Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Book Report
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
RINI ANGELIA
(2173342026)
KELAS A / 2017
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report (CBR) yang
berjudul “Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Masyarakat Madani” dengan lancar. CBR
ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, semester
enam.
Dalam pembuatan CBR ini, penulis berterima kasih kepada Seluruh pihak yang sudah
memberikan bimbingannya untuk tugas CBR ini sehingga dapat selesai dengan baik dan berjalan
dengan lancar. Adapun CBR ini penulis buat berdasarkan informasi yang ada.
Penulis juga menyadari bahwa tugas CBR ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas CBR ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
· Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam bab ini
· Menjadi salah satu referensi buku untuk para mahasiswa yang dipersiapan untu
menjadi guru.
· Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
· Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Demokrasi
1. Pengertian Etimologis Demokrasi
Ditinjau dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu
demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan.
Jadi, secara bahasa, demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau
kekuasaan rakyat.
2. Pengertian Terminologis Demokrasi
Dari sudut terminology, banyak sekali defenisi demokrasi yang dikemukakan oleh
beberapa ahli politik. Masing-masing memberikan defenisi dari sudut pandang yang berbeda.
Menurut Harris Soche Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu
kekuasaan pemerintah itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak dan merupakan hak
bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya
dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
B. Demokratisasi
Di samping kata demokrasi, dikenal juga istilah demokratisasi. Demokratisasi adalah
penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip demokrasi pada ssetiap kegiatan politik
kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya kehidupan politik yang bercirikan demorasi.
Demokratisasi merujuk pada proses perubahan menuju pada sistem pemerintahan yang lebih
demokratis.
C. Demokrasi di Indonesia
1. Demokrasi Desa
Demokrasi desa memiliki 5 (lima) unsur atau anasir, yaitu:
a. Rapat;
b. Mufakat;
c. Gotongroyong;
d. Hak mengadakan protes bersama, dan
e. Hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut.
2. Demokrasi Pancasila
Demokrasi pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai berikut:
a. Secara luas demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-
nilai pancasila dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial.
b. Secara sempit demokrasi pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Sementara itu, dalam konsep dan ajaran Negara Hukum, tujuan Negara adalah
menyelenggarakan ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum.
Dalam Negara hukum segala kekuasaan dari alat-alat pemerintahannya didasarkan atas
hukum. Semua orang tanpa kecuali harus tunduk dan taat pada hukum, hanya hukumlah yang
berkuasa dalam Negara itu (government no by man but by law = the rule of law).
B. Unsur-unsur Negara
dalam rumusan Konvensi Montevideo tahun 1933 disebut bahwa suatu Negara harus
memiliki 3 (tiga) unsur penting, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintahan. Tiga unsur ini perlu
ditunjang dengan unsur lainnya seperti adanya konstitusi dan pengakuan dunia internasional
yang oleh Mahfud disebut dengan unsur deklaratif.
Untuk lebih jelas memahami unsur-unsur pokok dalam Negara ini, akan dijelaskan masing-
masing unsur tersebut:
a. Rakyat
Rakyat dalam pengertian keberadaan suatu Negara adalah sekumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Tidak bisa dibayangkan jika ada suatu Negara tanpa rakyat. Hal ini mengingat rakyat atau
warga Negara adalah substratum personil dari Negara.
b. Wilayah
Wilayah adalah unsur Negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada Negara tanpa
ada batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah dalam sebuah Negara biasanya
mencakup daratan, perairan (samudra, laut dan sungat) dan udara. Dalam konsep Negara
modern, masing-masing batas wilayah tersebut di atur dalam perjanjian dan perundang-
undangan internasional.
c. Pemerintah yang berdaulat
Yaitu adanya penyelenggara Negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan
pemerintahan di Negara tersebut. Pemerintah tersebut memiliki kedaulatan baik ke dalam
maupun ke luar. Kedaulatan ke dalam berarti Negara memiliki kekuasaan untuk ditaati oleh
rakyatnya. Kedaulatan ke luar artinya Negara mampu mempertahankan diri dari serangan
Negara lain.
A. Pendahuluan
Islam adalah agama Wahyu yang ajarannya menjadi rahmat bagi sekalian alam
(rahmatan lil’alamin). Sebagai agama Wahyu, ajaran Islam mengatur seluruh aspek
kehidupan baik individu dan masyarakat, duniawi dan ukhrawi, maupun jasmani dan rohani.
Dalam hal ini, tujuan penerapan ajaran dan hukum Islam adalah untuk keselamatan jiwa,
badan, harta dan masyarakat.
Dalam dataran pengalaman agama Islam, umat senantiasa berhadapan dengan berbagai
persoalan kehidupan dari waktu ke waktu. Bahkan Islam juga berkembang, mengalami
pasang surut di pentas sejarah. Sampai kini, kemajuan zaman ditandai dengan fenomena
global yang memunculkan berbagai isu mencakup; kerusakan lingkungan, pasar bebas,
penerapan IPTEK yang canggih, penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).
B. Islam dan HAM
Istilah Hak Asasi Manusia mulai popular setelah adanya Universal Declaration of
Human Right yang disetujui Majelis Umum PBB tanggal 10 Desember 1948. Suatu standar
pencapaian yang berlaku umum untuk semua rakyat dan semua bangsa, berkaitan dengan hak
dasar manusia (Nickel, 1996).
Menurut pasal 3-21 DUHAM, hak personal, hak legal, hak sipil dan politik meliputi:
1. Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi,
2. Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan,
3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam, tak
berprikemanusiaan ataupun merendahkan derajat kemanusiaan,
4. Hak untuk memperoleh pengakuaan hukum dimana saja secara pribadi,
5. Hak untuk pengmpunan hukum secara efektif,
6. Hak bebas dari penangkapan, penahanan, atau pembuangan yang sewenang-wenang,
7. Hak peradilan yang independen dan tidak memihak.
Adapun hak ekonomi, sosial dan budaya meliputi :
1. Hak atas jaminan sosial,
2. Hak untuk bekerja,
3. Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama,
4. Hak untuk bergabung kedalam serikat-serikat buruh.
· Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh dan Jurnal yang Terkait,
dalam pembahasannya paling menonjol yaitu pemahaman HAM ini lebih menuju dalam
ajaran Islam.
· Di dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh ini masih bersifat
teori atau pengetahuan sehingga kurang mempermudah pembaca untuk mengerti pemahaman
tentang HAM, sedangkan dengan jurnal ini lebih spesifik lagi dengan contoh gambaran yang
pernah terjadi mengenai HAM dan dilengkapi dengan isu-isu mengenai HAM yang dapat
mempermudah pembaca untuk lebih memahami tentang HAM.
· Pada buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh dan jurnal yang
terkait, secara keseluruhan bab ini sudah dikatakan cukup baik dari segi pemamahan materi,
hanya saja lebih spesifik lagi dalam mendalami isi dari materi nya.
BAB VI
· Pada buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh, terdapat pendahuluan
didalam bab ini yang mempermudah pembaca menganalisis tentang materi yang akan
dipaparkan dibab ini. Sedangkan pada buku Pendidikan Kewarganegaran karangan Payerli
Pasaribu tidak terdapat pendahuluan.
· Pada buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh, terdapat sejarah
lahirnya dari ketahanan nasional, sedangkan pada buku Pendidikan Kewarganegaraan
karangan Payerli Pasaribu tidak terdapat sejarah terlahirnya ketahanan nasional. Sehingga
pembaca tidak mengetahui secara rinci bagaimana ketahanan nasional tersebut muncul.
· Pada buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh, pembahasan tentang
ketahanan nasional sudah baik dan luas penjelasan yang ada dibab ini sehingga pembaca
dapat lebih mengerti. Pada buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Payerli Pasaribu
juga sudah baik didalam penjelasan yang terkait dengan ketahanan nasional apalagi
ditambahkan pembahasan tentang geostrategi terhadap ketahanan nasional tersebut.
· Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh dan buku Pendidikan
Kewarganegaran karangan Payerli Pasaribu, cara penulisan menggunakan apa style.
· Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh, terdapat rangkuman
dan latihan soal, sehingga pembaca tahu sampai dimana pemahamannya tentang materi ini.
Sedangkan di buku Pendidikan Kewarganegaran karangan Payerli Pasaribu, tidak terdapat
rangkuman dan latihan soal, sehingga pembaca tidak tahu sampai dimana pemahamannya
tentang materi ini, dan kemungkinan beberapa pembaca yang ingin mengambil inti sari atau
kesimpulan dari materi mengalami kesusahan karena harus membaca keseluruhan materi
yang disajikan pada buku tersebut.
BAB VII
· Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh dan Jurnal yang terkait ini
sudah dikatakan sudah bagus dari segi pemahaman materi.
· Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh dan Jurnal yang terkait,
secara keseluruhan hampir membahas sub bab yang sama dan adanya isi sub bab yang
memilki isi yang sama.
· Di dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Sarbaini Shaleh tidak terdapat
pemahaman yang dihubungkan kepada Islam. Sedagkan Jurnal lebih dilengkapi lagi
pemahaman dalam Islam, dan adanya ditemukan sub bab yang memiliki isi yang berbeda. Di
jurnal juga lebih diluaskan lagi langsung menuju masalah-masalah mengenai mmasyarakat
madani, hal ini sangat baik jika di dalam buku ini juga lebih mendalam lagi ke segi masalah
yang membantu pembaca memahami isi materi dari sub bab yang dibahas. Secara
keseluruhan bab ini sudah bagus.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran