Anda di halaman 1dari 20

METODE PELAKSANAAN

Paket Pekerjaan : Peningkatan Jalan Gabus - Udang Kecamatan Patimuan


Lokasi : Kecamatan Patimuan
Penyedia jasa : CV. BIRAWA

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kita
masih diberi nikmat kesehatan sehingga dapat menyusun metode pelaksanaan
ini.Mengacu pada pengumuman dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab.Cilacap melalui media LPSE Kab.Cilacap tentang paket pekerjaan Peningkatan Jalan
Gabus - Udang Kecamatan Patimuan
b. Maksud Dan Tujuan

Maka dengan ini kami bermaksud dan minat untuk pekerjaan tersebut, karena sesuai
dengan kualifikasi sub bidang pekerjaan yang di miliki oleh perusahaan kami. Adapun
tujuan kami membuat Metode Pelaksanaan ini adalah untuk memberikan gambaran
sejelas – jelasnya kepada panitia lelang di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Cilacap selaku pemilik pekerjaan tentang bagaimana nanti perusahaan kami
menangani / mengerjakan dan menyelasaikan pekerjaan tersebut. Sehingga dengan
keterangan yang akan kami paparkan selanjutnya bisa menjadi bahan pertimbangan bagi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Cilacap untuk memilih perusahaan
kami sebagai rekanan dalam menyelesaikan / melaksanakan paket kegiatan / pekerjaan
tersebut.

II. INFORMASI KEGIATAN

Nama Kegiatan : Peningkatan Jalan Gabus - Udang Kecamatan Patimuan


Lokasi : Kec. Patimuan Kabupaten Cilacap
Jangka Waktu Pelaksanaan : 150 ( seratus lima puluh ) Hari Kalender
Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kab. Cilacap

Lingkup pekerjaan : Pekerjaan Rehabilitasi Peningkatan Pembangunan Ruas


Jalan dan atau pekerjaan bangunan pelengkapnya sesuai
dengan desain dan perencanaan yang ada di dalam
dokumen pengadaan .

Methode Pelaksanaan Page 1


III. METODE PENYELESIAN PEKERJAAN
A. TAHAPAN / URUTAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Kembali
2. Pembersihan Lokasi
3. Sewa Direksi Keet
4. Papan Nama Proyek

II. PEKERJAAN JALAN


1. Galian Biasa (Pelebaran)
2. Timbunan pelebaran ( cabluk )
3. Waterbound Macadam untuk Pek. pelebaran
4. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
5. Bekisting untuk permukaan Beton
6. Pasang Plastik Film
7. Pembesian dengan besi polos atau ulir
8. Pembuatan 1 M3 Beton Mutu Fc 26,4 Mpa
III. PEKERJAAN TURAP
1. Galian tanah biasa
2. Penyediaan dan pemancangan cerucuk bamboo
3. Urugan pasir bawah pondasi
4. Pasangan batu kali 1pc : 4pp
5. Plesteran 1 pc : 4pp
6. Acian
7. Timbunan biasa ( mendatangkan material cabluk )

B. BAGAN ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Start

M.C 0 Papan nama dan Direksi Mobilisasi


% keet,Bowplank (alat,bahan dan tenaga)

Waterbound untuk pek. Timbunan Pembersihan lokasi dan


pelebaran pelebaran ( Galian tanah biasa untuk
cabluk ) pelebaran

LPA Kelas A Begisting untuk Plastik Pembesian dg.


permukaan beton film Besi ulir atau
polos

Urugan
pasir Crucuk Galian tanah Pembuatan 1 m3 Beton
bawah Bambu biasa Mutu Fc. 26,4 Mpa
pondasi

Pas. Batu Kali Plesteran 1pc : 4pp Acian Timbunan Bahu Jalan
1pc : 4 pp (Mendatangkan
Cabluk))

Selesai

Methode Pelaksanaan Page 2


C. WAKTU PEYELESAIAN PEKERJAAN :
Sesuai dengan dokumen pengadaan bab iv LPD bahwa jangka waktu yang di berikan
adalah 120 ( seratus dua puluh ) hari kalender. Maka kami menawarkan akan
menyelasaikan pekerjaan tersebut dalam jangka waktu sekitar 105 ( seratus lima ) hari
kalender dan sudah memperhitungkan hari raya idul fitri. Adapun detil rincian waktu
yang kami tawarkan sebagai berikut sesusai jadwal pelaksanaan yang kami buat.
WAKTU P ELAKSANAAN
J UMLAH HARGA
NO URAIAN P EKERJ AAN VOLUME BOBOT BULAN I BULAN II BULAN III MINGGU IV
(Rp)
% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
I. P EKER J A A N P ER S IA P A N
1 P embers ihan lo kas i 1,00 unit 400.000,00 0,05 0,05
2 P engukuran ulang 1,00 unit 200.000,00 0,02 0,01 0,01
3 P apan nama pro yek 1,00 Bh 200.000,00 0,02 0,02
4 Sewa direks i keet 4,00 Bln 1.000.000,00 0,11 0,11
II P EKER J A A N J A LA N
1 Galian Bias a untuk pelebaran 132,00 m3 6.014.610,81 0,68 0,227 0,227 0,227
2 Timbunan pelebaran (cabluk) 132,00 m3 8.191.220,42 0,93 0,309 0,309 0,309
3 Waterbo und Macadam untuk P ekerjaan pelebaran 99,00 m3 28.744.472,49 3,25 1,084 1,084 1,084
4 Lapis P o ndas i Agregat Kelas A 231,00 m3 59.450.753,07 6,72 3,362 3,362
5 Begis ting untuk permukaan beto n 106,43 m2 14.444.851,22 1,63 0,233 0,233 0,233 0,233 0,233 0,233 0,233
6 P las tik film 2.420,00 m2 22.385.000,00 2,53 0,362 0,362 0,362 0,362 0,362 0,362 0,362
7 P embes ian dg bes i ulir atau po lo s 7.920,00 Kg 92.654.385,12 10,48 1,497 1,497 1,497 1,497 1,497 1,497 1,497
8 P embuatan 1 M3 Beto n Mutu Fc 26,4 Mpa 440,00 m3 473.992.084,99 53,62 7,66 7,66 7,66 7,66 7,66 7,66 7,66
III P EKER J A A N TUR A P
1 Galian tanah bias a 138,00 m3 6.288.002,21 0,71 0,237 0,237 0,237
2 Urugan kembali 46,00 m3 1.871.947,00 0,21 0,21
3 P enyedian dan P emancangan Cerucuk bambu 2.070,00 m' 17.773.020,00 2,01 0,67 0,67 0,67
4 Urugan pas ir bawah po ndas i 8,63 m3 1.858.212,26 0,21 0,21
5 pas . Batu kali 1pc : 4ps r. 165,60 m3 116.840.011,22 13,22 3,304 3,304 3,304 3,304
6 P les teran 1pc : 4ps r. 327,75 m2 16.573.081,88 1,87 0,469 0,469 0,469 0,469
7 Acian 327,75 m2 9.786.090,60 1,11 0,553 0,553
8 Timbunan Bias a (Mendatangkan Material) cabluk 34,80 m3 5.369.393,96 0,61 0,61

D. METODE PELAKSANAAN

a. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan adalah tindakan atau langkah-langkah yang diambil dalam


rangka mengoptimalkan kematangan sebelum memulai melaksanakan pekerjaan
konstruksi pada tahap selanjutnya. Kegiatan ini meliputi kegiatan-kegiatan yang
menyangkut pengendalian semua aspek kepentingan baik yang tercakup dalam
kepentingan fisik maupun kepentingan administratif yang akan menunjang dan
mengakomodir dalam kegiatan pelaksanaan proyek sesuai dengan estimasi dalam
jangka waktu tertentu yang telah direncanakan ke depan. Kegiatan tersebut
diantaranya adalah :

1. Memberi Surat Pemberitahuan Kepada PPK, Pihak Pengguna Jasa, dan


Aparat Pemerintah Setempat.

Langkah Awal yang akan kami laksanakan setelah kami ditunjuk sebagai pemenang
dalam pelelangan ini dan kami telah menerima SPMK dan SPL kami akan mengirim
Surat Pemberitahuan Mulai Pekerjaan yang ditujukan kepada Pengguna Jasa secara
tertulis berupa Surat Pemberitahuan Mulai Kerja yang merupakan Pemberitahuan
awal dari pihak kami selaku Penyedia Jasa yang ditujukan kepada : Pejabat Pembuat
Komitmen, Direksi/Pengawas Pekerjaan, Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak (TIM
MC 0%), dan Aparat Pemerintahan terkait yang lokasinya terkena alur pekerjaan ini
seperti CAMAT, Kepala Desa, Danramil serta Kapolsek Wilayah terkait, yang
berisikan pemberitahuan akan dimulainya Pelaksanaan Pekerjaan.

Methode Pelaksanaan Page 3


2. Sosialisasi

Dalam sosialisasi ini Pihak Pengguna Jasa mengundang Instansi Pemerintahan


setempat dan Tokoh Masyarakat wilayah terkait yang terkena imbas dari Pekerjaan
Paket ini, dari Pihak pengguna jasa menjelaskan secara umum tentang pelaksanaan
Pekerjaan Peningkatan Jalan Dan Pembangunan Talud Jalan Gabus – Udang Kec.
Patimuan. Kabupaten Cilacap terutama masalah rencana pemakaian jalan masuk ke
lokasi pekerjaan sebagai sarana angkutan bahan/material yang mana jalan tersebut
merupakan jalan Pemda, tidak adanya ganti rugi tanah ataupun tanaman yang
terganggu oleh pelaksanaan pekerjaan dan juga menjelaskan teknis pelaksanaan
pekerjaan sehingga masyarakat memahami maksud dan tujuan dari pelaksanaan
pekerjaan ini. Dari hasil sosialisai ini didapat kesepakatan dan dibuatkan Berita acara
yang di tandatangani oleh pemerintahan setempat, Direksi Pekerjaan dan Pihak
Penyedia Jasa.
Kami merencanakan pekerjaan Sosialisasi 1 Hari

3. Jalan Masuk Ke Daerah Kerja

Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan setempat yang
berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Kami akan
berpegang teguh pada semua peraturan dan hukum yang berlaku dalam hal
penggunaan arah angkutan.

4. Pembersihan Lapangan & Pembuatan Direksi Keet dan Los Bahan

1. Sebelum pelaksanaan kegiatan bangunan dimulai, semua daerah yang akan


ditempati atau yang dilewati jalur bangunan dibersihkan sesuai dengan petunjuk
Direksi.

2. Pembersihan meliputi pembersihan sampah dan bahan lain yang mengganggu.


Bahan-bahan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau di buang, kecuali
ada ketentuan lain yang disetujui Direksi. Hanya pohon-pohon yang
mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang
dibersihkan, sedangkan pohon-pohon yang tidak mengganggu tetap dibiarkan
ditempat.

3. Direksi Keet adalah bangunan sementara yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan


(Site) yang brefungsi sebagai kantor/ruang keja bagi staf-staf pelaksana dan
Direksi yang terlibat langsung dalam hal pelaksanaan selama pekerjaan.

4. Semua kegiatan-kegiatan penting mengenai perekaman pekerjaan akan


dihimpun dan diolah secara langsung di Kantor Direksi, seperti pelaksanaan
rapat, Kunjungan tim Inspectorat dari Instansi-instansi lain yang terkait,
Kunjungan PHO, dan lainnya yang menyangkut pengawasan (monitoring) serta
mobilisasi selama kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

5. Untuk Ruang Los Kerja dilaksanakan bersebelahan dengan ruang Direksi Keet,
berfungsi untuk penyimpanan bahan dan material untuk kebutuhan pekerjaan,
sehingga memudahkan dalam monitoring pengadaan bahan dan material untuk
kebutuhan pekerjaan. Ruang Los Kerja harus memenuhi semua persyaratan dari
segi aspek keamanan dan perlindungan ruangan terhadap keberadaan material
yang ada di dalamnya sehingga merupakan sistem proteksi terhadap material,
dari pengaruh kondisi cuaca di luar ruangan dan kebocoran ruangan, terutama
untuk semen dan lainnya.

Methode Pelaksanaan Page 4


5. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi dibagi menjadi tiga macam mobilisasi yaitu ; mobilisasi tenaga kerja,
mobilisasi bahan, dan mobilisasi peralatan

 Mobilisasi Tenaga Kerja

Seluruh tenaga kerja di lapangan sudah harus dipersiapkan untuk pekerjaan di


lokasi pekerjaan. Pada bagian ini seorang Project Manager akan mengestimasi
tenaga kerja inti yang siap di lapangan. Tenaga kerja tersebut antara lain :

1. Site Manager
2. Pelaksana
3. Tenaga Administrasi
4. Tenaga Logistik
5. Tenaga Keuangan
6. pekerja

Kami merencanakan pekerjaan Mobilisasi Tenaga Kerja1 Hari

 Mobilisasi Bahan

Hanya beberapa material yang harus siap di lokasi pekerjaan dan harus segera
dimobilisasi, antara lain :

1. LPA Kelas A
2. LPA Kelas B
3. Waterbound
4. Portland cement

Untuk pengiriman material terlebih dahulu harus memberikan informasi


atau data tertulis, bahwa material tersebut telah memenuhi standar
spesifikasi yang telah direkomendasikan setelah di periksa sumber material
tersebut di datangkan atas persetujuan Direksi. Dengan demikian seorang
Checker/surveyor bahan harus ditempatkan yang bertanggung jawab atas
mutu dan kuantitas material dari sumber.

Sementara Material yang telah masuk ke Site ditempatkan pada titik lokasi
yang telah direkomendasikan, dengan mepertimbangkan bahwa material
tersebut mudah untuk di pergunakan oleh para tenaga, tidak menimbulkan
kesulitan atau menghalangi jalannya mobilisasi alat atau kegiatan lain
terhambat oleh keberadaan material tersebut.

 Mobilisasi Peralatan

Methode Pelaksanaan Page 5


Mobilisasi peralatan dan perlengkapan yang sangat menunjang dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti harus sedini mungkin diperhitungkan dan
dipersiapkan untuk didatangkan ke Site, hal ini dipertimbangkan karena
jika keterlambatan peralatan penunjang pekerjaan terjadi karena sesuatu
hal maka akan menimbulkan keterlambatan secara global seluruh
pekerjaan, hal ini sangat tidak diharapkan karena akan menimbulkan
kerugian di kedua belah pihak unsur proyek yakni, yang pertama
Perencanaan Direksi secara langsung tidak dipenuhi dan yang kedua tentu
kerugian dari pihak pelaksana sendiri (Kontraktor).
Kami merencanakan pekerjaan Mobilisasi tenaga kerja dan
peralatan 7 Hari.

6. Pengukuran dan Pasangan Bouwplank

- Pengukuran

Untuk memulai pelaksanaan pekerjaan Pembangunan, yang


pertama kali harus dilakukan ialah pekerjaan pengukuran
dengan cara membuat suatu titik tolak / titik duga yang disebut
BM (Bench Mark) berupa patok beton ukuran 15/15 cm, yang
diberi warna sesuai dengan ketentuan.

Bench Mark merupakan titik tetap sebagai referensi ukuran


posisi horisontal dan posisi vertikal semua detail di dalam site dan
sekitarnya. Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dengan
menggunakan benang-benang, unting-unting, penyipat datar serta
meteran ukur biasa.
Bench Mark tersebut harus dijaga dan dipelihara mulai dari saat pelaksanaan
hingga berakhirnya pekerjaan. Untuk mencapai keakuratan pengukuran untuk
posisi horizontal digunakan alat ukur Theodolite T. 2 , sedangkan untuk posisi
vertikal digunakan dengan alat ukur Waterpass.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk menghasilkan akurasi pasangan batu,
serta kemiringan saluran drainase yang merupakan masalah rumit bagi sebuah
bangunan.

a. Pengukuran Horizontal

Pengukuran horizontal didasarkan baik pada sistem


kontrol garis ataupun sistem koordinat, namun bila
dibutuhkan dapat merupakan kombinasi dari kedua
sistem di bawah ini.

1.a. Sistem Kontrol Garis

Dalam sistem ini penentuan pengukuran didasarkan


pada sistem referensi garis. Dalam hal ini biasanya
digunakan garis tengah Jembatan. Garis kontrol
offset dapat pula digunakan.

Titik –titik utama (key points) ditentukan dari pengikatan, titik-titik kontrol
offset serta pengukuran jarak langsung dan pengukuran sudut sepanjang garis
referensi. garis-garis kontrol tidak perlu harus lurus, dapat berbentuk
Methode Pelaksanaan Page 6
lingkaran atau lengkungan spiral. Dalam hal ini suatu perhitungan data-data
koordinat kritis, pengikatan, landasan serta lengkungan harus tercakup dan
tertera pada gambar alinyemen.

1.b. Sistem Koordinat

Dalam sistem ini titik-titik utama harus ditentukan koordinatnya, untuk


menentukan posisi koordinat-koordinat tersebut di lapangan, dilakukan
pengukuan jarak dari titik kontrol hasil survei yang dihitung berdasarkan pada
ordinat arah Utara Timur.

b. Pengukuran Vertikal

Dalam sistem ini titik-titik utama harus ditentukan koordinatnya, untuk


menentukan posisi koordinat-koordinat tersebut di lapangan, dilakukan
pengukuan jarak dari titik kontrol hasil survei yang dihitung berdasarkan pada
ordinat arah Utara Timur.

c. Titik Kontrol Survey

Suatu jaringan titik kontrol survei ditentukan untuk mencakup seluruh daerah
proyek, dan ditempatkan pada posisi yang tepat di dalam lokasi pekerjaan
konstruksi. Jarak antara titik-titik kontrol dianjurkan kira-kira 50 meter. Untuk
itu letak titik-titik kontrol tersebut harus selalu dicek secara teratur.
Kami merencanakan pekerjaan Pengukuran2 Hari

7. Papan Nama Proyek

Papan Nama Kegiatan sangat penting sekali keberadaannya untuk mengenali


kegiatan pekerjaan secara legalitas. Papan berukuran 100 cm x 120 cm, dibuat
tahan luntur dan dipasang selama pekerjaan dilaksanakan. Papan Nama
Kegiatan ditempatkan/dipasang di Lokasi Pekerjaan yang keberadaannya harus
dapat dilihat dengan jelas oleh semua pihak yang melintasi pekerjaan tersebut.

Beberapa hal yang harus dicantumkan dalam papan nama proyek adalah :

a. Pengguna Jasa
a. Nama Kegiatan/Pekerjaan yang akan dilaksanakan
b. Nilai Paket Pekerjaan
c. Sumber Dana
d. Nomor Kontrak
e. Waktu Pelaksanaan
f. Penyedia Jasa

Methode Pelaksanaan Page 7


b. Penyediaan Air Kerja

Air Kerja dengan Sumur Air Kerja dgn Tangki Air Air Kerja dengan
Pantek Sumuran

Penyediaan Air Kerjadengan membuat sumur pantek/sumur


gali/mendatangkan dari luar/penyambungan dari PDAM, Air kerja ini
meliputi banyak kegunaan bukan hanya untuk mengakomodir kebutuhan
pekerjaan saja sehingga dapat digunakan sebagai air minum, mandi, dan cuci.

8. Administrari dan Dokumentasi

Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan diawasi oleh Direksi Lapangan yang


bertugas melakukan pengawasan pekerjaan kontraktor, dan diwajibkan untuk
melaksanakan Rapat Berkala yang diadakan oleh Direksi Lapangan yang
dihadiri oleh pihak Pengelola Proyek.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk :

 Membuat Laporan Harian, berisi : jenis kegiatan yang


dikerjakan, bahan – bahan yang digunakan dan alat – alat
yang didatangkan, jumlah tukang / tenaga kerja , keadaan
cuaca , beserta besarnya prestasi pekerjaan. dan direkap
dalam Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan.
 Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi.

 Membuat pemotretan, yang menggambarkan kemajuan


pekerjaan minimum 3 kali, yakni ketika pekerjaan mencapai
prestasi : 0 % , 50 %, 100 %.

Methode Pelaksanaan Page 8


IV. URAIAN PEKERJAAN UTAMA

A. PEKERJAAN JALAN

1. Galian tanah biasa ( Pelebaran )


a. Pelaksanaan pekerjaan ini dengan cara mekanik menggunakan alat
berat dengan beberapa alat bantu seperti :
 Skop tanah
 Cangkul
 Krenyeng
 Dll
b. Pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan gallian yang dimaksud adalah galian untuk pelebaran jalan ,
dilakukan oleh alat berat kobelko buket sedang dengan acuan
bowplank yang sudah terpasang sebelumnya. Proses pengerjaannya
yaitu pertama mendatangkan alat berat ke lokasi pekerjaan setelah
semua siap. Kobelko mulai menggali sepanjang sisi jalan kanan dan
kiri, hasil galian dituang ke dump truck yang sudah dipersiapkan
selanjutnya hasil galian dibuang sejauh kira kira 2 km dari lokasi
pekerjaan, maupun ketempat sesuai dengan petunjuk direksi lapangan.
Selama proses penggalian, sebagian pekerja merapihkan tempat galian.
Sebelum galian di isi lagi dengan material baru, petugas K3 memasang
pagar pengamanan agar lubang galian tidak mencelakai pengguna
jalan lainnya.

2. LPA Kelas B ( pelebaran )


a. Umum
Secara umum lapisan pondasi agregat kelas B merupakan lapisan
pondasi yang berada di paisan bawah. Pelaksanaan pekerjaan ini
dilakukan dengan cara mekanik menggunakan alat berat menggunakan
tenaga manusia dana beberapa alat bantu, seperti :

 Tandem Roller
 Water tanker truck
 Cangkul
 Crenyeng
 Gerobak dorong
 Dll.

b. Bahan :
 Agregat Kelas B

c. Pelaksanaan pekerjaan
Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke dalam Dump
Truck di Base Camp, Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi
pekerjaan dan dihampar dengan Motor Grader, maupun secara manual
oleh pekerja. Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck
sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller. Selama pemadatan,
sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan Alat Bantu. Begitu seterusnya
sampai mencapai level ketebalan yang sudah ditentukan di spesifikasi
teknis, maupun sesuai petunjuk pengawas lapangan.

Methode Pelaksanaan Page 9


3. LPA Kelas A ( pelebaran )
a. Asumsi
Menggunakan alat berat (cara mekanik)
Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
Kondisi existing jalan : sedang
Agregat diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
Tebal lapis agregat padat : 0.15 m
Jam kerja efektif per-hari : 7 jam
Proporsi Campuran :
- Agregat Pecah Mesin 20 - 30 mm
- Agregat Pecah Mesin 5 - 10 & 10 - 20 mm
- Pasir Urug

b. Alat
 Tandem Roller
 Water Tanker Truck
 Alat bantu

c. Pelaksanaan pekerjaan
Wheel Loader memuat Agregat campuran ke dalam Dump Truck
di Base Camp, Dump Truck mengangkut Agregat kelas A ke lokasi
pekerjaan dan dihampar dengan Motor Grader maupun oleh pekerja
secara manual. Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck
sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller. Selama pemadatan,
sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan Alat Bantu.

4. Waterbound Macadam untuk pelebaran


a. Asumsi pekerjaan
Pekerjaan waterbound macadam untuk pekerjaan minor ini adalah
lapisan paling bawah dan dikerjakan secara manual yaitu
menggunakan tenaga manusia dibantu dengan peralatan seperti :
- Cangkul
- Dandang
- Krenyeng
- Skop
- Tandem roller
- Dll

b. Bahan yang dipakai :


Adapun bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah
- Aggregat kasar
- Aggregat halus

c. Metode pelaksanaan
Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis Waterbound Macadam
harus dilaksanakan lapis demi lapis dan memenuhi ketentuan
ketebalan dalaman lapisan harus disetujui direksi lapangan. Total
ketebalan kedalaman Lapis Fondasi yang telah selesai harus sesuai
dengan Gambar Rencana.
Penebaran dapat dilaksanakan dengan peralatan mekanis atau cara
manual dengan menggunakan keranjang untuk menebar agregat.
Penebaran harus dilakukan dengan ketebalan merata.

Methode Pelaksanaan Page 10


Pemadatan awal harus dilakukan dengan mesin gilas roda besi berat >10
ton. Pemadatan harus dilaksanakan sampai batuan stabil (tidak terjadinya
gerakan butiran pada waktu pemadatan) atau pecahnya batuan
dipermukaan dengan minimum setiap titik memperoleh 6 lintasan bolak
balik.
Selama pelaksanaan pemadatan kerataan permukaan harus diperiksa
dengan mistar perata panjang 3 m. Lokasi dimana permukaan agregat
kasar menyimpang dari garis mistar perata lebih dari 1 cm harus segera
diperbaiki, dengan cara menggemburkannya dan kemudian dilakukan
penambahan atau pengurangan agregat kasar, sebelum dipadatkan sampai
standar yang disyaratkan.
Agregat halus harus ditebar sedemikian hingga seluruh rongga permukaan
agregat kasar terisi, dengan cara dibasahi dan digilas agar butiran dapat
masuk ke dalam rongga lapis agregat kasar.

Jika diperlukan dapat dilakukan penambahan agregat halus yang diikuti


dengan pembasahan dan penggilasan sedemikian sehingga harus berlanjut
sedemikian hingga seluruh ketebalan dalaman lapis agregat kasar terisi
dan tidak boleh ada material lepas dipermukaan (material yang lepas
dipermukaan harus dibuang.

Pengujian
Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan
awal dari mutu bahan akan ditentukan Direksi Pekerjaan namun harus
mencakup semua pengujian yang disyaratkan, paling sedikit 1 (satu) buah
contoh yang mewakili sumber bahan dan agregat hasil pecah mesin yang
diusulkan.
Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Fondasi Jalan Tanpa
Penutup Aspal yang diusulkan, bila menurut pendapat Direksi Pekerjaan
terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber bahan atau pada
metode produksinya maka seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi
lagi.
Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus
dilaksanakan untuk memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke
lokasi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut harus sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan Teknis tetapi untuk setiap 500 meter hamparan harus dilakukan
satu uji dengan jenis uji sebagaimana yang disyaratkan pada Tabel 3.2.2-1
untuk Agregat Kelas C dan sesuai dengan Butir 3.2.2.4).a).(2) untuk
perkerasan Waterbound MacadamMacadam.
Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan
perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal
sebagaimana disyaratkan dalam Butir ketentuan di atas, Penyedia Jasa
juga harus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua lapis
fondasi jalan tanpa penutup aspal yang sudah selesai dikerjakan dan
diterima selama Periode Kontrak termasuk Periode Pemeliharaan.
Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan sesuai
Spesifikasi

Waterbound Macadam dilaksanakan untuk menutup lubang – lubang yang


ada akibat rusaknya jalan dengan menggunakan aggregate kasar dan halus
dan dipadatkan menggunakan wales sehingga mencapai kerataan jalan
sesuai dengan gambar/persetujuan pengawas. Pekerjaan ini direncanakan
akan selesai dalam waktu ( Time scedule 3 minggu.)

Methode Pelaksanaan Page 11


5. LPA Kelas A untuk pekerjaan minor
a. Asumsi
Pekerjaan ini merupakan lapisan yang berada diatas waterbound
sebelumnya, dan merupakan pekerjaan minor dilakukan secara manual
menggunakan tenaga manusia dibantu dengan beberapa peralatan,
seperti :
- Tandem Roller
- Cangkul
- Krenyeng
- Skop
- Dll
b. Bahan
Bahan yang dipakai dalam pekerjan LPA yaitu :
- Aggregat Kelas A

c. Metode pelaksanaan
Proses pelaksanaan dalam pekerajan Lapis Pondasi menggunakan
Aggregat Kelas A dilakukan setelah pekerjaann waterbound. Tahan
awal sama seperti pekerjaan waterbound yaitu mendatangkan material
LPA dari Quary sesuai rekomendasi dari pengawas lapangan. Setelah
material siap kemudian para pekerja mulai menggelar material LPA
secara manual sedikit demi sedikit dan disertai dengan pemadatan
menggunakan alat berat. Dalam proses pemadatan tidak lupa kami
juga akan melakukan penyiraman agar hasil pemadatan dapat
maksimal, begitu seterusnya sehingga tercapai ketebalan sesuai
spesifikasi teknis yang ada dan persetujuan pengawas lapangan. Kami
merencanakan penyelesaian pekerjaan ini dalam waktu 2 minggu
sesuai time schedule.

6. Papan begisting beton


a. Asumsi
Pekerjaan begisting untuk beton lantai maupun beton rigid K-300,
dengan menggunakan material kayu dan plat besi.
Lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang sedang dikerjakan.

b. Peralatan :
- Palu
- Gergaji
- Gegep
- Dll
c. Pelaksanaan
Persiapan dimulai dengan menyiapkan kayu acuan untuk begisting
lantai kerja, sepanjang ruas jalan yang dikerjakan secara continyu.
Selanjutnya menyiapkan begisting untuk beton rigid K-250.
Dikerjakan secara manual oleh para pekerja.posisi begisting harus
selalu mendapat persetujuan dari pengawas lapangan dilokasi.

7. Lantai kerja beton K-125


a. Asumsi
Menggunakan alat (cara mekanik)
Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi
pekerjaan

Methode Pelaksanaan Page 12


Jam kerja efektif per-hari : 7 jam
Perbandingan Camp.: Semen : 318,0 kg/m3
: Pasir : 622.0 kg/m3
: Agregat Kasar : 1.207 kg/m3
Berat Isi :
o Beton : 2,40 T/M3
o Semen : 1,25 T/M3
o Pasir : 1,30 T/M3
o Agregat Kasar : 1,40 T/M3

b. Perlatan
- Concrete Mixer
- Water Tanker Truck
- Alat Bantu
c. Tenaga
- Pekerja
- Tukang Batu
- Mandor
-
d. Pelaksanaan pekerjaan
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Concrete Mixer Beton di-cor ke dalam
bekisting yang telah disiapkan Penyelesaian dan perapihan setelah
pemasangan

8. Pasang plastic film dan Pembesian dengan besi polos atau ulir
a. Asumsi
Pekerjaan dilakukan secara semi mekanik menggunakan alat dan
tenaga manusia. Pembesian yang dimaksud untuk tulangan rigid beton
K-250.

b. Peralatan
Mesin pemotong besi
c. Bahan
- Besi beton
- Kawat beton
- Plastic film
d. Tenaga
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor
e. Pelaksanaan pekerjaan
Setelah material besi berada dilokasi pekerjaan, kemudian tukang batu
dibantu pekerja mulai memotong besi tersebut sesuai peruntukannya.
Proses pemotongan menggunakan alat pemotong besi baik manual
maupun elektrik. Kemudian kepala tukang mengarahkan tukang batu
dan pekerja dengan pengawasan mandor dan pengawas lapangan.
Untuk merakit potongan besi tersebut dilokasi pekerjaan yang akan di
beton rigid. Sebelum rangkaian besi diletakan pada posisinya. Pekerja
yang mempersiapkan plastic film sebagai alas yaitu posisi di atas beton
LC agar posisi material beton rigid K-300 tidak langsung meresap
kedalam lapisan beton LC, sehingga bisa mengurangi kadar
komposisi, kekuatan beton rigid.

Methode Pelaksanaan Page 13


9. Beton K-250 ( Truck Mixer )
a. Asumsi
Menggunakan alat (cara mekanik)
Lokasi pekerjaan : sepanjang jalan
Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi
pekerjaan
Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan 8,73 km
Jam kerja efektif per-hari : 7 Jam
Kadar Semen Minimum (Spesifikasi) : 350 Kg/M3
Ukuran Agregat Maksimum 19 mm
Perbandingan Air/Semen Maksimum (Spesifikasi) 0,45 mm
Perbandingan Camp:
- Semen : 456,0 Kg/M3
- Pasir : 631,0 Kg/M3
- Agregat Kasar : 992,0 Kg/M3

Berat Isi :
- Beton : 2,40 T/M3
- Semen : 1,25 T/M3
- Pasir : 1,30 T/M3
- Agregat Kasar : 1,40 T/M3
b. Peralatan
 Truck Mixer
 Water Tanker Truck
 Alat Bantu
c. Pelaksanaan pekerjaan
Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton
dengan menggunakan Concrete Mixer Beton di-cor ke dalam
bekisting yang telah disiapkan Penyelesaian dan perapihan setelah
pemasangan.

B. PEKERJAAN TURAP

1. Galian tanah biasa , sedalam ≤1m


a. Pelaksanaan pekerjaan ini dengan cara semi mekanik dengan beberapa
alat bantu seperti :
 Skop tanah
 Cangkul
 Krenyeng
 Dll
b. Pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan gallian yang dimaksud adalah galian untuk pasangan
konsturksi sedalam 1 meter , dilakukan oleh pekerja dengan acuan
bowplank yang sudah terpasang sebelumnya.direncanakan pekerjaan
ini akan selesai dalam waktu 10 hari ( time schedule 2 minggu )

Methode Pelaksanaan Page 14


2. Pasangan batu

Pasangan batu kali disini adalah untuk membuat Saluran dan Bangunan
Air, adapun ketentuan yang akan kami ikuti disini secara garis besar saja
diantaranya :
a. Adukan untuk spesi digunakan campuran 1 PC berbanding 4 Pasir jadi
b. didalam pengadukan harus benar-benar merata aduknya sehingga tidak
terjadi kelemahan disuasi sisi spesi nantinya. Adukan yang akan
dipasang harus mendapat persetujuan Direksi dan dibuatkan bak
takaran agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.
c. Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-
zat yang merusak ikatan semen.
d. Adukan harus diaduk sebanyak yang diperlukan sehingga tidak terjadi
adukan terletak selama + 30 menit (adukan yang sudah terletak + 30
menit tidak dibenarkan memakainya).
Suling-suling perlu dibuatkan terutama untuk pekerjaan yang desakan
air tanahnya tinggi sehingga pada masa-masa tekanan air tanah
bertambah keras tidak akan merusak konstruksi dan airnya akan
mencari celah keluar lewat suling-suling tersebut. Suling-suling dibuat
dari pipa PVC ø 2 “ dan paling tidak 1 buah tiap radius 2 m dan
dibelakangnya diberi saringan dari ijuk, kerikil, dan batu-batu kecil.
Pekerjaan ini disesuaikan dengan bestek dan spesifikasi teknisnya atau
petunjuk dari Direksi nantinya.Pertama sekali setelah pekerjaan galian
dilakukan oleh si penggali lalu kami persiapkan peralatan tukang yang
termasuk kotak adukan dan kotak takaran yang diminta kepada direksi
lalu kami membuatkan request atau izin untuk melaksanakan
pekerjaan pasangan yang kami ajukan kepada pengawas lapangan dan
setelah dimensi galian oke oleh direksi dan izin pekerjaan pasangan
ditanda tangani kami langsung melaksanakan pekerjaan pasangan batu
kali dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan dengan cara semi mekanik
menggunakan tenaga manusia dana beberapa alat bantu, seperti :
 Mixer beton
 Cangkul
 Cetok pasang
 Palu bodem/ palu besar
 Dolak kayu
e. Pelaksanaan pekerjaan
Sebelum di pasang batu belah dipecah lagi dahulu oleh pekerja
menggunakan palu besar hingga menjadi ukuran yang sesua dan
mudah untuk dipasang oleh tukang batu, selanjutnya pasir yang
digunakan untuk adukan pasangan adalah pasir yang tajam, bersih dari
lumpur dan di datangkan dari tempat dengan persetujuan direksi
lapangan.Adukan yang digunakan sesuai petunjuk teknis yang ada
dengan pengawasan dari direksi lapangan.Direncakan pekerjaan ini
akan selesai dalam waktu 15 hari ( time schedule 3 minggu )

3. Plesteran 1PC : 4PP


a. Pelaksanaan pekerjaan ini dengan cara semi mekanik dengan bantuan
beberapa alat bantu seperti :
 Mixer beton
 Cangkul
 Cetok pasang
 Dll

Methode Pelaksanaan Page 15


b. Pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pasangan batu selesai dan
menggunakan adukan dengan komposisi 1 semen banding 4 pasir
pasang.Sebelum plesteran dikerjakan kondisi pasangan batu haru
dibersihkan dari sisa sisa adukan yang tercecer ataupun mungkin ada
kotoran lumpur yang menempel. Pekerjaan ini direncanakan akan
selesai dalam waktu 12 hari ( time schedule 2 minggu )

4. Acian
a. Pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan tenaga manusia dengan
beberapa alat bantu seperti :
 Cangkul
 Cetok pasang
 Ember cor
 Dll
b. Pelaksanaan pekerjaan
Acian dilaksanakan setelah plesteran mulai agak mongering dan
jangan sampai terlalu kering, dengan menggunakan semen produksi
dalam negeri, pekerjaan ini dilakukan oleh tukang batu yang
berpengalaman dengan dibantu oleh beberapa pekerja untuk
menghaluskan acian sebelum kering. Direncanakan pekerjaan ini akan
selesai dalam waktu 5 hari ( time schedule 1 minggu )

5. Timbunan pilihan ( mendatangkan matrial )


a. Pekerjaan timbunan biasa dilakukan secara manual dengan beberapa
alat bantu, seperti :
 Cangkul
 Belincong
 Dll
b. Pelaksanaan pekerjaan
Timbunan yang dimaksud disini adalah timbunan mendatangkan
bahan timbunan dari tempat produksi sesuai dengan persetujuan
pengawas lapangan, tanah timbunan diangkut menggunakan dump
truck kemudian dibawa kelokasi dan para pekerja menggunakan alat
bantu mulai meratakan tanah timbunan sepanjang sisi jalan antara
bangunan talud / saluran dan badan jalan sampai penuh disertai dengan
sedikit pemadatan secara manual.

Methode Pelaksanaan Page 16


V. URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG

a. URAIAN PEKERJAAN PENUNJANG.

1. Manajemen Lalulintas

Untuk memperlancar pekerjaan ini kami CV. BIRAWA mempersiapkan


rekayasa lalulintas dan segala sesuatunya terutama untuk mobilisasi baik
pekerja maupun pengguna jalan lainya.

Penyimpanan material berupa batu pecah, drum aspal dan kayu bakar
ditumpuk jadi beberapa lokasi di pinggir jalan yang akan dikerjakan dan
kami beri rambu lalulintas sebagai pemberitahuan adanya timbunan
material guna menghindari terjadinya kecelakaan lalulintas.

Pada saat pelaksanaan pekerjaan kamipun telah menyiapkan rambu mulai


dari jarak 50 meter sebelum lokasi pekerjaan kita siapkan rambu2 jalan
“HATI-HATI 50 M LAGI ADA PROYEK PERBAIKAN JALAN”,
sehingga pengguna jalan akan pelan2 pada saat dilokasi proyek, sehingga
pekerja merasa nyaman dan aman.

Methode Pelaksanaan Page 17


2. Manajemen RK3K
Kepedulian kami terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan operasional dan bisnis
perusahaan yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab semua
jajaran di perusahaan.
Kami bertekad untuk melaksanakan kegiatan perusahaan yang bergerak
dalam bidang JASA KONSTRUKSI yang mengutamakan keselamatan
dan kesehatan kerja dengan penerapan program perbaikan berkelanjutan
melalui Sistem, Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (OHSAS
18001) sehingga dapat tercipta tempat kerja yang aman serta nyaman bagi
siapapun yang berada di tempat kerja.
Untuk dapat memenuhi hal tersebut maka kami berkomitmen:
a) Membangun manajemen perusahaan yang mengacu pada sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpedoman pada
Permen PU. Nomor: 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang PU.
b) Menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
sasaran dan program Manajemen K3 (Kesehatan & Keselamatan
Kerja) secara berkala agar selaras, baik dengan perkembangan kondisi
perusahaan, peraturan atau standar yang bedaku.
c) Mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya
yang berkaitan dengan K3, serta mengintegrasikannya ke dalam semua
aspek kegiatan operasi perusahaan kami.
d) Melaksanakan identifikasi bahaya seuai dengan sifar dan skala resiko
K3 dalam semua aktivitas operasi.
e) Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran
- sasaran K3.
f) Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan
Sistem manajemen K3,
g) Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
h) Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan
disemua area lokasi kerja.
i) Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini
kepada semua personil secara berkala.
j) Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya
maupun yang tidak berbahaya, termasuk mengendalikan potensi
bahaya terhadap pekerja.
k) Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya.
l) Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.
m) Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja
sehingga dapat dicegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
n) Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar
tenaga kerja dapat bekerja secara aman dan selamat
o) Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya
p) Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja dari pelaksanaan K3
secara teratur
q) Melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana dan waktu yang
telah ditentukan.
Komitmen di atas akan menjadi landasan dan acuan bagi manajemen dan
semua tenaga kerja kami dalam pelaksanaan aktifitasnya sehari-hari. Pihak
manajemen bersama dengan semua tenaga kerja akan berusaha untuk
dapat melaksanakan komitmen tersebut dan berpartisipasi akftif dalam
kegiatan dan program manajemen K3.

Methode Pelaksanaan Page 18


A. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN

1. PENDAHULUAN
Sistem kerja masa pemeliharaan adalah sistem kerja yang dilakukan oleh CV.
BIRAWA selama masa pemeliharaan yang berhubungan dengan klausula yang tertuang
dalam kontrak. Masa pemeliharaan yang menjadi kewajiban CV. BIRAWA dimulai
setelah penandatanganan Penyerahan Pertama (PHO) sampai batas waktu seperti yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak.Masa pemeliharaan akan berakhir ditandai dengan
Penandatanganan Penyerahan Kedua (FHO).

2. PENANGANAN MASALAH DAN JADWAL MASA PEMELIHARAAN


Guna menunjang selama masa pemeliharaan yang harus dilalui, maka CV. BIRAWA
menerapkan system kerja sebagai berikut :
1. CV. BIRAWA membuat Laporan untuk Penyerahan Pekerjaan Pertama kepada
Pejabat Pembuat Komitmen untuk disetujui.
2. Dilakukan pembentukan Tim yang secara khusus menangani kegiatan selama masa
pemeliharaan
3. Selama masa pemeliharaan ini Tim akan selalu memantau perkembangan yang
terjadi pada proyek selama masa pemeliharaan
4. CV. BIRAWA bertanggung jawab selama masa pemeliharaan proyek dalam hal :
a. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan pekerjaan yang terdapat dalam
daftar kerusakan yang ada dalam dokumen Penandatangaan Pertama (PHO)
b. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan terhadap pekerjaan yang
mengalami kerusakan selama periode masa pemeliharaan yang disampaikan
secara tertulis oleh pemilik proyek
c. Melakukan control terhadap hasil proyek yang dilakukan secara periodic untuk
mengantisipasi kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi sehingga dapat
dilakukan pencegahan atau perbaikannya
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan yang diperlukan dalam kaitannya dengan
administrasi masa pemeliharaan
5. Dalam menjalankan masa pemeliharaan Tim yang dibentuk oleh CV. BIRAWA akan
secara intensif berkoordinasi dengan Pemilik Proyek hal-hal yang menjadi keluhan
pemilik proyek dan akan dilakukan perbaikan-perbaikan atas keluhan tersebut
dengan berpegang pada isi dokumen kontrak.
6. Pada saat masa pemeliharaan berakhir dan segala kerusakan-kerusakan telah
diperbaiki menurut standar dan spesifikasi yang ada, maka Tim akan menyampaikan
laporan secara tertulis bahwa masa pemeliharaan telah berakhir dengan melampirkan
daftar informasi tentang penyelesaian dari kerusakan-kerusakan dan keluhan pemilik
proyek
7. Pemilik proyek akan memeriksa laporan bersama dengan pihak CV. BIRAWA hasil
pemeriksaan akan ditandatangani bersama oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan CV.
BIRAWA
8. Selanjutnya Penyerahan Kedua (FHO) ditandatangani oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan CV. BIRAWA setelah masa pemeliharaan berakhir dan menandakan
bahwa pemeliharaan Proyek menjadi sepenuhnya tanggung jawab Pengguna
Pembangunan.

Methode Pelaksanaan Page 19


BAB VI

PENUTUP

Dengan dilaksanakannya methoda kerja ini kami memiliki optimisme yang tinggi sesuai
dengan segenap kemampuan kami dalam melaksanakan kegiatan pembangunan dengan rasa
penuh tanggung jawab dan moralitas yang tinggi untuk membuahkan hasil karya yang bermutu
dengan mengedepankan misi memajukan pembangunan bangsa dan untuk kepentingan bangsa
khususnya pada pelaksanaan pekerjaan Peningkatan Jalan Gabus - Udang Kecamatan Patimuan.
Dan semoga bisa menjadi bahan pertimbangan selanjutnyan dapat memilih perusahaan untuk
mengerjakan proyek pekerjaan tersebut. Demikian metode pelaksanaan ini kami buat semoga
bisa memberi gambaran bahwa perusahaan kami sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut
dengan sebaik- baiknya.

Cilacap, 12 April 2018


CV. BIRAWA

H. SOKHIBUN
Direktur

Methode Pelaksanaan Page 20

Anda mungkin juga menyukai