Anda di halaman 1dari 14

Bagaimana Urgensi

Integrasi Nasional
sebagai salah satu
Parameter Persatuan
dan Kesatuan
Bangsa
Kelompok 8
Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jahidin 22416274210003

Indah Diana Vari 22416274201005

Riska Triana 22416274201049

Nesa Novianti 22416274201019

Nanang Setiawan 22416274201002

Muhamad Dasilva Alghiffari 22416274201138

Sulthan Nadzar Mubaraq 22416274201028

Salman Faturrohman 22416274201100 Kelas: HK22D


Menelusuri
Konsep &
Urgensi Integrasi
Nasional
Pengertian Integrasi Nasional
Kata integrasi berasal dari bahasa Latin "integrare", yang berarti menyatukan kembali atau memulihkan kesatuan.
Sedangkan kata nasional berasal dari kata dasar "natio" yang artinya bangsa atau suku. Dalam konteks Indonesia,
integrasi nasional mengacu pada upaya menyatukan berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya yang ada di Indonesia
menjadi satu bangsa yang memiliki kesatuan dan kesamaan dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian,
integrasi nasional dapat diartikan sebagai upaya untuk menyatukan kembali atau memulihkan kesatuan antara berbagai
kelompok atau suku bangsa yang ada di Indonesia menjadi satu bangsa yang memiliki identitas nasional yang kuat.

Integrasi nasional adalah suatu proses yang bertujuan untuk mempersatukan bangsa yang terdiri dari berbagai macam
suku, agama, bahasa, dan budaya. Integrasi nasional merupakan suatu upaya untuk menciptakan kesatuan dan kesatuan
dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia, seperti politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Integrasi nasional sangat
penting bagi negara Indonesia karena negara ini terdiri dari berbagai suku dan budaya yang berbeda, sehingga jika tidak
ada upaya untuk mempersatukan bangsa maka akan terjadi perpecahan dan konflik antar suku dan budaya.
Urgensi Integrasi Nasional
Urgensi integrasi nasional terletak pada beberapa hal, antara lain:

1. Menciptakan kestabilan politik, Integrasi nasional dapat menciptakan kestabilan politik yang sangat penting
bagi sebuah negara. Dengan adanya integrasi nasional, masyarakat akan merasa bahwa mereka menjadi satu
kesatuan, sehingga akan meminimalkan konflik dan perpecahan dalam masyarakat.
2. Meningkatkan perekonomian, Integrasi nasional juga dapat meningkatkan perekonomian negara. Jika
masyarakat merasa satu kesatuan, maka mereka akan bekerja sama untuk memajukan perekonomian negara. Hal
ini dapat terlihat dari adanya pembangunan infrastruktur, industri, dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan kualitas hidup, Dengan adanya integrasi nasional, masyarakat akan lebih memahami satu
sama lain dan saling menghormati, sehingga akan tercipta kedamaian dan keamanan dalam masyarakat.
4. Membangun kebersamaan dan solidaritas, Dengan adanya kebersamaan dan solidaritas, masyarakat akan
lebih mudah untuk bekerja sama dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dapat membawa
manfaat bagi masyarakat.
5. Menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, Integrasi nasional juga sangat penting untuk menjaga keutuhan
dan kedaulatan negara. Jika masyarakat merasa satu kesatuan, maka mereka akan lebih mudah untuk
mempertahankan negara dari berbagai ancaman yang mengintai, baik dari dalam maupun luar negeri.

“Secara keseluruhan, integrasi nasional sangat penting bagi negara Indonesia karena dapat menciptakan kesatuan
dan kesatuan di antara masyarakat yang berbeda-beda. Dengan adanya integrasi nasional, negara Indonesia
dapat memajukan perekonomian, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, membangun kebersamaan dan
solidaritas, serta menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.”
Aspek-Aspek Integrasi
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek yakni aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya.
Berikut ini adalah beberapa jenis integrasi yang umum dikenal:
 Integrasi Politik: Dalam tataran integrasi politik terdapat dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi yang bersifat
vertikal menyangkut hubungan elit dan massa, baik antara elit politik dengan massa pengikut, atau antara penguasa
dan rakyat guna menjembatani celah perbedaan dalam rangka pengembangan proses politik yang partisipatif.
Dimensi horizontal menyangkut hubungan yang berkaitan dengan masalah teritorial, antar daerah, antar suku, umat
beragama dan golongan masyarakat Indonesia.
 Integrasi Ekonomi: Integrasi ekonomi berarti terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya memenuhi
kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan
mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis. Disisi lain, integrasi ekonomi adalah penghapusan
(pencabutan) hambatan-hambatan antar daerah yang memungkinkan ketidaklancaran hubungan antar keduanya,
misal peraturan, norma & prosedur, dan pembuatan aturan bersama yang mampu menciptakan keterpaduan di bidang
ekonomi.
 Integrasi Sosial Budaya: Integrasi ini merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa,
kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya. Integrasi sosial budaya juga berarti kesediaan bersatu bagi kelompok-
kelompok sosial budaya di masyarakat, misal suku, agama, dan ras.

“Integrasi nasional merupakan upaya yang kompleks dan melibatkan banyak aspek, baik yang bersifat politik,
ekonomi, sosial, maupun budaya. Oleh karena itu, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai
pihak lainnya untuk mewujudkan integrasi nasional yang kuat dan berkelanjutan.”
Jenis-Jenis Integrasi
tentang pengertian integrasi ini, Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti (2010) lebih cocok menggunakan istilah
integrasi politik daripada integrasi nasional. Menurutnya integrasi politik adalah penyatuan masyarakat dengan sistem
politik. Integrasi politik dibagi menjadi lima jenis, yakni:

 Integrasi Bangsa: menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan
wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional.

 Integrasi Wilayah, menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial
yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.

 Integrasi Nilai, menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara
tertib sosial.

 Integrasi Elit-Massa, menunjuk pada masalah penghubungan antara pemerintah dengan yang diperintah.
Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.

 Integrasi Tingkah Laku (Perilaku Integratif), menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang
diterima demi mencapai tujuan bersama.
Pentingnya Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah proses mempersatukan berbagai suku, agama, budaya, dan wilayah yang berbeda dalam
sebuah negara menjadi satu kesatuan yang kokoh dan harmonis. Integrasi nasional sangat penting bagi sebuah negara,
karena memiliki dampak positif yang besar terhadap stabilitas dan kemakmuran negara.
Berikut beberapa alasan mengapa integrasi nasional sangat penting:
1. Meningkatkan persatuan dan kesatuan, Integrasi nasional mempersatukan berbagai kelompok sosial dalam
sebuah negara dan menciptakan persatuan dan kesatuan yang kuat di antara mereka. Ini akan membantu
meminimalkan konflik dan perpecahan antar kelompok, dan memperkuat solidaritas nasional.
2. Meningkatkan keamanan nasional, Dengan terciptanya integrasi nasional, negara akan menjadi lebih stabil dan
aman dari ancaman dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran bersama atas
kepentingan negara dan juga adanya sistem pertahanan yang kokoh.
3. Meningkatkan kemajuan ekonomi, Integrasi nasional akan memudahkan arus perdagangan antar wilayah dan
memperkuat kerjasama antar daerah dalam memajukan perekonomian nasional. Hal ini akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur, Integrasi nasional juga mempermudah pembangunan infrastruktur
diberbagai wilayah dalam negeri. Hal ini akan memperkuat konektivitas antar wilayah dan mempermudah mobilitas
masyarakat.
5. Meningkatkan identitas nasional, Integrasi nasional juga membantu memperkuat identitas nasional dan rasa
bangga menjadi bagian dari negara tersebut. Hal ini akan meningkatkan kebanggaan dan semangat masyarakat
dalam memajukan negara.
Maka, dapat disimpulkan bahwa integrasi nasional sangat penting bagi sebuah negara untuk mencapai stabilitas,
keamanan, kemakmuran, dan identitas nasional yang kuat.
Integrasi versus Disintegrasi

Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. Jika integrasi berarti penyatuan, keterpaduan antar elemen atau unsur yang
ada di dalamnya, disintegrasi dapat diartikan ketidakpaduan, keterpecahan di antara unsur unsur yang ada. Jika integrasi
terjadi konsensus maka disintegrasi dapat menimbulkan konflik atau perseturuan dan pertentangan.

Disintegrasi bangsa adalah memudarnya kesatupaduan antar golongan, dan kelompok yang ada dalam suatu bangsa
yang bersangkutan. Gejala disintegrasi merupakan hal yang dapat terjadi di masyarakat. Masyarakat suatu bangsa
pastilah menginginkan terwujudnya integrasi. Namun, dalam kenyataannya yang terjadi justru gejala disintegrasi.
Disintegrasi memiliki banyak ragam, misalkan pertentangan fisik, perkelahian, tawuran, kerusuhan, revolusi, bahkan
perang.
Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia
Menurut Suroyo (2002) ada tiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di Indonesia, yakni; model
integrasi imperium majapahit, model integrasi kolonial, dan model integrasi nasional Indonesia.

 Model integrasi imperium Majapahit, Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit.
Struktur kemaharajaan yang begitu luas ini berstruktur konsentris. Dimulai dengan konsentris pertama yaitu wilayah
inti kerajaan (nagaragung): pulau Jawa dan Madura yang diperintah langsung oleh raja dan saudarasaudaranya.
Konsentris kedua adalah wilayah di luar Jawa (mancanegara dan pasisiran) yang merupakan kerajaan-kerajaan
otonom. Konsentris ketiga (tanah sabrang) adalah negara-negara sahabat di mana Majapahit menjalin hubungan
diplomatik dan hubungan dagang, antara lain dengan Champa, Kamboja, Ayudyapura (Thailand).
 Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah Hindia Belanda, baru
sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah yang terentang dari Sabang sampai Merauke. Pemerintah
kolonial mampu membangun integrasi wilayah juga dengan menguasai maritim, sedang integrasi vertikal antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dibina melalui jaringan birokrasi kolonial yang terdiri dari
ambtenaarambtenaar (pegawai) Belanda dan pribumi yang tidak memiliki jaringan dengan massa rakyat. Dengan
kata lain pemerintah tidak memiliki dukungan massa yang berarti. Integrasi model kolonial ini tidak mampu
menyatukan segenap keragaman bangsa Indonesia tetapi hanya untuk maksud menciptakan kesetiaan tunggal pada
penguasa colonial.
Perkembangan Sejarah Integrasi di Indonesia
 Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia sejak bernegara merdeka tahun 1945,
Meskipun sebelumnya ada integrasi kolonial, namun integrasi model ketiga ini berbeda dengan model kedua. Integrasi model
kedua lebih dimaksudkan agar rakyat jajahan (Hindia Belanda) mendukung pemerintahan kolonial melalui penguatan
birokrasi kolonial dan penguasaan wilayah. Integrasi model ketiga dimaksudkan untuk membentuk kesatuan yang baru yakni
bangsa Indonesia yang merdeka, memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran kebangsaan yang
baru. Model integrasi nasional ini diawali dengan tumbuhnya kesadaran berbangsa khususnya pada diri orang-orang Indonesia
yang mengalami proses pendidikan sebagai dampak dari politik etis pemerintah kolonial Belanda. Mereka mendirikan
organisasi-organisasi pergerakan baik yang bersifat keagamaan, kepemudaan, kedaerahan, politik, ekonomi perdagangan dan
kelompok perempuan. Para kaum terpelajar ini mulai menyadari bahwa bangsa mereka adalah bangsa jajahan yang harus
berjuang meraih kemerdekaan jika ingin menjadi bangsa merdeka dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain. Mereka berasal
dari berbagai daerah dan suku bangsa yang merasa sebagai satu nasib dan penderitaan sehingga bersatu menggalang kekuatan
bersama. Misalnya, Sukarno berasal dari Jawa, Mohammad Hatta berasal dari Sumatera, AA Maramis dari Sulawesi, Tengku
Mohammad Hasan dari Aceh. Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1. Masa Perintis;
2. Masa Penegas;
3. Masa Percobaan;
4. Masa Pendobrak.
Urgensi Integrasi Nasional sebagai salah satu
Parameter Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Integrasi nasional merupakan salah satu parameter penting bagi persatuan dan kesatuan bangsa, karena melalui integrasi nasional,
seluruh elemen masyarakat dapat diintegrasikan dan bersatu padu dalam satu kesatuan yang sama.
Berikut ini beberapa urgensi integrasi nasional sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan bangsa:
1. Membangun rasa nasionalisme, Integrasi nasional dapat membantu membangun rasa nasionalisme di antara seluruh warga
negara, sehingga tercipta rasa memiliki, cinta, dan bangga terhadap negara. Melalui rasa nasionalisme yang kuat, seluruh
warga negara dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan menjaga keutuhan negara.
2. Mengatasi perbedaan dan konflik, Integrasi nasional juga dapat membantu mengatasi perbedaan dan konflik yang ada di
antara seluruh elemen masyarakat. Dengan mengintegrasikan seluruh elemen masyarakat ke dalam satu kesatuan yang sama,
perbedaan dan konflik dapat diatasi dengan cara saling menghargai dan menghormati perbedaan tersebut.
3. Membangun keragaman yang harmonis, Dengan mengintegrasikan seluruh elemen masyarakat ke dalam satu kesatuan
yang sama, keragaman yang ada dapat diterima dan dihargai sebagai sumber kekuatan dan kekayaan bangsa.
4. Meningkatkan kesejahteraan sosial, Dengan terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa, maka kerja sama dan solidaritas
antarwarga dapat meningkat sehingga tercipta kesejahteraan yang merata di seluruh wilayah negara.

“Dalam rangka memperkuat integrasi nasional, pemerintah perlu menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat memperkuat
persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjaga keberagaman dan pluralitas yang ada di dalam masyarakat. Selain itu, seluruh
elemen masyarakat juga perlu aktif berpartisipasi dalam proses integrasi nasional agar tercipta kebersamaan yang harmonis di
antara seluruh warga negara.”
Kesimpulan
Kata integrasi berasal dari bahasa Latin "integrare", yang berarti menyatukan kembali atau memulihkan kesatuan.
Sedangkan kata nasional berasal dari kata dasar "natio" yang artinya bangsa atau suku. Dengan demikian, integrasi
nasional dapat diartikan sebagai upaya untuk menyatukan kembali atau memulihkan kesatuan antara berbagai kelompok
atau suku bangsa yang ada di Indonesia menjadi satu bangsa yang memiliki identitas nasional yang kuat.
Jenis jenis integrasi mencakup: integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi
tingkah laku (perilaku integratif). Dimensi integrasi mencakup integrasi vertikal dan horizontal, sedang aspek integrasi
meliputi aspek politik, ekonomi, dan sosial budaya. Integrasi berkebalikan dengan disintegrasi. Jika integrasi
menyiratkan adanya keterpaduan, kesatuan dan kesepakatan atau konsensus, disintegrasi menyiratkan adanya
keterpecahan, pertentangan, dan konflik. Integrasi nasional merupakan salah satu parameter penting bagi persatuan dan
kesatuan bangsa, karena melalui integrasi nasional, seluruh elemen masyarakat dapat diintegrasikan dan bersatu padu
dalam satu kesatuan yang sama, yakni mencakup: membangun rasa nasionalisme, mengatasi perbedaan dan konflik,
membangun keragaman yang harmonis, dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Integrasi bangsa diperlukan guna membangkitkan kesadaran akan identitas bersama, menguatkan identitas nasional, dan
membangun persatuan bangsa.
Hidup terasa sepi tanpa kekasih,
cukup sekian dan terimakasih
— Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai