Anda di halaman 1dari 39

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA


CIBALUNG KEC. CIMANGGU ( PENUGASAN )

LOKASI : DESA CIBALUNG KEC. CIMANGGU ( PENUGASAN )

TAHUN ANGGARAN : 2019


METODE PELAKSANAAN
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Waktu penyelesaian PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA CIBALUNG
KEC. CIMANGGU ( PENUGASAN ) yang ditetapkan selama 90 (Sembilan Puluh) hari
kalender oleh pemilik pekerjaan (owner), menuntut pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus
didukung oleh unsur-unsur penunjang yang handal, sehingga akan di dapat kinerja proyek
yang maksimal.

Dalam pelaksanaan proyek ini, CV. SINAR KARYA BUANA menerapkan metode
pelaksanaan untuk menunjang keberhasilan proyek sesuai dengan biaya, waktu dan mutu yang
telah ditetapkan antara lain :
a. Sumber Daya Manusia yang mampu dan sesuai keahlian di bidangnya
b. Tepat pemakaian Alat Kerja yang digunakan, baik kuantitas atau jenisnya
c. Rekanan dan Suplier yang terbukti mampu
d. Pekerja yang trampil sesuai jumlahnya yang diperlukan

I.2. Maksud dan Tujuan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka maksud dari penulisan metode pelaksanaan ini adalah
untuk memberikan gambaran secara terperinci tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan
yang efisien, sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemilik pekerjaan. Dan akhirnya
didapatkan sebuah hasil konstruksi yang baik, berestetika dengan biaya yang tersedia.

I.3. Lokasi
Pekerjaan : PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA
CIBALUNG KEC. CIMANGGU
Tahun Anggaran : 2019
Lokasi : CIBALUNG KEC. CIMANGGU
Waktu Pelaksanaan : 90 (Sembilan Puluh) Hari Kalender
Penyedia Jasa : CV. SINAR KARYA BUANA

I.4. Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN
DESA CIBALUNG KEC. CIMANGGU adalah sebagai berikut :

I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN
DESA CIBALUNG KEC. CIMANGGU yang meliputi

NO URAIAN PEKERJAAN VOLUME


1 2 3
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan lokasi 1,00 unit
2 Pengukuran kembali / bouwplank 1,00 unit
2 Langsiran material 1,00 unit

II PEKERJAAN RESERVOAR 1 UNIT ( 6 x 3 x 1,5 )


1 Galian tanah biasa 9,24 m³
2 Urugan tanah kembali 3,08 m³
3 Pasangan batu kosong 1,89 m³
4 Pasangan batu belah 1pc : 4pp 3,84 m³
5 Urugan pasir urug 1,21 m³
6 Sloof 15/20
a. Cor beton mutu K-175 0,54 m³
b. Pembesian 77,88 kg
c. Begesting 7,20 m²
7 Lantai, t = 12 cm
a. Cor beton mutu K-175 0,87 m³
b. Pembesian 63,30 kg
8 Kolom 15/15
a. Cor beton mutu K-175 0,20 m³
b. Pembesian 48,81 kg
c. Begesting 1,38 m²
9 Dinding
a. Cor beton mutu K-175 2,07 m³
b. Pembesian 200,26 kg
c. Begesting 27,60 m²
10 Ringbalk 15/15
a. Cor beton mutu K-175 0,27 m³
b. Pembesian 48,81 kg
c. Begesting 3,60 m²
11 Plat Beton
a. Cor beton mutu K-175 0,92 m³
b. Pembesian 79,75 kg
c. Begesting 10,52 m²
12 Pas. bata merah 1pc : 4pp 0,75 m²
13 Plesteran 1pc : 4pp 1,05 m²
14 Acian 1,05 m²
15 Pengecatan 29,15 m²

III PEMASANGAN SAMBUNGAN RUMAH


1 Pasang Sambungan Rumah 172,00 unit

IV PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA


1 Memasang Pipa PVC 1" (S-12.5) + Aksesoris 2.000,00 m'
2 Memasang Pipa PVC 1,5" (S-12.5) + Aksesoris 2.000,00 m'
3 Galian tanah biasa 97,40 m³
4 Urugan tanah kembali 32,46 m³

A. PRE CONSTRUCTION
• Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Penunjang
• Pekerjaan Pembersihan
B. DURING CONSTRUCTION
• Pekerjaan Struktur
• Pekerjaan Arsitektur
C. PASCA CONSTRUCTION
Pekerjaan Pembersihan, pembongkaran bangunan penunjang dan pemeliharaan.

II. RENCANA PENANGANAN PERSIAPAN PEKERJAAN


Agar pekerjalan berjalan lancar dan meminimalisir hambatan-hambatan, kesulitan - kesulitan di
lapangan maka perlu adanya persiapan yang matang untuk menangani pekerjaan – pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
Sebelum pelaksanaan dimulai, perlu sekali adanya Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre
Construction Meeting / PCM).
Berikut adalah bagan alir Pre Constrution :

SURVEY
LAPANGAN

DATA-DATA ( Pre Contruction


LAPANGAN Meeting)

- Data Tanah
- Data Sosial
- Masyarakat JUSTIFIKASI
Setempat TEKNIS

MUTUAL TEKNIS

SHOP DRAWING

PELAKSANAAN

PEMBERSIHAN

PHO

AS BUILT
DRAWING

PEMELIHARAAN

FHO

Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah :
• Mobilisasi
Yaitu mendatangkan alat dan tenaga yang diperlukan dengan kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan.
• Foto 0%
Pekerjaan foto 0 % dilaksanakan dengan mengambil gambar existing lapangan sebelum
pekerjaan dimulai, pengambilan gambar dilakukan pada 3 ( tiga ) arah untuk 1 ( satu ) titik
pengambilan.
• Uitzet/ MC. 0
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan elevasi rencana bangunan dan volume pekerjaan
yang akan dikerjakan.
Alat yang dipakai : Theodolit, Waterpass, Rollmeter, dll.
Setelah selesai pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan mutual check awal (MC.0)
sebagai titik awal dari pelaksanaan pekerjaan. Dari MC.0 tersebut diterbitkan Amandemen
I yang disetujui pemberi tugas
• Mix Design dan Test Besi Beton
Mengajukan permohonan Mix Design untuk beton ke laboratorium. Mengambil sample
material dan dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan Mix Design Beton dan tes kuat tekan
beton.
Untuk Test besi beton tiap diameter diambil sample 3 batang
• Pagar Pengaman Proyek
Untuk mengamankan lingkungan proyek dilakukan pemasangan pagar proyek dengan
tinggi 1,8 m dan terbuat dari seng gelombang BJLS 30, yang dipasang pada tiang rangka
kayu klas II, dan diperkuat dengan beton setempat. Tujuan pembuatan pagar proyek : agar
pelaksanaan proyek tidak terganggu oleh pihak luar dan membatasi areal kerja sehingga
aktivitas pekerja dapat diawasi dan di kontrol dengan baik

Gambar Pagar Pengaman


Proyek

• Jalan Kerja
Dikarenakan adanya pemakaian alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka
pembuatan jalan masuk dan konstruksi jalan sementara untuk mendukung mobilisasi dan
demobilisasi peralatan dan material dibuat yang permanen, sehingga selama pelaksanaan
pekerjaan, transportasi material dapat berjalan dengan lancar dalam kondisi cuaca yang
bagaimanapun.
Arus lalu lintas harus direncanakan dengan baik, sehingga dapat mengurangi hambatan
yang mungkin terjadi.
Jalan kerja yang baik dan bersih diperlukan untuk tidak menimbulkan dampak pengotoran
lingkungan dan jalan umum
• Drainase dan Pembuangan Limbah
Sistem drainase proyek direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan sistem drainase
lingkungan di area pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tempat pembuangan limbah
konstruksi juga perlu disediakan untuk selanjutnya dapat diangkut keluar.
• Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi dilaksanakan sebelum uitzet bouwplank dimulai, hal ini dilakukan
untuk membersihkan lokasi dari kotoran yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan
seperti bongkaran ataupun pohon sampai dengan tanah dasar.

Pekerjaan persiapan

• Penentuan Patok Dasar atau Peil P ± 0.00


Pengukuran dan bouwplank : pengukuran dan bowplank perlu dilakukan lebih dahulu agar
kontraktor mengetahui batas–batas yang jelas, ketinggian (level) bangunan sehingga
didapatkan bangunan yang presisi dan sesuai dengan keinginan pemilik.

Gambar Penentuan Patok

• Penempatan Direksi Keet Dan Gudang


Direksi Keet dan Gudang merupakan bagian penting dari suatu pekerjaan karena jika
meletakkan direksi keet dan gudang di sembarang tempat akan berpengaruh pada
kelancaran suatu proyek. Peletakaan direksi keet dan gudang harus diletakan pada tempat
yang mudah dilihat dan mudah dijangkau.

Gambar Gudang & Direksi Keet

• Penyediaan Air dan Listrik Kerja


Air yang digunakan di proyek harus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan – bahan
kimia lain yang dapat mengurangi mutu bangunan, listrik kerja yang digunakan diproyek
dari peralatan Kontraktor sendiri. Listrik kerja dan penerangan malam hari : kontraktor
akan menyiapkan listrik kerja beserta penerangan–penerangan yang dibutuhkan untuk
mengantisipasi jika perlu adanya kerja lembur untuk mengejar target waktu penyelesaian
Air kerja dan keperluan sanitasi : air kerja sangat diperlukan dalam suatu proyek sehingga
air kerja perlu dipersiapkan sejak awal proyek

• Papan Nama Proyek


Pemasangan Papan Nama Kegiatan dari MMT dengan ukuran 2.00 x 1.00 m2 disangga
dengan menggunakan 2 buah tiang penyangga kayu kalimantan ukuran 5/10 cm dengan
bagian tertanam 50 cm serta tinggi terlihat 200 cm. Papan Nama Kegiatan berisi informasi
tentang Nama proyek, Pemilik proyek, Lokasi proyek, Jumlah biaya (Kontrak), Nama
Konsultan Perencana, Nama Konsultan Pengawas, Nama Pelaksana (Kontraktor), serta
tanggal, bulan, tahun Proyek dimulai.

Gambar Papan Nama Proyek

• Pengadaan System Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pengadaan sistem keselamatan kerja : kontraktor akan menyediakan Alat Pelindung Diri
(APD), pemadam api ringan (APAR) dan alat P3K untuk proyek ini. System keselamatan
yang diterapkan di proyek ini juga disesuaikan dengan standart, selain itu dilakukan check
harian (dailycheck) terhadap peralatan kerja maupun peralatan keselamatan sebelum
digunakan.

III. RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA


3.1. PEKERJAAN TANAH
3.1 1 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Lingkup Pekerjaan : Galian Tanah pondasi batu kali,dan galian pada jalur pipa
Rencana alat–alat yang digunakan: alat–alat ringan (cangkul, Ganco, Linggis, pengki, sekop)
Rencana material yang didatangkan : -
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :
✓ Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada
saat pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap
orang berhati-hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan
memasuki area galian pondasi.
✓ Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar
pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara
manual, maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/
karung pembuang tanah
✓ Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas tanah
pemilik. Jika tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu dilakukan
pembicaraan apakah galian tanah dapat dibuang sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak
bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan posisi pembuangan supaya dapat
dihindari terjadinya longsoran tanah.
✓ Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap
tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan
pelaksana memeriksa sistim penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan sistem
penumpukan tersebut tidak menghambat proses pengecoran.
✓ Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan
elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus membuat papan
bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali.
Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak menganggu
pekerjaan galian.
✓ Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah.
Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko
runtuhan tanah masuk kembali ke dalam galian pondasi .
✓ Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor harus
menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian
menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air harus
dibuang terlebih dahulu.
✓ Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan
pekerja yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang
membuang tumpukan tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk
menghindari longsoran dimana tanah galian masuk kembali ke dalam.
✓ Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan kembali
ukuran dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar rencana.
✓ Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan siap
dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
✓ Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan/ MK.

Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan galian


pondasi batu belah
Gambar Pekerjaan dewatering
(dilakukan apabila galian
tanah tergenang oleh air)

3.1.3 PEKERJAAN URUGAN PASIR


Lingkup Pekerjaan : urugan pasir bawah pondasi/pasangan, urugan tanah.
Rencana alat–alat yang digunakan: alat–alat ringan (cangkul, Ganco,, pengki, sekop)
Rencana material yang didatangkan: tanah urug, pasir urug
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :

✓ Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi
pengerjaan urugan telah disetujui Pengawas Lapangan.
✓ Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama
pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui
Pengawas Lapangan.
✓ Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan – bahan lain yang mengganggu
dan butiran batu lebih besar dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar
pemadatan berjalan lancar.
✓ Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air
tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan urugan bawah pondasi/pasangan


3.1.4 PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PASIR
Lingkup pekerjaan : Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan,
perataan dan pemadatan, baik tanah maupun urugan
pilihan, sampai dengan mencapai peil yang ditentukan.
Pengurugan kembali lubang-lubang galian lainnya. Dan
semua pekerjaan urugan yang tercantum didalam gambar
beserta pemadatan setiap 20 cm
Rencana alat–alat yang digunakan : Stemper,dll.
Rencana material yang didatangkan : Tanah Urug
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :
Urugan tanah dilaksanakan sesuai spesifikasi dan kebutuhan. Ketebalan Urugan disesuaikan
dengan Gambar Kerja. Untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas
Lapangan.Dasar Urugan harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja, datar
dan dibersihkan dari segala kotoran yang bisa merusak komposisi urugan. Urugan dilakukan
lapis demi lapis dan dipadatkan sesuai ketentuan yang ada sehingga akan tercapai ketebalan
yang sesuai ukuran dan kepadatan yang disyaratkan.

Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Tanah Urug

3.2 PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan strukture Sloof, Kolom, Balok, Plat Dak, dan ring balk.adapun
proses pengerjaannya adalah sebagai berikut :

3.2.1. Pekerjaan Lantai Kerja


Rencana alat–alat yang digunakan : alat–alat ringan (cangkul, sekop, ember, dll)
Rencana material yang didatangkan : Pasir Pasang, semen, split dan air
Durasi pelaksanaan : Sesuai Schedule

Metode Kerja :
Setelah peil galian didapat, kami akan melakukan pengecoran lantai kerja dengan beton Bo hal ini
dimaksudkan agar air tanah tidak naik ke permukaan. Setelah pengecoran selesai dilakukan perataan
(leveling) agar didapat lantai kerja yang rata.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
2. Pengecoran
3. Perataan (leveling)

Gambar Pekerjaan Rabat


3.2.2. Pekerjaan Acuan/ Bekisting

Rencana alat–alat yang digunakan : Gergaji Kayu, Meteran, palu, pensil, dll
Rencana material yang didatangkan : multiplek, balok kayu, paku, minyak bekisting, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :
Untuk bahan begestingnya digunakan papan/multipleks dengan tebal 9 mm. Pekerjaan
begesting/formwork dilaksanakan di work shop kontraktor dan di lokasi kerja. Begesting dibuat
dalam beberapa ukuran modul/segmen sesuai dengan ukuran beton yang akan dicetak.
Penyetelan begesting dilaksanakan tanpa menunggu fabrikasi begesting selesai secara
keseluruhan. Untuk menjaga ketetapan/ke-presisi-an ukuran pengecekan akan terus dilakukan
terutama pada titik–titik lemah sambungan. Agar begesting kuat menahan tekanan dari beton
basah, tekanan akibat pemadatan, dan gaya hidrostatik. Antara begesting luar dan begesting
sisi dalam diberi pengikat dari besi sesuai spesifikasi yang ditentukan. Untuk kolom setelah
penyetelan begesting selesai, sisi luar begesting diberi sabuk dari besi sebanyak tiga tempat
mengelilingi dinding.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Setting/Penyetelan / perangkaian
3. Pembersihan areal kerja
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Fabrikasi
Gambar Bekisting Jadi

A. Pekerjaan Beton Bertulang


Rencana alat–alat yang digunakan : Concrete Mixer, Vibrator, Bar Cutter, bar Bender, air
compressor, alat– alat ringan (cangkul, ember cor,
sekop, Palu, Gergaji, tanggem dll)
Rencana material yang didatangkan : Pasir beton, Batu pecah/split, Semen, Kayu Bekisting,
Paku, Besi Tulangan, Bendrat, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode Kerja :
Pekerjaan struktur beton dibagi dalam 2 bagian :
A. Sub Struktur yang terdiri dari :
1. Footplat
2. Sloof
B. Upper Struktur yang terdiri dari :
1. Kolom
2. Balok dan Plat Lantai
3. Plat Tangga

Syarat Pelaksanaan :
❑ Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
▪ Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.
▪ Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji, sesuai dengan PBI 1971.
NI-2 dan nomor urut yang menerus.
▪ Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat
menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan
lain-lain yang perlu dicatat.
▪ Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, Bab.IV.7. termasuk juga
pengujian-pengujian susut (slump test) dan pengujian-pengujian tekanan.
▪ Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba menjadi tanggung jawab
kontraktor.
▪ Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang, dan
disetujui Pemimpin Proyek.
Berikut adalah urutan pelaksanaan pekerjaan masing-masing struktur :

SLOOF

REQUEST LANTAI
PENULANGAN BEKISTING
PEKERJAAN KERJA

PEMBONGKARAN
PENGECORAN
BEKISTING
KOLOM

REQUEST
PENULANGAN BEKISTING PENGECORAN
PEKERJAAN

PEMBONGKARAN
BEKISTING
BALOK DAN PLAT

REQUEST
BEKISTING PENULANGAN PENGECORAN
PEKERJAAN

PEMBONGKARAN
BEKISTING

❑ Pekerjaan Pembesian
Rencana alat–alat yang digunakan : bar cutter, bar bender, gergaji besi, Kunci besi,
dll
Rencana material yang didatangkan : Besi Tulangan, kawat bendrat dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode kerja
Untuk mengejar target waktu, fabrikasi dilaksanakan di workshop kontraktor dan di
lokasi proyek. Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja yang telah
ada dan daftar pembengkokan besi. Setelah fabrikasi selesai dilanjutkan dengan
merangkai besi di lokasi kerja, Perangkaian besi ini menunggu setelah lantai kerja siap
menerima beban (sudah kering dan mengeras). Dalam beberapa item pekerjaan
pembesian dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan begesting selesai. (misal :
pembesiankolom dapat dilaksanakan tanpa menunggu bekisting sloof selesai).
Pekerjaan pembesian ini juga dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan sebelumnya
selesai. Sebelum pelaksanaan pembesian terlebih dahulu dipersiapkan beton decking
(untuk selimut beton) dengan ketebalan seperti yang telah dipersyaratkan. Setelah
penyetelan pembesian selesai sebelum dilakukan pengecoran, lokasi pengecoran
dibersihkan dengan air sprayer/compressor.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Penyetelan / perangkaian

Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan Pembesian

❑ Pekerjaan Pengecoran
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete Mixer, Silinder uji beton, Kerucut
Abrams, vibrator, alat bantu lainnya.
Rencana material yang didatangkan : Pasir beton, Batu pecah/split , Semen.
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode kerja
Sebelum pengecoran dilakukan harus diajukan ijin pengecoran minimal 2 hari sebelum
pengecoran, dan juga harus sudah mendapat persetujuan dari direksi baik untuk
penulangan maupun kekuatan begestingnya.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran akan dilakukan percobaan pendahuluan
(trial test) atas Silinder beton agar mutu hasil pekerjaan beton yang dikehendaki. Untuk
menentukan kadar air dalam adukan beton, sebelumnya dilakukan percobaan dengan
kerucut Abrams (slump beton).
Jika lokasi pengecoran berada di lantai dua maka dipakai concrete mixer truck dan
adukan beton dituang ke lokasi pengecoran dengan menggunakan concrete pump.
Pada pelaksanaan pengecoran, lokasi kerja harus dalam keadaan bersih. Untuk itu
sebelum dicor lokasi kerja dibersihkan lagi dengan compressor sehingga lokasi
pekerjaan benar–benar bersih. Sebelum pengecoran dilaksanakan lokasi kerja (lantai
kerja dan begesting) dibasahi dengan air. Saat pengecoran berlangsung dilakukan
penggetaran adukan beton dengan menggunakan vibrator sehingga didapatkan beton
yang padat dan tidak keropos. Yang perlu diperhatikan pada saat penggetaran, selang
vibrator tidak boleh mengenai tulangan beton karena bisa mengakibatkan terpisahnya
agregat kasar dengan agregat halus. Setelah pengecoran selesai dilanjutkan dengan
perataan beton. Curing beton dilakukan dengan cara menyiram air dan atau menutup
dengan karung-karung basah untuk menjaga pengeringan yang mendadak.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mencapai kekuatan khusus yang cukup
untuk memikul 2x beban sendiri atau minimal 21 hari. Perawatan beton dilaksanakan
begitu beton sudah agak kering.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Pembersihan lokasi kerja
2. Pengecoran
3. Penggetaran
4. Perataan
5. Perawatan

Syarat Pelaksanaan :
• Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
✓ Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang
dibuat.
✓ Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji,
sesuai dengan PBI 1971. NI-2 dan nomor urut yang menerus.
✓ Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code
yang dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan
adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.
✓ Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971,
Bab.IV.7. termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump
test) dan pengujian-pengujian tekanan.
✓ Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba
menjadi tanggung jawab kontraktor.
✓ Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium
yang berwenang, dan disetujui Pemimpin Proyek.
Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pengecoran dan penggetaran :

Gambar Pembuatan Gambar Hasil Uji


Benda Uji Slump test
3.3. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
3.3 1. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH
Lingkup pekerjaan : Pasangan batu kosong/anstamping, Pasangan batu belah 1 :
4
Rencana alat–alat yang digunakan: concrete mixer, Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu
lainnya.
Rencana material yang didatangkan: Batu belah, pasir pasang, semen.
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule.

Metode Kerja :

✓ Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
✓ Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau
kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang
pondasi.
✓ Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm,
disiram dan diratakan.
✓ Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan
bahan setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang
mempengaruhi kualitas.
✓ Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 6 pasir.
✓ Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga tidak
ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.

Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan Pondasi batu belah


3.3.2. Pas. Dinding Batu Bata (1 Bata)
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu
lainnya
Rencana material yang didatangkan : campuran Pasir, Semen, Batu Bata
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

Metode Pelaksanaan:
- Pasangan yang dimaksud adalah pasangan rolag batu bata.
- Pasangan batu bata merah tebal 1 dengan adukan 1Pc : 5 Ps Beton
- Bagian – bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas.
- Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
- Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1
hari untuk pasangan berikutnya.

3.3.3. Pas. Dinding Batu Bata (1/2 Batu)


Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu
lainnya
Rencana material yang didatangkan : campuran Pasir, Semen, Batu Bata
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

Metode Pelaksanaan:
Batu bata yang akan dipasang, harus direndam dalam air hingga jenuh, dan sebelum dipasang
bebas dari segala macam kotoran. Cara pemasangannya harus lurus tegak serta batu bata yang
pecah tidak boleh melebihi 5%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari satu meter
tingginya.
Untuk pasangan ½ (setengah) batu yang luasnya melebihi 10 m2 harus diberi kerangka penguat
berupa kolom praktis dengan pembesiannya sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari dan pasangan
tidak boleh ditrobos perancah. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin
pengaduk, adukan dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan
pengawas. Tempat adukan harus dialasi dengan kayu atau bahan lain yang tahan air.
Semua dinding tembok untuk ketinggian 3,65 meter, harus dipasang balok latai beton bertulang
dengan
mutu sesuai spesifikasi yang ditentukan.

Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pemasangan bata :

Gambar Proses Pemasangan Batu


Bata
Urutan Pekerjaan :

3.3.3. Plesteran dan acian


Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer, Cangkul, Jidar, Cetok, dan alat batu
lainnya
Rencana material yang didatangkan : Pasir dan Semen
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule
Metode Pelaksanaan:
Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran setelah disiram dengan air,
sebelum kepala plesteran (klabangan) semua plesteran dengan ketebalan sesuai spesifikasi
yang ditentukan. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish. Selama proses
pengeringan plesteran harus disiram air selama 7 hari berturut-turut agar tidak terjadi retak-
retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat.
Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, campuran dengan tangan
hanya boleh dilaksanakan atas anjuran Konsultan Pengawas. Pengadukan harus dialasi dengan
papan atau bahan lainnya.
Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus permukaan beton perlu dikasarkan/dikaprot
terlebih dahulu dengan campuran sesuai spesifikasi yang ditentukan dengan ketebalan lebih
kurang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok atau dikapur, maka penyelesaian terakhir
harus digosok dengan ampelas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan
diplester harus dibuat kasar dulu, dengan cara dibeteli agar plesteran dapat merekat.
Plesteran Ciprat (camprotan)
- Spesi untuk plesteran adalah 1pc : 3 ps beton
- Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering
dan tidak retak - retak.
- Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2cm dan tidak kurang dari 1cm.
- Hasil akhir dari pekerjaan plesteran ciprat adalah permukaan yang tetap kasar, karena tanpa
danya lapisan penutup atau lapisan acian.
Pembuatan Tali Air
- Pekerjaan tali air dibuat dengan ukuran 1 cm lebih dalam dari permukaan plesteran dan
acian.
- Pekerjaan tali air harus rapi dan lurus baik secara vertikal maupun horisontal
- Pekerjaan tali air harus difinishing acian sehingga tidak terjadi rembasan air yang dapat
merusak komposisi plesteran dinding.
Profilan
- Yang dimaksud dengan profilan yaitu plesteran dengan finishing acian dan pabrikasi
menggunakan beton pracetak atau GRC.
- Sebelum pekerjaan profilan dilakukan, bidang - bidang yang akan profilan harus
dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar profilan tidak cepat kering
dan tidak retak - retak.
- Adukan untuk profilan harus benar - benar halus sehingga profilan tidak terjadi pecah -
pecah.
- Profilan supaya digosok berulang - ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga tidak
terjadi retak - retak dan pecah dengan hasil halus, rata.
Pasang GRC
- Grc yang digunakan harus berkualitas baik dan harus melalui persetujuan direksi /
konsultan pengawas.
- Posisi penggunaan materail Grc harus disesuaikan dengan gambar rencana.
- Bentuk dan motif Grc harus disesuaikan dengan gambar rencana atau sesuai dengan
persetujuan direksi / konsultan pengawas.

Ilustrasi pekerjaannya sebagai berikut :


Gambar Pekerjaan Plesteran

Gambar Urutan Pekerjaan


Plesteran Plesteran

INSTALASI PLUMBING
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua peralatan/material
seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dan
peralatan/material yang kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat
diperoleh sistim instalasi air bersih dan instalasi air kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba. dan
disetel dengan teliti siap untuk dipergunakan.

Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING INDONESIA
1979.
- Pemasangan pipa untuk system air bersih sesual dengan gambar.
- Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa tegak air kotor
maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa vent tegak.

Bahan/Material
- Pipa-pipa sesuai spesifikasi
- Sambungan-sambungan
- Peralatan sanitair
- Bahan perekat, klem, dudukan, penggantung, dan asesories lainnya
Sebelum dilakukan pemasangan, menyerahkan contoh-contoh (sample) dari bahan/material
yang akan dipasang kepada pengawas/Direksi untuk disetujui.

1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih


Pemasangan
- Menyiapkan persetujuan material, ijin pasang, shop drawing.
- Menyiapkan material dan peralatan.
- Menentukan titik-titik pemasangan.
- Mulai pekerjaan, sesuai dengan gambar rencana, dan ketentuan yang berlaku.
- Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
- Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran-kotoran yang melekat
- Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water moer
(union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
- Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan dop/plug atau
blank flanged
- Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom atau
dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat (klem).
- Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
- Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga tersebut
harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan melengkung apabila katup
tersebut dilepas.
- Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8 kg/cm2
dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/naik serta tidak terjadi
kebocoran
- Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannaya ditanggung oleh pemborong
- Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada tempat-tempat
yang terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
- Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abuabu
- Pipa air hujan dengan warna putih
- Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian sistim
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/I Chloor dan didiamkan selama
24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.

2. Pekerjaan Pengujian Instalasi


a. Instalasi Air Bersih
• Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
• Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa motor dan alat ukur
tekanan (pressure gauge)
• Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi bangunan.
Pengetesan dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal 50 meter
atau atas petunjuk Pengawas/Direksi
• Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan, kran yang
berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup dengan plug sesual dimensi kran
• Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge menunjukkan
tekanan 8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
• Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus menerus (atau atas petunjuk
pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali akibat perubahan cuaca
• Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan per-jam
maupun keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
• Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa diisi larutan yang
mengandung 50 mg Chloor/lIter, dan didiamkan selarna 24 jam. Setelah itu pipa instalasi
dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa. chloor 2 mg/I

V. MOBILISASI PERALATAN
Demi kelancaran PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA CIBALUNG KEC.
CIMANGGU kami akan mendatangkan dan mempersiapkan alat-alat bantu kerja yang berada di
lapangan secara penuh seperti tabel dibawah ini :

No
Uraian Jumlah Asal Keterangan

1 Dump Truck 2 Unit Stand by di lokasi proyek


Cilacap

Stamper Stand by di lokasi proyek


2 1 unit Cilacap

Waterpass 1 unit Stand by di lokasi proyek


3 Cilacap

Theodolite 1 unit Stand by di lokasi proyek


4 Cilacap

Truck Mixer 1 unit Stand by di PT. Adhimix


5 Cilacap

Genset 1 unit Stand by di lokasi proyek


6 Cilacap

Concrete
3 Unit Stand by di lokasi proyek
7 Mixer Cilacap

VI. MOBILISASI BAHAN / MATERIAL

Untuk menjamin mutu dan kualitas barang/material dan ketersediaan serta mobilisasinya di
lapangan maka sesuai kebijakan CV. SINAR KARYA BUANA perlu adanya seleksi dan evaluasi
pada para calon distrubutor/ supplier
6.1. Penentuan Supplier Baru
• Maksud
Untuk memastikan bahwa supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.

• Uraian Prosedur
A. Pemilihan Supplier Baru
a. Setiap supplier baru harus dilakukan seleksi untuk memastikan bahwa supplier
tersebut dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Bagian pembelian akan mencari data mengenai supplier tersebut mengenai Mutu
Produk / Jasa yang dihasilkan, Harga Jual dan waktu Pengiriman dan lainnya dengan
menggunakan formulir Seleksi Supplier.
c. Berdasarkan data yang ada, bagian pembelian bersama-sama dengan pihak/ bagian
lain yang terkait akan meninjau untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan
atas kriteria persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Jika diperlukan, bagian pembelian akan meminta contoh produk dari supplier untuk
dilakukan pengujian/ inspeksi.
e. Untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat memenuhi persyaratan yang ada,
bagian pembelian bersama-sama bagian terkait dapat melakukan negosiasi dengan
pihak supplier.
f. Peninjauan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan evaluasi supplier diatas dan
hasilnya dicatatkan dalam lembar evaluasi supplier dengan mencantumkan data-data
supplier yang ditinjau serta hasil kesimpulan dari peninjauan yang dilakukan.
g. Berdasarkan hasl peninjauan tersebut, maka Bagian Pembelian akan menentukan
apakah supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
h. Bagian pembelian akan memberitahukan supplier yang terpilih kemudian melakukan
proses pembelian sesuai dengan Prosedur Pembelian yang ada serta memasukkan
data supplier tersebut kedalam Daftar Supplier.

B. Evaluasi Supplier
a. Evaluasi supplier dilakukan secara periodik setiap 1 (satu ) tahun sekali oleh bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir Evaluasi Supplier.
b. Evaluasi dilakukan terhadap supplier yang tercatat dalam Daftar Supplier dengan
melihat catatan pembelian dan penerimaan barang dari supplier yang ada.
c. Penilaian dilakukan dengan kriteria :
d. Mutu produk/ jasa yang diterima sesuai dengan spesifikasi, berdasarkan hasil
pemeriksaan yang dilakukan QC atau pihak yang ditunjuk ataupun bukti lain seperti
sertifikat produk atau hasil uji/ tes produk dari supplier.
e. Harga yang diajukan supplier sesuai dan dapat disetujui oleh perusahaan.
f. Waktu pengiriman, yang sesuai dengan jadwal.
g. Waktu pembayaran, yang disepakati oleh kedua belah pihak.
h. Pelayanan, yang diberikan oleh supplier.
i. Kecepatan penanganan keluhan.Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian
terhadap kriteria tersebut diatas dengan nilai BAIK atau CUKUP atau KURANG,
dan kemudian menjumlahkan nilai dari masing-masing penilaian.
j. Supplier dinyatakan lulus evaluasi/ memenuhi syarat jika hasil penilaianya tidak
memiliki nilai KURANG untuk semua nilai yang ada.
k. Penilaian akan dicatatkan pada lembar Evaluasi Supplier yang mencantumkan data-
data supplier dan hasil penilaian serta kesimpulan yang diambil.
l. Supplier yang dapat memenuhi hasil penilaian pada point diatas akan digunakan
kembali untuk periode berikutnya dan dimasukkan dalam data Supplier.
m. Sedangkan supplier yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut tidak akan
dipergunakan untuk periode berikutnya dan dikeluarkan dalam data Supplier.
n. Berdasarkan data Evaluasi Supplier ini akan dikeluarkan satu daftar supplier yang
baru yang telah lulus evaluasi.

7.1. Pembelian Bahan Material


Sedangkan untuk cara pemesanan dan pembelian sesuai manajemen CV. SINAR KARYA
BUANA adalah sebagai berikut

Skema pemesanan dan pembelian sesuai gambar di bawah ini :

Pelaksana
Keterangan :

Spb = surat
sp
permintaan
b tid barang
Logistik ak
p.o. = purchase
order
Site
manager

ya

Logistik

p.o

Suplier

• Lingkup
Meliputi seluruh personil dan bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian jasa dan
material.

• Uraian
A. Pelaksana mengajukan permintaan barang (SPB) kepada bagian pembelian / logistik.
B. Bagian pembelian dengan persetujuan Site manager meminta acc kepada Project
Manager.
C. Bagian pembelian / logistik mencari dan melakukan seleksi supplier.
D. Bagian pembelian / logistik membuat PO (Purchase Order)
E. Bagian gudang / logistik memeriksa apakah kualitas dan spesifikasi sesuai dengan
pesanan. Jika sesuai maka material atau alat dari supplier akan diterima dengan
menggunakan form penerimaan material.
F. Staff logistik mencatat material yang diterima ke dalam buku gudang.
G. Bagian pembelian menyerahkan nota pembelian kepada bagian keuangan, untuk
diproses pembayaran.

VII. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN


Setelah masa pelaksanaan pekerjaan selesai dan telah diserahterimakan, kami akan tetap memelihara
hasil pekerjaan tersebut, sehingga pada akhir masa pemeliharaan tetap baik.
A. Pembenahan tetap terus dilakukan untuk menyempurnakan finishing hasil pekerjaan misalnya
pengecatan, plesteran, kebocoran genteng dan pembersihan ruangan atau hal – hal lain yang
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pada waktu pelaksanaan.
B. Pelayanan (service) apabila ada keluhan atau compalin dari pengguna maka dalam waktu 2 x 24 jam
kami akan datang ke lokasi ( response time 48 jam ) sejak keluhan atau complain dari pengguna
kami terima
C. Pengecheckan berkala setiap 1 bulan sekali yang meliputi :
o Kebocoran-kebocoran baik dari hujan maupun instalasi pipa
o Listrik
D. Rapat secara berkala setiap 1 bulan sekali untuk membahas keluhan-keluhan yang timbul
E. PHO PHO atau penyerahan pertama dilakukan setelah pekerjaan selesai kemudian diadakan
pemeriksaan pekerjaan oleh Tim Pemeriksa. Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi
Administrasi dan dibuat Berita Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan pertama kali ( PHO ),kemudian masih ada masa pemeliharaan
dimana akan direncanakan dalam masa pemeliharaan tersebut yaitu dengan :
o Mengadakan perbaikan-perbaikan pada bangunan yang pengerjaanya kurang sempurna dan
ada kerusakan
o Merencanakan perawatan terhadap bangunan tersebut selama masa pemeliharaan

Sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya, maka dalam rangka persiapan penyerahan
langkah – langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
• Finishing
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan merapikan atau menempatkan pekerjaan pada posisi yang
sebenarnya diantaranya adalah merapikan cat dinding, plesteran, pembersihan bangunan, dll.
• As Built Drawing
Sementara pekerjaan perapian dilaksanakan, pekerjaan asbuilt drawing dilaksanakan dengan
berpedoman pada gambar pelaksanaan (shop drawing) sambil konsultasi dengan Direksi
• Dokumentasi 100%
Setelah pekerjaan benar-benar selesai, pekerjaan dokumentasi untuk 100 % dilaksanakan dengan
pengambilan 3 (tiga) arah dalam 1 (satu) titik lokasi
• Mutual Check 100
Mengadakan mutual check 100 (MC 100 %) antara penyedia jasa dengan pengguna jasa, untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan sesuai dengan gambar terpasang
F. FHO
FHO atau penyerahan Pekerjaan Untuk Terakhir kalinya dilakukan setelah pekerjaan
pemeliharaan selesai kemudian diadakan pemeriksaan pekerjaan oleh Tim Pemeriksa.
Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi Administrasi dan dibuat Berita Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan untuk terakhir kalinya kali ( FHO ), pekerjaan yang diserahkan telah
disempurnakan untuk dapat diserahkan ke pihak pengguna sesuai dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya.

VII. MANAJEMEN MUTU

Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu
pekerjaan dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.
Skemanya sebagai berikut :

INCOMING FINAL
INPROCESS
INSPECTION INSPECTION
INSPECTION
(Pengendalian (Pengendalian pada
(Pengendalian pada
pada awal akhir pekerjaan)
masa pelaksanaan
pekerjaan utama
pekerjaan utama)
dan kedatangan
bahan
Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis pekerjaan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Kriteria Penerimaan / Pengendalian Mutu Pekerjaan

1. INCOMING INSPECTION
ALAT
CARA
KRITERIA / TOLERANSI FREKUENS YANG
JENIS PEMERIKSA
STANDAR PENERIMAAN I DIGUNAK
AN
AN
Tidak berkarat, Jika berkarat tidak
mutu disesuaikan mengurangi dia Setiap
Besi Visual, baca kedatangan, Milsheet,
barang yang besi dan karat
beton millsheet,diuku random meteran
datang, panjang 12 tidak berbentuk
r
m serpihan ± 1 cm
Semen belum
Visual,
mengeras, kantong Setiap
Semen dipegang
zak tidak rusak kedatangan

Jenis kayu dan


Ukuran sesuai Panjang ± 2.5 cm,
kebutuhan, tidak untuk lebar/tebal Setiap meteran
Kayu Visual, Diukur
busuk, tidak ± 2 mm kedatangan
dimakan binatang,
lurus
Tajam, Tidak
menggumpal jika
Visual, Kandungan
digenggam, tidak Setiap
Pasir Dipegang tanah/lumpur
mengandung kedatangan
maks 5%
banyak kandungan
lumpur/tanah

2. INPROCESS INSPECTION
ALAT
CARA TOLERANSI
KRITERIA / FREKUENS YANG
JENIS PEMERIKSA PENERIMA
STANDAR I DIGUNAKA
AN AN
N
Ukuran dan
jumlah besi
tulangan utama
sesuai gambar,
Pada saat
jarak beugel
Pembesian penulangan
sesuai Meteran,
kolom Visual, diukur dan sebelum
gambar,ketebalan visual
balok pengecoran
beton decking
sesuai gambar,
ikatan kawat
bendrat harus
kuat
Ukuran dan letak
Pekerjaan sesuai gambar
pasangan Cek, diukur, Maksimal 1 Setiap as Meteran, siku,
kerja, lurus, siku,
batu bata visual cm bangunan unting- unting
spesi tebal 20
mm,
Setiap
Untuk ready mix Disesuaikan
Check mutu sebelum Silinder/Kubu
selalu check dengan mutu
meton, slump, pengecoran s untuk benda
campuran saat di beton pada
Pengecoran dan untuk dilakukan uji, kerucut
batching plant, RKS, dan
Project mix untuk slump abrams,
check slump, buat slump yang
check ukuran dan benda uji meteran
benda uji telah
campuran tiap 5 m3
ditentukan

3. FINAL INSPECTION
KRITERIA
CARA TOLERANSI ALAT YANG
JENIS / FREKUENSI
PEMERIKSAAN PENERIMAAN DIGUNAKAN
STANDAR
Sistem
Testing Visual Akhir
berjalan Visual
comisioning pemasangan
dengan baik
Fisik hasil Jika terjadi
cor kolom pecah siku tidak
Pengecoran Visual tidak pecah sampai Akhir Visual
kolom / & retak, mengurangi bongkar
balok hasil mulus decking / terlihat begesting
MANAJEMEN MUTU
Sedangkan untuk system manajemen mutu dapat kami jelaskan dalam bentuk flow chart sebagaimana tersaji dalam lembar berikut ini

Pengawasan Rekanan
Konstrussi
Pelatihan Pelatihan
pengawasan rekanan

Kemampuan Kemampuan
pengawasan rekanan

Pengalaman Pengalaman
Pengawasan Rekanan
Ijin PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Persetujuan Pelaksanaan
Shop Drawing Pekerjaan PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Tidak Tidak

Persiapan dan Penandaan Pekerjaanpekerjaan Hasil


Inspeksi Inspeksi Finishing Serah
Mulai Pembersihan dan Survei Konstruksi Pekerjaan Ya Ya FINISH
internal External Terima
Lokasi Lokasi pekerjaan
Akhir

Persetujuan Persetujuan
Material Metode Kerja

Acuan Rekanan
Konstrussi
Prosedur ISO Spesifikasi kerja

Check list Metode kerja

Konstruksi kerja Material, alat


b. RENCANA MUTU KONTRAK
❑ DEFINISI
Rencana Mutu Kontrak (RMK) merupakan panduan dalam pengendalian kegiatan yang
terjadi di proyek agar sesuai dengan syarat mutu yang ditetapkan baik oleh perusahaan
maupun oleh pihak yang terkait.
❑ KEBIJAKAN MUTU
Dengan penerapan sistem Manajemen Mutu yang baik dan benar serta didukung oleh
tenaga kerja yang telah berpengalaman di bidangnya maka akan didapatkan hasil
produksi yang sesuai dengan standar persyaratan yang berlaku, sehingga kepuasan
pengguna jasa adalah merupakan tujuan utama.
❑ SASARAN MUTU
Penggunaan tenaga kerja yang berpengalaman dan profesional serta bahan-bahan yang
sesuai dengan standar persyaratan akan menghasilakan produk yang sesuai dengan
syarat mutu yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa .
❑ PROSES UTAMA / INTI

PROSES INTI

COSTUMER COSTUMER
KONTRAK OPERASIONAL
REQUIRMENT SATISFACTION

1. Survey Pasar 1. Persiapan 1. Perencanaan


2. Persiapan PQ Kontrak 2. Persiapan
3. Pasca PQ 2. Addendum 3. Pengadaan
4. Persiapan Kontrak Resources
Tender 4. Pelaksanaan
5. Pasca Tender Program
5. Inspeksi &

PROSES PENDUKUNG

Pengadaan Keuangan Perenc. & Pengendalian Administrasi


Logistik Pengembangan Sistem Mutu dan SDM
RENCANA MUTU

PROSES KONTRAK

Keputusan
PENERIMAAN Dokumen Lelang PENINJAUAN MENYIAPKAN
Menawar
DOKUMEN LELANG DOKUMEN LELANG DOKUMEN
PENAWARAN

MENYIAPKAN DOKUMEN PEMASUKAN


KONTRAK
KONTRAK DOKUMEN PENAWARAN

Dokumen
Surat
Penawaran
Keputusan
Terseleksi
Pemenang

EVALUASI
PENAWARAN OLEH
PENGGUNA JASA

REFERENSI DOKUMEN : Keterangan :


1. Prosedur Persiapan Tender : Proses berikutnya
2. Prosedur Pasca Tender
3. Prosedur Persiapan Kontrak : Kegiatan
4. Prosedur Addendum Kontrak
INSPEKSI FISIK EKSTERN

INSPEKSI FISIK OLEH EKSTERN

Tidak
Ijin Inspeksi?

SM Kontraktor

Melaporkan Pekerjaan Siap di Inspeksi

SM (Site manajer) Kontraktor

Check List Request


Melaksanakan Inspeksi
ITP
SM + Staff Ahli + Direksi Lap. + Konsultan

Ya Melaporkan Pekerjaan Siap


Ada Deviasi? di Inspeksi
SM + Staff Ahli + Direksi Lap + Site manajer
Konsultan

Tidak

Pengesahan Bukti-Bukti Pelaksanaan Inspeksi Lampirkan Check List

SM + Staff Ahli + Direksi Lapangan + Konsultan Check List Request

Penyimpanan Bukti-Bukti Pengesahan


Inspeksi

Site Manajer

INSPEKSI EKSTERN SELESAI


PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONTRAK (RK3K)
Pelaksanaan PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA LIMBANGAN KEC.
WANAREJA diharapkan berjalan lancar dengan memperhatikan faktor-faktor keselamatan pekerja
dan keamanan pekerjaan agar semua berjalan sesuai rencana. Unsur keselamatan dan keamanan ini
tidak lepas dari beberapa faktor yang terkait, antara lain adalah :
Peralatan/ Perlengkapan
Perlengkapan yang dimaksud adalah perlengkapan kesehatan dan keamanan yang bersifat kontinyu dan
selalu ada di proyek, seperti :
• Alat pemadam kebakaran api ringan (APAR)
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Helm, Safety belt, Safety Shoes, Masker, Kotak P3K

1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan (APAR) selalu tersedia di lokasi pekerjaan, ditempatkan di lokasi yang
mudah terlihat dan mudah dijangkau. APAR di tempatkan di lokasi pekerjaan dengan tingkat resiko
kebakaran tinggi.

2. Rambu-rambu K3

Rambu K3 dipasang di lokasi yang mudah terlihat, sehingga semua personil proyek, direksi dan
pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti tingkat bahaya yang akan
timbul bila tidak memakai APD.

3. Instruksi-instruksi Keselamatan Kerja

Instruksi keselamatan kerja berbentuk symbol atau peringatan kepada semua personil proyek, direksi
dan pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti, kemana arah yang aman
untuk menyelamatkan diri, apabila terjadi bahaya/kecelakaan di lokasi pekerjaan.

4. Sarana Penunjang

Semua sarana penunjang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan semua personil proyek, direksi
dan pihak lain yang berhubungan dengan proyek selama proyek berlangsung

5. Helm, Safety Belt, Safety Shoes, Masker, Kotak P3K

Alat Pelindung Diri (APD) harus selalu ada dan dipakai untuk melindungi keselamatan para pekerja
ataupun yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.

Lokasi Pekerjaan
1. Kerapian dan keamanan lokasi proyek atau lokasi pekerjaan harus selalu terpantau. Diharapkan ada
petugas keamanan atau jaga malam yang selalu siap berada di lapangan/lokasi kerja. Petugas jaga
atau keamanan dibekali dengan alat pendukung kerjanya agar supaya bisa selalu berkoordinasi
dengan atasan atau yang berwenang dalam lingkungan pekerjaan (koordinator pekerjaan).
2. Untuk menghindari hal lain dalam hal keselamatan kerja, selama waktu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, pekerja ataupun pelaksana pekerjaan dilarang merokok ataupun menyalakan sesuatu yang
berpotensi menimbulkan kebakaran.
Mekanisme
Semua pekerja dan pelaksana pekerjaan akan selalu di monitor setiap waktu untuk mengetahui situasi
kerja dan pengaturan pekerjaan. Dan setiap pekerja diwajibkan selalu menggunakan peralatan
keselamatan sesuai masing-masing pekerjaannya. Kantor lapangan diharapkan mengadakan mobilisasi
kesehatan apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan. Dan tentunya pelaksana pekerjaan sudah
mengikutsertakan keselamatan kerja pada asuransi tenaga kerja, sehingga dalam hal ini tidak ada pihak
yang merasa dirugikan.
Diharapkan dengan diterapkannya sistem ini, keselamatan, keamanan dan kelangsungan pelaksanaan
pekerjaan bisa berjalan sesuai waktu pelaksanaan dan meminimalkan tingkat kecelakaan kerja di lokasi
pekerjaan. Untuk permasalahan yang mungkin timbul dilapangan yang tidak bisa diselesaikan , maka
kami akan meminta petunjuk kepada Direksi Pekerjaan untuk mengatasi kemungkinan tersebut.

1. KEBIJAKAN K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Mematuhi persyaratan, Undang–Undang dan ketentuan lainnya yang relevan terkait dengan masalah
K3.
2. Berusaha mengendalikan resiko K3 untuk menekan kecelakaan kerja.
3. Melakukan peningkatan perbaikan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Perlengkapan
1. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama
penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari bendabenda keras dab
tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan
sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya
berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-menerus dapat
mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.

2. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah
merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar
benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya
yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material
konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja
untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri
sendiri.
3. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-
pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi
proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka
selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang
dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul
masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.

4. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja
konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan
dimana-mana tanpa terluka oleh bendabenda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari
bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau
tertimpa benda dari atas.

5. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau
serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu
berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata
perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata
adalah mengelas.

6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian
tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau
safety belt. Fungsi utama tali pengaman ini dalah menjaga seorang pekerja dari
kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan
tower/ gedung bertingkat.

7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh
mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya
buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini.

8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat
kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai
sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari
kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu.

9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan
penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi
pertimbangan utama.
10. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Apabila terjadi kebakaran di lokasi kerja, segera dilakukan tindakan dengan
memadamkan alat pemadam ringan sebagai tindakan awal. Jika tidak memadai, segera
hubungi Pihak pemadam kebakaran.

11. Rambu dan Petunjuk Safety


Pekerjaan ini dilakukan di awal dan selama proses pekerjaan berlangsung. pelaksanaan
pekerjaan. Rambu dan petunjuk dipasang pada lokasi dimana rambu dimaksud dan
berguna sebagai Tanda / peringatan para pekerja atau pihak lain.

14. Jalur Evakuasi


Pada proses pekerjaan berlangsung, dipasang tanda jalur evakuasi bila terjadi masalah
yang membahayakan jiwa pekerja. Tanda dipasang pada lokasi yang mudah dibaca dan
dimengerti oleh pekerja

2. PERENCANAAN

1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya


JENIS/TYPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO
No JENIS BAHAYA &
PEKERJAAN RISIKO K3

2 Mengoperasikan Genset Luka berat di tangan a) Pasang pagar pengaman

Luka bakar b) Matikan mesin selama perawatan


c) Siapkan APAR
Sesak nafas

3 Menggergaji Luka tergores a) Memakai sarung tangan


b) Pelindung putaran alat terpasang
Luka ringan
c) Memastikan alat dlm kondisi baik
sebelum digunakan
5 Menggali tanah Longsor a) Memakai alat pelindung kepala
(Safety Helmet)
Tertimbun tanah
b) Memakai Safety Shoes
Cacat/hilang dari kerja c) Membuat sheet pile disekitar
galian yang rawan longsor
Kematian

6 Protection construction Tertimpa a) Melakukan ceklist tiap hari


sebelum digunakan
Cacat/hilang dari kerja
b) Menggunakan Jaring pengaman
Kematian a)
7 Trafic Management Terjadi kebakaran a) Dilarang Merokok
b) Dilarang melintas
Cacat/hilang dari kerja
c) Dilarang parkir
Kematian d) APAR
e) Wajib memakai helm
a) Memakai kaos tangan
b) Wajib memakai safety belt
c) Wajib memakai safety shous
d) Wajib memakai penutup telinga
e) Wajib memakai topeng las
f) Dilarang berhenti
g) Dilarang membuka panel

2) SASARAN K3 dan PROGAM K3


Sasaran K3 :

a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing

Program K3 :

a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster,
Pagar pengamar, Jaring pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Perencanaan Safety Plan
✓ Membuat daftar material yang memerlukan penanganan khusus
✓ Membuat daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
✓ Membuat daftar tenagakerja yangmemerlukan keahlian khusus
✓ Membuat identifikasi sumber bahaya dan cara pencegahannya
✓ Membuat Project Plan K3
✓ Membuat program kebersihan dan Slogan 5R (RINGKAS, RESIK, RAPI, RAJIN, RAWAT)
Organisasi K3

Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan

Penanggung jawab K3

P3K
Emergency Kebakaran

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


MOTTO
AWALI DENGAN SEMANGAT, AKHIRI DENGAN SELAMAT

SAFETY SYMBOL

DILARANG MEROKOK WAJIB MEMAKAI


LINTASAN BAHAYA
PELINDUNG
AREA WAJIB MAMAKAI LINTASAN TOWER
DILARANG MEMBAKAR HELM PROYEK CRANE

AREA WAJIB MEMAKAI


DILARANG MELINTAS MUDAH TERBAKAR
KAOS TANGAN

AREA WAJIB MEMAKAI HATI - HATI


DILARANG MELINTAS SAFETY BELT

AWAS TEGANGAN
APAR AREA WAJIB MEMAKAI
LISTRIK
SAFETY SHOES
AREA AMAN KONDISI
AREA WAJIB MEMAKAI
P DILARANG PARKIR MASKER MUSTER
DARURAT

AREA WAJIB MEMAKAI KLINIK PENGOBATAN


S DILARANG BERHENTI PENUTUP TELINGA
ARAH AMAN
DILARANG MEMBUKA AREA WAJIB MEMAKAI KEBAKARAN
PANEL TOPENG LAS
SCHEDULE KEGIATAN K3 :

NO JENIS KEGIATAN FREKUENSI PENANGGUNG JAWAB

1 SAFETY PATROL SETIAP HARI PETUGAS K3

2 PENGECHECKAN SETIAP SEBELUM PETUGAS K3


KONDISI SCAFOLDING DIGUNAKAN DAN SETIAP 1
DAN PERANCAH MINGGU SAAT DIGUNAKAN

3 PENGECHECKAN SETIAP HARI SEBELUM PETUGAS K3


KONDISI MESIN-MESIN DIGUNAKAN
KERJA

4 PENGECHECKAN SETIAP 6 BULAN PETUGAS K3


KONDISI APAR

5 PENGECHEKAN SETIAP HARI SEBELUM PETUGAS K3


KONDISI DIGUNAKAN
PERLENGKAPANDAN
ALAT KERJA

6 PENGECHECKAN SETIAP SEBELUM PETUGAS K3


KONDISI APD DIGUNAKAN STELAHNYA
SETIAP BULAN

7 MEDICAL CHECK UP SETIAP ADA KARYAWAN PETUGAS K3


BARU DAN SETELAHNYA
SETIAP 1 TAHUN

RENCANA MASA PEMELIHARAAN


Sebelum penyerahan pekerjaan 100 (seratus) %, kami akan melaksanakan pekerjaan–pekerjaan
yang belum sempurna (finishing) dan pembersihan lokasi pekerjaan, kemudian kami akan melaksanakan
Funch List semua item pekerjaan bersama–sama dengan Tim Direksi. Dalam masa pemeliharaaan atau
perawatan ditempatkan beberapa tenaga yang bertugas merawat intalasi juga disediakan matrial utama,
tenaga ini bertugas memantau bila ada kerusakan kecil yang dapat secara langsung ditangani atau dengan
mendatangkan tenaga ahli dibidangnya, dengan biaya yang ditanggung oleh pelaksana. Kami akan
melakukan pemeliharaan atas kerusakan–kerusakan pekerjaan pada semua item pekerjaan selama masa
pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan
pertama (PHO).

PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara tenaga manusia (
metode padat karya ) dengan peralatan ( metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan
digunakan, ini sangat tergantung pada kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau
peralatan ), apakah memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau
peralatan atau kombinasi antara keduanya ( t. kerja dan peralatan ).Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan
oleh masyarakat umumnya adalah kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan
disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang
mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran waktunya lebih mendekati
kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat jenis kegiatan tertentu yang sulit
dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan
peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib
menyiapkan dan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi
fisik maupun keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto
dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien
dan efektif, setiap penanggung jawab kegiatan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.

Demikian metode pelaksanaan yang kami buat, agar pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan dan
PENGEMBANGAN JARINGAN PERPIPAAN DESA LIMBANGAN KEC. WANAREJA tahun 2019
dapat selesai tepat waktu dan mempunyai mutu yang terkontrol serta sesuai dengan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Metode
Pelaksanaan ini, untuk itu kami sangat menerima saran dan kritik agar dapat menyempurnakan Metode
Pelaksanaan ini dan mengaplikasikannya di lapangan jika kami terpilih sebagai pemenang.

Cilacap, 22 Mei 2019


Kontraktor Penawar
CV. SINAR KARYA BUANA

…………………………
Direktur

Anda mungkin juga menyukai