DISUSUN OLEH
CONCHITA TINARA EFENDA HUTAHAEAN
NPM: 19025010177/D3
Gambar 4.2
Cacing tanah
2 2 3 2 3 rumput
dan
tanama
n cabai
Gambar 4.6 Gambar 4.9 Gambar
Cacing tanah Kaki seribu 4.11
Bekicot
Gambar 4.8
Cacing tanah
3 3 2 3 rumput
dan
tanama
n cabai
Gambar
Gambar 4.12 4.15
Ccaing tanah Bekicot
Gambar 4.13
Cacing tanah
Gambar 4.14
Cacing tanah
Tabel 4.2 Hasil Observasi Lahan Tanaman Cabai
No Ulanga Jumlah Biota Jenis
Cacing tanah Lipan Semut Semut Kaki seribu Bekicot
n Vegetasi
hitam merah
1 1 2 1 1 rumput
Gambar
Gambar 4.16 Gambar
4.19 Semut
Ccaing tanah 4.18 Lipan
merah
Gambar 4.17
Ccaing tanah
2 2 1 2 rumput
Gambar 4.22
Gambar
Cacing tanah
4.25 Kaki
seribu
Gambar 4.23
Cacing tanah
Gambar
4.26 Kaki
seribu
Gambar 4.24
Ccaing tanah
4.2 Pembahasan
Observasi biota tanah dilakukan pada lahan tanaman pisang dan cabai.
Pengamatan biota tanah dilaksanakan sebanyak 3 ulangan pada setiap tanaman
tahunan dan tanaman musiman. Tanaman tahunan yang diidentifikasi yaitu
tanaman pisang dan tanaman musiman yang diidentifikasi adalah tanaman cabai.
Observasi biota tanah dilakukan dengan menggali tanh dengan petak 30x30 cm
kemduian dilakukan pengamatan bentuk, jenis dan nama biota yang didapat dari
satu lubang tersebut. Dari hasil tabel observasi diketahui jumlah jenis makrofauna
pada kedua lahan beragam. Makrofauna tanah mempunyai peranan penting dalam
dekomposisi bahan organik tanah guna menyediakan unsur hara. Makrofauna
akan meremah-remah susbtansi nabatai yang mati, kemudian bahan tersebut
dikelaurkan dalam bentuk kotoran. Kotoran orgnisme perombak ini akan
ditumbuhi bakteri untuk diuraikan lebih lanjut dengan bantuan enzim spesifik
sehingga terjadi proses mineralisasi.
Makrofauna yang disbeut saprofagus diantaranya adalah cacing tanah, smeut
dan kaki seribu. Makrofauna ini tidak mempunyai peran melapuk bahan organic
untuk dirinya saja, tetapi juga melapuk untuk merangsang serangan mikorba hasil
remahan makroorganimse tersebut. Karena itu, terdapat berbagai macam tanah
dengan komposisi organisme tanah dan mikroorganisme tanah yang berbeda pula.
Pada kondisi yang agak netral dengan bahan organik yang masak dan unsur hara
tinggi, akan dijumpai organisme tanah golongan invertebrata dan kaki seribu yang
berasosiasi dengan bakteri (Handayanto 1996 dalam Arief 2001).
Peranan biota tanah lainnya, seperti cacing tanah, mampu mempertahankan
produktivitas tanah secara langsung melalui respirasi dan mineralisasi ataupun
melalui interaksinya dengan mikroorganisme tanah yang menentukan
immobilisasi, pelepasan dan penyimpanan unsur hara, dinamika air, serta bahan
organik di dalam tanah (Levelle et al. 1994 dalam Arief 2001). Peranan nyata
cacing tanah adalah pembentukan agregat tanah yang stabil dan struktur yang baik
untuk drainase dan aerasi (Daniel dan Anderson 1992 dalam Arief 2001).
Jenis molusca yang hidup di atas tanah yang terpenting adalah bekicot.
Bekicot dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia, mereka hidup di
lingkungan lembab, terutama tanah. Fauna ini memakan sisa-sisa tanaman yang
membusuk dan juga makan tanaman hidup. Perbedaan jumlah spesies fauna tanah
pada berbagai kondisi lahan disebabkan oleh adanya keragaman jenis dan
keadaan tumbuhan penutup tanah, sifat-sifat fisik dan kimia tanah (Purwowidodo
& Wulandari 1998 dalam Latifah 2002).
Semut hitam dapat menggali sejumlah besar tanah sehingga menyebabkan
terangkatnya nutrisi tanah. Serangga-serangga tertentu memanfaatkan sarang
semut dalam tanah sebagai tempat tinggal. Ini karena sarang semut menyediakan
perlindungan yang relatif stabil dari fluktuasi kondisi lingkungan luar. Semut
bersimbiosis dengan berbagai serangga, tumbuhan, dan fungi. Simbiosis ini saling
menguntungkan dan mengambil beragam bentuk. Tanpa bersimbiosis dengan
semut, organisme-organisme tersebut akan menurun populasinya hingga punah.
Selain sebagai pemangsa, semut juga adalah mangsa yang penting bagi berbagai
serangga, laba-laba, reptil, burung, kodok, mamalia, bahkan tumbuhan karnivora
(Iwan. 2013).
Salah satu sifat tanah yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan suatu
tanaman ialah biologi tanah. Berbagai peran penting organisme tanah dalam
mempengaruhi kesuburan dan produktivitas tanah dapat berlangsung melalui
perbaikan sifat fisik tanah, peningkatan ketersediaan hara, konservasi bahan
organik dan hara tanah serta dapat berperan sebagai hama-penyakit tanah ataupun
sebagai predator. Sifat biologi tanah memiliki peran penting untuk menjaga
stabilitas kesuburan dan kesehatan tanah. Dengan begitu pertumbuhan tanaman
akan berjalan dengan baik karena tercukupinya unsur hara dalam tanah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Observasi Peran Biota pada
Pertumbuhan Tanaman adalah sebagai berikut:
1. Biota tanah memilki pengaruh yang besar terhadap kondisi tanah baik dari
segi kimia kesuburan tanah, maupun fisik dan biologi tanah. Biota tanah
berperan penting dalam mengahancurkan dan mengurai bahan organik
sehingga biota tanah memiliki arti dalam memperbaiki sifat-sifat tanah.
2. Observasi biota tanah dilakukan pada lahan tanaman pisang dan cabai. Dari
hasil tabel observasi diketahui jumlah jenis makrofauna pada kedua lahan
beragam yakni teridiri dari cacing tanah, bekicot, kelabang, semut dan kaki
seribu.
3. Biota tanah memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas kesuburan dan
kesehatan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 2001. Hutan & Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius.
Hanafiah, K.A dkk., 2005. Biologi tanah, Biologi dan Makrobiologi tanah. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Iwan, H., dan Eko, P.H,. 2013. Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah
pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepuluan
Bangka-Belitung. Jurnal SILVIKULTUR TROPIKA Vol. 04 No. 01
Jongmans, A.G., Pulleman, M.M., Marinissen, J.C.Y., 2001. Soil structure and
earthworm activity in a marine silt loam under pasture versus arable land. Biol.
Fertil. Soils 33, 279–285.
Klironomos, J.N. (2002). Feedback with soil biota contributes to plant rarity and
invasiveness in communities. Nature ,417, 67–70.
Lagerto¨ f, J., B. Goffre, and C. Vincent. 2002. The importance of field boundaries
for earthworms (Lumbricidae) in the Swedish agricultural landscape.
Agriculture, Ecosystems and Environment 89:91–103.
Saxton, K.E. and Rawls, W.J., 2006. Soil water characteristic estimates by texture
and organic matter for hydrologic solutions. Soil science society of America
Journal 70(5): 1569-1578.
Six, J., Denef, K., H. Bossuyt S., and Degryze, J.C., 2004. A history of research on
the link between (micro) aggregates, soil biota, and soil organic matter
dynamics. Elsevier Soil & Tillage Research 79 (2004) 7–31
Winsome, T., Epstein, L., Hendrix, P.F., Horwath, W.R., 2006. Competitive
interactions between native and exotic earthworm species as influenced by
habitat quality in a California grassland. Appl. Soil Ecol. 32, 38–53.