Gambar 3.1 Pergerakan air pada menit Pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1)
pertama = Air mencapai pada garis 2,
tetapi lebih cepat dari pada
pot kaca kedua
Gambar 3.2 Pergerakan air pada menit Pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1)
kedua = Air mencapai pada garis 3
lebih sedikit
Gambar 3.6 Pergerakan air pada menit Pot kaca 3 (Tanah) = Air
kedua mencapai garis 3
I.5 Pembahasan
Praktikum Kesuburan Tanah kali ini menganalisa peran material terhadap tata air udara
serta pertumbuhan tanaman. Pengamatan pada praktikum ini dilakukan pada dua hadapan,
dengan tiap hadapan pot kaca memiliki komposisi media yang berbeda. Hadapan 1 terdiri
dari 3 pot kaca, yakni (1) Tanah 3 Pasir 1, (2) Tanah 2 pasir dan (3) Pasir 2 Tanah 1.
Hadapan 2 terdiri dari 3 pot kaca, yakni (1) Pasir, (2) Pasir 1 Tanah 1 dan (3) Tanah.
Masing-masing pot kaca pada tiap tahapan diberi air lalu diamati pergerakan airnya.
Pengamatan pergerakan air dilakukan hingga pada menit keempat dimana air benar-benar
meresap secara keseluruhan ke dalam tanah pada masing-masing pot kaca. Setiap menitnya
ditambahkan air pada setiap pot kaca agar pergerakan air sampai kebagian bawah pot kaca.
Hasil pergerakan air pada hadapan 1 pada menit pertama diketahui bahwa pot (3) yang
berisikan media pasir 2 tanah 1 merupakan pot dengan pergerakan air yang paling cepat, hal
ini dikarenakan komposisi media yang dipakai lebih banyak menggunakan pasir dari pada
tanah. Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro ( poreus).
Pasir memiliki terkstur yang kasar sehingga terdapat ruang pori-pori yang besar diantara
butiran-butirannya. Tanah berpasir bersifat sangat permeable terhadap air, udara dan akar
tanaman (Guswara, 2016). Kondisi ini menjadikan pasir memiliki kemampuan yang rendah
untuk mengikat air dan penyediaan hara bagi tanaman pun rendah, sehingga tanah berpasir
tidak cocok digunakan sebagai media tanam. Rendahnya kemampuan tanah pasir dalam hal
menahan air tanah serta hara tanaman ini sangat erta kaitannya dengan rendahnya luas
permukaan partikel tanah serta ukirannya yang kasar. Sedangkan pergerakan air dalam pot
kaca yang cepat kedua adalah pot (2) yang berisikan media tanah 2 pasir 1, hal ini
dikarenakan komposisi tanah mendominasi dari pada komposisi pasir yang tidak terlalu
banyak. Karena itu tanah pada pot ini memiliki pori-pori mikro atau tidak poreus. Makin
tidak poreus tanah akan makin sulit air dan udara untuk bersirkulasi. Sedangkan pergerakan
air dalam pot kaca yang paling lambat adalah pot (1) yang berisikan media tanah 3 dan pasir
1 dimana tanah lebih dominan dibandingkan dengan pasir sehingga dalam pot kaca ini
media memiliki nilai poreus yang rendah, tetapi air yang didalam pot tidak akan cepat
hilang. Pada menit kedua dilihat pergerakan air dalam pot kaca (3) masih yang paling cepat
pergerakannya, hingga dimenit keempat pergerakan air dalam pot kaca (3) sudah sampai
paling bawah, sedangkan pada pot kaca (1) dan (2) di menit keempat pergerakan air belum
sampai paling bawah, tetapi pergerakkan sudah mulai cepat dikarenakan pada permukaan
bawah media dalam pot (1) dan (2) dominan pasir.
Hasil peregerakan air pada hadapan 2 pada menit pertama diketahui bahwa pot (1) yang
beirisikan media pasir merupakan pot dengan pergerakan air yang paling cepat, karena pada
tanah yang bertekstur pasir akan lebih banyak menyerap air infiltrasi atau kemampuan
meloloskan air yang besar. Pasir memilki tekstur kasar sehingga daya menahan air yang
lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus. Pasir umumnya lebih mudah kering dari
pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau liat. Kerapatan massa lapisan yang bertekstur
halus biasanya antara 1,0-1,3 g/cm3. Jika struktur tanah kasar maka kerapatan massa 1,3-1,8
g/cm3. Makin padat suatu tanah makin tinggi kerapatan massa atau bulk densitynya
sehingga makin sulit meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Kepadatan tanah erat
hubungannya dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah
maka air dan udara sulit disimpan dan ketersediaannya terbatas dalam tanah akan
menyebabkan terhambatnya pernapasan akar dan penyerapan air dan memiliki unsur hara
yang rendah karena memiliki aktivitas mikroorganisme yang rendah (Ranti, 2017).
Pergerakan air yang tercepat selanjutnya pada pot (2) yang berisikan media pasir 1 dan tanah
1, dimana tanah dengan campuran pasir mempunyai pori-pori makro (besar), maka makin
mudah air dan udara untuk bersirkulasi, tetapi makin mudah pula air untuk hilang dari tanah.
Kemudahan tanah untuk penetrasi ini tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di
antara partikel-partikel tanah. Pergerakan yang paling lambat terjadi pada pot (3) yang
berisikan media tanah, karena tanah memiliki ruang pori lebih kecil atau mikro sehingga
dapat menahan air lebih lama dan pergerakkan air ke bwah sangat lambat. Pengamatan pada
menit keempat atau terakhir juga didapat bahwa pergerakkan air dalam pot (1) dengan media
pasir paling cepat untuk air sampai ke bawah, sedangkan untuk pot (2) dan (3) pada menit
keempat belum sampai ke bawah permukaan pot kaca.
V.PENUTUP
I.6Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Analisis Peran Material Terhadap Tata
Air Udara Terhadap Pertumbuhan Tanaman adalah sebagai berikut:
1. Pergerakan air dalam tanah sangat ditentukan oleh karakteristik pori tanah yang
menyusun struktur tanah. Pori tanah yang banyak berkaitan dengan pergerakan air secara
cepat adalah pori makro dan meso.
2. Hasil pengamatan pergerakan air pada hadapan 1 yang tercepat meloloskan air terletak
pada pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1), sedangkan pada hadapan 2 pergerakan air yang
tercepat meloloskan air terletak pada pot kaca 1 (Pasir).
5.2 Saran
Ketelitian dalam mengamati pergerakan air dalam masing-masing pot sangat dibutuhkan
agar dapat memperoleh data yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Elsa. R., dan R. Wirosoedarmo. 2013. Pengaruh Sifat Fisik Tanah pada Konduktivitas Hidrolik
Jneuh di 5 Penggunaan Lahan (Studi Kasus di Kelurahan Sumber Sari Malang).
AGRITECH. 33(3)
Guswara, Herry. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Fakults Pertanian
M.A.D. Ranti, N. Suryani, I. Budiasa. 2017. Pengaruh Pemberian Kadar Air Berbeda Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Hijauan Tanaman Indigofera zollingeriana. Jurnal Peternakan
Tropika. 55-66
Maranatha, S., dan S. Darmanti. 2016. Kemampuan Mengikat Air oleh Tanah Pasir yang
Diperlakukan dengan Tepung Rumput Laut Gracilaria verrucosa. Semarang: Universitas
Diponegoro
Mohamaden MII, Hamouda AZ, Mansour S. 2016. Application of Electrical Restivity Method
for Groundwater Exploration at the Mogra Area, Western Desert, Egypt. The Egyptian
Journal of Aquatic Research, 42 (3): 261-268
Zaffar, M., Gao, L.S. 2015. . Pore Size Distribution of Clayey Soils and Its Correlation with Soil
Organic Matter. Pedhospere (25) 240-249.