PANTAI KARANGBOLONG
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Waktu penyelesaian PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS OBWIS
PANTAI KARANGBOLONG yang ditetapkan selama 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender oleh
pemilik pekerjaan (owner), menuntut pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus didukung oleh unsur-
unsur penunjang yang handal, sehingga akan di dapat kinerja proyek yang maksimal.
Dalam pelaksanaan proyek ini, PT. PRATITHA PRIMA TAMA menerapkan metode pelaksanaan untuk
menunjang keberhasilan proyek sesuai dengan biaya, waktu dan mutu yang telah ditetapkan antara lain
:
a. Sumber Daya Manusia yang mampu dan sesuai keahlian di bidangnya
b. Tepat pemakaian Alat Kerja yang digunakan, baik kuantitas atau jenisnya
c. Rekanan dan Suplier yang terbukti mampu
d. Pekerja yang trampil sesuai jumlahnya yang diperlukan
I.3. Lokasi
Pekerjaan : PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS
OBWIS PANTAI KARANGBOLONG
Tahun Anggaran : 2017
Lokasi : Kabupaten Kebumen
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
Penyedia Jasa : PT. PRATITHA PRIMA TAMA
I.4. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS
SARPRAS OBWIS PANTAI KARANGBOLONG adalah sebagai berikut :
1 2 3
I PEKERJAAN PERSIPAN
1 Pembersihan lokasi/bongkaran bangunan 1,00 unit
2 Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank 34,80 m'
II PEKERJAAN TANAH
1 Penggalian 1 M3 Tanah Biasa Sedalam 1 M 141,40 m³
2 Pengerjaan Stripping 1 M2 Tanah Tebing Setinggi 1 Meter 37,00 m²
3 Pengurugan Kembali 1 M3 Galian Tanah 44,22 m³
4 Pengurugan 1 M3 Dengan Pasir Urug 27,94 m³
5 Pengurugan 1 M3 Tanah Cadas 253,38 m³
IV PEKERJAAN BETON
1 Lantai Kerja Beton Mutu F’C = 7,4 Mpa (K 100), Slump (12 ± 2) Cm, W/C = 0, 87 20,74 m³
2 Membuat 1 M3 Sloof Beton Bertulang (179 Kg Besi + Bekisting) 15/20 8,16 m³
3 Membuat 1 M3 Kolom Beton Bertulang (239 Kg Besi + Bekisting) 15/15 2,92 m³
4 Membuat 1 M3 Balok Beton Bertulang (170Kg Besi + Bekisting) 15/20 4,26 m³
V PASANGAN DINDING
1 Pemasangan 1M2 Dinding Bata MerahTebal 1 Batu Campuran 1Sp : 6Pp 53,20 m²
2 Pemasangan 1M2 Dinding Bata MerahTebal ½ Batu Campuran 1Sp : 6Pp 415,30 m²
3 Pemasangan 1 Cm2 Dinding Bata Ekspose Campuran 1Sp :3Pp 21,20 m²
4 Pasang roster kotak 15x30 cm 70,00 bh
5 Pasang roster bulat D 50 cm 10,00 bh
VI PEKERJAAN PLESTERAN
1 Pemasangan 1 M2 Plesteran 1Sp : 6Pp Tebal 15 Mm. 1.002,69 m²
2 Pemasangan 1 M’ Plesteran Skoning 1Sp : 3Pp Lebar 10 Cm 25,55 m²
3 Pemasangan 1 M2 Acian. 1.002,69 m²
X PEKERJAAN KAYU
1 Pembuatan Dan Pemasangan 1 M3 Kusen Pintu Dan Kusen Jendela, Kayu Kruing 0,61 m³
2 Pembuatan Dan Pemasangan 1 M2 Daun Pintu Panel, Kayu Kelas Kruwing 16,80 m²
3 Pemasangan 1 M3 Konstruksi Gordeng, Kayu Kruing 1,26 m³
4 Pemasangan 1 M2 Rangka Atap Genteng Plentong, Kayu Kruing 31,11 m²
5 Pemasangan 1 M2 Rangka Atap Asbes , Kayu Kruing 93,00 m²
6 Pemasangan 1 M2 Rangka Langit-Langit (60 X 60) Cm, Kayu Albasia 201,62 m²
7 Pemasangan 1 M’ Lisplank Grc 0,8X20 Cm Double 58,86 m'
XV PEKERJAAN LAIN
1 Pemasangan 1 M2 Paving Blok Segi 4 T 8 Cm K 200 587,93 m'
2 pasang kansteen. 111,00 m'
I. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan pada PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS
SARPRAS OBWIS PANTAI KARANGBOLONG yang meliputi
A. PRE CONSTRUCTION
Pekerjaan Persiapan, Prasarana dan Penunjang
Pekerjaan Pembersihan
B. DURING CONSTRUCTION
Pekerjaan Struktur
Pekerjaan Arsitektur
C. PASCA CONSTRUCTION
Pekerjaan Pembersihan, pembongkaran bangunan penunjang dan pemeliharaan.
D. MASTER PLAN
SURVEY
LAPANGAN
- Data Tanah
- Data Sosial
- Masyarakat JUSTIFIKASI
Setempat TEKNIS
MUTUAL TEKNIS
SHOP DRAWING
PELAKSANAAN
PEMBERSIHAN
PHO
AS BUILT
DRAWING
PEMELIHARAAN
FHO
Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak adalah :
Mobilisasi
Yaitu mendatangkan alat dan tenaga yang diperlukan dengan kebutuhan pekerjaan yang
dilaksanakan.
Foto 0%
Pekerjaan foto 0 % dilaksanakan dengan mengambil gambar existing lapangan sebelum pekerjaan
dimulai, pengambilan gambar dilakukan pada 3 ( tiga ) arah untuk 1 ( satu ) titik pengambilan.
Uitzet/ MC. 0
Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan elevasi rencana bangunan dan volume pekerjaan yang
akan dikerjakan.
Alat yang dipakai : Theodolit, Waterpass, Rollmeter, dll.
Setelah selesai pengukuran dilaksanakan, selanjutnya dilakukan mutual check awal (MC.0) sebagai
titik awal dari pelaksanaan pekerjaan. Dari MC.0 tersebut diterbitkan Amandemen I yang disetujui
pemberi tugas
Mix Design dan Test Besi Beton
Mengajukan permohonan Mix Design untuk beton ke laboratorium. Mengambil sample material dan
dibawa ke laboratorium, untuk dilakukan Mix Design Beton dan tes kuat tekan beton.
Untuk Test besi beton tiap diameter diambil sample 3 batang
Pagar Pengaman Proyek
Untuk mengamankan lingkungan proyek dilakukan pemasangan pagar proyek dengan tinggi 1,8 m
dan terbuat dari seng gelombang BJLS 30, yang dipasang pada tiang rangka kayu klas II, dan
diperkuat dengan beton setempat. Tujuan pembuatan pagar proyek : agar pelaksanaan proyek tidak
terganggu oleh pihak luar dan membatasi areal kerja sehingga aktivitas pekerja dapat diawasi dan
di kontrol dengan baik
Jalan Kerja
Dikarenakan adanya pemakaian alat berat dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka pembuatan jalan
masuk dan konstruksi jalan sementara untuk mendukung mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan
material dibuat yang permanen, sehingga selama pelaksanaan pekerjaan, transportasi material
dapat berjalan dengan lancar dalam kondisi cuaca yang bagaimanapun.
Arus lalu lintas harus direncanakan dengan baik, sehingga dapat mengurangi hambatan yang
mungkin terjadi.
Jalan kerja yang baik dan bersih diperlukan untuk tidak menimbulkan dampak pengotoran
lingkungan dan jalan umum
Drainase dan Pembuangan Limbah
Sistem drainase proyek direncanakan dengan baik dan disesuaikan dengan sistem drainase
lingkungan di area pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tempat pembuangan limbah konstruksi juga
perlu disediakan untuk selanjutnya dapat diangkut keluar.
Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi dilaksanakan sebelum uitzet bouwplank dimulai, hal ini dilakukan untuk
membersihkan lokasi dari kotoran yang dapat mengganggu kelancaran pekerjaan seperti bongkaran
ataupun pohon sampai dengan tanah dasar.
Pekerjaan persiapan
Penentuan Patok Dasar atau Peil P ± 0.00
Pengukuran dan bouwplank : pengukuran dan bowplank perlu dilakukan lebih dahulu agar kontraktor
mengetahui batas–batas yang jelas, ketinggian (level) bangunan sehingga didapatkan bangunan
yang presisi dan sesuai dengan keinginan pemilik.
Metode Kerja :
Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan bagi masyarakat di sekitar galian pada saat
pelaksanaan pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap orang berhati-
hati disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian
pondasi.
Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar pekerjaan
dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara manual, maka pelaksana
harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/ karung pembuang tanah
Sebelum dilakukan penggalian pelaksana dan pengawas perlu memeriksa batas tanah pemilik. Jika
tanah berbatasan dengan pemilik lain maka terlebih dahulu dilakukan pembicaraan apakah galian
tanah dapat dibuang sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus dilakukan
pengaturan posisi pembuangan supaya dapat dihindari terjadinya longsoran tanah.
Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap tersedia
lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Pengawas dan pelaksana memeriksa sistim
penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan sistem penumpukan tersebut tidak
menghambat proses pengecoran.
Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi dan elevasi
kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar ). Pelaksana harus membuat papan bowplank yang
kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan digali. Pemberian benang harus
mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak menganggu pekerjaan galian.
Pelaksana harus mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah. Penumpukan
tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah
masuk kembali ke dalam galian pondasi .
Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka subkontraktor harus
menyiapkan mesin pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian
menampung air hujan maka sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air harus dibuang
terlebih dahulu.
Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan pekerja
yang ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang membuang tumpukan
tanah di pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk menghindari longsoran dimana
tanah galian masuk kembali ke dalam.
Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan kembali ukuran
dan elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar rencana.
Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan siap
dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang ditentukan
dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan/ MK.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :
Metode Kerja :
Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pengerjaan
urugan telah disetujui Pengawas Lapangan.
Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor di
tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan pengurugan
dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas Lapangan.
Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan ketika
pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan – bahan lain yang mengganggu dan
butiran batu lebih besar dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan
berjalan lancar.
Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar air tertentu
untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :
Metode Kerja :
Urugan tanah dilaksanakan sesuai spesifikasi dan kebutuhan. Ketebalan Urugan disesuaikan dengan
Gambar Kerja. Untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Pengawas Lapangan.Dasar
Urugan harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja, datar dan dibersihkan dari
segala kotoran yang bisa merusak komposisi urugan. Urugan dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan
sesuai ketentuan yang ada sehingga akan tercapai ketebalan yang sesuai ukuran dan kepadatan yang
disyaratkan.
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :
Metode Kerja :
Setelah peil galian didapat, kami akan melakukan pengecoran lantai kerja dengan beton Bo hal ini dimaksudkan agar
air tanah tidak naik ke permukaan. Setelah pengecoran selesai dilakukan perataan (leveling) agar didapat lantai kerja
yang rata.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
2. Pengecoran
3. Perataan (leveling)
Rencana alat–alat yang digunakan : Gergaji Kayu, Meteran, palu, pensil, dll
Rencana material yang didatangkan : multiplek, balok kayu, paku, minyak bekisting, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode Kerja :
Untuk bahan begestingnya digunakan papan/multipleks dengan tebal 9 mm. Pekerjaan
begesting/formwork dilaksanakan di work shop kontraktor dan di lokasi kerja. Begesting dibuat dalam
beberapa ukuran modul/segmen sesuai dengan ukuran beton yang akan dicetak.
Penyetelan begesting dilaksanakan tanpa menunggu fabrikasi begesting selesai secara keseluruhan.
Untuk menjaga ketetapan/ke-presisi-an ukuran pengecekan akan terus dilakukan terutama pada titik–
titik lemah sambungan. Agar begesting kuat menahan tekanan dari beton basah, tekanan akibat
pemadatan, dan gaya hidrostatik. Antara begesting luar dan begesting sisi dalam diberi pengikat dari
besi sesuai spesifikasi yang ditentukan. Untuk kolom setelah penyetelan begesting selesai, sisi luar
begesting diberi sabuk dari besi sebanyak tiga tempat mengelilingi dinding.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Setting/Penyetelan / perangkaian
3. Pembersihan areal kerja
Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini :
Gambar Fabrikasi
Syarat Pelaksanaan :
Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.
Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji, sesuai dengan PBI 1971. NI-2
dan nomor urut yang menerus.
Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat menunjukkan
tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu
dicatat.
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, Bab.IV.7. termasuk juga
pengujian-pengujian susut (slump test) dan pengujian-pengujian tekanan.
Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba menjadi tanggung jawab kontraktor.
Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang berwenang, dan disetujui
Pemimpin Proyek.
SLOOF
REQUEST LANTAI
PENULANGAN BEKISTING
PEKERJAAN KERJA
PEMBONGKARAN
PENGECORAN
BEKISTING
KOLOM
REQUEST
PENULANGAN BEKISTING PENGECORAN
PEKERJAAN
PEMBONGKARAN
BEKISTING
BALOK
REQUEST
BEKISTING PENULANGAN PENGECORAN
PEKERJAAN
PEMBONGKARAN
BEKISTING
Pekerjaan Pembesian
Rencana alat–alat yang digunakan : bar cutter, bar bender, gergaji besi, Kunci besi, dll
Rencana material yang didatangkan : Besi Tulangan, kawat bendrat dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode kerja
Untuk mengejar target waktu, fabrikasi dilaksanakan di workshop kontraktor dan di lokasi proyek.
Besi dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja yang telah ada dan daftar
pembengkokan besi. Setelah fabrikasi selesai dilanjutkan dengan merangkai besi di lokasi kerja,
Perangkaian besi ini menunggu setelah lantai kerja siap menerima beban (sudah kering dan
mengeras). Dalam beberapa item pekerjaan pembesian dilaksanakan tanpa menunggu
pekerjaan begesting selesai. (misal : pembesiankolom dapat dilaksanakan tanpa menunggu
bekisting sloof selesai). Pekerjaan pembesian ini juga dilaksanakan tanpa menunggu pekerjaan
sebelumnya selesai. Sebelum pelaksanaan pembesian terlebih dahulu dipersiapkan beton
decking (untuk selimut beton) dengan ketebalan seperti yang telah dipersyaratkan. Setelah
penyetelan pembesian selesai sebelum dilakukan pengecoran, lokasi pengecoran dibersihkan
dengan air sprayer/compressor.
Urutan pekerjaannya sebagai berikut :
1. Fabrikasi
2. Penyetelan / perangkaian
Pekerjaan Pengecoran
Rencana alat–alat yang digunakan : concrete mixer, Silinder uji beton, Kerucut Abrams,
compressor, vibrator, alat bantu lainnya.
Rencana material yang didatangkan : Beton readymix, Pasir beton, Batu pecah/split , Semen.
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode kerja
Sebelum pengecoran dilakukan harus diajukan ijin pengecoran minimal 2 hari sebelum
pengecoran, dan juga harus sudah mendapat persetujuan dari direksi baik untuk penulangan
maupun kekuatan begestingnya.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran akan dilakukan percobaan pendahuluan (trial
test) atas Silinder beton agar mutu hasil pekerjaan beton yang dikehendaki. Untuk menentukan
kadar air dalam adukan beton, sebelumnya dilakukan percobaan dengan kerucut Abrams (slump
beton).
Jika lokasi pengecoran berada di lantai dua maka dipakai concrete mixer truck dan adukan beton
dituang ke lokasi pengecoran dengan menggunakan concrete pump.
Pada pelaksanaan pengecoran, lokasi kerja harus dalam keadaan bersih. Untuk itu sebelum dicor
lokasi kerja dibersihkan lagi dengan compressor sehingga lokasi pekerjaan benar–benar bersih.
Sebelum pengecoran dilaksanakan lokasi kerja (lantai kerja dan begesting) dibasahi dengan air.
Saat pengecoran berlangsung dilakukan penggetaran adukan beton dengan menggunakan
vibrator sehingga didapatkan beton yang padat dan tidak keropos. Yang perlu diperhatikan pada
saat penggetaran, selang vibrator tidak boleh mengenai tulangan beton karena bisa
mengakibatkan terpisahnya agregat kasar dengan agregat halus. Setelah pengecoran selesai
dilanjutkan dengan perataan beton. Curing beton dilakukan dengan cara menyiram air dan atau
menutup dengan karung-karung basah untuk menjaga pengeringan yang mendadak.
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2x beban sendiri atau minimal 21 hari. Perawatan beton dilaksanakan begitu beton
sudah agak kering.
Syarat Pelaksanaan :
Test Silinder Beton ( Pengujian Mutu Beton )
Kontraktor akan membuat kubus coba dari adukan beton yang dibuat.
Selama pengecoran beton akan selalu dibuat benda-benda uji, sesuai
dengan PBI 1971. NI-2 dan nomor urut yang menerus.
Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang
dapat menunjukkan tanggal pengecoran, pembuatan adukan struktur
yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat.
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971,
Bab.IV.7. termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump test) dan
pengujian-pengujian tekanan.
Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan Silinder coba menjadi
tanggung jawab kontraktor.
Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium yang
berwenang, dan disetujui Pemimpin Proyek.
Metode Kerja :
Pondasi pasangan batu harus diukur di lapangan dan dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
ketinggian seperti tercantum pada gambar-gambar.
Sebelum pondasi dipasang, terlebih dulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau kayu pada
setiap pojok galian yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimal 10 cm, disiram dan
diratakan.
Batu kali pecah yang digunakan harus batu pecah berkualitas terbaik dan merupakan bahan
setempat, padat, bersih, tanpa retak-retak dan kekurangan-kekurangan lain yang mempengaruhi
kualitas.
Pasangan batu untuk pondasi harus dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 6 pasir.
Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian pondasi yang berongga/tidak padat.
Metode Pelaksanaan:
- Pasangan yang dimaksud adalah pasangan rolag batu bata.
- Pasangan batu bata merah tebal 1 dengan adukan 1Pc : 5 Ps Beton
- Bagian – bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
- Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
- Pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat betul minimal 1 hari
untuk pasangan berikutnya.
Metode Pelaksanaan:
Batu bata yang akan dipasang, harus direndam dalam air hingga jenuh, dan sebelum dipasang bebas
dari segala macam kotoran. Cara pemasangannya harus lurus tegak serta batu bata yang pecah tidak
boleh melebihi 5%. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh lebih dari satu meter tingginya.
Untuk pasangan ½ (setengah) batu yang luasnya melebihi 10 m2 harus diberi kerangka penguat berupa
kolom praktis dengan pembesiannya sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 hari dan pasangan tidak boleh
ditrobos perancah. Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk, adukan dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Konsultan pengawas. Tempat adukan harus dialasi
dengan kayu atau bahan lain yang tahan air.
Semua dinding tembok untuk ketinggian 3,65 meter, harus dipasang balok latai beton bertulang dengan
mutu sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Berikut adalah ilustrasi pekerjaan pemasangan bata :
Gambar Proses Pemasangan Batu
Bata
Metode Pelaksanaan:
Semua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran setelah disiram dengan air, sebelum
kepala plesteran (klabangan) semua plesteran dengan ketebalan sesuai spesifikasi yang ditentukan.
Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish. Selama proses pengeringan plesteran
harus disiram air selama 7 hari berturut-turut agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses
pengeringan yang terlalu cepat.
Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, campuran dengan tangan hanya
boleh dilaksanakan atas anjuran Konsultan Pengawas. Pengadukan harus dialasi dengan papan atau
bahan lainnya.
Untuk finishing beton expose, sebelum diperhalus permukaan beton perlu dikasarkan/dikaprot terlebih
dahulu dengan campuran sesuai spesifikasi yang ditentukan dengan ketebalan lebih kurang sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan untuk mendapatkan ikatan yang lebih baik.
Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok atau dikapur, maka penyelesaian terakhir harus
digosok dengan ampelas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus
dibuat kasar dulu, dengan cara dibeteli agar plesteran dapat merekat.
Plesteran Ciprat (camprotan)
- Spesi untuk plesteran adalah 1pc : 3 ps beton
- Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang - bidang yang akan diplester harus dibersihkan
terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak cepat kering dan tidak retak -
retak.
- Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2cm dan tidak kurang dari 1cm.
- Hasil akhir dari pekerjaan plesteran ciprat adalah permukaan yang tetap kasar, karena tanpa danya
lapisan penutup atau lapisan acian.
Pembuatan Tali Air
- Pekerjaan tali air dibuat dengan ukuran 1 cm lebih dalam dari permukaan plesteran dan acian.
- Pekerjaan tali air harus rapi dan lurus baik secara vertikal maupun horisontal
- Pekerjaan tali air harus difinishing acian sehingga tidak terjadi rembasan air yang dapat merusak
komposisi plesteran dinding.
Profilan
- Yang dimaksud dengan profilan yaitu plesteran dengan finishing acian dan pabrikasi menggunakan
beton pracetak atau GRC.
- Sebelum pekerjaan profilan dilakukan, bidang - bidang yang akan profilan harus dibersihkan terlebih
dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar profilan tidak cepat kering dan tidak retak - retak.
- Adukan untuk profilan harus benar - benar halus sehingga profilan tidak terjadi pecah - pecah.
- Profilan supaya digosok berulang - ulang sampai mantap dengan acian PC sehingga tidak terjadi
retak - retak dan pecah dengan hasil halus, rata.
Pasang GRC
- Grc yang digunakan harus berkualitas baik dan harus melalui persetujuan direksi / konsultan
pengawas.
- Posisi penggunaan materail Grc harus disesuaikan dengan gambar rencana.
- Bentuk dan motif Grc harus disesuaikan dengan gambar rencana atau sesuai dengan persetujuan
direksi / konsultan pengawas.
Metode kerja :
Struktur atap yang digunakan untuk pekerjaan ini menggunakan konstruksi atap kayu gording
Urutan pekerjaan struktur atap sebagai berikut :
Lingkup pekerjaan :
a. Pekerjaaan meliputi desain kuda – kuda, pembuatan kuda – kuda di workshop, pengangkutan (
delivery ) kuda – kuda dan kebutuhan bahan lapangan, dan pemasangan seluruh rangka kuda – kuda
sampai siap dipasangi bahan penutup atap sesuai dengan Surat Kontrak Kerja dimana kondisi ring
balk sudah waterpass, serta pemasangan pengaku yang terdiri dari :
1) Bottom chord bracing
2) Top chord bracing
3) Ikatan angin
4) Lateral Tie ( sesuai kebutuhan )
b. Pembuatan/pabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop
c. Pekerjaan pemasangan rangka Atap baja ringan meliputi, struktur rangka kuda – kuda( truss ), balok
tembok ( top plate / murplat ), dan angkur ke ring balok berupa dynabolt, connector antara kuda – kuda
dengan top plate, pekerjaaan struktur pengaku ( bracing ) dan pekerjaaan reng sesuai kebutuhan jenis
penutup atap
Untuk persyaratan bahan disesuaikan dengan spesifikasi teknis dalam RKS.
Persyaratan pelaksanaan :
a. Pembuatan dan pemasangan rangka kuda–kuda sesuai dengan desain gambar (gambar kerja) serta
sesuai dengan peraturan rujukan yang berlaku.
b. Penanganan, penyimpanan, pengiriman dan pemasangan kuda-kuda dilakukan dengan cara tertentu
guna menghindari kerusakan kuda-kuda.
c. Penyediaan semua struktur ring balok penopang kuda-kuda dengan kondisi rata air.
d. Penopang kuda-kuda harus benar-benar terjamin kekuatannya.
e. Pemasangaan kuda-kuda harus sesuai berdasarkan gambar lay out kuda-kuda, gambar detail bracing
serta gambar pelaksanaan.
f. Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang sesuai desain sehingga system rangka atap dapat
bekerja secara sama-sama (as an integral structure).
g. Semua detail sambungan dipasang sesuai gambar.
h. Pemasangannya sesuai sesuai jenis penutup atap yang dipakai.
Rencana material yang didatangkan : Atap Genteng Plentong. Kerpus Genteng, dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai schedule
Metode kerja :
Setelah rangka atap sudah selesai dengan baik kemudian dilaksanakan pekerjaan pemasangan penutup
atap.Susun lembaran atap dimulai dari sisi yang berlawanan dengan arah angin.Utamakan penggunaan
pola susun bata untuk mengurangi ketebalan struktur secara menyeluruh.Sistem penyaluran air pada talang
harus diperhatikan.Jarak antar lembaran 1 gelombang.
Kerpus Genteng
- Sebelum pemasangan kerpus harus mendapat persetujuan dari direksi atau pengawas lapangan.
- Pasang genteng bubung
- Pemasangan kerpus yang dipasang rata rapat sehingga tidak bocor bila ada hujan.
- Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus dicek kemiringan dan kerataan rangka atap
sehingga diperoleh bidang yang sesuai.
Pasang Lisplang
- Lisplank yang terpasang menggunakan material kalsiplank GRC dengan ukuran 8 x 200 x 3000 mm.
- Pesangan lispank harus kuat dan terikat pada rangka atap, pemasangan menggunakan skrup dengan
jarak maksimum 100 cm atau sesuai dengan persetujuan dari direksi / konsultan pengawas.
- Pemasangan lisplank harus rapi, kuat dan lurus.
Metode Kerja :
1. Sediakan adukan mortar (dengan campuran sesuai spesifikasi) secukupnya untuk membuat
acuan /kepalaan keramik. Tuangkan adukan mortar ke permukaan lantai sepanjang benang
acuan kepalaan, ratakan dengan jidar sesuai level.
2. Taburkan semen diatas mortar yang sudah diratakan (air dipermukaan mortar diubah menjadi
pasta sehingga memperkuat ikatan keramik dengan mortar).
3. Tempelkan keramik yang telah disortir (ukuran dan warna) dan direndam selama 12 jam diatas
permukaan mortar sesuai benang acuan, tekan keramik dengan bantuan palu kayu sampai level
yang ditentukan.
4. Pasang keramik disampingnya sesuai langkah diatas dengan jarak naad yang sudah ditentukan
sepanjang kepalaan (memanjang dan melintang).
5. Setelah acuan/kepalaan keramik selesai, pindahkan benang ke baris selanjutnya sesuai
keramik acuan yang pertama (cek permukaan keramik dan naad).
6. Gelar adukan untuk suatu luas tertentu, ratakan dengan jidar aluminium. Lakukan pemasangan
keramik seperti cara diatas pada baris berikutnya berdasarkan keramik acuan/kepalaan, maks.
4 baris.
Metode Kerja :
Lingkup pekerjaan ini memasang daun pintu, daun jendela dan boven. Pekerjaan kusen dikerjakan
setelah pekerjaan pasangan bata merah, plesteran dan acian selesai agar kusen dapat tepat
pemasangannya sehingga mencegah kebocoran air saat musim hujan.
1. Kusen-kusen Pintu / jendela harus dilaksanakan dan dikerjakan sesuai dengan type,
jumlah sebagaimana tercantum dalam gambar kerja.
2. Kusen – kusen dipasang atau digantung ditempat – tempat yang telah ditentukan dan
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja.
3. Daun pintu / jendela dikerjakan harus sesuai dengan motif dan penyelesaiannya
seperti apa yang tercantum dalam gambar kerja.
4. kaca – kaca yang harus digunakan harus rata tidak menggelombang
Metode Kerja :
Shop drawing dan diajukan pada konsultan pengawas
Pabrikasi pembuatan Pintu
Pemasangan Pintu
Metode Kerja :
Mengajukan bahan bahan material pada konsultan pengawas
Pemasangan alat penggatung dan pengunci bersamaan dengan pemasangan pintu
maupun jendela
1. Septiktank (jika ada) dibuat lebih dahulu saat pekerjaan galian agar tidak mengganggu pekerjaan
lainya.
2. Pemasangan kran air dilakukan pada pipa yang merupakan jaringan air bersih. Sebelum kran
dipasang, drat kran dililit dengan celotype secukupnya agar rapat dan tidak bocor.
3. Memasang Closed
X dan Y disesuaikan dengan type closed
Buat dudukan closed dari bata merah
Pasang closed sesuai spesifikasi
Pasang pipa-pipa instalasi sesuai ketentuan
Finishing
4. Pasangan saluran got U, dilaksaanakan berdasarkan metode pekerjaan pasangan.
5. Pada progress pekerjaan 50% samapi 100% dilakukan pemotretan pada titik awal 0%.
6. Setelah selesai pemasangan, dilakukan uji fungsi.
Pemasangan peralatan sanitair lainnya menyesuaikan item pekerjaan yang dilaksanakan serta ketentuan
pemasangan standar pabrik.
INSTALASI PLUMBING
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua peralatan/material seperti
yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan pemasangan dan peralatan/material yang
kebetulan tidak tersebutkan, akan tetapi secara umum dianggap perlu agar dapat diperoleh sistim instalasi air
bersih dan instalasi air kotor yang baik, dimana setelah diuji, dicoba. dan disetel dengan teliti siap untuk
dipergunakan.
Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING INDONESIA 1979.
- Pemasangan pipa untuk system sanitary/toilet lengkap dengan sambungan-sambungan untuk Kran air
dan bak cuci di dapur, sesuai dalam gambar.
- Pemasangan pipa untuk system air kotor (dari WC), air bekas, sesual dengan gambar.
- Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa tegak air kotor maupun
pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa vent tegak.
Bahan/Material
- Pipa-pipa sesuai spesifikasi
- Sambungan-sambungan
- Peralatan sanitair
- Bahan perekat, klem, dudukan, penggantung, dan asesories lainnya
Sebelum dilakukan pemasangan, menyerahkan contoh-contoh (sample) dari bahan/material
yang akan dipasang kepada pengawas/Direksi untuk disetujui.
b. Pemasangan
- Menyiapkan persetujuan material, ijin pasang, shop drawing.
- Menyiapkan material dan peralatan.
- Menentukan titik-titik pemasangan.
- Mulai pekerjaan, sesuai dengan gambar rencana, dan ketentuan yang berlaku.
- Sambungan-sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement darl kualitas balk yang disetujui
oleh pengawas/Direksi
- Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
- Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi pondasi
bantalan beton I pc + 3 ps + 5 krI pada setiap Jarak 3 m, pondasi ini juga dipasang pada bagian
sambungan pipa percabangan dan belokan.
- Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan antara pipa
tegak dan datar di lantai dasar
- Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran-kebocoran.
- Instalasi yang hasil testnya tidak balk, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat-alat yang
diperlukan dan blaya perbalkan ditanggung pemborong.
- Penanaman pada tembok harus ditutup oleh pekeriaan finishing
- Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk keluar, dan tidak ada
rongga-rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air kotor mendatar yang berukuran lebih
besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan minimal I % (satu persen), dan pipa yang berukuran
lebih kecil atau sama dengan 80 mm harus dibuat kemiringan minimal 2 % (dua persen). Pipa
limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2 % (dua persen)
- Pada Ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) dengan ukuran diameter 50
mm atau 80 mm,
- Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus didop/plug selama pemasangan, untuk mencegah
kotoran masuk ke pipa.
Metode Kerja :
Lingkup pekerjaan plafond ini adalah memasang plafond menggunakan plafond Kalsiboard 9 mm dengan rangka
Kayu dan list kayu untuk ruang-ruang utama dengan bahan gypsum tebal sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Sebelum pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas plafond seperti elektrikal, AC,
Sound system dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan harus sudah terpasang sempurna.
a. Pasangan Rangka plafond
- Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka pada bagian tepi
untuk memperoleh titik tetap plofond.
- Dilanjutkan pemasangan rangka kayu pembagi yang digantung ke plat beton dengan menggunakan
paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup gypsum.
- Penempatan jarak rangka maksimum berjarak 60 cm.
- Setalah semua rangka terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan tarikan benang,
setelah itu penggantung bisa dimatikan.
b. Pasangan Plafond Kalsiboard
- Pemasangan Plafond baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangkaplafond sudah mencapai 100 %.
- Pemasangan Plafond Kalsiboard dilakukan langsung pada rangka plafond dengan alat sambung paku
Sekrup.
- Jika diperlukan oleh Konsultan Pengawas maka Kontraktor Pelaksana harus membuat Shop Drawing
untuk pekerjaan pemasangan material plafond.
- Cara pemasangan harus mengikuti denah plafond yang ada dalam Gambar Bestek.
- Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak melendut.
- Antara lembaran plafond Gypsum Board yang satu dengan lembaran plafond Kalsiboard lainnya harus
tedapat celah sebesar 3 mm untuk keperluan pemuaian dan susut.
- Pada posisi pinggir pemasangan lembaran plafond Kalsiboard dengan balok lantai, ring balok dan
dinding harus tedapat celah sebesar 3 mm untuk keperluan pemuaian dan susut.
- Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan pekerjaan instalasi listrik, instalsi
AC, instalasi air bersih dan instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak dibongkar
kembali.
- Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik, Instalasi AC, Instalasi Air Bersih dan Instalasi Air Kotor
setelah pekerjaan pemasangan plafond selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
- Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpasak dibongkar karena alasan alasan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar sembarangan tetapi harus dibongkar
perlembar standarnya pada posisi penjangkaranya pada rangka plafond.
Metode Kerja :
□ Cat Tembok/Plafond
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok memakai
kain yang dibasahi air. Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit 3 (tiga) kali dengan roller
minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang mendapat persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas.
□ Cat kayu/besi
Semua pekerjaan yang telah dimeni baru boleh dicat kayu setelah terlebih dahulu dibersihkan
dari kotoran yang menempel.Pengecatan minimum 2 (dua) kali. Pengecatan yang dilakukan
di luar ketika keadaan mendung dan hujan tidak diperkenankan.
Rencana alat–alat yang digunakan : Generator set, Tang, drill, palu, obeng dan alat ringan lainnya
Rencana material yang didatangkan : Kabel, las dop, saklar, stop kontak dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule
SIMULASI
PEMASANGAN
PERAPIAN
TESTING &
Pekerjaan Instalasi Listrik
Panel
Panel dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horisontal).Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel dilengkapi dengan glans dari karet atau
penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam. Bila diperlukan, panel-panel
dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi. Untuk panel-panel yang banyak menggunakan
komponen control dilengkapi dengan terminal block.Semua panel harus ditanahkan.
Kabel-Kabel
Semua kabel di kedua ujungnya diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak mudah
lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. Setiap kabel daya pada ujungnya diberi isolasi
berwarna untuk meng-identifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701. Sedangkan
untuk kabel instalasi Penerangan (NYM) yang digunakan terdiri dari 4 macam warna sesuai
dengan ketentuan PUIL (R,S,T,Netral dan Grounding). Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan
adanya sambungan, kecuali pada kabel penerangan. Semua kabel ditanam pada kedalaman
yang sesuai, dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir dengan ketebalan
tertentu dan diatasnya diamankan dengan batubata sebagai pelindungnya. Lebar galian
disesuaikan dengan jumlah kabel. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan
atau instalasilainnya ditanam lebih dalam dan diberikan pelindung pipa. Penyambungan kabel
untuk penerangan dan kotak kontak berada didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang
sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak
terminal tadi minimum 4 cm.
Setiap pemasangan kabel daya diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak berada di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop dengan member isolasi terlebih
dahulu. Warna isolas iharus sama dengan warna kabelnya.
LampuPenerangan
Pemasangan lampu penerangan disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek dan disetujui
oleh Direksi dan Pengawas. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka
plafond.
Rencana alat–alat yang digunakan : Generator set, Tang, drill, palu, obeng dan alat ringan lainnya
Rencana material yang didatangkan : Kabel, las dop, saklar, stop kontak dll
Durasi pelaksanaan : Sesuai Rencana Time Schedule
V. MOBILISASI PERALATAN
Demi kelancaran PEMBANGUNAN WARUNG, TAMAN DAN FASILITAS SARPRAS OBWIS PANTAI
KARANGBOLONG kami akan mendatangkan dan mempersiapkan alat-alat bantu kerja yang berada di
lapangan secara penuh seperti tabel dibawah ini :
Uraian Prosedur
A. Pemilihan Supplier Baru
a. Setiap supplier baru harus dilakukan seleksi untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
b. Bagian pembelian akan mencari data mengenai supplier tersebut mengenai Mutu Produk /
Jasa yang dihasilkan, Harga Jual dan waktu Pengiriman dan lainnya dengan menggunakan
formulir Seleksi Supplier.
c. Berdasarkan data yang ada, bagian pembelian bersama-sama dengan pihak/ bagian lain
yang terkait akan meninjau untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan atas kriteria
persyaratan yang telah ditetapkan.
d. Jika diperlukan, bagian pembelian akan meminta contoh produk dari supplier untuk dilakukan
pengujian/ inspeksi.
e. Untuk memastikan bahwa supplier tersebut dapat memenuhi persyaratan yang ada, bagian
pembelian bersama-sama bagian terkait dapat melakukan negosiasi dengan pihak supplier.
f. Peninjauan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan evaluasi supplier diatas dan hasilnya
dicatatkan dalam lembar evaluasi supplier dengan mencantumkan data-data supplier yang
ditinjau serta hasil kesimpulan dari peninjauan yang dilakukan.
g. Berdasarkan hasl peninjauan tersebut, maka Bagian Pembelian akan menentukan apakah
supplier dapat memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
h. Bagian pembelian akan memberitahukan supplier yang terpilih kemudian melakukan proses
pembelian sesuai dengan Prosedur Pembelian yang ada serta memasukkan data supplier
tersebut kedalam Daftar Supplier.
B. Evaluasi Supplier
a. Evaluasi supplier dilakukan secara periodik setiap 1 (satu ) tahun sekali oleh bagian
pembelian, dengan menggunakan formulir Evaluasi Supplier.
b. Evaluasi dilakukan terhadap supplier yang tercatat dalam Daftar Supplier dengan melihat
catatan pembelian dan penerimaan barang dari supplier yang ada.
c. Penilaian dilakukan dengan kriteria :
d. Mutu produk/ jasa yang diterima sesuai dengan spesifikasi, berdasarkan hasil pemeriksaan
yang dilakukan QC atau pihak yang ditunjuk ataupun bukti lain seperti sertifikat produk atau
hasil uji/ tes produk dari supplier.
e. Harga yang diajukan supplier sesuai dan dapat disetujui oleh perusahaan.
f. Waktu pengiriman, yang sesuai dengan jadwal.
g. Waktu pembayaran, yang disepakati oleh kedua belah pihak.
h. Pelayanan, yang diberikan oleh supplier.
i. Kecepatan penanganan keluhan.Evaluasi dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap
kriteria tersebut diatas dengan nilai BAIK atau CUKUP atau KURANG, dan kemudian
menjumlahkan nilai dari masing-masing penilaian.
j. Supplier dinyatakan lulus evaluasi/ memenuhi syarat jika hasil penilaianya tidak memiliki nilai
KURANG untuk semua nilai yang ada.
k. Penilaian akan dicatatkan pada lembar Evaluasi Supplier yang mencantumkan data-data
supplier dan hasil penilaian serta kesimpulan yang diambil.
l. Supplier yang dapat memenuhi hasil penilaian pada point diatas akan digunakan kembali
untuk periode berikutnya dan dimasukkan dalam data Supplier.
m. Sedangkan supplier yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut tidak akan
dipergunakan untuk periode berikutnya dan dikeluarkan dalam data Supplier.
n. Berdasarkan data Evaluasi Supplier ini akan dikeluarkan satu daftar supplier yang baru yang
telah lulus evaluasi.
Pelaksana
Keterangan :
Spb = surat
sp
permintaan
b tid barang
Logistik ak
p.o. = purchase
order
Site
manager
ya
Logistik
p.o
Suplier
Lingkup
Meliputi seluruh personil dan bagian yang terkait dengan kegiatan pembelian jasa dan material.
Uraian
A. Pelaksana mengajukan permintaan barang (SPB) kepada bagian pembelian / logistik.
B. Bagian pembelian dengan persetujuan Site manager meminta acc kepada Project Manager.
C. Bagian pembelian / logistik mencari dan melakukan seleksi supplier.
D. Bagian pembelian / logistik membuat PO (Purchase Order)
E. Bagian gudang / logistik memeriksa apakah kualitas dan spesifikasi sesuai dengan pesanan.
Jika sesuai maka material atau alat dari supplier akan diterima dengan menggunakan form
penerimaan material.
F. Staff logistik mencatat material yang diterima ke dalam buku gudang.
G. Bagian pembelian menyerahkan nota pembelian kepada bagian keuangan, untuk diproses
pembayaran.
VII. RENCANA PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN
Setelah masa pelaksanaan pekerjaan selesai dan telah diserahterimakan, kami akan tetap memelihara hasil
pekerjaan tersebut, sehingga pada akhir masa pemeliharaan tetap baik.
A. Pembenahan tetap terus dilakukan untuk menyempurnakan finishing hasil pekerjaan misalnya pengecatan,
plesteran, kebocoran genteng dan pembersihan ruangan atau hal – hal lain yang diakibatkan oleh kesalahan
atau kelalaian pada waktu pelaksanaan.
B. Pelayanan (service) apabila ada keluhan atau compalin dari pengguna maka dalam waktu 2 x 24 jam kami
akan datang ke lokasi ( response time 48 jam ) sejak keluhan atau complain dari pengguna kami terima
C. Pengecheckan berkala setiap 1 bulan sekali yang meliputi :
o Kebocoran-kebocoran baik dari hujan maupun instalasi pipa
o Listrik
D. Rapat secara berkala setiap 1 bulan sekali untuk membahas keluhan-keluhan yang timbul
E. PHO PHO atau penyerahan pertama dilakukan setelah pekerjaan selesai kemudian diadakan pemeriksaan
pekerjaan oleh Tim Pemeriksa. Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi Administrasi dan dibuat Berita
Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan pertama kali ( PHO ),kemudian masih ada masa pemeliharaan dimana akan
direncanakan dalam masa pemeliharaan tersebut yaitu dengan :
o Mengadakan perbaikan-perbaikan pada bangunan yang pengerjaanya kurang sempurna dan ada
kerusakan
o Merencanakan perawatan terhadap bangunan tersebut selama masa pemeliharaan
Sebelum pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya, maka dalam rangka persiapan penyerahan langkah –
langkah yang perlu diperhatikan antara lain :
Finishing
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan merapikan atau menempatkan pekerjaan pada posisi yang sebenarnya
diantaranya adalah merapikan cat dinding, plesteran, pembersihan bangunan, dll.
As Built Drawing
Sementara pekerjaan perapian dilaksanakan, pekerjaan asbuilt drawing dilaksanakan dengan berpedoman
pada gambar pelaksanaan (shop drawing) sambil konsultasi dengan Direksi
Dokumentasi 100%
Setelah pekerjaan benar-benar selesai, pekerjaan dokumentasi untuk 100 % dilaksanakan dengan
pengambilan 3 (tiga) arah dalam 1 (satu) titik lokasi
Mutual Check 100
Mengadakan mutual check 100 (MC 100 %) antara penyedia jasa dengan pengguna jasa, untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan sesuai dengan gambar terpasang
F. FHO
FHO atau penyerahan Pekerjaan Untuk Terakhir kalinya dilakukan setelah pekerjaan pemeliharaan selesai
kemudian diadakan pemeriksaan pekerjaan oleh Tim Pemeriksa. Pemeriksaan dari segi Fisik maupun segi
Administrasi dan dibuat Berita Acara Pemeriksaan
Setelah diadakan Penyerahan untuk terakhir kalinya kali ( FHO ), pekerjaan yang diserahkan telah
disempurnakan untuk dapat diserahkan ke pihak pengguna sesuai dapat digunakan sesuai dengan
fungsinya.
Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu pekerjaan
dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.
Skemanya sebagai berikut :
INCOMING FINAL
INPROCESS
INSPECTION INSPECTION
INSPECTION
(Pengendalian (Pengendalian pada
(Pengendalian pada
pada awal akhir pekerjaan)
masa pelaksanaan
pekerjaan utama
pekerjaan utama)
dan kedatangan
bahan
Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis pekerjaan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. INCOMING INSPECTION
CARA KRITERIA / TOLERANSI ALAT YANG
JENIS FREKUENSI
PEMERIKSAAN STANDAR PENERIMAAN DIGUNAKAN
2. INPROCESS INSPECTION
CARA KRITERIA / TOLERANSI ALAT YANG
JENIS FREKUENSI
PEMERIKSAAN STANDAR PENERIMAAN DIGUNAKAN
Setiap
Untuk ready mix Disesuaikan
Check mutu sebelum Silinder/Kubus
selalu check dengan mutu
meton, slump, pengecoran untuk benda
campuran saat di beton pada
Pengecoran dan untuk Project dilakukan uji, kerucut
batching plant, RKS, dan slump
mix check ukuran untuk slump abrams,
check slump, buat yang telah
campuran dan benda uji meteran
benda uji ditentukan
tiap 5 m3
3. FINAL INSPECTION
CARA KRITERIA / TOLERANSI ALAT YANG
JENIS FREKUENSI
PEMERIKSAAN STANDAR PENERIMAAN DIGUNAKAN
Sistem
Testing Visual Akhir
berjalan Visual
comisioning pemasangan
dengan baik
Fisik hasil cor Jika terjadi pecah
kolom tidak siku tidak sampai
Pengecoran Visual pecah & retak, mengurangi decking / Akhir bongkar Visual
kolom / balok hasil mulus terlihat begesting
MANAJEMEN MUTU
Sedangkan untuk system manajemen mutu dapat kami jelaskan dalam bentuk flow chart sebagaimana tersaji dalam lembar berikut ini
Pengawasan Rekanan
Konstrussi
Pelatihan Pelatihan
pengawasan rekanan
Kemampuan Kemampuan
pengawasan rekanan
Pengalaman Pengalaman
Pengawasan Rekanan
Ijin PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Persetujuan Pelaksanaan
Shop Drawing Pekerjaan PEMBENAHAN / PERBAIKAN
Tidak Tidak
Persetujuan Persetujuan
Material Metode Kerja
Acuan Rekanan
Konstrussi
Prosedur ISO Spesifikasi kerja
PROSES INTI
COSTUMER COSTUMER
KONTRAK OPERASIONAL
REQUIRMENT SATISFACTION
PROSES PENDUKUNG
PROSES KONTRAK
Keputusan
PENERIMAAN Dokumen Lelang PENINJAUAN MENYIAPKAN
Menawar
DOKUMEN LELANG DOKUMEN LELANG DOKUMEN
PENAWARAN
Dokumen
Surat
Penawaran
Keputusan
Terseleksi
Pemenang
EVALUASI
PENAWARAN OLEH
PENGGUNA JASA
Tidak
Ijin Inspeksi?
SM Kontraktor
Tidak
Site Manajer
Alat pemadam api ringan (APAR) selalu tersedia di lokasi pekerjaan, ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat
dan mudah dijangkau. APAR di tempatkan di lokasi pekerjaan dengan tingkat resiko kebakaran tinggi.
2. Rambu-rambu K3
Rambu K3 dipasang di lokasi yang mudah terlihat, sehingga semua personil proyek, direksi dan pihak lain yang
berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti tingkat bahaya yang akan timbul bila tidak memakai
APD.
Instruksi keselamatan kerja berbentuk symbol atau peringatan kepada semua personil proyek, direksi dan
pihak lain yang berhubungan dengan proyek mengetahui secara pasti, kemana arah yang aman untuk
menyelamatkan diri, apabila terjadi bahaya/kecelakaan di lokasi pekerjaan.
4. Sarana Penunjang
Semua sarana penunjang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan semua personil proyek, direksi dan pihak
lain yang berhubungan dengan proyek selama proyek berlangsung
Alat Pelindung Diri (APD) harus selalu ada dan dipakai untuk melindungi keselamatan para pekerja ataupun
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi Pekerjaan
1. Kerapian dan keamanan lokasi proyek atau lokasi pekerjaan harus selalu terpantau. Diharapkan ada petugas
keamanan atau jaga malam yang selalu siap berada di lapangan/lokasi kerja. Petugas jaga atau keamanan
dibekali dengan alat pendukung kerjanya agar supaya bisa selalu berkoordinasi dengan atasan atau yang
berwenang dalam lingkungan pekerjaan (koordinator pekerjaan).
2. Untuk menghindari hal lain dalam hal keselamatan kerja, selama waktu pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
pekerja ataupun pelaksana pekerjaan dilarang merokok ataupun menyalakan sesuatu yang berpotensi
menimbulkan kebakaran.
Mekanisme
Semua pekerja dan pelaksana pekerjaan akan selalu di monitor setiap waktu untuk mengetahui situasi kerja dan
pengaturan pekerjaan. Dan setiap pekerja diwajibkan selalu menggunakan peralatan keselamatan sesuai masing-
masing pekerjaannya. Kantor lapangan diharapkan mengadakan mobilisasi kesehatan apabila terjadi kecelakaan
kerja di lapangan. Dan tentunya pelaksana pekerjaan sudah mengikutsertakan keselamatan kerja pada asuransi
tenaga kerja, sehingga dalam hal ini tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Diharapkan dengan diterapkannya sistem ini, keselamatan, keamanan dan kelangsungan pelaksanaan pekerjaan
bisa berjalan sesuai waktu pelaksanaan dan meminimalkan tingkat kecelakaan kerja di lokasi pekerjaan. Untuk
permasalahan yang mungkin timbul dilapangan yang tidak bisa diselesaikan , maka kami akan meminta petunjuk
kepada Direksi Pekerjaan untuk mengatasi kemungkinan tersebut.
1. KEBIJAKAN K3
1. Mematuhi persyaratan, Undang–Undang dan ketentuan lainnya yang relevan terkait dengan masalah K3.
2. Berusaha mengendalikan resiko K3 untuk menekan kecelakaan kerja.
3. Melakukan peningkatan perbaikan berkesinambungan terhadap penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
2. PERENCANAAN
a. Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)
b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-masing
Program K3 :
a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu, Spanduk, Poster, Pagar
pengamar, Jaring pengaman, dsb) secara konsisten
b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya
c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
d. Perencanaan Safety Plan
Membuat daftar material yang memerlukan penanganan khusus
Membuat daftar peralatan yang memerlukan penanganan khusus
Membuat daftar tenagakerja yangmemerlukan keahlian khusus
Membuat identifikasi sumber bahaya dan cara pencegahannya
Membuat Project Plan K3
Membuat program kebersihan dan Slogan 5R (RINGKAS, RESIK, RAPI, RAJIN, RAWAT)
Organisasi K3
Penanggung jawab K3
P3K
Emergency Kebakaran
Priyo Handoko
Nur Yahya Galih Setiawan
TRAFFIC MANAGEMENT
Trafic Management merupakan pengelolaan symbol dan gambar untuk penerapan Standar Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Hal ini untuk meminimalisir kecelakaan kerja atau meminimalkan resiko kecelakaan yang timbul
akibat kelalaian salah satu personil proyek, pihak lain diluar proyek atau karena bahaya dari luar (=gempa bumi, dll).
Dengan traffic manajemen yang baik, seluruh personil proyek tahu secara pasti mengenai arah evakuasi, tempat evakuasi
yang aman dan penunjuk arah untuk menghindar dari bahaya yang terjadi di lokasi pekerjaan. Diharapkan dengan traffic
manajemen yang baik, timbulnya korban jiwa bisa ditekan sekecil mungkin atau bahkan tidak memakan korban (zero
accident).
Simbol-simbol dan gambar yang menyangkut traffic management dipasang di lokasi yang mudah dilihat oleh personil
proyek, baik dari manajemen tertinggi sampai pekerja.
SAFETY SYMBOL
AWAS TEGANGAN
APAR AREA WAJIB MEMAKAI
LISTRIK
SAFETY SHOES
AREA AMAN KONDISI
AREA WAJIB MEMAKAI
P DILARANG PARKIR MASKER MUSTER
DARURAT
V. PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja ( produktivitas ) antara tenaga manusia ( metode padat karya ) dengan
peralatan ( metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat tergantung pada
kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan ), apakah memungkinkan bila
menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara keduanya ( t. kerja dan
peralatan ).Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah kegiatan yang sederhana, maka
penentuan waktu tiap jenis kegiatan disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan
oleh orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran waktunya lebih mendekati
kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat jenis kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh
tenaga masyarakat maka boleh dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, penanggung jawab kegiatan di tingkat kabupaten wajib menyiapkan dan
menyampaikan laporan akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun keuangan. Laporan
akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah
kegiatan. Untuk terwujudnya pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggungjawab kegiatan menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Yayuk Indriyani
Direktur