Anda di halaman 1dari 7

Tugas Praktikum Kesuburan Tanah

Materi III Analisis Peran Material Terhadap Tata Air Udara Serta
Pertumbuhan Tanaman

Nama : Conchita Tinara Efenda Hutahaean


NPM : 19025010177
Gol : D3
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Tabel. 3.1 Hasil Pengamatan Pergerakan Air Pada Media Tanah dan Pasir
No Hadapan Pergerakan Air Pada menit Ke- Keterangan
1 Hadapan 1 Pot kaca 1 (Tanah 3 Pasir 1)
= Air mencapai pada garis
pertama
Pot kaca 2 (Tanah 2 Pasir 1)
= Air mencapai pada garis 2
Gambar 3.1 Pergerakan air pada menit
Pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1)
pertama
= Air mencapai pada garis 2,
tetapi lebih cepat dari pada
pot kaca kedua
Pot kaca 1 ( Tanah 3 Pasir 1)
= Air mencapai hampir pada
garis 3
Pot kaca 2 (Tanah 2 pasir 1) =
Air mencapai pada garis 3
Gambar 3.2 Pergerakan air pada menit
Pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1)
kedua
= Air mencapai pada garis 3
lebih sedikit
Pot kaca 1 (Tanah 3 Pasir 1)
= Air mencapai pada garis 3
lebih sedikit
Pot kaca 2 (Tanah 2 Pasir 1)
= Air mencapai hampir pada
Gambar 3.3 Pergerakan air pada menit
dasar pot kaca
ketiga
Pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1)
= Air sudah mencapai dasar
pot kaca
Pot kaca 1 (Tanah 3 Pasir 1)
= Air sudah mencapai dasar
pot
Pot kaca 2 (Tanah 2 Pasir 1)
= Air sudah mencapai dasar
Gambar 3.4 Pergerakan air pada menit
pot, tetpai lebih cepat
keempat
daripada pot kaca 1
Pot kaca 3 (Pasir 2 Tanah 1)
= Air telah mencapai dasar
pot kaca pada menit
sebelumnya
2 Hadapan 2 Pot kaca 1 (Pasir) = Air
mencapai 2 garis lebih
setengah
Pot kaca 2 (Tanah 1 Pasir 1)
= Air mencapai 2 garis lebih
Gambar 3.5 Pergerakan air pada menit
sedikit
pertama
Pot kaca 3 (Tanah) = Air
mencapai garis 2
Pot kaca 1 (Pasir) = Air
mencapai faris 3 lebih
seperempat
Pot kaca 2 (Tanah 1 Pasir ) =
Air mencapai 3 lebih sedikit
Gambar 3.6 Pergerakan air pada menit
Pot kaca 3 (Tanah) = Air
kedua
mencapai garis 3
Pot kaca 1 (Pasir) = Air sudah
mencapai dasar pot kaca
Pot kaca 2 (Tanah 1 Pasir 1)
= Air hampir mencapai dasar
pot kaca
Gambar 3.7 Pergerakan air pada menit Pot kaca 3 (Tanah) = Hampir
ketiga mencapai dasar pot kaca
Pot kaca 1 (Pasir) = Air sudah
lebih dahulu sampai dasar pot
kaca pada menit sebelumnya
Pot kaca 2(Tanah 1 Pasir 1) =
Air sudah mencapai dasar pot

Gambar 3.8 Pergerakan air pada menit kaca, tetapi lebih lambat pada

keempat pot kaca 1


Pot kaca 3 (Tanah) = Air
sudah mencapai dasar pot
kaca

Air merupakan salah satu komponen penting yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Air yang dapat diserap tanaman adalah
air yang berada dalam pori-pori tanah yang bearada di lapisan perakaran. Air
merupakan bahan yang sangat penting dalam pembentukan dan perkembangan
horizon tanah. Air memiliki peran penting (a) sebagai pemacu pertumbuhan tanaman,
(b) sebagai sarana dalam reaksi kimia, (c) sebagai bahan pengangkut dalam
pemindahan liat dan (d) air kapiler membantu pergerakan air ke permukaan tanah
yang mengakibatkan terjadinya penimbunan bahan-bahan garam dipermukaan tanah
(Gusmara, 2016). Pergerakan air dalam tanah sangat penting perannya dalam
pergerakan hara dan dapat digunakan untuk estimasi ketersediaan air dan udara bagi
tanaman.
Pergerakan air dalam tanah sangat ditentukan oleh karakteristik pori tanah yang
menyusun struktur tanah, seperti distribusi pori, kontinuitas pori dan tortuoritas tanah.
Perbedaan struktur tanah dapat mempengaruhi kemampuan tanah meretensi air
maupun pergerakan air baik jenuh maupun tak jenuh dalam tanah (Bagarello et al
2004). Bodhinayake et al (2004) menyatakan bahwa pori tanah yang banyak
berkaitan dengan pergerakan air secara cepat adalah pori makro dan meso. Hanya
pori-pori makro yang kontinu dan saling bersambungan yang berperan dalam
pergerakan air secara cepat.
Praktikum Kesuburan Tanah kali ini menganalisa peran material terhadap tata
air udara serta pertumbuhan tanaman. Pengamatan pada praktikum ini dilakukan pada
dua hadapan, dengan tiap hadapan pot kaca memiliki komposisi media yang berbeda.
Hadapan 1 terdiri dari 3 pot kaca, yakni (1) Tanah 3 Pasir 1, (2) Tanah 2 pasir dan (3)
Pasir 2 Tanah 1. Hadapan 2 terdiri dari 3 pot kaca, yakni (1) Pasir, (2) Pasir 1 Tanah
1 dan (3) Tanah. Masing-masing pot kaca pada tiap tahapan diberi air lalu diamati
pergerakan airnya. Pengamatan pergerakan air dilakukan hingga pada menit keempat
dimana air benar-benar meresap secara keseluruhan ke dalam tanah pada masing-
masing pot kaca. Setiap menitnya ditambahkan air pada setiap pot kaca agar
pergerakan air sampai kebagian bawah pot kaca.
Hasil pergerakan air pada hadapan 1 pada menit pertama diketahui bahwa pot
(3) yang berisikan media pasir 2 tanah 1 merupakan pot dengan pergerakan air yang
paling cepat, hal ini dikarenakan komposisi media yang dipakai lebih banyak
menggunakan pasir dari pada tanah. Tanah yang didominasi pasir akan banyak
mempunyai pori-pori makro ( poreus). Pasir memiliki terkstur yang kasar sehingga
terdapat ruang pori-pori yang besar diantara butiran-butirannya. Tanah berpasir
bersifat sangat permeable terhadap air, udara dan akar tanaman (Guswara, 2016).
Kondisi ini menjadikan pasir memiliki kemampuan yang rendah untuk mengikat air
dan penyediaan hara bagi tanaman pun rendah, sehingga tanah berpasir tidak cocok
digunakan sebagai media tanam. Rendahnya kemampuan tanah pasir dalam hal
menahan air tanah serta hara tanaman ini sangat erta kaitannya dengan rendahnya
luas permukaan partikel tanah serta ukirannya yang kasar. Sedangkan pergerakan air
dalam pot kaca yang cepat kedua adalah pot (2) yang berisikan media tanah 2 pasir 1,
hal ini dikarenakan komposisi tanah mendominasi dari pada komposisi pasir yang
tidak terlalu banyak. Karena itu tanah pada pot ini memiliki pori-pori mikro atau
tidak poreus. Makin tidak poreus tanah akan makin sulit air dan udara untuk
bersirkulasi (Ali, 2005). Sedangkan pergerakan air dalam pot kaca yang paling lambat
adalah pot (1) yang berisikan media tanah 3 dan pasir 1 dimana tanah lebih dominan
dibandingkan dengan pasir sehingga dalam pot kaca ini media memiliki nilai poreus
yang rendah, tetapi air yang didalam pot tidak akan cepat hilang. Pada menit kedua
dilihat pergerakan air dalam pot kaca (3) masih yang paling cepat pergerakannya,
hingga dimenit keempat pergerakan air dalam pot kaca (3) sudah sampai paling
bawah, sedangkan pada pot kaca (1) dan (2) di menit keempat pergerakan air belum
sampai paling bawah, tetapi pergerakkan sudah mulai cepat dikarenakan pada
permukaan bawah media dalam pot (1) dan (2) dominan pasir.
Hasil peregerakan air pada hadapan 2 pada menit pertama diketahui bahwa pot
(1) yang beirisikan media pasir merupakan pot dengan pergerakan air yang paling
cepat, karena pada tanah yang bertekstur pasir akan lebih banyak menyerap air
infiltrasi atau kemampuan meloloskan air yang besar. Pasir memilki tekstur kasar
sehingga daya menahan air yang lebih kecil dari pada tanah yang bertekstur halus.
Pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah-tanah bertekstur berlempung atau
liat. Kerapatan massa lapisan yang bertekstur halus biasanya antara 1,0-1,3 g/cm3.
Jika struktur tanah kasar maka kerapatan massa 1,3-1,8 g/cm3. Makin padat suatu
tanah makin tinggi kerapatan massa atau bulk densitynya sehingga makin sulit
meneruskan air atau ditembus oleh akar tanaman. Kepadatan tanah erat hubungannya
dengan penetrasi akar dan produksi tanaman. Jika terjadi pemadatan tanah maka air
dan udara sulit disimpan dan ketersediaannya terbatas dalam tanah akan
menyebabkan terhambatnya pernapasan akar dan penyerapan air dan memiliki unsur
hara yang rendah karena memiliki aktivitas mikroorganisme yang rendah (Ranti,
2017). Pergerakan air yang tercepat selanjutnya pada pot (2) yang berisikan media
pasir 1 dan tanah 1, dimana tanah dengan campuran pasir mempunyai pori-pori
makro (besar), maka makin mudah air dan udara untuk bersirkulasi, tetapi makin
mudah pula air untuk hilang dari tanah. Kemudahan tanah untuk penetrasi ini
tergantung pada ruang pori-pori yang terbentuk di antara partikel-partikel tanah.
Pergerakan yang paling lambat terjadi pada pot (3) yang berisikan media tanah,
karena tanah memiliki ruang pori lebih kecil atau mikro sehingga dapat menahan air
lebih lama dan pergerakkan air ke bwah sangat lambat. Pengamatan pada menit
keempat atau terakhir juga didapat bahwa pergerakkan air dalam pot (1) dengan
media pasir paling cepat untuk air sampai ke bawah, sedangkan untuk pot (2) dan (3)
pada menit keempat belum sampai ke bawah permukaan pot kaca.
Daftar Pustaka
Ali, Kemas. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bagarello, V., M. Lovino and D. Errick. 2004. A Simplifed Falling-Head Technique


for Rapid Determination of Field-Saturated Hydraulic Conductivity. Soil Sci,
Soc. Am. J. 68: 66-73

Bodhinayake, W., B. Cheng Si, and C. Xiao. 2004. New Method for Determining
Water-Conducting Macro and Mesoposity from Tension Infiltrometer. Soil
Sci, Am, J. 68: 760-769

Guswara, Herry. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar. Bengkulu: Universitas
Bengkulu Fakults Pertanian

M.A.D. Ranti, N. Suryani, I. Budiasa. 2017. Pengaruh Pemberian Kadar Air Berbeda
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Hijauan Tanaman Indigofera
zollingeriana. Jurnal Peternakan Tropika. 55-66

Anda mungkin juga menyukai