Anda di halaman 1dari 24

INSTRUKSI KERJA

i. Komoditas Jagung
a. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan sebelum memulai budidaya tanaman jagung. Lahan yang diolah berukuran 2,6 m x 3 m. Pengolahan
lahan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkil atau cetok. Pada pengolahan lahan juga ditambahkan pupuk kandang. Langkah
pengolahan lahan pada jagung adalah menggemburkan lahan atau memecah bongkahan tanah menjadi lebih kecil, menaburkan pupuk
kandang pada lahan dan mencampur kembali dengan tanah. Kemudian dilakukan pemasangan papan untuk menandai lahan budidaya.

b. Penanaman
Sebelum memulai penanaman, lahan harus dibersihkan dari gulma. Setelah itu, dilakukan pengukuran jarak tanam terlebih dahulu
untuk menentukan berapa banyak benih jagung yang dibutuhkan. Jarak tanam yang digunakan adalah 70 x 30 cm dan 70 x 40 cm (setiap
petak lahan terdapat 4 baris tanaman jagung, setiap baris berisi 10 tanaman jagung pada jarak tanam 70 x 30 cm dan 7 tanaman jagung
pada jarak tanam 70 x 40 cm). Setelah itu, membuat lubang tanam yang sesuai dengan jarak tanam dan menanam 2 benih per lubang
tanam. Selanjutnya, tutup dan ratakan lubang tanam. Pada perlakuan tumpangsari tanaman yang ditumpangsarikan di tanam di dalam
baris tanaman utama. Tanaman jagung ditumpangsarikan dengan kedelai di dalam baris (dipertengahan antar jagung).
c. Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
Aplikasi PGPR dilakukan sebelum melakukan penanaman .Benih yang mengandung pestisida dicuci terlebih dahulu sampai bersih
hingga 3-4 kali. Konsentrasi aplikasi PGPR adalah 10ml/L air bersih. Masukkan benih jagung kedalam botol 500 ml. kemudian isi
dengan air bersih serta masukkan PGPR dengan konsentrasi 5 ml. Diamkan selama 10 menit, kemudian buang air dari dalam botol dan
benih ditanam sesuai dengan lubang tanam yang ada.

c. Perawatan dan Pengamatan


1. Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan ketika awal penanaman menggunakan pupuk TSP dengan dosis 150 kg ha-1. Kemudian
dilakukan pemupukan pada 14 hari setelah tanam (hst) dan 28 hst menggunakan pupuk Urea dengan dosis 350 kg ha-1 serta pupuk
KCl 150 kg ha-1.
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada satu minggu setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan menanam benih jagung pada
lubang tanam tanaman yang mati.

3. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada saat pagi atau sore hari secara teratur setiapharinya. Penyiraman dilakukan secukupnya namun
tidak sampai tergenang.

4. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mengambil atau mencabut tanaman selain tanaman budidaya.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya


Pengendalian hama dapat dilakukan dengan mengambil hama secara langsung Jika serangan OPT meningkat maka perlu
dilakukan penyemprotan pestisida) serta menanam tanaman refugia di sekitar lahan.

6. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu atau sudah terlihat adanya akar yang muncul (akar
adventif) di atas permukaan tanah. Cara melakukan pembumbunan adalah dengan menguruk tanah di sebelah kanan dan kiri
tanaman kemudian ditimbunkan ke bagian akar tanaman yang muncul di permukaan tanah sehingga semua akar tertutup oleh
tanah. Pembumbunandilakukan agar tanaman tidak rebah dan pertumbuhan tanaman dapat berjalan dengan baik.

7. Pengamatan
Pengamatan tanaman budidaya dilakukan mulai 14 hst. Pengamatandilakukan setiap seminggu sekali dengan menentukan 5
sampel tanaman. Parameter pengamatan jagung meliputi
a) Tinggi tanaman

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman
menggunakan penggaris atau meteran.

b) Jumlah daun

Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung jumlah dau yang sudah terbuka sempurna.

c) Bobot jagung dengan kelobot

Pengamatan bobot jagung dengan kelobot dilakukan setelah panen dengan menimbang jagung beserta kelobotnya.
d) Waktu muncul Malai
Pengamatan waktu muncul malai dilakukan setelag munculnya malai pada tanaman jagung dan mencatat hasil di tabel
pengamatan

e) Waktu Muncul Tongkol


Pengamatan waktu muncul tongkol dilakukan setelah tongkol muncul dari tanaman jagung kemudian data waktu munculnya
tongkol dicatat pada tabel pengamatan

d) Bobot jagung tanpa kelobot

Jagung Pengamatan bobot jagung tanpa kelobot dilakukan setelah panen dengan menimbang jagung yang kelobotnya sudah
dibuang terlebih dahulu.
e) Panjang tongkol tanpa kelobot

Pengamatan panjang tongkol tanpa kelobot dilakukan sesudah panen dengan mengukur panjang jagung yang sudah dibuang
kelobotnya terlebih dahulu sehingga hanya tersisa tongkol dan biji jagung menggunakan penggaris.

f) Diameter tongkol tanpa kelobot

Pengamatan diameter tongkol tanpa kelobot dilakukan sesudah panen dengan mengukur keliling jagung yang sudah dibuang
kelobotnya terlebih dahulu menggunakan meteran kemudian dicari diameternya melalui perhitungan
ii. Komoditas Bawang Merah
a. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan sebelum memulai budidaya tanaman bawang merah. Lahan yang diolah berukuran 2,6 m x 3 m.
Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkil atau cetok. Lahan pada bawang merah yang memiliki luas 2,6 m x 3
m dibagi menjadi 2 bagian dengan ukuran yang sama yaitu 2,6 m x 1,25 m yang dipisahkan oleh jalan dtengah dengan luas 2,6 m x
0,5 m. Pada pengolahan lahan juga ditambahkan pupuk kandang. Kemudian dilakukan pemasangan papan untuk menandai lahan
budidaya. Untuk perlakuan budidaya yang menggunakan mulsa, maka setelah dilakukan pengolahan lahan dan pemberian pupuk
kandang dapat dilakukan pemasangan mulsa organik.

b. Penanaman
Penanaman dilakukan pengukuran jarak tanam terlebih dahulu untuk menentukan berapa banyak umbi bawang merah yang
dibutuhkan. Jarak tanam yang digunakan adalah 25 x 25 cm. Kemudian, membuat petakan lahan dari tali rafia yang sesuai dengan
jarak tanam. Setelah itu, membuat lubang tanam yang sesuai dengan petakan lahan dan bibit bawang merah dilakukan pemogesan
terlebih dahulu dengan memotong bagian ujung bawang merah, kemudian bawang merah ditanam pada lubang tanam. Dimana setiap
satu lubang tanam berisi satu bibit umbi bawang merah.
c. Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
Aplikasi PGPR dilakukan sebelum melakukan penanaman. Benih yang mengandung pestisida di cuci terlebih dahulu sampai bersih
hingga 3-4 kali. Konsentrasi aplikasi PGPR adalah 10ml/L air bersih. Masukkan bibit bawang kedalam ember. kemudian isi dengan
air bersih sebanyak 5 liter air serta masukkan PGPR dengan konsentrasi 50 ml. Diamkan selama 10 menit, kemudian buang air dari
dalam ember dan bibit ditanam sesuai dengan lubang tanam yang ada.

d. Perawatan dan Pengamatan


1. Pemupukan
Pemupukan tanaman bawang merah dilakukan mulai awal penanaman menggunakan TSP dengan dosis 100 kg ha-1.
Pada 14 hst dan 28 hst menggunkan pupuk Urea dengan dosis 800 kg ha-1 dan pupuk KCl 400 kg ha-1.
2. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan mengganti bibit baru pada lubang
tanam yang tidak tumbuh bibitnya.

3. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada saat pagi atau sore hari secara teratur setiapharinya. Penyiraman dilakukan secukupnya namun
tidak sampai tergenang.

4. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan cara mengambil atau mencabuttanaman selain tanaman budidaya.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Budidaya


Pengendalian hama dapat dilakukan dengan mengambil hama secaralangsung (jika serangan OPT meningkat maka perlu
dilakukan penyemprotan pestisida) serta menanam tanaman refugia di sekitar lahan.
6. Pengamatan
Pengamatan tanaman budidaya dilakukan setelah 14 hst. Sampel tanamanyang diamati berjumlah 5 tanaman. Pengamatan
dilakukan setiap seminggu sekali. Parameter pengamatan bawang merah meliputi:
a) Panjang tanaman (cm)
Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur panjang tanaman dari pangkal batang hingga bagian
daun tanaman yang paling panjang menggunakan penggaris.

b) Jumlah daun (helai)


Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung banyaknya daun yang ada pada tanaman bawang dengan
satuan yaitu helai.

c) Jumlah anakan
Pengamatan jumlah anakan dilakukan dengan cara menghitung jumlah umbi yang terbentuk pada tanaman bawang
kemudian dikurangi 1 yang menjadi induk tanaman tersebut.

Jumlah Anakan = N-1


Keterangan: N adalah banyaknya umbi yang terbentuk.

d) bobot umbi (gram)


Pengamatan bobot umbi dilakukan dengan menimbang umbi tanaman yang dihasilkan menggunakan timbangan
analitik.

iii. Komoditas Ubi Jalar


a. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan sebelum memulai budidaya tanaman ubi jalar. Lahan yang perlu diolah berukuran 2,6 m x 3 m.
Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan cangkil atau cetok. Kemudian dibuat 4 guludan yang memiliki ukuran dengan
lebar dasar 50 cm, setinggi 20-30 cm, sehingga jarak antara guludan berkisar 20 cm. Kemudian dilakukan pemasangan papan untuk
menandai lahan budidaya. Untuk perlakuan budidaya yang menggunakan mulsa, maka setelah dilakukan pengolahan lahan dan
pemberian pupuk kandang dapat dilakukan pemasangan mulsa.
b. Penanaman
Non Mulsa

Penanaman dilakukan pengukuran jarak tanam terlebih dahulu untuk menentukan berapa banyak bibit ubi jalar yang
dibutuhkan. Panjang stek biasanya yang ditanam memiliki panjang berukuran ±20 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 x 40
cm. Kemudian, membuat petakan lahan dari tali rafia yang sesuai dengan jarak tanam. Setelah itu, membuat lubang tanam yang sesuai
dengan petakan lahan dan bibit ubi jalar ditanam pada lubang tanam dengan membentuk huruf U/V. Dimana setiap satu lubang tanam
berisi satu bibit ubi jalar.
Mulsa
Penanaman dilakukan pengukuran jarak tanam terlebih dahulu untuk menentukan berapa banyak bibit ubi jalar yang
dibutuhkan. Panjang stek biasanya yang ditanam memiliki panjang berukuran ±20 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 x 40
cm. Kemudian, membuat petakan lahan dari tali rafia yang sesuai dengan jarak tanam. Kemudian, pemasangan Mulsa Plastik Hitam
Perak (MPHP) pada masing-masing guludan yang telah dibuat. Setelah itu, membuat lubang tanam yang sesuai dengan petakan lahan
menggunakan kaleng besi bekas dan bibit ubi jalar ditanam pada lubang tanam dengan membentuk huruf U. Dimana setiap satu
lubang tanam berisi satu bibit ubi jalar.
c. Aplikasi PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
Aplikasi PGPR dilakukan sebelum melakukan penanaman. Konsentrasi aplikasi PGPR adalah 10ml/L air bersih. Masukkan bibit
bawang kedalam ember. kemudian isi dengan air bersih sebanyak 5 liter air serta masukkan PGPR dengan konsentrasi 50 ml. Diamkan
selama 10 menit, kemudian buang air dari dalam ember dan bibit ditanam sesuai dengan lubang tanam yang ada.

d. Perawatan dan Pengamatan


1. Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan ketika awal penanaman menggunakanpupuk TSP dengan dosis 150 kg ha-1. Kemudian
dilakukan pemupukan pada 14 hstdan 28 hst menggunakan pupuk Urea dengan dosis 250 kg ha-1 serta pupuk KCl 100 kg ha-1.
2. Penyulaman
Bibit yang mati sebelum empat minggu sebaiknya disulam. Penyulamanlebih dari 4 minggu akan menghasilkan umbi
yang rendah karena tidak mampu bersaing dengan tanaman disekitarnya.

3. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada saat pagi atau sore hari secara teratur setiapharinya. Penyiraman dilakukan secukupnya namun
tidak sampai tergenang

4. Penyiangan Gulma
Penyiangan gulma dapat dilakukan dengan cara mengambil atau mencabut tanaman selain tanaman budidaya.
5. Pembalikan Tanaman.
Akar adventif dapat pula tumbuh dari ruas-ruas sulur diatas tanah saatbersinanggungan langsung dengan tanah. Akar
tersebut juga mampu untukberdiferensiensi menjadi umbi, tetapi tidak optimal, sehingga justru dapat mengganggu pengisian dan
perkembangan umbi yang diutamakan. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya hal ini perlu dilakukan pembalikan tanaman.
Pembalikkan tanaman dilakukan dengan membalikan tanaman ubi jalar.

6. Pengamatan
Pengamatan tanaman budidaya dilakukan mulai 14 hst. Pengamatandilakukan setiap seminggu sekali dengan menentukan 5
sampel tanaman.Parameter pengematan ubi jalar meliputi:

a) Panjang tanaman (cm)


Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur panjang tanaman dari pangkal batang hingga bagian daun
tanaman yang paling panjang menggunakan penggaris

b) Jumlah daun (helai)


Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan menghitung banyaknya daun yang ada pada tanaman bawang dengan satuan
yaitu helai.
iv. Penanaman Refugia

Setiap ujung sisi petak masing-masing komoditas dilakukan penanaman bunga matahari. Sehingga dalam satu petak
komoditas terdapat 4 bunga matahari. Sedangkan penanaman refugia jenis bunga kertas dan kenikir dilakukan pada petak sesuai
peta dengan jarak tanam refugia 20 cm.
JADWAL KEGIATAN PENGOLAHAN LAHAN DAN PENANAMAN REFUGIA PRAKTIKUM DASAR BUDIDAYA TANAMAN 2020
Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Februari 2020

Lokasi : Lahan Percobaan Jatimulyo, Kec Lowokwaru

Koordinator Lapang : Hadi Sebastian, Ricoh Darisman dan Siswanto


KLOTER JADWAL KELOMPOK/KELAS
KEGIATAN

5 I – O & EX - AD BAWANG MERAH MULSA & NON MULSA VARIETAS


PHILIPIN

06.00 A–H&P-W BAWANG MERAH MULSA & NON MULSA VARIETAS BATU
1 IJO

4 A – H & P-W UBI JALAR NON MULSA VARIETAS ANTIN 3

I – O & EX- AD UBI JALAR NON MULSA VARIETAS BETA 2

3 A–H&P–W UBI JALAR MULSA MPHP VARIETAS ANTIN 3

I – O & EX- AD UBI JALAR MULSA MPHP VARIETAS BETA 2


2 09.00
2 A–H&P-W JAGUNG MONOKULTUR JARAK TANAM 70x30 cm
I – O & EX- AD JAGUNG MONOKULTUR JARAK TANAM 70x40 cm

1 A – H & P-W JAGUNG TUMPANGSARI KEDELAI JARAK TANAM 70x30cm

I – O & EX- AD JAGUNG TUMPANGSARI KEDELAI JARAK TANAM 70x40cm

catatan: Jika pengolahan lahan membutuhkan waktu yang cukup lama maka praktikan diperbolehkan menyelesaikan kegiatan
sampai benar-benar selesai melebihi waktu yang telah ditetapkan
PERATURAN PRAKTIKUM LAPANG DASAR BUDIDAYA TANAMAN 2020

1. Praktikan diwajibkan datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, keterlambatan
maksimal 15 menit. Apabila praktikan terlambat diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum tapi
tidak diperkenankan untuk presensi.

2. praktikan wajib membawa peralatan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum seperti:

- Kartu kendali
- Ember (2 per kelompok)
- Cetok dan cangkul (terkhusus ubi jalar)
- Meteran
- Kayu/tusuk sate sebagai penanda
- Jas hujan wajib dibawa masing-masing praktikan (bukan payung)
- Tali raffia
- Spidol
- Cutter
- Kaleng susu bekas

3. Praktikan diperbolehkan meminjam peralatan yang ada disana dengan menggunakan KTM sebagai
jaminan dan dalam pengawasan asisten pendamping masing-masing.

4. Praktikan diwajibkan menjaga peralatan yang dipinjam sebaik mungkin dan mengembalikan
peralatan tersebut seperti keadaan awalnya (tidak cacat/rusak).

5. Praktikan bertanggungjawab menjaga tanaman refugia yang ditanam di lahan. Ketika tanaman sudah
berbiji, biji tanaman yang sudah tua diambil dan diserahkan ke asisten kelas masing-masing.

6. Praktikan diwajibkan menjaga kebersihan selama kegiatan praktikum, sampah-sampah dimasukkan


ke dalam kantong plastik dan dibuang di tempat sampah yang sudah disediakan.

7. Praktikan dilarang merusak tanaman warga atau segala sesuatu milik warga yang berada di
sekitar lahan.
Kelompok Praktikan
Jagung Monokultur 70 × 30 cm : A1 – H1 dan P1 – W1
Jagung Monokultur 70 × 40 cm : I1 – O1 dan EX1 – AD1
Jagung Tumpangsari70 × 30 cm : A2 – H2 dan P2 – W2
Jagung Tumpangsari 70 × 40 cm : I2 – O2 dan EX2 – AD2
Ubi Jalar Antin3 Non Mulsa : A3 – H3 dan P3 – W3
Ubi Jalar Beta 2 Non Mulsa : I3 – O3 dan EX3 – AD3
Ubi Jalar Antin3 Mulsa : A4 – H4 dan P4 – W4
Ubi Jalar Beta 2 Mulsa : I4 – O4 dan EX4 – AD4
Bawang Batu ijo (Mulsa&Non) : A5 – H5 dan P5 – W5
Bawang Philipin (Mulsa&Non) : I5 – O5 dan EX5 – AD5
DENAH LAHAN DASAR BUDIDAYA TANAMAN

A. Plotting lahan Komoditas Dasar Budidaya Tanaman


A1 P1 A2 P2 KETERANGAN
U
P1 Q1 B2 Q2 Lahan Komoditas
Jagung Monokultur
70x30
C1 R1 C2 R2 Lahan Komoditas
Jagung Tumpangsari
70x30
D1 S1 D2 S2 Lahan Komoditas
Jagung Monokultur
70x40
E1 T1 E2 T2 Lahan Komoditas
Jagung Tumpang Sari
70x40
F1 U1 F2 U2 Lahan Komoditas Ubi
Jalar Antin 3 Non
Mulsa
G1 V1 G2 V2 Lahan Komoditas Ubi
Jalar Antin 3 MPHP
H1 W1 H2 W2

EX1 I1 EX2 I2

Y1 J1 Y2 J2

Z1 K1 Z2 K2

AA1 L1 AA2 L2

AB1 M1 AB2 M2

AC1 N1 AC2 N2

AD1 O1 AD2 O2

A3 P3 A4 P4

B3 Q3 B4 Q4

C3 R3 C4 R4

D3 S3 D4 S4

E3 T3 E4 T4

F3 U3 F4 U4

G3 V3 G4 V4

H3 W3 H4 W4
B. Plotting Lahan Komoditas Dasar Budidaya Tanaman

EX3 I3 EX4 I4 Keterangan

U
Y3 J3 Y4 J4 Lahan Komoditas Ubi
Jalar Beta 2 Non Mulsa
Z3 K3 Z4 K4 Lahan Komoditas Ubi
Jalar Beta 2 MPHP
AA3 L3 AA4 L4 Lahan komoditas
Bawang Merah
Varietas Batu Ijo
AB3 M3 AB4 M4 Lahan Komoditas
Bawang Merah
Varietas Filipin
AC3 N3 AC4 N4 Lahan Komoditas
Kangkung
AD3 O3 AD4 O4 Lahan Sisa

A5 P5 I5 EX5

B5 Q5 J5 Y5

C5 R5 K5 Z5

D5 S5 L5 AA5

E5 T5 M5 AB5

F5 U5 N5 AC5

G5 V5 O5 AD5

H5 W5 A& B & AC
AD
F&Y E&Z D& C & AB
AA
G & EX H&W I&V J&U

N&Q M&R L&S K&T

O&P
LAYOUT PETAK PRAKTIKUM DASAR BUDIDAYA TANAMAN

A1 P1 A2 P2

B1 Q1 B2 Q2

C1 R1 C2 R2

D1 S1 D2 S2

E1 T1 E2 T2

F1 U1 F2 U2

G1 V1 G2 V2

H1 W1 H2 W2

EX1 I1 EX2 I2

Y1 J1 Y2 J2

Sisa 1,1 m
JalanSetapakasli (0,5 m)

Z1 K1 Z2 K2

AA1 L1 AA2 L2

AB1 M1 AB2 M2

AC1 N1 AC2 N2

AD1 O1 AD2 O2

A3 P3 A4 P4

B3 Q3 B4 Q4

C3 R3 C4 R4

D3 S3 D4 S4

E3 T3 E4 T4

F3 U3 F4 U4
JalanSetapakASli (0,4 m)

G3 V3 G4 V4

H3 W3 H4 W4

EX3 I3 EX4 I4

Y3 J3 Y4 J4

Z3 K3 Z4 K4

AA3 L3 AA4 L4

AB3 M3 AB4 M4

AC3 N3 AC4 N4

AD3 O3 AD4 O4

A5 P5 I5 EX

JalanSetapakAsli (0,6 m)

B5 Q5 J5 Y5

C5 R5 K5 Z5

D5 S5 L5 AA5

E5 T5 M5 AB5

F5 U5 N5 AC5

G5 V5 O5 AD5

H5 W5 A & AD B & AC

F&Y E&Z D AA C & AB

G & EX H&W I&V J&U

N&Q M&R L&S K&T

O&P
Sisa 80 CM

Irigasi PrimerBaris (0,6 m)

Irigasi Primer Kolom (0,6 m)

Refugia dan jalan (1,5 m)

Irigasi dalam petak (0,3 m)

Petak lahan Komoditas Jagung Monokultur 70 x 30 cm


(3 x 2,6)
Jalan setapak asli

Petak lahan Komoditas Jagung Tumpang Sari 70 x 30


cm (3 x 2,6)
Peta lahan Komoditas Jagung Monokultur 70 cm x 40
cm (3 x 2,6)
Petak lahan Komoditas Jagung Tumpang Sari 70 cm x
40 cm (3 x 2,6)
Peta klahan Komoditas Ubi jalar Beta 2 Non Mulsa(3 x
2,6)
Petak lahan komoditas Ubi Jalar Beta 2 MPHP(3 x 2,6)

Petak Komoditas Ubi Jalar Antin 3 Non Mulsa (3 X 2,6)

Petak Komoditas Ubi Jalar Antin 3 MPHP (3 X 2,6)

Petak Komoditas Kangkung (3 X 1,5)

Petak Komoditas Bawang Merah Var. Filipin mulsa


organik dan non mulsa (3 X 2,6)
Petak Komoditas Bawang Merah Var. Batu ijo mulsa
organik dan non mulsa (3 X 2,6)
Sisa lahan
DENAH LAHAN PETAK KOMODITAS JAGUNG MONOKULTUR JT 70 CM X 30 CM

25 cm
X X X X X X X X X X
15 cm

X X X X X X X X X X
30 cm 2,6 m

X X X X X X X X X X
70 cm

X X X X X X X X X X

3m
DENAH LAHAN KOMODITAS JAGUNG MONOKULTUR 70 CM X 40 CM

300 cm

25 cm
X X X X X X X
30 cm

X X X X X X X
40 cm
2,6 m

X X X X X X X
70 cm

X X X X X X X

3m
DENAH LAHAN PETAK KOMODITAS JAGUNG TUMPANGSARI JT 70 CM X 40 CM

3m

25 cm
X O X O X O X O X O X O X
30 cm

X O X O X O X O X O X O X
40 cm
2,6 m

X O X O X O X O X O X O X
70 cm

X O X O X O X O X O X O X
DENAH LAHAN PETAK KOMODITAS JAGUNG TUMPANGSARI JT 70 CM X 30 CM

3m

25 cm
X O X O X O X O X O X O X O X O X O X
15 cm

X O X O X O X O X O X O X O X O X O X
30 cm
2,6 m

X O X O X O X O X O X O X O X O X O X
70 cm

X O X O X O X O X O X O X O X O X O X

Keterangan

X = Tanaman Jagung

O = Tanaman Kacang Kedelai


DENAH LAHAN PETAK KOMODITAS BAWANG MERAH
U
3m

25 cm 12,5 cm
17,5 cm
X X X X X X X X X X

25 cm

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X
2,6 m

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X

125 cm 50 cm
WARNA KETERANGAN
Non mulsa organic
Mulsa Organik
DENAH LAHAN PETAK KOMODITAS UBI JALAR MULSA DAN NON MULSA VARIETAS BETA DAN ANTIN

X X X X X X X

30 cm

X X X X X X X

40 cm 2,6 m

X X X X X X X
50 cm

20 cm

X X X X X X X

3m

Anda mungkin juga menyukai