Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

RESUME JURNAL
”SEED PRIMING AS A METHOD FOR IMPROVING MAIZE SEED
GERMINATION PARAMETERS AT LOW TEMPERATURES ”

Disusun oleh:

Nama : Oktaviani Putri Lestari

NIM : 165040201111200

Kelas :L

Dosen : Ir. Arifin Noor Sugiharto, M.Sc.,Ph.D.

PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG

2018
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman terbesar ke 3 yang berperan
penting di Indonesia setelah padi dan gandum. Jagung termasuk dalam tanaman yang
memiliki sifat thermophilic yang berarti tidak tahan terhadap suhu rendah. Suhu
perkecambahan biji jagung optimal adalah antara 25 ° C dan 28 ° C. Suhu suboptimal dapat
mengakibatkan kerusakan pada pertumbuhan bibit dan pembentukan tegakan, kadar air
relatif, aktivitas amilase, gula larut, menurunkan aktivitas pernapasan mitokondria,
transportasi elektron dan aktivitas ATPase. Untuk menghindari hal tersebut teknik priming
sangat berguna dilakukan pada benih jagung sebelum penanaman untuk menghidrasi
sebagian biji ke titik inisisi pada proses germinasi diikuti dengan tahap pengeringan yang
digunakan untuk mencegah munculnya radikula pada biji jagung. Penelitian ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh berbagai macam perlakuan priming pada perkecambahan biji
jagung dengan suhu yang berbeda. Varietas jagung yang digunakan adalah jagung inbred line
21 NS Ht. Perkecambahan biji jagung diuji dalam kertas saring digulung lapisan ganda (30
cm x 30 cm) yang dibasahi dengan air suling. Bibit diberi larutan air (hydropriming) dan
KNO3 (0,1% dan 0,5%) diuji pada 25°C, 15-25°C dan 15°C selama 17 jam lalu dipindahkan
kedalam ruangan dengan kelembababan asli. Berikut ini merupakan grafik dari hasil tiga
perlakuan yang berbeda :

Hasil dari perlakuan yang dilakukan pada priming biji jagung memberikan efek
positif pada beberapa parameter perkecambahan biji pada suhu rendah dan campuran..Efek
positif priming yang dilakukan pada suhu rendah (15°C) dapat meningkatkan perkecambahan
biji dan peningkatan aktivitas α-amilase (enzim yang dapat menghidrolisis pati mejadi gula)
yang penting dalam pertumbuhan awal bibit. Perlakuan dengan suhu campuran (15/25 °C)
dengan konsentrasi 0,5% KNO3 secara keseluruhan mengurangi MGT dan T50 dan
meningkatkan berat segar bibit, perlakuan suhu campuran digunakan untuk menghindari
kerusakan benih atau mengsimulasikan benih pada tanah yang secara tiba tiba berubah
setelah benih disemai. Pada suhu optimal (25°C) dengan dilakukan priming menunjukkan
tidak ada efek menguntungkan pada semua yang diamati parameter. Pada semua perlakuan
yang dilakukan, perlakuan dengan di bawah suhu rendah (15°C) dengan 0,5% KNO3 adalah
yang paling baik dan menguntungkan, secara signifikan mengurangi MGT dan T50, dan
meningkatkan GE dibandingkan dengan kontrol dan perawatan priming lainnya

Anda mungkin juga menyukai