KETENTUAN TEKNIS
1. Uraian/Jenis Pekerjaan :
BANGUNAN GEDUNG UTAMA LANTAI 1
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Tanah
C. Pekerjaan Pondasi
D. Pekerjaan Beton
E. Pekerjaan Pasangan Dinding
F. Pekerjaan Lantai dan Penutup Dinding
G. Pekerjaan Langit-langit (Plafond)
H. Pekerjaan Penutup Atap
I. Pekerjaan Kunci dan Kaca
J. Pekerjaan Pengecatan
K. Pekerjaan Sanitasi
L. Pekerjaan Instalasi Listrik
M. Pekerjaan Lain-lain
BANGUNAN GEDUNG UTAMA LANTAI 2
A. Pekerjaan Persiapan
B. Pekerjaan Pasangan Dinding
C. Pekerjaan Beton
D. Pekerjaan Lantai dan Penutup Dinding
E. Pekerjaan Langit-Langit (Plafond)
F. Pekerjaan Pengecatan
G. Pekerjaan Sanitasi
H. Pekerjaan Instalasi Listrik
I. Pekerjaan Lain-lain
J. Biaya Penyelenggaraan K3
2. Waktu Pelaksanaan
a. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 120 Hari Kalender
BAB I
Peralatan Kerja
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dasar
pembuatan gambar-gambar selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok kesepakatan
bersama antara Kontraktor dan Pejabat Pembuat Komitmen untuk menghitung volume dari masing-
masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor, serta yang harus dibayar
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua gambar-gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas hal-hal
yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain.
➢ Elevasi muka tanah asli dan masing-masing pekerjaan
➢ Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
➢ Hal-hal lain sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaan
Adapaun gambar-gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:
➢ “ Construction Drawing ” atau “ Working Drawing ”.
➢ “ Shop Drawing ”.
➢ “As Built Drawing”.
Semua gambar-gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat persetujuan
dan disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
4.1. UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan lapangan, termasuk
pekerjaan perataan tanah, galian tanah, serta penanganan, penghamparan dan pemadatan material
timbunan yang diperlukan, pembuangan semua material sisa galian, pengeringan (bila diperlukan),
perlindungan terhadap daerah di sekitarnya, urugan kembali, pengupasan muka tanah, timbunan tanah
pada alur dan elevasi sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
Khusus pekerjaan perataan dan galian tanah harus menggunakan alat berat atau secara mekanis.
Kebutuhan alat berat untuk penggalian dan pengangkutannya serta kombinasi dari kedua alat dan metode
kerjanya harus dihitung berdasarkan jadwal atau waktu yang dibutuhkan untuk penggalian dan harus
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Bila terjadi kesalahan hitung atau
metode kerja sehingga mengakibatkan waktu penyelesaian Kegiatan menjadi mundur atau terjadi
penambahan biaya, maka segala akibat tersebut di atas harus ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
Bila tidak langsung digunakan penyimpanan bahan galian yang akan digunakan tidak diperbolehkan
diletakkan di jalan. Batu besar yang tidak diperkenankan untuk material timbunan dapat disimpan/
dicadangkan bagi keperluan pasangan batu, sesuai dengan spesifikasi. Penggunaan semua material
galian untuk keperluan tertentu ditentukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Kontraktor tidak diperkenankan menghamburkan atau dengan kata lain membuang material galian yang
tidak berguna. semua galian akan dilaksanakan dengan batasan dan sesuai kebutuhan yang diperlihatkan
pada pasal-pasal dari spesifikasi ini berkenaan dengan masalah pengendalian air. Tidak diperbolehkan
menebang pohon tanpa ijin dari Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan dan Instansi
yang terkait.
Pekerjaan perataan, galian dan urugan harus benar-benar rata menurut gambar-gambar potongan
memanjang dan potongan melintang dengan permukaan dan kemiringan yang rapi dan benar-benar rata
dan teratur. Apabila tidak disebutkan lain, semua rumput tanaman dan semua bahan-bahan yang
merusak harus dibuang sebelum bahan urugan diletakkan pada tempatnya. Semua bahan-bahan yang
lemah atau mudah rusak harus diganti dengan bahan-bahan yang baik seperti syarat yang ditetapkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Bahan galian yang didapatkan dari tempat galian tidak mencukupi bagi keperluan penimbunan maka
dapat diperoleh tambahan galian dari daerah bahan galian lain yang telah disetujui Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Lokasi bahan galian yang telah digali harus diperbaiki
sedemikian rupa untuk menghilangkan kemiringan tanah yang tajam dan tidak stabil atau hal lain yang
kurang baik dan berbahaya. Luas dan kedalaman galian masih dalam batas area yang telah disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor bertanggung jawab terhadap
pengaturan dan pembayaran semua bahan galian termasuk bahan lempung dan bahan yang dipilih
sesuai persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
b. Toleransi Dimensi
1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang ditentukan
lebih dari 2 cm dari tiap titik.
2. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup
rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin drainase yang bebas dari permukaan
ini tanpa terjadi genangan.
b. Timbunan/ Urugan
Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan pekerjaan pondasi yang telah
diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Penimbunan diletakkan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan
tetapi dengan ketebalan lepas maksimum 200 mm, pemadatan timbunan dengan tenaga manusia
dan juga dengan tenaga mesin harus dengan ketebalan lepas maksimum 200 mm.
Distribusi bahan di seluruh bagian lapisan harus seragam dan penimbunan harus bebas dari tonjolan,
cekungan, dan alur-alur atau lapisan material yang berbeda susunan atau gradasi dengan material di
sekitarnya.
Bila permukaan lapisan menjadi terlalu keras atau halus, untuk pemadatan dengan lapisan
berikutnya, perlu dilakukan torehan sejajar sumbu penimbunan hingga kedalaman tidak kurang dari
75 mm sebelum dilapisi dengan lapisan selanjutnya.
Pada muka puncak semua timbunan tanah harus diberi kemiringan tidak kurang dari 2% untuk
mendapatkan drainase yang efektif, walau tidak diperlihatkan/ditunjukkan dalam gambar. Permukaan
dari timbunan tanah harus dengan kemiringan 25 hingga dapat berfungsi sebagai drainase.
c. Pemadatan
Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density. Semua timbunan
harus dilembabkan sebesar 2% daripada optimum dan kemudian dipadatkan. Distribusi kelembaban
yang seragam dapat diperoleh dengan metode yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen,
PPTK, Pengawas Lapangan bagi pemadatan lapisan. Bila lapisan teratas (dari lapisan sebelumnya)
dan timbunan yang dipadatkan atau tanah pondasi menjadi kering atau basah untuk memperoleh
ikatan yang baik perlu dilakukan penorehan dan pelembaban dengan menggunakan pancaran air
untuk memperoleh kadar air yang yang baik bagi peletakan lapisan selanjutnya.
5. Pembesian beton harus diikat kuat dengan kawat pengikat besi beton yang terbuat dari
baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40
mm. Tujuannya adalah untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah tempat selama
pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut
beton/ beton dekking yang cukup dan kuat dari lempengan beton campuran 1Pc : 2 Ps,
ukuran 6 x 6 cm, tebal 2 – 3 Cm sesuai peruntukannya sedemikian rupa hingga pembesian
tidak melengkung dan tetap sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
6. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site dalam waktu 1
X 24 jam setelah ada perintah tertulis dari konsultan pengawas.
6.3.3. Cetakan ( Bekisting ).
1. Cetakan untuk pekerjaan beton struktur, yaitu kolom,lantai, balok-balok dan lain-lainnya
dibuat dari papan kayu lokal tebal 2 X 30 cm atau plywood 9 mm untuk beton expose
dengan rangka dan penyangga dari kayu lokal ukuran 5 X 7cm yang berkualitas baik dan
tidak pecah.
2. Konstruksi dari cetakan harus kedap adukan dan tidak melengkung menerima beban-
beban dari adukan basah, Pembesian dan lain-lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan
adukan dengan vibrator.
3. Konstruksi dari Cetakan seperti tiang-tiang penyangga dan lain-lain yang memerlukan
perhitungan harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui untuk
dilaksanakan.
4. Cetakan dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah ditetapkan dalam gambar.
5. Cetakan dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh
dan dijamin tidak berobah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
6. Cetakan harus ,rapat, tidak bocor, permukaan harus lurus dan rata, bebas dari kotoran-
kotoran (serbuk gergaji, potongan kayu,tanah/ Lumpur dan sebagainya). Cetakan harus
mudah membongkarnya tanpa merusak permukaan beton.
7. Cetakan yang sama bila akan dipergunakan lagi harus dibersihkan lebih dahulu sedemikian
sehingga tidak akan terjadi kemungkinan adanya beton yang keropos atau kerusakan-
kerusakan lainnya.
6.3.4. Pengecoran.
1. Penyedia jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan pembesian dan penempatan selimut beton.
2. Pengecoran beton struktur hanya dapat dilaksanakan bila telah mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi. Untuk itu selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal pengecoran
yang direncanakan, Penyedia jasa harus mengajukan Surat permohonan ijin untuk
pengecoran kepada Direksi.
3. Pengadukan beton harus dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk (Beton molen)
kapasitas 350 liter dalam kondisi baik. Kontaktor harus menyediakan minimal 2 (dua) buah
alat sebagai cadangan apabila alat yang satu tidak bekerja.
4. Pengecoran beton baru boleh dilaksanakan apabila pengawas telah memeriksa dan
menyetujui cetakan (form work), pembesian, dan lain-lain dimana beton yang akan dicor
tersebut sudah benar.
5. Pengecoran pada umumnya tidak boleh dituangkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,50
m. Pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya segregasi dan
menjamin satu pengecoran yang tidak terputus. Pengecoran dalam satu unit atau bagian
dari pekerjaan harus dilaksanakan secara menerus atau sampai batas sambungan yang
disetujui Direksi/ pengawas.
6. Apabila Konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya
harus di buat lantai kerja yang rata. Jika tidak ditentukan lain maka lantai kerja harus dibuat
dari beton dengan campuran minimal menurut perbandingan 1Pc : 3 Ps : 5 Kr tebal lantai
kerja ditetapkan minimal 5 Cm.
7. Untuk Volume besar, seperti pengecoran Kolom Struktur, Plat Deck beton dan atap plat
Beton diharuskan menggunakan Jasa Ready Mix.
6.3.5. Pemadatan beton.
1. Adukan Beton struktur harus dipadatkan keseluruhannya dengan alat penggetar yang
dikerjakan oleh tenaga berpengalaman. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan
dituangkan dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Pekerjaan beton yang telah selesai
harus merupakan satu massa yang bebas dari lubang-lubang, segregasi dan kropos.
2. Vibrator yang dipakai harus mempunyai frekuensi tidak kurang dari 6.000 putaran permenit
dan mempunyai lengan sepanjang 6 m. Harus diperhatikan agar semua bagian dari beton
yang digetarkan tidak menyebabkan segregasi dari material-material disebabkan oleh
karena over vibration. Penggetar tidak boleh digunakan pada pembesian terutama pada
pembesian yang telah masuk di beton dan telah mulai mengeras.
3. Jumlah vibrator yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan volume dan kecepatan
pengecoran. Penyedia jasa harus menyediakan vibrator cadangan untuk antisipasi bila
vibrator lain tidak berfungsi.
6.3.6. Perawatan.
1. Beton yang telah dicor dijaga dari benturan benda keras minimal selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
2. Bila terjadi kerusakan, Penyedia jasa diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia
jasa.
3. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas sehingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus minimal selama 10 hari atau lebih ( sesuai dengan ketentuan dalam PBI-
1971).
6.3.7. Pembongkaran Bekisting.
1. Pembongkaran Bekesting tidakboleh dilakukan sebelum waktu pengerasan menurut
PBI“71 dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak
beton yang sudah mengeras dengan lebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi.
2. Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan pembongkaran
bekisting dari bagian-bagian struktur harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang
memberikan kuat tekan minimum seperti tercantum pada daftar sebagai berikut :
Waktu minimal
Struktur
Pembongkaran
Sisi Balok 3
14 Hari
14.1. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Spart Part (OvelHaul Total dan modernisasi Control
System) Escalator
1. Peraturan
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang Undang No. 1 Tahun 1970, tentang keselamatan kerja.
b. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-01/MEN/1980. tentang K3 pada konstruksi bangunan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-04/MEN/1995, tentang PJK3 dibidang lift.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-03/MEN/1999, tentang syarat syarat keselamatan kerja dan
kesehatan Kerja lift untuk mengengkut barang dan orang.
f. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
KEP/407/BW/1999, tentang persyaratan, penunjukan, hak dan kewajiban teknisi lift
g. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
h. Peraturan Instalasi Listrik (PUIL 2000)
i. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
j. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
k. SKSNI T-15-1991-03
l. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-6573- 2001) Tata Cara Perancangan Lift.
m. Standar Nasional Indonesia (SNI 05-7052-2004) Syarat – syarat Umum Konstruksi Lift yang dijalankan
dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
n. Peraturan – peraturan lainnya yang mengikat.( EN 81 , JIS ,ASME )
2. Persyaratan :
A. Umum
1. Rekanan harus ada surat dukungan dari Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan
escalator untuk pekerjaan pengadaan dan pemasangan elevator dan harus mempunyai dan
melampirkan didalam dokumen lelang :
a. NIB perusahaan dengan KBLI ( Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) sebagai berikut :
b. Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Kontruksi dengan klasifikasi bidang usaha Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal, Subklasifikasi MK005 Jasa Pelaksana Konstruksi Pemasangan Lift
dan Tangga Berjalan
c. Surat Penunjukan Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Bidang Kegiatan :
Pemasangan / Instalatir dan Pemeliharaan Pesawat Lift & Escalator yang dikeluarkan oleh
Kementrian Ketenagakerjaan RI
- K3 Pemasangan & Pemeliharaan Elevator & Eskalator yang dikeluarkan oleh Kementrian
Ketenagakerjaan RI, serta mepunyai Kartu Lisensi K3 - Teknisi K3 Elevator dan Eskalator
yang dikeluarkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI.
e. Sertifikat dari 1 (satu) orang personel S1 Teknik Mesin yang mempunyai SKA Madya
Transportasi Dalam Gedung, mempunyai Sertifikat Teknisi K3 Pemasangan & Pemeliharaan
Elevator & Eskalator yang dikeluarkan oleh Kementrian Ketenagakerjaan RI, serta mepunyai
Kartu Lisensi K3 - Teknisi K3 Elevator dan Eskalator yang dikeluarkan oleh Kementrian
Ketenagakerjaan RI
- SKT Teknisi Intalasi Motor Listrik, Kontrol dan Instrumen, serta mempunyai sersertifikat
K3 Pemasangan & Pemeliharaan Elevator & Eskalator serta mempunyai Lisensi K3
Elevator dan Eskalator yang dikeluarkan oleh kementrian Ketenagakerjaan RI
g. Surat penunjukan Keagenan ( Agent Appointment certificate) atau Letter of Agreement antara
Perusahaan pabrik pembuat unit elevator dan eskalator dengan perusahaan yang ditunjuk
sebagai agen elevator dan escalator
h. Sertifikat dari pabrik pembuat elevator : ISO 9001, ISO 14001, BS OSHAS 18001
i. Surat kesanggupan memberi garansi free maintenance selama 6 bulan, garansi free spare part
elevator selama 1 tahun terhitung sejak serah terima pekerjaan.
j. Surat kesanggupan menjamin ketersediaan spare part untuk jangka waktu 10 tahun kedepan
bila ada spare part yang harus diganti karena factor life time maupun karena rusak.
A. Sertifikat garansi dan sertifikat produk :
Perusahaan Agen sekaligus aplikator Elevator dan escalator untuk pekerjaan pengadaan dan
pemasangan elevator diwajibkan menyerahkan dokumen atau sertifikat yang diserahkan setelah serah
terima pkerjaan sebagai berikut :
B. Survey Lokasi
Setiap Perusahaan Agen / distributor escalator bersedia disurvey oleh team lelang ke kantor atau
workshop atau gudang. Hal ini dilakukan terkait dengan kelengkapan ketersediaan spare part
elevator. Serta kaitannya dengan kecepatan penanganan bila ada kerusakan dan ada penggantian
spare part.
C. Lingkup Pekerjaan
1. Sistem harus dari jenis yang sesuai untuk beroperasi didaerah tropis dengan kelembaban tinggi
2. Sistem harus mengikuti standard yang dikeluarkan oleh salah satu dari berikut ini, “ BRITISH
STANDARD INSTITUTION “, Specification for Lifts, Escalators Passengers Conveyors and
Patternosters; BS.2655 AMERICAN NATIONAL STANDARD INSTITUTE, Safety Code for Elevators,
Dumbwaiters, Escalators and Moving Walks; ANSI 17.11.3 Japan Industrial Standards,Atau standard
lain yang dianggap setaraf dan disetujui untuk di pergunakan oleh “DIREKSI PENGAWAS/MK.”
3. Perusahaan agen atau distributor escalator harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di
jelaskan baik dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar perencanaan,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi teknis
ini.
4. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi teknis yang di persyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga seesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa
adanya ketentuan tambahan biaya.
5. Penyelesaian segala perijinan kepada badan yang berwenang sesuai dengan peraturan yang berlaku
6. Pengujian dan commissioning terhadap seluruh sistem oleh pihak dari perwakilan dari perusahaan
elevator yang melaksanakan pekerjaan tersebut.
7. Lingkup pekerjaan yang bukan menjadi tanggung jawab Perusahan subcon escalator :
a. Pengadaan dan pemasangan struktur sipil shaft elevator secara lengkap sehingga dapat
beroperasi dengan baik sesuai dengan fungsinya.
b. Pelaksanaan Pengadaan dan pemasangan hoke kapasitas 8 ton
c. Perapihan celah-celah antara panel-panel operasi pada dinding beton dan celah-celah antara
jamb maupun transom dengan dinding beton sesuai dengan finishing arsitektur.
d. Peralatan pendukung lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan kerja sistem, meskipun
peralatan tersebut tidak disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar Perencanaan
dan Persyaratan Teknis.
e. Penagadaan dan pemasangan Panel SDP escalator dekat dengan posisi mesin escalator
sebesar 60 ampere / unit escalator, 3 phase, 380 Volt, 50 Hz untuk operasional escalator,
Penambahan daya listrik ke PLN bila daya listrik tidak mencukupi.
f. Penagdaan dan penarikan kabel dari Panel MDP ke Panel SDP Escalator
g. Pengadaan dan pemasangan : Power listrik untuk alat kerja selama proses pemasangan
escalator.
h. Penyediaan gudang atau tempat utk penyimpanan unit escalator serta alat kerja selama proses
pemasangan escalator.
8. Hal penting yang harus diperhatikan adalah sistem harus beroperasi tanpa menyebabkan penerusan
suara ke daerah hunian hingga menyebabkan polusi suara di atas ambang batas yang diijinkan.
Sistem juga harus tidak menyebabkan menerusan getaran melalui struktur bangunan yang lebih besar
dari toleransi yang diijinkan.
b. Apabila dalam bentuk terurai maka dalam pemasanganya harus dilakukan oleh tenaga ahli
yang ditunjuk / disetujui oleh pabrik pembuat.
c. Sisi-sisi penyangga pada ujung atas dan ujung bawah kerangka utama (main truss) didudukan
dengan kokoh diatas balok banguanan, menggunakan bantalan isolasi untuk mencegah
transmisi getaran dari mesin Escalator ke struktur ke struktur bangunan.
d. Semua Escalator ditumpu melalui dua penyangga dan menggunakan intermediate support (
bila diperlukan). Gambar Detail penyangga dan hubungannya dengan balok agar dibuat oleh
Kontraktor Escalator untuk dapat dikoordinir di lapangan.
2. Exrterior Panel
Di bagian bawah dan samping dari rangka tersebut dipasang cover / clading
3. Mesin Penggerak
a. Mesin penggerak diletakkan dibagian bawah dari Travelator dan didudukan dengan kokoh ke
Pit Beton Bertulang.
b. Mesin penggerak terdiri dari sebuah motor arus bolak balik 3 phase, transmision reducer dan
rantai penggerak yang memutar.
c. Peralatan Pengatur tegangan lantai tangga diletakkan dibagian bawah kerangka utama dan
harus menjamin adanya tegangan yang konstan.
d. Peralatan Penggerak secara keseluruhan, yang tterdiri dari mesin penggerak, transmisi
(reduction gear), step chain guide rail dan hand rail drive harus mempunyai efisiensi yang tinggi.
7. Pengaturan ( Control )
a. Escalator harus dapat diatur untuk bergerak keatas atau ke bawah sesuai dengan keperluan,
dengan saklar berkunci.
b. Tombol darurat (emergency button) untuk memberhentikan Escalator harus disediakan di
setiap Escalator.
c. Sakelar Starter dan pengatur arah gerak tersebut, bersama dengan tombol darurat harus
dpasang atas dan bawah skirt guard.
8. Ligthing
a. Pada bagian bawah dan atas dari tangga harus dilengkapi dengan step
b. Demarcation ligthing/ fluorescent lamp under step ligthing.
9. Pengaman (Safety)
Escalator harus dilengkapi dengan pengaman antara lain :
a. Current overload safety switch, yang akan memberhentikan Escalator bila terjadi arus lebih di
motor.
b. Handrails inlet safety switch, yang akan memberhentikan Escalator secara otomatis bila jari
tangan atau sesuatu bagian masuk ke lubang handrails.
c. Emergency stop button, yang bila diteken akan memberhentikan Escalator.
d. Step chain safety switch yang akan memberhentikan Escalator bila rantai tangga putus atau
mengalami ganguan.
e. Step chain safety switch yang akan memberhentikan Escalator bilamana sesuatu benda,
seperti ujung sepatu / sandal masuk ke celah antara step Escalator dengan skirt guard.
f. Step chain safety switch pada setiap roiler switch, yang akan memberhentikan Escalator
bilamana sesuatu benda masuk dicelah antara step Escalator dan menyebabkan gerakan
step Escalator terganggu.
g. Landing demarcation comb, garis warna kuning pada batas step Escalator baik disisi atas
maupun bawah.
h. Demarcation lines, garis berwarna kuning disetiap step Escalator untuk memberikan lebih
kejelasan kepada penumpang tentang batas-batas injakan.
i. Knife switch, sakelar pemutus arus untuk keperluan pemeliharaan.
j. Over speed and under speed control switch, yang akan memberhentikan Escalator bila
kecepatan gerak kurang atau melebihi normal.
k. Pengaman terhadap perbedaan kecepatan antara steep dan handrail yang melebihi 10% dari
kecepatan nominal.
l. Pengaman terhadap putusnya rantai penghubung antara penggerak step dan gear box.
m. Pengaman-pengaman lainya sesuai standard pabrik.
n. Automatic switch on – off yang berfungsi memutuskan arus listrik secara automatic jika tidak
ada penumpang.
2. Cara pelaksanaan
1. Permukaan bahan jalan yang telah diberi urugan pasir serta telah dipadatkan, ditabur pasir ayak
sebagai perata dan dipasang paving. Pemasangan paving dipola sesuai gambar rencana atau
sesuai dengan yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK atau Pengawas
lapangan.
2. Pemasangan paving yang bagian tepi jalan dilengkapi dengan paving jenis topi uskup ukuran
sesuai dalam gambar rencana.
3. Pemadatan permukaan paving dilakukan dengan mesin pemadat baby roller hingga mendapat
kepadatan dan kerataan permukaan paving yang dikehendaki.
4. Pengisian nat antar paving menggunakan pasir halus hasil ayakan dan diratakan menggunakan
sapu lidi sampai rongga antar paving terisi pasir hingga penuh, setelah itu sisa pasir yang berada
di permukaan paving harus dibersihkan.
5. Lebar pemasangan paving disesuaikan dengan gambar atau ditentukan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan, kecuali pada pertigaan atau perempatan jalan yang
perlu disesuaikan dengan lengkung kebutuhan di lapangan.
BAB XV
PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA
Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan waktu sesuai dengan
Addendum kontrak telah berakhir, Pemborong harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik
sesuai dengan kontrak kepada Pemimpin Kegiatan secara tertulis.
Pengawas berkewajiban :
- Kontrak Rekanan
- Surat tanggapan dari Pengawas, setelah dapat menerima penyerahan pekerjaan tersebut.
BAB XVI
PEMELIHARAAN BANGUNAN DAN PENYERAHAN KEDUA
Terhitung dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, adalah merupakan masa
pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya, antara lain:
BAB XVII
PENUTUP
17.1. Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan tak disebut perkata atau kalimat
“Diselenggarakan” oleh Penyedia jasa maka dalam hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
17.2 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam
pekerjaan tetapi tidak dimasukkan atau tidak disebut kata demi kata dalam bestek ini haruslah
diselenggarakan oleh Penyedia jasa dan diterima sebagai hal yang disebut.
17.3. Penyedia jasa harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-lain
sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan
Penyedia jasa. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan berat
dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
M. AINUL YAQIN
Direktur