Anda di halaman 1dari 19

INTEGRASI NASIONAL

TUGAS CIVIC EDUCATION

Oleh :
Ridwan Dwinarto 2019.38.1055
Vanny Eka Dharmawan 2019.38.1061
Zufar Ahnavy Karim 2019.38.1062

PROGRAM STUDI ILMU HADITS


SEKOLAH TINGGI DIRASAT ISLAMIYAH
IMAM SYAFI’I JEMBER
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan letak geografis yang dipisah oleh lautan
menjadi jajaran pulau-pulau. Dari segi wilayah, Indonesia terbagi menjadi tiga,
yaitu; Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, dan Indonesia bagian
timur. Hal itu menyebabkan Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa,
agama, ras, dan budaya. Sehingga tidak jarang terdengar adanya konflik di negara
ini yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan tersebut. Walaupun tentunya hal
itu menyelisihi sila ketiga pancasila yaitu persatuan Indonesia.
Kemudian Indonesia dikenal pula sebagai negara dengan tingkat kemajemukan
yang tinggi. Sehingga timbulnya konflik adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena
itu, rasa persatuan dan kesatuan atas dasar pancasila harus dipertahankan demi
terwujudnya cita dan luhur bangsa seperti yang diharapkan oleh para founding
father terdahulu. Namun fakta di lapangan sangatlah miris. Munculnya konflik
antar umat beragama dan perang antar suku kerap terjadi di negara ini.
Oleh karenanya penting bagi seluruh jajaran masyarakat untuk menjaga
persatuan dan kesatuan. Terlebih lagi pada zaman sekarang, dikarenakan kawula
muda sulit dalam memerhatikan pentingnya persatuan dan kesatuan itu sendiri.
Kebanyakan dari mereka bersifat individual dan bersikap tak acuh terhadap orang
lain di sekitarnya. Upaya untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan tersebut lah
yang dinamakan sebagai integritas nasional. Karena sebuah bangsa tidak bisa
disebut sebagai sebuah kesatuan jika oknum-oknum di dalamnya tidak bersatu.
Dengan demikian, penulis akan membahas tentang integritas dimulai dari
dimensi, faktor-faktor pendukung dan penghambat proses integrasi, serta
problem-problem penghambat proses integrasi, supaya kita dapat memahami
proses dan pentingnya hal yang disebut dengan integritas nasional. Sehingga hal
tersebut dapat meminimalisir terjadinya gesekan-gesekan yang selama ini terjadi
di masyarakat Indonesia, walaupun sangat tidak mungkin dapat hilang total.
2

B. Fokus Pembahasan
1. Bagaimana macam dimensi dari integrasi nasional?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional?
3. Apa saja problem dalam mewujudkan integrasi nasional di Indonesia?
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Dimensi Integrasi Nasional


Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional.
Istilah integrasi mempunyai arti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh
atau bulat.1 Sedangkan istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan,
bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian
nasional, dan perusahaan nasional.2
Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka interasi nasional
mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembaruan berbagai aspek
sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan pembentukan identitas nasional atau
bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Nazaruddin berpendapat istilah integrasi nasional merujuk kepada seluruh
unsur dalam rangka melaksanakan kehidupan bangsa, meliputi sosial, budaya dan,
ekonomi. Maka pada intinya integrasi nasional lebih menekankan persatuan
persepsi dan prilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan bagian-bagian
yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh,
atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi
suatu bangsa.3 Integrasi nasional dapat dilihat dari beberapa dimensi, diantaranya
sebagai berikut:

1
https://kbbi.web.id/integrasi. Diakses pada tanggal 2 Maret 2020.
2
https://kbbi.web.id/nasional. Diakses pada tanggal 2 Maret 2020.
3
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html. Diakses pada tanggal 2
Maret 2020.
4

1. Dimensi vertikal
Integrasi dari segi dimensi vertikal adalah dimensi yang berkenaan dengan
upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan
massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Jadi, integrasi vertikal merupakan
upaya mewujudkan integrasi dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara
pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional dalam dimensi yang demikian biasa
disebut dengan integrasi politik. dalam dimensi vertikal tantangan yang ada
adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung
berpandangan tradisional.
Bersamaan dengan itu, demontrasi yang menentang kebijakan pemerintah
juga kerap kali terjadi, bahkan seringkali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-
tindakan anarkis. Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan
ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda
adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang
diambil oleh pemerintah yang tidak atau kurang sesuai dengan keinginan dan
harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang
tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh
warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat
melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga masyarakat.
2. Dimensi horizontal
Integrasi dari segi dimensi horizontal adalah dimensi yang berkenaan dengan
upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat itu sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku,
perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jadi,
integrasi horizontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan
menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional
dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.
5

Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan


horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi.
Sedangkan jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompok-kelompok yang
berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai
dan saling menghargai antara kelompok-kelompok masyarakat dengan
pembedaan yang ada satu sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam
arti horizontal.4
Dengan demikian, integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu;
dimensi vertikal, dan dimensi horizontal. Adapun jika dilihat dari dimensi
horizontal adalah integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara
pemerintah dan rakyat. Sedangkan jika dilihat dari dimensi vertikal adalah
integrasi nasional menyangkut hubungan keserasian di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional


Integrasi nasional bisa dibilang merupakan usaha dan proses mempersatukan
perbedaan yang ada dalam sebuah negara sehingga tercipta keserasian dan
keselarasan secara menyeluruh. Indonesia adalah negara yang sangat besar, baik
dari segi kebudayaan maupun wilayah. Pada satu sisi hal ini membawa dampak
positif bagi bangsa karena kita dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia
dengan bijak dan mengelola budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat.
Namun di sisi lain, hal ini juga dapat menimbulkan masalah baru karena dengan
wilayah yang luas dan budaya yang bermacam-macam ragamnya maka akan
menghasilkan karakter atau manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bernegara jika tidak ditangani. Sehingga penulis
mendiskripsikan setidaknya terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses
integrasi nasional, yaitu; faktor pendukung, pendorong, dan penghambat.

1. Faktor pendorong
4
https://www.edukasippkn.com/2016/05/pengertian-integrasi-vertikal-dan.html?m=1. Diakses
pada tanggal 24 Februari 2020.
6

Faktor pendorong adalah faktor yang turut mempengaruhi kemajuan atau


mempercepat suatu proses dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok tertentu. Berikut faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi integrasi
nasional:
a. Adanya perasaan senasib dan seperjuangan. Karena adanya pengalaman
sejarah yang sama. Seperti rakyat Indonesia yang memiliki nasib dan
pengalaman sama pada saat masa penjajahan.
b. Adanya ideologi nasional dan pancasila. Ideologi Indonesia ini tidak dapat
digantikan dengan ideologi baru manapun. Walau terdiri dari banyak
kepercayaan, arti penting dan fungsi pancasila tidak dapat lepas dari
kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. Lewat pemaknaan dan implementasi
nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, ini mewujudkan terjadinya
integrasi nasional di Indonesia.
c. Terdapat sikap atau tekad atau keinginan bersatu kembali. Perbedaan dan
kemajemukan yang dimiliki Indonesia sebaiknya dapat membuat masyarakat
memiliki keinginan untuk bersatu bukan dijadikan alasan sebagai faktor
penyebab konflik sosial.
d. Adanya ancaman dari pihak luar. Untuk mengantisipasi ancaman dari luar
dalam kaitan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional rasanya
perlu diwujudkan pada tiap lapisan masyarakat.
2. Faktor pendukung
Faktor pendukung adalah semua faktor yang sifatnya turut mendorong,
menyokong, melancarkan, menunjang, membantu, mempercepat, dan sebagainya
terjadinya sesuatu.5 Berikut faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi
integrasi nasional:
a. Penggunaan bahasa yang sama atau bahasa nasional. Di Indonesia
penggunaan Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa nasional sejak sumpah
pemuda dikumandangkan pada 28 Oktober 1928.

5
https://brainly.co.id/tugas/17446883. Diakses pada tanggal 24 Februari 2020.
7

b. Adanya semangat persatuan dan kesatuan di dalam sebuah bangsa.


Kesadaran akan kebutuhan persatuan diperlukan untuk menjalin rasa
persaudaraan agar dapat saling tolong menolong dan memiliki sikap
nasionalisme serta menjalin rasa kemanusiaan yang bertoleransi dan harmonis
dalam hidup secara berdampingan.
c. Memiliki kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama.
Pancasila merupakan landasan ideal bangsa yang memiliki kedudukan yang
sangat berpengaruh untuk jalannya kehidupan bernegara maupun berbangsa.
d. Terdapat jiwa dan rasa semangat untuk bergotong royong saling bahu
membahu membantu. Gotong royong berarti bekerja sama untuk mencapai
hasil yang didambakan bersama-sama dan menikmati hasil kerja sama dengan
adil. Usaha yang dilakukan bersama-sama ini dilakukan secara sukarela tanpa
pamrih maupun paksaan dan dilakukan menurut batas kemampuannya
masing-masing.
3. Faktor penghambat
Faktor penghambat integrasi nasional merupakan sebuah penghalang untuk
melakukan tindakan secara individu maupun kelompok. Berikut ini beberapa
faktor yang menjadi penghambat terwujudnya integrasi nasional:
a. Kurangnya toleransi terhadap golongan lain. Salah satu yang menjadi
penyebab konflik sosial adalah kurangnya rasa toleransi terhadap
keberagaman dan kemajemukan yang ada. Dampak utama yang diakibatkan
oleh konflik sosial yang terjadi karena kurangnya toleransi adalah semakin
berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Kurangnya toleransi
terhadap perbedaan secara terus menerus dapat membuat bangsa hancur
dengan sendirinya dan integrasi nasional tidak akan dapat terwujud.
b. Tidak adanya penghargaan terhadap perbedaan. Perlu ditekankan lagi bahwa
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan
yang banyak. Ada beberapa perbedaan yang kurang diperhatikan oleh
pemerintah seperti kebudayaan lokal masyarakat. Kurangnya penghargaan
terhadap keberagaman oleh pemerintah maupun masyarakat ini dapat
membuat kemajemukan tersebut akan hilang perlahan-lahan.
8

c. Ada rasa tidak puas terhadap ketimpangan sosial dan ketidakmerataannya


pembangunan. Hal ini sudah diusahakan ditanggulangi pemerintah dengan
memberlakukan otonomi daerah, sebagian wewenang dan tanggung jawab
pemerintah pusat sudah dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Hal ini
dilakukan agar ketimpangan sosial berkurang.
d. Kesadaran dalam diri masing-masing individu. Berkurangnya keinginan
untuk menjaga persatuan dan kesatuan adalah salah satu faktor yang
menghambat terwujudnya integrasi nasional. Semakin kesini masyarakat
lebih individualistis dan cenderung acuh terhadap kondisi maupun situasi
yang terjadi di sekitar. Jika hal ini terus terjadi maka integrasi semakin sulit
terwujud.6
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga
faktor yang mempengaruhi dalam proses mewujudkan integrasi nasional.
Pertama, faktor pendorong berupa; (1) adanya perasaan senasib dan seperjuangan,
(2) adanya ideologi nasional dan pancasila, (3) terdapat sikap atau tekad atau
keinginan bersatu kembali, (4) adanya ancaman dari pihak luar. Kedua, faktor
pendukung berupa; (1) penggunaan bahasa yang sama atau bahasa nasional, (2)
adanya semangat persatuan dan kesatuan di dalam sebuah bangsa, (3) memiliki
kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, (4) terdapat jiwa dan
rasa semangat untuk bergotong royong saling bahu membahu membantu. Ketiga,
Faktor penghambat berupa; (1) kurangnya toleransi terhadap golongan lain, (2)
tidak adanya penghargaan terhadap perbedaan, (3) ada rasa tidak puas terhadap
ketimpangan sosial dan ketidak merataannya pembangunan. (4) kesadaran dalam
diri masing-masing individu.

6
https://greatedu.co.id/greatpedia/integrasi-sosial-beserta-faktor-pendorong-dan-penghambat.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2020.
9

C. Problem dalam Mewujudkan Integrasi Nasional di Indonesia


1. Permasalahan integrasi nasional
Integrasi nasional adalah merupakan masalah yang dialami oleh
semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk
permasalahan yang dihadapinya. Menghadapi masalah integrasi ini
sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi
berbeda dan latar belakang kultur dan tempat yang berbeda. Sehingga
masalah integrasi ini cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi
negara yang bersangkutan. Ada yang menempuh jalan kekerasan ada yang
menempuh strategi politik yang lunak.7
Kemudian masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan
multidimensional. Disintegrasi bangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal
dan horizontal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, konflik
antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum
dan hak asasi manusia serta kesiapan pelaksanaan otonomi daerah.
Problematika dalam ini dapat dilihat dari berbagai aspek sebagai berikut:
a. Geografi
Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri
adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya
dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh
global yang besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan
alam yang berlimpah.
b. Demografi
Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran
penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa,
selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan sumber daya
manusia.

7
http://3npgsd.blogspot.com/2014/01/berbagai-permasalahan-integrasi-nasional_18.html?m=1.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2020.
10

c. Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan
penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa. Karena hal ini meliputi hal-hal seperti; pengelolaan,
pembagian hasil, dan pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari
pengelolaan.
d. Ideologi
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah di dalam terjadinya
konflik di negara ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap
agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan
bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa. Oleh sebab itu, perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama
mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat
beragama secara berkesinambungan.
e. Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
berbagai ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam bermasyarakat dan sering
mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda paham apabila tidak
ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam
masyarakat. Selain itu, ketidaksesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat
yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan
kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidakadilan
di dalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan
bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang
melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat
ketidakpastian hukum.
11

f. Ekonomi
Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar
penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat
Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin
dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu
melalui KKN.
g. Sosial budaya
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang
satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
h. Pertahanan keamanan
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi, dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung di
dalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang
bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
2. Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa,
gender, dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan
persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina
stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah
dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen. Adapun kebijakan yang
diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan nilai-nilai pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat
Indonesia.
b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
12

c. Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecah


belah dari ancaman luar.
d. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi
butir-butir pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan
kepada ideologi bangsa.
e. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi.
f. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI, dan
Polri dalam memerangi separatis.8
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa problematika yang
muncul terjadi karena kemajemukan masyarakat, dan kurangnya perhatian negara
serta masyarakat dalam mewujudkan integrasi nasional. Dan itu dapat dilihat dari
delapan aspek, yaitu; geografi, demografi, kekayaan alam, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

8
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html. Diakses pada tanggal
24 Februari 2020.
13

BAB III
PERSPEKTIF ISLAM

A. Perspektif Islam
Mengacu pada pemaparan di atas, penulis mengambil sebuah poin yang
terdapat dalam sub bab “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional”
yaitu tentang perbedaan dan kemajemukan. Sehingga hal ini penting untuk
menjadi bahan pembahasan dalam konsep Islam.
Dalam agama Islam, kemajemukan merupakan suatu keharusan dalam
kehidupan. Bahkan keberagaman adalah bagian dari tujuan agama itu sendiri. Ia
adalah sunnatullah. Sebagaimana Allah ‫ ﷻ‬telah berfirman:

َّ ‫َّللا أَتْقَاكُ ْم ۚ ِإ َّن‬


َ‫َّللا‬ َ َ‫اس ِإنَّا َخلَ ْقنَاكُ ْم ِم ْن ذَك ٍَر َوأ ُ ْنث َ ٰى َو َجعَ ْلنَاكُ ْم شُعُوبًا َوقَبَائِ َل ِلتَع‬
ِ َّ َ‫ارفُوا ۚ ِإ َّن أ َ ْك َر َمكُ ْم ِع ْند‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
‫ير‬
ٌ ‫علِي ٌم َخ ِب‬
َ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.9

Imam Al-Sa’di dalam kitab Tafsir As-Sa’dy menafsirkan ayat diatas dengan
perkataannya:
Allah mengabarkan kepada kita bahwa Dia menciptakan manusia dari
sumber yang sama, dari jenis yang sama, dan kita semua merupakan hasil
dari pasangan laki-laki dan wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah
dari Nabi Adam dan Hawa. Kemudian Allah ‫ ﷻ‬memberikan kepada keduanya
keturunan yang banyak baik laki-laki maupun perempuan, kemudian Allah ‫ﷻ‬
memisahkan kita dan menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
yaitu; baik dari suku-suku yang besar maupun suku-suku yang kecil,
kemudian Allah menjadikan hal tersebut supaya kita saling mengenal, hal
tersebut dikarenakan jika Allah tidak menjadikan kita bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa, maka kita tidak akan mendapati adanya perintah agar
kita saling menasihati, saling tolong-menolong, saling mewarisi dan perintah
untuk menyambung dan menjaga hubungan kekerabatan.10

9
QS. Al-Hujurat (49) : 13
10
Abdurrahman bin Nasir Al-Sa‘di, Tafsir as-Sa‘di, (Riyadh: Dar al-Salam, 2002), hlm. 946.
14

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa adanya kemajemukan dan


keragaman telah diakui oleh Allah ‫ﷻ‬. Namun adanya perbedaan tersebut bukan
untuk dibeda-bedakan, akan tetapi Allah ‫ ﷻ‬menciptakan perbedaan tersebut agar
kita dapat mengenali dan mempelajari keanekaragaman manusia, bertukar
pendapat, memahami berbagai macam karakteristik, sifat, dan pola pikir.
Sehingga tidak jarang Rasulullah ‫ ﷺ‬melibatkan para sahabat-nya dalam
menentukan berbagai macam masalah dan problematik yang terdapat di
masyarakat. Salah satu contohnya adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam Perang Khandaq
mengambil pendapat dari seorang sahabat yaitu Salman Al-Farisi yang notabene
merupakan sahabat yang berasal dari non-Arab.11
Satu contoh lagi yaitu ketika sahabat Khalid bin Walid dalam sebuah
peperangan menawarkan kepada Rasulullah daging dhab untuk dimakan yang
padahal orang arab memang tidak memakannya. Maka pelajaran yang dapat kita
ambil dari peristiwa ini adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak langsung menolaknya secara
mentah-mentah melainkan dengan kata-kata yang lembut yaitu dengan
mengatakan bahwasanya dhab tersebut bukan makanan daerahnya. Beliau ‫ ﷺ‬juga
tidak serta-merta mengharamkan daging dhab untuk dimakan, akan tetapi beliau
‫ ﷺ‬memberikan toleransi untuk memakannya walaupun beliau ‫ ﷺ‬sendiri enggan
untuk memakannya.12
Terlepas dari perbedaan di atas, Allah ‫ ﷻ‬menegaskan bahwa pada hakikatnya
semua manusia itu sama, namun yang membedakan derajat manusia di mata Allah
hanyalah ketakwaannya, sebagaimana yang telah penulis sebutkan pada Quran
surat al-Hujurat di atas. Sehingga tidak ada alasan untuk merendahkan sesama.
Keberagaman sangat dibutuhkan dalam kehidupan di dunia ini. Menghapus
perbedaan sama halnya melawan hukum alam, sunnatullah.

11
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (Jakarta: Gema Insani, 2013) hlm. 222.
12
Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2002) hlm.
1408, no. 5536, 5537.
15

B. Dialog Teori
Di balik keberagaman bangsa Indonesia, dapat kita pastikan bahwa oknum-
oknum di dalamnya pasti menginginkan sesuatu yang disebut persatuan.
Sebagaimana Rasulullah ‫ ﷻ‬juga menginginkan umatnya bersatu berupa
mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshor tatkala tiba di kota
Madinah. Akan tetapi asas yang mendasari upaya persatuan tersebut berbeda.
Karena latar belakang upaya persatuan Indonesia itu berlandaskan pancasila.
Sedangkan dalam islam sendiri upaya persatuan tersebut berdiri atas dasar
persaudaraan sesama islam dan agama.
16

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu; dimensi vertikal, dan
horizontal. Adapun jika dilihat dari dimensi horizontal adalah integrasi
nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat.
Sedangkat jika dilihat dari dimensi vertikal adalah integrasi nasional
menyangkut hubungan keserasian di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya.
2. Ada tiga faktor yang mempengaruhi dalam proses mewujudkan integrasi
nasional. Pertama, faktor pendorong berupa; (1) adanya perasaan senasib dan
seperjuangan, (2) adanya ideologi nasional dan pancasila, (3) terdapat sikap
atau tekad atau keinginan bersatu kembali, (4) adanya ancaman dari pihak
luar. Kedua, faktor pendukung berupa; (1) penggunaan bahasa yang sama
atau bahasa nasional, (2) adanya semangat persatuan dan kesatuan di dalam
sebuah bangsa, (3) memiliki kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan
yang sama, (4) terdapat jiwa dan rasa semangat untuk bergotong royong
saling bahu membahu membantu. Ketiga, Faktor penghambat berupa; (1)
kurangnya toleransi terhadap golongan lain, (2) tidak adanya penghargaan
terhadap perbedaan, (3) ada rasa tidak puas terhadap ketimpangan sosial dan
ketidak merataannya pembangunan. (4) kesadaran dalam diri masing-masing
individu.
3. Problematika yang muncul terjadi karena kemajemukan masyarakat, dan
kurangnya perhatian negara serta masyarakat dalam mewujudkan integrasi
nasional. Dan itu dapat dilihat dari delapan aspek, yaitu; geografi, demografi,
kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
17

B. Saran
Saling menghormati dari setiap perbedaan yang ada. Karena Negara
Indonesia berdiri atas dasar perbedaan sehingga memiliki tekad untuk bersatu.
sebagaima yang disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Ir.
Soekarno:
“Negara ini, Republik Indonesia, bukanlah milih suatu golongan, bukan milik
suatu agama, bukan milih suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-
istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari sabang sampai merauke!13”

13
https://jagokata.com/kata-bijak/dari-soekarno.html?page=2. Diakses pada tanggal 28 Februari
2020.
18

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mubarakfuri, Shafiyurrahman, Sirah Nabawiyah (Jakarta: Gema Insani, 2013)


hlm. 222.

Al-Qur’an Al-Karim

Al-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir, Tafsir as-Sa’di, Riyadh: Dar al-Salam, 2002.

http://3npgsd.blogspot.com/2014/01/berbagai-permasalahan-integrasi-
nasional_18.html?m=1.

http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html.

https://brainly.co.id/tugas/17446883.

https://greatedu.co.id/greatpedia/integrasi-sosial-beserta-faktor-pendorong-dan-
penghambat.

https://jagokata.com/kata-bijak/dari-soekarno.html?page=2.

https://kbbi.web.id/integrasi.

https://kbbi.web.id/nasional.

https://www.edukasippkn.com/2016/05/pengertian-integrasi-vertikal-
dan.html?m=1.

Ibn Isma’il al-Bukhari, Muhammad, Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir,
2002.

Anda mungkin juga menyukai