Anda di halaman 1dari 18

RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIOLOGIS TANAMAN

JAGUNG HIBRIDA (Zea mays) PADA SISTEM TANAM SINGLE ROW


(di BPTP Jawa Timur)

Disusun oleh :
M.Finsa Ramadhani
181040700008
Dibawah bimbingan :
Prof. Dr. Ir. Hj Andriani E.P,
MS.
Fuad Nur Aziz, SP, MP
Latar
Belakang
• Jagung (Zea mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat
terpenting didunia setelah padi
• Komoditas jagung mempunyai peran yang strategis, baik dalam sistem
ketahanan pangan maupun perannya sebagai penggerak roda ekonomi
nasional.
• Tanaman jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang dibutuhkan
dalam- jumlah yang sangat banyak, di Indonesia jagung banyak digunakan
sebagai produk konsumsi, maupun sebagai pakan ternak dll.
• sehubungan dengan permintaan terhadap tanaman jagung dan produksi
jagung di Indonesia yang kurang maksimal, maka dibutuhkan inovasi baru
yang bisa lebih meningkatkan produksi tanaman ini agar lebih maksimal.
Tujuan dan
Tujuan khusus praktek kerja lapangan ini
Manfaat
Untuk mengetahui efektifitas penggunaan
metode sistem tanam single row dan jarak
tanam, terhadap pertumbuhan dan
perkembangan fisiologis pada tanaman
jagung.

adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksaan


praktek kerja lapangan ini yang dilaksanakan di
(BPTP Jawa Timur) adalah Mahasiswa dapat
memperoleh wawasan, tentang cara penanaman
jagung dengan menggunakan system tanam dan
metode jarak tanam yang tepat. Agar
memperoleh hasil yang optimum.
.
Waktu dan
Tempat
Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini dilaksanakan mulai
tanggal
10 Agustus 2020 sampai
tanggal 10 November 2020
di Balai Penelitian
Teknologi Pertanian,
Mojosari. Jawa timur.
Alat dan Bahan

1. Alat penanam jagung

2. Tali raffia

3. Cangkul

4. Papan barcode

5. Penggaris

6. Jangka sorong

7. Biji jagung
8. Pupuk urea
Metode Pengamatan

OBSERVASI PELAKSANAAN

DOKUMENTASI
Penanaman
• Penyiapan lahan 1 hektar untuk penanaman
terlebih dahulu dibersihkan dari sisa tanaman
dan sampah, kemudian membuat lubang
dengan kedalaman 5cm dari alat penanaman
jagung , dengan menggunakan jarak tanam
80x20 cm dan 60x20 cm..
Pengairan tanaman
• Penanaman biji sebaiknya dilakukan pada pagi
dalam kondisi air tersedia
hari, hal ini ditujukan biji jagung yang sudah
dalam jumlah yang
di tanam langsung terkena cahaya matahari.
cukup, setelah dilakukan
Sesaat sesudah proses penanaman di lahan.. penanaman, lahan
• Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali, sebaiknya diairi. Hal ini
sebayak 4 kali pemupukan. Pupuk yang dimaksudkan untuk
digunakan adalah pupuk pupuk urea dengan menjaga agar
dosis 10gr tiap tanaman. Dengan menggunakan
metode (sidresing tengah) perkembangan akar
tanaman menjadi baik.
Pengairan pada BPTP Jawa
Timur menggunakan sistem
irigasi disekeliling lahan
pertanian.system tersebut
bekerja dengan cara mengalirkan Penyiangan
air dari parit, lalu air tersebut
menuju dari satu lahan ke-lahan Menggunakan pengendalian
yang lain sehingga tidak perlu lagi secara mekanis. Cara ini lebih
menyiram tanaman kembali. banyak dilakukan dibandingkan
dengan cara lain. Merusak gulma
secara mekanis dengan mengolah
tanah, menyiang dengan cangkul,
kored atau arit, mencabut,
membakar atau menggunakan
alat mekanik.
Pemupukan

Pupuk urea

Pemupukan dilakukan sebanyak 4


kali selama 2 minggu sekali .
pemupukan dengan cara di taburkan
langsung ke tanaman dengan metode
sidresing tengah dengan dosis 10
gram
Pengendalian gulma dilakukan pada saat
gulma mulai tumbuh. Gulma yang
tumbuh di sepanjang parit di luar lubang
tanaman dibersihkan dengan sabit,
cangkul atau secara manual minimal
seminggu sekali.
Pengukuran Pertumbuhan

• Pengukuran pertama tanaman jagung dilakukan


setiap dua minggu sekali dimulai pada 10 hst.
• Parameter yang diamati adalah jumlah daun, tinggi
tanaman, dan diameter batang tanaman yang
dinyatakan dalam satuan cm.
• Pengamatan dilakukan pada saat 10 hst, 24 hst,
dan 38 hst.
Tabel 1. Penyajian variable data pengamatan jagung (single row) 60x20 cm

perlakuan C1 tinggi tanaman jumlah daun diameter batang

10 HST sample 1 13,5 cm 4 12,7 cm

sample 2 14,5 cm 5 16 cm

sample 3 14 cm 4 15,4 cm

  sample 4 14 cm 4 11,5 cm

perlakuan C1 tinggi tanaman jumlah daun diameter batang

24 HST sample 1 60 cm 8 25 cm
sample 2 65 cm 8 30 cm
sample 3 64 cm 7 29 cm
  sample 4 63 cm 6 22 cm

perlakuan C1 tinggi tanaman jumlah daun diameter batang

38 HST sample 1 100 cm 7 32 cm


sample 2 170 cm 11 37 cm
sample 3 100 cm 8 30 cm
  sample 4 100 cm 9 32 cm
Tabel 2. Penyajian variable data pengamatan jagung (single row) 80x20 cm

perlakuan C1 tinggi tanaman jumlah daun diameter batang

10 HST sample 1 13 cm 3 12 cm

sample 2 12,7 cm 3 12 cm

sample 3 13 cm 3 14 cm

  sample 4 13,7 cm 3 14 cm

perlakuan C1 tinggi tanaman jumlah daun diameter batang

24 HST sample 1 50 cm 5 25,2 cm

sample 2 60 cm 7 28 cm

sample 3 55,5 cm 7 22,5 cm

  sample 4 52 cm 6 18,5 cm

perlakuan C1 tinggi tanaman jumlah daun diameter batang

38 HST sample 1 80,5 cm 7 28,7 cm


sample 2 90 cm 8 29 cm
sample 3 90,5 cm 8 30 cm
  sample 4 80 cm 6 28.5 cm
Kesimpulan
Bahwa dengan metode tanam single row, membuat tanaman
jagung mengalami pertumbuhan yang cukup bagus, baik
perkembangan batang, jumlah daun, dan tinggi tanaman.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode tanam
single row dengan jarak tanam ukuran (60x20 cm) lebih
membuahkan hasil yang baik bagi pertumbuhan jagung,
daripada penggunaan jarak tanam (80x20 cm).
SEKIAN ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Anda mungkin juga menyukai