Oleh :
Ridwan Dwinarto 2019.38.1055
Vanny Eka Dharmawan 2019.38.1061
Zufar Ahnavy Karim 2019.38.1062
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan letak geografis yang dipisah oleh lautan
menjadi jajaran pulau-pulau. Dari segi wilayah, Indonesia terbagi menjadi tiga,
yaitu; Indonesia bagian barat, Indonesia bagian tengah, dan Indonesia bagian
timur. Hal itu menyebabkan Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa,
agama, ras, dan budaya. Sehingga tidak jarang terdengar adanya konflik di negara
ini yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan tersebut. Walaupun tentunya hal
itu menyelisihi sila ketiga pancasila yaitu persatuan Indonesia.
Kemudian Indonesia dikenal pula sebagai negara dengan tingkat kemajemukan
yang tinggi. Sehingga timbulnya konflik adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena
itu, rasa persatuan dan kesatuan atas dasar pancasila harus dipertahankan demi
terwujudnya cita dan luhur bangsa seperti yang diharapkan oleh para founding
father terdahulu. Namun fakta di lapangan sangatlah miris. Munculnya konflik
antar umat beragama dan perang antar suku kerap terjadi di negara ini.
Oleh karenanya penting bagi seluruh jajaran masyarakat untuk menjaga
persatuan dan kesatuan. Terlebih lagi pada zaman sekarang, dikarenakan kawula
muda sulit dalam memerhatikan pentingnya persatuan dan kesatuan itu sendiri.
Kebanyakan dari mereka bersifat individual dan bersikap tak acuh terhadap orang
lain di sekitarnya. Upaya untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan tersebut lah
yang dinamakan sebagai integritas nasional. Karena sebuah bangsa tidak bisa
disebut sebagai sebuah kesatuan jika oknum-oknum di dalamnya tidak bersatu.
Dengan demikian, penulis akan membahas tentang integritas dimulai dari
dimensi, faktor-faktor pendukung dan penghambat proses integrasi, serta
problem-problem penghambat proses integrasi, supaya kita dapat memahami
proses dan pentingnya hal yang disebut dengan integritas nasional. Sehingga hal
tersebut dapat meminimalisir terjadinya gesekan-gesekan yang selama ini terjadi
di masyarakat Indonesia, walaupun sangat tidak mungkin dapat hilang total.
2
B. Fokus Pembahasan
1. Bagaimana macam dimensi dari integrasi nasional?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi integrasi nasional?
3. Apa saja problem dalam mewujudkan integrasi nasional di Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://kbbi.web.id/integrasi. Diakses pada tanggal 2 Maret 2020.
2
https://kbbi.web.id/nasional. Diakses pada tanggal 2 Maret 2020.
3
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html. Diakses pada tanggal 2
Maret 2020.
4
1. Dimensi vertikal
Integrasi dari segi dimensi vertikal adalah dimensi yang berkenaan dengan
upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite dan
massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Jadi, integrasi vertikal merupakan
upaya mewujudkan integrasi dengan menjebatani perbedaan-perbedaan antara
pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional dalam dimensi yang demikian biasa
disebut dengan integrasi politik. dalam dimensi vertikal tantangan yang ada
adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana latar belakang
pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung
berpandangan tradisional.
Bersamaan dengan itu, demontrasi yang menentang kebijakan pemerintah
juga kerap kali terjadi, bahkan seringkali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-
tindakan anarkis. Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan
aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan
ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda
adanya integrasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang
diambil oleh pemerintah yang tidak atau kurang sesuai dengan keinginan dan
harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal. Memang
tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh
warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat
melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga masyarakat.
2. Dimensi horizontal
Integrasi dari segi dimensi horizontal adalah dimensi yang berkenaan dengan
upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat itu sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku,
perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jadi,
integrasi horizontal merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan
menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional
dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi teritorial.
5
1. Faktor pendorong
4
https://www.edukasippkn.com/2016/05/pengertian-integrasi-vertikal-dan.html?m=1. Diakses
pada tanggal 24 Februari 2020.
6
5
https://brainly.co.id/tugas/17446883. Diakses pada tanggal 24 Februari 2020.
7
6
https://greatedu.co.id/greatpedia/integrasi-sosial-beserta-faktor-pendorong-dan-penghambat.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2020.
9
7
http://3npgsd.blogspot.com/2014/01/berbagai-permasalahan-integrasi-nasional_18.html?m=1.
Diakses pada tanggal 24 Februari 2020.
10
c. Kekayaan Alam
Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan
penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya
disintegrasi bangsa. Karena hal ini meliputi hal-hal seperti; pengelolaan,
pembagian hasil, dan pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari
pengelolaan.
d. Ideologi
Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah di dalam terjadinya
konflik di negara ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap
agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan
bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi
bangsa. Oleh sebab itu, perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama
mengenai pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat
beragama secara berkesinambungan.
e. Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
berbagai ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam bermasyarakat dan sering
mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda paham apabila tidak
ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam
masyarakat. Selain itu, ketidaksesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat
yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan
kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidakadilan
di dalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan
pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan
bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang
melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat
ketidakpastian hukum.
11
f. Ekonomi
Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar
penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat
Indonesia yang semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin
dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu
melalui KKN.
g. Sosial budaya
Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik
apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang
satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering
terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern
dengan kelompok yang relatif terbelakang.
h. Pertahanan keamanan
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, informasi, dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung di
dalam pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang
bersumber dari permasalahan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.
2. Solusi
Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan kebijakan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa,
gender, dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan, dan
persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina
stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah
dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen. Adapun kebijakan yang
diperlukan guna memperkukuh upaya integrasi nasional adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan nilai-nilai pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa
persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat
Indonesia.
b. Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya tindakan KKN.
12
8
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html. Diakses pada tanggal
24 Februari 2020.
13
BAB III
PERSPEKTIF ISLAM
A. Perspektif Islam
Mengacu pada pemaparan di atas, penulis mengambil sebuah poin yang
terdapat dalam sub bab “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Integrasi Nasional”
yaitu tentang perbedaan dan kemajemukan. Sehingga hal ini penting untuk
menjadi bahan pembahasan dalam konsep Islam.
Dalam agama Islam, kemajemukan merupakan suatu keharusan dalam
kehidupan. Bahkan keberagaman adalah bagian dari tujuan agama itu sendiri. Ia
adalah sunnatullah. Sebagaimana Allah ﷻtelah berfirman:
Imam Al-Sa’di dalam kitab Tafsir As-Sa’dy menafsirkan ayat diatas dengan
perkataannya:
Allah mengabarkan kepada kita bahwa Dia menciptakan manusia dari
sumber yang sama, dari jenis yang sama, dan kita semua merupakan hasil
dari pasangan laki-laki dan wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah
dari Nabi Adam dan Hawa. Kemudian Allah ﷻmemberikan kepada keduanya
keturunan yang banyak baik laki-laki maupun perempuan, kemudian Allah ﷻ
memisahkan kita dan menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
yaitu; baik dari suku-suku yang besar maupun suku-suku yang kecil,
kemudian Allah menjadikan hal tersebut supaya kita saling mengenal, hal
tersebut dikarenakan jika Allah tidak menjadikan kita bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa, maka kita tidak akan mendapati adanya perintah agar
kita saling menasihati, saling tolong-menolong, saling mewarisi dan perintah
untuk menyambung dan menjaga hubungan kekerabatan.10
9
QS. Al-Hujurat (49) : 13
10
Abdurrahman bin Nasir Al-Sa‘di, Tafsir as-Sa‘di, (Riyadh: Dar al-Salam, 2002), hlm. 946.
14
11
Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah (Jakarta: Gema Insani, 2013) hlm. 222.
12
Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2002) hlm.
1408, no. 5536, 5537.
15
B. Dialog Teori
Di balik keberagaman bangsa Indonesia, dapat kita pastikan bahwa oknum-
oknum di dalamnya pasti menginginkan sesuatu yang disebut persatuan.
Sebagaimana Rasulullah ﷻjuga menginginkan umatnya bersatu berupa
mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshor tatkala tiba di kota
Madinah. Akan tetapi asas yang mendasari upaya persatuan tersebut berbeda.
Karena latar belakang upaya persatuan Indonesia itu berlandaskan pancasila.
Sedangkan dalam islam sendiri upaya persatuan tersebut berdiri atas dasar
persaudaraan sesama islam dan agama.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu; dimensi vertikal, dan
horizontal. Adapun jika dilihat dari dimensi horizontal adalah integrasi
nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat.
Sedangkat jika dilihat dari dimensi vertikal adalah integrasi nasional
menyangkut hubungan keserasian di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya.
2. Ada tiga faktor yang mempengaruhi dalam proses mewujudkan integrasi
nasional. Pertama, faktor pendorong berupa; (1) adanya perasaan senasib dan
seperjuangan, (2) adanya ideologi nasional dan pancasila, (3) terdapat sikap
atau tekad atau keinginan bersatu kembali, (4) adanya ancaman dari pihak
luar. Kedua, faktor pendukung berupa; (1) penggunaan bahasa yang sama
atau bahasa nasional, (2) adanya semangat persatuan dan kesatuan di dalam
sebuah bangsa, (3) memiliki kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan
yang sama, (4) terdapat jiwa dan rasa semangat untuk bergotong royong
saling bahu membahu membantu. Ketiga, Faktor penghambat berupa; (1)
kurangnya toleransi terhadap golongan lain, (2) tidak adanya penghargaan
terhadap perbedaan, (3) ada rasa tidak puas terhadap ketimpangan sosial dan
ketidak merataannya pembangunan. (4) kesadaran dalam diri masing-masing
individu.
3. Problematika yang muncul terjadi karena kemajemukan masyarakat, dan
kurangnya perhatian negara serta masyarakat dalam mewujudkan integrasi
nasional. Dan itu dapat dilihat dari delapan aspek, yaitu; geografi, demografi,
kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
17
B. Saran
Saling menghormati dari setiap perbedaan yang ada. Karena Negara
Indonesia berdiri atas dasar perbedaan sehingga memiliki tekad untuk bersatu.
sebagaima yang disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Ir.
Soekarno:
“Negara ini, Republik Indonesia, bukanlah milih suatu golongan, bukan milik
suatu agama, bukan milih suatu kelompok etnis, bukan juga milik suatu adat-
istiadat tertentu, tapi milik kita semua dari sabang sampai merauke!13”
13
https://jagokata.com/kata-bijak/dari-soekarno.html?page=2. Diakses pada tanggal 28 Februari
2020.
18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Al-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir, Tafsir as-Sa’di, Riyadh: Dar al-Salam, 2002.
http://3npgsd.blogspot.com/2014/01/berbagai-permasalahan-integrasi-
nasional_18.html?m=1.
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html.
https://brainly.co.id/tugas/17446883.
https://greatedu.co.id/greatpedia/integrasi-sosial-beserta-faktor-pendorong-dan-
penghambat.
https://jagokata.com/kata-bijak/dari-soekarno.html?page=2.
https://kbbi.web.id/integrasi.
https://kbbi.web.id/nasional.
https://www.edukasippkn.com/2016/05/pengertian-integrasi-vertikal-
dan.html?m=1.
Ibn Isma’il al-Bukhari, Muhammad, Shahih al-Bukhari, Beirut: Dar Ibnu Katsir,
2002.