Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara agreria yang dimana sangat kaya dan strategis akan
letak pertaniannya. sektor pertanian merupakan sektor yang sangat berperan dalam
pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB
(Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa. PDB sektor
pertanian termasuk pula kehutanan dan perikanan adalah sebesar 63,8 triliun rupiah pada
tahun 1996, nilai ini terus meningkat menjadi 66,4 triliun rupiah pada tahun 2000. Besarnya
PDB pertanian tersebut memberikan kontribusi sekitar 17 persen terhadap PDB nasional.
Sektor pertanian berikut sistem agribisnisnya sangat dominan perannya dalam penyerapan
tenaga kerja(Suger, 2001 :15).
Oleh sebab adanya kestrategiasan pertanian sebut maka pemerintah melakukan
kegiatan ketersedian pangan dimana untuk mensejahterakan rakya Indonesia. Ketersediaan
pangan merupakan isu penting dalam pembangunan pertanian. Ini merupakan indikator
utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional ataupun kedaulatan pangan. Untuk itu
peningkatan produksli (dalam hal ini padi sawah) menjadi hal utama yang menjadi perhatian
pemerintah Indonesia. Upayan untuk peningkatan produksi dapat dilakukan secara intensif
maupun ekstensiF. Kedua strategi tersebut dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Terutama
ekstensifikasi yaitu menyediakan lahan-lahan baru sawah dengan memanfaatkan lahan tidur
yang potensial.
Sektor tersebut mampu menyerap 45 persen dari total penyerapan tenaga kerja
nasional atau menempati urutan pertama dalam penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2005
struktur kesempatan kerja pedesaan secara agregat menunjukkan bahwa 59 persen dari total
kesempatan kerja pedesaan berasal dari sektor pertanian, yang secara absolut besarnya 58 juta
orang. Peran sektor pertanian di luar Jawa juga lebih besar yaitu sebesar 67 persen
dibandingkan dengan di Jawa yang besarnya 51 persen. Sebaliknya, sektor non-pertanian di
Jawa hanya menyumbang 49 persen dan di luar Jawa menyumbang 33 persen kesempatan
kerja, yang pada umumnya berupa jasa perdagangan, jasa kemasyarakatan, bangunan, dan
jasa pengangkutan. Keadaan ini menunjukkan masih tetap dominannya peran sektor pertanian
dalam perekonomian rumah tangga pedesaan, baik di Jawa maupun di luar Jawa (BPS, 2011)
Menurut Mosher dalam Mangunwidjaya dan Sailah (2009 : 27) mengemukan bahwa
salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian adalah adanya teknologi usahatani yang
senantiasa berubah. Oleh sebab itu penggunaan teknologi dalam usahatani padi sawah sangat
dibutuhkan oleh petani dengan harapan dapat meningkatkan produktifitas, meningkatkan
efisiensi usaha, menaikkan nilai tambah produk yang dihasilkan serta meningkatkan
pendapatan petani.Salah satu komoditas utama pertanian kita adalah padi karena padi
merupakan kebutuhan pokok penduduk kita. Komoditi ini tumbuh hampir di seluruh daerah
di Indonesia. Mengingat pentingnya komoditi ini sebagai bahan makanan pokok, kiranya
pengembangan komoditi padi membutuhkan perhatian khusus. Di kebanyakan daerah, usaha
tani padi diusahakan dengan secara tradisional secara turun temurun (Suratiyah,2008).
Tinjauan Pustaka
Badan Pusat Statistik(BPS). 2011. Sensus Pertanian. Aceh Barat: BPS Meulaboh –
Aceh Barat
Mangunwidjaya, D. dan Sailah, I. 2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suger, HR. 2001. Bercocok Tanam Padi. CV. Aneka Ilmu. Anggota IKAPI.
Suratiyah, K. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai