Anda di halaman 1dari 46

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS OBWIS

PANTAI KARANGBOLONG

LOKASI : KABUPATEN KEBUMEN

TAHUN ANGGARAN : 2017


METODE PELAKSANAAN

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Waktu penyelesaian PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS OBWIS
PANTAI KARANGBOLONG yang ditetapkan selama 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender oleh
pemilik pekerjaan (owner), menuntut pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus didukung oleh unsur-
unsur penunjang yang handal, sehingga akan di dapat kinerja proyek yang maksimal.

Dalam pelaksanaan proyek ini, PT. PRATITHA PRIMA TAMA menerapkan metode pelaksanaan untuk
menunjang keberhasilan proyek sesuai dengan biaya, waktu dan mutu yang telah ditetapkan antara lain
:
a. Sumber Daya Manusia yang mampu dan sesuai keahlian di bidangnya
b. Tepat pemakaian Alat Kerja yang digunakan, baik kuantitas atau jenisnya
c. Rekanan dan Suplier yang terbukti mampu
d. Pekerja yang trampil sesuai jumlahnya yang diperlukan

I.2. Maksud dan Tujuan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka maksud dari penulisan metode pelaksanaan ini adalah untuk
memberikan gambaran secara terperinci tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang efisien,
sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemilik pekerjaan. Dan akhirnya didapatkan sebuah hasil
konstruksi yang baik, berestetika dengan biaya yang tersedia.

I.3. Lokasi
Pekerjaan : PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS
OBWIS PANTAI KARANGBOLONG
Tahun Anggaran : 2017
Lokasi : Kabupaten Kebumen
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
Penyedia Jasa : PT. PRATITHA PRIMA TAMA
I.4. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS
SARPRAS OBWIS PANTAI KARANGBOLONG adalah sebagai berikut :

No Uraian Pekerjaan Volume

1 2 3
I PEKERJAAN PERSIPAN
1 Pembersihan lokasi/bongkaran bangunan 1,00 unit
2 Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank 34,80 m'

II PEKERJAAN TANAH
1 Penggalian 1 M3 Tanah Biasa Sedalam 1 M 141,40 m³
2 Pengerjaan Stripping 1 M2 Tanah Tebing Setinggi 1 Meter 37,00 m²
3 Pengurugan Kembali 1 M3 Galian Tanah 44,22 m³
4 Pengurugan 1 M3 Dengan Pasir Urug 27,94 m³
5 Pengurugan 1 M3 Tanah Cadas 253,38 m³

III PEKERJAAN PONDASI


1 Pemasangan 1 M3 Pondasi Batu Belah Campuran 1Sp : 6Pp 162,71 m³
2 Pemasangan 1 M3 Batu Kosong (Anstamping) 156,65 m³
3 Pemasangan 1 M3 Batu Border Penahan Gelombang 149,30 m³

IV PEKERJAAN BETON
1 Lantai Kerja Beton Mutu F’C = 7,4 Mpa (K 100), Slump (12 ± 2) Cm, W/C = 0, 87 20,74 m³
2 Membuat 1 M3 Sloof Beton Bertulang (179 Kg Besi + Bekisting) 15/20 8,16 m³
3 Membuat 1 M3 Kolom Beton Bertulang (239 Kg Besi + Bekisting) 15/15 2,92 m³
4 Membuat 1 M3 Balok Beton Bertulang (170Kg Besi + Bekisting) 15/20 4,26 m³
V PASANGAN DINDING
1 Pemasangan 1M2 Dinding Bata MerahTebal 1 Batu Campuran 1Sp : 6Pp 53,20 m²
2 Pemasangan 1M2 Dinding Bata MerahTebal ½ Batu Campuran 1Sp : 6Pp 415,30 m²
3 Pemasangan 1 Cm2 Dinding Bata Ekspose Campuran 1Sp :3Pp 21,20 m²
4 Pasang roster kotak 15x30 cm 70,00 bh
5 Pasang roster bulat D 50 cm 10,00 bh

VI PEKERJAAN PLESTERAN
1 Pemasangan 1 M2 Plesteran 1Sp : 6Pp Tebal 15 Mm. 1.002,69 m²
2 Pemasangan 1 M’ Plesteran Skoning 1Sp : 3Pp Lebar 10 Cm 25,55 m²
3 Pemasangan 1 M2 Acian. 1.002,69 m²

VII PEKERJAAN PENUTUP DINDING


1 Pemasangan 1M2 Lantai Keramik Ukuran 30Cm X 30Cm Exs Asia Tille 229,48 m²

VIII PEKERJAAN LANGIT LANGIT PLAFOND


1 Pemasangan 1 M2 Langit-Langit Kalsiboard Ukuran (120X240X4) Mm 201,62 m²
2 Pemasangan 1 M’ List Langit-Langit Kayu Profil Segitiga Besar (5 Cm) 352,20 m'

IX PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1 Pemasangan 1 M2 Atap Genteng Palentong Kecil 31,11 m²
2 Pemasangan 1 M2 Atap Asbes Gelombang 0,92Mx1.80M X 5Mm 93,00 m²

X PEKERJAAN KAYU
1 Pembuatan Dan Pemasangan 1 M3 Kusen Pintu Dan Kusen Jendela, Kayu Kruing 0,61 m³
2 Pembuatan Dan Pemasangan 1 M2 Daun Pintu Panel, Kayu Kelas Kruwing 16,80 m²
3 Pemasangan 1 M3 Konstruksi Gordeng, Kayu Kruing 1,26 m³
4 Pemasangan 1 M2 Rangka Atap Genteng Plentong, Kayu Kruing 31,11 m²
5 Pemasangan 1 M2 Rangka Atap Asbes , Kayu Kruing 93,00 m²
6 Pemasangan 1 M2 Rangka Langit-Langit (60 X 60) Cm, Kayu Albasia 201,62 m²
7 Pemasangan 1 M’ Lisplank Grc 0,8X20 Cm Double 58,86 m'

XI PEKERJAAN KUNCI DAN KACA


1 Pemasangan 1 Buah Engsel Pintu 30,00 bh
2 Pemasangan 1 Buah Kunci Slot 10,00 bh

XII PEKERJAAN PENGECATAN


1 Pengecatan 1 M2 Bidang Kayu Baru 80,43 m²
2 Pengecatan 1 M2 Tembok Baru Exterior 29,23 m²
3 Pengecatan 1 M2 Tembok Baru 1.175,09 m²

XIII PEKERJAAN SANITASI DALAM GEDUNG


2 Pemasangan 1 M’ Pipa Pvc Tipe Aw Diameter 4” 33,80 m'
3 Pekerjaan peresapan 1,00 m'
4 pasang suling suling pipa pvc 2 inci 128,00 bh

XIV MECANICAL ELEKTRIK


1 Memasang Titik Lampu (dengan tes intalasi) 20,00 ttk
2 Memasang Saklar Ganda Broco 10,00 bh
3 Memasang Stop Kontak Broco 10,00 bh

XV PEKERJAAN LAIN
1 Pemasangan 1 M2 Paving Blok Segi 4 T 8 Cm K 200 587,93 m'
2 pasang kansteen. 111,00 m'

I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS
SARPRAS OBWIS PANTAI KARANGBOLONG yang meliputi
A. PRE CONSTRUCTION
 Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Penunjang
 Pekerjaan Pembersihan
B. DURING CONSTRUCTION
 Pekerjaan Struktur
 Pekerjaan Arsitektur
C. PASCA CONSTRUCTION
Pekerjaan Pembersihan, pembongkaran bangunan penunjang dan pemeliharaan.
D. MASTER PLAN

II. RENCANA PENANGANAN PERSIAPAN PEKERJAAN


Agar pekerjalan berjalan lancar dan meminimalisir hambatan-hambatan, kesulitan - kesulitan di lapangan
maka perlu adanya persiapan yang matang untuk menangani pekerjaan – pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Sebelum pelaksanaan dimulai, perlu sekali adanya Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Construction
Meeting / PCM).

Berikut adalah bagan alir Pre Constrution :

SURVEY
LAPANGAN

DATA-DATA ( Pre Contruction


LAPANGAN Meeting)

- Data Tanah
- Data Sosial
- Masyarakat JUSTIFIKASI
Setempat TEKNIS

MUTUAL TEKNIS

SHOP DRAWING

PELAKSANAAN

PEMBERSIHAN

PHO

AS BUILT
DRAWING

PEMELIHARAAN

FHO

Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah :
 Mobilisasi
Yaitu mendatangkan alat dan tenaga yang diperlukan dengan kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan.
 Foto 0%
Pekerjaan foto 0 % dilaksanakan dengan mengambil gambar existing lapangan sebelum pekerjaan
dimulai, pengambilan gambar dilakukan pada 3 ( tiga ) arah untuk 1 ( satu ) titik pengambilan.
 Uitzet/ MC. 0
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan elevasi rencana bangunan dan volume pekerjaan yang
akan dikerjakan.
Alat yang dipakai : Theodolit, Waterpass, Rollmeter, dll.
Setelah selesai pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan mutual check awal (MC.0) sebagai
titik awal dari pelaksanaan pekerjaan. Dari MC.0 tersebut diterbitkan Amandemen I yang disetujui
pemberi tugas
 Mix Design dan Test Besi Beton
Mengajukan permohonan Mix Design untuk beton ke laboratorium. Mengambil sample material dan
dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan Mix Design Beton dan tes kuat tekan beton.
Untuk Test besi beton tiap diameter diambil sample 3 batang
 Pagar Pengaman Proyek
Untuk mengamankan lingkungan proyek dilakukan pemasangan pagar proyek dengan tinggi 1,8 m
dan terbuat dari seng gelombang BJLS 30, yang dipasang pada tiang rangka kayu klas II, dan
diperkuat dengan beton setempat. Tujuan pembuatan pagar proyek : agar pelaksanaan proyek tidak
terganggu oleh pihak luar dan membatasi areal kerja sehingga aktivitas pekerja dapat diawasi dan
di kontrol dengan baik

Gambar Pagar Pengaman


Proyek

 Jalan Kerja
Dikarenakan adanya pemakaian alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka pembuatan jalan
masuk dan konstruksi jalan sementara untuk mendukung mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan
material dibuat yang permanen, sehingga selama pelaksanaan pekerjaan, transportasi material
dapat berjalan dengan lancar dalam kondisi cuaca yang bagaimanapun.
Arus lalu lintas harus direncanakan dengan baik, sehingga dapat mengurangi hambatan yang
mungkin terjadi.
Jalan kerja yang baik dan bersih diperlukan untuk tidak menimbulkan dampak pengotoran
lingkungan dan jalan umum
 Drainase dan Pembuangan Limbah
Sistem drainase proyek direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan sistem drainase
lingkungan di area pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tempat pembuangan limbah konstruksi juga
perlu disediakan untuk selanjutnya dapat diangkut keluar.
 Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi dilaksanakan sebelum uitzet bouwplank dimulai, hal ini dilakukan untuk
membersihkan lokasi dari kotoran yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan seperti bongkaran
ataupun pohon sampai dengan tanah dasar.

Pekerjaan persiapan
 Penentuan Patok Dasar atau Peil P ± 0.00
Pengukuran dan bouwplank : pengukuran dan bowplank perlu dilakukan lebih dahulu agar kontraktor
mengetahui batas–batas yang jelas, ketinggian (level) bangunan sehingga didapatkan bangunan
yang presisi dan sesuai dengan keinginan pemilik.

Gambar Penentuan Patok

 Penempatan Direksi Keet Dan Gudang


Direksi Keet dan Gudang merupakan bagian penting dari suatu pekerjaan karena jika meletakkan
direksi keet dan gudang di sembarang tempat akan berpengaruh pada kelancaran suatu proyek.
Peletakaan direksi keet dan gudang harus diletakan pada tempat yang mudah dilihat dan mudah
dijangkau.

Gambar Gudang & Direksi Keet

 Penyediaan Air dan Listrik Kerja


Air yang digunakan di proyek harus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan – bahan kimia lain
yang dapat mengurangi mutu bangunan, listrik kerja yang digunakan diproyek dari peralatan
Kontraktor sendiri. Listrik kerja dan penerangan malam hari : kontraktor akan menyiapkan listrik kerja
beserta penerangan–penerangan yang dibutuhkan untuk mengantisipasi jika perlu adanya kerja
lembur untuk mengejar target waktu penyelesaian
Air kerja dan keperluan sanitasi : air kerja sangat diperlukan dalam suatu proyek sehingga air kerja
perlu dipersiapkan sejak awal proyek
 Papan Nama Proyek
Pemasangan Papan Nama Kegiatan dari MMT dengan ukuran 2.00 x 1.00 m2 disangga dengan
menggunakan 2 buah tiang penyangga kayu kalimantan ukuran 5/10 cm dengan bagian tertanam
50 cm serta tinggi terlihat 200 cm. Papan Nama Kegiatan berisi informasi tentang Nama proyek,
Pemilik proyek, Lokasi proyek, Jumlah biaya (Kontrak), Nama Konsultan Perencana, Nama
Konsultan Pengawas, Nama Pelaksana (Kontraktor), serta tanggal, bulan, tahun Proyek dimulai.

Gambar Papan Nama Proyek


 Pengadaan System Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengadaan sistem keselamatan kerja : kontraktor akan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD),
pemadam api ringan (APAR) dan alat P3K untuk proyek ini. System keselamatan yang diterapkan di
proyek ini juga disesuaikan dengan standart, selain itu dilakukan check harian (dailycheck) terhadap
peralatan kerja maupun peralatan keselamatan sebelum digunakan.

III. RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN UTAMA


3.1. PEKERJAAN TANAH
3.1 1 PEKERJAAN GALIAN TANAH
Lingkup Pekerjaan : Galian Tanah, Galian Tanah Cadas
Rencana alat–alat yang digunakan : alat–alat ringan (cangkul, Ganco, Linggis, pengki, sekop)
Rencana material yang didatangkan : -
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :
 Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada saat
pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap orang berhati-
hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian
pondasi.
 Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar pekerjaan
dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara manual, maka pelaksana
harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/ karung pembuang tanah
 Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas tanah pemilik. Jika
tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu dilakukan pembicaraan apakah galian
tanah dapat dibuang sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus dilakukan
pengaturan posisi pembuangan supaya dapat dihindari terjadinya longsoran tanah.
 Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap tersedia
lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan pelaksana memeriksa sistim
penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan sistem penumpukan tersebut tidak
menghambat proses pengecoran.
 Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan elevasi
kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus membuat papan bowplank yang
kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali. Pemberian benang harus
mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak menganggu pekerjaan galian.
 Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah. Penumpukan
tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah
masuk kembali ke dalam galian pondasi .
 Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor harus
menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian
menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air harus dibuang
terlebih dahulu.
 Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan pekerja
yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang membuang tumpukan
tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk menghindari longsoran dimana
tanah galian masuk kembali ke dalam.
 Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan kembali ukuran
dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar rencana.
 Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan siap
dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
 Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang ditentukan
dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan/ MK.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan galian


pondasi batu belah

Gambar Pekerjaan dewatering


(dilakukan apabila galian
tanah tergenang oleh air)

3.1.3 PEKERJAAN URUGAN PASIR


Lingkup Pekerjaan : urugan pasir bawah pondasi/pasangan, urugan tanah.
Rencana alat–alat yang digunakan : alat–alat ringan (cangkul, Ganco,, pengki, sekop)
Rencana material yang didatangkan : tanah urug, pasir urug
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :

 Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pengerjaan
urugan telah disetujui Pengawas Lapangan.
 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor di
tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan
dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas Lapangan.
 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan ketika
pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
 Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan – bahan lain yang mengganggu dan
butiran batu lebih besar dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan
berjalan lancar.
 Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air tertentu
untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan urugan bawah pondasi/pasangan

3.1.4 PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN


Lingkup pekerjaan : Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, perataan
dan pemadatan, baik tanah maupun urugan pilihan, sampai
dengan mencapai peil yang ditentukan. Pengurugan kembali
lubang-lubang galian lainnya. Dan semua pekerjaan urugan
yang tercantum didalam gambar beserta pemadatan setiap 20
cm
Rencana alat–alat yang digunakan : , Stemper,dll.
Rencana material yang didatangkan : Tanah Urug
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :
Urugan tanah dilaksanakan sesuai spesifikasi dan kebutuhan. Ketebalan Urugan disesuaikan dengan
Gambar Kerja. Untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas Lapangan.Dasar
Urugan harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja, datar dan dibersihkan dari
segala kotoran yang bisa merusak komposisi urugan. Urugan dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan
sesuai ketentuan yang ada sehingga akan tercapai ketebalan yang sesuai ukuran dan kepadatan yang
disyaratkan.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Tanah Urug

3.2 PEKERJAAN BETON BERTULANG


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan strukture Pondasi Fotplat, Sloof, Kolom struktur lantai 1 dan 2, Balok
struktur, Plat lantai, dan ring balk.adapun proses pengerjaannya adalah sebagai berikut :

3.2.1. Pekerjaan Lantai Kerja


Rencana alat–alat yang digunakan : alat–alat ringan (cangkul, sekop, ember, dll)
Rencana material yang didatangkan : Pasir Pasang, semen, split dan air
Durasi pelaksanaan : Sesuai Schedule

Metode Kerja :
Setelah peil galian didapat, kami akan melakukan pengecoran lantai kerja dengan beton Bo hal ini dimaksudkan agar
air tanah tidak naik ke permukaan. Setelah pengecoran selesai dilakukan perataan (leveling) agar didapat lantai kerja
yang rata.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
2. Pengecoran
3. Perataan (leveling)

Gambar Pekerjaan Rabat

3.2.2. Pekerjaan Acuan/ Bekisting

Rencana alat–alat yang digunakan : Gergaji Kayu, Meteran, palu, pensil, dll
Rencana material yang didatangkan : multiplek, balok kayu, paku, minyak bekisting, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode Kerja :
Untuk bahan begestingnya digunakan papan/multipleks dengan tebal 9 mm. Pekerjaan
begesting/formwork dilaksanakan di work shop kontraktor dan di lokasi kerja. Begesting dibuat dalam
beberapa ukuran modul/segmen sesuai dengan ukuran beton yang akan dicetak.
Penyetelan begesting dilaksanakan tanpa menunggu fabrikasi begesting selesai secara keseluruhan.
Untuk menjaga ketetapan/ke-presisi-an ukuran pengecekan akan terus dilakukan terutama pada titik–
titik lemah sambungan. Agar begesting kuat menahan tekanan dari beton basah, tekanan akibat
pemadatan, dan gaya hidrostatik. Antara begesting luar dan begesting sisi dalam diberi pengikat dari
besi sesuai spesifikasi yang ditentukan. Untuk kolom setelah penyetelan begesting selesai, sisi luar
begesting diberi sabuk dari besi sebanyak tiga tempat mengelilingi dinding.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Setting/Penyetelan / perangkaian
3. Pembersihan areal kerja
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Fabrikasi

Gambar Penyetelan / Perangkaian

A. Pekerjaan Beton Bertulang


Rencana alat–alat yang digunakan : Concrete mixer, Jidar Alumunium, Vibrator, Bar Cutter, bar
Bender, air compressor, alat– alat ringan (cangkul, ember
cor, sekop, Palu, Gergaji, tanggem dll)
Rencana material yang didatangkan : Pasir beton, Batu pecah/split, Semen, Kayu Bekisting, Paku,
Besi Tulangan, Bendrat, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode Kerja :
Pekerjaan struktur beton dibagi dalam 2 bagian :
A. Sub Struktur yang terdiri dari :
1. Sloof
B. Upper Struktur yang terdiri dari :
1. Kolom
2. Balok

Syarat Pelaksanaan :
 Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
 Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.
 Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji, sesuai dengan PBI 1971. NI-2
dan nomor urut yang menerus.
 Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat menunjukkan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.
 Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, Bab.IV.7. termasuk juga
pengujian-pengujian susut (slump test) dan pengujian-pengujian tekanan.
 Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang, dan disetujui
Pemimpin Proyek.

Berikut adalah urutan pelaksanaan pekerjaan masing-masing struktur :

SLOOF

REQUEST LANTAI
PENULANGAN BEKISTING
PEKERJAAN KERJA

PEMBONGKARAN
PENGECORAN
BEKISTING

KOLOM

REQUEST
PENULANGAN BEKISTING PENGECORAN
PEKERJAAN

PEMBONGKARAN
BEKISTING

BALOK

REQUEST
BEKISTING PENULANGAN PENGECORAN
PEKERJAAN

PEMBONGKARAN
BEKISTING

 Pekerjaan Pembesian
Rencana alat–alat yang digunakan : bar cutter, bar bender, gergaji besi, Kunci besi, dll
Rencana material yang didatangkan : Besi Tulangan, kawat bendrat dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode kerja
Untuk mengejar target waktu, fabrikasi dilaksanakan di workshop kontraktor dan di lokasi proyek.
Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja yang telah ada dan daftar
pembengkokan besi. Setelah fabrikasi selesai dilanjutkan dengan merangkai besi di lokasi kerja,
Perangkaian besi ini menunggu setelah lantai kerja siap menerima beban (sudah kering dan
mengeras). Dalam beberapa item pekerjaan pembesian dilaksanakan tanpa menunggu
pekerjaan begesting selesai. (misal : pembesiankolom dapat dilaksanakan tanpa menunggu
bekisting sloof selesai). Pekerjaan pembesian ini juga dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan
sebelumnya selesai. Sebelum pelaksanaan pembesian terlebih dahulu dipersiapkan beton
decking (untuk selimut beton) dengan ketebalan seperti yang telah dipersyaratkan. Setelah
penyetelan pembesian selesai sebelum dilakukan pengecoran, lokasi pengecoran dibersihkan
dengan air sprayer/compressor.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Penyetelan / perangkaian

Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :

Gambar Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Pengecoran
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer, Silinder uji beton, Kerucut Abrams,
compressor, vibrator, alat bantu lainnya.
Rencana material yang didatangkan : Beton readymix, Pasir beton, Batu pecah/split , Semen.
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode kerja
Sebelum pengecoran dilakukan harus diajukan ijin pengecoran minimal 2 hari sebelum
pengecoran, dan juga harus sudah mendapat persetujuan dari direksi baik untuk penulangan
maupun kekuatan begestingnya.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran akan dilakukan percobaan pendahuluan (trial
test) atas Silinder beton agar mutu hasil pekerjaan beton yang dikehendaki. Untuk menentukan
kadar air dalam adukan beton, sebelumnya dilakukan percobaan dengan kerucut Abrams (slump
beton).
Jika lokasi pengecoran berada di lantai dua maka dipakai concrete mixer truck dan adukan beton
dituang ke lokasi pengecoran dengan menggunakan concrete pump.
Pada pelaksanaan pengecoran, lokasi kerja harus dalam keadaan bersih. Untuk itu sebelum dicor
lokasi kerja dibersihkan lagi dengan compressor sehingga lokasi pekerjaan benar–benar bersih.
Sebelum pengecoran dilaksanakan lokasi kerja (lantai kerja dan begesting) dibasahi dengan air.
Saat pengecoran berlangsung dilakukan penggetaran adukan beton dengan menggunakan
vibrator sehingga didapatkan beton yang padat dan tidak keropos. Yang perlu diperhatikan pada
saat penggetaran, selang vibrator tidak boleh mengenai tulangan beton karena bisa
mengakibatkan terpisahnya agregat kasar dengan agregat halus. Setelah pengecoran selesai
dilanjutkan dengan perataan beton. Curing beton dilakukan dengan cara menyiram air dan atau
menutup dengan karung-karung basah untuk menjaga pengeringan yang mendadak.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2x beban sendiri atau minimal 21 hari. Perawatan beton dilaksanakan begitu beton
sudah agak kering.

Urutan pekerjaannya sebagai berikut :


1. Pembersihan lokasi kerja
2. Pengecoran
3. Penggetaran
4. Perataan
5. Perawatan

Syarat Pelaksanaan :
 Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
 Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.
 Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji, sesuai
dengan PBI 1971. NI-2 dan nomor urut yang menerus.
 Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang
dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur
yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat.
 Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971,
Bab.IV.7. termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump test) dan
pengujian-pengujian tekanan.
 Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba menjadi
tanggung jawab kontraktor.
 Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang
berwenang, dan disetujui Pemimpin Proyek.

Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pengecoran dan penggetaran :

Gambar Pembuatan Gambar Hasil Uji


Benda Uji Slump test
Gambar Pekerjaan penggetaran
Beton dengan Vibrator

3.3. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


3.3 1. PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH
Lingkup pekerjaan : Pasangan batu kosong/anstamping, Pasangan batu belah 1 : 5
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer, Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu lainnya.
Rencana material yang didatangkan : Batu belah, pasir pasang, semen.
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule.

Metode Kerja :

 Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
 Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau kayu pada
setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
 Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm, disiram dan
diratakan.
 Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan bahan
setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi
kualitas.
 Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 6 pasir.
 Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian pondasi yang berongga/tidak padat.

Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :


Gambar Pekerjaan Pondasi batu belah

3.3.2. Pas. Dinding Batu Bata (1 Bata)


Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu lainnya
Rencana material yang didatangkan : campuran Pasir, Semen, Batu Bata
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

Metode Pelaksanaan:
- Pasangan yang dimaksud adalah pasangan rolag batu bata.
- Pasangan batu bata merah tebal 1 dengan adukan 1Pc : 5 Ps Beton
- Bagian – bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
- Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
- Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari
untuk pasangan berikutnya.

3.3.3. Pas. Dinding Batu Bata (1/2 Batu)


Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu lainnya
Rencana material yang didatangkan : campuran Pasir, Semen, Batu Bata
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

Metode Pelaksanaan:
Batu bata yang akan dipasang, harus direndam dalam air hingga jenuh, dan sebelum dipasang bebas
dari segala macam kotoran. Cara pemasangannya harus lurus tegak serta batu bata yang pecah tidak
boleh melebihi 5%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari satu meter tingginya.
Untuk pasangan ½ (setengah) batu yang luasnya melebihi 10 m2 harus diberi kerangka penguat berupa
kolom praktis dengan pembesiannya sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari dan pasangan tidak boleh
ditrobos perancah. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk, adukan dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan pengawas. Tempat adukan harus dialasi
dengan kayu atau bahan lain yang tahan air.
Semua dinding tembok untuk ketinggian 3,65 meter, harus dipasang balok latai beton bertulang dengan
mutu sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pemasangan bata :
Gambar Proses Pemasangan Batu
Bata

3.3.3. Plesteran dan acian


Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer, Cangkul, Jidar, Cetok, dan alat batu lainnya
Rencana material yang didatangkan : Pasir dan Semen
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

Metode Pelaksanaan:
Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran setelah disiram dengan air, sebelum
kepala plesteran (klabangan) semua plesteran dengan ketebalan sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish. Selama proses pengeringan plesteran
harus disiram air selama 7 hari berturut-turut agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses
pengeringan yang terlalu cepat.
Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, campuran dengan tangan hanya
boleh dilaksanakan atas anjuran Konsultan Pengawas. Pengadukan harus dialasi dengan papan atau
bahan lainnya.
Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus permukaan beton perlu dikasarkan/dikaprot terlebih
dahulu dengan campuran sesuai spesifikasi yang ditentukan dengan ketebalan lebih kurang sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok atau dikapur, maka penyelesaian terakhir harus
digosok dengan ampelas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus
dibuat kasar dulu, dengan cara dibeteli agar plesteran dapat merekat.
Plesteran Ciprat (camprotan)
- Spesi untuk plesteran adalah 1pc : 3 ps beton
- Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus dibersihkan
terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak -
retak.
- Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2cm dan tidak kurang dari 1cm.
- Hasil akhir dari pekerjaan plesteran ciprat adalah permukaan yang tetap kasar, karena tanpa danya
lapisan penutup atau lapisan acian.
Pembuatan Tali Air
- Pekerjaan tali air dibuat dengan ukuran 1 cm lebih dalam dari permukaan plesteran dan acian.
- Pekerjaan tali air harus rapi dan lurus baik secara vertikal maupun horisontal
- Pekerjaan tali air harus difinishing acian sehingga tidak terjadi rembasan air yang dapat merusak
komposisi plesteran dinding.
Profilan
- Yang dimaksud dengan profilan yaitu plesteran dengan finishing acian dan pabrikasi menggunakan
beton pracetak atau GRC.
- Sebelum pekerjaan profilan dilakukan, bidang - bidang yang akan profilan harus dibersihkan terlebih
dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar profilan tidak cepat kering dan tidak retak - retak.
- Adukan untuk profilan harus benar - benar halus sehingga profilan tidak terjadi pecah - pecah.
- Profilan supaya digosok berulang - ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga tidak terjadi
retak - retak dan pecah dengan hasil halus, rata.
Pasang GRC
- Grc yang digunakan harus berkualitas baik dan harus melalui persetujuan direksi / konsultan
pengawas.
- Posisi penggunaan materail Grc harus disesuaikan dengan gambar rencana.
- Bentuk dan motif Grc harus disesuaikan dengan gambar rencana atau sesuai dengan persetujuan
direksi / konsultan pengawas.

Ilustrasi pekerjaannya sebagai berikut :

3.4 PEKERJAAN ATAP


Gambar Pekerjaan Plesteran
 Pek. Konstruksi Atap Kayu Kruing
Rencana alat–alat yang digunakan : bor listrik, cut off, gunting plat, Las Listrik, gerendra, dan alat
bantu lainnya.
Rencana material yang didatangkan : Kayu Kruing, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode kerja :
Struktur atap yang digunakan untuk pekerjaan ini menggunakan konstruksi atap kayu gording
Urutan pekerjaan struktur atap sebagai berikut :

MOBILISASI PEMASANGAN PEMASANGAN


MATERIAL RANGKA KUDA – USUK RENG KAYU
KUDA

Lingkup pekerjaan :
a. Pekerjaaan meliputi desain kuda – kuda, pembuatan kuda – kuda di workshop, pengangkutan (
delivery ) kuda – kuda dan kebutuhan bahan lapangan, dan pemasangan seluruh rangka kuda – kuda
sampai siap dipasangi bahan penutup atap sesuai dengan Surat Kontrak Kerja dimana kondisi ring
balk sudah waterpass, serta pemasangan pengaku yang terdiri dari :
1) Bottom chord bracing
2) Top chord bracing
3) Ikatan angin
4) Lateral Tie ( sesuai kebutuhan )
b. Pembuatan/pabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop
c. Pekerjaan pemasangan rangka Atap baja ringan meliputi, struktur rangka kuda – kuda( truss ), balok
tembok ( top plate / murplat ), dan angkur ke ring balok berupa dynabolt, connector antara kuda – kuda
dengan top plate, pekerjaaan struktur pengaku ( bracing ) dan pekerjaaan reng sesuai kebutuhan jenis
penutup atap
Untuk persyaratan bahan disesuaikan dengan spesifikasi teknis dalam RKS.
Persyaratan pelaksanaan :
a. Pembuatan dan pemasangan rangka kuda–kuda sesuai dengan desain gambar (gambar kerja) serta
sesuai dengan peraturan rujukan yang berlaku.
b. Penanganan, penyimpanan, pengiriman dan pemasangan kuda-kuda dilakukan dengan cara tertentu
guna menghindari kerusakan kuda-kuda.
c. Penyediaan semua struktur ring balok penopang kuda-kuda dengan kondisi rata air.
d. Penopang kuda-kuda harus benar-benar terjamin kekuatannya.
e. Pemasangaan kuda-kuda harus sesuai berdasarkan gambar lay out kuda-kuda, gambar detail bracing
serta gambar pelaksanaan.
f. Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang sesuai desain sehingga system rangka atap dapat
bekerja secara sama-sama (as an integral structure).
g. Semua detail sambungan dipasang sesuai gambar.
h. Pemasangannya sesuai sesuai jenis penutup atap yang dipakai.

 Pek. Penutup Genteng Plenthong

Rencana material yang didatangkan : Atap Genteng Plentong. Kerpus Genteng, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode kerja :
Setelah rangka atap sudah selesai dengan baik kemudian dilaksanakan pekerjaan pemasangan penutup
atap.Susun lembaran atap dimulai dari sisi yang berlawanan dengan arah angin.Utamakan penggunaan
pola susun bata untuk mengurangi ketebalan struktur secara menyeluruh.Sistem penyaluran air pada talang
harus diperhatikan.Jarak antar lembaran 1 gelombang.

Penutup Atap Genteng Plentong


- Menggunakan genteng plentong dengan kondisi bahan yang masih kokoh dan tidak rapuh
- Pemasangan genteng yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa
terbalik dalam pemasangannya.
- Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan
paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.

Kerpus Genteng
- Sebelum pemasangan kerpus harus mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan.
- Pasang genteng bubung
- Pemasangan kerpus yang dipasang rata rapat sehingga tidak bocor bila ada hujan.
- Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus dicek kemiringan dan kerataan rangka atap
sehingga diperoleh bidang yang sesuai.

Pasang Lisplang
- Lisplank yang terpasang menggunakan material kalsiplank GRC dengan ukuran 8 x 200 x 3000 mm.
- Pesangan lispank harus kuat dan terikat pada rangka atap, pemasangan menggunakan skrup dengan
jarak maksimum 100 cm atau sesuai dengan persetujuan dari direksi / konsultan pengawas.
- Pemasangan lisplank harus rapi, kuat dan lurus.

3.5. PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING


Lingkup Pekerjaan : Pas. Keramik
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer Cangkul, Sekop, Cetok, dan alat batu
lainnya
Rencana material yang didatangkan : campuran Pasir, Semen, ,Penutup lantai.
Durasi pelaksanaan : Sesuai Schedule

Metode Kerja :
1. Sediakan adukan mortar (dengan campuran sesuai spesifikasi) secukupnya untuk membuat
acuan /kepalaan keramik. Tuangkan adukan mortar ke permukaan lantai sepanjang benang
acuan kepalaan, ratakan dengan jidar sesuai level.

2. Taburkan semen diatas mortar yang sudah diratakan (air dipermukaan mortar diubah menjadi
pasta sehingga memperkuat ikatan keramik dengan mortar).
3. Tempelkan keramik yang telah disortir (ukuran dan warna) dan direndam selama 12 jam diatas
permukaan mortar sesuai benang acuan, tekan keramik dengan bantuan palu kayu sampai level
yang ditentukan.
4. Pasang keramik disampingnya sesuai langkah diatas dengan jarak naad yang sudah ditentukan
sepanjang kepalaan (memanjang dan melintang).
5. Setelah acuan/kepalaan keramik selesai, pindahkan benang ke baris selanjutnya sesuai
keramik acuan yang pertama (cek permukaan keramik dan naad).
6. Gelar adukan untuk suatu luas tertentu, ratakan dengan jidar aluminium. Lakukan pemasangan
keramik seperti cara diatas pada baris berikutnya berdasarkan keramik acuan/kepalaan, maks.
4 baris.

( Arah Pemasangan Keramik )

7. Bersihkan naad sebelum mortar kering dan lap permukaan keramik.


8. Lakukan pengecekan (kelurusan naad, kerataan permukaan, lekatan keramik, cacat dan nuasa
warna) ± 1 minggu setelah pemasangan.
9. Grouting naad dilakukan setelah pengecekan dan perbaikan dilakukan. Pasangan tepi (las-
lasan) dikerjakan belakangan untuk memudahkan akses keluar melalui bagian tepi tersebut
( Pembersihan Keramik dan Pemasangan Naad )

3.6. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


 Pemasangan Kusen
Rencana alat–alat yang digunakan : Peralatan Tukang
Rencana material yang didatangkan : Kusen Kayu Kruing
Durasi pelaksanaan : Sesuai Schedule

Metode Kerja :
Lingkup pekerjaan ini memasang daun pintu, daun jendela dan boven. Pekerjaan kusen dikerjakan
setelah pekerjaan pasangan bata merah, plesteran dan acian selesai agar kusen dapat tepat
pemasangannya sehingga mencegah kebocoran air saat musim hujan.
1. Kusen-kusen Pintu / jendela harus dilaksanakan dan dikerjakan sesuai dengan type,
jumlah sebagaimana tercantum dalam gambar kerja.
2. Kusen – kusen dipasang atau digantung ditempat – tempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.
3. Daun pintu / jendela dikerjakan harus sesuai dengan motif dan penyelesaiannya
seperti apa yang tercantum dalam gambar kerja.
4. kaca – kaca yang harus digunakan harus rata tidak menggelombang

Pembuatan, penyetelan dan pemasangan kusen – kusen pintu / jendela.


 Pelaksanaan pekerjaan kusen pintu, jendela dan bouvenligh, dikerjakan bentuk dan
konstruksinya sesuai dengan gambar kerja
 Untuk kusen menggunakan bahan dari kayu kruing
 Sebelum bahan harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas lapangan.
 Pekerjaan harus rapi dan dikerjakan oleh tenaga yang ahli dibidangnya.

 Pekerjaan Daun Kaca Pintu dan Jendela

Metode Kerja :
 Shop drawing dan diajukan pada konsultan pengawas
 Pabrikasi pembuatan Pintu
 Pemasangan Pintu

Berikut item kebutuhan masing – masing pekerjaan


Pas. Pintu Kaca Framless + Accessories
- Pintu kaca menggunakan kaca tempered clear dengan ketebalan minumum 10 mm atau sesuai
dengan gambar rencana.
- Ukuran pintu disesuaikan dengan gambar rencana dan telah disetujui oleh direksi / konsultan
pengawas.
- Pintu dilengkapi dengan handle stainless mirror dan patch fitting.
Daun pintu/ jendela kaca rangk. Aluminium
- Pekerjaan meliputi daun jendela dan daun pintu.
- Penggunakan Kaca :
 Untuk kaca jendela menggunakan material kaca bening dengan ketebalan minimum 5 mm,
kaca harus berkualitas baik dan telah disetujui oleh direksi / konsultan pengawas.
 Untuk kaca jendela menggunakan material kaca bening dengan ketebalan minimum 8 mm,
kaca harus berkualitas baik dan telah disetujui oleh direksi / konsultan pengawas.
- Pemasangan kaca harus dilengkapi dengan karet kaca baik untuk pintu maupun jendela dan
diperkuat denga penggunaan sealent.
- Baik daun pintu maupun daun jendela dilengkapi dengan engsel dengan ukuran 5 “ untuk pintu dan
3” untuk jendela, penggunaan jenis engsel harus melalui persetujuan dari direksi / konsultan
pengawas.
- Untuk pemasangan daun jendela harus dilengkapi dengan kait angin, penggunaan jenis kait angin
harus melalui persetujuan dari direksi / konsultan pengawas.

Pasang Kaca Bening 5 mm


- Pekerjaan yang dimaksud adalah semua pekerjaaan kaca mati.
- Kaca yang digunakan adalah kaca bening minumum 5 mm , dengan kualitas baik dan harus
melalui persetujuan direksi / konsultan pengawas.
- Semua pemasangan kaca harus dilengkapi dengan penggunaan karet kaca dan sealent.

 Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci

Metode Kerja :
 Mengajukan bahan bahan material pada konsultan pengawas
 Pemasangan alat penggatung dan pengunci bersamaan dengan pemasangan pintu
maupun jendela

3.7. PEKERJAAN SANITASI

1. Septiktank (jika ada) dibuat lebih dahulu saat pekerjaan galian agar tidak mengganggu pekerjaan
lainya.
2. Pemasangan kran air dilakukan pada pipa yang merupakan jaringan air bersih. Sebelum kran
dipasang, drat kran dililit dengan celotype secukupnya agar rapat dan tidak bocor.
3. Memasang Closed
 X dan Y disesuaikan dengan type closed
 Buat dudukan closed dari bata merah
 Pasang closed sesuai spesifikasi
 Pasang pipa-pipa instalasi sesuai ketentuan
 Finishing
4. Pasangan saluran got U, dilaksaanakan berdasarkan metode pekerjaan pasangan.
5. Pada progress pekerjaan 50% samapi 100% dilakukan pemotretan pada titik awal 0%.
6. Setelah selesai pemasangan, dilakukan uji fungsi.
Pemasangan peralatan sanitair lainnya menyesuaikan item pekerjaan yang dilaksanakan serta ketentuan
pemasangan standar pabrik.

INSTALASI PLUMBING
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua peralatan/material seperti
yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dan peralatan/material yang
kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim instalasi air
bersih dan instalasi air kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba. dan disetel dengan teliti siap untuk
dipergunakan.
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING INDONESIA 1979.
- Pemasangan pipa untuk system sanitary/toilet lengkap dengan sambungan-sambungan untuk Kran air
dan bak cuci di dapur, sesuai dalam gambar.
- Pemasangan pipa untuk system air kotor (dari WC), air bekas, sesual dengan gambar.
- Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa tegak air kotor maupun
pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa vent tegak.

Bahan/Material
- Pipa-pipa sesuai spesifikasi
- Sambungan-sambungan
- Peralatan sanitair
- Bahan perekat, klem, dudukan, penggantung, dan asesories lainnya
Sebelum dilakukan pemasangan, menyerahkan contoh-contoh (sample) dari bahan/material
yang akan dipasang kepada pengawas/Direksi untuk disetujui.

1. Pekerjaan Instalasi Air Bersih


Pemasangan
- Menyiapkan persetujuan material, ijin pasang, shop drawing.
- Menyiapkan material dan peralatan.
- Menentukan titik-titik pemasangan.
- Mulai pekerjaan, sesuai dengan gambar rencana, dan ketentuan yang berlaku.
- Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir
- Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran-kotoran yang melekat
- Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water moer (union
coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
- Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan dop/plug atau blank
flanged
- Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom atau
dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat (klem).
- Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan
- Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga tersebut harus
digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan melengkung apabila katup tersebut
dilepas.
- Pipa-pipa induk dan distribusi harus ditest dengan tekanan hidrostatik sebesar 8 kg/cm2 dan
dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/naik serta tidak terjadi kebocoran
- Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannaya ditanggung oleh pemborong
- Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada tempat-tempat yang
terlihat harus dicat dengan wama sebagal berikut:
- Pipa air bersih dengan warna biru
- Pipa instalasi fire hydrant dengan warna merah
- Pipa air bekas dan air kotor dengan warna abuabu
- Pipa air hujan dengan warna putih
- Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu, kemudian sistim
pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/I Chloor dan didiamkan selama 24 jam.
Setelah 24 jam sistim dibilas dengan air bersih sampai kadar sisa Chloor 2 mg/l.

2. Pekerjaan Instalasi Sanitary dan Lain-lain


a. Bahan
 Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air limbah manusia dalam bangunan
memakai bahan PVC atau bahan lain sesuai spesifikasi.
 Pipa air buangan, air kotor menggunakan PVC klas AW atau bahan lain sesuai spesifikasi untuk yang
tertanam dalam tanah.
 Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan solvent cement yang berkualitas baik. Sebelum
melakukan penyambungan pipa, bagian yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu,
bebas dari kotoran, air dan lain-lain. Solvent cement harus merata pada bagian permukaan yang akan
disambung

b. Pemasangan
- Menyiapkan persetujuan material, ijin pasang, shop drawing.
- Menyiapkan material dan peralatan.
- Menentukan titik-titik pemasangan.
- Mulai pekerjaan, sesuai dengan gambar rencana, dan ketentuan yang berlaku.
- Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement darl kualitas balk yang disetujui
oleh pengawas/Direksi
- Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
- Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi pondasi
bantalan beton I pc + 3 ps + 5 krI pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga dipasang pada bagian
sambungan pipa percabangan dan belokan.
- Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara pipa
tegak dan datar di lantai dasar
- Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran-kebocoran.
- Instalasi yang hasil testnya tidak balk, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan blaya perbalkan ditanggung pemborong.
- Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
- Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk keluar, dan tidak ada
rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air kotor mendatar yang berukuran lebih
besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan minimal I % (satu persen), dan pipa yang berukuran
lebih kecil atau sama dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa
limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
- Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan ukuran diameter 50
mm atau 80 mm,
- Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk mencegah
kotoran masuk ke pipa.

3. Pekerjaan Pengujian Instalasi


a. Instalasi Air Bersih
 Pipa instalasi plumbing siap terpasang seluruhnya
 Siapkan alat penekanan tekanan, pompa system mekanik atau pompa motor dan alat ukur tekanan
(pressure gauge)
 Hubungkan pipa outlet dari instalasi pompa penekan ke pipa input instalasi bangunan. Pengetesan
dilaksanakan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maksimal 50 meter atau atas
petunjuk Pengawas/Direksi
 Setelah selesai hubungan antara pipa instalasi bangunan dan alat pompa penekan, kran yang
berhubungan ke instalasi diseluruh posisi ditutup dengan plug sesual dimensi kran
 Pipa instalasi stap ditest, pompa penekan dijalankan sampai pressure gauge menunjukkan tekanan
8 kg/cm2 atau atas petunjuk pengawas/ Direksi
 Tekanan 8 kg/cm2 ini harus tetap berlangsung selama 8 jam terus menerus (atau atas petunjuk
pengawas/Direksi) tidak ada penurunan, kecuali akibat perubahan cuaca
 Untuk pemeriksaan tekanan bias dibuat daftar, dalam daftar ini tercantum tekanan per-jam maupun
keadaan cuaca pada saat uji tekan dilakukan
 Sesuai penguiian, sebelum pipa instalasi air bersih siap dipakai, maka pipa diisi larutan yang
mengandung 50 mg Chloor/lIter, dan didiamkan selarna 24 jam. Setelah itu pipa instalasi dibilas
dengan air bersih sampai kadar sisa. chloor 2 mg/I

b. Instalasi Pipa Air Kotor, Pipa Limbah Manusia


 Pipa instalasi seluruhnya siap terpasang
 Test dilakukan dengan cara mengisi sistim, pipa, dengan air dan salah satu ujungnya. Pada bagian
ujung-ujung lainnya ditutup dan air harus mencapal elevasi yang paling atas. Demikian seterusnya
baglan demi baglan sampai meliputi seluruh system
 Air di dalam pipa yang dimaksud ditahan sampai 8 jam. Penurunan permukaan air maximal yang
diperbolehkan adalah 10 cm
 Setelah pengujian selesai system pipa harus dibersihkan dari segala kotoran yang mungkin ada.

3.8. PEKERJAAN PLAFOND


Rencana alat–alat yang digunakan : Peralatan Tukang
Rencana material yang didatangkan : Kalsiboard,skrup,kompon
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule

Metode Kerja :
Lingkup pekerjaan plafond ini adalah memasang plafond menggunakan plafond Kalsiboard 9 mm dengan rangka
Kayu dan list kayu untuk ruang-ruang utama dengan bahan gypsum tebal sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Sebelum pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas plafond seperti elektrikal, AC,
Sound system dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan harus sudah terpasang sempurna.
a. Pasangan Rangka plafond
- Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka pada bagian tepi
untuk memperoleh titik tetap plofond.
- Dilanjutkan pemasangan rangka kayu pembagi yang digantung ke plat beton dengan menggunakan
paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup gypsum.
- Penempatan jarak rangka maksimum berjarak 60 cm.
- Setalah semua rangka terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan benang,
setelah itu penggantung bisa dimatikan.
b. Pasangan Plafond Kalsiboard
- Pemasangan Plafond baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangkaplafond sudah mencapai 100 %.
- Pemasangan Plafond Kalsiboard dilakukan langsung pada rangka plafond dengan alat sambung paku
Sekrup.
- Jika diperlukan oleh Konsultan Pengawas maka Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing
untuk pekerjaan pemasangan material plafond.
- Cara pemasangan harus mengikuti denah plafond yang ada dalam Gambar Bestek.
- Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak melendut.
- Antara lembaran plafond Gypsum Board yang satu dengan lembaran plafond Kalsiboard lainnya harus
tedapat celah sebesar 3 mm untuk keperluan pemuaian dan susut.
- Pada posisi pinggir pemasangan lembaran plafond Kalsiboard dengan balok lantai, ring balok dan
dinding harus tedapat celah sebesar 3 mm untuk keperluan pemuaian dan susut.
- Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi listrik, instalsi
AC, instalasi air bersih dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak dibongkar
kembali.
- Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik, Instalasi AC, Instalasi Air Bersih dan Instalasi Air Kotor
setelah pekerjaan pemasangan plafond selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
- Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpasak dibongkar karena alasan alasan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar sembarangan tetapi harus dibongkar
perlembar standarnya pada posisi penjangkaranya pada rangka plafond.

Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pemasangan dan finishing plafond :


Menentukan elevasi plafond Menentukan pola rangka Pasang Hanger

Memasang rangka Stel ketinggian hanger Pasang Gypsum

Gambar Pemasangan Plafond

3.9. PEKERJAAN PENGECATAN


Rencana alat–alat yang digunakan : Kuas, roll ,ember ,cat dll
Rencana material yang didatangkan : Plamuur tembok, cat tembok
Durasi pelaksanaan : Sesuai Schedule

Metode Kerja :
□ Cat Tembok/Plafond
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai
kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 3 (tiga) kali dengan roller
minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang mendapat persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas.

Gambar Proses Pengecetan Dinding

□ Cat kayu/besi
Semua pekerjaan yang telah dimeni baru boleh dicat kayu setelah terlebih dahulu dibersihkan
dari kotoran yang menempel.Pengecatan minimum 2 (dua) kali. Pengecatan yang dilakukan
di luar ketika keadaan mendung dan hujan tidak diperkenankan.

Gambar Proses Pengecetan Besi


Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pengecatan :

3.10. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK dan PENERANGAN

Rencana alat–alat yang digunakan : Generator set, Tang, drill, palu, obeng dan alat ringan lainnya
Rencana material yang didatangkan : Kabel, las dop, saklar, stop kontak dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

Berikut adalah ilustrasi pekerjaan Mekanikal Elektrikal :

Urutan pekerjaannya sebagai berikut :


SHOP PENGAJUAN
DRAWING BAHAN
Disetu FABRIKASI
jui
PENGAJUAN
IJIN
MARKING

SIMULASI

PEMASANGAN

PERAPIAN

TESTING &
Pekerjaan Instalasi Listrik
 Panel
Panel dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horisontal).Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel dilengkapi dengan glans dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. Bila diperlukan, panel-panel
dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan
komponen control dilengkapi dengan terminal block.Semua panel harus ditanahkan.

 Kabel-Kabel
Semua kabel di kedua ujungnya diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak mudah
lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi
berwarna untuk meng-identifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701. Sedangkan
untuk kabel instalasi Penerangan (NYM) yang digunakan terdiri dari 4 macam warna sesuai
dengan ketentuan PUIL (R,S,T,Netral dan Grounding). Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan
adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan. Semua kabel ditanam pada kedalaman
yang sesuai, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir dengan ketebalan
tertentu dan diatasnya diamankan dengan batubata sebagai pelindungnya. Lebar galian
disesuaikan dengan jumlah kabel. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan
atau instalasilainnya ditanam lebih dalam dan diberikan pelindung pipa. Penyambungan kabel
untuk penerangan dan kotak kontak berada didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang
sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak
terminal tadi minimum 4 cm.
Setiap pemasangan kabel daya diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak berada di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop dengan member isolasi terlebih
dahulu. Warna isolas iharus sama dengan warna kabelnya.

 LampuPenerangan
Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan disetujui
oleh Direksi dan Pengawas. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka
plafond.

 KotakKontak Dan SaklarTunggal/ganda


Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk (inbouw) dan
dipasang pada ketinggian yang disetujui Direksi/ Pengawas Kotak kontak dan saklar yang
dipasang pada tempat yang lembab.
Gambar Stop Kontak dan Saklar

Rencana alat–alat yang digunakan : Generator set, Tang, drill, palu, obeng dan alat ringan lainnya
Rencana material yang didatangkan : Kabel, las dop, saklar, stop kontak dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule

V. MOBILISASI PERALATAN
Demi kelancaran PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS OBWIS PANTAI
KARANGBOLONG kami akan mendatangkan dan mempersiapkan alat-alat bantu kerja yang berada di
lapangan secara penuh seperti tabel dibawah ini :

No Uraian Jumlah Asal Keterangan

1 Concrete Mixer 2 Unit Stand by di lokasi proyek


Purwokerto
/ alat pengaduk
beton
Purwokerto
2 Pick Up 2 Unit Stand by di lokasi proyek

1 unit Stand by di lokasi proyek


Stamper / mesin Cilacap
3
pemadat tanah
5 unit Stand by di lokasi proyek
Truck Purwokerto
4

2 unit Stand by di lokasi proyek


Pompa Air Cilacap
5

2 unit Stand by di lokasi proyek


Excavator Purwokerto
6

1 unit Stand by di lokasi proyek


Theodolite Cilacap
7

8 Tandem Roller Purwokerto Stand by di lokasi proyek


1 Unit

VI. MOBILISASI BAHAN / MATERIAL


Untuk menjamin mutu dan kualitas barang/material dan ketersediaan serta mobilisasinya di lapangan maka
sesuai kebijakan PT. PRATITHA PRIMA TAMA perlu adanya seleksi dan evaluasi pada para calon distrubutor/
supplier

6.1. Penentuan Supplier Baru


 Maksud
Untuk memastikan bahwa supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.

 Uraian Prosedur
A. Pemilihan Supplier Baru
a. Setiap supplier baru harus dilakukan seleksi untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Bagian pembelian akan mencari data mengenai supplier tersebut mengenai Mutu Produk /
Jasa yang dihasilkan, Harga Jual dan waktu Pengiriman dan lainnya dengan menggunakan
formulir Seleksi Supplier.
c. Berdasarkan data yang ada, bagian pembelian bersama-sama dengan pihak/ bagian lain
yang terkait akan meninjau untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan atas kriteria
persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Jika diperlukan, bagian pembelian akan meminta contoh produk dari supplier untuk dilakukan
pengujian/ inspeksi.
e. Untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat memenuhi persyaratan yang ada, bagian
pembelian bersama-sama bagian terkait dapat melakukan negosiasi dengan pihak supplier.
f. Peninjauan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan evaluasi supplier diatas dan hasilnya
dicatatkan dalam lembar evaluasi supplier dengan mencantumkan data-data supplier yang
ditinjau serta hasil kesimpulan dari peninjauan yang dilakukan.
g. Berdasarkan hasl peninjauan tersebut, maka Bagian Pembelian akan menentukan apakah
supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
h. Bagian pembelian akan memberitahukan supplier yang terpilih kemudian melakukan proses
pembelian sesuai dengan Prosedur Pembelian yang ada serta memasukkan data supplier
tersebut kedalam Daftar Supplier.

B. Evaluasi Supplier
a. Evaluasi supplier dilakukan secara periodik setiap 1 (satu ) tahun sekali oleh bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir Evaluasi Supplier.
b. Evaluasi dilakukan terhadap supplier yang tercatat dalam Daftar Supplier dengan melihat
catatan pembelian dan penerimaan barang dari supplier yang ada.
c. Penilaian dilakukan dengan kriteria :
d. Mutu produk/ jasa yang diterima sesuai dengan spesifikasi, berdasarkan hasil pemeriksaan
yang dilakukan QC atau pihak yang ditunjuk ataupun bukti lain seperti sertifikat produk atau
hasil uji/ tes produk dari supplier.
e. Harga yang diajukan supplier sesuai dan dapat disetujui oleh perusahaan.
f. Waktu pengiriman, yang sesuai dengan jadwal.
g. Waktu pembayaran, yang disepakati oleh kedua belah pihak.
h. Pelayanan, yang diberikan oleh supplier.
i. Kecepatan penanganan keluhan.Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap
kriteria tersebut diatas dengan nilai BAIK atau CUKUP atau KURANG, dan kemudian
menjumlahkan nilai dari masing-masing penilaian.
j. Supplier dinyatakan lulus evaluasi/ memenuhi syarat jika hasil penilaianya tidak memiliki nilai
KURANG untuk semua nilai yang ada.
k. Penilaian akan dicatatkan pada lembar Evaluasi Supplier yang mencantumkan data-data
supplier dan hasil penilaian serta kesimpulan yang diambil.
l. Supplier yang dapat memenuhi hasil penilaian pada point diatas akan digunakan kembali
untuk periode berikutnya dan dimasukkan dalam data Supplier.
m. Sedangkan supplier yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut tidak akan
dipergunakan untuk periode berikutnya dan dikeluarkan dalam data Supplier.
n. Berdasarkan data Evaluasi Supplier ini akan dikeluarkan satu daftar supplier yang baru yang
telah lulus evaluasi.

7.1. Pembelian Bahan Material


Sedangkan untuk cara pemesanan dan pembelian sesuai manajemen PT. PRATITHA PRIMA TAMA
adalah sebagai berikut

Skema pemesanan dan pembelian sesuai gambar di bawah ini :

Pelaksana
Keterangan :

Spb = surat
sp
permintaan
b tid barang
Logistik ak
p.o. = purchase
order
Site
manager

ya

Logistik

p.o

Suplier

 Lingkup
Meliputi seluruh personil dan bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian jasa dan material.

 Uraian
A. Pelaksana mengajukan permintaan barang (SPB) kepada bagian pembelian / logistik.
B. Bagian pembelian dengan persetujuan Site manager meminta acc kepada Project Manager.
C. Bagian pembelian / logistik mencari dan melakukan seleksi supplier.
D. Bagian pembelian / logistik membuat PO (Purchase Order)
E. Bagian gudang / logistik memeriksa apakah kualitas dan spesifikasi sesuai dengan pesanan.
Jika sesuai maka material atau alat dari supplier akan diterima dengan menggunakan form
penerimaan material.
F. Staff logistik mencatat material yang diterima ke dalam buku gudang.
G. Bagian pembelian menyerahkan nota pembelian kepada bagian keuangan, untuk diproses
pembayaran.
VII. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
Setelah masa pelaksanaan pekerjaan selesai dan telah diserahterimakan, kami akan tetap memelihara hasil
pekerjaan tersebut, sehingga pada akhir masa pemeliharaan tetap baik.
A. Pembenahan tetap terus dilakukan untuk menyempurnakan finishing hasil pekerjaan misalnya pengecatan,
plesteran, kebocoran genteng dan pembersihan ruangan atau hal – hal lain yang diakibatkan oleh kesalahan
atau kelalaian pada waktu pelaksanaan.
B. Pelayanan (service) apabila ada keluhan atau compalin dari pengguna maka dalam waktu 2 x 24 jam kami
akan datang ke lokasi ( response time 48 jam ) sejak keluhan atau complain dari pengguna kami terima
C. Pengecheckan berkala setiap 1 bulan sekali yang meliputi :
o Kebocoran-kebocoran baik dari hujan maupun instalasi pipa
o Listrik
D. Rapat secara berkala setiap 1 bulan sekali untuk membahas keluhan-keluhan yang timbul
E. PHO PHO atau penyerahan pertama dilakukan setelah pekerjaan selesai kemudian diadakan pemeriksaan
pekerjaan oleh Tim Pemeriksa. Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi Administrasi dan dibuat Berita
Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan pertama kali ( PHO ),kemudian masih ada masa pemeliharaan dimana akan
direncanakan dalam masa pemeliharaan tersebut yaitu dengan :
o Mengadakan perbaikan-perbaikan pada bangunan yang pengerjaanya kurang sempurna dan ada
kerusakan
o Merencanakan perawatan terhadap bangunan tersebut selama masa pemeliharaan

Sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya, maka dalam rangka persiapan penyerahan langkah –
langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
 Finishing
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan merapikan atau menempatkan pekerjaan pada posisi yang sebenarnya
diantaranya adalah merapikan cat dinding, plesteran, pembersihan bangunan, dll.
 As Built Drawing
Sementara pekerjaan perapian dilaksanakan, pekerjaan asbuilt drawing dilaksanakan dengan berpedoman
pada gambar pelaksanaan (shop drawing) sambil konsultasi dengan Direksi
 Dokumentasi 100%
Setelah pekerjaan benar-benar selesai, pekerjaan dokumentasi untuk 100 % dilaksanakan dengan
pengambilan 3 (tiga) arah dalam 1 (satu) titik lokasi
 Mutual Check 100
Mengadakan mutual check 100 (MC 100 %) antara penyedia jasa dengan pengguna jasa, untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan sesuai dengan gambar terpasang
F. FHO
FHO atau penyerahan Pekerjaan Untuk Terakhir kalinya dilakukan setelah pekerjaan pemeliharaan selesai
kemudian diadakan pemeriksaan pekerjaan oleh Tim Pemeriksa. Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi
Administrasi dan dibuat Berita Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan untuk terakhir kalinya kali ( FHO ), pekerjaan yang diserahkan telah
disempurnakan untuk dapat diserahkan ke pihak pengguna sesuai dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya.

VII. MANAJEMEN MUTU

Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu pekerjaan
dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.
Skemanya sebagai berikut :

INCOMING FINAL
INPROCESS
INSPECTION INSPECTION
INSPECTION
(Pengendalian (Pengendalian pada
(Pengendalian pada
pada awal akhir pekerjaan)
masa pelaksanaan
pekerjaan utama
pekerjaan utama)
dan kedatangan
bahan
Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis pekerjaan dapat dijelaskan
sebagai berikut :

Kriteria Penerimaan / Pengendalian Mutu Pekerjaan

1. INCOMING INSPECTION
CARA KRITERIA / TOLERANSI ALAT YANG
JENIS FREKUENSI
PEMERIKSAAN STANDAR PENERIMAAN DIGUNAKAN

Tidak berkarat, mutu Jika berkarat tidak


disesuaikan barang mengurangi dia besi Setiap
Besi Visual, baca kedatangan, Milsheet,
yang datang, dan karat tidak
beton millsheet,diukur meteran
panjang 12 m berbentuk serpihan random
± 1 cm
Semen belum
Visual, dipegang
mengeras, kantong Setiap
Semen
zak tidak rusak kedatangan

Jenis kayu dan


Ukuran sesuai Panjang ± 2.5 cm,
Setiap meteran
kebutuhan, tidak untuk lebar/tebal ±
Kayu Visual, Diukur kedatangan
busuk, tidak dimakan 2 mm
binatang, lurus
Tajam, Tidak
menggumpal jika
Kandungan
Visual, Dipegang digenggam, tidak Setiap
Pasir tanah/lumpur maks
mengandung banyak kedatangan
5%
kandungan
lumpur/tanah

2. INPROCESS INSPECTION
CARA KRITERIA / TOLERANSI ALAT YANG
JENIS FREKUENSI
PEMERIKSAAN STANDAR PENERIMAAN DIGUNAKAN

Ukuran dan jumlah


besi tulangan
utama sesuai
gambar, jarak
Pada saat
beugel sesuai
Pembesian penulangan
gambar,ketebalan Meteran, visual
kolom balok Visual, diukur dan sebelum
beton decking
pengecoran
sesuai gambar,
ikatan kawat
bendrat harus kuat
Ukuran dan letak
Pekerjaan sesuai gambar
pasangan Cek, diukur, Setiap as Meteran, siku,
kerja, lurus, siku, Maksimal 1 cm
batu bata visual bangunan unting- unting
spesi tebal 20 mm,

Setiap
Untuk ready mix Disesuaikan
Check mutu sebelum Silinder/Kubus
selalu check dengan mutu
meton, slump, pengecoran untuk benda
campuran saat di beton pada
Pengecoran dan untuk Project dilakukan uji, kerucut
batching plant, RKS, dan slump
mix check ukuran untuk slump abrams,
check slump, buat yang telah
campuran dan benda uji meteran
benda uji ditentukan
tiap 5 m3

3. FINAL INSPECTION
CARA KRITERIA / TOLERANSI ALAT YANG
JENIS FREKUENSI
PEMERIKSAAN STANDAR PENERIMAAN DIGUNAKAN

Sistem
Testing Visual Akhir
berjalan Visual
comisioning pemasangan
dengan baik
Fisik hasil cor Jika terjadi pecah
kolom tidak siku tidak sampai
Pengecoran Visual pecah & retak, mengurangi decking / Akhir bongkar Visual
kolom / balok hasil mulus terlihat begesting
MANAJEMEN MUTU
Sedangkan untuk system manajemen mutu dapat kami jelaskan dalam bentuk flow chart sebagaimana tersaji dalam lembar berikut ini

Pengawasan Rekanan
Konstrussi
Pelatihan Pelatihan
pengawasan rekanan

Kemampuan Kemampuan
pengawasan rekanan

Pengalaman Pengalaman
Pengawasan Rekanan
Ijin PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Persetujuan Pelaksanaan
Shop Drawing Pekerjaan PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Tidak Tidak

Persiapan dan Penandaan Pekerjaanpekerjaan Hasil


Inspeksi Inspeksi Finishing Serah
Mulai Pembersihan dan Survei Konstruksi Pekerjaan Ya Ya FINISH
internal External Terima
Lokasi Lokasi pekerjaan
Akhir

Persetujuan Persetujuan
Material Metode Kerja

Acuan Rekanan
Konstrussi
Prosedur ISO Spesifikasi kerja

Check list Metode kerja

Konstruksi kerja Material, alat


b. RENCANA MUTU KONTRAK
 DEFINISI
Rencana Mutu Kontrak (RMK) merupakan panduan dalam pengendalian kegiatan yang terjadi di
proyek agar sesuai dengan syarat mutu yang ditetapkan baik oleh perusahaan maupun oleh pihak
yang terkait.
 KEBIJAKAN MUTU
Dengan penerapan sistem Manajemen Mutu yang baik dan benar serta didukung oleh tenaga
kerja yang telah berpengalaman di bidangnya maka akan didapatkan hasil produksi yang sesuai
dengan standar persyaratan yang berlaku, sehingga kepuasan pengguna jasa adalah merupakan
tujuan utama.
 SASARAN MUTU
Penggunaan tenaga kerja yang berpengalaman dan profesional serta bahan-bahan yang sesuai
dengan standar persyaratan akan menghasilakan produk yang sesuai dengan syarat mutu yang
telah ditetapkan oleh pengguna jasa .
 PROSES UTAMA / INTI

PROSES INTI

COSTUMER COSTUMER
KONTRAK OPERASIONAL
REQUIRMENT SATISFACTION

1. Survey Pasar 1. Persiapan 1. Perencanaan


2. Persiapan PQ Kontrak 2. Persiapan
3. Pasca PQ 2. Addendum 3. Pengadaan
4. Persiapan Kontrak Resources
Tender 4. Pelaksanaan
5. Pasca Tender Program
5. Inspeksi &

PROSES PENDUKUNG

Pengadaan Keuangan Perenc. & Pengendalian Administrasi


Logistik Pengembangan Sistem Mutu dan SDM
RENCANA MUTU

PROSES KONTRAK

Keputusan
PENERIMAAN Dokumen Lelang PENINJAUAN MENYIAPKAN
Menawar
DOKUMEN LELANG DOKUMEN LELANG DOKUMEN
PENAWARAN

MENYIAPKAN DOKUMEN PEMASUKAN


KONTRAK KONTRAK DOKUMEN PENAWARAN

Dokumen
Surat
Penawaran
Keputusan
Terseleksi
Pemenang

EVALUASI
PENAWARAN OLEH
PENGGUNA JASA

REFERENSI DOKUMEN : Keterangan :


1. Prosedur Persiapan Tender : Proses berikutnya
2. Prosedur Pasca Tender
3. Prosedur Persiapan Kontrak : Kegiatan
4. Prosedur Addendum Kontrak
INSPEKSI FISIK EKSTERN

INSPEKSI FISIK OLEH EKSTERN

Tidak
Ijin Inspeksi?

SM Kontraktor

Melaporkan Pekerjaan Siap di Inspeksi

SM (Site manajer) Kontraktor

Check List Request


Melaksanakan Inspeksi
ITP
SM + Staff Ahli + Direksi Lap. + Konsultan

Ya Melaporkan Pekerjaan Siap


Ada Deviasi? di Inspeksi
SM + Staff Ahli + Direksi Lap + Site manajer
Konsultan

Tidak

Pengesahan Bukti-Bukti Pelaksanaan Inspeksi Lampirkan Check List

SM + Staff Ahli + Direksi Lapangan + Konsultan Check List Request

Penyimpanan Bukti-Bukti Pengesahan


Inspeksi

Site Manajer

INSPEKSI EKSTERN SELESAI


PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KONTRAK (RK3K)
Pelaksanaan PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS OBWIS PANTAI
KARANGBOLONG diharapkan berjalan lancar dengan memperhatikan faktor-faktor keselamatan pekerja dan
keamanan pekerjaan agar semua berjalan sesuai rencana. Unsur keselamatan dan keamanan ini tidak lepas dari
beberapa faktor yang terkait, antara lain adalah :
Peralatan/ Perlengkapan
Perlengkapan yang dimaksud adalah perlengkapan kesehatan dan keamanan yang bersifat kontinyu dan selalu
ada di proyek, seperti :
• Alat pemadam kebakaran api ringan (APAR)
• Rambu-rambu K3
• Instruksi-instruksi keselamatan kerja
• Sarana penunjang : MCK, Urinoir sementara, Pompa air
• Helm, Safety belt, Safety Shoes, Masker, Kotak P3K

1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat pemadam api ringan (APAR) selalu tersedia di lokasi pekerjaan, ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat
dan mudah dijangkau. APAR di tempatkan di lokasi pekerjaan dengan tingkat resiko kebakaran tinggi.

2. Rambu-rambu K3

Rambu K3 dipasang di lokasi yang mudah terlihat, sehingga semua personil proyek, direksi dan pihak lain yang
berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti tingkat bahaya yang akan timbul bila tidak memakai
APD.

3. Instruksi-instruksi Keselamatan Kerja

Instruksi keselamatan kerja berbentuk symbol atau peringatan kepada semua personil proyek, direksi dan
pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti, kemana arah yang aman untuk
menyelamatkan diri, apabila terjadi bahaya/kecelakaan di lokasi pekerjaan.

4. Sarana Penunjang

Semua sarana penunjang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan semua personil proyek, direksi dan pihak
lain yang berhubungan dengan proyek selama proyek berlangsung

5. Helm, Safety Belt, Safety Shoes, Masker, Kotak P3K

Alat Pelindung Diri (APD) harus selalu ada dan dipakai untuk melindungi keselamatan para pekerja ataupun
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.

Lokasi Pekerjaan
1. Kerapian dan keamanan lokasi proyek atau lokasi pekerjaan harus selalu terpantau. Diharapkan ada petugas
keamanan atau jaga malam yang selalu siap berada di lapangan/lokasi kerja. Petugas jaga atau keamanan
dibekali dengan alat pendukung kerjanya agar supaya bisa selalu berkoordinasi dengan atasan atau yang
berwenang dalam lingkungan pekerjaan (koordinator pekerjaan).
2. Untuk menghindari hal lain dalam hal keselamatan kerja, selama waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
pekerja ataupun pelaksana pekerjaan dilarang merokok ataupun menyalakan sesuatu yang berpotensi
menimbulkan kebakaran.
Mekanisme
Semua pekerja dan pelaksana pekerjaan akan selalu di monitor setiap waktu untuk mengetahui situasi kerja dan
pengaturan pekerjaan. Dan setiap pekerja diwajibkan selalu menggunakan peralatan keselamatan sesuai masing-
masing pekerjaannya. Kantor lapangan diharapkan mengadakan mobilisasi kesehatan apabila terjadi kecelakaan
kerja di lapangan. Dan tentunya pelaksana pekerjaan sudah mengikutsertakan keselamatan kerja pada asuransi
tenaga kerja, sehingga dalam hal ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Diharapkan dengan diterapkannya sistem ini, keselamatan, keamanan dan kelangsungan pelaksanaan pekerjaan
bisa berjalan sesuai waktu pelaksanaan dan meminimalkan tingkat kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan. Untuk
permasalahan yang mungkin timbul dilapangan yang tidak bisa diselesaikan , maka kami akan meminta petunjuk
kepada Direksi Pekerjaan untuk mengatasi kemungkinan tersebut.

1. KEBIJAKAN K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Mematuhi persyaratan, Undang–Undang dan ketentuan lainnya yang relevan terkait dengan masalah K3.
2. Berusaha mengendalikan resiko K3 untuk menekan kecelakaan kerja.
3. Melakukan peningkatan perbaikan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

2. PERENCANAAN

1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko Bahaya


JENIS/TYPE IDENTIFIKASI JENIS PENGENDALIAN RESIKO
No BAHAYA & RISIKO K3
PEKERJAAN

1 Menggunakan Aliran Listrik Kematian a) Mengggunakan kabel sesuai

Cacat / hilang dari kerja kapasitas


b) Inspeksi stop kontak dan saklar
Kerugian material
secara periodik per 1 mnggu
c) Menggunakan alat listrik standart
2 Mengoperasikan Genset Luka berat di tangan a) Pasang pagar pengaman

Luka bakar b) Matikan mesin selama perawatan


c) Siapkan APAR
Sesak nafas

3 Menggergaji Luka tergores a) Memakai sarung tangan


b) Pelindung putaran alat terpasang
Luka ringan
c) Memastikan alat dlm kondisi baik
sebelum digunakan
4 Erection kuda-kuda -Luka ringan/berat a) Memakai Safety Belt
b) Memakai Sarung tangan
-Terjatuh
c) Memakai pelindung kepala Safety
- Meninggal dunia Helmet

5 Menggali tanah Longsor a) Memakai alat pelindung kepala


(Safety Helmet)
Tertimbun tanah
b) Memakai Safety Shoes
Cacat/hilang dari kerja c) Membuat sheet pile disekitar galian
yang rawan longsor
Kematian

6 Protection construction Tertimpa a) Melakukan ceklist tiap hari sebelum


digunakan
Cacat/hilang dari kerja
b) Menggunakan Jaring pengaman
Kematian a)

7 Trafic Management Terjadi kebakaran a) Dilarang Merokok


b) Dilarang melintas
Cacat/hilang dari kerja
c) Dilarang parkir
Kematian d) APAR
e) Wajib memakai helm
a) Memakai kaos tangan
b) Wajib memakai safety belt
c) Wajib memakai safety shous
d) Wajib memakai penutup telinga
e) Wajib memakai topeng las
f) Dilarang berhenti
g) Dilarang membuka panel

2) SASARAN K3 dan PROGAM K3


Sasaran K3 :

a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing

Program K3 :

a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster, Pagar
pengamar, Jaring pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Perencanaan Safety Plan
 Membuat daftar material yang memerlukan penanganan khusus
 Membuat daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
 Membuat daftar tenagakerja yangmemerlukan keahlian khusus
 Membuat identifikasi sumber bahaya dan cara pencegahannya
 Membuat Project Plan K3
 Membuat program kebersihan dan Slogan 5R (RINGKAS, RESIK, RAPI, RAJIN, RAWAT)
Organisasi K3

Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan

Penanggung jawab K3

Adi Endro Prastowo

P3K
Emergency Kebakaran
Priyo Handoko
Nur Yahya Galih Setiawan

TRAFFIC MANAGEMENT
Trafic Management merupakan pengelolaan symbol dan gambar untuk penerapan Standar Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Hal ini untuk meminimalisir kecelakaan kerja atau meminimalkan resiko kecelakaan yang timbul
akibat kelalaian salah satu personil proyek, pihak lain diluar proyek atau karena bahaya dari luar (=gempa bumi, dll).
Dengan traffic manajemen yang baik, seluruh personil proyek tahu secara pasti mengenai arah evakuasi, tempat evakuasi
yang aman dan penunjuk arah untuk menghindar dari bahaya yang terjadi di lokasi pekerjaan. Diharapkan dengan traffic
manajemen yang baik, timbulnya korban jiwa bisa ditekan sekecil mungkin atau bahkan tidak memakan korban (zero
accident).
Simbol-simbol dan gambar yang menyangkut traffic management dipasang di lokasi yang mudah dilihat oleh personil
proyek, baik dari manajemen tertinggi sampai pekerja.

Berikut symbol-simbol traffic management yang akan dipasang di lokasi pekerjaan :


UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
MOTTO
AWALI DENGAN SEMANGAT, AKHIRI DENGAN SELAMAT

SAFETY SYMBOL

DILARANG MEROKOK WAJIB MEMAKAI


LINTASAN BAHAYA
PELINDUNG
AREA WAJIB MAMAKAI LINTASAN TOWER
DILARANG MEMBAKAR HELM PROYEK CRANE

AREA WAJIB MEMAKAI


DILARANG MELINTAS MUDAH TERBAKAR
KAOS TANGAN

AREA WAJIB MEMAKAI HATI - HATI


DILARANG MELINTAS SAFETY BELT

AWAS TEGANGAN
APAR AREA WAJIB MEMAKAI
LISTRIK
SAFETY SHOES
AREA AMAN KONDISI
AREA WAJIB MEMAKAI
P DILARANG PARKIR MASKER MUSTER
DARURAT

AREA WAJIB MEMAKAI KLINIK PENGOBATAN


S DILARANG BERHENTI PENUTUP TELINGA
ARAH AMAN
DILARANG MEMBUKA AREA WAJIB MEMAKAI KEBAKARAN
PANEL TOPENG LAS
SCHEDULE KEGIATAN K3 :

NO JENIS KEGIATAN FREKUENSI PENANGGUNG JAWAB

1 SAFETY PATROL SETIAP HARI PETUGAS K3

2 PENGECHECKAN KONDISI SETIAP SEBELUM DIGUNAKAN DAN PETUGAS K3


SCAFOLDING DAN SETIAP 1 MINGGU SAAT
PERANCAH DIGUNAKAN

3 PENGECHECKAN KONDISI SETIAP HARI SEBELUM PETUGAS K3


MESIN-MESIN KERJA DIGUNAKAN

4 PENGECHECKAN KONDISI SETIAP 6 BULAN PETUGAS K3


APAR

5 PENGECHEKAN KONDISI SETIAP HARI SEBELUM PETUGAS K3


PERLENGKAPANDAN ALAT DIGUNAKAN
KERJA

6 PENGECHECKAN KONDISI SETIAP SEBELUM DIGUNAKAN PETUGAS K3


APD STELAHNYA SETIAP BULAN

7 MEDICAL CHECK UP SETIAP ADA KARYAWAN BARU PETUGAS K3


DAN SETELAHNYA SETIAP 1
TAHUN

V. PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara tenaga manusia ( metode padat karya ) dengan
peralatan ( metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat tergantung pada
kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan ), apakah memungkinkan bila
menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara keduanya ( t. kerja dan
peralatan ).Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah kegiatan yang sederhana, maka
penentuan waktu tiap jenis kegiatan disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan
oleh orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran waktunya lebih mendekati
kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat jenis kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh
tenaga masyarakat maka boleh dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan peralatan ).

Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan
menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan
akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah
kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggungjawab kegiatan menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan secara terinci.

Cilacap, 28 Mei 2017


Penawar
PT. PRATITHA PRIMA TAMA

Yayuk Indriyani
Direktur

Anda mungkin juga menyukai