Anda di halaman 1dari 6

Wahyu

Peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting.
sebagai ideologi terbuka , Pancasila pada prinsipnya dapat menerima unsur unsur dari bangsa
lain sepanjang tidak bertentangan dengan nilai nilai dasarnya. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan pemahaman dan pengamalan Pancasila selalu berkembang sesuai dengan
dinamika perkembangan zaman. Dengan begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap
berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat
memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan
tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman
dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .

Adapun langkah langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi


terhadap nilai nilai nasionalisme,antara lain :
1.

Menanamkan dan mengamalkan nilai nilai pancasila dengan sebaik baiknya.

2.

Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik baiknya.

3.

Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik ,ideologi,ekonomi,serta sosial


budaya bangsa.

4.

Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misalnya mencintai produk


dalam negri.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme


1.

Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan

demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika


pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.

Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,

meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan


adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang
menunjang kehidupan nasional bangsa.
3.

Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik

seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah

maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan


bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

1.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme


Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme

dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup


kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal
tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2.

Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk

dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3.

Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri

sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat
yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.

Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya

dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang
dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.

Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian

antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak


akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh
terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi
mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di
negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum
tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan
dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Felix

Tujuan hirarki
Hal yang dimaksud dengan pancasila bersifat hirarkis dan berbentuk piramidal
adalah dalam pancasila ini berarti memiliki hubungan antara kelompok sila yang
ada dalam pancasila dan bersifat erat. Hirarkis sendiri memiliki arti yaitu
pengelompokan / penggolongan.
Pancasila yang terdiri dari 5 sila itu saling berkaitan yang tak dapat dipisahkan:

Sila pertama menjelaskan bahwa pada sila pertama itu meliputi dan

menjamin isi sila 2, 3, 4, dan 5, artinya dalam segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus dijiwai nilai-nilai ketuhanan Yang
Maha Esa.

Sila kedua tertulis kemanusiaan yang adil dan beradab yang diliputi sila ke-1

dan isinya meliputi sila 3, 4, dan 5, dalam sila ini terkandung makna bahwa
sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk tuhan
yang beradab, maka segala hal yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara harus mencerminkan bahwa negara ini mempunyai peraturan yang
menjunung tinggi harkat dan martabat manusia.

Sila ketiga tertulis persatuan Indonesia yang diliputi dan dijiwai sila 1, 2 yang

meliputi dan menjiwai isi dari sila 4, dan 5, sila ini mempunyai makna manusia
sebagai makhluk sosial wajib mengutamakan persatuan negara Indonesia yang
disetiap daerah memiliki kebudayaan-kebudayaan maupun beragama yang
berbeda.

Sila keempat diliputi dan dijiwai sila 1, 2, 3 yang meliputi dan menjiwai isi

dari sila kelima. Sila ini menjelaskan bahwa negara Indonesia ini ada karena
rakyat maka dari itu rakyat berhak mengatur kemana jalannya negara ini.

Sila kelima yang bertuliskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu

diliputi dan dijiwai oleh isi dari sila 1, 2, 3, dan 4. Sila ini mengandung makna
yang harus mengutamakan keadilan bersosialisasi bagi rakyat Indonesia ini
sendiri tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada.

Susunan sila Pancasila bersifat Hierarkis dan berbentuk Pyramidal.


Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan
Pancasila ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya adalah

menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau pengkhususan dari
sila yang mendahuluinya. Selanjutnya Notonagoro menjelaskan bahwa hal ini hanya suatu
gambaran dari suatu bentuk secara matematis, sehingga sebenarnya dapat saja orang membuat
gambaran secara lain dari kesatuan Pancasila dalam hal bentuknya. Secara singkat uraian
Notonagoro di atas dapat dinyatakan bahwa bentuk susunan hierarkis-piramidal Pancasila ialah:
Kesatuan bertingkat yang tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok pangkalnya,
dan tiap sila merupakan pengkhususan dari sila di mukanya. Sila pertama menjelaskan bahwa
pada sila pertama itu meliputi dan menjamin isi sila 2, 3, 4, dan 5, begitu pula sila- sila
berikutnya saling berkaitan erat dan menjiwai satu dengan yang lain.

Bentuk susunan hierarkis-piramidal Pancasila, dapat digambarkan dalam bentuk diagram


yang disebut dengan diagram hierarkis-piramidal Pancasila. Dengan adanya bentuk diagram ini,
terlebih dahulu dapat diuraikan sebagai pengantar bahwa Tuhan Pencipta segala makhluk, Yang
Maha Kuasa, Yang Maha Esa, asal segala sesuatu dan sekaligus sebagai dasar semua hal yang
ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu Tuhan sebagai dasar dari penciptaannya, yang di
dalam diagram digambarkan sebagai dasar terbentuknya diagram itu, dan salah satu ciptaan
Tuhan adalah manusia. Diagram hierarkis-piramidal Pancasila menunjukkan sekelompok
himpunan manusia yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Adapun himpunan yang merupakan
dasar adalah adanya sekelompok manusia yang dalam kehidupannya selalu mengakui dan
meyakini adanya Tuhan baik dengan pernyataan maupun perbuatannya. Selanjutnya sebagai
pengkhususan diikuti suatu himpunan manusia yang saling menghargai dan mencintai sesama
manusia, memberikan dan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Dalam kehidupan
manusia, secara kodrati terbentuk adanya suatu kelompok-kelompok atau perserikatanperserikatan persatuan sebagai penjelmaan makhluk sosial. Dan salah satu perserikatan adalah
Persatuan Indonesia. Di dalam persatuan itu membutuhkan pimpinan serta kekuasaan untuk
mengatur kehidupan sehari-hari sebagai warga persatuan, dan karena persatuan dibentuk dari
warga rakyat, maka pimpinan harus di tangan rakyat secara kekeluargaan, yang disebut dengan
istilah kerakyatan, sering juga disebut dengan kedaulatan rakyat, dalam arti rakyatlah yang
berkuasa, rakyat yang berdaulat.

ebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda
dengan filsafat lainnya, yaitu :
(1) Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam pancasila merupakan
satu kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dalam hal ini, apabila
tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan
merupakan pancasila.

(2) Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila dengan suatu
sistem yang bulat dan utuh sebagai berikut.
- Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5.
- Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4 dan 5.
- Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4 dan 5.
- Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.
- Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.
(3) Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu substansi
artinya unsur asli atau permanen atau primer pancasila sebagai suatu yang mandiri, dimana
unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri.
(4) Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu realita artinya
ada dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup
bangsa, yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan sehari-hari.

Natan

RAFIF
Tujuan
untuk mendapatkan pengetahuan tentang inti sari atau makna terdalam dalam sila-sila Pancasila
atau secara filsafati dan empiris, serta untuk mengetahui pancasila yang benar, yakni dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan objektif.

Untuk mengetahui Pancasila yang benar, yakni dapat dipertanggungjawabkan,


baik secara yuridis konstitusional maupun secara objektif ilmiah.

Secara yuris-konstitusional, Pancasila merupakan Dasar Negara. Sehingga tidak


setiap orang mampu memberikan tafsiran mengenai isi dari Pancasila secara benar.
Dengan mengkaji Pancasila dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila, maka kita akan
mampu mengetahui secara benar apa yang terkandung di dalam Pancasila.
Secara objektif-ilmiah Pancasila merupakan suatu paham filsafat, philosophical way
of thinking atau philosophical system yang dalam penguraiannya harus logis dan dapat
diterima oleh akal sehat.
Apa yang kita dapatkan
Perlakuan yang adil dalam berbagai kehidupan atau tidak diskriminasi
b.

Menghilangkan politik dinasti (kekuasaan turun menurun; dari orang tua ke

anaknya)
Memberikan kebebasan orang lain memeluk agama dan keyakinan

karena Indonesia mengakui adanya 5 agama dan menjunjung tinggi kepercayaan


Ketuhanan bukan lagi dinamisme,

DEDE

Sisi verbalis dan sisi konotatif mempunyai


hubungan yang langsung, artinya apa yang
diucapkan dapat diteliti, diinterpretasikan,
dan dicari maknanya. Sisi verbalis dan
denotatif tidak terhubung secara langsung,
karena apa yang dikatakan tidak mesti
terwujud dalam kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai