Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN BAHAN PEMBELAJARAN PARIWISATA SEBAGAI MULOK

PADA SISWA SLTP DI KABUPATEN MINAHASA SULAWESI UTARA

Siska B.Kairupan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Manado


Fakultas Ilmu Sosial

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data kebutuhan dan karakteristik
kurikulum muatan lokal pariwisata untuk siswa SLTP di Kabupaten Minahasa dan
memperoleh data bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa SLTP
di kabupaten Minahasa. Hal ini mengingat pembelajaran Pariwisata Sulawesi Utara di
Kabupaten Minahasa pada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama belum dilaksanakan
disebabkan belum adanya bahan pembelajaran. Salah satu usaha untuk melestarikan
potensi wisata pada generasi yang akan datang adalah memperkenalkan kepada para
siswa melalui sekolah mengenai keanekaragaman potensi wisata Sulawesi Utara sebagai
kebanggaan daerah dalam kurikulum muatan lokal. Pengembangan bahan pembelajaran
melalui penelitian ini didorong oleh adanya kebutuhan untuk memperkenalkan,
melestarikan dan mengembangkan potensi pariwisata sebagai kebanggaan daerah kepada
para siswa. Rancangan penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan
metode survey. Subyek penelitian sebanyak 90 guru. Data yang diperoleh melalui angket
dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan
bahwa kurikulum muatan lokal pariwisata Sulawesi utara, kedudukan bahan
pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa di Kabupaten Minahasa serta
pengembangan bahan pembelajaran pariwisata dalam bentuk buku sangat dibutuhkan.
Mengenai isi bahan pembelajaran sebanyak 50% responden memilih bahan pembelajaran
yang memiliki persyaratan: (1) Pariwisata Kabupaten Minahasa, meliputi: Taman Laut
Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort, Bentenan Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema
Batu Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit Kasih Kanonang, Danau Tondano, Taman
Purbakala (Waruga) sawangan, Watu Pinabetengan, Monumen Samratulangi, Monumen
Ibu Walanda Maramis, Makam Kiay Modjo, Makam Imam Bonjol, Goa Jepang Kiawa,
Pemandian Air Panas Rano Paso Tondano, Air Terjun Tonsea Lama, Air Terjun Tincep
Sonder dan Air Terjun Kali. (2) Pariwisata Kota Manado, meliputi: Taman Laut Nasional
Bunaken, Klenteng Ban Hin Kong, Taman Budaya, Monumen Perang Dunia II,
Monumen Wolter Mongisidi, Museum Sulut, Taman Anggrek dan Pemandian Pantai
Malalayang.(c) Pariwisata Kota Bitung, meliputi: Hutan Suaka Alam Tangkoko, Hutan
Wisata Danowudu, Monumen Trikora, Tugu Jepang, Pemandian Pantai Tanjung Merah,
Taman Laut Batu Kapal dan Air Prang Tandurusa. (d) Pariwisata Kabupaten Bolaang
Mongondow, meliputi: Taman Nasional Nani Wartabone, Pulau Molosing, Danau
Moaat, Pemandian Air Anjing, Bendungan Kasinggolan, dan Pantai Molosing. (e)
Pariwisata Kabupaten Sangihe Talaut, meliputi: Taman Makam Pahlawan Santiago,
Rumah Raja Manganitu, Taman Laut Tabukan Tengah, Gunung Awu di Laut (Pulau
Mahagetang), Rumah Adat Patung di Desa Moronge, Tempat Suci Agama Adat dan Gua
Jepang di Desa Musi serta Tugu/Makam Raja Tagulandang.

Kata Kunci: Pembelajaran pariwisasta, kurikulum muatan lokal, siswa SLTP.

Abstract: This study aimed to obtain data on the needs and characteristics of the local
curriculum for junior high school students tourism in Minahasa and obtain data on North
Sulawesi tourism learning materials for students of secondary school in Minahasa district.
This is because learning Tourism North Sulawesi in Minahasa in junior high school
students have not been implemented due to lack of local curriculum and learning
materials. One attempt to preserve the tourism potential in the coming generation is
introduced to students through school on the diversity of the tourism potential of North
155
156 Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 2, April 2015, hlm. 155-164

Sulawesi as local pride in the local curriculum. Development of local curriculum that will
be developed through this research is driven by the need to introduce, preserve and
develop the potential of tourism as regional pride to the students. The research design
uses descriptive research with survey method. The subjects of the study as many as 90
teachers. The data obtained through the questionnaires were analyzed using descriptive
statistics. Results of the analysis showed that the curriculum needs of local pariwi-sata
northern Sulawesi, the position of North Sulawesi tourism learning materials for students
in Minahasa and the development of learning materials Sulawe tourism-North in the form
of the book is needed. Regarding the content of learning materials as much as 50% of
respondents choosing instructional materials that have requirements: (1) Tourism
Minahasa, include: Marine Park Bangka Island, Island Ganges Ressort, Bentenan
Ressort, Beach Tasik Ria Beach Kema Stone Mem, Sumaru Endo Romboken, Hill love
Kanonang, Lake Tondano, the Archaeological Park (Waruga) Sawangan, Watu
Pinabetengan, Monument Samratulangi, Monument Mother Walanda Maramis, Tomb
Kiay Modjo, the Tomb of Imam Bonjol, Goa Japan Kiawa, Thermal Baths Rano Paso
Tondano, Niagara Tonsea Lama, Niagara Tincep Sonder and Niagara Kali. (2) Tourism
Manado, include: Bunaken National Marine Park, Shrine Ban Hin Kong, Cultural Park,
Monument World War II, monuments Wolter Monginsidi, Museum of North Sulawesi,
Taman Anggrek and Baths Beach Malalayang. (C) Tourism Bitung, include: Tangkoko
Forest Nature Reserve, Forest Tourism Danowudu, Trikora Monument, Monument
Japan, Baths Cape Coast Red Sea Garden Prang Stone Boat and Water Tandurusa. (d)
Tourism Bolaang Mongondow, include: National Parks Nani Wartabone, Molosing
Island, Lake Moaat, Baths Dogs, Dams Kasinggolan and Molosing Beach. (e) Tourism
Sangihe Talaut, include: Heroes Cemetery of Santiago, the King's House Manganitu,
Marine Park Tabukan Central, Mount Awu at Sea (Island Mahagetang), Traditional
House Sculpture in the Village Moronge, the Holy Place of Religion Indigenous and
Japanese Caves in the village of Musi and Monument/Tomb of King Tagulandang.

Sulawesi Utara merupakan salah satu propinsi yang terlaksana dengan baik karena belum adanya
ditetapkan pemerintah sebagai tujuan wisata di kuriku-lum dan bahan ajar yang dapat digunakan
Indonesia, karena memiliki berbagai obyek wisata oleh para guru. Para guru mengembangkan sendiri
yang potensial untuk dikembangkan seperti: taman berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap
laut, pantai dengan pasir putih, pulau karang, suaka pariwisata.
alam, taman nasional, hutan lindung, gunung
berapi, danau dan tempat-tempat bersejarah. Penelitian ini ialah untuk menghasi-lkan
kurikulum muatan lokal dan bahan pembelajaran
Salah satu usaha untuk melestarikan potensi pariwisata Sulawesi Utara untuk siswa SLTP di
wisata pada generasi yang akan datang adalah Kabupaten Minahasa. Untuk melengkapi kara-
memperkenalkan kepada para siswa melalui kteristik bahan pembelajaran tersebut, akan
sekolah mengenai keanekaragaman potensi wisata dikembangkan buku pedoman strategi pembela-
Sulawesi Utara sebagai kebanggaan daerah dalam jaran yang harus dilakukan oleh guru. Disamping
kurikulum muatan lokal. Pengembangan kuri- itu akan dikembangkan pula Instrumen Evaluasi
kulum muatan lokal yang ingin dikembangkan Keberhasilan Pembelajaran Pariwisata.
melalui penelitian ini didorong oleh adanya
kebutuhan untuk memperkenalkan, melestarikan Untuk mencapai target tersebut, penelitian ini
dan meng-embangkan potensi pariwisata sebagai dirancang melalui tiga tahap kegiatan. Tahap
kebanggaan daerah pada siswa. pertama, survey untuk mengumpulkan data dari
subyek penelitian, yaitu guru-guru SLTP yang
Beberapa penelitian pendahuluan yang telah mengajar mata pelajaran muatan lokal, pakar
dilakukan selama ini, belum memasukkan (dosen) di bidang kepariwisataan, dan masyarakat
pariwisata dalam kurtikulum muatan lokal, oleh yang tinggal di sekitar lokasi (obyek) wisata dan
karena itu perlu dikembangkan. Dari sejumlah yang mengetahui tetang seluk-beluk obyek
SLTP di Kabupaten Minahasa para guru memper- tersebut, dengan tujuan untuk mem-peroleh data
kenalkan topik pariwista sebagai pengisi waktu kebutuhan kurikulum muatan lokal pariwisata
luang. Pembelajaran pariwisata ini belum Sulawesi Utara untuk dijadikan bahan pembe-
Kairupan, Pengembangan Bahan Pembelajaran … 157

lajaran pariwisata Sulawesi Utara. Pengumpulan melaksanakan kurikulum yang berlaku secara
data dilakukan di Kabupaten Minahasa. Tahap nasional juga harus melaksanakan kurikulum yang
kedua, penelitian pengembangan bertujuan untuk disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
menghasilkan produk berupa bahan pembelajaran lingkungannya. Untuk mengiplementasikan ama-
muatan lokal pariwisata Sulawesi Utara dan buku nat undang-undang tersebut, maka terbitlah be-
pedoman pembelajaran bagi guru. Setelah produk berapa peraturan pelaksanaannya antara lain: (1)
tersebut selesai, diseminarkan dengan melibatkan PP RI No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Da-
para guru SLTP, dosen (pakar) di bidang kepari- sar dimana pasal 14 ayat 3 menyebutkan bahwa:
wisataan, Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan “Satuan Pendidikan dasar dapat menambah mata
Nasional. Langkah terakhir pada tahap ini adalah pelajaran sesuai dengan keadaan lingkungannya
revisi produk. Tahap ketiga, penelitian dan ciri khas satuan pendidikan yang bersang-
eksperimental bertujuan untuk memperoleh data kutan dengan tidak mengurangi kurikulum yang
keefektifan dan kemenarikan bahan pembelajaran berlaku secara nasional dan tidak menyimpang dari
pariwi-sata bagi siswa SLTP. Pengembangan tujuan pendidikan nasional. (2) Keputusan Menteri
kurikulum muatan lokal dan bahan pembelajaran Pendi-dikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
pariwisata ini didasarkan pada permasalahan No. 060/U/1993 tentang kurikulum Pendidikan
pokok sebagai berikut: “Pembelajaran Pariwisata dasar menyebutkan bahwa muatan lokal dapat
Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa pada siswa berupa: bahasa daerah dan pengeta-huan tentang
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama belum berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, serta
dilaksanakan disebabkan belum adanya kurikulum hal-hal lain yang dianggap perlu oleh sekolah atau
muatan lokal dan bahan pembelajaran”. daerah yang bersangkutan. (3) Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA No.054/U/1993 tentang Se-kolah Lanjutan Tingkat
Pertama pasal 19 ayat 3 dan 4, tertulis bahwa SLTP
Kurikulum Muatan Lokal. dapat menambah mata pelajaran tertentu sesuai
Salah satu kritik yang sering dilontarkan para dengan keadaan lingkungan dan ciri khas SLPT
kritisi pendidikan di Indonesia adalah kebijakan yang bersangkutan dengan tidak mengurangi
pendidikan nasional yang bersifat sentralistik. Ke- kurikulum yang berla-ku secara nasional dan tidak
bijakan pendidikan yang demikian dapat dilihat menyimpang dari tujuan Pendidikan nasional
dari perencanaan dan pengem-bangan kurikulum (Depdiknas Sulut, 2000).
yang selama hampir setengah abad disusun oleh
para pengambil keputusan yang berada di pusat Jika dianalisis secara mendalam maka kebi-
kekuasaan. Konsekuensinya adalah terjadinya jakan dan ruang lingkup pengembangan kuriku-
kesen-jangan dalam mutu, pemerataan, motivasi, lum muatan lokal ini didasarkan pada asumsi
keterbatasan sumber daya, dan sumber pendidikan bahwa penyelenggaraan pendidikan disetiap dae-
(Ardhana, 1992), kesenjangan kultural (Buchori, rah memiliki karakteristik potensial yang perlu
1995), serta kurangnya kreativitas sekolah dilestarikan melalui pendidikan. Bahkan Un-dang-
(Degeng, 1997), terutama yang berada di daerah. Undang No.30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendi-
dikan Nasional khususnya pasal 37 ayat 1 secara
Upaya untuk mengatasi permasalahan pen- tegas mewajibkan muatan lokal sebagai mata
didikan tersebut telah dilakukan, terutama pada pelajaran inti dan disetarakan dengan mata
saat berlakunya SK Mendikbud No. 0461 tanggal pelajaran lainnya seperti pendidikan agama, pen-
23 Oktober 1983, yang memungkinkan setiap didikan kewarga-negaraan, bahasa, matematika,
lembaga pendidikan formal, khususnya Sekolah IPA, IPS, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan
Lanjutan Tingkat Pertama untuk menge-mbangkan olahraga dan ketrampilan/kejuruan.
diri melalui kurikulum muatan lokal. Dalam SK
tersebut, disarankan agar kurikulum muatan lokal Menanggapi hal tersebut, maka sejak tahun
dikembangkan berdasarkan lingkungan alam sosial 1994 sejumlah SLTP di Sulawesi Utara telah
maupun kultural setiap daerah. mencoba menerapkan mata pelajaran pariwisata
sebagai kurikulum muatan lokal. Penerapan mua-
Pengembangkan kurikulum muatan lokal tan lokal pariwisata dalam kurikulum muatan lo-
secara terus menerus dilakukan sebagaimana kal didorong oleh adanya kebutuhan untuk me-
diamanatkan pasal 38 Undang-Undang No 2 tahun lestarikan potensi daerah dari keterasingan. Geja-la
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana mengenai keterasingan pariwisata Sulawesi Utara,
pasal tersebut pada intinya menegaskan bahwa
setiap satuan pendidikan selain harus
158 Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 2, April 2015, hlm. 155-164

dapat dilihat dari semakin kurangnya ge-nerasi lain adalah agar lebih banyak wisatawan datang,
muda mengenal potensi daerah pariwisata. lebih lama tinggal dan lebih banyak mengeluarkan
dolarnya untuk berkunjung di Indonesia. Untuk itu
Sektor pariwisata sebagai salah satu sektor telah dikeluarkan seperangkat kebi-jakan, baik
pembangunan terus dipromosikan oleh peme- berupa Instruksi Presiden, Instruksi Menteri
rintah dengan berbagai kebijakannya dalam rang- Pariwisata Pos dan Telekomunikasi (Par-postel).
ka meningkatkan penerimaan devisa negara yang Kebijakan yang diambil itu mulai dari Kampanye
lebih besar. Namun kebijakan yang ditempuh oleh Nasional Sadar Wisata (KNSW) yang tema
pemerintah dalam operasionalnya terutama di sentralnya Sapta Pesona (1989), Tahun Kunjungan
daerah-daerah yang mempunyai potensi obyek Wisata (Visit Indonesian Year) tahun 1991 dan
wisata masih sering menghadapi berbagai ken- Visit Asean Year 1992.
dala. Pada satu sisi, pemerintah ingin memajukan
sektor pariwisata yang dalam pengelolaannya Menurut Oka (1997) pada dasarnya kebi-
memerlukan keterlibatan dari para pemilik modal, jakan tersebut lebih banyak diarahkan dan dite-
namun disisi lain pemerintah juga masih kankan dalam rangka untuk mengambil langkah-
mempunyai keinginan untuk mengelolah sendiri. langkah penyelengga-raan beberapa kegiatan an-
tara lain meliputi: (1) meningkatkan pemahaman
Kurikulum muatan lokal Pendidikan Dasar seluruh lapisan masyarakat tentang manfaat pari-
yang dilaksakan dilaksanakan di daerah Sulawesi wisata dalam pembangunan, (2) meningkatkan
Utara pada dasarnya diarahkan untuk memberi citra dan mutu layanan pariwisata nasional, (3)
pedoman dan kemampuan kepada para guru di meningkatkan penyelenggaraan promosi pariwi-
daerah untuk dapat mengembangkan peranan-nya sata Indonesia di luar negeri, (4) memberi penga-
secara fleksibel dan optimal dalam memilih dan rahan dan petunjuk pengembangan kepariwi-
menetapkan materi pelajaran dan bahan ajar yang sataan dalam ruang lingkup nasional, dan (5)
lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan mengadakan koordinasi dengan departemen ter-
lingkungan, serta tujuan pendidikan tertentu yang kait, lembaga-lembaga pemerintah, pemerintah
telah ditetapkan. daerah, pihak swasta nasional dan organisasi
masyarakat untuk menyerasikan langkah dalam
Kebijakan Pembangunan Pariwisata. perencanaan dan pengembangan pariwisata di
Indonesia.
Dalam GBHN (1998) ditegaskan bahwa
“sektor pariwisata dapat menjadi salah satu Selain itu dengan semakin berkembangnya
penghasil devisa, mendorong pertumbuhan pembangunan pariwisata di Indonesia yang da-pat
ekonomi, me-ningkatkan pendapatan daerah, kita lihat dari meningkatnya jumlah wisata-wan
memberdaya-kan perekonomian masyarakat, yang datang sebelum krisis yang melanda
memperluas lapangan kerja dan kesempatan Indonesia, meningkatkan jumlah devisa yang
berusaha serta meningkatkan pengenalan diraih sektor pariwisata dan semakin banyak
pemasaran produk nasional dalam rangka Daerah Tujuan Wisata (DTW), maka untuk tertib-
meningkatkan kesejah-teraan masyarakat”. nya pembangunan kawasan pariwisata dimaksud,
Menteri Parpostel mengeluarkan Surat Keputusa
Kebijakan pengembangan sektor pariwisata
No. KM.59/PW.002/MPPT/85 tanggal 23 Juli
merupakan salah satu bagian perekonomian yang
1985 tentang kegiatan usaha kawasan wisata yang
sangat penting, karena tidak hanya berhubungan
isinya antara lain:
dengan kegiatan ekonomi yang langsung berkait-
an dengan pariwisata seperti perhotelan, resto-ran a. Mengusahakan lahan dengan luas sekurang-
dan penyelenggaraan paket wisata, tetapi juga kurangnya 100Ha untuk keperluan pemba-
berhubungan dengan kegiatan ekonomi lain-nya ngunan usaha pariwisata dan menata serta
seperti transportasi, telekomunikasi, bisnis eceran, membagi lebih lanjut dalam satuan-satuan
industri kecil, kesenian dan budaya daerah. Oleh simpul (lingkungan tertentu)
karena itu, dibutuhkan peran aktif dan kerja sama
yang saling menguntungkan antara berbagai pihak b. Membangun atau menyewakan satuan-satuan
(pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta). simpul itu untuk membangun usaha pari-wisata
meliputi hotel atau jenis penginapan lainnya,
Berbagai upaya dan usaha yang telah dila- rumah makan, tempat rekreasi dan hiburan
kukan pemerintah untuk meningkatkan pengem- umum, serta usaha pariwisata lainnya.
bangan pariwisata di Indonesia. Tujuannya tidak
Kairupan, Pengembangan Bahan Pembelajaran … 159

c. Melaksanakan pembangunan jalan, perjalanan yang dilakukan hanya ber-langsung


menyediakan air bersih dan listrik sesuai antara 7 hari sampai dengan 10 hari saja. Sebab
gambar rencana. secara sosiologis perjalanan tersebut hanya
dilakukan oleh orang yang tidak dapat mengambil
d. Menentukan syarat-syarat di dalam kawasan liburan panjang. Sedangakan pariwisata yang
pariwisata berkenaan dengan penyediaan bersifat ekskursi atau excursionist biasanya
prasarana dan sarana, lingkungan hidup tata perjalanannya tidak melebihi 24 jam (1 hari) dan
bangunan, kesehatan umum, pencegahan tidak menggunakan fasilitas akomodasi.
kebakaran, dan lain-lain sepanjang persya-ratan
tersebut tidak bertentangan dengan peraturan Bentuk pariwisata dengan alat angkutan mi-
perundangan yang berlaku. salnya dengan menggunakan kereta api, kapal laut,
pesawat terbang, bus wisata dan kendaraan umum
e. Melaksanakan dan atau mengawasi lainnya. Sedangkan bentuk pariwisata yang
pembangunan usaha pariwisata agar sesuai terakhir adalah pariwisata aktif dan pasif.
dengan persyaratan yang ditetapkan di dalam Kedatangan wisatawan asing yang membawa de-
kawasan pariwisata serta peraturan perund- visa untuk suatu negara merupakan bentuk pari-
angan yang berlaku di dalam usaha masing- wisata aktif (active tourism), Sedangkan pendu-
masing. duk suatu negara yang pergi ke luar negeri dan
membawa uang ke luar negeri dan mempunyai
f. Membangun bangunan yang dipandang perlu pengaruh negatif terhadap neraca pembayaran
untuk keperluan administrasi usaha kawasan disebut sebagai pariwisata pasif (passive tourism).
pariwisata.
Sedangkan menurut Pendit (1994), jenis-jenis
Bentuk dan Jenis-jenis Wisata. pariwisata dapat dibagi menurut kategori sebagai
berikut:
Bentuk pariwisata menurut Spellane
(1987:31) meliputi empat bentuk, yaitu: (1) pari- 1. Wisata Budaya
wisata individu dan kolektif, (2) pariwisata jangka Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang
panjang jangka pendek dan ekskursi, (3) dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pariwisata dengan alat angkutan, (4) pariwisata pandangan hidup seseorang dengan jalan meng-
aktif dan pasif. adakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain
atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
Bentuk pariwisata individu dan kolektif baik
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup
yang dilakukan wisatawan mancanegara (wisman)
mereka, budaya dan seni mereka. Jenis wisata
maupun wisatawan domestik (lokal) biasa-nya
budaya ini adalah jenis paling populer bagi Tanah
dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok.
Air kita. Bukti-bukti telah menun-jukkan bahwa
Kelompok pertama, meliputi seseorang atau
jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan luar
kelompok orang (teman atau keluarga) yang
negeri yang datang ke negeri ini di mana mereka
mengadakan perjalanan wisata dengan melaku-kan
ingin mengetahui kebudayaan kita, kesenian kita
sendiri pilihan daerah tujuan wisata secara bebas.
dan segala sesuatu yang dihubungkan dengan adat
Seseorang atau kelompok dapat juga menentukan
istiadat dan kehidupan seni budaya kita.
dan mengurus sendiri perlengkapan (sarana dan
prasarana) yang diperlukan. Kelompok kedua, 2. Wisata Kesehatan
meliputi kelompok organisasi secara kolektif yang Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seo-
dilakukan oleh sebuah biro perjalanan yang rang wisatawan dengan tujuan untuk menukar
menjual suatu jasa perjalanan menurut program keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana
dan jadwal waktu yang telah ditentukan terlebih ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya
dahulu. Biro perjalanan biasanya menawarkan ke- dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi
pada siapa saja yang berminat dengan keharusan tempat peristirahatan seperti mata air panas
membayar sejumlah uang yang telah ditentukan mengandung mineral yang dapat menyembuhkan,
terlebih dahulu. tempat yang mempunyai iklim udara yang
menyehatkan atau tempat-tempat yang
Bentuk pariwisata jangka panjang biasanya
menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
perjalanannya berlangsung beberapa minggu atau
beberapa bulan di suatu tempat wisata. Pari-wisata
jangka pendek atau short term tourism biasanya
160 Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 2, April 2015, hlm. 155-164

3. Wisata Olahraga mampuan terbatas dari segi finansial untuk mem-


Ini dimaksudkan dengan wisatawan yang pergunakan kesempatan libur atau cuti mereka
melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga dengan mengadakan perjalanan yang dapat me-
atau memang sengaja bermaksud mengambil nambah pengalaman serta pengetahuan mereka,
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat dan sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan
atau negara seperti Asian Games, Olympiade, jasmaniah dan mental mereka.
Thomas cup, Uber cup dan lain-lain.
9. Wisata Pertanian
4. Wisata Komersial Wisata Pertanian ini adalah pengorganisa-sian
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek
mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan
yang bersifat komersial, seperti pameran Indus-tri, sebagainya di mana wisata rombongan dapat
pameran dagang dan sebagainya. mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk
tujuan studi maupun melihat sekeliling sambil
5. Wisata Industri menikmati segarnya tanaman dan suburnya
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pembibitan berbagai jenis sayuran dan palawija
pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke disekitar perkebunan yang dikunjungi.
suatu kompleks atau daerah perindustrian di mana
terdapat pabrik atau bengkel besar dengan maksud 10. Wisata Maritim (Marina) atau Bahari
dan tujuan untuk mengadakan penin-jauan atau Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan ke-
penelitian. Hal ini banyak dilakukan di negeri- giatan olah raga air, lebih-lebih di danau, benga-
negeri yang telah maju perindustriannya di mana wan, pantai, teluk atau laut seperti memancing,
masyarakat berkesempatan mengadakan kunju- berlayar, menyelam sambil melakukan pemo-
ngan ke daerah-daerah atau kompleks pabrik tretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung,
industri berbagai jenis barang yang dihasilkan berkeliling melihat-lihat taman laut dengan
secara masal di negeri itu. pemandangan indah di bawah permukaan air serta
berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan
6. Wisata Politik di daerah-daerah atau negara-negara maritim di
Jenis ini meliputi perjalanan yang dilakukan lautan Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya.
untuk mengunjungi atau mengambil bagian de- Di tanah air kita banyak tempat dan daerah yang
ngan aktif dalam peristiwa kegiatan politik seper-ti memiliki potensi, seperti misalnya Pulau Seribu di
misalnya ulang tahun perayaan 17 Agustus di Teluk Jakarta, Danau Toba, Pantai Pulau Bali, dan
Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, pulau-pulau kecil di sekitarnya, taman laut dikepu-
penobatan Ratu Inggris di London, dan sebagainya lauan Maluku dan sebagainya.
di mana fasilitas akomodasi, sarana angkutan dan
atraksi beraneka warna diadakan secara megah dan 11. Wisata Cagar Alam
meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam Untuk jenis wisata ini biasanya banyak dise-
maupun luar negeri. lenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang
mengkhususkan usaha-uasha dengan jalan meng-
7. Wisata Konvensi atur wisata ke tempat atau daerah cagar alam,
Berbagai negara pada dewasa ini memba- taman lindung, hutan daerah pegunungan yang
ngun wisata konvensi ini dengan menyediakan kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tem-
pat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, 12.Wisata Buru
musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri
baik bersifat nasional maupun internasional. yang memiliki daerah atau hutan tempat ber-buru
yang dibenarkan oleh pemerintah dan diga-lakan
8. Wisata Sosial oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata
Yang dimaksud dengan jenis wisata ini adalah buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah
pengorganisasian suatu perjalanan murah serta atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
mudah untuk memberi kesempatan kepada negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri
golongan masyarakat ekonomi lemah untuk di Afrika untuk berburuh Gajah, Singa. Ziraf dan
mengadakan perjalanan, seperti misalanya bagi sebagainya.
kaum buruh, pemuda, pelajar atau mahasiswa,
petani dan sebagainya. Organisasi ini berusaha
untuk membantu mereka yang mempunyai ke-
Kairupan, Pengembangan Bahan Pembelajaran … 161

13. Wisata Pilgrim 1. Kota Manado


Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan Alam: Taman Laut Bunaken
dengan agama, sejarah, adat istiadat dan keper-
cayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Budaya: Klenteng Ban Hin Kiong, Museum Ne-
Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh pero-rangan geri Sulut, Festival Bunaken dan Danau Ton-dano,
atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam- dan Festival Figura.
makam orang besar atau pemimpin yang
diagungkan, ke bukit atau gunung yang di-anggap Minat khusus : Diving/snorkling di Taman Laut
keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin Bunaken, Lapangan Golf Kayuwatu, dan Fishing di
sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata Teluk Manado.
pilgrim ini banyak dihubungkan dengan niat atau
hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu,
kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang 2. Kota Bitung
pula untuk tujuan memperoleh ber-kah dan Alam:Hutan suaka alam Tangkoko Batu Angus,
kekayaan melimpah. Hutan Wisata Danowudu, dan Taman Laut Batu
Kapal.
14. Wisata Bulan Madu
Yaitu, suatu penyalengaraan perjalanan bagi Budaya: MonumenTrikora dan Tugu Jepang.
pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang
berbulan madu dengan fasilitas khusus dise-diakan Minat khusus: Diving Selat Lembe, Taman Laut
dengan peralatan yang serba istimewa seperti Batu Kapal, Jungle Tracking CA Tangkoko Batu
tempat tidur yang yahut, dekorasi dinding dengan Angus, dan Fishing perairan P.Lembe.
selera tinggi, cermin besar diberbagai sudut dan
sebagainya. 3. Kabupaten Minahasa
Alam: Taman Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga
Pariwisata Sulawesi Utara Ressort, Bentenan Ressort, Pantai Tasik Ria, dan
Sebagai salah satu sektor andalan di Sula-wesi Sumaru Endo Remboken.
Utara, pariwisata akan terus ditingkatkan
pengembangannya. Tujuan pembangunannya se- Budaya: Waruga Sawangan, Watu Pinabeteng-an,
jalan dengan tujuan pembangunan pariwisata Festival Bunaken & Danau Tondano, Goa Jepang
nasional. Dalam rangka menggali dan meman- Kiawa, Pacuan Kuda Tompaso, Pacuan Roda Sapi
faatkan seluruh potensi pariwisata yang ada, ma-ka Air Madidi.
propinsi Sulawesi Utara dibagi dalam 5 Wila-yah
Minat khusus: Arung Jeram Sungai Nimanga
Pengembangan Pariwisata (WPP), yaitu:
Sonder, Pendakian Klabat, Lokon, Mahawu dan
1. WPP Daerah Perbatasan/Daerah Khusus Soputan, Panjat Tebing di Amurang, Diving di P.
(WPPK) dengan Pusat Pengembangan Wila- Bangka, dan Fishing di Teluk Amurang.
yah (PPW) Miangas.
4. Kabupaten Bolaang Mongondow
2. WPP Kabupaten Sangihe dan Talaud (WPPS) Alam: Taman Nasional Dumoga Bone, Danau
dengan Pusat Pengembangan Wilayah (PPW) Moat, Pantai Lolan,Pulau Molosing, Cagar Alam
Tahuna. Gunung ambang.

3. WPP Manado-Minahasa-Bitung (WPPM) de- Budaya: Festival Budaya Bol-Mong.


ngan Pusat Pengembangan Wilayah (PPW)
Minat khusus:Park Tracking Bogani Wartabone.
Kotamobagu.
5. Kabupaten Sangihe dan Talaud
4. WPP Kabupaten Bolaang Mongondow (WPPB)
dengan Pusat Pengembangan Wilayah (PPW) Alam: Gunung Api (bawah laut) Mahangetang,
Kotamobagu. Taman Buru Pulau Karakelang, Obyek wisata
Pantai Koongan.
5. WPP Kotamadya/Kabupaten Gorontalo
(WPPG) dengan Pusat Pengembangan Wila- Budaya: Festival Matulude, Upacara Adat Ma-
yah (PPW) Gorontalo-Limboto. nee,Istana Raja Mokodompit/Makam Raja San-
tiago di Manganitu.
Obyek-obyek Pariwisata di Sulawesi Utara terse-
bar pada 7 Kabupaten dan Kotamadya, yaitu:
162 Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 2, April 2015, hlm. 155-164

Minat khusus: Diving Gunung Api Bawah Laut metode survey. Subyek penelitian melibatkan
Mahangetang, Fishing di Pulau Biaro, dan Berburu sebanyak 90 guru, terdiri 27 laki-laki dan 63
di Pulau Karakelang. perempuan. Data yang diperoleh melalui angket
tentang analisis kebutuhan kurikulum muatan lokal
METODE PENELITIAN dan bahan pembelajaran pariwisata bagi siswa
Rancangan penelitian menggunakan jenis SLTP di Kabupaten Minahasa, Diana-lisis
penelitian deskriptif yang dila-kukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil Penelitian.
No Variabel Jumlah %

1. Jenis kelamin
Laki-laki 27 30
Perempuan 63 70
2. Pendidikan
Diploma 1 (D1)/ PGSLP 31 34,44
Diploma 2 (D2) 16 17,78
Diploma 3 (D3) 22 24,2423,33
Sarjana (S1) 21
3. Pengalaman Kerja
6-10 Tahun 17 18,89
11-15 Tahun 48 53,33
16-20 Tahun 15 16,67
21-25 Tahun 10 11,11

Hasil penelitian diketahui karakteristik respon-den muatan lokal. (3) Pengembangan bahan
yaitu sebagian besar perempuan (70%) yang pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara dalam
mengajar mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok), bentuk buku sangat dibutuhkan (91,11%)
menggambarkan bahwa mata pelajaran Muatan menunjukkan bah-wa seluruh responden
Lokal lebih banyak diminati oleh para guru menghendaki adanya pe-ngembangan bahan
perempuan. Untuk pendidikan responden relatif pembelajaran pariwisata Sulawesi Utara dalam
bervariasi, dimana pendidikan Diploma I lebih bentuk buku ajar. (4) Isi bahan pembelajaran
dominan, yaitu 34,44%. Hal ini menunjukkan pariwisata Sulawesi Utara bagi siswa-siswa SLTP
bahwa tingkat pendidikan responden relatif ma-sih di Kabupaten Minahasa jika 50% responden
perlu ditingkatkan ke jenjang lebih tinggi. memilih materi tersebut. Bahan pembelajaran yang
Sedangkan pengalaman kerja responden dapat memiliki persyaratan tersebut, yaitu: (a)
dikatakan telah memadai sebab pengalaman ker- Pariwisata Kabupaten Minahasa, meliputi:
janya mayoritas telah melebihi 10 tahun sekitar Taman Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort,
81,12%. Bentenan Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema
Batu Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit Kasih
Hasil Analisis Kebutuhan (Need Assesment) Kanonang, Danau Ton-dano, Taman Purbakala
Berdasarkan analisis kebutuhan diketahui bahwa (Waruga) sawa-ngan, Watu Pinabetengan,
(1) Kurikulum Muatan Lokal Pariwisata Sula- Monumen Samra-tulangi, Monumen Ibu Walanda
wesi Utara sangat dibutuhkan (78,89%), menu- Maramis, Makam Kiay Modjo, Makam Imam
njukkan jika seluruh responden menghendaki Bonjol, Goa Jepang Kiawa, Pemandian Air Panas
adanya Kurikulum Muatan Lokal Pariwisata untuk Rano Paso Tondano, Air Terjun Tonsea Lama, Air
siswa-siswa SLTP di Kabupaten Minahasa. (2). Terjun Tincep Sonder dan Air Terjun Kali. (b)
Kedu-dukan Bahan pembelajaran pariwisata Pariwisata Kota Manado, meliputi: Taman Laut
Sulawesi Utara bagi siswa-siswa SLTP di Nasional Bunaken, Klenteng Ban Hin Kong,
Kabupaten Minahasa sangat dibutuhkan (86,67%), Taman Budaya, Monumen Perang Dunia II,
menunjukkan jika seluruh responden menghendaki Monumen Wolter Mongisidi, Museum Sulut,
bahwa ke-dudukan bahan pembelajaran pariwisata Taman Anggrek dan Pemandian Pantai
Sula-wesi Utara untuk siswa-siswa SLTP di Malalayang. (c) Pariwisata Kota Bitung,
Kabupaten Minahasa di masukan dalam kurikulum meliputi: Hutan Suaka Alam Tangkoko, Hutan
Kairupan, Pengembangan Bahan Pembelajaran … 163

Wisata Danowudu, Monumen Trikora, Tugu Desa Moro-nge, Tempat Suci Agama Adat dan
Jepang, Pemandian Pantai Tanjung Merah, Taman Gua Jepang di Desa Musi serta Tugu/Makam Raja
Laut Batu Kapal dan Air Prang Tandurusa. (d) Tagulandang. Berdasarkan hasil analisis kebu-
Pariwisata Kabupaten Bolaang Mongondow, tuhan tentang Kurikulum Muatan Lokal Bahan
meliputi: Taman Nasional Nani Wartabone, Pulau Pembelajaran Pariwisata Sulawesi Utara untuk
Molosing, Danau Moaat, Pemandian Bukaka, SLTP di Kabupatan Minahasa sangat dibutu-hkan,
Pemandian Air Anjing, Bendungan Kasinggolan, maka diharapkan penelitian ini dapat ditindak
dan Pantai Molosing. (e) Pariwisata Kabupaten lanjuti dengan mengembangkan kuri-kulum
Sangihe Talaut, meliputi: Taman Makam muatan lokal pariwisata, bahan pembelajaran
Pahlawan Santiago, Rumah Raja Manganitu, (buku ajar) dan buku pedoman untuk guru tentang
Taman Laut Tabukan Tengah, Gunung Awu di pariwisata Sulawesi Utara.
Laut (Pulau Mahagetang), Rumah Adat Patung di
Desa Moronge, Tempat Suci Agama Adat dean
Gua Jepang di Desa Musi serta Tugu/Makam Raja
Tagulandang. DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, W. 1992. Sistem pendidikan Nasional:
KESIMPULAN Relevansi Permasalahan dan Pemecahannya.
Hasil penelitian menunjukkan jika kurikulum Makalah pada Konvensi Nasional Pendidikan
muatan local pariwisata Sulawesi utara, kedu- II di Medan.
dukan bahan pembelajaran pariwisata Sulawesi
Utara bagi siswa-siswa di Kabupaten Minahasa Briggs, L.J. 1985. Instruktional Design Principles
serta pengembangan bahan pembelajaran pari- and Application. Englewood Cliffs, New
wisata Sulawesi Utara dalam bentuk buku sangat Jersey: Educational Technology Publication.
dibutuhkan. Mengenai isi bahan pembelajaran
sebanyak 50% responden memilih bahan Baker,R. dan Schuts, R.E. (Ed). 1971.
pembelajaran yang memiliki persyaratan: (1) Instructional Product Development. New
Pariwisata Kabupaten Minahasa, meliputi: Taman York: Van Noerstrand Reinehart.
Laut Pulau Bangka, Pulau Gangga Ressort, Ben-
tenan Ressort, Pantai Tasik Ria, Pantai Kema Batu Burton, J.K. dan Merril, P.F. 1977. Need
Nona, Sumaru Endo Romboken, Bukit Kasih Assessment: Goal Need and Priorities, In
Kanonang, Danau Tondano, Taman Purbakala Briggs,L.J.(Ed). 1977. Instructional Design:
(Waruga) sawangan, Watu Pinabetengan, Principles and Education, Englewood Cliffs,
Monumen Samratulangi, Monumen Ibu Walanda New Jersey: Educational Technology
Maramis, Makam Kiay Modjo, Makam Imam Publications.
Bonjol, Goa Jepang Kiawa, Pemandian Air Panas
Rano Paso Tondano, Air Terjun Tonsea Lama, Air Buchori, M.1995. Transformasi Pendidikan.
Terjun Tincep Sonder dan Air Terjun Kali. (2) Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Pariwisata Kota Manado, meliputi: Taman Laut
Nasional Bunaken, Klenteng Ban Hin Kong, Ta- Gray Matthew, 1998. Economic Reform,
man Budaya, Monumen Perang Dunia II, Monu- Privatization and Tourism in Egyp. Middle
men Wolter Mongisidi, Museum Sulut, Taman Easterm Studies, Vol 34 No. 2. Frank Cass,
Anggrek dan Pemandian Pantai Malalayang. London.
(c) Pariwisata Kota Bitung, meliputi: Hutan Suaka
Alam Tangkoko, Hutan Wisata Danowudu, Monu- Hall, Michael Colinc, Willey John dan Son
men Trikora, Tugu Jepang, Pemandian Pantai (Reviewer: Geoffery Wall), 1994. Tourism
Tanjung Merah, Taman Laut Batu Kapal dan Air and Politics: Policy, Power and Place.
Prang Tandurusa. (d) Pariwisata Kabupaten Bola- University of Waterloo.
ang Mongondow, meliputi: Taman Nasional Nani
Wartabone, Pulau Molosing, Danau Moaat, Henry John, 1996. Kunjungan Wisata Indonesia,
Pemandian Air Anjing, Bendungan Kasinggolan, Antara Jakarta dan Pulau Bali. Buletin
dan Pantai Molosing. (e) Pariwisata Kabupaten Ekonomi, No.1 Tahun XXI.
Sangi-he Talaut, meliputi: Taman Makam
Pahlawan Santiago, Rumah Raja Manganitu, Hitchcock, Michael, et. Al, 1993. Tourism
Taman Laut Ta-bukan Tengah, Gunung Awu di inSouth-East Asia (Riviewer: Jonathan Rigg).
Laut (Pulau Mahagetang), Rumah Adat Patung di Routtedge, London.
164 Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran, Volume 1, Nomor 2, April 2015, hlm. 155-164

Hutabarat Elly, 1998. Strategi Pemberdayaan


Sektor Pariwisata Melalui PR. Usahawan No. Suwantoro, Gamal, 1997. Dasar-Dasar
11 Tahun XXVII November. Pariwisata. ANDI, Yogyakarta.

IKIP Manado dan Dinas Pariwisata Propinsi Undang-Undang Republik Indonesi Nomor 9
Daerah Tngkat I Sulawesi Utara. 1999. Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.
Evaluasi dan Penyuluhan Site Plan Kawasan
Pariwisata Propinsi Sulawesi Utara. Wibisono Christianto, 1996. Proyeksi Wisatawan
Tahun 2000. Seminar dan Konferensi Pemuda
Kairupan,S.B.2001. Privatisasi Sektor Pariwisata Pariwisata PATA Indonesia I, Jakarta.
(Studi Kasus Implementasi Kebijakan
Privatisasi pada Obyek Wisata Bahari Taman Wuryastuti Sunario, 1998. Paradigma Baru
Nasional Laut Bunaken di Kota Manado Dalam Promosi Pariwisata. Usahawan No. 11
Propinsi Sulawesi Utara). Tesis. Program Tahun XXVII November.
Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang.
Yoety, Oka A.H, 1997. Perencanaan Dan
McIntosh, Robert dan Shashikant Gupta, (1980). Pengembangan Pariwisata. PT. Pradnya
Tourism, Principles, Practices, Philosophies, Paramita, Jakarta
Third editin, Grid Publishing Inc. Ohio

Merril, M.D.,Kelety, J.C. and Wilson, B. 1981.


Elaboration Theory and Cognitive
Psychology. Instructional Science. (10) pp.
217 – 235.

Pendit, Nyoman.S, 1994. Ilmu Pariwisata. Sebuah


Pengantar Perdana. PT.Pradnya Paramita,
Jakarta.

Qamaruzzaman, 1998. Prospek Pengembangan


Pariwisata Pantai dan Bahari. Usahawan No.
11 Tahun XXVII November.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design: What


is it and Why is it? C.C. Reigeluth (Ed.).
Instructional Design Theory and Models: An
Overview of their Current Status. New York:
Lawrence Erlbaum Associates.

Salmun, Jusupadi, 1996. Yang Jelek Yang Nampak


Dalam Pariwisata. Buletin Ekonomi, No. 3
Tahun XXI.

Soekadijo, R.G, 1997. Anatomi Pariwisata.


Memahami Pariwisata Sebagai Systemic
Linkage. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

Spillane, James J, 1994. Pariwisata Indonesia.


Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan.
Kanisius, Yogyakarta.

Spillane, James J, 1997. Ekonomi Pariwisata.


Sejarah dan Prospeknya. Kanisius,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai