Telah disetujui pembimbing untuk diuji oleh panitia atau tim penguji KTA
pada Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) Jakarta.
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Perhotelan Pembimbing
I
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR
Telah disetujui pembimbing untuk diuji oleh panitia atau tim penguji KTA
pada Akademi Pariwisata Indonesia (AKPINDO) Jakarta.
Mengetahui
Direktur AKPINDO Jakarta
II
LEMBAR PERNYATAAN
Nurhalima Lukmana
Putri
NIM. 2181202024
III
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
1
1.2 Rumusan Masalah
Pada penyusunan Karya Tulis Akhir Akhir ini yang menjadi
rumusan masalah pada penulisan ini, adalah :
1. Bagaimana dalam melaksanakan supervisi di area kitchen di hotel Ritz
carlton Pasific Place Jakarta?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan kualitas pelaksanaan supervise di
area kitchen hotel Ritz carlton Pasific Place Jakarta belum sesuai dengan
standar yang ada?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penyusunan Karya Tulis Akhir ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan dalam supervise di area kitchen di hotel
Ritz carlton Pasific Place Jakarta?
2. Untuk mengetahui Faktor apa saja yang menyebabkan kualitas
pelaksanaan supervise di area kitchen hotel Ritz carlton Pasific Place
Jakarta belum sesuai dengan standar yang ada?
1.4 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan data
1.4.1 Metode Penelitian
Pada penyusunan Karya Tulis Akhir ini, penulis akan menggunakan
metode penelitan deskirptif yaitu salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenoma atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang
diuji.
1.4.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Penulisan melakukan penelitian dengan cara mengamati secara
langsung bagaimana kegiatan supervisi di area kitchen di Hotel The
Ritz Carlton Pasific Place Jakarta.
2. Studi Pusaka
Studi pusaka dilakukan dengan cara mencari data dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan penulisan karya tulis akhir ini.
Penulis juga membaca buku-buku, catatan selama penulis kuliah
serta sumber-sumber bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah
yang penulis bahas.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, metode dan teknik
pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini berisi tentang pengertian hotel, pengertian
peranan, pengertian Kitchen dapartement, section Kitchen
departement, pembagian section karyawan, tugas dan
tanggung jawab Kitchen,
2
pembahasan tentang supervisi, peranan tentang pelaksanaan
supervisi di area Kitchen, syarat menjadi supervisi di area
Kitchen, hubungan kitchen dengan departement lain,
standard kebersihan kitchen.
BAB III : TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini berisi tentang sejarah singkat Hotel The Ritz
Carlton Pasific Place Jakarta, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
Hotel The Ritz Carlton Pasific Place Jakarta, struktur
organisasi Kitchen department Hotel The Ritz Carlton
Pasific Place Jakarta, pelaksanaan supervisi di area kitchen
dan tugas trainee di Hotel The Ritz Carlton Pasific Place
Jakarta.
BAB IV : PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulisan menguraikan permasalahan dam
memberikan pembahasanya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan
dari bab-bab yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam bab
ini penulis juga akan memberikan saran yang munkin dapat
dipertimbangkan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
2.2 Pengertian Kitchen
Menurut Ruffino dan Bartono (2006; 2) Dapur atau kitchen di
suatu hotel adalah sentra produksi makanan yang bertanggung jawab
mengolah makanan bagi tamu hotel atau penyediaan makanan
matang bagi masyarakat luar, baik lewat restoran yang ada di dalam
hotel, ataupun kegiatan lain seperti catering ke luar hotel dengan
makanan yang dibuat hotel.
Menurut A. Rachman Arif (2002 : 111), dapur mempunyai
pengertian suatu tempat atau ruangan yang memperoduksi makanan
dan memasak bahan-bahan makanan untuk keperluan tamu hotel
serta karyawan hotel keseluruhannya. Sedangkan menurut Ari
Fadiati W. S. Dapur mempunyai pengertian suatu unit yang
berfungsi sebagai tempat mengolah makanan yang akan diproduksi
dan yang akan dijual.
Menurut Soekresno (2000:155), dapur dalam hotel mempunyai
luas 40% dari restoran. Untuk menanggulangi seluruh kegiatan
pengolahan, dapur harus memiliki organisasi yang jelas menyangkut
pembagian seksi atau bagian-bagian, fungsi-fungsi. Tugas dan
tanggung jawab masing-masing orang atau bagian. Struktur
organisasi suatu dapur akan berbeda menurut besar kecilnya hotel
serta jumlah outlet penjualan makanan yang disediakan. Semakin
besar hotel yang dioperasikan dan semakin banyak unit-unit
penjualan makanan dan minuman yang dibuka didalamnya, maka
makin besar pula dapur yang disediakan. Bahkan dapat terjadi, dapur
yang dibuka lebih dari satu unit.
Di dalam suatu dapur yang kecil biasanya diadakan
penggabungan fungsi-fungsi, bagian atau jabatan, sehingga untuk
dua atau tiga bagian pada dapur yang besar menjadi satu bagian saja
pada dapur yang kecil. Akan tetapi penggabungan tersebut harus
dilakukan dengan perhitungan yang matang agar tidak menimbulkan
kendala dalam mekanisme operasionalnya. Perhitungan yang cermat
tersebut didasarkan kepada luas arena dapur yang ada, jumlah kamar
hotel, jumlah unit penjualan yang ada, serta dikaikkan pula dengan
asumsi jumlah tamu yang datang secara rata-rata setiap harinya.
Fungsi utama ruangan di dalam dapur hotel adalah:
1. Pusat kegiatan, proses bahan makanan hotel
2. Pusat kegiatan pengolahan makanan di hotel.
3. Pusat kegiatan masak-memasak makanan di hotel.
4. Alat pengukur reputasi dan image hotel melalui kualitas makanan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dapur adalah tempat
untuk memproduksi/mengolah makanan dan minuman dari bahan yang
belum jadi, dipersiapkan sesuai dengan metode yang diterapkan untuk
dapat disajikan dan dijual kepada tamu, dimana dapur dilengkapi dengan
peralatan yang mendukung proses pengolahan makanan dan minuman.
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya dengan telah
tercapainya tujuan suatu organisasi. Tujuan pokok dari supervisi ialah
menjamin pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara
benar dan tepat, dalam arti lebih efektif dan efesien, sehingga tujuan yang
telah ditetapkan organisasi dapat dicapai dengan memuaskan (Suarli &
Bachtiar, 2008).
Purchasing Departement
Dalam hal pembelian barang-barang yang di butuhkan oleh
kitchensesuai dengan purchese request
Engineering Departement
Dalam hal perbaikan peralatan yang rusak dan perawatan peralatan,
penerangan, air conditioning, dan elektrik
Personalia Departement
Tentang permintaan karyawan, promosi jabatan, penghargaan
kepada karyawan, pengadaan pelatihan untuk karyawan
Stewarding Departement
Dalam hal pengadaan dan perawatan peralatan yang di gunakan
untuk kelancaran operation/pelayanan di Room Service dan menjaga area
kebersihan di kitchen
2.7.1. SANITASI HYGIENE
Untuk mencapai kesehatan yang prima. Di dalam buku yang
berjudul “The Teory of Cattering”, bahwa hygiene is the study of healt and
the prefentation of the deasis yang berarti adalah ilmu kesehatan dan
pencegahan timbulnya penyakit. Hygiene lebih banyak membicarakan
masalah bakteri sebagai penyebab timbulnya penyakit. Sebagai contoh:
Seorang juru masak, disamping harus mampu mengolah makanan yang enak
rasanya, menarik penampilannya juga harus aman dimakan. Untuk itu maka
makanan harus bebas dari bakteri atau penyakit yang membahayakan
kesehatan manusia; sepotong kue yang dihias sangat menarik tapi diolah
oleh juru masak yang sedang menderita penyakit diare, kue tersebut telah
tercemas/terkontaminasi tetapi tampak menarik selera makan, kue tersebut
tampa sanitasi (bebas kotoran) tetapi tidak hygiene.
Ruang Lingkup Hygiene
Ruang lingkup hygiene ada 3, yaitu :
a. Hygiene Perorangan
Pengertian, mencakup semua segi kebersihan dan pribadi karyawan
(penjamah makanan tersebut). Menjaga hygiene perorangan berarti menjaga
kebiasaan hidup bersih seperti :
1) Tangan
a. Cucilah tangan sebelum mulai bekerja dan setelah kembali dari toilet.
b. Kuku harus dijaga dan dipotong sependek mungkin.
c. Perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan tidak boleh digunakan
pada waktu bekerja.
d. Luka pada tangan harus ditutupi dengan kain pembalut seteril.
e. jangan meraba-raba hidup, mulut, rambut dan bagian tubuh lainnya
saat mengolah makanan.
f. Jangan merokok selama bekerja di daput, karena tangan akan
memindahkan bakteri dari mulut ke makanan
2) Kuku
Kotoran yang biasanya berada diantara kuku yang panjang dan kulit
adalah tempat yang biak bagi bakteri.kuman yang akan
berkembangbiak. Dengan demikian maka :
a. Kuku harus dipotong pendek dan dibersihkan.
b. Kuku sebaiknya tidak dicat/dikutek.
11
3) Rambut
a. Hendaknya selalu rapi dan tidak boleh panjang.
b. Biasanya selalu mencuci teratur agar selalu bersih.
c. Gunakan topi yang cocok pada waktu bekerja/memasak.
d. Potongan rambut yang terdapat pada makanan adalah sangat
mengerikan bagi pelanggan,
e. Betapa joroknya juru masak tersebut dan itu berarti pula makanan
tidak sehat.
4) Wajah
Wajah dirias seperlunya dan untuk menjaga kesehatan, maka :
a. Jangan menggunakan kosmetik yang berlebihan.
b. jangan menyeka wajah dengan tangan pada waktu mengolah
makanan, pergunakan sapu tangan/tissu.
5) Hidung
a. Jangan memegang hidup saat bekerja, sebab pada lubang hidung
terdapat kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.
b. Pada waktu bersin hendaknya jangan menghadap ke makanan,
gunakan sapu tangan untuk menutupinya.
c. Bagi yang sedang sakit batuk/pilek harus menggunakan sapu
tangan.
6) Mulut
a. Jagalah kesehatan mulut dan gigi denagn baik, biasakan menyikat
gigi sehabis makan secara teratur.
b. Jangan merokok selama di dapur.
c. Jangan batuk, berludah di dekat makanan dan tutuplah dengan
sapu tangan pada saat batuk.
d. Mencicipi makanan harus menggunakan alat yang bersih seperti;
sendok/piring kecil.
7) Telinga
Hendaknya dibersihkan secara teratur agar selalu dalam keadaan
bersih dan jangan pegang-pegang telinga selama bekerja di dapur.
8) Kaki
a. Gunakan sepatu yang bertumit pendek.
b. Gunakan kaos kaki yang bersih.
c. Kuku harus dipotong pendek.
12
9) Kesegaran Jasmani
Manusia mempunyai keterbatasan dalam bekerja secara efektif dan
efisien. Jasmani yang sangat segar mempunyai kegairahan kerja.
Untuk itu perlu menjaga kesegaran jasmani dengan jalan :
a. Meminum air putih pada waktu haus.
b. Istirahat dan tidur yang teratur dalam waktu yang cukup.
c. Berolahraga secara teratur.
d. Hindari rasa cemas.
b. Hygiene Lingkungan
1) Pengertian
Kebersihan area, lingkungan, bangunan serta peralatan di dapur
adalah sangat menunjang untukmenghasilkan makanan yang baik dan bersih
dan juga aman dimakan. Telah kita ketahui bahw aseorang dapat menjadi
sakit/keracunan makanan yang disebabkan oleh kelengahan kita dalam
menjaga kebersihan alat-alat maupun lingkungan tempat pengolahan
makanan itu sendiri. Untuk menghindari berkembangbiaknya bakteri yang
dapat merusak dan membahayakan makanan tersebut salah satu cara
mengatasinya adalah manjaga kebersihan dapur dan alat-alatnya semaksimal
mungkin. Hal ini dapat dimungkinkan dengan membuat jadwal secara
teratur.
2) Persyaratan Hygiene Dapur
Menyangkut beberapa segi meliputi :
a) Area dapur tempat karyawan bekerja
1. Lantai dapur
13
2. Dinding
14
15
c. Hygiene Makanan
Pengertian Bahan makanan yang dipergunakan dalam pengolahan
makanan sebagian besar berupa bahan makanan nabati yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, misalnya : sayur, buah dan lain-lain.
Dan bahan makanan hewani yang berasal dari binatang, misalnya :
daging, unggas, ikan dan lain-lain.
1) Bahan makanan hewani
Lebih mudah rusak dan busuk bila dibandingkan dengan bahan
makanan nabati. Untuk enzim papain terdapat pada daun pepaya. Tujuan
penyimpanan (storing) maka bahan makanan dapat digolongkan menjadi 2
kelompok, yaitu :
a) Bahan tahan lama (groceries)
- Beras
- Gula
- Bumbu-bumbu kering
- Minyak goring
- Makanan dalam kemasan kaleng/botol.
b) Bahan mudah rusak (perishables)
- Sayuran dan buah segar
- Telur
- Susu segar
- Daging dan unggas
- Ikan dan hasil laut.
2) Kerusakan bahan makanan
Penyebab kerusahan bahan makanan dpaat digolongkan menjadi :
a) Enzim bahan makanan tersebut
b) Bakteri
c) Jamur
d) Parasit
e) Bahan kimia
3) Keracunan makanan (food poisoning)
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh beberap hal, antara lain :
a) Sebab kimia
- Asenio
Yang digunakan untuk menyemprot buah-buahan, tanaman-tanaman
bebas dari hama, kadang-kadang dapat menimbulkan keracunan apabila
buah/sayuran tersebut tidak dicuci dengan bersih.
16
- Seng
Makanan yang mengandung asam kalau disimpan/dimasak dengan
menggunakan panci yang tersebut dari seng sangat berbahaya karena reaksi
zat kimia yang ditimbulkannya.
- Beberapa macam makanan seperti jamur
b) Oleh beberapa bakteri
Bakteri terdapat dimana saja dan akan berkembangbiak sangat cepat.
Sumber-sumber bakteri selain dari binatang makanan seperti daging, susu,
juga didapatkan dari manusia karena orang tersebut mengandung penyakit,
luka dan sebagainya. Demikian juga binatang-binatang seperti; tikus, kecoa,
lalat, kucing, atam, anjing dan lain-lain. Jenis bakteri yang paling banyak
terdapat pada makanan dan berbahaya bagi manusia.
§ Salmonela bakteri
- Hidup pada usus manusia dan usus binatang
- Keluar bersama manusia dan menyebar dengan perantaraan manusia dan
binatang
§ Staphylococi bakteri
- Hidup pada kulit manusia, hidung, tenggorokkan, dan mulut
- Menghasilkan toksin/racun yang membahayan manusia
§ Clostredium Welchit bakteri
- Hidup pada usus manusia, sampah, dan kotoran lainnya.
- Terdapat pada daging mentah
- Dapat membentuk spora yang membahayakan manusia
- Paling tahan pada suhu panas
§ Makanan yang paling disukai bakteri antara lain :
- Kaldu, sup, saus
- Susu, dan hasil olahannya
- Hasil laut, ikan, daging dan unggas
- Makanan yang dihangatkan kembali yang tidak membentuk zat asam, gula
dan garam yang tinggi.
17
BAB III
TUJUAN UMUM
18
19
1. Credo
Credo adalah janji perusahaan yang diperuntukkan kepada tamu dari
dalam ataupun luar perusahaan yang menjadi peta menuju
kesempurnaan yang memandu kita menuju pelayanan kelas dunia.
Credo berbunyi:
“The Ritz-Carlton is a place when genuine care and comfort of our
guests is our highest mission.
We pledge to provide the finest personal service dan faciities for our
guests who will always enjoy a warm, rexaled yet refined ambience.
The Ritz-Carlton experience enlivens the senses, instills well-being
and fulfills even the unexpressed wishes and needs of our guests.”
2. The Employee Promises
The Employee promises berfungsi sebagai parameter yang konsisten
untuk mengarahkan karyawan dalam membuat lingkungan yang
nyaman selama bekerja, sama seperti kepada tamu. The Employee
Promise berbunyi:
“At The Ritz-Carlton, our Ladies and Gentlemen are the most
important resource in our service commitment to our guests.
By applying the principles of trust, honesty, respect, integrity and
commitment, we nurture and maximize talent to the benefit of each
individual and the company.
The Ritz-Carlton fosters a work environment where diversity is
valued, quality of life is enhanced, individual aspirations are
fulfilled, and The Ritz-Carlton Mystique is strengthened.”
3. 12 Service Values
Service Values: I Am Proud To Be Ritz-Carlton
1) I build strong relationships and create Ritz-Carlton guests for
life.
2) I am always responsive to the expressed and unexpressed wishes
and needs of our guests.
3) I am empowered to create unique, memorable and personal
experiences for our guests.
4) I understand my role in achieving the Key Success Factors,
embracing Community Footprints and creating The Ritz-Carlton
Mystique.
5) I continuously seek opportunities to innovate and improve The
Ritz-Carlton experience.
6) I own and immediately resolve guest problems.
7) I create a work environment of teamwork and lateral service so
that the needs of our guests and each other are met.
8) I have the opportunity to continuously learn and grow.
9) I am involved in the planning of the work that affects me.
10) I am proud of my professional appearance, language and
behavior.
11) I protect the privacy and security of our guests, my fellow
employees and the company's confidential information and
assets.
20
12) I am responsible for uncompromising levels of cleanliness and
creating a safe and accident-free environment.
“12 Sevice Values” dibagi menjadi 3 pokok bagian yaitu “Mystique”,
“Emotional Engagement” dan “Functional”.
4. Motto
Motto “We are Ladies and Gentleman Serving Ladies and
Gentleman” diciptakan oleh Horst Schulze saat bekerja sebagai
busboy di sekolah perhotelan. Menurutnya dalam bisnisnya tidak ada
istilah pelayan, semua adalah profesional. Motto merupakan bagian
yang sangat penting dalam membangun kerja sama, budaya
menghormati dan bekerja secara profesional dengan perusahaan.
5. The Three Steps of Service
“The Three Steps of Service” merupakan filsafat tentang servis yang
sempurna sebagai panduan pelayanan tamun secara emosional dalam
tiga langkah mudah. “The Three Steps of Service” berbunyi:
1. A warm and sincere greeting.
2. Use the guest's name. Anticipation and fulfillment of each guest's
needs.
3. Fond farewell. Give a warm good-bye and use the guest's name.
3.3 Sarana dan fasilitas Hotel The Ritz Carlton Pasific Place Jakarta
Hotel The Ritz – Carlton Mega Kuningan Jakarta yang bertaraf
internasional berbintang lima diamond memiliki banyak fasilitas yang
menunjang dan dapat menambah pendapatan hotel untuk memenuhi segala
kebutuhan tamu selain pelayanan dalam bidang jasa yang diberikan Ladies
and Gentlement atau para staff Hotel The Ritz – Carlton Mega Kuningan
Jakarta. Sarana, fasilitas, dan akomodasi adalah sebagai berikut:
3.3.1 Rooms
Hotel The Ritz Carlton Mega Kuningan Jakarta mempunyai 333 kamar
yang dimulai dari lantai 5 sampai dengan lantai 26.
Tabel 1.1 Kamar Hotel
Tipe Kamar Jumlah Unit Luas Kamar Tipe Bed
Grand Room 191 63 SQ M | 207 SQ FT King/Twin
Grand Club 105 63 SQ M | 207 SQ FT King/Twin
Grand Studio 1 807 SQ FT | 75 SQ M King
Spa Terrace 2 818 SQ FT | 76 SQ M King
Mayfair Suite 27 1184 SQ FT | 110 SQ M King
Executive Suite 3 1905 SQ FT | 177 SQ M King
RC Suite 3 2691 SQ FT | 251 SQ M King
Presidential 1 4306 SQ FT | 401 SQ M King
Suite
21
Fasilitas di dalam kamar:
1. TV LED 46 Inch
2. Koneksi internet kabel dan WiFi
3. Walk-in wardrobe
4. Shower dan bath tub terpisah
5. Iron dan Iron board
6. Layanan In Room Dining 24 jam
7. Mini bar
8. Safety Deposit Box
9. Bantal bulu angsa dan busa
10. Jacuzzy (Grand Spa Terrace)
11. Layanan housekeeping dan turndown service
12. Club access (Grand Club)
1. Grand Room
Kamar berukuran standar yang di miliki The Ritz Carlton Jakarta
24
Ballroom ini ini memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan
Grand Ballroom. Hotel The Ritz – Carlton Pasific Place Jakarta,
mempunyai fasilitas Ballroom dengan kapasitas maksimal 400 orang
untuk standing reception. Fasilitas Ballroom The Ritz – Carlton
Pasific Place digunakan untuk meeting, event, wedding. Selain itu
juga Hotel The Ritz – Carlton Jakarta Pasific Place memiliki
beberapa ruangan meeting lainnya, seperti :
1. Pacific place meeting room : max 40 pax on level 8
2. Pacific place meeting room 1 : max 10 pax on level 8
3. Pacific place meeting room 2 : max 30 pax on level 8
4. Pacific place meeting room 3 : max 10 pax on level 8
5. Pacific place meeting room 1&2 : max 60 pax on level 8
6. Pacific place meeting room 2&3 : max 60 pax on level 8
7. Pacific place meeting room 5 : max 20 pax on level 8
8. Pacific place meeting room 6 : max 20 pax on level 8
25
3. The Ritz – Carlton Club Lounge
The Ritz – Carlton Club Lounge terletak di lantai 21, dan hanya
diperuntukkan bagi para tamu - tamu yang menginap di hotel, fasilitas
yang ada di Club Lounge yaitu, Meeting Rooms 1 – Meeting Rooms 2,
Working Room, dan Complimentary Wireless Internet Access. Club
Lounge mulai beroperasi dari pukul 06:00 – 23:00 pm.
26
3.3.5 Swimming Pool
Berada di lantai lima, buka pada pukul 07.00 – 22.00. swimming
pool di The Ritz Carlton Pasific Place mempunyai panjang 48,5
meter, lebar 9 meter dan kedalaman 120 cm. di sekitar swimming
pool terdapat jogging track dengan panjang 350 meter dan 4 privasi
gazebo.
Executive Chef
Chef de Cuisine
Sous Chef
Demi Chef
Commis 1 Commis 2
Stewerd
28
3.5 Proses pelaksanaan supervisi di area kitchen pada trainee di Hotel
Ritz carlton Pasific Place Jakarta
Proses pelakasanaan supervisi pada trainee :
1. Merencanakan kegiatan (planning) : masuk pagi sebelum staff
dateng,dan melakukan opening seperti, mengambil barang yang di
butuhkan, dan menyalakan alat-alat dapur.
2. Mengorganisasikan kegiatan (organizing) : jadi jika opening sudah
selesai Chef de Cuisine akan memberikan arahan atau
menorganisasikan kegiatan yang akan di lakukan oleh para
karyawan staff dan trainee.
3. Mengarahkan proses yang akan melaksanakan kegiatan (directing) :
jadi disini para staff memberi arahan lebih ke pada trainee untuk
melakukan kegiatan sesuai organisasi yang di dapat tadi.
4. Mengendalikan perkembangan pelaksanaan kegiatan (controlling) :
staff akan melihat/mengecek apa saja yang telah trainee lakukan
untuk memastikan adanya perkembangan dari project yang di
lakukannya.
5. Membetulkan jika terjadi kesalahan (correcting) : staff akan
mengetes apa saja yang telah trainee lakukan saat bekerja, jika
trainee melakukan kesalahan staff akan membantu untuk
membetulkan kesalahn tersebut dan memberi peringatan akan hal itu
agar tidak terjadi lagi.
6. Merapikan semua bahan makanan yang sudah di buat (closing) :
disini trainee dianjurkan untuk membereskan semua bahan makanan
yang sudah di pake jika memiliki sisa bahan/bumbu harus di simpan
dengan rapih dan baik seperti bumbu yang di masukkan ke dry
store/chiller kembali , dan bahan makanan yang sudah jadi di
masukkan ke dalam chiller/freezer sesuai jenisnya.
3.6 Tugas pelaksana supervisi di area kitchen pada trainee di Hotel Ritz
Carlton Mega Kuningan
1) Supervisi akan mengecek semua apa yang trainee lakukan saat
bekerja.
2) Memberi arahan kebada trainee untuk melakukan tugas yang benar.
3) Mengecek apa yang kita lakukan sekiranya jika ada yang kurang dia
akan memberi saran kepada trainee untuk menutupi kekurangannya.
4) Jika trainee melakukan kesalahan supervisi akan memberi peringatan
agar trainee tidak melakukan hal tersebut lagi baik sengaja ataupun
tidak.
29
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
2. Akibat
Akibat dari permasalahan yang sudah dipaparkan di atas adalah
kualitas pelaksanaan supervise di area kitchen pada trainee belum sesuai
dengan standar yang ada hal ini menyebabkan ketidakjelasan posisi dan
kurangnya pengetahuan pada trainee
3. Pemecahan Masalah
1. seharusnya supervisi memberikan arahan secara detail kepada
trainee agar tidak ada kesalahan dalam melakukan tugasnya.
2. seharusnya supervisi juga membantu memberikan saran kepada
trainee agar apa yang di lakukan trainee saat kerja mendapatkan hasil
yang lebih baik.
3. terkadang supervise hanya memberikan arahannya setengah
seteangah dan kurang jelas ke pada trainee, dan jika trainee bertanya
kembali supervise terlihat tampak tidak suka dan membuat trainee
enggan bertanya. Maka dari itu trainee terkadang mendapatkan
masalah dari kerja yang setengah padahal yang dia kerjakan itu adalah
intruksi dari supervise tersebut.
4. ketika trainee sedang menjaga stall makanan supervise jarang sekali
mengecek langsung ke tempat dan memberi arahan penting, biasanya
supervise hanya melakukan pengecekan lewat telephone dan jika dia
merasa sudah baik, supervise akan pulang lebih dulu.
30
5.1 Kesimpulan
Dari paparan pada bab – bab sebelumnya maka penulis dapat
menyimpulkan suatu analisa yang telah didapatkan, sehingga dari hasil
analisa yang ada dapat disimpulkan :
1) Kurangnya pemahaman supervise di area kitchen pada trainee
dalam pekerjaan kitchen hal tersebutlah yang dapat menyebabkan
menurunnya kulitas pelaksanaan supervise dia area kitchen pada
trainee di hotel The Ritz Carlton Pasfic Place Jakarta.
2) Kurangnya keterampilan pada supervisi dalam mengajarkan trainee
tentang sesuatu yang di lakukan maka dari itu supervise jarang
memberi contoh dalam pekerjann di kitchen yang menyebabkan
kurang maksimalnya hasil kerja dari tarinee yang dapat
menyebabkan menurunnya tingkat kualitas pekerjaan supervisi di
hotel Ritz Carlton Pasific Place Jakarta.
3) Kualitas kerja supervise di area kitchen pada trainee di hotel Ritz
Carlton Pasific Place dalam melaksanakan standart operational
prosedure memberikan arahan,contoh dan pemahaman sangat
kurang dan tidak maksimal
5.2 Saran
Selama penulis melaksanakan on the job training penulis
mempunyai saran – saran yang sifatnya yang membuat hotel The Ritz
Carlton Pasific Place lebih baik dan lebih berkualitas dalam meningkatkan
pelaksanaan supervise di area kitchen pada trainee hotel Ritz Carlton
Pasific Place Jakarta. Adapun saran dari hasil kesimpulan diatas, penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut :
1) Sebaiknya perlu diadakan training untuk semua supervise dia area
kitchen khususnya dalam memberi arahan yang benar pada trainee
yang sesuai dengan standart operational prosedure yang ada yang
dapat memberikan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
supervise di area kitchen dalam memberi arahan, pemahaman,dan
contoh yang baik bagi trainees yang bertujuan menjaga kualitas
supervises di area kitchen yang maksimal.
2) Sebaiknya dalam menjaga kualitas pelaksanaan supervise di area
kitchen di hotel Ritz Carlton Pasific Place Jakarta, supervise di area
kitchen harus lebih teliti dalam memberi arahan, contoh, dan
pemahaman pada trainee serta menjadikan standart operational
prosedure pelaksanaan supervise pada area kitchen sebagai panduan
dan penanganan dalam memberi arahan, contoh, dan pemahaman
supervise di area kitchen di hotel Ritz Carlton Pasific Place Jakarta.
32
DAFTAR PUSAKA
33