Anda di halaman 1dari 10

SAYAP SERANGGA

Oleh :
Agatha Jessica Margareth B1A016035
Rumaisha B1A017108
Harditya Firdaus B1A107115
Ferdy Eka Purwa B1B017033

Kelompok :1
Rombongan : I
Asisten : Siti Ruqoyah

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2019
I. PENDAHULUAN

Serangga (insekta) termasuk salah satu kelas avertebrata dengan filum


arthropoda yang memiliki eksoskeleton berkitin. Lebih dari 800.000 spesies insekta
sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies dari ordo Odonata, 20.000 spesies dari ordo
Orthoptera, 170.000 spesies dari ordo Lepidoptera, 120.000 spesies dari ordo Diptera,
82.000 spesies dari ordo Hemiptera, 360.00 spesies dari ordo Coleoptera dan 110.000
spesies dari ordo Hymenoptera (Borror et al., 2005). Serangga merupakan hewan yang
menunjukkan kemampuan terbang yang unik sehubungan dengan manuver dan
kelincahan yang tidak bisa diamati pada spesies lain dengan ukuran yang sebanding
seperti burung dan kelelawar. Bentuk sayap serangga mengalami lentur dan putaran
yang signifikan selama penerbangan, yang dapat mengubah arah dan kecepatan pada
gaya aerodinamika. Kelenturan pembuluh sayap di arah chord akan menjadi langkah
penting dalam menentukan struktur sayap dan kelenturan terhadap kinerja
aerodinamika pada serangga (Putraandi & Tobing, 2019).
Sayap serangga tumbuh dari dinding tubuh yang terletak dorso-lateral antara
nota dan pleura. Umumnya serangga mempunyai dua pasang sayapyang terletak pada
segmen mesotoraks dan metatoraks. Pada sayap terdapat rangka dengan pola tertentu
dansangat berguna dalam identifikasi (Borror et al., 2005). Terbang adalah salah satu
tantangan biomekanik besar yang harus dihadapi oleh serangga bersayap. Hal tersebut
dikarenakan lingkungan aerodinamik yang harus dihadapinya. Mekanisme terbang
serangga dipengaruhi oleh otot-otot yang mendukung pergerakan sayap. Otot-otot
khusus tersebut dibagi menjadi otot-otot fasik dan otot pendukung aktif. Dalam hal
fungsi mereka merupakan depres-sor, lift dan / atau otot kemudi (Baumler et al., 2019).
Sebagian besar kelompok serangga telah berevolusi sehingga memiliki sayap.
Sayap merupakan salah satu karakter pembeda serangga dengan kelompok vertebrata
lainnya. Adanya struktur sayap yang dimiliki oleh serangga memungkinkan untuk
melakukan perjalanan yang cukup jauh ketika mencari makanan atau ketika mencari
habitat yang cocok (Byrd & Castner, 2010). Berdasarkan ada tidaknya sayap, serangga
dibagi menjadi dua subkelas yaitu Apterygota dan Pterygota (Jumar, 2000). Subkelas
Pterygota terbagi menjadi dua kelompok yaitu Eksopterygota dan Endopterygota.
Eksopterygota merupakan kelompok serangga yang sayapnya berkembang pada
bagian luar tubuh dan bermetamorfosis tidak sempurna (hemimetabola).
Endopterygota merupakan kelompok serangga yang sayapnya berkembang ke bagian
dalam tubuh dan bermetamorfosis sempurna (holometabola) (Shevtsova et al., 2010).
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahasiswa diharapkan dapat
menjelaskan bagian-bagian sayap pada serangga.
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah pinset, mikroskop, kaca
objek, papan bedah dan kaca pembesar.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah Belalang Kayu (Valanga
nigricornis), Alkohol 70 % dan Kloroform.

B. Metode

1. Botol pembunuh serangga disiapkan


2. Kapas ditetesi dengan kloroform, lalu dimasukkan kapas ke dalam botol
pembunuh serangga dengan menggunakan pinset.
3. Serangga dimasukan ke dalam botol pembunuh dengan menggunakan pinset,
lalu tutup botol, tunggu sampai obyek mati.
4. Serangga diambil yang telah mati dengan menggunakan pinset, kemudian
dicelupkan ke dalam alkohol 70%, lalu diangkat.
5. Serangga diletakkan di atas papan bedah.
6. Venasi sayap diamati dari obyek.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3.1 Gambar Sayap Serangga Ordo Orthoptera

ambar 3.2 Gambar Sayap Serangga Ordo Coleoptera

Gambar 3.3 Gambar Sayap Serangga Ordo Odonata


Gambar 3.4 Gambar Sayap Serangga Ordo Hymenoptera

Gambar 3.5 Gambar Sayap Serangga Ordo Lepidoptera


Berdasarkan hasil praktikum didapatkan bahwa masing-masing ordo serangga
memiliki keunikan dan ciri khas. Sistem rangka sayap yang banyak dipakai adalah
Sistem Comstock-Needham yang dibuat oleh John Comstock dan George
Needham.Adadua macam rangka sayap, yaitu rangka sayap longitudinal dan
menyilang. Sayap merupakan tonjolan integument dari bagian meso dan metathorax.
Tiap sayap tersusun atas permukaan atas dan bawah yang terbuat dari bahan khitin
tipis. Bagian-bagian tertentu dari sayap yang tampak sebagai garis tebal disebut
pembuluh sayap atau rangka sayap. Sistem rangka sayap yang banyak dipakai adalah
sistem yang dibuat oleh John Comstock dan George Neddhem sehingga dikenal
dengan Sistem Comstock-Needhem. Ada dua macam rangka sayap, yaitu rangka sayap
longitudinal dan rangka sayap melintang. Rangka sayap longitudinal terdiri dari Costa
( C ), Subkosta ( Sc ), Radius ( R ), Media ( M ), Kubitus ( Cu ) dan Anal ( A ). Rangka
sayap menyilang menghubungkan rangka-rangka sayap longitudinal yang utama dan
biasanya diberi nama sesuai dengan yang bersangkutan, misalnya : rangka sayap
Humeral ( H ), radio-medial (R-m), medial ( m ) dan medio-cubital ( m-cu )
(Suheriyanto, 2008).
Ordo orthoptera memiliki sayap lurus, serangga yang tergolong dalam ordo ini
melipatkan sayapnya pada saat istirahat secara lurus di atas tubuhnya. Ukuran tubuh
sedang sampai besar. Banyak diantaranya yang menjadi hama tanaman pertanian, ada
pula yang bersifat predator. Orthoptera berasal dari kata Orto= lurus dan ptera= sayap.
Ordo ini membawahi kelompok insekta yang mempunyai sayap lurus. Sayap depan
lurus dan kuat biasanya untuk melindungi pasangan sayap yang lebih besar dan tipis
seperti membran. Pasangan sayap belakang ini saat istirahat dilipat dibawah sayap
depan dan ketika terbang berkembang seperti membran. Orthoptera umumnya
serangganya ada yang bersayap dan ada juga yang tidak bersayap. Serangga yang
bersayap terdiri dua pasang sayap. Sayap depan memanjang mempunyai jejari (vena)
sayap yang banyak dan teksturnya menebal agak kaku disebut tegmina. Tekstur sayap
belakang seperti selaput dan lebar dengan banyak jejari (Rahayu, 2004). Menurut
Borror et al. (2005), sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-
vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayapbelakang 9membranus dan
melebar dengan vena-vena yang teratur. Saat istirahat sayap belakang melipat dibawah
sayap depan. Contoh spesies ordo orthoptera adalah Belalang Kayu (Valanga
nigricornis).
Ciri khusus dari ordo Odonata adalah dua pasang sayap yang besar dan
bermembran. Memiliki abdomen yang memanjang, mata majemuk yang besar dan
mulut tipe pengunyah. Odonata mengalami metamorfosis tidak sempurna dan
merupakan predator yang aktif. Contoh spesies dari ordo Odonata adalah capung
(Campbell et al., 2010). Sayap belakang sama besar atau lebih besar dari sayap depan
(Rusyana, 2011). Hewan kelompok odonata dapat mengoperasikan setiap sayap secara
independen, menghasilkan kemampuan untuk melayang, meluncur dan / atau terbang
mundur karena didukung otot tonik (enam otot) yang mendukung otot fasik (12 otot),
yang memainkan peran penting dalam gerakan sepanjang sumbu longitudinal sayap
(Baumler et al., 2019).
Kupu-kupu dan ngengat tergolong ke dalam ordo Lepidoptera yang memiliki
ciri khusus dua pasan sayap yang tertutup dengan sisik-sisik kecil. Lepidoptera akan
menjulurkan probosisnya yang panjang saat makan. Kebanyakan spesies dari ordo ini
memakan nektar, namun ada juga yang memakan zat lain seperti darah (Campbell et
al., 2010). Diptera dicirikan dengan sepasang sayap yang bagian sayap keduanya telah
termodifikasi menjadi organ penyeimbang yang disebut halter. Spesies dari ordo ini
telah mengalami metamorfosis sempurna, contohnya lalat dan nyamuk. Kebanyakan
anggota ordo ini hidup sebagai pemakan bangkai, predator dan parasit (Campbell et
al., 2010). Haltere digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk mengetahui
keadaan angin. Contoh spesies ordo odonata adalah Musca domestica (Rusyana,
2011).
Hemiptera mencakup kutu busuk, kutu pebunuh dan kepik busuk. Ciri khusus
ordo ini adalah memiliki dua pasang sayap. Salah satu bagiannya kasap sebagian dan
yang lainnya bermembran (Campbell et al., 2010). Ordo Hemiptera merupakan
kelompok Serangga yang memiliki sayap depan yang keras, tebal dan tanpa vena.
Sayap belakang bertipe membranus dan terlipat dibawah sayap dengan saat serangga
istirahat. Contoh spesienya adalah Walang sangit (Laptocarisa acuta) (Kalshoven,
1981).
Kumbang merupakan spesies penyusun ordo Coleoptera. Ciri khusus ordo ini
adalah mengalami metamorfosis sempurna dan memiliki dua pasang sayap yang salah
satunya tebal dan kaku sedangkan yang lain bermembran. Ordo ini juga memiliki
eksoskeleton yang keras dan mulut yang teradaptasi untuk menggigit dan mengunyah
(Campbell et al., 2010). Sayap bagian depan yang biasanya terletak di bagian luar
keras mengandung zat tanduk disebut elitra. Sedangkan sayap bagian belakang seperti
membran yang dilipatkan ke bawah elitra. Contoh spesiesnya adalah Calandra oryzae
(Rusyana, 2011).
Hymenoptera merupakan kelompok serangga yang memiliki struktur sosial
seperti semut, lebh dan tawon. Ciri khusus ordo ini adalah memiliki sepasang sayap
bermembran, kepala yang bisa bergerak dan mulut pengunyah-pengisap dan
mengalami metamorfosis sempurna. Individu betina dari ordo ini umumnya memiliki
organ penyengat posterior (Campbell et al., 2010). Ciri utama dalam mengidentifikasi
ordo ini yaitu sayapnya panjang dan sempit dengan vena-vena sayap yang menyatu,
sayap belakang lebih kecil dari sayap depan, dan memiliki antena yang berbentuk siku.
Contohnya adalah Formica sp (Lilies,1991).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar serangga mempunyai dua pasang sayap, yaitu satu pasang terdapat pada
mesotoraks dan satu pasang lainnya terdapat pada metatoraks. Prinsip venasi
sayap pada serangga dibagi menjadi dua venasi yaitu venasi sayap membujur
terdiri atas costa (C), subcosta (Sc), radius (R), radialsector (Rs), media (M),
cubitus (Cu), dan arale (A). Venasi sayap melintang terdiri atas humeral (h), radial
(r), sectorial (s), radio-medial (r-m), medial (m), medio-cubital (m-Cu), dan
cubita-arale (Cu-a).
B. Saran

Diharapkan asisten dapat menyediakan preparat dan gambar yang memadai


perkelompok agar lebih efektif dan efisien dalam mengamati alat mulut serangga.
DAFTAR REFERENSI

Putraandari, F., & Tobing, S. (2019). Kaji Eksperimental Pengaruh Jumlah dan
Interval Pembuluh Sayap Di Arah Chord Terhadap Propulsi Sayap Lentur.
Cylinder: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 5(1), 1-9.
Bäumler, F., & Büsse, S. (2019). Resilin in the flight apparatus of Odonata (Insecta)—
cap tendons and their biomechanical importance for flight. Biology letters,
15(5), 20190127.

Borror, D.J., N.F. Johnson & C. A. Triplehorn. 2005. Borror and Delong’s
Introduction to the Study of Insects Seventh Edition. California: Thomson
Brooks/Cole.
Byrd, J. & Castner. 2010. Forensic Entomology: The Utility of Arthropods in Legal
Investigaton. New York: CRC Press.
Campbell, N.A., Jane, B. R., Lisa, A.U., Michael, L. C., Steven, A. W., Peter, V. M.,
Robert, B. J. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. UIN Malang Press.
Jumar. 2000. Entomologi pertanian. PT Rinepka Cipta: Jakarta.
Shevtsova, E., Hansson, C., Janzen, D.H., & Kjærandsen, J. 2010. Stable Structural
Color Patterns Displayed on Transparent Insect Wings. PNAS, 668-673.
Lilies, C., 1991, Kunci Determinasi Serangga,Yogyakarta : Kanisius.
Kalshoven L.G.E. 1981.The Pests of Crops in Indonesia (Revised and Translatedby
van der Laan PA). Jakarta : PT Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Rusyana. (2011). Zoologi Invertebrata. Bandung: Alfabeta.

Rahayu.Tuti, 2004 . Sistematika Hewan Invertebrata. UMS Press, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai