PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Manusia merupakan spesies yang sama, akan tetapi mereka memili kivariasi warna kulit
yang berbeda-beda. Kita sering bertanya apa sebenarnya penyebab adanya variasi warna kulit
tersebut. Banyak jawaban muncul dari pertanyaan tersebut diantaranya karena manusia tinggal di
tempat yang berbeda-beda sehingga menyebabkan warna kulit mereka juga bervariasi.Ini
disebabkan lingkungan mempengaruhi tampakan fenotip salah satunya adalah warna kulitpada
manusia. Tapi dari jawaban itu timbul pertanyaan baru lagi, mengapa orang yang tinggal di
tempat yang sama juga memiliki variasi warna kulit yang berbeda-beda. Dengan munculnya
pertanyaan baru itu kita mulai bingung sebenarnya apapenyebab variasi warna kulit pada
manusia.
Ternyata, variasi warna kulit manusia bukan disebabkan karena pemakaian lotion yang
berbeda-beda merk, ataupun intensitas cahaya matahariyang terkena pada pada kulit setiap
harinya. Lalu bagaimana dengan kasus orangpapua yang berwarna kulit lebih gelap yang sama,
padahal mereka hidup dalamiklim tropis yang mempunyai intensitas penyinaran matahari yang
relatif sama. Setelah ditemukan pewarisan sifat oleh Mendel, mulai muncul pendapat bahwa
warna kulit juga disebabkan adanya faktor keturunan yang diberikan oleh orang tuanya. Berawal
dari coba coba Mendel menyilangkan kacang ercis yang dapat merumuskan sifat dominan resesif
sehingga temuanMendel ini merangsang munculnya ilmu pengetahuan lain untuk
mengembangkan adanya penelitian tentang hereditas hingga pada manusia.
Namun, realita kadang mengatakan bahwa warna kulit tak selamanya di dapat dari
genotip parental.Terbukti adanya anomali-anomali yang menunjukkan perbedaan warna kulit
filial, misalnya berkulit putih dari orang tuayang sama-sama berkulit hitam.Sehingga paparan
diatas melatarbelakangi pembuatan makalah ini agar menyingkap tentang kontribusi gen ganda
terhadap pigmentasi kulit manusia.
1
B.RUMUSAN MASALAH
A. Apa yang dimaksud dengan gen ganda ?
B. Bagaimana Poligen pada tumbuhan ?
C. Bagaiman poligen pada hewan ?
D. Bagaimana Poligen pada Manusia ?
C.TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian Gen Ganda.
2. Agar mahasiswa mengetahui Poligen pada tumbuhan.
3. Agar mahasiswa mengetahui poligen pada hewan.
4. Agar mahasiswa mengetahui Poligen padaManusia.
D. MANFAAT
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pewarisan sifat, kita dapat menemukan adanya variasi sifat yang diturunkan.Mulai
struktur rambut, bentuk hidung, bentuk kuku, golongan darah, dan lain sebagainya. Fenotip-
fenotip tersebut diturunkan berdasarkan lebih banyaknya presentasi gen-gen dominan yang
terekspresi sehingga akan menurunkan sifat yang mewakili sifat induknya. Selain itu ada warna
mata, warna kulit dan tinggi pendeknya ukuran tubuh manusia yang tidak dipengaruhi faktor
dominan resesif. Namun disebabkan oleh gen ganda (multiple gen / poligen).
Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen tersebut pertama kali ditemukan pada
tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) oleh J. Kolreuter (1760). Saat menyilangkan tanaman
dengan dua sifat beda, keturunan yang didapat pada F1 adalah intermediet, sedangkan F2
terdapat banyak variasi antara kedua tanaman induknya. Sifat keturunan terlihat berderajat
berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu (Angitasari, 2010).
Dalam genetika kuantitatif, konsep poligen berarti banyak gen digunakan untuk
menjelaskan terbentuknya sifat kuantitatif. Ronald Fisher (1918) dapat menjelaskan bahwa sifat
kuantitatif terbentuk dari banyak gen dengan pengaruh kecil, yang masing-masing bersegregasi
menuruti teori Mendel. Karena pengaruhnya kecil, fenotipe yang diatur oleh gen-gen ini dapat
dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun demikian, penjelasan Fisher ini tetap menempatkan
"gen-gen" yang mengatur sifat kuantitatif sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya
merupakan konsep. (Suryo, 1994)
3
B. PEWARISAN GEN GANDA PADA MANUSIA
Contoh poligen pada manusia adalah perbedaan pigmentasi kulit, jumlah rigidermal dan
tinggi badan. Adanya pengaruh gen ganda pada pigmentasi dikemukakan oleh C.BDavenport
dengan mengukur intensitas warna kulit manusia. Dia membedakan derajat warna dari warna
putih hingga hitam arang yaitu dari 0 - 4. Pigmentasi kulit ditentukan oleh dua gen (A dan B)
yang dominan terhadap alel resesifnya (a dan b).
Wilhelm Johannsen (1857–1927), peneliti dari Denmark, mengembangkan penelitian
tersebut dan menjelaskan dasar-dasar seleksi massa, teori poligen,mengkoinekan fenotipe dan
genotipe, serta menemukan variasi dalam homozigot.Selain pigmentasi kulit, poligen juga dapat
mempengaruhi tinggi badan manusia. Gen yang mempengaruhi pewarisan sifat tinggi badan
terdiri dari empatgen. Dalam pewarisan sifat tersebut dipengaruhi oleh gen-gen dasar dan gen-
gen ganda. Gen dasar merupakan gen yang menentukan tinggi dasar seseorang sedangkan gen
ganda memberi tambahan pada gen dasar. Susunan rigi pada epidermis yang dikendalikan oleh
poligen dapatdigunakan untuk mengidentifikasi seseorang karena polanya tidak akan berubah
seumur hidup. Galton (1892) mengklasifikasikan pola sulur rigi menjadi 3 kelompok
berdasarkan jumlah triradius yang terdapat pada ujung jari yaitu:
1. Arch, tidak ada triradius. Pola ini paling sedikit ditemukan, paling banyak ditemukan pada
populasi Bushman.Pada pola Arch, jumlah rigi adalah nol.
2. Loop, terdapat satu triradius. Merupakan pola yang paling banyakditemukan baik pada
populasi orang kulit putih maupun kulit hitam. Loop ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Loop radial, jika pola sulurnya terbuka ke arah ujung jari atau ke atas.
b. Loop ulnar, jika pola sulurnya terbuka ke arah pangkal jari atau ke bawah.
3. Wohrl, terdapat dua triradius. Banyak ditemukan pada populasi Mongoloid, penduduk asli
Australia, dan Melanesia di Pasifik.
Dalam populasi rata-rata, terdapat pola Arch sebanyak 5%, pola Loop 65 – 75%, dan pola
Wohrl sebanyak 25 – 30%. Frekuensi pola sulur antara laki-laki dan perempuan juga berbeda.
Jumlah rigi rata-rata pada perempuan sebanyak 127, sedangkan laki-laki memiliki jumlah yang
4
lebih banyak yaitu sebanyak 144.Teknik penghitungan rigi dilakukan dengan menjumlah rigi
pada semua jari tangan (total finger ridge count).
Kepala botak umumnya ditemukan pada laki-laki. Kepala botak akan nampak ketika sudah
berumur sekitar 30 tahun. Gen yang menentukan kepala botak adalah B sedangkan b merupakan
alelnya yang menentukan kepala berambut normal. Gen B dominan pada laki-laki namun resesif
pada perempuan. Berikut ini tabel genotip dan fenotip kepala botak pada laki-laki dan
perempuan.
Genotip Fenotip
Laki-laki Perempuan
BB Botak Botak
Selain kepala botak, pewarisan sifat panjang jari telunjuk juga dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Jika kita meletakkan tangan diatas kertas yang telah diberi garis, sehingga ujung jari manis kita
menyentuh garis tersebut, maka akan diketahui apakah jari telunjuk kita lebih pendek atau lebih
panjang dari jari manis. Umumnya kita memiliki jari telunjuk yang lebih pendek dari jari manis.
Sama halnya dengan gen kepala botak, sifat jari telunjuk pendek pada laki-laki disebabkan oleh
gen dominan, sedangkan pada perempuan disebabkan oleh gen resesif. Beikut ini tabel tabel
genotip dan fenotip jari telunjuk pendek pada laki-laki dan perempuan.
Genotip Fenotip
5
Laki-laki Perempuan
Poligen ialah salah satu dari suatu seri gen ganda yang menentukan pewarisan secara
kuantatif. Oleh karena kebanyakan sifat dari tumbuhan dan hewan-hewan domestic (seperti
tinggi,berat,waktu, yang diperlakukan untuk menjadi dewasa dan kualitas yang relevan terhadap
gizi manusia) itu tergantung dari poligen,maka persoalan ini makin bayak mendapat perhatian.
6
Beberapa sifat pada manusia (seperti tinggi tubuh dan pigmentasi kulit) juga tergantung dari
multiple gen.
CONTOH :
1.H.Nilson-Ehle (dari swedia) dan E.M. East ( dari USA) menemukan peranan gen ganda
pada tanaman Gandum. Pada waktu tanamn Gandum yang berbiji merah (AA BB) di kawinkn
dengan yang berbiji putih (aabb), didapatkan tanam-tanaman F 1 yang seragam, yaitu berbunga
medium (Gb.XV-2). Tanam-tanaman F2 memisah dengan perbandingan fenotif 1 merah : 4
kelam : 6 medium :4 muda : 1 putih.
Jadi menurunya sifat-sifat secara kuantitatip, tergantung dari pengaruh kumulatip atau
penambahan dari beberapa gen yang masing-masing menghasilkan bagian kecil dari seluruh
pengaruh.
Pada hasil perkawinan monohybrid (Aa x Aa) kita mengetahui bahwa hanya ¼ bagian F2
menyerupa salah satu induknya. Perhitungan mengenai banyaknyA kelas genotip dan fenotip
dalam keturunan dapat diikuti pada table di bawah ini :
7
P1 AABB x aabb
F1 AaBb
Biji medium
F2 1 AABB = merah
3 AaBB = medium
4 AaBb = medium
2 Aabb = muda
2 aaBb = muda
Tabel
Hubungan antara banyaknya gen ganda, kelas genotip dan fenotip dalam
keturunan F2
Jumlah Pasangan Bagian Dari F2 Jumlah Kelas Jumlah Kelas
Dari Gen Ganda Yang Sama Genotip Dalam F2 Fenotip Dalam F2
Dengan Salah
8
Satu Induk Nya
1 ¼ 3 3
2 1/16 9 5
3 1/64 27 7
n (1/4)n 3n 2n + 1
2 ,, ,, ,, ,, ,, 1:4:6:4:1
3 ,, ,, ,, ,, ,, 1:5:10:10:5:1
n ,, ,, ,, ,, ,, (a+b)n
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada pewarisan sifat, kita dapat menemukan adanya variasi sifat yang diturunkan.Mulai
struktur rambut, bentuk hidung, bentuk kuku, golongan darah, dan lain sebagainya. Fenotip-
9
fenotip tersebut diturunkan berdasarkan lebih banyaknya presentasi gen-gen dominan yang
terekspresi sehingga akan menurunkan sifat yang mewakili sifat induknya.Selain itu ada warna
mata, warna kulit dan tinggi pendeknya ukuran tubuh manusia yang tidak dipengaruhi faktor
dominan resesif. Namun disebabkan oleh gen ganda (multiple gen / poligen
Contoh poligen pada manusia adalah perbedaan pigmentasi kulit, jumlah rigidermal dan
tinggi badan. Sedangkan pada hewan dan tumbuhan kebanyakan sifat dari tumbuhan dan hewan-
hewan domestic (seperti tinggi,berat,waktu, yang diperlakukan untuk menjadi dewasa dan
kualitas yang relevan terhadap gizi manusia) itu tergantung dari poligen,maka persoalan ini
makin bayak mendapat perhatian.
DAFTAR PUSTAKA
10
11