Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH MACAM PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN

DAN HASIL TANAMAN TOMAT (LycopersicumesculentumMill.)

Proposal Penelitian Skripsi

Disusun Oleh :
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris masih mengandalkan sektor
pertanian sebagai sektor yang berperan penting dalam menunjukan
perekonomian nasional. perkembangan sektor pertanian, sektor
hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif, dan kebutuhan
pasar domestik akan hasil tanaman hortikultura sangat tinggi. salah satu
tanaman hortikultura di indonesia adalah tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.) tumbuhan dari keluarga solanaceae, tumbuhan asli
Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko, sampai Peru. Tomat
merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat dikenal masyarakat. rasa
buahnya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh,
dan cita rasanya yang berbeda dengan buah-buah lainnya merupakan ciri
khas yang digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Buah tomat
mengandung vitamin C, vitamin A, protein, kalsium, natrium, kalium,
fosfor, tiamin, riboflavin, niasin, askorbik (Bambang, 1998).
Berdasarkan hasil analisis Bank Dunia memproyeksikan
peningkatan permintaan sayuran rata-rata akan meningkat 3-6% dalam
periode 1988- 2010. Dan untuk mencapai sasaran peningkatan kebutuhan
sayuran tersebut, pemerintah telah memprogramkan sasaran produksi
terhadap sayuran termasuk komoditas tanaman tomat dalam
pertumbuhannya memerlukan zat-zat makanan atau unsur hara yang terdiri
atas unsur hara makro, seperti : N, P, K, S, Mg, Cadan unsur hara mikro,
seperti : Mo, Cu, B, Zn, Fe, Mn. Untuk memenuhi zat-zat makanan
tersebut, maka di perlukan pemupukan yang di berikan atau di masukan ke
dalam tanah, yang bertujuan untuk mengantikan kehilangan unsur hara di
dalam tanah dan menyediakan sumber hara untuk keperluan hidup
tanaman dalam membentuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan lain-
lainnya serta bagi peningkatan hasil produksi budidaya tanaman tomat
dalam suatu keadaan faktor lingkungan yang baik (Sutedjo,1991).
Menurut Bambang (1998) tanah yang terus menerus ditanami akan
mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, oleh karena itu tanah perlu
dipupuk untuk menjamin produktivitasnya. Usaha yang dapat dilakukan
adalah dengan pemberian pupuk. Pupuk yang dapat digunakan sebagai
pengganti unsur hara yang hilang pada tanah sehingga ketersediaan unsur
hara bagi tanaman dapat tercukupi adalah dengan menambahkan pupuk
anorganik atau pupuk buatan dan pupuk alami kedalam tanah. kimia tanah,
dan sifat biologis tanah. Tanaman tomat akan dapat tumbuh dengan baik
dan memberikan hasil produksi yang optimal apabila ditanam pada media
tanah yang memiliki sifat, fisik, kimia maupun biologi yang baik
(Widyanto, 2007).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh macam pupuk organik terbaik dalam
meningkatkan hasil tanaman tomat ?

C. Tujuan
Penelitiaan ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh macam pupuk organik terbaik untuk
meningkatkan hasil tanaman tomat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Tomat
Tanaman tomat dimasukkan ke dalam kelas Dicotyledonae atau
tumbuhan berkeping dua. Secara lengkap klasifikasi tanaman tomat
menurut (Nurhayati, 2012) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum esculentum Mill.
Tanaman tomat memiliki sistem perakaran tunggang yang tumbuh
menembus tanah, akar berwarna keputih-putihan dan mempunyai bau
yang khas. Perakaran tomat tidak terlalu dalam, menyebar kesemua arah
hingga kedalaman sekitar 30-40 cm. Akar tanaman tomat berfungsi untuk
menopang berdirinya tanaman serta menyerap air dan unsur hara dari
dalam tanah.
Batang tanaman tomat walaupun tidak sekeras tanaman menahun,
tetapi cukup kuat. Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai
bulat. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut halus
terutama dibagian yang berwarna hijau.
Daun tomat berbentuk majemuk yang terdiri dari beberapa anak
daun dan daun tumbuh berselang-seling pada batang tanaman dengan tipe
helaian daun menyirip, warna daun hijau, dan berbulu yang tumbuh di
dekat dahan atau cabang.
Bunga tomat tergolong bunga majemuk dengan mahkota bunga
berwarna kuning tersusun dalam tandan (rasemosa) yang terdiri atas 4-12
bunga dan merupakan bunga sempurna. Tipe bunga tomat yaitu
hermaprodit dimana posisi stigma lebih rendah dari pada tabung polen.
Tomat memiliki perhiasan bunga berupa mahkota yang memiliki tiga
warna yaitu kuning, orange, dan putih. Bunganya berada pada tandan
bunga dengan posisi tandan bunga berada ujung pucuk (terminal) dan
berada diantara buku buku batang (aksial). Posisi tandan bunga inilah yang
menunjukkan tipe tomat berdasarkan tipe pertumbuhan.
Buah Tomat yang masih muda biasanya terasa getir dan berbau
tidak enak karena mengandung Lycopercisin yang berupa lendir. Warna
buah yang tadinya hijau sedikit demi sedikit berubah menjadi kuning
seiring dengan proses pematangan, kemudian warnanya menjadi merah
ketika buahnya telah benar benar matang. Ukuran buahnya sangat
bervariasi tergantung dari varietasnya.

B. Pupuk Kandang
Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan
akan unsur hara dalam jumlah yang seimbang untuk menunjang
pertumbuhan vegetatif dan generative. Pupuk organik merupakan hasil
dekomposisi bahan-bahan organik yang dapat meningkatkan kehidupan
mikroba tanah, hasil 7 akhirnya dapat menyediakan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan. Penambahan
pupuk kandang ke dalam tanah selain meningkatkan jumlah dan aktivitas
mikroorganisme tanah, dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman,
mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah.
Pupuk kandang secara bertahap akan terdekomposisi dan unsur
hara hasil proses dekomposisi secara bertahap pula akan tersedia bagi
tanaman. Pemberian pupuk kandang secara teratur ke dalam tanah,
menghasilkan hara pada tanah tersebut dalam jangka waktu lama akan
tetap baik. Tanaman akan tumbuh dengan baik dan subur apabila unsur
hara yang dibutuhkan tersedia dengan cukup dan seimbang serta
pembentukan pucuk atau daun baru akan lebih baik dengan tersedianya
nutriski. Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi.
Secara umum, setiap ton pupuk kandang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5
dan 5 kg K2O serta unsur-unsur hara esensial yang lain dalam jumlah yang
relatif kecil. Pupuk kandang dapat berupa bahan limbah ternak seperti
kotoran ayam, kambing, sapi dan kuda. Setiap kotoran ternak yang
berbeda memiliki kandungan unsur hara yang berbeda.
Bio-slurry adalah produk akhir pengolahan kotoran ternak yang
bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi tanaman. Bio-slurry mengandung
nutrisi utama makro yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor dan
kalium serta nutrisi pelengkap mikro seperti magnesium (Mg), kalsium
(Ca), dan sulfur (S). Bio-slurry adalah sumber pupuk organik yang efektif,
mengandung cukup banyak nutrisi dan bahan organic. Komposisi Bio-
Slurry setelah fermentasi mengandung air 70–80% dan zat kering 20-30%.
Zat kering tersebut mengandung bahan organik 18-27%. Kandungan
dalam bioslurry berbasis kering mempunyai bahan organik 68,59%, C-
organik 17,87%, N-total 1,47%, C/N rasio 9,09%, P2O5 0,52% dan K2O
0,34%. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan, tergantung pada jumlah hara
yang dibutuhkan tanaman. Pupuk kandang memiliki kandungan unsur
yang berbeda sehingga bila dibedakan dosisnya akan memberikan respon
pertumbuhan tanaman yang berbeda, tergantung pada kebutuhan tanaman
tersebut akan unsur hara yang terdapat pada masing-masing pupuk
kendang.
Nitrogen diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif tanaman
terutama batang, cabang dan daun. Nitrogen akan meningkatkan
pembentukan klorofil sehingga aktifitas fotosintesis dapat meningkat dan
dapat meningkatkan tinggi tanaman/ Nitrogen sangat besar kegunaannya
bagi tanaman untuk pertumbuhan yaitu membuat daun tanaman lebih hijau
segar dan banyak mengandung klorofil yang penting dalam proses
fotosintesis. Kalium (K) untuk pembentukan protein dan karbohidrat,
pengerasan bagian kayu tanaman dan meningkatkan kualitas biji dan buah.
Fosfor (P) dibutuhkan mulai dari awal pertumbuhan vegetatif sampai fase
pembentukan dan pematangan biji. Fosfor dan kalium, unsur penting yang
banyak berperan dalam pembungaan dan pemasakan buah dan biji.
Pembentukan bunga pada tanaman dipengaruhi oleh ketersediaan hara di
dalam tanah yang berasal dari pupuk. Penambahan dosis pupuk pada
tanaman akan memberikan jumlah hara N, P, K, dan bahan organik pada
tanah menjadi semakin tinggi sehingga memungkinkan terjadinya
peningkatan pH tanah, kandungan N total dan P tersedia tanah.

C. Kerangka Pemikiran
Tomat termasuk sayuran buah yang sangat digemari oleh hampir
setiap orang, dikarenakan rasanya yang enak, dan sedikit asam. Tidak
hanya itu tomat juga merupakan sayuran buah yang kaya akan sumber
vitamin A, vitamin C, dan sedikit vitamin B, terutama pada buah tomat
yang telah tua (merah). Namun didalam budidaya tanaman tomat, tanaman
ini sangat peka terhadap tanah yang kekurangan kandungan unsur hara.
Pupuk organik adalah pupuk yang memiliki banyak kandungan
bahan organik. Beberapa sumber bahan organik dapat diperoleh dari
pupuk kompos, pupuk hijau, maupun pupuk kandang. Pada umumnya
masyarakat di daerah pedesaan banyak yang memelihara hewan ternak
seperti ayam. Hal ini menyebabkan bau yang kurang sedap akibat dari
kotoran ternak tersebut yang 9 tidak di kelola dengan baik. Oleh sebab itu
pemanfaatan kotoran ternak akan berdampak positif bagi lingkungan
terutama bagi masyarakat yang bekerja dibidang pertanian dengan
membudidayakan sayuran organik, dan dengan penggunaan pupuk organik
dapat memberikan dampak yang baik pada tanah yang masam. Pupuk
kandang ayam petelur adalah salah satu alternatif penggunaan pupuk untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada tanaman sayuran.
TANAMAN TOMAT

JENIS – JENIS PUPUK


ORGANIK

PERTUMBUHAN TANAMAN
TOMAT

D. Hipotesis
1. Ada pengaruh jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman tomat.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09

Dusun Gasek, Kel. Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Penelitian ini dilaksanakan mulai 29 September sampai 8 Oktober

2021.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah

 Timbangan : 2 buah

 Alat-alat tulis

 Cangkul : 1 buah

 Penggaris : 1 buah

 Polybag dari plastik : 36 buah

 Ember : 1 buah

 Gunting : 1 buah

 Kamera digital : 1 buah

 Alat penyemprot : 1 buah


2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

 Pupuk kandang, terdiri dari pupuk kandang kambing, kelinci dan


sapi.

 Benih tomat

 Kertas untuk label.

 Tali rafia dan ajir dari bambu.

 Tanah inseptisol untuk media tanam.

 Air untuk menyiram dan melarutkan pupuk organik cair.

C. Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri atas

1 faktor dan 1 kali ulangan, terdiri dari:

A0 : Tanpa pupuk kandang

A1 : Pupuk kandang kambing

A2 : Pupuk kandang kelinci

A3 : Pupuk kandang sapi

Dari faktor tersebut diperoleh kombinasi sebagai berikut:

Tabel 3.1. Pola kombinasi pupuk kandang dengan pupuk organik cair.
Perlakuan

A0
Pupuk A1
kandang A2
A3

D. Prosedur Kerja

1. Persiapan

a. Tempat

Ladang sebagai tempat penelitian dibersihkan dari gulma dan

diratakan. Ladang digunakan untuk meletakkan polybag.

b. Media tanam

Media tanam yang digunakan terdiri dari tanah dan pupuk

kandang. Tanah diperoleh dari ladang tempat peletakan

polybag sedangkan pupuk kandang diambil dari peternakan

milik warga masyarakat. Tanah yang dipakai adalah jenis

inseptisol. Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk kandang

yang sudah jadi, dengan ciri berbau netral.

c. Polybag

Polybag yang dipakai adalah polybag plastik berukuran 20 cm x


25 cm.

2. Pengisian media tanam pada polybag


Media tanam tomat yang terdiri dari tanah dan pupuk

kandang dicampur secara merata, kemudian dimasukkan ke dalam

polybag. Polybag diisi dengan media tanam sampai penuh.

3. Penanaman

Benih tomat sebelum ditanam direndam terlebih dahulu di

dalam air selama ± 5 jam. Benih mentimun yang mengapung pada

saat perendaman diambil (dibuang). Setelah direndam benih

ditiriskan selama 3 jam, kemudian benih segera ditanam dalam

polybag dengan kedalaman ± 1 cm. Setiap polybag diisi 3 benih.

Langkah selanjutnya adalah pemilihan 2 tanaman yang akan

dipelihara. Tanaman yang dipelihara adalah tanaman yang

mempunyai pertumbuhan terbaik dan sehat. Proses penyeleksian ini

berakhir pada saat tanaman berumur 7 hst.

4. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Tanaman tomat merupakan tanaman yang membutuhkan suplai

air banyak. Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan

secara kondisional, yakni apabila media tanam terlihat mulai

mengering. Penyiraman dilakukan dengan sistem kocor.

b. Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk


organik yang terdiri dari pupuk kandang dan pupuk organik

cair. Penggunaanya adalah:

1) Pupuk kandang

Aplikasi pupuk kandang dilaksanakan sebelum

tanam. Dosis dari masing- masing pupuk kandang adalah

10 ton/ha atau setara 0,5 kg per polybag.

c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila pada tanaman terdapat gulma.

Penyiangan dimaksudkan untuk menghindari kompetisi unsur

hara antara tanaman mentimun dan gulma.

d. Pengendalian hama

Pengendalian hama dilakukan pada saat terlihat aktifitas hama

pada tanaman. Upaya pengendaliannya secara manual dengan

cara mengambilnya dari tanaman. Kalau kurang

memungkinkan, pengendalian hama juga dilakukan dengan

sistem pengendalian hayati, yakni dengan ekstrak daun

mimba.

e. Pemberian ajir

Pemberian ajir mulai dilakukan keika tanaman berumur 18

hari setelah semai (hss). Ajir diperlukan untuk menopang

batang dan buah.


E. Parameter Pengamatan

Pengambilaan data dilakukan sesuai dengan parameter sebagai


berikut:

a. Jumlah daun, dipilah daun yang membuka sempurna, segar

dan belum menguning. Pengamatan ini dilaksanakan pada

umur 12, 17, dan 21 hari setelah semai (hss).

b. Kadar klorofil total daun, sampel diambil pada 33 hari setelah


semai (hss).

c. Tinggi tanaman, diukur dari pangkal batang hingga ujung

batang. Pengamatan ini dilakukan pada umur 12, 17 dan 21

hari setelah semai (hss).

d. Jumlah buah yang terbentuk per tanaman, yakni dengan cara

menghitung seluruh buah yang dihasilkan pada saat tanaman

berumur 41 hari setelah semai (hss).

e. Bobot buah per tanaman, yakni dengan cara menimbang

massa buah seluruhnya setelah dipanen.

F. Analisis Data

Seluruh data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA. Jika

F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak, sebaliknya apabila F hitung

> F tabel maka hipotesis diterima. Jika hipotesis diterima dilanjutkan

dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf signifikansi 5 % untuk

mengetahui perlakuan terbaik.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. Z., Kardhinata, E. H., & Husni, Y. (2014). Respons Pertumbuhan Dan
Produksi Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum Esculentum L.) Dataran
Rendah Terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam. Jurnal
Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(4), 101465.

Alianti, Y., Zubaidah, S., & Saraswati, D. (2016). Tanggapan tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.) terhadap pemberian biochar dan pupuk
hayati pada tanah gambut. Jurnal Agri Peat, 17(02), 115-125.

Fadhillah, W., & Harahap, F. S. (2020). Pengaruh Pemberian Solid (Tandan


Kosong Kelapa Sawit) Dan Arang Sekam Padi Terhadap Produksi Tanaman
Tomat. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 7(2), 299-304.

Kartika, E., Gani, Z. F., & Kurniawan, D. (2013). Tanggap Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum. Mill) Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk
Organik dan Pupuk Anorganik (Tomato (Lycopersicum esculentum. Mill)
response to organic and inorganic fertilizers combination). Bioplantae, 2(3),
122-131.

Kiswondo, S. (2011). Penggunaan abu sekam dan pupuk ZA terhadap


pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicum esculentum
Mill.). Jurnal Embryo, 8(1), 9-17.

Marliah, A., Hayati, M., & Muliansyah, I. (2012). Pemanfaatan pupuk organik
cair terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tomat (Lycopersicum
esculentum L.). Jurnal Agrista, 16(3), 122-128.

Masfufah, A., Supriyanto, A., & Surtiningsih, T. (2015). Pengaruh pemberian


pupuk hayati (biofertilizer) pada berbagai dosis pupuk dan media tanam
yang berbeda terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman tomat
(Lycopersicon esculentum) pada polybag. Jurnal Ilmiah Biologi, 3(1), 1-11.

Pangaribuan, D. H., Yasir, M., & Utami, N. K. (2012). Dampak bokashi kotoran
ternak dalam pengurangan pemakaian pupuk anorganik pada budidaya
tanaman tomat. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
Agronomy), 40(3).

Setyari, A. R., Aini, L. Q., & Abadi, A. L. (2013). Pengaruh pemberian pupuk cair
terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman
tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Hama dan Penyakit
Tumbuhan, 1(2), pp-80.

Sulardi, T., & Sany, A. M. (2018). Uji pemberian limbah padat pabrik kopi dan
urin kambing terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat
(Lycopersicum esculatum). Journal of Animal Science and Agronomy
panca budi, 3(2).

Suliasih, S., Widawati, S., & Muharam, A. (2010). Aplikasi pupuk organik dan
bakteri pelarut fosfat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat dan
aktivitas mikroba tanah. Jurnal Hortikultura, 20(3).

Anda mungkin juga menyukai