Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

“GEOGRAFI PERTANIAN”
Dosen Pengampu : : Dra.Elfayetti.M.P

DISUSUN OLEH :

EVI OKTAVIANA 3181131003

A2018

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Geografi budaya dan politik mengenai Critical book report. Selama pembuatan
Critical book report ini, Penulis banyak mengalami hambatan bahkan kesulitan.
Namun berkat bantuan dan berbagai pihak, Critical book report. ini akhirnya dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa isi dari Critical book report.ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu Penulis mengaharapkan kepada para pembaca
untuk memberi tanggapan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun, untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selanjutnya, akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, Februari 2021


Penyusun,

EVI OKTAVIANA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II ISI DAN RINGKASAN BUKU

2.1 identitas buku

2.2 rangkuman buku

BAB III ANALISIS

3.1 kelemahan

3.2 kelebihan

BAB IV PENUTUP

4.1 kesimpulan

4.2 saran

DATAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

Critical book review merupakan sebuah strategi yang bias mempermudah memahami
inti sari penelitian yamg di teliti. Dan menjadi sebuah tugas mahasiswa untuk melakukan nya
Dengan tujuan agar buku yang dibahas bisa dipahami.

Adapun latar belakang saya untuk mengkritik buku ini . yang pertama menurut saya
jurnal ini sangat bagus . sistematika buku nya juga sudah bagus

Tujuan

1. Untuk mengkritik buku

2. Untuk memenuhi tugas kuliah geografi pertanian

BAB II
ISI DAN RINGKASAN JURNAL

1.Identitas buku
A. Buku utama

Judul : pengantar pemupukan

Penulis : Dr. Rajiman S.P.M.P

Penerbit : CV BUDI UTAMA

Tahun : 2020

ISBN : 976-623-02-1138-6

B. Buku pembanding

Judul : bahan organik tanah dan dinamika unsur hara tanah

Penulis : Dr.sc.agr. N. NURLAENY, Ir., MS.


Penerbit : UNPAD PRESS

Tahun : Juni 2015

ISBN : 978-602-0810-40-9

2. Ringkasan buku pertama

UNSUR HARA TANAMAN


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim dan
tanaman, yang satu sama lain saling berkaitan. Ada beberapa faktor pertumbuhan yang dapat
dikontrol oleh manusia, tetapi ada pula yang sulit untuk dikontrol. Faktor iklim (temperatur,
radiasi, hujan, kelembaban) merupakan salah satu faktor yang sulit untuk dikontrol oleh
manusia. Faktor tanah sebagai penopang kehidupan tanaman untuk menyediakan unsur hara
dapat ditingkatkan ketersediaannya dengan jalan pemupukan. Rekayasa genetika sebagai
salah satu perbaikan tanaman untuk menghasilkan produksi yang optimal.

Pertumbuhan tanaman dapat dioptimalkan jika faktor pertumbuhan tersedia dalam


jumlah yang cukup dan berimbang, serta saling menguntungkan (bersinergi). Bila salah satu
ketersediaannya tidak seimbang akan terjadi saling menekan atau menghentikan
pertumbuhan tanaman. Faktor yang ketersediaannya paling rendah akan menentukan
produksi tanaman (sebagai faktor pembatas). Adanya faktor pembatas dapat menyebabkan
tingkat produksi tidak akan lebih tinggi dari apa yang dapat dicapai tanaman yang tumbuh
dalam keadaan faktor yang minimum.

A. Unsur Hara dan Jenisnya


Unsur hara adalah unsur kimia tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mencapai
pertumbuhan tanaman yang optimal, dengan catatan faktor yang lain dalam keadaan yang
normal. Tanaman akan mengabsorpsi unsur hara dalam bentuk ion di sekitar perakaran.
Unsur hara yang tersedia tidak seimbang akan menyebabkan defisiensi dan penurunan
produksi. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika ketersediaan unsur hara dalam tanah
tidak tersedia. Kekurangan unsur hara akan menimbulkan gejala defisiensi. Gejala defisiensi
merupakan ketampakan secara fisik akibat metabolisme tanaman terganggu yang disebabkan
kekurangan hara.

Tanaman membutuhkan unsur hara. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman minimal
berjumlah 16 jenis esensial. Hara esensial adalah:

1. Kekurangan unsur hara akan menghambat dan mengganggu pertumbuhan vegetatif


maupun generatif.
2. Kekurangan unsur hara tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya.
3. Unsur tersebut secara langsung terlibat dalam proses metabolisme.
Menurut Davidescu & Davidescu dalam Rosmakam dan Yuwono (2005) bahwa unsur
hara dapat digolongkan menjadi hara esensial dan non esensial (Tabel 2.1).Unsur hara yang
sering ditemukan pada tanaman terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Magnesium (Mg), Calsium (Ca), Seng
(Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Boron (Bo), Klor (Cl),
Kobal (Co) dan Silikon (Si). Jumlah unsur hara pada tanaman akan mengalami perubahan
sesuai fase pertumbuhan dan jenis tanaman, kesuburan tanah dan pengelolaannya.

Berdasarkan kebutuhan tanaman, unsur hara dapat dibagi menjadi 2 yaitu unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang relatif banyak (N, P, K, Mg, Ca, dan S). Unsur hara makro lain dapat
diperoleh melalui udara berupa C, H dan O. Hara yang berada di udara berbentuk gas CO 2
dan air H2O. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
kecil (Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B dan Mo). Ketiga belas unsur hara tersebut dapat dijumpai di
dalam tanah.
Berdasarkan sumber pengambilan hara dibedakan menjadi 2 sumber yaitu udara dan
tanah. Hara yang bersumber dari udara terdiri dari C, H, O, N dan S yang berbentuk CO 2, O2,
N2, NH3, H2O, SO2 dan SO42-. Selain hara tersebut, hara akan dapat ditemukan di dalam tanah.
Hara yang berada di tanah akan diserap melalui akar tanaman.

B. Harkat Hara
Untuk mengetahui jumlah hara dalam tanah maupun tanaman harus dilakukan proses
analisis. Analisis dapat dilakukan secara cepat di lapangan maupun di laboratorium. Analisis
tanah dan tanaman dapat bermanfaat:
1. Untuk mengetahui status hara dalam tanah dan tanaman.
2. Untuk menjaga kelestarian kesuburan tanah dengan menduga kehilangan hara akibat
panen.
3. Menduga tingkat produktivitas dan menghitung keuntungan apabila dilakukan
pemupukan.
4. Mengetahui hara pembatas pertumbuhan tanaman.
5. Menilai lahan secara ekonomis.

Setelah dilakukan analisis tanah dan tanaman, kemudian dapat dibuat harkat
ketersediaan hara. Harkat ketersediaan hara dibedakan menjadi 5 kelas yaitu Sangat Rendah,
Rendah, Sedang, Tinggi dan Sangat Tinggi.
C. Serapan hara
Tanaman akan memenuhi kebutuhan hara melalui akar dan daun. Tanaman akan
menyerap hara dalam bentuk anion dan kation. Bentuk hara yang umum adalah NH 4+, K+,
Ca2+, Mg2+, NO3-, HPO42- dan Cl-. Ion dalam tanah sebagian akan terjerap tanah dan larut dalam
air. Penjerap ion dapat berupa lempung maupun bahan organik. Ion yang larut dalam air akan
sangat mudah tercuci.
1. Penyerapan hara melalui akar

Penyerapan hara melalui akar melalui beberapa mekanisme, yaitu:

a. Hara berpindah dari dalam tanah ke permukaan akar.


b. Hara di permukaan akar akan masuk ke dalam akar.
c. Hara di dalam akar akan ditranslokasikan ke semua jaringan tanaman.
Hara akan selalu berpindah satu tempat ke tempat lain, jika tidak terikat oleh media.
Perpindahan hara dari dalam tanah dan larutan tanah menuju permukaan akar dengan
mekanisme 1) intersepsi dan persinggungan, 2) aliran masa, dan 3) difusi.

Mekanisme perpindahan hara secara intersepsi dan persinggungan disebabkan oleh


terjadinya pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya buku akar. Pembentukan akar dan
bulu akar akan menyebabkan persinggungan dengan ion yang ada dalam tanah.
Persinggungan akar dengan tanah akan mengakibatkan pertukaran ion dan ion akan masuk ke
akar.

Pada aliran massa, ion dan bahan lain akan berpindah bersama dengan aliran air ke
akar. Aliran air terjadi akibat perbedaan tekanan. Perbedaan tekanan disebabkan adanya
transpirasi.

Mekanisme perpindahan hara secara difusi adalah perpindahan ion akibat perbedaan
konsentrasi. Ion akan berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perubahan
konsentrasi di permukaan akar disebabkan hara mengalir ke akar, sehingga konsentrasi
menjadi rendah.

Pada kondisi konsentrasi yang rendah, ion akan disuplai dari larutan tanah yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi.

Hara yang telah berada di permukaan akar akan diserap tanaman melalui dua proses,
yaitu:

Proses Aktif adalah proses penyerapan unsur hara yang memerlukan energi aktif,
sehingga harus tersedia energi metabolik yang dihasilkan dari proses pernapasan akar
tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman akan menghasilkan energi metabolik yang
berfungsi untuk mendorong berlangsungnya penyerapan unsur hara. Penyerapan hara aktif
akan ditentukan oleh aktivitas pernapasan akar tanaman. Semakin menurun aktivitas
pernapasan akar tanaman akan menurunkan proses penyerapan unsur hara. Pernapasan akar
yang paling aktif terletak pada bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan
rambutrambut akar.

Proses Selektif adalah proses penyerapan unsur hara yang terjadi secara selektif.
Penyerapan hara selektif akan ditentukan oleh membran sel. Seperti diketahui bahwa sel akar
terdiri dari3 bagian utama yaitu: dinding sel, membran sel, dan protoplasma. Dinding sel
merupakan bagian yang langsung bersinggungan dengan tanah dan bersifat tidak aktif.
Membran sel merupakan bagian yang mengelilingi protoplasma. Membran sel dan
protoplasma bersifat aktif. Membran sel memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi
terhadap unsur hara yang melewati. Penyerapan unsur hara melalui membran sel akan
berlangsung melalui suatu carrier (pembawa). Carrier (pembawa) ini bersenyawa dengan
ion (unsur) terpilih yang akan di bawa masuk ke protoplasma dengan menembus membran
sel. Proses selektif dapat berlangsung sebagai berikut.
- Pada saat akar tanaman menyerap hara dalam bentuk kation (K+, Ca2+, Mg2+, dan NH4+)
selanjutnya akar akan mengeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara.

- Pada saat akar tanaman menyerap hara dalam bentuk anion (NO 3-, H2PO4-, SO4-)
selanjutnya akar mengeluarkan HCO3- dengan jumlah yang setara.

2. Penyerapan hara melalui daun


Penyerapan hara melalui daun dilakukan melalui stomata, namun akan dibatasi adanya
dinding luar sel epidermis. Dinding sel akan terlindungi oleh lapisan yang bersifat
hidrofobik. Penyerapan hara melalui daun sangat dipengaruhi oleh konsentrasi larutan,
valensi, temperatur dan tingkat aktivitasnya.

Dalam aplikasi budidaya tanaman, pemupukan lewat daun akan relatif cepat
berpengaruh dibandingkan dengan lewat akar. Namun pemupukan melalui daun akan
mengalami permasalahan, antara lain:

a. Kemampuan penetrasi hara sangat lambat.


b. Hara mudah tercuci air hujan.
c. Hara sukar menempel pada daun yang memiliki lapisan hidropobik.
d. Kecepatan perpindahan hara terbatas, terutama daun yang berumur tua.
e. Membutuhkan tambahan tenaga, peralatan dan biaya.
f. Jika diberikan dalam konsentrasi yang tinggi, daun sering mengalami kerusakan.

Unsur hara yang diserap secara intersepsi dan aliran masa adalah Ca, Mg, Zn, Cu, B,
Fe dan N, sedang unsur P dan K digunakan tanaman dengan cara difusi. Penyerapan hara
oleh tanaman dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:

a. Faktor air, air berfungsi sebagai pelarut hara.


b. Faktor daya serap akar.
c. Alkalis tanah, yaitu derajat kemasaman atau kebasaan tanah yang mempengaruhi
ketersediaan hara bagi tanaman.
d. Daya serap tanaman, yaitu kemampuan tanaman untuk menyerap hara.

D. Kehilangan Hara
Kehilangan hara yang terjadi di lahan dapat terjadi akibat pencucian, terangkut
bersama hasil panen, erosi dan run off serta penguapan. Pencucian hara lebih banyak
dipengaruhi oleh kemampuan tanah untuk memegang hara, tekstur, kelembaban dan hujan.

Pada tekstur pasir pencucian hara akan lebih intensif atau lebih cepat dibandingkan
tanah bertekstur lempungan. Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh kecepatan
pelapukan mineral tanah, sifat bahan induk, keadaan tanaman, laju pencucian oleh air hujan,
kandungan bahan organik, dan penguapan. Jika pencucian tinggi dan pelapukan lambat,
maka kehilangan hara lebih besar dibanding pengambilan hara oleh tanaman. Kehilangan
hara pada kondisi ini sering disebut pemiskinan hara tanah. Di Belanda kehilangan N akibat
pelindian mencapai 50% dari 100120 kg N per hektare (De Visser, 1998), sementara di
Jepang mencapai 58% (Hayashi dan Hatana, 1999).

Produktivitas tanaman menentukan jumlah hara yang terangkut akibat terbawa hasil
panen. Pada prinsipnya hara yang ada di tanaman merupakan akumulasi penyerapan hara
dari tanah. Unsur hara utama N, P dan K yang terangkut panen untuk setiap ton hasil panen
beberapa jenis tanaman disajikan pada Tabel 2.3. Kandungan hara tersebut merupakan
besarnya kehilangan hara dari lahan akibat panen. Kehilangan hara tanah pada setiap panen
(nutrient removal from harvest) bevariasi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah,
hasil panen, sifat genetik tanaman, dan sebagainya. Pada padi kehilangan hara terakumulasi
padi gabah, jerami dan akar.

Rerata hara terangkut panen khusus pada tanaman padi varietas unggul disajikan pada
Tabel 2.4. Bahan organik yang dipanen atau dibuang (disingkirkan atau dibakar) sebenarnya
mengandung hara yang tinggi, sehingga panen dan pembuangan serasah dari areal lahan
pertanian berarti membuang unsur hara dari lahan dimaksud. Kehilangan hara akibat
penguapan dipengaruhi kondisi kelembaban tanah. Kelembaban tanah akan berpengaruh
terhadap proses oksidasi dan reduksi.

Erosi merupakan proses perpindahan tanah dari tempat satu ke tempat lain akibat
terjadinya aliran permukaan (run of). Erosi pada umumnya akan mengangkut tanah pada
bagian top soil atau bagian yang subur. Pengangkutan tanah akan menyebabkan kehilangan
hara pada tanah yang terangkut.
E. Ketersediaan Hara
Tanaman mengambil unsur hara dalam bentuk kation dan anion dari dalam larutan
tanah atau langsung dari kompleks jerapan lempung-humus dengan cara pertukaran kation.
Tidak semu hara yang ada dalam tanah berbentuk kation atau anion, tetapi terikat oleh
senyawa organik dan mineral tanah. Bahan organik merupakan sumber N, P, dan S serta
mineral sebagai sumber K dan unsur mikro lain. Ketersediaan unsur hara dipengaruhi oleh
derajat kemasaman (pH) tanah, yang tersedia secara optimal pada pH netral (6,5-7,5). Pada
pH tinggi (>8) unsur N, Fe, Mn, B, Cu dan Zn tersedia dalam jumlah sedikit, sedang unsur P
tidak tersedia karena terikat ole ion Ca. Pada kemasaman rendah (pH < 6,5) unsur yang
tersedia adalah P, K, S, Ca, Mg dan Mo) namun akan mengalami pengurangan dengan cepat.
P pada pH yang sangat masam akan terikat oleh Al dan Fe.

Meskipun unsur hara tersedia optimal pada pH netral, namun setiap jenis tanaman
menghendaki kisaran pH tertentu. Sebagai contoh tanaman teh (4,5-5,5); ubi jalar pH 5-6;
tebu pH 6-8; karet pH 3,5-8); padi pH 5-7,5 dan kacang tanah pH 5-7,5.
HARA MAKRO
unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang relatif
banyak (N, P, K, Mg, Ca, dan S). Unsur hara makro lain dapat diperoleh melalui udara
berupa C, H dan O.

Karbon, Oksigen dan Hidrogen

Ketiga unsur ini merupakan unsur yang sangat penting dan dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang banyak yang berguna untuk menyusun karbohidrat, lemak dan protein serta
senyawa penting lainnya. Karbon, oksigen dan hidrogen merupakan bahan utama penyusun
jaringan tanaman. Ketersediaan hara tersebut dalam bentuk H2O (air) H2CO3 (asam arang) dan
CO2 dalam udara. Karbon berperanan penting dalam membangun bahan organik, karena
sebagian besar bahan kering tanam berupa bahan organik. Keberadaan karbon di udara
secara umum 0,03%, namun pada kondisi tertentu akan mengalami variasi akibat aktivitas
manusia dan organisme lainnya.

Nitrogen

Berperan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan anakan; membuat tanaman


hijau; penyusun bahan klorofil daun, lemak dan protein. Namun jika kandungan terlalu tinggi
akan menyebabkan pembungaan dan pembuahan terhambat, batang mudah roboh dan tidak
tahan terhadap penyakit. Fungsi nitrogen secara lengkap adalah:
1) Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
2) Menyehatkan pertumbuhan daun, warna lebih hijau.
3) Meningkatkan kadar protein tanaman.
4) Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.
5) Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah.
Nitrogen oleh tanaman diserap dalam bentuk amonium (NH 4+) dan nitrat (NO3-). Tetapi
nitrat akan segera berubah tereduksi menjadi amonium dengan bantuan molibdenum.
Ketersediaan hara yang lebih banyak akan menyebabkan pembentukan protein lebih aktif.

Sumber utama hara nitrogen bagi tanaman dan tanah dapat berupa:
1. Udara bebas.
2. Halilintar yang menghasilkan nitrat akan terbawa oleh hujan.
3. Bahan organik dalam bentuk sisa-sia tanaman.
4. Pabrik pupuk buatan.
5. Aktivitas bakteri.

Pemberian nitrogen yang berlebihan akan merugikan tanaman terutama dalam


menghasilkan buah. Kerugian akibat kelebihan nitrogen adalah:
1. Banyak menghasilkan daun dan batang.
2. Batang/tanaman mudah rebah dan lembek/lunak.
3. Kurang menghasilkan buah/gabah.
4. Memperpanjang fase vegetatif tanaman, sehingga lambat dalam pengisian biji.

Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam bentuk:


1. Protein yang terikat oleh bahan organik.
2. Senyawa-senyawa amino.
3. Amonium (NH4 +)

4. Nitrat (NO3-)

Nitrogen akan mengalami pengurangan disebabkan oleh:


1. Digunakan oleh tanaman dan mikroorganisme.
2. Diikat oleh mineral liat.
3. Tercuci oleh hujan terutama Nitrat (NO3-).
4. Mengalami proses dinitrifikasi.
Gejala kekurangan Nitrogen:

Daun berwarna hijau kekuningan sampai kuning, pertumbuhan terhambat dan kerdil, daun
tua berwarna kuning. Kekurangan nitrogen yang parah menyebabkan daun kering mulai
bawah sampai atas. Status ketersediaan hara N dalam tanaman dapat dilakukan analisis
jaringan.

Fosfat

Fosfat bagi tanaman berfungsi untuk memacu pertumbuhan akar dan pembentukan
sistem perakaran (pembelahan sel); mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji dan
gabah; memperbesar persentase pembentukan bunga menjadi buah; sebagai penyusun inti
sel, lemak, protein dan resistan terhadap penyakit. Fosfat dalam tanah diserap tanaman
dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Sehingga hara fosfat bagi tanaman bermanfaat untuk:
1. Mempercepat pertumbuhan akar semai.
2. Mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa.
3. Mempercepat pembungaan dan pemasakan biji atau gabah.
4. Meningkatkan produksi biji-bijian.

Sumber hara fosfat dapat berasal dari 1) batuan fosfat, 2) sisa-sisa tanaman dan 3)
pupuk buatan.

Gejala kekurangan fosfat:

Kekurangan P akan menyebabkan perakaran kurang dan tidak berkembang; kekurangan P


yang parah daun, cabang, dan batang berwarna ungu, hasil tanaman menurun, tanaman
kerdil. Pada tanaman jagung batang menjadi lemah dan padi-padian jumlah anakan
berkurang.

Kalium

Hara kalium bagi tanaman dapat membantu tanaman, khususnya:


1. memperlancar proses fotosintesis;
2. membantu pembentukan protein dan karbohidrat;
3. sebagai katalisator dalam transformasi tanaman;
4. pengeras kayu;
5. meningkatkan kualitas bunga dan buah (rasa dan warna)
6. meningkatkan resistensi dari hama penyakit dan kekeringan
7. mempercepat pertumbuhan jaringan meristem.
Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+, terutama pada tanaman yang berumur muda.
Kalium memiliki peranan yang penting dalam mengatur turgor sel akibat tekanan osmotik.
Adapun sumber hara kalium dapat ditemukan pada:

1. Bahan mineral.
2. Sisa-sisa tanaman dan jasad renik.
3. Air irigasi serta larutan tanah.
4. Abu tanaman dan pupuk buatan.

Gejala kekurangan kalium:

Kekurangan K menyebabkan pertumbuhan lambat dan kerdil, klorosis (daun seperti


terbakar), tanaman mudah patah dan roboh.

Magnesium

Magnesium berfungsi untuk mengaktifkan enzim untuk metabolisme karbohidrat,


penyusun klorofil dan meningkatkan hasil minyak. Magnesium diserap tanaman dalam
bentuk Mg2+. Ketersediaan hara Magnesium dalam tanah sangat dipengaruhi oleh temperatur,
kelembaban dan pH). Sumber hara Magnesium dapat ditemukan pada:
1. Dolomit limestone (CaCO3MgCO3),
2. Sulfat of Potash Magnesium. Bahan ini mengandung Magnesium 11,1 % dan MgO
sebesar 18,5%.
3. Epsom Salt (MgSO4.7H2O). Bahan ini mudah sekali larut dalam air
4. Kleserit (MgSO4H2O). Bahan ini mengandung Magnesium 18,3 % dan MgO sebesar
30,5%.
5. Magnesia (MgO).

6. Terpentin (Mg3SiO2(OH)4)
7. Magnesit (MgCO3)

8. Karnalit (MgCl2KCl.6H2O
9. Basic Slag. bahan ini mengandung Magnesium 3,4 %

Gejala kekurangan Magnesium:


Kekurangan Mg tanaman akan mengalami klorosis, pucuk dan pinggir daun membalik
seperti mangkuk dan daun menguning.
Kalsium(Ca)

Kalsium diserap tanaman dalam bentuk Ca2+ dan sebagian besar akan ditimbun di daun
dalam bentuk kalsium pektat. Fungsi Ca untuk merangsang pembentukan bulu akar,
mengeraskan batang dan merangsang pembentukan biji-bijian. Adapun sumber kalsium yang
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk adalah batu-batu kapur dan sisa-sisa tanaman. Secara
umum bahwa tanah-tanah yang ada saat ini sering mengalami kekurangan kalsium, sehingga
membutuhkan banyak tambahan kapur.

Gejala Kekurangan Ca: Kekurangan Ca menyebabkan kuncup dan akar tanaman tidak dapat
berkembang.

Belerang (S)

Fungsi S untuk menambah kadar protein dan vitamin, membantu pembentukan bintil
akar (leguminose) dan pembentukan butir-butir hijau daun. Tanaman menyerap sulfur dari
tanah dalam bentuk SO4-. Sulfur akan banyak dijumpai pada tanaman yang memiliki bintil
akar/nodul. Sebagaimana diketahui bahwa sulfur merupakan salah satu unsur penyusun
protein, sehingga pelepasan sulfur akan terjadi jika ada pelapukan. Adapun sumber sulfur
adalah sisa-sisa tanaman dan jasad renik serta pupuk buatan.

Gejala kekurangan belerang:

Daun berwarna hijau kekuning-kuningan, pertumbuhan terlambat dan kerdil.


HARA MIKRO
Unsur hara mikro merupakan hara yang penting walaupun kebutuhannya hanya sedikit.
Unsur mikro dapat ditemukan pada batu-batu mineral, air irigasi dan sisa-sisa bahan organik.
Ketersediaan hara mikro yang berlebihan akan menyebabkan keracunan bagi tanaman.
Ketersediaan hara mikro dipengaruhi oleh reaksi tanah, drainase, jerapan lempung.
Kekurangan hara mikro sering terjadi pada tanah:
a. Tanah pasir (karena proses pencucian)
b. Tanah organik (tanah gambut)
c. Tanah dengan pH sangat tinggi
d. Tanah yang ditanami sangat intensif, dan hanya dipupuk dengan unsur makro.
Besi (Fe)
Hara Fe berfungsi untuk membentuk klorofil, pembentukan karbohidrat, lemak, protein
dan enzim. Pupuk hara besi dapat diberikan melalui daun dengan cara penyemprotan.
Hara besi diserap tanaman dalam bentuk fero (Fe2+) dan ferii (Fe3+).
Zat besi (Fe) terdapat dalam enzim:
a. Catalase
b. Peroksidase
c. Prinodic hidrogenase d. Cytochrom oxidase
Kekurangan hara Fe menyebabkan daun berwarna kuning, terutama pada tulang daun
yang hijau berubah ke arah putih dan mati. Kekurangan Fe sering terjadi pada tanah
alkali/kapur. Pergerakan Fero akan terhambat, jika tanaman terjadi kekurangan Mn dan K
atau kelebihan sulfat. Namun jika kelebihan hara besi akan menyebabkan keracunan bagi
tanaman.
Boron (B)
Hara B berfungsi dalam pembentukan/pembiakan sel terutama pada titik tumbuh,
pertumbuhan tepung sari, bunga dan akar. Boron berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas
sayuran dan buah. Hara B diserap tanaman dalam bentuk BO 3=. Unsur ini sangat dibutuhkan
terutama pada tanah pasir dan tanah yang kaya kapur. Kekurangan B pada tanaman akan
menyebabkan daun berwarna pucat. Boron pada legum berperan dalam pembentukan bintil-
bintil akar. Unsur ini dapat memperbanyak cabang-cabang nodul untuk memberikan banyak
bakteri dan mencegah bakteri parasit.
Kekurangan boron dapat menghambat pertumbuhan kuncup dan pucuk, bahkan akan
menyebabkan kematian. Boron dalam tanah tersedia dalam bentuk: turmalin, datolit, dan
boraks.
Mangan (Mn)
Mangan bagi tanaman berperan untuk menyusun klorofil, membantu fotosintesis,
merangsang perkembangan biji dan pemasakan buah. Selain itu Mn berperan dalam
pembentukan protein dan vitamin. Tanaman mengambil mangan dalam bentuk Mn 2+. Mn
penting untuk mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua.
Kekurangan Mn menyebabkan tanaman berdaun kuning dan terhambat pembungaan
dan tanaman mengalami klorosis. Tanah yang kekurangan unsur Mn dapat diatasi dengan
memberikan 1% MnSO4H2O. Penyemprotan MnSO4 melalui daun akan lebih efektif daripada
melalui tanah, karena Mn2+ pada tanah akan cepat direduksi. Kelebihan Mn bisa dikurangi
dengan menambah fosfat dan kapur.
Tembaga (Cu)
Hara Cu dibutuhkan tanaman untuk membantu membentuk enzim dan membentuk
klorofil. Hara Cu diambil tanaman dalam bentuk Cu2+. Cu sebagai pupuk digunakan dalam
bentuk CuSO4.5H2O atau Cupri sulfat.
Tanaman yang mengalami kekurangan Cu akan menunjukkan gejala daun belang
(loreng-loreng), ujung daun memutih. Jika kekurangan Cu berkelanjutan, tanaman akan
menjadi layu dan akhirnya mati. Defisiensi tembaga pada umumnya terjadi pada tanah-tanah
gambut yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal (layu dengan cepat
dan batang tanaman melemah).
Seng (Zn)
Hara Zn bagi tanaman berfungsi membentuk hormon untuk mencapai keseimbangan
fisiologis. Seng dapat dimanfaatkan tanaman jika dalam bentuk Zn2+. Ketersediaan Zn yang
sangat sedikit telah memacu perkembangan tanaman, namun kelebihan sedikit saja akan
menyebabkan keracunan.
Zn dalam tanah terdapat dalam bentuk:
a. Sulfida --------------------------- (ZnS)
b. Calamine ------------------------ (Zn CO3)
Kekurangan Zn dapat menghambat pertumbuhan vegetatif terhambat dan pengisian
biji. Kekurangan Zn terjadi pada daerah yang lembap dan tanah masam sampai sedikit netral.
Molibdenum (Mo)
Hara Mo berfungsi dalam proses fiksasi nitrogen dan katalisator dalam mereduksi N.
Molibdinum dapat dimanfaatkan tanaman dalam bentuk MoO4 (ion Molibdat). Ketersediaan
Mo bagi tanaman dipengaruhi oleh pH. Pada pH rendah akan menurunkan ketersediaan Mo.
Tanaman membutuhkan Mo dalam jumlah sangat kecil, namun jika kelebihan akan
menyebabkan keracunan bagi tanaman. Kekurangan Mo akan terjadi gejala klorosis,
mengganggu fiksasi nitrogen, menurunkan daya reduksi nitrat dan asimilasi nitrogen.
Clor (Cl)
Hara Cl berfungsi untuk meningkatkan kualitas tanaman. Hara Cl banyak ditemukan
pada tanaman yang berserat. Kekurangan unsur ini menyebabkan pertumbuhan tidak normal
(gandum dan kapas) dan pada kultur jaringan akan menekan perkembangan akar. Pada
umumnya keracunan tanaman akan terjadi jika kandungan Cl lebih dari 0,1%.
Kobal (Co)
Unsur Co belum banyak diketahui secara tepat fungsinya bagi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Namun demikian unsur ini sangat diperlukan oleh tanaman tingkat
tinggi berdaun hijau. Unsur Co diperlukan oleh rhizobium untuk mengikat unsur N, sehingga
unsur ini lebih banyak berperan pada tanaman kacang-kacangan. Penelitian menunjukkan
bahwa inokulasi rhizobium pada tanaman kacang-kacangan tidak dapat tumbuh dengan baik
jika kekurangan unsur Co.
HARA PENUNJANG
Unsur hara penunjang merupakan unsur hara mikro maupun makro yang dibutuhkan
oleh tanaman tertentu dan tidak berlaku secara umum, tetapi untuk tanaman tertentu dapat
bersifat toksik. Beberapa unsur penunjang disajikan sebagai berikut.
1. Silika (Si)
Silika merupakan penyusun litosfer terbesar kedua (27,61 %) setelah oksigen
(46,46%). Silika (Si) memiliki kedudukan sebagai penyusun lempeng pada struktur liat
silikat. Si terdapat pada mineral silkat kristalin dan non kristalin. Mineral kristalin terdiri dari
kuarasa, tridimit dan kristobalit, sedangkan yang tergolong nonkristalin adalah opalin silika.
Ketersediaan Si tergantung pada proses pelapukan, pH dan keberadaan senyawa
sesquioksida. Ketersediaan silika dalam dalam dapat berbentuk asam monosilika (Si(OH)4).

Sumber silika dalam dapat berasal dari pupuk bersilika, pengembalian bahan organik
padi, dan hasil pelapukan. Si dapat berpengaruh pada ketersediaan hara P. Tanaman yang
tahan terhadap kadar Si yang tinggi berupa tanaman padi dan rerumputan.

2. Natrium (Na)
Ketersediaan natrium yang tinggi pada tanah umumnya terdapat pada daerah arid dan
semi arid yang berdekatan dengan pantai. Ketersediaan natrium tanah dipengaruhi oleh
aktivitas air laut. Ketersediaan hara natrium yang berlebihan umumnya terjadi pada tanah
salin. Tanah salin adalah tanah yang memiliki kandungan garam yang tinggi. Sumber utama
natrium adalah NaCl.

Natrium dalam tanah yang tinggi cenderung akan menyebabkan keracunan tanaman.
Gejala keracunan natrium pada tanaman dapat dilihat dari indikator:

- Stres akibat tingginya tekanan osmotik.


- Setiap ion akan memiliki dampak yang spesifik.

Penyerapan natrium oleh tanaman dipengaruhi oleh:


- Nilai ESP (Exchangeable Sodium Persentage).
- Ketersediaan oksigen pada zona perakaran. Suplai oksigen yang terbatas akan
mengakibatkan penurunan efektivitas penyerapan Na.

- Akumulasi bikarbonat dalam tanaman.

Menurut Hanafiah (2005) bahwa penggunaan Na mampu untuk menggantikan


(substitusi) pupuk KCl pada budidaya padi. Selain itu pemberian garam (NaCl) dalam tanah
gambut mampu meningkatkan serapan K dan bobot tanaman jagung. Namun peningkatan
NaCl dalam tanah akan menurunkan serapan Nitrogen.

3. Iodin (I)

Unsur Iodin terasa penting terutama bagi kesehatan manusia.


Keberadaan iodin berperan untuk mengendalikan penyakit gondok.

Di alam iodin dapat memanfaatkan dari sumber:


- Air laut dengan kadar 10-25 ppb.

- Air sumur dengan kadar 10-318 ppb.


- Tanah dan batuan dengan kadar 0,1-70 ppm.

- Tumbuhan laut dengan kadar 0,001-12,500 ppm.


- Tumbuhan darat dengan kadar 0,1-20 ppm.

Beberapa manfaat penggunaan iodin bagi tanaman dirasakan seperti:

- Peningkatan hasil buah-buahan pada penggunaan kadar iodin 0,51,0 ppm.


- Gejala keracunan akan muncul pada kadar iodin >0,5-1,0 ppm.

Iodin diserap tanaman dalam bentuk I-. Kekurangan iodin akan menyebabkan:

- Daun tua terlihat klorotik dan bisulan, sedang daun muda terlihat hijau
lebih gelap.
- Pertumbuhan terhambat dan daun terlihat keriting bagian belakang dan
nekrosis pada ujung dan tepi daun.
4. Fluorin(F)

Fluorin dalam tanah berasal dari pelapukan tanah, bebatuan, jaringan tanaman dan
binatang. Secara khusus peran fluorin bagi tanaman belum memberikan dampak yang
spesifik. Kelebihan fluorin dalam tanah dapat menjadi bahan polutan atmosfer, air dan tanah.
Penurunan serapan fluorin pada tanah disebabkan oleh:
- Kondisi iklim. Serapan Fluorin membutuhkan suhu dan kecepatan angin yang rendah,
kelembaban tinggi dan tereduksinya transpirasi.
- Kenaikan pH substrat.

- Penambahan garam Ca netral pada media tumbuh.

- Penyemprotan CaSO4.2H2O atau CaCl2.


- Eliminasi bahan-bahan asupan tanah berkadar fluorin tinggi.

Peningkatan ketersediaan fluorin dalam tanah akan meningkatkan kadar Ca dan P,


namun menurunkan kadar Mg dan Mn.

RINGKASAN BUKU PEMBANDING


1.1. Tanah dan Unsur Hara Tanaman

Produktivitas berbagai ekosistem di muka bumi ini sangat dipengaruhi oleh faktor tanah,
karena tanah sangat vital dalam mendukung eksistensi berbagai bentuk kehidupan di muka
bumi. Sebagai ilustrasi, tanah bertindak sebagai media bagi pertumbuhan berbagai jenis
tanaman dan memasoknya dengan berbagai unsur hara yang diperlukannya. Status unsur hara
yang terkandung dalam ekosistem tanah tidak hanya akan membatasi pertumbuhan tanaman,
tetapi juga akan membatasi produktivitas konsumen dalam bentuk organisme hidup yang
bervariasi dan akan meneruskannya lagi dalam siklus rantai makanan yang tak putus
(kontinu).

Tanah tersusun dari komponen biotik dan abiotik; merupakan tubuh alam yang terdiri dari
fraksi mineral (pasir, debu dan liat) yang bercampur dengan komponen bahan organik. Tanah
mempunyai sistem pendaur ulang bagi unsur hara dan limbah organik, berperan sebagai
habitat bagi mikroba dengan kerapatan populasi mencapai ± 2.6 x10 13 m-2, pengatur
(regulator) kualitas air, pengubah komposisi atmosfir sehingga menjadi media yang ideal
bagi pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Adanya proses respirasi yang dilakukan oleh
mikroba heterotropik menyebabkan adanya pengembalian unsur C (karbon) dari bahan
organik ke atmosfir. Tanah mampu mengonversi bahan organik yang telah mati menjadi
berbagai bentuk unsur hara yang memungkinkannya menjadi tersedia kembali bagi
pertumbuhan tanaman.

Pertumbuhan didefinisikan sebagai suatu proses perubahan ukuran sel, organ-organ atau
keseluruhan bagian suatu organisme yang tidak balik (irreversible change). Dalam proses ini
termasuk juga peningkatan jumlah sel tanpa merubah volume ataupun beratnya. Secara
umum, pertumbuhan tanaman merupakan peningkatan sejumlah komponen tumbuh
(protoplasma) yang menyebabkan peningkatan ukuran sel dan akhirnya terjadi pembelahan
sel. Peningkatan protoplasma berlangsung pada saat air, CO2 dan garamgaram anorganik
dirubah menjadi komponen-komponen tumbuh.

Senyawa-senyawa kimia tertentu yang dipasok dan diserap serta diperlukan untuk
pertumbuhan dan proses metabolisme mahluk hidup didefinisikan sebagai nutrisi atau unsur
hara. Oleh karena itu dalam terminologinya senyawasenyawa kimia yang berfungsi sebagai
substansi inti di dalam tubuh tanaman diistilahkan sebagai nutrisi tanaman. Material
anorganik yang diperoleh dari udara dan dari dalam tanah yang digunakan sebagai sumber
bahan baku oleh tubuh tanaman disebut mineral unsur hara. Mineral adalah persenyawaan
logam maupun non logam yang terlibat dalam proses kimia dan berada dalam bentuk
anorganik. Penyerapan, penggunaan dan asimilasi senyawa anorganik atau mineral-mineral
tersebut oleh tanaman dimanfaatkan untuk mensintesis bahan ataupun senyawa guna
mendukung pertumbuhan, perkembangan, pembentukan struktur dan keseluruhan proses
fisiologisnya.

1.2. Unsur Hara Esensial

Pada tahun 1840 Liebig mengemukakan hukum minimum (the law of minimum) yang
menyatakan bahwa produktivitas tanah ditentukan oleh proporsi mineral yang jumlahnya
minimal. Selanjutnya Julius von Sachs (1860), seorang ahli botani Jerman membuktikan
untuk pertama kalinya bahwa tanaman dapat ditanam dari mulai benih sampai fase dewasa
dalam larutan yang mengandung unsur hara secara lengkap tanpa menggunakan media tanah.
Teknik ini akhirnya dikenal dengan nama hidroponik. Dalam perkembangannya, pada tahun
1939 Arnon & Stout menyatakan bahwa suatu unsur hara dikategorikan sebagai unsur hara
esensial jika:

1. Unsur-unsur tersebut bersifat mendukung pertumbuhan tanaman untuk bereproduksi


secara normal. Jika unsur tersebut tidak ada, maka tanaman tidak dapat memenuhi
kebutuhan siklus pertumbuhannya atau tanaman sama sekali tidak dapat menghasilkan
biji.
2. Kebutuhan akan unsur hara tersebut bersifat spesifik dan tidak dapat digantikan oleh
unsur hara lain. Dengan kata lain, kekurangan unsur hara tersebut tidak dapat dipenuhi
oleh unsur hara lain.
3. Unsur hara tersebut harus terlibat langsung dalam proses metabolisme tanaman.
Sementara itu Epstein (2005) menambahkan bahwa unsur hara esensial adalah bagian
dari suatu molekul yang merupakan komponen inti dalam struktur atau dalam
metabolisme tanaman. Jika tanaman sangat kekurangan unsur hara akan ditunjukkan oleh
pertumbuhan, perkembangan atau reproduksinya yang abnormal terutama jika
dibandingkan dengan tanaman yang tidak mengalami kekurangan unsur hara. Sebagai
contoh, unsur hara Mg merupakan komponen penyusun molekul khlorofil dan sangat
berperan dalam proses fotosintesis (Marschner, 1995). Dalam hal ini untuk fungsi yang
sama, unsur hara Mg tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya; dimana selain unsur
hara juga diperlukan adanya co-factor dalam berbagai bentuk enzim yang terlibat dalam
respirasi seluler dan lintasan metabolik.

Sebanyak enam belas unsur hara mempunyai sifat esensial bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tingkat tinggi. Dengan perkecualian unsur karbon, nitrogen,
hidrogen dan oksigen yang dipasok dari udara, CO2 dan air, mayoritas unsur hara lainnya
berasal dari komponen mineral yang ada di dalam tanah. Sejalan dengan hal ini, ternyata
komponen organik yang ada di dalam tanah merupakan gudang (reservoir) unsur-unsur hara
yang dapat segera tersedia bagi tanaman.

1.3. Dinamika Unsur C dan N di dalam Tanah

Selama masa pertumbuhannya, tanaman memfiksasi CO2 untuk proses fotosintesisnya dan
sebanyak 10 – 25% dari C yang difiksasi tersebut akan dikembalikan lagi ke dalam tanah
melalui perakaran tanaman dalam bentuk eksudat akar. Oleh karena itu dinamika unsur-unsur
C, N, S, P dan unsur hara lainnya di dalam tanah dapat diekspresikan dalam jumlah dan laju
pengembalian residu tanaman, terutama dalam bentuk komponen C dan N yang terlarut,
bentuk selulosa, hemiselulosa dan lignin (Morgan, 2003).

Senyawa organik dalam bentuk eksudat yang dikeluarkan oleh perakaran tanaman secara
pasif akan berdifusi ke area di sekitar perakaran (rhizosfir). Komposisi dan fungsi eksudat
akar dari berbagai jenis tanaman sangat bervariasi. Eksudat akar yang paling banyak
dijumpai dalam rhizosfir selain berbentuk C-organik yang dapat larut (dissolvable organic
carbon, DOC) juga berbentuk senyawa organik yang mempunyai berat molekul rendah
seperti asamasam Fitat, Malat, Oksalat, Suksinat, Tartrat, Asetat, Butirat dan Sitrat (Gambar
3). Asam Oksalat dan asam Fitat merupakan asamasam organik yang banyak terdapat dalam
eksudat akar tanaman Pteris vitatta dan N. exaltata, sedangkan asam Asetat dan asam
Suksinat banyak dijumpai pada rhizosfir tanaman gandum (Triticum turgidum).

Senyawa-senyawa organik tersebut mempunyai kemampuan untuk menurunkan pH tanah


dan membentuk ion kompleks, sehingga keberadaan logam berat dalam bentuk ion diubah
menjadi bentuk yang lebih dapat diabsorbsi oleh akar tanaman (Poole & Conover. 1992).

Komponen-komponen organik yang ada di dalam tanah inilah yang mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap perkembangan, tingkat kesuburan dan kelembaban tanah. Oleh karena
itu, bahan organik tanah yang merupakan kunci kehidupan di dalam tanah sangat
menentukan sifat fisik, kimia maupun biologi tanah tersebut.

Berlawanan dengan senyawa organik yang mempunyai berat molekul rendah, eksudat akar
dalam bentuk Corganik yang dapat larut (DOC) secara tidak langsung memengaruhi
akumulasi ion-ion logam di dalam tubuh tanaman melalui mekanisme rangsangan terhadap
pertumbuhan mikroba pada area rhizosfir.

Ketersediaan C-organik merupakan faktor pembatas terhadap populasi dan keanekaragaman


mikroba pada area rhizosfir. Akibatnya, eksudat akar dalam bentuk C-organik yang dapat
larut (karbohidrat, protein dan berbagai enzim) yang didistribusikan secara pasif di sepanjang
gradient konsentrasi menyebabkan keanekaragaman mikroba pada area rhizosfir lebih tinggi
daripada dalam zone tanah non-rhizosfir (Römheld & Marschner, 1991).

Adanya perubahan-perubahan akibat penggunaan lahan, cara-cara pengolahan tanah, jenis


vegetasi dan faktorfaktor lainnya menyebabkan terjadinya respon bahan organik tanah yang
sangat cepat terhadap berbagai proses perubahan tersebut (Post & Kwon 2000; Leifield &
Knabner 2005; Yoo et al., 2006). Diketahui bahwa transformasi dan translokasi unsur hara di
dalam tanah selalu melibatkan sejumlah proses. Dengan demikian adanya penelusuran
mengenai pengaruhpengaruh ketersediaan C di dalam tanah terhadap proses transformasi C,
N, S dan P merupakan hal yang sangat mendasar. Titik tolak penelusuran secara berurutan
mutlak dimulai dari cara-cara pengelolaan lanskap sampai ke pembentukan lapisan
pedogenik, agregasi partikel tanah, sifatsifat permukaan liat-sesquioksida, pengaruh
mikoriza pada rhizosfir, kandungan berbagai enzim dan pengaruh-pengaruh mikroba tanah
lainnya terhadap pemisahan horizon tanah. Paralel dengan hal tersebut, proses
mineralisasiimobilisasi, stabilisasi produk-produk mikroba dan hubungan antara peran
biomassa sebagai katalisator dibandingkan dengan perannya sebagai sumber-lumbung unsur
hara (source-sink) juga merupakan parameter-parameter yang menentukan.
Adanya oksigen, air, mineral serta residu tanaman dan hewan yang sedang atau telah
mengalami proses dekomposisi, maka di dalam tanah akan berlangsung berbagai proses
perubahan secara kontinu dan dalam siklus yang alami. Oleh karenanya, secara alami pula
beberapa unsur hara yang ada di dalam tanah akan hilang melalui proses pencucian
(leaching), oleh aliran permukaan (run-off), erosi atau melalui penguapan (volatilisasi) dan
denitrifikasi. Kehilangan unsur hara terbesar terutama terjadi pada saat tanaman dipanen
yang tidak diikuti dengan pengembalian residunya kembali ke dalam tanah. Keseimbangan
antara proses akumulasi dan dekomposisi residu organik yang ada di dalam tanah selain
ditentukan oleh aktivitas mikroba tanah juga sangat dikendalikan oleh faktor-faktor
lingkungan lainnya.

BAB III
ANALISIS
Kelemahan dan kelebihan
Buku utama
Pada buku ini materi yang di bahas sangat bagus dan lengkap.bahasa yang digunakan mudah
di pahami oleh pembaca,diketik dengan sistematika yang baik dan menarik . Buku ini juga
dapat dikembangkan oleh pembaca sebagai referensi yang baik. Buku ini juga dilengkapi
dengan contoh -contoh dan tabel sehingga pembaca muda memahami isi dari materi tersebut
,tulisan nya rapi dan juga bagus. Buku ini juga mengandung arti yang tersirat dalam setiap
kalimat yang menantang pembaca untuk berfikir.

Kekurangan buku ini adalah sistematika materinya kurang menarik karena buku ini
penyajian materinya hanya terfokus pada satu inti pembahasan saja. Tanpa ada pembahasan
awal yang mungkin menarik contohnya seperti banyak teori dan lain nya.

Buku pembanding

Pada buku ini mempunyai keunggulan memberikan penjelasan lengkap, penulisan dalam
buku ini lumayan rapi. Penjelasan pada buku ini lengkap tidak hanya mencakup pada inti
pembahasan nya saja. Buku ini juga mudah di pahami . Banyak contoh-contoh dan tabel pada
buku ini .

Kekurangan buku ini adalah bahasa yang digunakan kurang menarik dan sulit dipahami
karena ada beberapa tulisan yang digunakan masih berantakan sehingga membuat pembaca
sulit untuk memahaminya
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Unsur hara adalah unsur kimia tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mencapai
pertumbuhan tanaman yang optimal, dengan catatan faktor yang lain dalam keadaan yang
normal. Tanaman akan mengabsorpsi unsur hara dalam bentuk ion di sekitar perakaran.
Unsur hara yang tersedia tidak seimbang akan menyebabkan defisiensi dan penurunan
produksi. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika ketersediaan unsur hara dalam tanah
tidak tersedia. Kekurangan unsur hara akan menimbulkan gejala defisiensi. Gejala defisiensi
merupakan ketampakan secara fisik akibat metabolisme tanaman terganggu yang disebabkan
kekurangan hara.

Berdasarkan kebutuhan tanaman, unsur hara dapat dibagi menjadi 2 yaitu unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
dalam jumlah yang relatif banyak (N, P, K, Mg, Ca, dan S). Unsur hara makro lain dapat
diperoleh melalui udara berupa C, H dan O. Hara yang berada di udara berbentuk gas CO 2
dan air H2O. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
kecil (Cl, Fe, Mn, Cu, Zn, B dan Mo). Ketiga belas unsur hara tersebut dapat dijumpai di
dalam tanah.

Saran

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca dan bermanfaat bagi semuanya.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran untuk menjadi lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Rajiman S.P.M.P.2020”pengantar pemupukan ”CV BUDI UTAMA

Dr.sc.agr. N. Nurlaeny, Ir., MS .2015”bahan organik tanah dan dinamika unsur hara tanah
”UNPAD PRESS

Anda mungkin juga menyukai