Dalam pelaksanaan proyek ini, CV. SINAR KARYA BUANA menerapkan metode
pelaksanaan untuk menunjang keberhasilan proyek sesuai dengan biaya, waktu dan mutu yang
telah ditetapkan antara lain :
a. Sumber Daya Manusia yang mampu dan sesuai keahlian di bidangnya
b. Tepat pemakaian Alat Kerja yang digunakan, baik kuantitas atau jenisnya
c. Rekanan dan Suplier yang terbukti mampu
d. Pekerja yang trampil sesuai jumlahnya yang diperlukan
I.3. Lokasi
Pekerjaan : PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA
CIBALUNG KEC. CIMANGGU
Tahun Anggaran : 2019
Lokasi : CIBALUNG KEC. CIMANGGU
Waktu Pelaksanaan : 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender
Penyedia Jasa : CV. SINAR KARYA BUANA
I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN
DESA CIBALUNG KEC. CIMANGGU yang meliputi
A. PRE CONSTRUCTION
• Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Penunjang
• Pekerjaan Pembersihan
B. DURING CONSTRUCTION
• Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Arsitektur
C. PASCA CONSTRUCTION
Pekerjaan Pembersihan, pembongkaran bangunan penunjang dan pemeliharaan.
SURVEY
LAPANGAN
- Data Tanah
- Data Sosial
- Masyarakat JUSTIFIKASI
Setempat TEKNIS
MUTUAL TEKNIS
SHOP DRAWING
PELAKSANAAN
PEMBERSIHAN
PHO
AS BUILT
DRAWING
PEMELIHARAAN
FHO
Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah :
• Mobilisasi
Yaitu mendatangkan alat dan tenaga yang diperlukan dengan kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan.
• Foto 0%
Pekerjaan foto 0 % dilaksanakan dengan mengambil gambar existing lapangan sebelum
pekerjaan dimulai, pengambilan gambar dilakukan pada 3 ( tiga ) arah untuk 1 ( satu ) titik
pengambilan.
• Uitzet/ MC. 0
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan elevasi rencana bangunan dan volume pekerjaan
yang akan dikerjakan.
Alat yang dipakai : Theodolit, Waterpass, Rollmeter, dll.
Setelah selesai pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan mutual check awal (MC.0)
sebagai titik awal dari pelaksanaan pekerjaan. Dari MC.0 tersebut diterbitkan Amandemen
I yang disetujui pemberi tugas
• Mix Design dan Test Besi Beton
Mengajukan permohonan Mix Design untuk beton ke laboratorium. Mengambil sample
material dan dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan Mix Design Beton dan tes kuat tekan
beton.
Untuk Test besi beton tiap diameter diambil sample 3 batang
• Pagar Pengaman Proyek
Untuk mengamankan lingkungan proyek dilakukan pemasangan pagar proyek dengan
tinggi 1,8 m dan terbuat dari seng gelombang BJLS 30, yang dipasang pada tiang rangka
kayu klas II, dan diperkuat dengan beton setempat. Tujuan pembuatan pagar proyek : agar
pelaksanaan proyek tidak terganggu oleh pihak luar dan membatasi areal kerja sehingga
aktivitas pekerja dapat diawasi dan di kontrol dengan baik
• Jalan Kerja
Dikarenakan adanya pemakaian alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka
pembuatan jalan masuk dan konstruksi jalan sementara untuk mendukung mobilisasi dan
demobilisasi peralatan dan material dibuat yang permanen, sehingga selama pelaksanaan
pekerjaan, transportasi material dapat berjalan dengan lancar dalam kondisi cuaca yang
bagaimanapun.
Arus lalu lintas harus direncanakan dengan baik, sehingga dapat mengurangi hambatan
yang mungkin terjadi.
Jalan kerja yang baik dan bersih diperlukan untuk tidak menimbulkan dampak pengotoran
lingkungan dan jalan umum
• Drainase dan Pembuangan Limbah
Sistem drainase proyek direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan sistem drainase
lingkungan di area pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tempat pembuangan limbah
konstruksi juga perlu disediakan untuk selanjutnya dapat diangkut keluar.
• Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi dilaksanakan sebelum uitzet bouwplank dimulai, hal ini dilakukan
untuk membersihkan lokasi dari kotoran yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan
seperti bongkaran ataupun pohon sampai dengan tanah dasar.
Pekerjaan persiapan
Metode Kerja :
✓ Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada
saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap
orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan
memasuki area galian pondasi.
✓ Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar
pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara
manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/
karung pembuang tanah
✓ Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas tanah
pemilik. Jika tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu dilakukan
pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak
bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan posisi pembuangan supaya dapat
dihindari terjadinya longsoran tanah.
✓ Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap
tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan
pelaksana memeriksa sistim penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan sistem
penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.
✓ Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan
elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus membuat papan
bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali.
Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak menganggu
pekerjaan galian.
✓ Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi .
✓ Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor harus
menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian
menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air harus
dibuang terlebih dahulu.
✓ Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan
pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang
membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk
menghindari longsoran dimana tanah galian masuk kembali ke dalam.
✓ Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan kembali
ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar rencana.
✓ Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan siap
dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
✓ Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan/ MK.
Metode Kerja :
✓ Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi
pengerjaan urugan telah disetujui Pengawas Lapangan.
✓ Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama
pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui
Pengawas Lapangan.
✓ Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan – bahan lain yang mengganggu
dan butiran batu lebih besar dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar
pemadatan berjalan lancar.
✓ Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air
tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :
Metode Kerja :
Urugan tanah dilaksanakan sesuai spesifikasi dan kebutuhan. Ketebalan Urugan disesuaikan
dengan Gambar Kerja. Untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas
Lapangan.Dasar Urugan harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja, datar
dan dibersihkan dari segala kotoran yang bisa merusak komposisi urugan. Urugan dilakukan
lapis demi lapis dan dipadatkan sesuai ketentuan yang ada sehingga akan tercapai ketebalan
yang sesuai ukuran dan kepadatan yang disyaratkan.
Metode Kerja :
Setelah peil galian didapat, kami akan melakukan pengecoran lantai kerja dengan beton Bo hal ini
dimaksudkan agar air tanah tidak naik ke permukaan. Setelah pengecoran selesai dilakukan perataan
(leveling) agar didapat lantai kerja yang rata.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
2. Pengecoran
3. Perataan (leveling)
Rencana alat–alat yang digunakan : Gergaji Kayu, Meteran, palu, pensil, dll
Rencana material yang didatangkan : multiplek, balok kayu, paku, minyak bekisting, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode Kerja :
Untuk bahan begestingnya digunakan papan/multipleks dengan tebal 9 mm. Pekerjaan
begesting/formwork dilaksanakan di work shop kontraktor dan di lokasi kerja. Begesting dibuat
dalam beberapa ukuran modul/segmen sesuai dengan ukuran beton yang akan dicetak.
Penyetelan begesting dilaksanakan tanpa menunggu fabrikasi begesting selesai secara
keseluruhan. Untuk menjaga ketetapan/ke-presisi-an ukuran pengecekan akan terus dilakukan
terutama pada titik–titik lemah sambungan. Agar begesting kuat menahan tekanan dari beton
basah, tekanan akibat pemadatan, dan gaya hidrostatik. Antara begesting luar dan begesting
sisi dalam diberi pengikat dari besi sesuai spesifikasi yang ditentukan. Untuk kolom setelah
penyetelan begesting selesai, sisi luar begesting diberi sabuk dari besi sebanyak tiga tempat
mengelilingi dinding.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Setting/Penyetelan / perangkaian
3. Pembersihan areal kerja
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :
Gambar Fabrikasi
Gambar Bekisting Jadi
Syarat Pelaksanaan :
❑ Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
▪ Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.
▪ Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji, sesuai dengan PBI 1971.
NI-2 dan nomor urut yang menerus.
▪ Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat
menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan
lain-lain yang perlu dicatat.
▪ Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, Bab.IV.7. termasuk juga
pengujian-pengujian susut (slump test) dan pengujian-pengujian tekanan.
▪ Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba menjadi tanggung jawab
kontraktor.
▪ Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang, dan
disetujui Pemimpin Proyek.
Berikut adalah urutan pelaksanaan pekerjaan masing-masing struktur :
SLOOF
REQUEST LANTAI
PENULANGAN BEKISTING
PEKERJAAN KERJA
PEMBONGKARAN
PENGECORAN
BEKISTING
KOLOM
REQUEST
PENULANGAN BEKISTING PENGECORAN
PEKERJAAN
PEMBONGKARAN
BEKISTING
BALOK DAN PLAT
REQUEST
BEKISTING PENULANGAN PENGECORAN
PEKERJAAN
PEMBONGKARAN
BEKISTING
❑ Pekerjaan Pembesian
Rencana alat–alat yang digunakan : bar cutter, bar bender, gergaji besi, Kunci besi,
dll
Rencana material yang didatangkan : Besi Tulangan, kawat bendrat dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode kerja
Untuk mengejar target waktu, fabrikasi dilaksanakan di workshop kontraktor dan di
lokasi proyek. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja yang telah
ada dan daftar pembengkokan besi. Setelah fabrikasi selesai dilanjutkan dengan
merangkai besi di lokasi kerja, Perangkaian besi ini menunggu setelah lantai kerja siap
menerima beban (sudah kering dan mengeras). Dalam beberapa item pekerjaan
pembesian dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan begesting selesai. (misal :
pembesiankolom dapat dilaksanakan tanpa menunggu bekisting sloof selesai).
Pekerjaan pembesian ini juga dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan sebelumnya
selesai. Sebelum pelaksanaan pembesian terlebih dahulu dipersiapkan beton decking
(untuk selimut beton) dengan ketebalan seperti yang telah dipersyaratkan. Setelah
penyetelan pembesian selesai sebelum dilakukan pengecoran, lokasi pengecoran
dibersihkan dengan air sprayer/compressor.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Penyetelan / perangkaian
❑ Pekerjaan Pengecoran
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete Mixer, Silinder uji beton, Kerucut
Abrams, vibrator, alat bantu lainnya.
Rencana material yang didatangkan : Pasir beton, Batu pecah/split , Semen.
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode kerja
Sebelum pengecoran dilakukan harus diajukan ijin pengecoran minimal 2 hari sebelum
pengecoran, dan juga harus sudah mendapat persetujuan dari direksi baik untuk
penulangan maupun kekuatan begestingnya.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran akan dilakukan percobaan pendahuluan
(trial test) atas Silinder beton agar mutu hasil pekerjaan beton yang dikehendaki. Untuk
menentukan kadar air dalam adukan beton, sebelumnya dilakukan percobaan dengan
kerucut Abrams (slump beton).
Jika lokasi pengecoran berada di lantai dua maka dipakai concrete mixer truck dan
adukan beton dituang ke lokasi pengecoran dengan menggunakan concrete pump.
Pada pelaksanaan pengecoran, lokasi kerja harus dalam keadaan bersih. Untuk itu
sebelum dicor lokasi kerja dibersihkan lagi dengan compressor sehingga lokasi
pekerjaan benar–benar bersih. Sebelum pengecoran dilaksanakan lokasi kerja (lantai
kerja dan begesting) dibasahi dengan air. Saat pengecoran berlangsung dilakukan
penggetaran adukan beton dengan menggunakan vibrator sehingga didapatkan beton
yang padat dan tidak keropos. Yang perlu diperhatikan pada saat penggetaran, selang
vibrator tidak boleh mengenai tulangan beton karena bisa mengakibatkan terpisahnya
agregat kasar dengan agregat halus. Setelah pengecoran selesai dilanjutkan dengan
perataan beton. Curing beton dilakukan dengan cara menyiram air dan atau menutup
dengan karung-karung basah untuk menjaga pengeringan yang mendadak.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mencapai kekuatan khusus yang cukup
untuk memikul 2x beban sendiri atau minimal 21 hari. Perawatan beton dilaksanakan
begitu beton sudah agak kering.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Pembersihan lokasi kerja
2. Pengecoran
3. Penggetaran
4. Perataan
5. Perawatan
Syarat Pelaksanaan :
• Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
✓ Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang
dibuat.
✓ Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji,
sesuai dengan PBI 1971. NI-2 dan nomor urut yang menerus.
✓ Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code
yang dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan
adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.
✓ Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971,
Bab.IV.7. termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump
test) dan pengujian-pengujian tekanan.
✓ Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba
menjadi tanggung jawab kontraktor.
✓ Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium
yang berwenang, dan disetujui Pemimpin Proyek.
Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pengecoran dan penggetaran :
Metode Kerja :
✓ Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
✓ Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau
kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.
✓ Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm,
disiram dan diratakan.
✓ Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan
bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang
mempengaruhi kualitas.
✓ Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 6 pasir.
✓ Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.
Metode Pelaksanaan:
- Pasangan yang dimaksud adalah pasangan rolag batu bata.
- Pasangan batu bata merah tebal 1 dengan adukan 1Pc : 5 Ps Beton
- Bagian – bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
- Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1
hari untuk pasangan berikutnya.
Metode Pelaksanaan:
Batu bata yang akan dipasang, harus direndam dalam air hingga jenuh, dan sebelum dipasang
bebas dari segala macam kotoran. Cara pemasangannya harus lurus tegak serta batu bata yang
pecah tidak boleh melebihi 5%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari satu meter
tingginya.
Untuk pasangan ½ (setengah) batu yang luasnya melebihi 10 m2 harus diberi kerangka penguat
berupa kolom praktis dengan pembesiannya sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari dan pasangan
tidak boleh ditrobos perancah. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin
pengaduk, adukan dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
pengawas. Tempat adukan harus dialasi dengan kayu atau bahan lain yang tahan air.
Semua dinding tembok untuk ketinggian 3,65 meter, harus dipasang balok latai beton bertulang
dengan
mutu sesuai spesifikasi yang ditentukan.
INSTALASI PLUMBING
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua peralatan/material
seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dan
peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat
diperoleh sistim instalasi air bersih dan instalasi air kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba. dan
disetel dengan teliti siap untuk dipergunakan.
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
1979.
- Pemasangan pipa untuk system air bersih sesual dengan gambar.
- Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa tegak air kotor
maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa vent tegak.
Bahan/Material
- Pipa-pipa sesuai spesifikasi
- Sambungan-sambungan
- Peralatan sanitair
- Bahan perekat, klem, dudukan, penggantung, dan asesories lainnya
Sebelum dilakukan pemasangan, menyerahkan contoh-contoh (sample) dari bahan/material
yang akan dipasang kepada pengawas/Direksi untuk disetujui.
V. MOBILISASI PERALATAN
Demi kelancaran PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA CIBALUNG KEC.
CIMANGGU kami akan mendatangkan dan mempersiapkan alat-alat bantu kerja yang berada di
lapangan secara penuh seperti tabel dibawah ini :
No
Uraian Jumlah Asal Keterangan
Concrete
3 Unit Stand by di lokasi proyek
7 Mixer Cilacap
Untuk menjamin mutu dan kualitas barang/material dan ketersediaan serta mobilisasinya di
lapangan maka sesuai kebijakan CV. SINAR KARYA BUANA perlu adanya seleksi dan evaluasi
pada para calon distrubutor/ supplier
6.1. Penentuan Supplier Baru
• Maksud
Untuk memastikan bahwa supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
• Uraian Prosedur
A. Pemilihan Supplier Baru
a. Setiap supplier baru harus dilakukan seleksi untuk memastikan bahwa supplier
tersebut dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Bagian pembelian akan mencari data mengenai supplier tersebut mengenai Mutu
Produk / Jasa yang dihasilkan, Harga Jual dan waktu Pengiriman dan lainnya dengan
menggunakan formulir Seleksi Supplier.
c. Berdasarkan data yang ada, bagian pembelian bersama-sama dengan pihak/ bagian
lain yang terkait akan meninjau untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan
atas kriteria persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Jika diperlukan, bagian pembelian akan meminta contoh produk dari supplier untuk
dilakukan pengujian/ inspeksi.
e. Untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat memenuhi persyaratan yang ada,
bagian pembelian bersama-sama bagian terkait dapat melakukan negosiasi dengan
pihak supplier.
f. Peninjauan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan evaluasi supplier diatas dan
hasilnya dicatatkan dalam lembar evaluasi supplier dengan mencantumkan data-data
supplier yang ditinjau serta hasil kesimpulan dari peninjauan yang dilakukan.
g. Berdasarkan hasl peninjauan tersebut, maka Bagian Pembelian akan menentukan
apakah supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
h. Bagian pembelian akan memberitahukan supplier yang terpilih kemudian melakukan
proses pembelian sesuai dengan Prosedur Pembelian yang ada serta memasukkan
data supplier tersebut kedalam Daftar Supplier.
B. Evaluasi Supplier
a. Evaluasi supplier dilakukan secara periodik setiap 1 (satu ) tahun sekali oleh bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir Evaluasi Supplier.
b. Evaluasi dilakukan terhadap supplier yang tercatat dalam Daftar Supplier dengan
melihat catatan pembelian dan penerimaan barang dari supplier yang ada.
c. Penilaian dilakukan dengan kriteria :
d. Mutu produk/ jasa yang diterima sesuai dengan spesifikasi, berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan QC atau pihak yang ditunjuk ataupun bukti lain seperti
sertifikat produk atau hasil uji/ tes produk dari supplier.
e. Harga yang diajukan supplier sesuai dan dapat disetujui oleh perusahaan.
f. Waktu pengiriman, yang sesuai dengan jadwal.
g. Waktu pembayaran, yang disepakati oleh kedua belah pihak.
h. Pelayanan, yang diberikan oleh supplier.
i. Kecepatan penanganan keluhan.Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian
terhadap kriteria tersebut diatas dengan nilai BAIK atau CUKUP atau KURANG,
dan kemudian menjumlahkan nilai dari masing-masing penilaian.
j. Supplier dinyatakan lulus evaluasi/ memenuhi syarat jika hasil penilaianya tidak
memiliki nilai KURANG untuk semua nilai yang ada.
k. Penilaian akan dicatatkan pada lembar Evaluasi Supplier yang mencantumkan data-
data supplier dan hasil penilaian serta kesimpulan yang diambil.
l. Supplier yang dapat memenuhi hasil penilaian pada point diatas akan digunakan
kembali untuk periode berikutnya dan dimasukkan dalam data Supplier.
m. Sedangkan supplier yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut tidak akan
dipergunakan untuk periode berikutnya dan dikeluarkan dalam data Supplier.
n. Berdasarkan data Evaluasi Supplier ini akan dikeluarkan satu daftar supplier yang
baru yang telah lulus evaluasi.
Pelaksana
Keterangan :
Spb = surat
sp
permintaan
b tid barang
Logistik ak
p.o. = purchase
order
Site
manager
ya
Logistik
p.o
Suplier
• Lingkup
Meliputi seluruh personil dan bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian jasa dan
material.
• Uraian
A. Pelaksana mengajukan permintaan barang (SPB) kepada bagian pembelian / logistik.
B. Bagian pembelian dengan persetujuan Site manager meminta acc kepada Project
Manager.
C. Bagian pembelian / logistik mencari dan melakukan seleksi supplier.
D. Bagian pembelian / logistik membuat PO (Purchase Order)
E. Bagian gudang / logistik memeriksa apakah kualitas dan spesifikasi sesuai dengan
pesanan. Jika sesuai maka material atau alat dari supplier akan diterima dengan
menggunakan form penerimaan material.
F. Staff logistik mencatat material yang diterima ke dalam buku gudang.
G. Bagian pembelian menyerahkan nota pembelian kepada bagian keuangan, untuk
diproses pembayaran.
Sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya, maka dalam rangka persiapan penyerahan
langkah – langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
• Finishing
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan merapikan atau menempatkan pekerjaan pada posisi yang
sebenarnya diantaranya adalah merapikan cat dinding, plesteran, pembersihan bangunan, dll.
• As Built Drawing
Sementara pekerjaan perapian dilaksanakan, pekerjaan asbuilt drawing dilaksanakan dengan
berpedoman pada gambar pelaksanaan (shop drawing) sambil konsultasi dengan Direksi
• Dokumentasi 100%
Setelah pekerjaan benar-benar selesai, pekerjaan dokumentasi untuk 100 % dilaksanakan dengan
pengambilan 3 (tiga) arah dalam 1 (satu) titik lokasi
• Mutual Check 100
Mengadakan mutual check 100 (MC 100 %) antara penyedia jasa dengan pengguna jasa, untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan sesuai dengan gambar terpasang
F. FHO
FHO atau penyerahan Pekerjaan Untuk Terakhir kalinya dilakukan setelah pekerjaan
pemeliharaan selesai kemudian diadakan pemeriksaan pekerjaan oleh Tim Pemeriksa.
Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi Administrasi dan dibuat Berita Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan untuk terakhir kalinya kali ( FHO ), pekerjaan yang diserahkan telah
disempurnakan untuk dapat diserahkan ke pihak pengguna sesuai dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya.
Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu
pekerjaan dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.
Skemanya sebagai berikut :
INCOMING FINAL
INPROCESS
INSPECTION INSPECTION
INSPECTION
(Pengendalian (Pengendalian pada
(Pengendalian pada
pada awal akhir pekerjaan)
masa pelaksanaan
pekerjaan utama
pekerjaan utama)
dan kedatangan
bahan
Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis pekerjaan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Kriteria Penerimaan / Pengendalian Mutu Pekerjaan
1. INCOMING INSPECTION
ALAT
CARA
KRITERIA / TOLERANSI FREKUENS YANG
JENIS PEMERIKSA
STANDAR PENERIMAAN I DIGUNAK
AN
AN
Tidak berkarat, Jika berkarat tidak
mutu disesuaikan mengurangi dia Setiap
Besi Visual, baca kedatangan, Milsheet,
barang yang besi dan karat
beton millsheet,diuku random meteran
datang, panjang 12 tidak berbentuk
r
m serpihan ± 1 cm
Semen belum
Visual,
mengeras, kantong Setiap
Semen dipegang
zak tidak rusak kedatangan
2. INPROCESS INSPECTION
ALAT
CARA TOLERANSI
KRITERIA / FREKUENS YANG
JENIS PEMERIKSA PENERIMA
STANDAR I DIGUNAKA
AN AN
N
Ukuran dan
jumlah besi
tulangan utama
sesuai gambar,
Pada saat
jarak beugel
Pembesian penulangan
sesuai Meteran,
kolom Visual, diukur dan sebelum
gambar,ketebalan visual
balok pengecoran
beton decking
sesuai gambar,
ikatan kawat
bendrat harus
kuat
Ukuran dan letak
Pekerjaan sesuai gambar
pasangan Cek, diukur, Maksimal 1 Setiap as Meteran, siku,
kerja, lurus, siku,
batu bata visual cm bangunan unting- unting
spesi tebal 20
mm,
Setiap
Untuk ready mix Disesuaikan
Check mutu sebelum Silinder/Kubu
selalu check dengan mutu
meton, slump, pengecoran s untuk benda
campuran saat di beton pada
Pengecoran dan untuk dilakukan uji, kerucut
batching plant, RKS, dan
Project mix untuk slump abrams,
check slump, buat slump yang
check ukuran dan benda uji meteran
benda uji telah
campuran tiap 5 m3
ditentukan
3. FINAL INSPECTION
KRITERIA
CARA TOLERANSI ALAT YANG
JENIS / FREKUENSI
PEMERIKSAAN PENERIMAAN DIGUNAKAN
STANDAR
Sistem
Testing Visual Akhir
berjalan Visual
comisioning pemasangan
dengan baik
Fisik hasil Jika terjadi
cor kolom pecah siku tidak
Pengecoran Visual tidak pecah sampai Akhir Visual
kolom / & retak, mengurangi bongkar
balok hasil mulus decking / terlihat begesting
MANAJEMEN MUTU
Sedangkan untuk system manajemen mutu dapat kami jelaskan dalam bentuk flow chart sebagaimana tersaji dalam lembar berikut ini
Pengawasan Rekanan
Konstrussi
Pelatihan Pelatihan
pengawasan rekanan
Kemampuan Kemampuan
pengawasan rekanan
Pengalaman Pengalaman
Pengawasan Rekanan
Ijin PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Persetujuan Pelaksanaan
Shop Drawing Pekerjaan PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Tidak Tidak
Persetujuan Persetujuan
Material Metode Kerja
Acuan Rekanan
Konstrussi
Prosedur ISO Spesifikasi kerja
PROSES INTI
COSTUMER COSTUMER
KONTRAK OPERASIONAL
REQUIRMENT SATISFACTION
PROSES PENDUKUNG
PROSES KONTRAK
Keputusan
PENERIMAAN Dokumen Lelang PENINJAUAN MENYIAPKAN
Menawar
DOKUMEN LELANG DOKUMEN LELANG DOKUMEN
PENAWARAN
Dokumen
Surat
Penawaran
Keputusan
Terseleksi
Pemenang
EVALUASI
PENAWARAN OLEH
PENGGUNA JASA
Tidak
Ijin Inspeksi?
SM Kontraktor
Tidak
Site Manajer
Alat pemadam api ringan (APAR) selalu tersedia di lokasi pekerjaan, ditempatkan di lokasi yang
mudah terlihat dan mudah dijangkau. APAR di tempatkan di lokasi pekerjaan dengan tingkat resiko
kebakaran tinggi.
2. Rambu-rambu K3
Rambu K3 dipasang di lokasi yang mudah terlihat, sehingga semua personil proyek, direksi dan
pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti tingkat bahaya yang akan
timbul bila tidak memakai APD.
Instruksi keselamatan kerja berbentuk symbol atau peringatan kepada semua personil proyek, direksi
dan pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti, kemana arah yang aman
untuk menyelamatkan diri, apabila terjadi bahaya/kecelakaan di lokasi pekerjaan.
4. Sarana Penunjang
Semua sarana penunjang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan semua personil proyek, direksi
dan pihak lain yang berhubungan dengan proyek selama proyek berlangsung
Alat Pelindung Diri (APD) harus selalu ada dan dipakai untuk melindungi keselamatan para pekerja
ataupun yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi Pekerjaan
1. Kerapian dan keamanan lokasi proyek atau lokasi pekerjaan harus selalu terpantau. Diharapkan ada
petugas keamanan atau jaga malam yang selalu siap berada di lapangan/lokasi kerja. Petugas jaga
atau keamanan dibekali dengan alat pendukung kerjanya agar supaya bisa selalu berkoordinasi
dengan atasan atau yang berwenang dalam lingkungan pekerjaan (koordinator pekerjaan).
2. Untuk menghindari hal lain dalam hal keselamatan kerja, selama waktu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, pekerja ataupun pelaksana pekerjaan dilarang merokok ataupun menyalakan sesuatu yang
berpotensi menimbulkan kebakaran.
Mekanisme
Semua pekerja dan pelaksana pekerjaan akan selalu di monitor setiap waktu untuk mengetahui situasi
kerja dan pengaturan pekerjaan. Dan setiap pekerja diwajibkan selalu menggunakan peralatan
keselamatan sesuai masing-masing pekerjaannya. Kantor lapangan diharapkan mengadakan mobilisasi
kesehatan apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan. Dan tentunya pelaksana pekerjaan sudah
mengikutsertakan keselamatan kerja pada asuransi tenaga kerja, sehingga dalam hal ini tidak ada pihak
yang merasa dirugikan.
Diharapkan dengan diterapkannya sistem ini, keselamatan, keamanan dan kelangsungan pelaksanaan
pekerjaan bisa berjalan sesuai waktu pelaksanaan dan meminimalkan tingkat kecelakaan kerja di lokasi
pekerjaan. Untuk permasalahan yang mungkin timbul dilapangan yang tidak bisa diselesaikan , maka
kami akan meminta petunjuk kepada Direksi Pekerjaan untuk mengatasi kemungkinan tersebut.
1. KEBIJAKAN K3
1. Mematuhi persyaratan, Undang–Undang dan ketentuan lainnya yang relevan terkait dengan masalah
K3.
2. Berusaha mengendalikan resiko K3 untuk menekan kecelakaan kerja.
3. Melakukan peningkatan perbaikan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Perlengkapan
1. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari bendabenda keras dab
tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan
sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya
berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-menerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
2. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar
benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya
yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material
konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja
untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri
sendiri.
3. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi
proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka
selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang
dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul
masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.
4. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh bendabenda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas.
5. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau
serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu
berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata
perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata
adalah mengelas.
6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian
tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau
safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini dalah menjaga seorang pekerja dari
kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan
tower/ gedung bertingkat.
7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh
mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya
buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.
8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat
kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai
sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari
kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.
9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan
penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi
pertimbangan utama.
10. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja, segera dilakukan tindakan dengan
memadamkan alat pemadam ringan sebagai tindakan awal. Jika tidak memadai, segera
hubungi Pihak pemadam kebakaran.
2. PERENCANAAN
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing
Program K3 :
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster,
Pagar pengamar, Jaring pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Perencanaan Safety Plan
✓ Membuat daftar material yang memerlukan penanganan khusus
✓ Membuat daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
✓ Membuat daftar tenagakerja yangmemerlukan keahlian khusus
✓ Membuat identifikasi sumber bahaya dan cara pencegahannya
✓ Membuat Project Plan K3
✓ Membuat program kebersihan dan Slogan 5R (RINGKAS, RESIK, RAPI, RAJIN, RAWAT)
Organisasi K3
Penanggung jawab K3
P3K
Emergency Kebakaran
SAFETY SYMBOL
AWAS TEGANGAN
APAR AREA WAJIB MEMAKAI
LISTRIK
SAFETY SHOES
AREA AMAN KONDISI
AREA WAJIB MEMAKAI
P DILARANG PARKIR MASKER MUSTER
DARURAT
PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara tenaga manusia (
metode padat karya ) dengan peralatan ( metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan
digunakan, ini sangat tergantung pada kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau
peralatan ), apakah memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau
peralatan atau kombinasi antara keduanya ( t. kerja dan peralatan ).Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan
oleh masyarakat umumnya adalah kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan
disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang
mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran waktunya lebih mendekati
kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat jenis kegiatan tertentu yang sulit
dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan
peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib
menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi
fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto
dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien
dan efektif, setiap penanggung jawab kegiatan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Demikian metode pelaksanaan yang kami buat, agar pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan dan
PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA LIMBANGAN KEC. WANAREJA tahun 2019
dapat selesai tepat waktu dan mempunyai mutu yang terkontrol serta sesuai dengan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Metode
Pelaksanaan ini, untuk itu kami sangat menerima saran dan kritik agar dapat menyempurnakan Metode
Pelaksanaan ini dan mengaplikasikannya di lapangan jika kami terpilih sebagai pemenang.
…………………………
Direktur