Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH

OBSERVASI GEJALA DEFISIENSI NUTRISI TANAMAN

DISUSUN OLEH
CONCHITA TINARA EFENDA HUTAHAEAN

NPM: 19025010177/D3

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SURABAYA
2021
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran tanaman meliputi
tinggi tanaman, sedangkan perkembangan suatu tanaman merupakan proses
bertambahnya berat dan lebar tanaman. Kedua proses ini baik pertumbuhan
maupun perkembangan tanaman dipengaruhi oleh adanya ketersediaan unsur
hara. Apabila unsur hara tercukupi, proses pertumbuhan maupun perkembangan
tanaman akan dapat berjalan dengan normal. Tanaman memerlukan air dan hara
untuk bermetabolisme, tanaman dapat tumbuh dengan baik atau normal apabila
kebutuhan akan unsur haranya terpenuhi.
Unsur hara merupakan material yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan
proses demi kelangsungan hidupnya. Hara merupakan kebutuhan tanaman,
masing-masing hara memiliki perannya masing-masing. Hara berdasarkan
kapasitas yang dibutuhkan tanaman dibedakan menjadi hara makro dan hara
mikro. Hara makro banyak secara umum terdapat di alam atau udara misalnya
Nitrogen, Karbon dan Oksigen. Sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro
termasuk unsur hara esensial yang mana meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang
sedikit, namun harus ada bagi tanaman. Kebutuhan unsur hara tanaman berbeda-
beda, tanaman memerlukan hara yang tepat sesuai kebutuhannya untuk dapat
melakukan proses fisiologinya secara normal. Kekurangan maupun kelebihan
unsur hara dalam tanaman akan menimbulkan permasalahan bagi pertumbuhan
tanaman.
Tanaman memerlukan unsur hara untuk hidup, tumbuh dan menyelesaikan
siklus hidupnya. Kekurangan unusr hara itu akan menyebabkan terganggunya
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara yang memiliki karakter
seperti ini disebut sebgaai unsur hara esensial. Unsur unsur esesnial tersebut
diperlukan oleh tumbuhan untuk proses tumbuh dan berkembang serta sangat
penting dalam melengkapi siklus hidupnya. Oleh karena itu, keberadaan unsur-
unsur esensial ini tidak dapat digantikan oleh unsur-unsur yang lainnya, selain
fungsi dari unsur-unsur tersebut bersifat langsung. Pada kondisi tertentu, tanaman
dapat kekurangan salah satu unsur hara yang dieprlukan berakibat pada timbulnya
gejala-gejala defisiensi yang kadangkala gejala tersebut sangat khas untuk unsur
tertentu secara bersamaan.
1.2 Tujuan
Praktikum kesuburan tanah materi “Observasi Gejala Defisiensi Nutrisi
Tanaman” bertujuan untuk mengobservasi dan menganalisis gejala defisiensi
nutrisi pada berbagai tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman sangat dipengaruhi oleh adanya
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pemupukan merupakan upaya paling
kongkret yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara di dalam
tanah (Emma, 2019). Unsur hara esensial yang utama bagi tanaman adalah unsur N, P
dan K. Pupuk majemuk (NPK) adalah pupuk yang mengandung dua atau lebih unsur
hara. Penggunaan pupuk majemuk ini menjamin diterapkannya teknologi pemupukan
berimbang sehingga dapat meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman. Selain itu
pupuk majemuk juga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemupukan,
mudah dalam aplikasi serta mudah diserap oleh tanaman (Sari, 2013 ). Oleh karena
itu pelaksanaan pemupukan harus dilaksankan dengan tepat waktu, dosis, jenis dan
tepat aplikasi (Siallagan, 2014).
Kekurangan unsur hara akan berdampak pada tanaman dan akan
mengakibatkan kerugian. Setiap kekurangan unsur hara, sebelum mencapai tahap
yang lebih kritis dan meluas umumnya menunjukkan gejala-gejala kekurangan unsur
hara yang diderita tetapi masih dalam tahap yang ringan dan masih sedikit (Munir,
2016). Defisiensi unsur hara antara lain disebabkan oleh pemupukan yang dilakukan
sebelumnya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Tanaman yang mengalami
defisiensi unsur hara memperlihatkan kelainan pada bagian yang mengalami
kekurangan salah satu atau lebih unsur hara tersebut, misalnya pada daun, muncul
bercak-bercak. Pertumbuhan dan produksi tanaman akan mencapai optimum apabila
faktor penunjang mendukung pertumbuhan tersebut berada dalam keadaan optimal,
unsur-unsur yang seimbang, dosis pupuk yang tepat serta nutrisi yang dibutuhkan
tersedia bagi tanaman.
Jagung adalah tanaman yang cukup popular di masyarakat Indonesia, memiliki
kandungan karbohidrat, protein, vitamin dan kadar gula yang tinggi tetapi tetap
rendah lemak dan memiliki rasa yang enak (Mauke dkk. 2015). Tanaman jagung
dipilih sebagai objek percobaan ini karena sifat responsive terhadap pemupukan.
Kekurangan unsur hara pada tanaman jagung akan direpresentasikan pada warna
daun selama pertumbuhan. Penambahan zat hara pada tanah melalui pemupukan akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung (Titah dan Joko, 2016).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum kesuburan tanah tentang observasi gejala defisiensi nutrisi tanaman
dilaksanakan pada hari Jumat 09 Mei 2021 di Jalan Jambu RT.14 RW.03 Sruni
Gedangan Sidoarjo
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kamera HP
3.2.2 Bahan
1. Tanaman Jagung pada media tanah dan pasir
2. Lembar Kerja
3.3 Cara Kerja
1. Mengamati dan mengidentifikasi jenis unsur yang defisiensi pada tanaman.
2. Melakukan dokumentasi menggunakan kamera HP.
3. Mencatat hasil identifikasi jenis unsur defisiensi pada tanaman yang
diobservasi pada lembar kerja.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Gejala Defisiensi Nutrisi Tanaman Jagung
Tanaman Jagung Tanaman Pembanding Keterangan
1. Gejala tanaman yang
kekurangan usur hara
p adalah perubahan
warna pada daun
berwarna hijau
menjadi berwarna
coklat (sedikit merah
keunguan) dan
Gambar 5.1 Tanaman Gambar 5. 2 Tanaman
mengkerut.
jagung pada media tanah jagung kekurangan unsur
Perubahan warna
kekurangan unsur hara P hara P dan K
coklat tidak saja
dan K
ditengah daun tetapi
terdapat dipinggiran
daun.
2. Gejala tanaman yang
kekurangan unsur
hara K dimulai
dengan warna kuning
atau kecoklatan
sepanjang pinggir
daun
1. Gejala tanaman yang
kekurangan usur hara
p adalah perubahan
warna pada daun
berwarna hijau
menjadi berwarna
coklat (sedikit merah
keunguan) dan
mengkerut.
Perubahan warna
coklat tidak saja
ditengah daun tetapi
Gambar 5.3 Tanaman
terdapat dipinggiran
jagung pada media pasir
daun.
kekurangan unsur hara P
2. Gejala tanaman yang
dan K
kekurangan unsur
hara K dimulai
dengan warna kuning
atau kecoklatan
sepanjang pinggir
daun

4.2 Pembahasan
Pengelolaan kesuburan tanah harus diperhatikan agar tanah dapat menyokong
pertumbuhan dan produksi tanaman yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Selanjutnya, Raihan (2000) menyatakan bahwa tanaman yang dibudidayakan saat
ini umumnya membutuhkan unsur hara dari berbagai jenis dan dalam jumlah
relatif banyak, sehingga hampir dapat dipastikan bahwa tanpa dipupuk tanaman
tidak mampu memberikan hasil seperti yang diharapkan. Unsur hara merupakan
material yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi kelangsungan
hidupnya.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Menurut Yuwono (2006) pemupukan
merupakan upaya paling kongkret yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kandungan unsur hara di dalam tanah. Menurut Hardjowigeno (2015) unsur hara
esensial yang utama bagi tanaman adalah unsur N, P dan K. Kekurangan unsur
hara esensial akan mengganggu pembelahan sel sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi lambat dan kerdil serta megalami kelainan pada bagian daun muncul
bercak kuning.
Pengamatan praktikum kali ini dilakukan pada tanaman Jagung yang ditanam
pada media tanah dan pasir. Satu pot dibuat 3 lubang tanam, setiap lubangnya
diletakkan 1 benih jagung. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi: Penyulaman
pada umur 7 HST, Penyiraman, penyingan terhadap gulma dan pemberian pupuk
NK pada umur 7 HST. Pupuk ditempatkan di samping kiri dan kanan lubang
tanam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman jagung pada media tanah
mengalami gejala defisiensi unsur hara N dan K, sedangkan pada media pasir
tanaman jagung mengalami gejala defisiensi unsur hara N. Defisiensi unsur hara
disebabkan antara lain dosis pemupukan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tanaman, sehingga hara dalam di dalam tanah belum mampu menyuplai hara
sesuai kebutuhan tanamaan. Gejala defisiensi unsur hara P pada kedua tanaman
tidak terjadi. Hal ini diduga disebabkan oleh kemungkinan kadar P tersedia
dalam tanah tinggi, sehingga ketersediaan P ini berperan dalam pembelahan inti
sel untuk membentuk sel-sel baru dan memperbesar sel itu sendiri (Nurdin dkk,
2009).
Unsur hara N menjadi unsur hara utama penyusun Klorofil, yang memiliki
peranan penting dalam proses fotosintesis pada tanaman. Tanaman yang
kekurangan unsur hara N, daunnya akan menguning, sehingga proses fotosintesis
tidak maksimal. Salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi pupuk N
adalah dengan mempertahankan kondisi tanaman dalam keadaan cukup hara N
namun tidak berlebihan. Pemberian pupuk ke dalam tanah harus memperhatikan
status hara serta kebutuhan tanaman untuk mencapai hasil yang optimal (Balai
Penelitian Tanah, 2008). Tanaman jagung dalam pertumbuhan fase awal sampai
masak fisiologis membutuhkan nitrogen sekitar 120-180 kg/ha sedangkan N yang
terangkut ke tanaman jagung hingga panen sekitar 129-165 kg/ha dengan tingkat
hasil 9,5 ton/ha.
Kalium merupakan unsur hara mobil dalam tanah yang banyak berperan
dalam pengankutan hasil fotosintesi dari daun ke organ reproduktif dan
penyimpanan (Havlin et al., 2005). Jumlah hara K yang cukup dapat menjamin
fungsi daun dalam pertumbuhan buah. Gejala defisiensi K terjadi pada daun tua.
Bagian tepi daun awalnya menguning diikuti dengan munculnya bintik coklat
(nekrotik) yang menandakan sel jaringan mati. Kemudian bintik melebar
disepanjang tepi daun yang mengalami kecoklatan dengan tepi gelap (jaringan
daun telah mati) yang dikelilingi oleh warna kuning (lapisan sel daun yang belum
mati). Namun, Bagian pertulangan daun tetap berwarna hijau. Dengan demikian
pemupukan K harus dilakukan secara efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Observasi Gejala Defisiensi
Nutrisi Tanaman sebagai berikut:
1. Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Unsur hara merupakan material yang
dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses demi kelangsungan hidupnya.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman jagung mengalami gejala
defisiensi unsur hara N dan K. Defisiensi unsur hara disebabkan antara lain
dosis pemupukan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga
hara dalam di dalam tanah belum mampu menyuplai hara sesuai kebutuhan
tanamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, A., Damar, S., dan Usfri. 2019. Hubungan Pupuk Kalium dan Kebutuhan Air
Terhadap Perakaran dan Biomassa Tanaman Jagung (Zea mays L.). Jurnal
Citra Widya Edukasi, 11 (1)

Emma, T.S., Yuliati, M., Hilma, Y., dab Ganjar. 2019. Penyerapan Unsur Hara N,P
dan K Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Akibat Aplikasi
Pupuk Urea, Sp-36, Kcl dan Pupuk Hayati pada Fluventic Eutrudepts Asal
Jatinongor. Jurnal Agrotek Indonesia, 4(1): 1-7

Irwan, A.P. 2015. Batas Kritis Kalium Untuk Tanaman Jagung Pada Berbagai Status
Hara Di Tanah Inceptisol. Agrica Ekstensia. Vol 9. No 1

Mauke, Stenli., M.I. Bahua., Nurmi. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis
(Zea mays sacaratha L.) Melalui Pemberian Pupuk Urea dan Phonska. JATT
Vol no 4 1 April 2015.

Munir, M.S., 2016. Klasifikasi Kekurangan Unsur Hara N,P,K Tanaman Kedelai
Berdasarkan Fitur Daun Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan. Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Sari, V.I., 2013. Peran Pupuk Organik Dalam Meningktkan Efektivitas Pupuk NPK
Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Pembibitan Utama.
Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Siallagan, I., 2014. Optimasi Pupuk Organik dan NPK Majemuk pada Tanaman
Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) Belum Menghasilkan Berumur Satu
Tahun. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor

Sudirja, R., Sandrawati, A., Damayani, M., dan Kamaluddin, N.N. 2019. Pengaruh
Penambahan Dosis Pupuk Fosfat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Jagung (Zea mays L.) pada Inceptisol asal Jatinangor. Soilrens, 17 (1)

Tilda, Titah dan Joko Purbopuspito.2016. Respon Pertumbuhan Jagung Terhadap


Pemberian Pupuk-Pupuk NPK, Urea, SP-36, dan KCL.EUGENIA, Fakultas
Pertanian Unsrat Manado vol.22. No.2.

Balai Penelitian Tanah. 2008. Perangkat Uji Tanah Kering. Warta. Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Vol. 30, No. 5. h.13

Campbell, 2016. Biologi edisi kedelapan jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Evita. 2009. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair Terhadap


Pertumbuhan Dan Hasil Tnaman Kacang Buncis (Phaseolus vulgaris, L).
Agronomi, 13(1):21-24.

Lakitan, Benyamin. (2012). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Rajawali


Pers.

Nurdin, Purnamingsuh, M., Zulzain, I., dan Fauzan Zakaria. 2009. Pertumbuhan dan
Hasil Jagung dipupuk N,P dan K pada Tanah Vertisol Isimu Utara Kabupaten
Gorontalo. J. Tanah Trop. Vol. 14, No 1: 49-56
Raihan, H. S. 2000. Pemupukan NPK dan ameliorasi lahan pasang surut sulfat masam
berdasarkan nilai uji tanah untuk tanaman jagung. J. Ilmu Pertanian 9 (1): 20-
28.

Rosmarkam, A. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai