah sekam padi.
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting untuk meningkatkan produktivitas
tanaman. Salah satu pupuk yang sering diaplikaskan yaitu pupuk NPK dimana mengandung
unsur Nitrogen, Fospat dan Kalium. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang
bersifat sangat mobil, baik di dalam tanah maupun di dalam tanaman, Selain itu nitrogen bersifat
sangat mudah larut dan mudah hilang ke atmosfir maupun air pengairan. Kehilangan nitrogen
dapat terjadi karena: (1) diabsorpsi tanaman, (2) volatilisasi, (3) pencucian, (4) erosi, dan (5)
kehilangan bersama panen (Hanafiah, 2010).
B. Masalah Penelitian
Salah satu media tanam yang dapat digunakan untuk budidaya tanaman hortikultura yaitu
tanah PMK, dalam penelitian ini akan digunakan tomat servo F1 sebagai tanaman yang akan di
budidayakan. Tanah PMK sebagai media tanam di hadapkan pada berbagai masalah, mulai dari
kondisi fisik tanah, kimia tanah maupun biologi tanah. Dengan penggunaan biochar sekam padi
yang berperan sebagai amelioran pada tanah bahkan juga dapat menaikan pH tanah serta akan
meningkatkan kadar C- pada tanah. Pemberian biochar akan membantu memperbaiki sifat fisik
tanah terutaman pada tanah PMK.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menangani masalah pada tanah PMK,
yaitu dengan penambahan pupuk anorganik maupun pupuk organik. Pupuk organik yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah biochar sekam padi. Biochar sekam padi memiliki unsur
yang dapat menaikan pH panah serta memperbaiki sifak fisik tanah PMK. Pupuk anorganik yang
akan di gunakan adalah pupuk NPK mutiara (16-16-16), pupuk mutiara mengandung unsur hara
makro (N, P, dan K), dan mikro (Mg, Ca).
Penggunaan pupuk anorganik yang dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan
pencemaran lingkungan dan meningkatkan keasaman pada tanah, untuk mencegah hal itu terjadi,
maka di lakukan penambahan pupuk organik. Pupuk organik selain dapat menambah unsur hara
di dalam tanah juga dapat menaikan pH pada tanah tersebut. Tomat menghendaki pH antara 5, 5
- 7, 7 dalam pertumbuhannya, sedangkan tanah PMK yang akan di gunakan memiliki pH tanah
3, 31. Hal ini merupakan masalah yang sangat penting untuk di atasi, maka perlu di lakukan
pengapuran terlebih dahulu pada tanah.
Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengurangi penggunaan pupuk anorganik dengan memanfaatkan biochar sekam padi. Maka
pada penelitian ini dapat di rumuskan masalah apakah akan terjadi interaksi antara biochar
sekam padi dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat pada tanah
PMK.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi antara biochar
sekam padi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tomat pada tanah PMK.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Umum Tanaman Tomat
Tomat merupakan jenis sayuran yang memiliki permintaan tinggi di pasaran karena
disukai oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Tingginya permintaan tomat bukan
hanya karena multifungsi dalam masakan, tetapi juga memiliki rasa yang manis dan segar.
Untuk mendukung keberhasilan usaha budidaya tanaman tomat, maka diperlukan pemilihan
media tumbuh yang baik karena media tumbuh merupakan faktor yang berpengaruh pada
keberadaan air, suhu, dan bantuan mekanisme unsur hara. Kemampuan media tumbuh dalam
menunjang pertumbuhan akar yang baik tergantung pada distribusi ukuran pori-pori tanah
dan aktivitas jasad mikro tanah (Totong, 2016).
Tomat merupakan tanaman sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan tahun
silam, tetapi belum diketahui dengan pasti kapan awal penyebarannya. Ditinjau dari
sejarahnya, tanaman tomat berasal dari Amerika, yaitu daerah Andean yang merupakan
bagian dari negara Bolivia, Cili, Kolombia, Ekuador, dan Peru. Semula di negara asalnya,
tanaman tomat hanya dikenal sebagai tanaman gulma. Namun, seiring dengan
perkembangan waktu, tomat mulai ditanam, baik di lapangan maupun di pekarangan rumah,
sebagai tanaman yang dibudidayakan atau tanaman yang dikonsumsi (Purwati dan
Khairunisa, 2007).
dua. Jumlah rongga buah 2 dan 4 yang banyak diminati konsumen yang digunakan dalam
penyajian buah meja. Buah tomat termasuk buah buni, berdaging, beragam dalam bentuk,
dan ukuranya yang memiliki 2 atau 3 ruang yang berisi biji di dalamnya dengan diameter
buah berkisar 2 cm hingga 8 cm yang jika telah masak kulit buah akan berwarna merah atau
METODE PENELITIAN
a. Benih
b. Tanah
c. Polybag
d. Pupuk NPK
e. Biochar sekam padi
f. Air
2. Alat Penelitian
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan tanah, cangkul, parang,
timbangan, pH meter, kamera, mistar, alat tulis, terpal, ember, pisau, cutter, kertas label,
karung, meteran, dan alat-alat lainnya yang dapat menunjang penelitian ini.
C. Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola faktorial rancangan acak
lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu pemberian biochar sekam padi yang terdiri dari 3 taraf,
faktor kedua pemberian pupuk NPK yang terdiri dari 3 taraf. Perlakuan diulang sebanyak 3
ulangan dan tiap ulangan terdapat 3 unit sampel, sehingga diperoleh sebanyak 81 tanaman.
Faktor Perlakuan:
1. Faktor Pemberian Biochar Sekam Padi (b), terdiri dari:
b1= Biochar sebanyak 6 ton/ha, setara dengan 120 g/polybag
b2= Biochar sebanyak 8 ton/ha, setara dengan 160 g/polybag
b3= Biochar sebanyak 10 ton/ha, setara dengan 200 g/polybag
2. Faktor Pemberian Pupuk NPK (p), terdiri dari:
p1= 15 g/polybag
p2= 20 g/polybag
p3= 25 g/polybag
Sehingga diperoleh 9 kombinasi penelitian yaitu: b1p1, b1p2, b1p3, b2p1, b2p2, b2p3,
b3p1, b3p2, b3p3.
D. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi berbagai kegiatan yang terdiri dari:
1. Persiapan Tempat Penelitian
Lahan yang akan dipakai sebagai tempat penanaman harus dibersihkan terlebih dahulu
dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman sebelumnya, pembersihan lahan dengan
menggunakan parang dan cangkul atau sabit agar memudahkan dalam meletakkan polybag.
2. Penyemaian
Penyemaian benih tomat menggunakan gelas plastik, pada media tanam campuran
tanah PMK dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Tanah dan pupuk kandang
tersebut diaduk merata kemudian dimasukkan ke dalam gelas plastik, tiap gelas berisi 1 benih
tomat. Persemaian dilakukan pada kondisi yang cukup sinar matahari, agar tanaman
berkecambah dengan baik dan tidak mengalami etiolasi.
3. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah PMK. Sebelum melakukan pengambilan tanah
untuk media tanam, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel tanah untuk dianalisis.
Tanah kemudian dikering anginkan selama satu minggu, lalu dibersihkan dari serasah dan
kerikil-kerikil dengan cara diayak menggunakan ayakan 0, 5 cm x 0,5 cm.
4. Pengapuran
Pengapuran menggunakan kapur dolomit untuk menaikan pH tanah PMK yang
semula 3, 31 menjadi 7. Pengapuran dilakukan 2 minggu sebelum tanam yaitu dengan
mencampurkan kapur dan tanah secara merata kemudian di inkubasi selama 2 minggu.
5. Pengaplikasian biochar sekam padi
Pemberian biochar sesuai dengan dosis perlakuan yang sudah ditentukan, yaitu:
perlakuan b1 = biochar sebanyak 10 ton/ha, atau setara dengan 200 g/polybag, b2= biochar
sebanyak 15 ton/ha, setara dengan 300 g/polybag, b3= biochar sebanyak 20 ton/ha, setara
dengan 400 g/polybag. Biochar diberikan pada tanah 2 minggu sebelum penanaman, yaitu
dengan cara mencampurkan biochar tersebut dengan tanah di dalam polybag secara merata.
6. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah tanaman berumur 20 hari di persemaian dan telah
tumbuh 3-4 daun sempurna berwarna hijau, penampakan tanaman segar dan tumbuh tegak.
pemindahan dari persemaian ke polybag dilakukan dengan sistem putaran, yaitu dengan
merobek gelas plastik kemudian mengikutsertakan tanah dari gelas ke dalam media tanam di
polybag yang telah diberi lubang tanam dengan diameter 7 cm dan kedalaman 15 cm, dimana
setiap polybag ditanami 1 tanaman. Proses penanaman dilakukan pada pagi hari, setelah
selesai dipindahkan pada polybag, polybag kemudian diletakkan sesuai denah penelitian,
dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm.
Bibit yang sudah disiapkan dipindahkan ke media tanam dengan cara mencabut bibit
beserta sedikit media tanam yang masih menempel. Pemindahan bibit dilakukan dengan
hati-hati supaya perakaran tanaman tidak rusak. Bibit ditanam sedalam leher akar, ditutup
dengan tanah sambil ditekan-tekan dengan jari agar tidak mudah tumbang.
7. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore
hari, apabila hujan, tanaman tidak disiram.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan ketika ada tanaman yang mati, menggunakan tanaman
dengan umur tanam yang sama.
c. Penyiangan gulma
Apabila pada lahan terdapat gulma, maka gulma dikendalikan dengan cara mencabut
secara langsung dengan tangan, kecuali gulma jenis kayu-kayuan, dapat ditebas
menggunakan parang atau cangkul, begitu pula gulma yang terdapat dalam polybag,
dapat dicabut langsung dengan tangan.
d. Pencegahan terhadap hama dan penyakit
Pencegahan hama penyakit menggunakan bawang putih yang di haluskan,
kemudian tambahkan 600 ml air. Air rendaman yang akan di semprotkan pada tanaman
apabila terjadi serangan hama dan penyakit.
e. Pengajiran
Pengajiran dilakukan setelah tanaman berumur 4 minggu setelah tanam agar
tanaman tidak mudah roboh, yaitu menggunakan kayu dengan panjang 175 cm. Pengajiran
dengan cara menancapkan kayu tegak lurus ke atas secara hati-hati agar tidak melukai
perakaran tomat. Setelah ditancapkan, kemudian tanaman diikat pada kayu menggunakan
tali rapia.
8. Panen
Panen dapat dilakukan dengan melihat ciri-ciri kulit buah berubah dari warna hijau
menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering dan batang menguning.
Pemanenan dilakukan dengan cara memotong tangkai buah. Panen dilakukan sebanyak 5
kali dari awal sampai akhir penelitian.
E. Variabel Pengamatan
Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi:
1. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman
yang tertinggi. Pengukuran dimulai saat tanaman berumur 14 HST, 24, HST, 34 HST dan 44
HST setelah tanam sampai akhir fase pertumbuhan vegetatif dengan interval 10 hari sekali.
2. Volume akar (cm3)
Pengambilan akar tanaman dilakukan dengan cara membongkar tanah setiap 1 polybag
sampel pada masing-masing ulangan yang telah ditentukan sejak penanaman, lalu akar
tanaman dipotong pada leher akar. Akar dibersihkan kemudian dimasukan dalam gelas ukur
hingga akar tenggelam. Pengukuran volume akar dilaksanakan pada tanaman mencapai fase
vegetatif maksimum. Pengukuran volume akar dilakukan dengan memasukkan akar yang
telah dibersihkan kedalam air yang sudah di ukur volumenya menggunakan gelas ukur.
Setelah terjadi pertambahan volume air maka ukur volume air tersebut, maka selisih volume
air merupakan volume akar.
Rumus: Volume akar = volume air setelah akar dimasukkan-volume air sebelum akar
dimasukan.
3. Berat Kering Tanaman (g)
Pengukuran berat kering dilakukan setelah tanaman memasuki tahap vegetatif
maksimum dan hanya diambil satu sampel tanaman setiap perlakuannya. Tanaman dengan
akarnya dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel kemudian dikeringkan
dengan oven pada suhu 80°C selama 48 jam sampai berat kering konstan. Berat kering
ditimbang dengan timbangan digital.
4. Diameter Batang (cm)
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong,
pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 21, 28, 36, 43 mst, kemudian data diameter
batang tanaman tomat yang diolah scara statistik yaitu data dari minggu terakir pada
pengamatan fase vegetativ.
5. Jumlah Buah Per tanaman
Jumlah buah per tanaman ditentukan dengan menghitung jumlah buah yang dipanen
pertanaman, dan dilakukan setiap kali panen.
6. Berat Buah Pertanaman (g)
Berat buah ditimbang pertanaman, dilakukan setiap kali panen, dan ditimbang
menggunakan timbangan digital.
7. Berat Buah Per Buah
Setiap buah di timbang kemudian di catat dan di pisahkan berdasarkan perlakuan.
F. Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian di analisis secara statistik terhadap
variabel pengamatan yang telah diamati. Menurut Gaspersz (1994) model matematika yang
digunakan dalam eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL)
factorial adalah sebagai berikut:
Yijk = µ + Ui + Nj + (UN)ij + εijk;
dimana:
Yijk = Hasil pengamatan dan faktor biochar sekam padi taraf ke-I dan pupuk
NPK taraf ke-j pada satuan percobaan ke-k
µ = Rataan umum
Ui = Pengaruh dari biochar sekam padi taraf ke-i
Nj = Pengaruh dari pupuk NPK taraf ke-j
(UN)ij = Pengaruh interaksi dari faktor biochar sekam padi taraf ke-i dan faktor
pupuk NPK taraf ke-j
εijk = Pengaruh galat percobaan dari faktor biochar sekam padi pada taraf ke-i
dan faktor pupuk NPK taraf ke-j pada satuan percobaan ke-k.
I = taraf biochar sekam padi (1,2)
j = taraf dosis NPK (1,2 ...,5)
k = ulangan (1,2,3)
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Miranti Verdiana. Thamrin, Husni Sebayang. Sumarni, Titin. 2016. Pengaruh Berbagai
Dosis Biochar Sekam Padi Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman, Vol. 4 No. 8, Desember 2016:
611-616
Alianti, Y., Zubaidah, S. dan Saraswati, D. 2016. Tanggapan Tanaman Tomat Terhadap
Pemberian Biochar dan Pupuk Hayati Pada Tanah Gambut. Jurnal Agri Peat. Vol 17. No:
2, 115-125
Burhanuddin. Nurmansyah. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Kapur Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Nilam Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Bul. Littro. Vol.
21 No. 2, 2010, 138 – 144
BPTS. 2009. Respon Tanaman Tomat Terhadap Penggunaan Pupuk Majemuk NPK 15-15-15
Pada Tanah Latosol Pada Musim Kemarau. Tangkuban Perahu: Balai Penelitian
Tanaman Sayuran (BPTS) Indonesia
Febryanto. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum mill).
Skripsi. Pekan Baru: Fakultas Pertanian Dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim
Gani, Anischan. 2009. “Potensi Arang Hayati „ Biochar ‟ Sebagai Komponen Teknologi
Perbaikan Produktivitas Lahan Pertanian. ” Jurnal Iptek Tanaman Pangan 4(1): 33–48
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu Teknik
dan Biologi. Bandung: Armico
Herman, W., & Resigia, E. (2018). Pemanfaatan Biochar sekam dan kompos jerami padi
terhadap pertumbuhan dan produksi padi (Oryza sativa) pada tanah ordo ultisol. Jurnal
Ilmiah Pertanian, 42-50
Hadili. 2021. Pengaruh Berbagasi Dosis Biochar Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Dan
Hasil Tanaman Terung Hijau Pada Tanah Podsolok Merah Kuning. Skripsi. Pontianak.
Universitas Tanjungpura, Fakultas Pertanian
Kartika, E., Gani, Z., & Kurniawan, D. (2013). Tanggapan Tanaman Tomat (Lycopersicum
esculentum. Mill) Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Organik Dan Pupuk
Anorganik. 122-131
Lehmann, J. and S. Joseph. 2009. Biochar For Environmental Management. Earthscan: 127-143.
United Kingdom
Naikofi, Kristina Irna Sari dan Neonbeni, Eduardus Yosef. 2016. Pengaruh Biochar Sekam Padi
yang Diperkaya Hara dan Ketebalan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada
Darat. Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering. Vol: 1 (14) 116-117. Savana Cendana
Noni Sari, Kristina. 2019. Pengaruh Kombinasi Biochar Sekam Padi Dan Pupuk Kotoran Ayam
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kale (Brassica oleraceae var. acephala L) Pada
Tanah Gambut. Skripsi. Pontianak. Universitas Tanjungpura, Fakultas Pertanian
Nigussie, A., Kissi, E. Misganaw, M., Ambaw, G. 2012. Effect of Biochar Application on Soil
Properties and Nutrient Uptake of Lettuces (Lactuca sativa) Grown in Chromium
Polluted Soils. American-Eurasian J. Agric. and Environ. Sci. 12 (3): 369-376
Prahasta, Arief, M.P. 2008. Agribisnis Tomat. Bandung: PUSTAKA GRAFIKA
Rachim, A. D dan Mahfud Arifin. 2011. Klasifikasi Tanah di Indonesia. Bandung: Pustaka Reka
Cipta
Setiawan, M.A., E. Efendi dan R. Mawarni. 2018. Effect of organic fertilizer and NPK Fertilizer
Application on Growth and yield of mungbem (Vigna radiata). Jurnal penelitian pertanian
BERNAS, Vol. 14 No.3 (2018)
Salam, A.K. 2012. Ilmu Tanah Fundamental. Bandar Lampung: Global Medani Press
Tribuyeni. Syahrudin dan Widiastuti, L. Pemberian Biochar Tempurung Kelapa dan Pupuk
Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kubis Bunga (Brassica oleraceae var.
botrytis L) pada Tanah Gambut Pedalaman. Jurnal Agri peat. Vol. 17 No. 1, hal: 1-10.
Bandung
Totong, O., Hadid, A., & Mas'ud, H. (2016). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat
(Lycopersicum Esculentum Mill) Pada Berbagai Media Tumbuh Dengan Interval
Penyiraman Air Kelapa Yang Berbeda. e-J. Agrotekbis, 693-701
Tjitrosoepomo, G. 1991. Taksonomi Tanaman. Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Wiryanta, B.T.W. 2002. Bertanam Tomat. Jakarta: Penerbit Agro Media Pustaka
Zulfita, D., Surachman , & Santoso, E. (2019). Aplikasi Biochar Sekam Padi Dan Pupuk NPK
Terhadap Serapan N, P, K Dan Komponen Hasil Jagung Manis Di Lahan Gambut .
http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/HijauCendekia , 42-49.