Disusun Oleh:
Cindy Diah Ayu Fitriana
155040201111043
Agung Prasetiyo
155040207111027
Gina Zahra Anjani
155040207111110
Kelas: AB
Kelompok: Bawang Merah
Asisten Kelas: Puri Kholifastush sholihah
Asisten Lapang: Purnaningtyas Oetari D.
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Oleh :
Asisten Kelas
Asisten Lapang,
Purnaningtyas Oetari D.
NIM. 135040200111151
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, kesabaran
serta kesehatan yang telah diberikan-Nyasehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktikum Teknologi Produksi Tanaman dengan baik dan lancar. Sholawat
serta salam kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari zaman
kebodohan menuju zaman berilmu pengetahuan.
Penulis membahas mengenai proses pertumbuhan tanaman bawang merah
serta teknologi produksi yang digunakan.Penulis menyadarai bahwa dalam
penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis dengan
besar hati menerima kritik dan saran yang membangun guna memberikan hasil
yang terbaik bagi isi penulisan laporan ini.
Selain itu penulis mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan lancar,
kepada :
1. Para dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman yang telah
membimbing kami selama perkuliahan berlangsung.
2. Pihak Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah member lahan
kepada kami untuk melakukan praktikum.
3. Kakak asisten praktikum yang telah membimbing kami dalam praktikum
ruang dan praktikum lapang.
4. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
penulisan laporam ini dengan baik.
Laporan ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas praktikum Teknologi
Produksi Tanaman demi memberi pendalamanmateri yang telah diberikan.
Penulis
DAFTAR ISI
RINGKASAN............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
1.PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..............................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Bawang Merah di Indonesia........3
2.2 Tanaman Bawang Merah...................................................................3
2.3 Budidaya Tanaman Bawang Merah......................................................4
2.3.1 Iklim.......................................................................................... 4
2.3.2 Pemilihan Bibit............................................................................4
2.3.3 Pengolahan Tanah......................................................................5
2.3.4 Penanaman dan Pemupukan........................................................6
2.3.4 Pengairan..................................................................................7
2.3.5 Hama dan Penyakit.....................................................................7
2.4 Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Bawang Merah..................10
3. BAHAN DAN METODE.........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14
1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komoditas hortikultura yang memiliki peranan unggul di indonesia
adalah bawang merah. Komoditas bawang merah masuk dalam kelompok
rempah tak bersubtitusi yang sering digunakan sebagai salah satu bumbu
dapur (penyedap makananan) serta obat tradisional. Dengan permintaan
pasar yangsetiap tahunya meningkat, menjadikan bawang merah sebagai
salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, ditinjau dari
sisi pemenuhan konsumsi nasional, sumber penghasilan petani dan
potensi bawang merah sebagai penghasil devisa Negara (Iriani, 2013).
Meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas bawang merah
mengharuskan petani bawang merah menggunakan teknik budidaya
produksi yang tepat sehingga produksi bawang merah petani dapat
memenuhi permintaan pasar.
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang dibudidayakan
di dataran rendah (Moekasan, 2012). Ketinggian 0-900 meter dari
permukaan laut merupakan kawasan yang cocok untuk pertumbuhan
komoditas
bawang
merah.
Selain
itu
Budidaya
bawang
merah
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Bawang Merah di
Indonesia
Bawang merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Di indonesia, daerah yang menjadi sentra
produksi bawang merah adalah Cirebon, brebes, tegal, kuningan, wates
Yogyakarta, Lombok timur dan samosir (Nani sumarni, 2005). Pada tahun
2014 produksi bawang merah di indonesia mencapai 10,22 ton/ha,
sedangkan pada tahun 2015 produksi bawang merah mengalami
penurunan produksi yaitu 10,06 ton/ha (Statistik, 2015). Padahal pada
tahun 2015 luas lahan yang digunakan lebih luas 1.422 ha daripada tahun
2014, namun produktifitas bawang merah mengalami penurunan. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan hasil produktifitas bawang merah
diperlukan proses budidaya bawang merah yang tepat sehingga mampu
meningkatkan hasi produktiftas bawang merah di indonesia.
2.2 Tanaman Bawang Merah
Bawang merah adalah jenis tanaman semusim yang memiliki
bentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut, tinggi dapat
mencapai 15-20 cm dan membentuk rumpun. Akar tanaman bawang
merah berbentuk serabut yang memiliki ukuran tidak terlalu panjang.
Bentuk daun dari bawang merah seperti pipa, yaitu berbentuk bulat kecil
memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujung meruncing dan
memiliki warna hijau muda sampai hijau tua serta letak daun bawang
merah melekat pada tangkai yang memiliki ukuran relative pendek. Disisi
lain, pangkal daun dari bawang merah dapat berubah fungsi menjadi umbi
lapis (Hasanah, 2011).
Adapun klasifikasi dari bawang yaitu; tanaman bawang merah
termasuk
dalam
kingdom
Plantae,
sub
kingdom
Trachebionta,
Superdivisio Spermatophyta, Divisio Magnoliophyta, Klas Liliopsida, SubKlas Liliidae, Ordo Liliales, Familia Liliacae, Genus Allium dan Spesies
Allium Agregatum L. (Borska, Gebarowska, E.wysocka, & Zabel, 2003).
Rendah,
2000)
ketinggian
tempat
yang
optimal
untuk
0-450 meter di
atas permukaan laut. Tanaman bawang merah masih dapat tumbuh dan
berumbi di dataran tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih panjang
0,5-1 bulan dan hasil umbinya lebih rendah (Sumarni & Sumiati, 2005).
2.3.2 Pemilihan Bibit
Pemilihan umbi bibit pada bawang merah berasal dari tanaman
yang memiliki umur 70-80 hari setelah tanam. Umbi yang digunakan
sebagai bibit berukuran sedang yaitu (5-10 g). Menurut (Sutarya &
Grubben, Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah, 2000) umbi bibit
yang baik memiliki ciri-ciri umbinya segar dan sehat, bernas (padat, tidak
keriput), dan memiliki warnna yang cerah. Selain itu, Umbi bibit yang baik
bagi benih bawang merah yaitu telah disimpan selama 2-4 bulan sejak
panen dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi (Sutarya & Grubben,
2000).
Sebelum ditanam, kulit bagian luar umbi bibit yang mengering
dibersihkan. Umbi bibit yang umur simpanya kurang dari 2 bulan biasanya
dilakukan pemotongan ujung umbi kurang lebih bagian dari seluruh
umbi. Tujuanya adalah untuk mempercepat pertumbuhan tunas dari umbi
bawang dan merangsang tumbuhnya umbi samping (Hidayat, 2004).
2.3.3 Pengolahan Tanah
Tanaman bawang merah baik apabila di tanam di tanah gembur
subur dengan drainase baik. Tanah berpasir memperbaiki perkembangan
umbinya. PH tanah yang sesuai sekitar netral, yaitu 5,5 hingga 6,5
(Ashari, 1995). Sedangkan, jenis tanah yang paling baik untuk ditanami
adalah tanah lempung yang berpasir atau berdebu karena sifat tanah
yang berpasir atau berdebu mempunyai aerasi yang bagus dan drainase
baik. Tanah yang demikian mempunyai perbandingan yang seimbang
antara fraksi liat, pasir, dan debu (Wibowo, 1999).
Pengolahan tanah pada lahan budidaya bawang merah digunakan
untuk menciptakan lapisan olah yang gembur dan cocok untuk budidaya
bawang merah. Menurut (Hidayat, 2004),Pengolahan tanah pada
umumnya digunakan untuk menggemburkan tanah, memperbaiki drainase
dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan mengendalikan
gulma. Pada lahan kering, tanah di bajak atau dicangkul sedalam 20 cm,
kemudian di buat bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 meter, tinggi 25
cm sedangkan untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi
lahan yang akan ditanami dengan bawang merah. Kondisi bedengan
mengikuti arah timur barat. Tanah yang sudah diolah dibiarkan sampai
kering kemudian diolah kembali 2-3 kali sampai tanah menjadi gembur
sebelum dilakukan perbaikan bedengan-bedengan dengan rapi. Waktu
yang diperlukan mulai dari pembuatan parit, pencangkulan tanah (ungkap
Bertanam
Sayuran
Dataran
Rendah,
2000),
Efisiensi
2.3.4 Pengairan
Bawang merah merupakan salah satu tanaman yang tidak
memerlukan banyak air pada masa pertumbuhan. Namun, tanaman
bawang merah juga memerlukan air yang cukup selama proses
pertumbuhan melalui penyiraman. Penanaman bawang merah dilahan
sawah dalam keadaan terik di musim kemarau memerlukan penyiraman
yang cukup. Penyiraman dilakukan satu hari sekali pada waktu pagi atau
sore hari saat masa tanam hingga menjelang masa panen. Disisilain,
penyiraman yang dilakukan pada musim hujan bertujuan untuk membilas
daun bawang merah yang kotor akibat percikan air hujan (splittstoesser,
2002).
Dari hasil penelitian (Nani sumarni, 2005), menunjukkan bahwa
pemberian air dengan ketinggian 7,5 15 mm dengan frekuensi satu hari
sekali memberikan rata-rata memberikan bobot umbi bawang merah
paling tinggi.
2.3.5 Hama dan Penyakit
2.3.5.1 Ulat Grayak Spodoptera exigua (Lepidotera : Noctuidae)
Ulat grayak sering menyerang bawang merah, bawang daun,
bawang daun, kucai, jagung, cabai dan kapri. Daun bawang merah yang
terserang akan menimbulkan becak putih panjang atau menjadi seperti
membran dan layu. Warna ulat mula-mula hijau, kemudian menjadi
cokelat tua dengan garis-garis putih. Panjang ulat lebih kurang 2,5 cm.
Siklus hidup sekitar 23 hari. Ngengat betina menghasilkan telur lebih
kurang 1000 butir. Telur diletakkan biasanya dalam kelompok-kelompok
yang berbentuk lonjong dan bulat. Warna telurnya putih dan ditutup
dengan lapisan bulu-bulu tipis. Sesudah menetas, ulat segera masuk ke
dalam rongga daun bawang merah sebelah atas. Mula-mula ulat
berkumpul, setelah itu daun habis dimakan, ulat segera menyebar. Jika
populasi besar, ulat juga memakan umbi. Perkembangan ulat di dalam
daun lebih kurang 9-14 hari. Ulat kemudian berkepompong di dalam tanah
(Nani sumarni, 2005).
Umbi
yang
terserang
dapat
membusuk
(Suhendro,
menjadi
kering,
umbi
membusuk,
infeksi
sporadis,
dan
tidak
menentu,
bentuknya
mirip
dengan
hifa
biasa.
langsung,
setelah
itu
dilakukan
pengelompokan
umbi
10
daun
memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada melalui tanah,
karena apabila pemberian pupuk organik melalui tanah maka pupuk
organik banyak diikat oleh tanah dan tidak dapat diserap oleh tanaman.
11
bahan-bahan
yang
digunakan
dalam
praktikum
12
pengamatan
tinggi
tanaman
dilakukan
dengan
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15