Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH

OBSERVASI PERAN BIOTA PADA PERTUMBUHAN TANAMAN

DISUSUN OLEH
CONCHITA TINARA EFENDA HUTAHAEAN

NPM: 19025010177/D3

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
SURABAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem kehidupan yang kompleks yang mengandung
berbagai jenis organisme dengan beragam fungsi untuk menjalankan berbagai
proses vital bagi kehidupan teresterial. Tanah sebagai suatu pedosistem dengan
tanaman tingkat tinggi tumbuh diatasnya membentuk ekosistem yang terbuka dan
dinamis sehingga terdapat aliran energi dan bahan (panas, air, bahan mineral dan
organik, organisme). Salah satu sifat tanah yang penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan tanaman ialah biologi tanah. Berbagai peran organisme tanah dalam
mempengaruhi kesuburan dan produktivitas tanah dapat berlangsung melalui
perbaikan sifat fisik tanah, peningkatan ketersediaan hara, konservasi bahan
organik dan hara tanah serta dapat berperan sebagai hama-penyakit tanah ataupun
sebagai predator. Sifat biologi tanah memiliki peran penting untuk menjaga
stabilitas kesuburan dan kesehatan tanah.
Salah satu yang menjadi parameter dari kesuburan suatu tanah ialah dengan
banyaknya diversitas mikrofauna dalam tanah. Semakin banyak diversitas
mikrofauna semakin subur tanah karena mikrofauna akan mendekomposisi
seresah yang menjadi bahan organik yang mempunyai peran penting dalam
meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanah menjadi subur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan atau populasi biota tanah yaitu
adanya keadaan lingkungan yang cocok (suhu) dan adanya nutrient atau sumber
makanan yang dibutuhkan oleh biota tanah, sehingga biota dalam tanah tersebut
dapat bertahan hidup.
Biota tanah memiliki peran penting melakukan perombakan bahan organik,
penyerapan hara serta perbaikan struktur tanah sehingga berpengaruh terhadap
peningkatan kesehatan tanah dan produktivitas tanaman (Klironomos, 2002).
Biota tanah dapat dianggap konsumen dan pengurai karena biota dalam tanah
memakan atau menelan bahan organik, dan beberapa penguraian bahan organik
yang terjadi dalam pencernaan. Bahan organik hasil dekomposisi biota tanah
mempunyai peranan penting dalam proses mendorong peningkatan kesuburan
tanah, antara lain sebagai sumber hara tanaman untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Cacing tanah merupakan salah satu mikro fauna yang
berperan terhadap tata air dan udara dalam tanah, pembentuka atau perbaikan
agregasi tanah. Disis lain, cacing tanah merombak bahan organic menjadi ukuran
lebih kecil dengan memakan bahan organik tersebut. Tanah yang mengandung
cacing, diindikasi kesuburannya tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biota Tanah
Biota tanah merupakan salah satu komponen ekosistem lahan atau tanah yang
berperan dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan kerapatan isi
tanah, meningkatkan ruang pori, aerasi, drainase, kapasistas penyimpanan air,
dekomposisi sisa-sisa organik, pencampuran partikel tanah, penyebaran mikroba
dan struktur tanah (Klironomos, 2002). Secara umum biota tanah dapat
dipandang sebagai pengatur proses fisik, kimia maupun biokimia dalam tanah.
Maria B. Potsma-Blaauw (2010) menjelaskan bahwa biota tanah memilki
pengaruh yang besar terhadap kondisi tanah baik dari segi kimia kesuburan
tanah, maupun fisik dan biologi tanah. Biota tanah berperan penting dalam
mengahancurkan dan mengurai bahan organik sehingga biota tanah memiliki arti
dalam memperbaiki sifat-sifat tanah (Six et al. 2004).
2.2 Peran Biota Tanah dan Bahan Organik dalam Kesuburan Tanah
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro fauna tanah
Six et al. 2004). Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan
aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang
berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan bahan organik. Aplikasi pemberian
bahan organik akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas
menahan air dan meningkatkan kehidupan mikroorganisme di dalam tanah (Riley
et al., 2008).
Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan penting dalam
dekomposisi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa,
nematoda, Collembola, dan cacing tanah (Winsome et al., 2006). Fauna tanah ini
berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan
ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah (Dinesh et al.,
2010). Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya memperbaiki
aerasi tanah, meningkatkan kemampuan menahan air dan merangsang granulasi
(Six et al., 2004; Saxton et al., 2006).
2.3 Peran Cacing Tanah Terhadap Kesuburan Tanah
Peran cacing tanah yakni sebagai bioamelioran (jasad hayati penyubur dan
penyehat) tanah terutama melalui kemampuannya dalam memperbaiki sifat-sifat
tanah seperti ketersediaan hara, dekomposisi bahan organik, pelapukan mineral
sehingga mampu meningkatkan produktivitas suatu tanah (Hanafiah, 2005).
Kelimpahan dan keberadaan cacing tanah dipengaruhi oleh bahan organik,
cacing tanah meningkat dengan bertambahnya kandungan bahan organik tanah
(Lagerto et al., 2002). Pengaruh cacing tanah akan memengaruhi tiga aspek pada
tanah yaitu efek pada sifat fisik, sifat biologis dan sifat kimiawi (Edwards, 2004).
Tanah di sekitar liang cacing tanah kaya akan unsur hara dan C-organik
(Jongmans et al., 2001).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kesuburan tanah tentang observasi peran biota pada pertumbuhan
tanaman dilaksanakan pada hari Jumat, 30 April 2021 di Perum Angkasa Pura,
Kecamatan Gedangan, Sidoarjo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang digunakan
1. Meteran
2. Cetok
3. Linggis
4. Kamera HP
5. Alat tulis
3.2.2 Bahan yang digunakan
1. Lembar catatan
3.3 Cara kerja
1. Menentukan 2 lahan dengan kondisi tanaman musiman dan tahunan yang
akan dipakai untuk observasi.
2. Membuat petak pengamatan dengan ukuran 30x30 cm
3. Menggali objek.
4. Melakukan pengamatan mikrofauna dan mengambil dokumentasi.
5. Mencatat jenis atau ciri-ciri yang didapat dari pengamatan mikrofauna.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Observasi Lahan Tanaman pisang
No Ulanga Jumlah Biota Jenis
n Vegeta
si
Cacing tanah Lipan Semut Semut Kaki seribu Bekicot
hitam merah
mengkilap
1 1 2 1 1 2 rumput

Gambar Gambar 4.4 Gambar 4.5


Gambar 4.1
4.3 Lipan Semut Kaki seribu
Cacing tanah
hitam
mengkilap

Gambar 4.2
Cacing tanah

2 2 3 2 3 rumput
dan
tanama
n cabai
Gambar 4.6 Gambar 4.9 Gambar
Cacing tanah Kaki seribu 4.11
Bekicot

Gambar 4.7 Gambar


Cacing tanah 4.10 Kkasi
seribu

Gambar 4.8
Cacing tanah

3 3 2 3 rumput
dan
tanama
n cabai
Gambar
Gambar 4.12 4.15
Ccaing tanah Bekicot

Gambar 4.13
Cacing tanah
Gambar 4.14
Cacing tanah
Tabel 4.2 Hasil Observasi Lahan Tanaman Cabai
No Ulanga Jumlah Biota Jenis
Cacing tanah Lipan Semut Semut Kaki seribu Bekicot
n Vegetasi
hitam merah
1 1 2 1 1 rumput

Gambar
Gambar 4.16 Gambar
4.19 Semut
Ccaing tanah 4.18 Lipan
merah

Gambar 4.17
Ccaing tanah

2 2 1 2 rumput

Gambar 4.20 Gambar


Cacing tanah 4.21 Kaki
seribu
3 3 3 2 rumput
dan
tanaman
singkong

Gambar 4.22
Gambar
Cacing tanah
4.25 Kaki
seribu

Gambar 4.23
Cacing tanah
Gambar
4.26 Kaki
seribu

Gambar 4.24
Ccaing tanah

4.2 Pembahasan
Observasi biota tanah dilakukan pada lahan tanaman pisang dan cabai.
Pengamatan biota tanah dilaksanakan sebanyak 3 ulangan pada setiap tanaman
tahunan dan tanaman musiman. Tanaman tahunan yang diidentifikasi yaitu
tanaman pisang dan tanaman musiman yang diidentifikasi adalah tanaman cabai.
Observasi biota tanah dilakukan dengan menggali tanh dengan petak 30x30 cm
kemduian dilakukan pengamatan bentuk, jenis dan nama biota yang didapat dari
satu lubang tersebut. Dari hasil tabel observasi diketahui jumlah jenis makrofauna
pada kedua lahan beragam. Makrofauna tanah mempunyai peranan penting dalam
dekomposisi bahan organik tanah guna menyediakan unsur hara. Makrofauna
akan meremah-remah susbtansi nabatai yang mati, kemudian bahan tersebut
dikelaurkan dalam bentuk kotoran. Kotoran orgnisme perombak ini akan
ditumbuhi bakteri untuk diuraikan lebih lanjut dengan bantuan enzim spesifik
sehingga terjadi proses mineralisasi.
Makrofauna yang disbeut saprofagus diantaranya adalah cacing tanah, smeut
dan kaki seribu. Makrofauna ini tidak mempunyai peran melapuk bahan organic
untuk dirinya saja, tetapi juga melapuk untuk merangsang serangan mikorba hasil
remahan makroorganimse tersebut. Karena itu, terdapat berbagai macam tanah
dengan komposisi organisme tanah dan mikroorganisme tanah yang berbeda pula.
Pada kondisi yang agak netral dengan bahan organik yang masak dan unsur hara
tinggi, akan dijumpai organisme tanah golongan invertebrata dan kaki seribu yang
berasosiasi dengan bakteri (Handayanto 1996 dalam Arief 2001).
Peranan biota tanah lainnya, seperti cacing tanah, mampu mempertahankan
produktivitas tanah secara langsung melalui respirasi dan mineralisasi ataupun
melalui interaksinya dengan mikroorganisme tanah yang menentukan
immobilisasi, pelepasan dan penyimpanan unsur hara, dinamika air, serta bahan
organik di dalam tanah (Levelle et al. 1994 dalam Arief 2001). Peranan nyata
cacing tanah adalah pembentukan agregat tanah yang stabil dan struktur yang baik
untuk drainase dan aerasi (Daniel dan Anderson 1992 dalam Arief 2001).
Jenis molusca yang hidup di atas tanah yang terpenting adalah bekicot.
Bekicot dapat ditemukan hampir di seluruh penjuru dunia, mereka hidup di
lingkungan lembab, terutama tanah. Fauna ini memakan sisa-sisa tanaman yang
membusuk dan juga makan tanaman hidup. Perbedaan jumlah spesies fauna tanah
pada berbagai kondisi lahan disebabkan oleh adanya keragaman jenis dan
keadaan tumbuhan penutup tanah, sifat-sifat fisik dan kimia tanah (Purwowidodo
& Wulandari 1998 dalam Latifah 2002).
Semut hitam dapat menggali sejumlah besar tanah sehingga menyebabkan
terangkatnya nutrisi tanah. Serangga-serangga tertentu memanfaatkan sarang
semut dalam tanah sebagai tempat tinggal. Ini karena sarang semut menyediakan
perlindungan yang relatif stabil dari fluktuasi kondisi lingkungan luar. Semut
bersimbiosis dengan berbagai serangga, tumbuhan, dan fungi. Simbiosis ini saling
menguntungkan dan mengambil beragam bentuk. Tanpa bersimbiosis dengan
semut, organisme-organisme tersebut akan menurun populasinya hingga punah.
Selain sebagai pemangsa, semut juga adalah mangsa yang penting bagi berbagai
serangga, laba-laba, reptil, burung, kodok, mamalia, bahkan tumbuhan karnivora
(Iwan. 2013).
Salah satu sifat tanah yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan suatu
tanaman ialah biologi tanah. Berbagai peran penting organisme tanah dalam
mempengaruhi kesuburan dan produktivitas tanah dapat berlangsung melalui
perbaikan sifat fisik tanah, peningkatan ketersediaan hara, konservasi bahan
organik dan hara tanah serta dapat berperan sebagai hama-penyakit tanah ataupun
sebagai predator. Sifat biologi tanah memiliki peran penting untuk menjaga
stabilitas kesuburan dan kesehatan tanah. Dengan begitu pertumbuhan tanaman
akan berjalan dengan baik karena tercukupinya unsur hara dalam tanah.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Observasi Peran Biota pada
Pertumbuhan Tanaman adalah sebagai berikut:
1. Biota tanah memilki pengaruh yang besar terhadap kondisi tanah baik dari
segi kimia kesuburan tanah, maupun fisik dan biologi tanah. Biota tanah
berperan penting dalam mengahancurkan dan mengurai bahan organik
sehingga biota tanah memiliki arti dalam memperbaiki sifat-sifat tanah.
2. Observasi biota tanah dilakukan pada lahan tanaman pisang dan cabai. Dari
hasil tabel observasi diketahui jumlah jenis makrofauna pada kedua lahan
beragam yakni teridiri dari cacing tanah, bekicot, kelabang, semut dan kaki
seribu.
3. Biota tanah memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas kesuburan dan
kesehatan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA
Arief A. 2001. Hutan & Kehutanan. Yogyakarta: Kanisius.

Edwards, C.A. 2004. Earthworms Ecology.2nd ed. CRC press., 592.

Hanafiah, K.A dkk., 2005. Biologi tanah, Biologi dan Makrobiologi tanah. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Iwan, H., dan Eko, P.H,. 2013. Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah
pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepuluan
Bangka-Belitung. Jurnal SILVIKULTUR TROPIKA Vol. 04 No. 01

Jongmans, A.G., Pulleman, M.M., Marinissen, J.C.Y., 2001. Soil structure and
earthworm activity in a marine silt loam under pasture versus arable land. Biol.
Fertil. Soils 33, 279–285.

Klironomos, J.N. (2002). Feedback with soil biota contributes to plant rarity and
invasiveness in communities. Nature ,417, 67–70.

Lagerto¨ f, J., B. Goffre, and C. Vincent. 2002. The importance of field boundaries
for earthworms (Lumbricidae) in the Swedish agricultural landscape.
Agriculture, Ecosystems and Environment 89:91–103.

Latifah U. 2002. Keanekaragaman Mesofauna Tanah Pada Berbagai Tipe


Penutupan Lahan di Curug Cilember, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor
[skripsi] Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor. Tidak diterbitkan.

Maria B. Postma-Blaauw, Ron G. M. De Goede, Jaap Bloem, Jack H. Faber, And


Lijbert Brussaard. 2010. Soil Biota Community Structure And Abundance
Under Agricultural Intensification And Extensification. Ecology, 91(2): 460–
473. doi: 10.1890/09-0666.1

Riley, H., R. Pommeresche, R. Eltun, S. Hansen, A. Korsaeth. 2008. Soil structure,


organic matter and earthworm activity in a comparison of 24 cropping systems
with contrasting tillage, rotations, fertilizer levels and manure use. Agric.
Ecosyst. Environ. 124: 275-284.

Saxton, K.E. and Rawls, W.J., 2006. Soil water characteristic estimates by texture
and organic matter for hydrologic solutions. Soil science society of America
Journal 70(5): 1569-1578.

Six, J., Denef, K., H. Bossuyt S., and Degryze, J.C., 2004. A history of research on
the link between (micro) aggregates, soil biota, and soil organic matter
dynamics. Elsevier Soil & Tillage Research 79 (2004) 7–31

Winsome, T., Epstein, L., Hendrix, P.F., Horwath, W.R., 2006. Competitive
interactions between native and exotic earthworm species as influenced by
habitat quality in a California grassland. Appl. Soil Ecol. 32, 38–53.

Anda mungkin juga menyukai