PEMBORAN PENGGALIAN
KARAKTERISASI BATUAN - 2
knik Pertamb
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
Suseno Kramadibrata
Laboratorium Geomekanika & Peralatan Tambang
Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan
Institut Teknologi Bandung
1
Karakteristik Teknis Batuan
bangan ITB
2
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
3
Laboratory Tests For Determining
Relevant Intact Rock Properties
p
bangan ITB
Physical properties: ρ,
ρ γ,
γ porosity,
porosity absorption,
absorption & void ratio
ratio.
knik Pertamb
Hardness
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
D
Determination
i i off Ph
Physical
i l MMechanical
h i lP Properties
i
Laboratory – performed on small rock samples obtained from
field or bore hole
Field - insitu test
Steps laboratory test:
9 Determination of physical properties of intact rock (non destructive test)
9 Determination of mechanical properties of intact rock (destructive test)
4
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
Process of
Investigation
Geotechnical
5
Intact Rock Properties
bangan ITB
information.
With quality cores, mining geotechnical
engineers can more fully understand
formation characteristics & more efficiently
artemen Tek
Shear strength
Ultrasonic velocity
7
Determination of Physical &
Mechanical Properties
p of Intact Rock
bangan ITB
Sample preparation
Direct diamond drilling BQ
BQ, NQ HQ (35 - 75 mm) & L/D = 2 – 2.5
25
knik Pertamb
8
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
Log Bor
9
Checking Parallelism & Flatness
Weighing Rock Specimen
bangan ITB
in water 24 hr: Ww
Saturated weigth specimen immersed in water: Ws
p
Specimen volume without p
pores: Wo - Ws
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
10
Sifat batuan Paramater Pengaruhnya
Sifat Fisik Kandungan air Pemboran, Penggalian
Bobot isi
Porositas
Pemboran, Penggalian
Pemboran, Penggalian
Sifat Fisik
Kekerasan Kekerasan Mineralogi Pemboran, Penggalian & Mekanik
bangan ITB
Sh
Shore sclerescope
l P li
Penggalian
Schmidt rebound hammer Penggalian
Modified Schmidt hammer Pemboran, Penggalian
Standard Kuat Tekan – UCS Pemboran, Penggalian
Kuat Batuan Kuat Tarik Brazilian Pemboran, Penggalian
artemen Tek
Efek Skala
12
Physical Properties
bangan ITB
⎡ Wn - Wo ⎤
Wn Natural water content = ⎢ ⎥ x 100%
Natural density = ⎣ Wo ⎦
knik Pertamb
Ww - Ws
Wo ⎡ Ww - Wo ⎤
y =
Dryy density Saturated water content = ⎢ ⎥ x 100%
W − Ws
Ww W ⎣ Wo
W ⎦
artemen Tek
Wo ⎡ Wn - Wo ⎤
Saturated density = Degree
g of saturation= ⎢ x 100%
Ww − Ws ⎥
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
⎣ Ww - Wo ⎦
⎡ Wo ⎤
⎢ Wn − Ws ⎥
Apparent density = ⎣ ⎦
⎡ Ww - Wo ⎤
Water densityy Porosity- n = ⎢
Ww - Ws ⎥ x 100%
⎣ ⎦
⎡ Wo ⎤
⎢ Wo − Ws ⎥ ⎡ n ⎤
densit =
Tr e density
True ⎣ ⎦ Void ratio = ⎢ ⎥
Water density ⎣1 - n ⎦
13
Stress Strain Curve of Stress
Volumetric Strain = ε V = ε A + 2ε L
UCS Test Strength failure D
Secant
σc 3. Stable crack propagation
Fracture initiation B
σYP
knik Pertamb
1. Closing cracks
Δε Strain
O
ε Axial (%) εl= lateral strain; εv = volumetric strain; ∑a= axsial strain
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
σ (MPa)
σ (MPa)
Average
σc
σYP σc
σYP
Tangent
50% σc
Δσ
Δσ
Δε
Δε
D f
Perilaku
Deformasi i
Batuan Utuh
15
Kuat Tekan Uniaksial (UCS)
bangan ITB
UCS (MPa)
knik Pertamb
Klasifikasi
Bieniawski, 1973 Tamrock, 1988
Lunak 25 - 50 10 – 30 [2-3]
[ ]
Sangat lunak 1 - 25 - 10
16
Klasifikasi Jenis Aplikasi Gigi Gali
(Durst & Vogt, 1988 & Hagan, 1990)
bangan ITB
knik Pertamb
17
Persamaan Kurva Tegangan Regangan
bangan ITB
knik Pertamb
σc 2
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
18
Klasifikasi Penggalian Rock Cutting Menurut
Kekuatan Batuan (Atkinson et al 1986)
bangan ITB
knik Pertamb
Young’s Modulus of σ c2
Kriteria Kekuatan UCS
Modulus Toughness Ti = x 100
Batuan σc 2E
artemen Tek
E T
19
F
Contoh
D
Batuan
UTS << UCS
knik Pertamb
20
Kuat Tarik Dinamik
bangan ITB
tekan statiknya.
Kuat tarik dinamik sangat
g p penting
g untuk diketahui dalam
artemen Tek
21
Klasifikasi Brittleness Index
bangan ITB
7–8 T
Tough
h & plastik
l tik
artemen Tek
15 – 20 Sangat brittle
22
Kecepatan Ultrasonik
bangan ITB
23
Kec. Rambat Gel. Ultrasonik
bangan ITB
24
Sifat Mekanik Batuan Utuh Menurut
Uji Indeks
bangan ITB
Point
P i t Load
L d Index
I d (aksial
( k i l & diametrikal)
di t ik l) - ISRM,
ISRM 1985
knik Pertamb
Breaking Characteristic
Rock Drillabilityy
artemen Tek
C i R
Cutting Resistance
i W
Wedge
d T Test (FA & FL) - O & K
Voest Alpine Rock Cuttability Index (VA-RCI)
Core Cuttability (Roxborough
(Roxborough, 1981)
Impact Strength Index
25
Point Load Index (PLI)
bangan ITB
knik Pertamb
26
Tipe & Syarat Contoh
Batuan Uji PLI
bangan ITB
(ISRM, 1985)
knik Pertamb
artemen Tek
P
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
P W
P
L > 0,5D
L
L
D D D
W2
P W1
P P
28
Kemampuboran Batuan
bangan ITB
9 ukuran butir
9 tekstur
9 derajat pelapukan, dan lain sebagainya.
Beberapa metoda empirik telah dikembangkan untuk memperkirakan unjuk
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
29
Drilling Rate Index (DRI)
bangan ITB
DRI dibuat p
pada 1979,, di Universityy of Tronheim (Norwegia).
( g )
knik Pertamb
30 30
Drilling Rate Index
bangan ITB
31 31
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
S20 dan SJ
Penentuan
32
Penentuan Drilling Rate Index
bangan ITB
Rendah 37 Tinggi 43
Medium 49 Medium 33
Tinggi 65 Rendah 23
33
Klasifikasi Batuan Menurut
bangan ITB
tabel.
Kecepatan pengeboran dalam barre granite 90 cm/menit, faktor
drillability dari batuan gamping di Tulsa = 1,2, maka kecepatan
pengeboran dalam batuan gamping Tulsa adalah 108 cm/menit.
34
Rumus Kombinasi Kecepatan
Pengeboran
b Dalam
l Barre Granite
it
bangan ITB
N = 31 P/d1,4
knik Pertamb
Keterangan:
N = kecepatan pengeboran netto dalam "barre granite"
( /
(m/menit)
it)
artemen Tek
Contoh:
Rock drill H L 538
Kinetic out put power = 15,5 KW
Diameter lubang = 89 mm
Kecepatan pengeboran netto = 0,87 m/menit
35
Drilling Rate Index
bangan ITB
MICA GNEISS
DIABASE PHYLITE
artemen Tek
SANDSTONE PEGMATITE
DIORITE
MONTSONITE
GREYWACKE NORITE
GNESIS
TACONITE GRANITE
10 20 30 40 50 60 70 80 90
Drilling Rate Index
36
Drillability Factor Batuan
Jenis Batuan Asal Batuan DF Jenis Batuan Asal Batuan DF
bangan ITB
Andesit Messy Rock, Washington, USA 1,27 Magnesite Vienna, Austria 0,94
B
Basalt
lt N
New Y
York,
k USA 0 56
0,56 M
Magnesite
it Ki
Kiruna, S
Sweden
d 0 56
0,56
Calcite Hanover, Pa. USA 0,89 Magnesite Kirkland Lake, Ontario, Canada 0,59
Granite Newark NJ
Newark, NJ. USA 1 05
1,05 Quartzite New Zealand 0 78
0,78
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
Granite California, USA 1,10 Rhyolite Kirkland Lake, Ontario, Canada 0,60
Granite gneiss Lamburg, NJ. USA 0,67 Sandstone Michel, B.C. Canada 0,75
Granite gneiss Vancouver, B.C. Canada 0,89 Sandy dolomite Hanover, Pa. USA 0,60
Limestone Millerville, Va. USA 0,89 Siderite Sufferen, N.Y. USA 0,89
Limestone Tulsa, Ok. USA 1,19 Taconite Kirkland Lake, Ontario, Canada 0,84
Limestone Saratoga, N.Y. USA 1,22 Limestone Portsmouth, N.H. USA 1,77
38
Contoh batuan 15 cm x 15 cm x 15 cm dan
ditekan oleh baji hingga belah. Wedge Test
F F
FL = FA =
bangan ITB
L A
FL = Tahanan gali per unit panjang, kN m-1.
FA = Tahanan gali per unit luas, kN m-2 = kPa.
knik Pertamb
F = Beban belah, N.
L = Panjang total bagian yang terbelah, m.
A = Luas total bagian yang terbelah, m2.
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
39
Voest--Alpine Rock Cuttability Index
Voest
VA--RCI
VA
VA-RCI dikembangkan di Zeltweg, Austria
bangan ITB
(Gehring, 1982)
Untuk analisa kinerja road header dan tunnel
knik Pertamb
boring machine.
10x10x5 cm.
Pengujiannya menggunakan pin besi-baja
bulat yang ujungnya dipasang tungsten
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
40
Uji Core Cuttability
bangan ITB
G
Gaya potong
t memberikan
b ik tegangan
t transient
t i t pick
i k saatt memotong,
t
gaya normal adalah gaya yang harus dibangkitkan oleh sebuah mesin
saat mempertahankan kedalaman pemotongannya
Gaya potong adalah satu dari gaya-gaya ortogonal yang bekerja pada
pick saat memotong batu.
41
Uji Core Cuttability
bangan ITB
menjadi 1 m
Pick chisel w = 12.7 mm, FRA
0o, BCA 5o.
Tungsten carbide kualitas
standard, grain nominal 3 - 3.5
mm cobalt 9 - 10%.
mm, 10%
42
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
43
Metoda Penentuan Cutting Performance
Roadheader
bangan ITB
45
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
Batuan
Tipikal Gaya Potong & Energi Potong
46
Gaya Potong & Energi Potong Batuan Pasir
bangan ITB
2.00
Data
1.50
artemen Tek
F C (kN )
1.00
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
0.50
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Di t
Distance ((cm))
47
Bölükbasi, Koncagül & Pasmehmetoglu (1991)
bangan ITB
Bölükbasi, dkk. (1991) tahanan potong spesifik luas (FA) berkorelasi baik
dengan Energi Spesifik Laboratorium (ESL) dari Core Cuttability Test
knik Pertamb
(Roxborough, 1987).
ESL bukan size dependent dan arah uji potongnya dapat disesuaikan untuk
artemen Tek
anisotropik material bila ukuran percontoh standard tidak dapat dipenuhi, dan
bila ujinya tidak dapat dilakukan tegak lurus terhadap bidang perlapisan.
Bölükbasi, dkk. (1991): suatu massa batuan dengan maksimum ESL sebesar
3,72 MJ/bcm masih dapat digali
48
Power & Height vs Time BL160CM1
700 6
600 5
K
Kurva Time
Ti vs. Power
P
bangan ITB
500 4
Power (kW)
Height (m)
VASM2D--160
VASM2D 400
300
3
2
200 1
knik Pertamb
100 0
0 -1
0 10 20 30 40 50 60 70
Time ((s))
artemen Tek
49 49
Energi Spesifik - UCS
bangan ITB
Beton &
Sandstone 2,63 89 - 5,91 -
sisipan
Claystone 4,55 110 - 8,27 -
50 50
Aplikasi Roadheaders Sebagai Fungsi K Kekar
ekar &
Energi Spesifik (McFeat
(McFeat--Smith, 1978)
bangan ITB
Mesin hanya dapat memotong batuan ini secara ekonomis bila berbentuk
32 MJ/m3 20 MJ/m3
perlapisan setebal kurang dari 0.3 m. Modifikasi mungkin diperlukan.
Kinerja penggalian buruk. Pergantian pick aus secara regular akan membantu
kebutuhan energi gali & me-ngurangi bagian aus. Lebih baik pakai point attack
25 MJ/m3 15 MJ/m3
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
pick dengan kecepatan rendah dan besi sangga samping akan memperbaiki
stabilitas.
Kinerja penggalian sedang. Untuk batuan abrasive perlu sering periksa pick,
20 MJ/m3 12 MJ/m3
karena ppick tajam
j akan memperbaiki
p kinerja.
j
Kinerja sedang - baik dengan keausan rendah. Pick diganti regular untuk batuan
17 MJ/m3 8 MJ/m3
abrasiv.
51
Klasifikasi Roadheaders
bangan ITB
knik Pertamb
Dosco
D O
Overseas Engineering
E i i ltd
9 heavy duty Roadheader (berat Roadheader 98 ton),
9 medium
di d
duty
t RRoadheader
dh d (b (beratt R
Roadheader
dh d 53 ttonnes),
) ddan
artemen Tek
Gehring
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
G h i K.K H.
H
9 Heavy Duty Roadheader: 50-80 ton dan
9 Medium Duty Roadheader: 23
23-50
50 ton
52
Klasifikasi Roadheader
Nuh BILGIN, Cemal BALCI, Istanbul - 2005
bangan ITB
B t (t)
Berat
Roadheader power (kW) (m2) (MPa) (%)
53 53
Impact Strength Index (ISI)
bangan ITB
Protodyakonov adalah
sejenis.
Uji ISI menggunakan
peralatan
l t khusus
kh
artemen Tek
Contoh batu:
9 ukuran 0.95 - 0. 32
cm
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
54
Hubungan UCS & PLI
bangan ITB
Gunsallus & Kulhawy (1984) σc = 16,51s(50) + 51 dolostone, batu pasir, batu gamping
Cargill & Shakoor (1990) σc = 23Is(54) +13 batuan sedimen, batuan metamorf
Kahraman (2001) σc = 8,41Is(50) + 9,51 batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
Is(50 )
Tsidzi ((1990)) σc= batuan metamorf
0,03 + 0,003 Is(50 )
55
Block Punch Index (BPI)
bangan ITB
Salah satu alternatif uji indeks yang relatif baru untuk memperkirakan nilai kuat tekan dari
batuan & berguna untuk batuan berfoliasi tipis sehingga sulit untuk mendapatkan contoh
representatif untuk UCS & PLI sekalipun
sekalipun.
knik Pertamb
Uji BPI dilakukan untuk mengetahui kuat geser secara langsung dari contoh batuan yang
berbentuk silinder tipis.
artemen Tek
Diperoleh gaya dikenakan pada contoh batuan menggunakan punch berbentuk empat
persegi. Keruntuhan yang terjadi disebabkan oleh pecahnya contoh batuan karena
ketidakmampuan contoh batu untuk menahan kuat geser,
geser sedangkan kuat tariknya
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
BPI = Block Punch Index (MPa) F = Beban runtuh (N) r = Jari-jari contoh (mm)
F
BPI = 0,5
⎡ 2 ⎛ K ⎞2 ⎤
4 t ⎢r − ⎜ ⎟ ⎥
⎢⎣ ⎝ 2 ⎠ ⎥⎦
56
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
57
Hubungan UCS & Block Punch Index (BPI)
bangan ITB
Schrier (1988) BPI adalah uji indeks dan bukan untuk mengukur kuat geser
batuan karena kemungkinan dipengaruhi oleh tegangan bending (Everling,
knik Pertamb
1964).
Uji BPI ekuivalen dengan uji indeks lainnya untuk menduga UCS, & tingkat
akurasinya yang lebih baikdaripada uji PLI.
artemen Tek
Rivai (2001): hubungan UCS & BPI dapat dilakukan untuk batuan lunak karena
penekanan yang terjadi pada uji BPI menyangkut suatu luas yang lebih besar
dari point sehingga akan memberikan efek geser.
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
Schrier (1988) σc= 6,1BPI – 3,3 batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
Ulusay & Gokceoglu (1998) σc = 5,5BPIc batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
Rivai ((2001)) σc = 7,13BPIc batu p
pasir, batu lempung,
p g batu lanau, batu andesit
58
Hubungan
g UCS & Impact
p Strength
g Index (ISI)
( )
bangan ITB
Uji ISI sudah tidak direkomendasikan lagi oleh ISRM 1986 – Commision
knik Pertamb
indeks lainnya.
59
Klasifikasi Penggalian Protodyakonov
(Durst
( & Vogt,
g , 1988))
bangan ITB
ISI UCS
Kelas Kekuatan material Tipe tanah / batuan
MPa MPa
knik Pertamb
VI R l tif b
Relatif batu
t lluak
k Soft
S ft clay,
l v. soft
ft sand-stone,
d t chalk,
h lk fi
fine sand,
d 2 20
anthracite, cemented pebble sandstones
VIa Relatif batu luak Gravel soil, broken salte, hard fossil coal, 15 15
hardened clay
VII Batu lunak Hard clay, soft fossil coal, clayey soil, hard 1 10
brown coal
VIIa Batu lunak Gritty clay, coarse clay, loess 0.8 -
VIII Tanah Top soil, peat loam, sand 0.6 -
IX Tanah lepas Sand, dumped soils, soft brown coal 0.5 -
X Tanah lumpur Mud, muddy loess - -
60
Ada 2 tipe untuk batu dan beton: L & N. Energi impak (EI)
tipe L = 0,735 J = 1/3 EI tipe N & dimensinya juga lebih
besar.
Schmidt Hammer
Tipe L untuk uji contoh batuan silinder & tipe N untuk contoh
bangan ITB
Tipe
Referensi Persamaan Tipe Batuan
Hammer
f kt di d
faktor dalam
l b
batuan.
t
Faktor-faktor: beban pada contoh saat pengujian, porositas, pre-existing
crack, bobot isi, kandungan air, ukuran butir & komposisi mineral.
artemen Tek
63
Abrasivitas
bangan ITB
64
Cutting Tools Abrasivity
bangan ITB
Rata Miring
Bergelombang Lengkung 66
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
67
Hasil Pengukuran Lebar Rusak Ujung Pin
di Batu Pasir
bangan ITB
No W mm No W mm
knik Pertamb
1 173-349-115-280 11 661-475-551-404
2 284-203-279-285 12 382-313-404-303
artemen Tek
3 176-181-175-188 13 255-528-213-548
4 254-262-244-336 14 134-181-150-295
5 167-237-200-262
167 237 200 262 15 386-311-246-384
386 311 246 384
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
6 501-781-469-748 16 297-308-279-297
7 663-475-551-404 17 173-206-225-197
8 443-340-444-437 18 173-206-225-197
9 440-559-653-571 19 189-246-100-376
68
Schimazek Abrasivity Factor
bangan ITB
knik Pertamb
σ t dV
F= (N/mm)
100
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
69
Penentuan Schimazek F Batuan Gamping
bangan ITB
Rata Skala %
Mineral % % % % % % % % % %
rata Rosival Volume
knik Pertamb
Q t
Quartz 65 75 60 60 70 60 75 65 75 55 66 10
1.0 66
Hard silica 5 - 10 - 5 10 5 5 - - 4 03
0.3 12
1.2
artemen Tek
Ukuran butir rata2 kuarsa dari sayatan tipis = 0.16 mm, σt = 10.2 MPa Total 71.9
70
Batuan Mineral % Moh Kekerasan Rosival Kekerasan
Mudstone Quartz 0.65 7 5.24 120 80
Calcite 0.11 3 4.5
Mica, clay, plagiclase 0.24 1.5 4
bangan ITB
Laju keausan akibat abrasiv = kehilangan berat pick dan akan naik sesuai
knik Pertamb
72
Thuro & Plinninger, 2003. Hard Rock Tunnel Boring, Cutting,
Drilling & Blasting: Rock Parameters for Excavatability. ISRM 2003
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa bangan ITB
knik Pertamb
73
Thuro & Plinninger, 2003. Hard Rock Tunnel Boring, Cutting,
Drilling & Blasting: Rock Parameters for Excavatability. ISRM 2003
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa bangan ITB
knik Pertamb
74
Thuro & Plinninger, 2003. Hard Rock Tunnel Boring, Cutting,
Drilling & Blasting: Rock Parameters for Excavatability. ISRM 2003
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa bangan ITB
knik Pertamb
75
Thuro & Plinninger, 2003. Hard Rock Tunnel Boring, Cutting,
Drilling & Blasting: Rock Parameters for Excavatability. ISRM 2003
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa bangan ITB
knik Pertamb
76
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
77
6
Pick tungsten carbide
(batuan sedimen) Kuarsa vs. Laju
j
5
bangan ITB
Keausan
knik Pertamb
4
artemen Tek
3
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
0
0 20 40 60 80 100
Kandungan Kuarsa - Vol. % 78
Kandungan Kwarsa Pada Berbagai Batuan
bangan ITB
Jenis Batuan Kandungan kwarsa (%) Jenis batuan Kandungan kwarsa (%)
knik Pertamb
Gabbro 0 Phylite 10 – 25
Gneiss 15 - 50 Quartzite 60 – 100
Granite 20 - 35 Sandstone 25 – 90
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
Greywacke 10 - 25 Slate 10 – 35
Limestone 0 - 5 Shale 0 - 20
Marble 0,00
, Taconite 0 - 10
79
Konsumsi Pick/bcm vs. UCS & F Schimazek
(Voest Alpine Bergtechnik)
bangan ITB
10 0
10.0
knik Pertamb
Picks/bcm
Fsch = 1
Fsch = 0.5
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
0.1
Fsch = 0.1
Fsch = 0.01
0 01
0.01
0.001
0 20 40 60 80 100 120 140 160
UCS - MPa 80
Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi
Keausan Mata Bor
bangan ITB
Mata Bor
knik Pertamb
81
Laju Keausan Alat Gali/Potong
bangan ITB
WEDGE TOOTH
knik Pertamb
artemen Tek
185 mm
Panjang setelah pemakaian
82
Sebelumnya, keausan pick ditentukan dengan mengukur perbedaan
panjang asli dan akhir penggunaan. Menurut kebiasaan di Air Laya,
A Cutting edge B pick harus diganti bila panjangnya mencapai 185 mm dari panjang
aslinya
as ya 2525 mm. Karena
a e a pe
pergantian
ga t a p
pick
c hanya
a ya ddidasarkan
dasa a atas
perbedaan panjang, yang sebetulnya keausan berlebihan dapat saja
bangan ITB
4 0.024 4 0.229 - - - - - -
Rata 0.023 Rata 0.366 Rata 0.022 Rata 0.057 Rata 0.043
83
Karakteristik Massa Batuan
bangan ITB
knik Pertamb
84
Bidang Diskontinuiti / Kekar
bangan ITB
knik Pertamb
diinginkan.
Karakteristik penting bidang diskontinuiti:
kekerapan (frequency) atau jarak antara bidang diskontinuiti
orientasi yang selanjutnya dibagi dalam dua bagian, yaitu arah
kemiringan (dip direc-tion) dan kemiringan (dip).
85
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
86
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
Bidang
87
Stereonet
Pembuata
N40oE/50o
Rock Quality Designation – RQD (Deere,
1964
196 4)
bangan ITB
sepanjang 2 m,
Potongan akibat
penanganan
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
pengeboran harus
diabaikan dari
g
perhitungan
Into bor yang lembek
dan tidak baik berbobot
RQD = 0 (Bieniawski,
1989).
88
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
89
RQD vs. λ
bangan ITB
knik Pertamb
90
Jarak Antar Kekar
bangan ITB
knik Pertamb
91
Klasifikasi Jarak Kekar (Attewell, 1993)
bangan ITB
92
Pengaruh Kekar Pada Penggalian
bangan ITB
DD, Dip & Freq tertentu joint σc ↑ → penggalian massa batuan mudah
Penggalian massa batuan Js ≤ 100 mm, atau s/d 300 mm, tidak dipengaruhi
oleh sifat mekanik batuan utuhnya.
y
artemen Tek
93 93
Orientasi
Gaya potong
maks. rata-
Gaya potong
Energi
Spesifik
Orientasi Kekar vs.
Gaya
y Potongg
rata-rata, kN
rata, kN MJ/bcm
0d
degree 0 38
0.38 0 18
0.18 0 22
0.22
bangan ITB
α=0
artemen Tek
α = 45
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
α = 90
Bidang rekahan
Cleat
α = Sudut relative cleat ke arah gali pick
α = 135
94 94
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
Orientation
95
Gelombang Seismik
bangan ITB
{E ρ tingkat ke
Vs = f {E,ρ, ke-masifan)
masifan)
knik Pertamb
pengukuran magnetik.
Untuk karakterisasi massa batuan digunakan metoda
seismik refraksi dalam menentukan Vs
Vs dapat digunakan sebagai ukuran kemampuan suatu
bulldozer untuk menggaru sebuah massa batuan
96
Seismik Refraksi
bangan ITB
Di seismik refraksi hanya Ti first arrival yang masuk masing-masing geofon saja yang diamati.
Ti first arrival y
yang
g direkam oleh g
geofon terdekat kepada
p sumber energi
g akan merambat langsung
g g di
knik Pertamb
permukaan tanah dan sebuah plot dari Ti first arrival serta jarak tempuh atau rambat (X) untuk setiap
geofon memberikan hubungan garis lurus.
Slopenya adalah kebalikan V1. Bila massa batuan dibawahnya V1 mempunyai kecepatan yang lebih
artemen Tek
tinggi, V2, gelombang refraksi kritis akan selalu ada dan akan merambat sepanjang permukaan lapisan
massa batuan ke-dua dengan kecepatan V2.
Gelombang tekan refraksi kritis menjadi gelombang pertama yang datang di geofon dengan jarak X.
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
Kemiringan atau gradien hubungan nilai-nilai T-X memberikan kecepatan rambat gelombang dari
refraktor horizontal.
V1 * V2 * T0
Kedalaman refraktor ini dari permukaan: D1 =
( 2
2 V2 − V1
2
)
V1 = Kecepatan rambat gelombang pada lapisan permukaan atau pertama.
V2 = Kecepatan rambat gelombang pada batuan lapisan kedua
To = Beda waktu kedatangan ke permukaan berkecepatan rendah
97
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
98
Diagram Skematik Susunan Seismik
Refraksi
bangan ITB
T
0.25
knik Pertamb
0.20
0.15
V2
0 10
0.10
artemen Tek
0.05 To V1
0 00
0.00
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
0 X
100 200 300 400
Jarak - m
Sumber energi
PermukaanS Gelombang
1 2 3 4 5 6 7 8
permukaan
Gelombang refraks
Batuan lapuk
V1 (tanahan) = 500 m
Muka V2 (batuan) = 2000 m
gelombang
Batu ubahan
99
Gelombang Seismik Hasil Perekaman
Oleh Bison Seismograph
bangan ITB
5
Alat perekam data seismik
6 menggunakan Bison-2 Digital
Instantaneous Floating Point
7 g
Signal Stackingg
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
8 Seismograph.
Gelombang seismik yang
9 dibangkitkan di titik sumber
direkam oleh 12 geofon
10
berjarak 2.5 m masing-
11 masing
Laju sampling 0.2 md.
12 Jarak antara geofon pertama
d
dengan palu
l sekitar
kit 1 1.5
5m
0.00 40.00 80.00 120.00 160.00 200.00
WAKTU - milidetik
100
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
101
Indeks Kecepatan
bangan ITB
2
⎧ VField ⎫
VI = ⎨ ⎬
⎩ VLab ⎭
102
Hubungan: VI - RQD - FF
bangan ITB
V
Very poor 0 - 25 > 15 < 0.2
02
Poor 25 - 50 15 - 8 0.2 - 0.4
Fair 50 - 75 8-5 0.4 - 0.6
Good 75 - 90 5-1 0.6 - 0.8
artemen Tek
Indeks
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
L k i
Lokasi VLab. VField RQD1 RQD2 FF1 FF2
Kecepatan
m/s m/s % % m-1 m-1
AL-2 1515 1351 0.79 99.0 75-90 1.02 5-1
AL 3
AL-3 1339 1224 0 83
0.83 94 6
94.6 90 100
90-100 1 37
1.37 <1
103
Klasifikasi Massa Batuan
bangan ITB
berbeda.
3. Untuk melengkapi suatu dasar pengertian karakteristik masing-
masing kelas
kelas.
4. Untuk menghubungkan pengalaman atas pengamatan suatu
kondisi massa batuan di satu tempat dengan lainnya.
5. Untuk menghasilkan data kuantitatif untuk desain rekayasa.
6. Untuk melengkapi suatu dasar umum komunikasi.
104
Rock Mass Rating
(Bieniawski
Bieniawski,, 1973)
bangan ITB
Sistem Rock Mass Rating (RMR), atau sering juga dikenal sebagai
knik Pertamb
G
Geomechanics
h i Cl Classification
ifi i
Klasifikasi ini telah dimodifikasi berulang kali begitu informasi baru dari
studi-studi kasus diperoleh dan menjadikannya sesuai dengan
I t
International
ti l Standard
St d d d dan prosedur.
d
artemen Tek
batuan utuh UCS (MPa) > 250 100 - 250 50 - 100 25 - 50 5-25 1-5 <1
Bobot 15 12 7 4 2 1 0
2 RQD (%) 90 - 100 75 - 90 50 - 75 25 - 50 < 25
Bobot 20 17 13 8 3
artemen Tek
Bobot 20 15 10 8 5
Air Aliran/10 m
ttanah
h panjang tero- None < 10 10 - 25 25 - 125 > 125
wongan (Lt/min)
5 Tekanan air
kekar/MaksTegang 0 < 0.1 0.1 - 0.2 0.2 - 0.5 > 0.5
an utama
Kondiisi umum Kering Lembab Basah Menetes Mengalir
Bobot 15 10 7 4 0
106
RMR - B
Peubah bobot orientasi diskontinuiti
Jurus & kemiringan orientasi Sangat mengun- Mengun- Sedang Tidak Sangat tidak
bangan ITB
Lereng 0 -5 - 25 - 50 - 60
RMR - C
Kelas massa batuan menurut bobot total
artemen Tek
RMR - D
A ti kkelas
Arti l massa b
batuan
t
No. Kelas I II III IV V
Stand up time rata-rata 20 th. utk 15 m 1 th. utk 10 m 1 mgg utk 5 10 jam utk 2.5 30 min utk 1 m
span span m span m span span
Kohesi massa batuan (kPa) > 400 300 - 400 200 - 300 100 - 200 < 100
Sudut gesek dalam > 450 350- 450 250- 350 150 - 250 < 15
107
Stepped
rough
I Profil kekasaran
smooth (roughness) dan
II pemeriannya
i
bangan ITB
Undulating
selang 1 - 10 m
rough
IV skala vertikal dan
horizontal sama
artemen Tek
smooth
V
slickensided
VI
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
rough Planar
VII
smooth
VIII
slickensided
IX
108
Kondisi Kekar
bangan ITB
This is a very complex parameter which includes several sub-parameters: (i) roughness;
(Ii) separation; (iii) filling material; (iv) persistence; and (v) weathering of walls.
Roughness
g / filling
g
knik Pertamb
Bieniawski [9] has proposed a roughness scale which is very easy to check in the field.
(i) Very rough. Near vertical steps and ridges occur on the joint surface.
(ii) Rough. Some ridges are visible. Asperities happen. Joint surface feels very abrasive.
artemen Tek
(iii) Slightly rough. Some asperities happen. Joint surface feels asperous.
(iv) Smooth. No asperities. Smooth feeling of joint surface.
(v) Slickensided. Visual evidence of polashing exists.
The most important consequence of joint roughness is the display of dilatant behaviour
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
when close, coupled joints are subject to shearing stresses. The nature of fillings govern
the shearing stress of open, uncoupled joints and is a related parameter to roughness. A
classification of fillings is out of the scope of Ibis chapter. Anyway, for practical purposes it
is necessary lo distinguish between gouge and soft gouge: (i) ‘gouge’gouge is no filling or filling
with a material of high friction (calcite, sand, crushed rock, etc.); and (ii) ‘soft gouge’ is
filling with a material of low friction (clay, mica, platy minerals, etc.).
COMPREHENSIVE ROCK ENGINEERING. Principles, Practice & Projects. Editor-in-Chief JOHN A. HUDSON - Imperial College of Science,
Technology & Medicine, London, UK. Vol 3. ROCK TESTING AND SITE CHARACTERIZATION. Volume Editor. JOHN A. HUDSON - Imperial
College of Science, Technology & Medicine, London, UK. A Geomechanical Classification for Slopes: Slope Mass Rating. M. R.
ROMANA - Universidad Politécnica Valencia, Spain 109
Pengaruh Orientasi Kekar Dalam
Pembuatan Terowongan & Penggalian
bangan ITB
(Bieniawski, 1989:
1989: Fowell & Johnson, 1991)
knik Pertamb
1 Pengaruh jurus & kemiringan kekar untuk penerowongan – Untuk kepentingan kestabilan
Jurus tegak lurus sumbu terowongan Jurus paralel Dip 0 - 20o
Galian searah Tdk tergantung
Galian melawan kemiringan sumbu terowongan
kemiringan jurus
artemen Tek
kemiringan
45-90o
α = 20-450 α = 45-900 α = 20-450 α = 45-900 α = 20-450
Sangat
Mengun- Tidak mengun- Sangat tdk Tdk
mengun- Sedang Sedang
tungkan tungkan menguntungkan menguntungkan
tungkan
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
110
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
111
Strike Kekar Tegak Lurus Sumbu
Terowongan
g
bangan ITB
Strike bidang diskontinu tegak lurus dengan Strike bidang diskontinu tegak lurus dengan
sumbu terowongan dengan arah dip melawan sumbu terowongan dengan arah dip melawan
knik Pertamb
112
Strike Kekar Tegak Lurus Sumbu
g
Terowongan
bangan ITB
Strike bidang diskontinu tegak lurus dengan Strike bidang diskontinu tegak lurus dengan
sumbu terowongan dengan arah dip searah sumbu terowongan dengan arah dip searah
knik Pertamb
113
Strike Kekar Sejajar Sumbu Terowongan
bangan ITB
Strike bidang diskontinu sejajar dengan sumbu Strike bidang diskontinu sejajar dengan sumbu
terowongan dengan arah dip searah penggalian
knik Pertamb
114
Strike Kekar Sejajar Sumbu Terowongan
bangan ITB
Strike bidang diskontinu sejajar dengan sumbu terowongan dengan arah dip searah penggalian
sebesar 0 – 20
20°
knik Pertamb
artemen Tek
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
115
Rock Mass Quality - Q System
bangan ITB
knik Pertamb
9 RQD
9 Jumlah set kekar
9 Kekasaran kekar atau diskontinuiti utama
9 Derajat alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling
lemah
9 Aliran air
g g
9 Faktor reduksi tegangan
116
Q System
bangan ITB
RQD Jr Jw
Q= x x
knik Pertamb
Jn Ja SRF
artemen Tek
J
Jr = Angka
A k kekasaran
k k kekar
k k J
Ja = Angka
A k alterasi
lt i kkekar
k
Jw = Angka reduksi kondisi air SRF = Faktor reduksi teganga
Ukuran blok - (RQD/Jn)
Kuat geser blok utuh - (Jr/Jn)
Tegangan aktif - (Jw/SRF)
117
Deskripsi & Nilai Q-
Q-Sistem (Barton dkk, 1974)
1. Rock Quality Designation RQD (%)
bangan ITB
A. Very poor 0 - 25
B. Poor 25 - 50
C. Fair 50 - 75
D. Good 75 - 90
knik Pertamb
E. Excellent 90 -100
H. Four joint sets / fissure set 4.09 J. Sandy, gravelly/crushed zone thick enough
J. Multiple joint / fissure set 5.0 1.0b
A. Tightly healed, hard, nonsoftening, impermeable filling, i.e., quartz or epidote 0.75
bangan ITB
D Silt
D. Silty or sandy
d clay
l coatings,
ti smallll clay
l fraction
f ti (non-softening)
( ft i ) 3 20-25
20 25o
E. Softening or low-friction clay mineral coatings, i.e., kaolinite, mica. Also chlorite, talc, gypsum,
& graphite, etc., & small quantities of swelling clays (discontinuous coatings, 1-2 mm or less in thickness) 4 8-16o
artemen Tek
119
5. Stress Reduction Factor `SRF
(a) Weakness zones intersecting excavation, which may cause loosening of rock mass when tunnel is excavated
A. Multiple occurences of weakness zonescontaining clay or chemically disintegrated rock,
bangan ITB
E. Single-shear zones in competent rock (clay-free) & (depth of excavation < 50 m) 5.0
F. Single-shear zones in competent rock (clay-free) & (depth of excavation > 50 m) 2.5
G. Loose open joints, heavily jointed or "sugar cube", etc. (any depth) 5.0
(c) Squeezing rock; plastic flow of incompetent rock under the influence of high rock pressures
N. Mild squeezing rock pressure 5-10
O. Heavy squeezing rock pressure 10-20
E. Exceptionally high inflow or water pressure at blasting, decaying with time 0.2-0.1 > 10.0
F. Exceptionally high inflow or water pressure continuing w/o noticeable decay0. 1-0.05 > 10.0
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
Note :
(i) Factors C-F are crude estimates. Increase Jw if drainage measures are installed.
(ii) Special problems caused by ice formation are not considered.
___________________________________________________________________
a After Barton et.al (1974)
b Nominal
121
Indeks Ekskavasi
bangan ITB
Kriteria Kemampugaruan massa batuan, Kirsten (1982): sifat fisik (Ms), relativitas
orientasi struktur massa batuan terhadap arah penggalian dan beberapa
parameternya Q-sistem,
knik Pertamb
RQD Jr
N = Ms x x Js x
Jn Ja
artemen Tek
Klasifikasi Kirsten tidak menjamin keberhasilan penggaruan oleh suatu jenis buldoser
pada kondisi tertentu, karena daya mesin dan tipe alat garu tidak dilibatkan di dalam
perhitungan.
122
Besaran Parameter, Ms
(Kirsten, 1982).
bangan ITB
Mass Strength
knik Pertamb
Kekerasan Identifikasi
f UCS
CS ((MPa))
Number (Ms)
Batu
B t sangatt Hand-held
H d h ld specimen
i b
breaks
k with
ith h
hammer end
d off 26.4
26 4 - 53.0
53 0 35.0
35 0
keras pick under more than one blow 53.0 - 106.0 70
Batu sama Specimen requires many blows with geological 106.0 - 212.0 140.0
sekali keras pickto break through intact material 212 0
212.0 280 0
280.0
123
Besaran Relative Struktur Permukaan Massa Batuan, Js.
(Kirsten, 1982)
bangan ITB
0 85 0 72
0.72 0 67
0.67 0 62
0.62 0 56
0.56
180 80 1.22 1.32 1.40 1.46 5. Untuk r < 0.125, ambil Js seperti r
180 85 1.33 1.39 1.45 1.50 = 0.125.
124
180/0 90 1 1 1 1
2 # Pemboran Penggallian SK Depa
artemen Tek
knik Pertamb
bangan ITB
125