Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Proyek Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan
Jembatan Wilayah Pulau Lombok II (Bengkel – Kediri)
Seiring dengan semakin besarnya jumlah pertumbuhan penduduk Provinsi
Nusa Tenggara Barat, dan tingkat perkembangan kemajuan teknologi dan
kemajuan zaman yang semakin canggih tentunya ini akan sangat berdampak pada
meningkatnya kebutuhan penduduk. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan
penduduk terutama pemenuhan kebutuhan akan pangan maka pemerintah terus
berupaya untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur. Salah satu
infrastruktur yang dimaksud adalah infrastruktur yang berkaitan langsung dalam
usaha-usaha untuk meningkatkan produktifitas perekonomian dengan
meningkatkan akses jalan yang aman, nyaman bagi pengguna jalan.
Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
perekonomian adalah dengan membangun, mengembangkan serta merehabilitasi
jalan-jalan dan jembatan serta saluran drainase. Saat ini pemerintah sedang
melakukan upaya–upaya tersebut yaitu dengan melaksanakan atau melakukan
rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Bengkel – Kediri

1.1.2. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Lembaga perguruan tinggi yang notabane-nya bertugas untuk membimbing
serta mendidik anak bangsa yang mempunyai peran penting dalam pembangunan
negeri. Teori-teori yang didapat pada saat mengikuti proses perkuliahan seringkali
berbeda dengan kondisi nyata yang ada dilapangan. Untuk mengurangi
kesenjangan tersebut, maka kepada mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengikuti
program Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan perlu dilakukan oleh mahasiswa karena
didalamnya banyak terdapat pengalaman-pengalaman lapangan sehingga akan
menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak didapat dalam

1
perkuliahan di kampus. Diharapkan dengan melaksanakan PKL mahasiswa akan
lebih banyak mengetahui seluk beluk proyek dan ilmu-ilmu lain di lapangan serta
memiliki gambaran tentang profesi yang akan ditekuni setelah lulus nantinya.
Untuk itu, melalui program Praktek Kerja Lapangan yang bekerja sama
dengan lembaga PT. TEPAT GUNA REVORINDO kegiatan yang dilaksanakan
adalah Proyek Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau
Lombok II (Bengkel – Kediri)

Maksud dan Tujuan Pekerjaan


Maksud Pekerjaan
Maksud dari pelaksanaan proyek ini adalah mendukung program dari
Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk meningkatkan sarana
fisik dan fasilitas jalan raya, sehingga dapat menunjang pertumbuhan
perekonomian Kabupaten Lombok Barat

1.2.2 Tujuan Pekerjaan


Tujuannya adalah meningkatkan fungsi jalan untuk mengurangi kemacetan
sebab jika dimaksud untuk mencegah kemacetan, proyek tersebut tidak akan
mampu menjawabnya. Pasalnya, jumlah pertambahan armada tidak sebanding
dengan jalan yang diperlebar.. Setelah pekerjaan selesai, diharapkan jalan
tersebut dapat beroperasi dengan optimal dan mampu melayani keamanan dan
kenyamanan untuk para pengguna jalan selama umur rencana jalan.

Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Maksud Praktek Kerja Lapangan
Maksud dari Praktek Kerja Lapangan adalah untuk memberi gambaran yang
jelas kepada mahasiswa khususnya kepada mahasiswa Teknik, jurusan Teknik
Sipil, tentang bagaimana proses dan prosedur pelaksanaan dalam suatu pekerjaan

2
proyek dikaitkan dengan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah atau perguruan
tinggi.

1.3.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua


Mahasiswa agar dapat mengembangkan secara langsung ilmu pengetahuan yang
diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan. Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dapat memberikan kesempatan
secara langsung kepada Mahasiswa untuk berinteraksi secara langsung dengan
pekerjaan-pekerjaan yang ada dilapangan.

Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau
Lombok II (Bengkel – Kediri)

Awal perencanaan STA 0+000 Akhir perencanaan STA 2+550


↓ ↓

Gambar 1.1 Foto Lokasi Pekerjaan


Sumber ; Data Lokasi Proyek

3
a. Lingkup Pekerjaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dalam hal ini bekerja sama dengan
PT. TEPAT GUNA REFORINDO dilaksanakan selama 3 (Tiga) bulan terhitung
mulai tanggal 20 Januari sampai dengan 20 April. Dalam pelaksana Proyek
Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau Lombok II
(Bengkel – Kediri) saya lebih memfokuskan ke Pengawas pada lapangan, karena
keterbatasan akses ke bagian bagian proyek serta waktu, oleh karena itu
pelaksanaan melihat langsung kegiatan di lapangan dan mencatat kendala serta
sistem pekerjaan di lapangan dan mewawancarai orang orang yang terlibat dalam
proyek seperti tim konsultan perencana, kontraktor pelaksana dan surveyor serta
operator alat berat di lokasi proyek.
Ruang lingkup pekerjaan yang di amati oleh mahasiswa selama 3 bulan
Praktik Kerja Lapangan sebagai berikut :
Tabel 1.1 Lingkup Pekerjaan
No Item Volume Pekerjaan Jenis dan Mutu Bahan Peraturan
. Standar
pekerjaan Yang
digunakan
1. Drainase a. Galian untuk a. Mortar Sesuai
Selokan Drainase - Pasir dengan
dan Saluran Air - Sement standar
dengan volume - Batu kali pekerjaan
pekerjaan 972.13 - air yang telah
M3 ditetapkan
b. Pasangan Batu
dengan Mortar
dengan volume
pekerjaan
1,512.76 M3
2. Pekerjaan a. Galian Biasa, a. Tanah biasa Sesuai
dengan Volume b. Timbunan pilihan dengan
Tanah dan 34059.55 M3 c. Pohon Yang sudah standar
Geosinteti b. Timbunan galian ditandai yang siap pekerjaan

4
k dari sumber galian untuk ditebang yang
dengan volume telah
16,225.24 M3 ditetapka
c. Penyiapan Badan n
Jalan 58,391.00
M2
d. Penebangan
pohon pilihan
3. Perkerasan a. Lapis Pondasi a. Timbunan Pilihan Sesuai
Berbutir Agregat Kelas A dengan
Dan dengan volume standar
Perkerasan 17,106.98 M3 pekerjaan
Beton yang telah
Semen ditetapkan
4. Perkerasan a. Lapis Resap a. Menggunakan Sesuai
Aspal Pengikat - Aspal pondasi agregat dengan
Cair / Emulsi Kelas A standar
dengan volume b. Campuran AC pekerjaan
23,419.00 Liter -BC tebal yang telah
b. Laston Lapis nominal 6 cm ditetapkan
Antara (AC - BC)
dengan volume
4,422.96 ton
c. Laston Lapis
Pondasi (AC -
Base) dengan
volume 479.59
ton
5. Struktur a. Pasangan Batu a. Batu kali Sesuai
dengan volume b. Beton dengan
2,159.25 m3 standar
b. Pembongkaran pekerjaan
Pasangan Batu yang telah
dengan volume ditetapkan
24.91 m3
c. Pembongkaran
Beton dengan
volume 180.60 m3

5
Data Umum Proyek
Data-data proyek adalah sebagai berikut :

1. Nama Pekerjaan Paket III (Tiga) BATUNYALA – SENGKOL,


KEDIRI – PRAYA, BENGKEL - KEDIRI
620/669/KTR/TJ/PK/P3/2020
2. Nomor Kontrak
3. Lokasi Proyek BATUNYALA – SENGKOL, KEDIRI –
PRAYA, BENGKEL - KEDIRI
4. Pemilik Proyek Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga

5. Konsultan Pengawas PT. ESTI YASAGAMA, KSO

6. Kontraktor PT. TEPAT GUNA REFORINDO

7. Biaya Proyek Rp. 71.404.311.000,00

8. Jangka Waktu 510(Lima Ratus Sepuluh) hari kalender

9. Terhitung Mulai 8 Desember 2020 S/D 1 Mei 2022

10. Sumber Dana APBD PROVINSI NTB

11. Mulai PKL 20 JANUARI 2021 S/D 20 APRIL 2021

6
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI

Unsur Proyek
Di dalam pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapainya sasaran yang
efektif dalam pelaksanaan, diperlukan suatu organisasi yang bertanggung
jawab dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan biaya, waktu dan
standar mutu yang telah ditentukan. Organisasi adalah susunan manusia,
peralatan dan fasilitas dalam suatu wadah pengaturan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan atau suatu sasaran tertentu. Kegiatan tersebut
mengatur dan menyusun hubungan kerja organisasi yang melibatkan unsur-
unsur pembangunan yang terdiri dari :
1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
2. Konsultan Pengawas
3. Kontraktor/Penyedia Jasa Pelaksanaan

Badan Organisasi
Keberhasilan suatu proyek tergantung dari kerjasama semua unsur
yang terkait di dalamnya serta adanya pembagian kerja yang baik dan
teratur untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam mencapai tujuan
proyek.
Hubungan kerja unsur-unsur proyek dalam manajemen proyek
pemerintah, struktur organisasinya adalah sebagai berikut :

7
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Kontraktual Kontraktual

Fungsional
Konsultan Kontraktor

Gambar 2.1 Hubungan Unsur Proyek

Sumber :
https://www.academia.edu/4517759/Manajemen_proyek_pelaksanaan_konstruksi
_jalan_dan_jembatan

Penjelasan diagram kerja unsur-unsur proyek :


a. Hubungan kerjasama antar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan
Konsultan Pengawas adalah hubungan kontraktual yang dituangkan dalam
suatu surat perjanjian kontrak.
b. Hubungan kerjasama antar Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK) dengan
Kontraktor adalah hubungan kontraktual yang dituangkan dalam suatu
surat perjanjian kontrak.
c. Hubungan kerjasama antar Konsultan Pengawas dengan Kontraktor
adalah hubungan fungsional yaitu hubungan yang sesuai dengan fungsi
masing-masing.

Susunan Organisasi
2.3.1 Pemberi Tugas
a. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
PPK adalah badan atau pejabat yang memberikan pekerjaan-
pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemilik
Proyek Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau

8
Lombok II (BATUNYALA – SENGKOL, KEDIRI – PRAYA,
BENGKEL - KEDIRI)
- Kewajiban Pemilik Proyek :
a. Menyediakan dana proyek
b. Menandatangani kontrak
c. Menyelesaikan perubahan pekerjaan
d. Menyediakan “Force Majurte”
e. Mengesahkan Sub Kontraktor
f. Mengesahkan penyerahan proyek.
- Hak Pemilik Proyek :
a. Sebagai pemilik proyek yang memberikan pekerjaan kepada
kontraktor.
b. Menilai pekerjaan dan pengawasan berkala.
- Wewenang Pemilik Proyek :
a. Mengambil tindakan yang mengakibatkan pengeluaran sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing tolak
ukur dan dalam batas-batas jenis pengeluaran yang tercantum
dalam tata isian proyek dan pedoman pelaksanaan.
b. Mengadakan hubungan kerja dan kerjasama dengan instansi lain
baik pusat maupun daerah menurut keperluannya, termasuk
pembuatan kontrak kerja.
c. Mengatur tata cara kerja proyek yang terperinci dalam suatu
pedoman kerja sebagai suatu petunjuk dalam pelaksanaan
tugasnya sehari-hari dengan memperhatikan petunjuk yang
ditetapkan departemen antar lembaga yang diatasnya.

b. Kepala Urusan Administrasi Keuangan


Kepala urusan administrasi keuangan disini mempunyai tugas dan
tanggung jawab, Tugas Pokok Kepala Urusan Administrasi Keuangan
adalah membantu bendahara Kepala SKPD-TP untuk mengelola uang
Persediaan Bagian Pelaksana Kegiatan, diantaranya sebagai berikut :

9
- Membantu bendahara SKPD-TP untuk menyelenggarakan
pembukuan mengenai pengurusan kas yang menjadi tanggung
jawabnya.
- Menyiapkan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-
UP) dalam rangka pembiayaan keperluan sehari-hari Bagian
Pelaksana Kegiatan dan menyampaikan kepada bendahara Satuan
Kerja SKPD-TP / Pejabat Pembuat Komitmen.
- Membantu bendahara Satuan Kerja SKPD-TP melakukan
pembayaran uang persediaan atas persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen.
- Menyelenggarakan tata kearsipan yang bersangkutan dengan bukti-
bukti pembukuan.

c. Kepala Urusan Administrasi Tata Usaha


Tugas dan tanggung jawab Kepala Tata Usaha adalah membantu
sebagian tugas pejabat pembuat komitmen dibidang kantor sehari-hari
sehingga kegiatan kantor terselenggara dengan lancar, aman, dan tertib.
Maka dari itu tugas pokok yang harus dijalankan oleh kepala urusan
administrasi tata usaha adalah sebagai berikut :
- Membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf dibawahnya
menurut tugas pokok dan fungsinya.
- Menyusun rencana kebutuhan bahan bulanan/triwulan/tahunan
kedalam format yang telah ditetapkan.
- Membuat blanko nota bon d
- an menandatangani nota bon bahan/barang/fotocopy, berdasarkan
permintaan dari unsur pembantu pimpinan dan unsur pelaksana.
- Melaksanakan pengadaan barang/bahan kebutuhan kantor sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
- Membuat dan melaksanakan pembukuan dan penerimaan dan
pengeluaran bahan/barang kebutuhan kantor berdasarkan nota bon
pengambilan barang/bahan.

10
- Membuat data kepegawaian Bagian Pelaksana Kegiatan berdasarkan
status, jabatan, dan kepangkatannya.
- Membuat dokumen bukti pertanggungjawaban hasil pengadaan
bahan/barang sesuai dengan cara, bentuk dan dalam batas waktu
yang telah ditetapkan.
- Mempersiapkan tempat/ruangan, daftar hadir, akomodasi
bahan/peralatan yang diperlukan dalam rapat proyek.
- Membuat laporan hasil evaluasi aktivitas/kehadiran pegawai
menurut Pejabat Pembuat Komitmen.
- Melaporkan pelaksanaan tugas dan hasil kerjanya kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.

d. Dalam melaksanakan tugas lain yang masih dalam lingkup kerja atas
perintah Pejabat Pembuat Komitmen
1. Pengawas Utama
Adapun tugas dan tanggung jawab pengawas utama adalah
membantu sebagian tugas Pejabat Pembuat Komitmen dibidang
pengawasan baik itu berupa kualitas maupun kuantitas dan
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan spesifikasi sesuai dengan kontrak
pekerjaan yang bersangkutan, agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilaksanakan dengan tepat waktu. Untuk itu tugas pokok pengawas
utama adalah sebagai berikut :
a. Menghimpun dan mempelajari gambar rencana, jadwal waktu
pelaksanaan, metode kerja dan spesifikasi teknis pelaksanaan
kontrak paket pekerjaan yang diawasi.
b. Membina dan mengkoordinasikan tugas pengawasan yang
dilakukan oleh petugas lapangan.
c. Mempelajari dan menandatangani Request Sipil yang diajukan
oleh kontraktor pelaksana.

11
d. Mempelajari dan menginformasi/mengklarifikasikan temuan
petugas pengawas lapangan kepada pihak kontraktor
pelaksana/konsultan pengawas yang bersangkutan.
e. Bersama-sama tanpa disertai konsultan pengawas,
melaksanakan tugas pengawasan terhadap kontrak paket
pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor.
f. Mencatat hasil pengawasannya kedalam buku lapangan
menurut bentuk yang ditetapkan.
g. Membuat catatan dan teguran atas hasil pelaksanaan yang
belum selesai sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
h. Segera melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, jika
dijumpai fakta pelaksanaan lapangan yang diduga keras akan
dapat menimbulkan terjadinya kerugian keuangan Negara.
i. Melaporkan hasil pengawasan dan pendukungnya kepada
Pejabat Pembuat Komitmen sebagai bahan tindak turun tangan.
j. Menyusun dan membuat laporan mingguan menurut bentuk,
cara dan batas waktu yang telah ditetapkan.
k. Menyelenggarakan pengawasan atas aktivitas dan kinerja
pengawas lapangan yang berada dalam koordinasinya.
l. Menyampaikan usulan saran/pendapat dalam rangka
perbaikan/peningkatan kinerjanya.
m. Melaksanakan tugas lain dari atas perintah Pejabat Pembuat
Komitmen.
n. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan ayat (1) dan (2) bertanggungjawab kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.

12
2.3.2 Pengawas Lapangan
Tugas dan tanggung jawab dari pengawas lapangan adalah
membantu sebagian tugas pengawas utama dalam melaksanakan
tugas pengawas dilapangan, dan tugasnya sebagai berikut :
a. Mempelajari spesifikasi teknis, gambar Negara dan metode
kerja atas pelaksanaan kontrak paket pekerjaan yang diawasi.
b. Melaksanakan pengawasan kwalitas dan kuantitas atas
pelaksanaan kontrak pekerjaan yang berada dalam wilayah
pengawasannya.
c. Mencatat hasil pengawasannya kedalam buku lapangan.
d. Dalam hal-hal tertentu dan atas penetapan Pejabat Pembuat
Komitmen melaksanakan tugas dan fungsi juru jalan.
e. Melaporkan hasil temuannya kepada pengawas utama.
f. Menyampaikan usulan saran/pendapat dalam rangka
perbaikan/peningkatan kinerjanya.
g. Melaksanakan tugas lain dari dan atas perintah pengawas
utama.
h. Melarang bahan-bahan yang menurut penelitinya tidak
memenuhi syarat.

1. Pengawas Lapangan Quality Control


Adapun tugas dan tanggungjawab dari pengawas lapangan
Quality Control adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengawasan tehadap mutu/kwalitas pekerjaan
konstruksi yang dilaksanakan mitra kerja (Kontraktor).
b. Memonitor kwalitas seluruh material/bahan konstruksi yang
akan digunakan.
c. Melaporkan kepada pejabat diatasnya apabila mutu/kwalitas
pekerjaan tidak sesuai dengan diisyaratkan.
d. Mengecek dan menolak material konstruksi yang dianggap
tidak memenuhi syarat.

13
e. Mengkoordinir seluruh kegiatan dilapangan yang berkaitan
dengan mutu pekerjaan dan melakukan pengetesan
dilapangan bersama-sama kontraktor.
f. Mengawasi kwalitas, kuantitas dan pengendalian waktu yang
dilaksanakan oleh kontraktor, agar sesuai dengan RKS,
gambar rencana.
g. Menjalankan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab
kepada Pemimpin Bagian Proyek.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah badan hukum atau konsultan
yang diserahi tugas oleh Kuasa Penggguna Anggaran/Pejabat
Pembuat Komitmen atau juga Direksi untuk melaksanakan
pekerajaannya.Fungsinya adalah untuk membantu pelaksanaan
atau pengelolaan proyek untuk mengadakan pengadaan dokumen,
konstruksi dan memberikan penjelasan teknis perencanaan
terhadap masalah yang timbul pada saat konstruksi.

- Kewajiban Konsultan Perencana :


a. Menyusun uraian, maksud dan tujuan perencanaan
b. Mengumpulkan data-data lapangan, penyelidikan tanah
lingkungan dan uraian persyaratan tersebut.
c. Membuat gambar-gambar kerja dan perhitungan konstruksi.
d. Membuat gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS), rencana volume dan biaya, jadwal pelaksanaan serta
rencana pelelangan.
e. Memberi penjelasan pekerjaan pelaksaan dan melakukan
pengawasan berkala dari segi struktur.
- Hak Konsultan Perencana :
a. Berhak mendapat imbalan jasa atas kerja yang telah
dilakukan.

14
b. Berhak mengadakan peninjauan dan dokumentasi terhadap
pelaksanaan proyek.

Konsultan Pengawas.
Konsultan pengawas adalah badan hukum yang diserahi tugas oleh
pemberi tugas atau Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi untuk melaksanakan
pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan konstruksi sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.Tugas utama pengawasan sangat penting
dalam pengarahan dilapangan.
- Kewajiban Konsultan Pengawas :
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan.
b. Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara
penyerahan pekerjaan.
c. Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan
digunakan dan berhak memberikan teguran atau penolakan bahan
material yang digunakan jika tidak memenuhi syarat yang telah
ditetapkan standar perencanaan.
d. Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada
kesulitan teknis di lapangan.
- Hak Konsultan Pengawas :
a. Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan.

Kontraktor
Kontraktor adalah badan hukum yang menerima dan menyelenggarakan
pekerjaan fisik bangunan menurut biaya yang tersedia dan melaksanakannya
sesuai dengan peraturan dan syarat serta gambar-gambar rencana dalam
pelaksanaan.

15
- Kewajiban Kontraktor :
a. Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam
surat perjanjian kerja (kontrak).
b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja sesuai
persyaratan yang telah ditentukan.
c. Menyerahkan pekerjaan tersebut bila telah selesai dan atas
persetujuan pengawas.
d. Mengadakan contoh-contoh konstruksi yang akan dipakai guna
kestabilan dan konstruksi tersebut. Melaksanakan perintah
pemberian tugas tidak dari persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
dalam kerja.
e. Menyusun laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan
harian, mingguan, dan bulanan.
f. Membuat laporan akhir pekerjaan yang terdiri dari dokumentasi
pelaksanaan serta membuat Shop Drawing dan AsBuilt Drawing.

- Hak Kontraktor :
a. Mengikuti pelelangan, setelah mendapatkan undangan dari pejabat
pembuat komitmen melalui pengumuman lelang dan atau edaran.
b. Berhak mendapat imbalan jasa yang besarnya sesuai fisik yang
dicapai serta tertuang dalam surat perjanjian kerja (kontrak).
c. Mengadakan perhitungan tambah kurang apabila terjadi
penyimpangan antara gambar kerja dan pelaksanaannya, atas
pemberi tugas.
d. Mendapat tambahan biaya berdasarkan nilai amandemen yang telah
disepakati dan tidak lebih dari 10% (sepuluh persen).
- Tanggung Jawab Kontraktor :
a. Bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan selama
pelaksanaan.

16
b. Bertanggung jawab atas kekeliruan yang terjadi karena kelalaian
pelaksanaan.
c. Bertanggung jawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

STRUKTUR ORGANISASI
” Proyek Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau Lombok
II (BATUNYALA – SENGKOL, KEDIRI – PRAYA, BENGKEL - KEDIRI)”

Gambar 2.2 Struktur Organisasi


Sumber : Data Struktur Organisasi PT. CITRA EXACT ENGINEERING

Rincian Tugas dan Tanggung Jawab personil PT Citra Exact


Engineering
2.4.1 General Superitentend

Adapun tugas Superitentend sabagai berikut:


a. Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran
dan pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta
membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari;
b. Mempertanggung jawabkan semua kewajiban yang menyangkut rugi
laba perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.

17
Site Manager
Adapun tugas Site Manager sebagai berikut :
a. Mengkoordinir bagian-bagian di bawahnya dan menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh pihak pengguna jasa
serta mengoreski bila ada review design;
b. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan dan
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelesaian produk yang
tidak sesuai;
c. Mendata perubahan-perubahan pelaksanaan terhadap kontrak;
d. Melakukan tindakan koreksi dan pencegahan yang telah direkomendasi
pengendalian sistem mutu;
e. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar
mutu yang telah ditetapkan;
f. Membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan
laporan-laporan lain yang berhubungan dengan bidang tugasnya;
g. Berkoordinasi dengan pihak konsultan supervisi, aparat setempat,
utamanya pihak direksi PU serta menyelesaikan masalah-masalah
teknis lapangan dengan pengawas;
h. Membantu bidang administrasi kontrak untuk memeriksa dan
menyetujui tagihan upah mandor, sub kontraktor, dan sewa alat yang
berhubungan dengan prestasi fisik lapangan serta mengajukan
request ke direksi proyek sebelum pekerjaan dimulai termasuk
koordinasi dengan konsultan supervisi.
Tanggung Jawab Site Manager :
a. Menetapkan sasaran mutu;
b. Memimpin setiap pertemuan;
c. Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait dilokasi proyek;

18
d. Memberikan persetujuan atas permintaan kebutuhan proyek ke kantor
pusat/ cabang.

Site Engineering
Tugas dan kewajiban Site Engineer adalah sebagai berikut:

a. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi
dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan;
b. Membantu pejabat pelaksana teknis kegiatan dalam penyelesaian
administrasi kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data
proyek seperti kemajauan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan
lapangan, rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas,
dan pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam bentuk
laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk
mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan
yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari
keterlambatan pekerjaan;
c. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor tidak
akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket
kontrak dalam menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis
pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak;
d. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik
ditandatangani, menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain,
termasuk data pendukung yang diperlukan, mengendalikan kegiatan-
kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu
pelaksanaan pekerjaan, serta mencari pemecahan-pemecahan atas
permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun
permasalahan kontrak;

19
e. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan
bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun
rencana kerjanya;
f. Mengikuti petunjuk–petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan
terutama sehubungan dengan:
- Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk
melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-
perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang telah ditentukan;
- Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk setiap
jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan;
- Metode pengukuran volume pekerjaan yang benar sesuai dengan pasal-
pasal dalam Dokumen Kontrak tentang cara pengukuran dan
pembayaran;
- Melakukan pengecekan secara cermat semua pengukuran pekerjaan
dan secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir
pekerjaan;
- Menyusun laporan bulanan tentang progress fisik dan keuangan serta
menyerahkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan;
- Menyusun Justifikasi teknis, termasuk gambar dan perhitungan,
sehubungan dengan usulan perubahan kontrak;
- Mengecek dan menandatangani dokumen pembayaran bulanan
(Monthly Certificate);
- Mengecek dan menandatangani dokumen-dokumen tentang
pengendalian mutu dan volume pekerjaan;
- Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik;
- Memeriksa gambar hasil terlaksana (as built drawing) yang diajukan
oleh kontraktor dan disetujui oleh Direksi Teknik. Gambar tersebut
harus dibuat secara bertahap setiap pekerjaan selesai dikerjakan.

20
Pelaksana
Tugas dan kewajibannya, antara lain:
a. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah/mencoret
tanpa seijin atasan langsung;
b. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu
proyek (instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar
kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang/sub kontraktor dan
pekerjanya hingga didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya
yang seefisien mungkin;
c. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan;
d. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian/ mingguan/ bulanan yang ada serta melaporkan prestasi kerja pada
kepala proyek;
e. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama dengan kepala proyek
dan sub kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan tagihan
dan lain-lain;
f. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah
dikerjakan baik qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat
laporan mingguan mengenai:
- Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan yang sedang
dilaksanakan;
- Ihktisar upah dan hari perkerjaan;
- Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan;
- Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis akibat
bahan/ material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek
sehingga pertanggung jawaban akan terlihat di dalam cash
flow perusahaan.

Surveyor
Bertugas untuk melakukan pengukuran dan pemetaan tanah pada
kawasan yang akan dikembangkan, sehingga dihasilkan berbagai data yang

21
diperlukan dalam proses perencanaan baik berupa peta kontur tanah maupun
bentuk kawasan yang akan dikembangkan.

Administrasi Keuangan
Tugasnya meliputi administrasi logistic dan lainnya yang mendukung
pelaksanaan administrasi berjalan lancar. Tugas detailnya yaitu:

a. Menjaga dan mengupdate informasi administrasi mulai dari office


supplay, stationaries;
b. Mempersiapkan arrangement meeting detail, absensi staff, serta
melakukan hal-hal seperti surat menyurat dengan staff lainnya;
c. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi;
d. Melakukan dan membuat laporan perhitungan pajak.

Keamanan umum
Tugas dan tanggungjawab keamanan umum yaitu:

a. Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakan tugasnya;


b. Mengirim laporan kepada Site Engineer atau Insfector;
c. Mengadakan pengawasan yang terus menerus dilokasi pekerjaan yang
sedang dikerjakan dan memberikan laporan kepada Site Inspector atas
pekerjaan yang tidaksesuai dengan dokumen kontrak. Semua hasil
pengamatan harus dilaporkan secara tertulis;
d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan
yang digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan
harian.

2.4.7 Ahli k3 konstruksi


Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi
Muda adalah sebagai berikut :

22
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
dan terkait K3 Konstruksi.
b. Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi.
c. Merencanakan dan menyusun program K3.
d. Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan
ketentuan K3.
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3
dan pedoman teknis K3 konstruksi.
g. Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan.
h. Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta keadaan darurat

Ahli K3 Konstruksi Madya


Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli K3 Konstruksi
Madya adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang
dan terkait K3 Konstruksi.
b. Mengelola dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi.
c. Mengelola program K3
d. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan
K3.
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
f. Mengelola laporan penerapan SMK3 dan pedoman teknis K3
konstruksi

23
g. Mengelola metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3,
jika diperlukan.
h. Mengelola penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta keadaan darurat.

Ahli K3 Konstruksi Utama


Tenaga Ahli K3 Konstruksi Utama adalah sebagai berikut :
a. Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi
b. Mengevaluasi dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan
konstruksi
c. Mengevaluasi program K3
d. Mengevaluasi prosedur dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
e. Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3
f. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi
g. Mengevaluasi perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis
K3, jika diperlukan
h. Mengevaluasi penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat

Gambar Bestek
Gambar Bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek yang
akan didirikan atau dilaksanakan yang memperlihatkan lingkup dan bentuk
pekerjaan yang harus dibuat. Gambar Bestek terbagi dalam beberapa macam
gambar pekerjaan konstruksi antara lain :
1. Gambar prarencana (Preliminary Drawing)

24
Gambar ini dibuat untuk memberikan konsepsi kasar dari ide yang
akan dilaksanakan dan dikerjakan bilamana pekerjaan akan dilelang dengan
system design and build dan negotiated contract.
2. Gambar Informasi (Information Drawing)
Gambar ini hanya ditampilkan dalam aanwijzing dengan maksud agar
para pengikut lelang dapat menghitung dan mengajukan penawarannya,
walaupun gambar desainnya belum selesai akan tetapi biasanya
dipergunakan untuk kalkulasi membuat penawaran.
3. Gambar Proyek (Site Drawing)
Site drawing memperlihatkan denah dari lokasi proyek, topografi
lapangan dan fasilitas-fasilitas sarana dari keseluruhan proyek.
4. Gambar kerja (Detailed Working Drawing)
Gambar ini merupakan suatu gambar yang memuat gambar pelaksanaan
secara rinci dan tiap-tiap bagian kontruksi dalam bentuk gambar potongan-
potongan memakai skala yang sesuai dan jelas.
5. Gambar hasil pelaksanaan (As Built Drawing)
Pada akhir proyek, kontraktor memuat gambar As built yang artinya
gambar yang dibuat dan disesuaika dengan konstruksi setelah selesai
dilaksanakan.

2.4.12 Quality
Tugas dan tanggung jawab quality meliputi :

a. Pengendalian terhadap mutu bahan dan pengerjaan yang dilaksanakan oleh


kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan
dalam dokumen kontrak qulity harus memahami benar metode tes
laboratorium dan lapangan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak;
b. Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari site engineer dan pejabat
pelaksana teknis kegiatan agar selalu mendapat informasi yang diperlukan
sehubungan dengan pengendalian mutu;
c. Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan personil
dan peralatan laboratorium kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan selalu

25
didukung tersedianya tenaga dan peralatan sehingga pengandalian mutu
sesuai dengan yang ada dalam dokumen kontraktoral;

Quantity
Tugas dan tanggung jawab quantity meliputi :

a. Menghitung luas M² pekerjaan jalan seperti pengaspalan, pemasangan


pondasi jalan dan lain-lain;
b. Menghitung volume M² pekerjaan seperti urugan tanah dan lain-lain;
c. Menghitung volume pada pekerjaan besi beton bertulang dan lain-lain;
d. Bekerjasama dengan logistic atau pengadaan barang untuk memberikan
informasi kebutuhan material yang harus didatangkan kelokasi peroyek
pembangunan.

Teknisi Lab
Tugas Teknisi Lab adalah:

a. Melaksanakan pengambilan contoh tanah atau material dan melakukan


pengujian tanah atau material di laboratorium;
b. Mengevaluasi hasil tes tersebut dan bertanggung jawab terhadap
ketelitian dan kebenaran hasil yang diproses.

2.5 Administrasi Pelaksanaan Proyek


Setiap pejabat pembuat komitmen menerima Daftar Isian Penggunaan
Anggaran (DIPA), maka mulai dilakukan design dan detalid engineering atau fase
membuat gambar-gambar rencana dan gambar-gambar kerja serta RKS dan
Estimasi Harga. Hasil kerja diproduksikan dalam tahap ini dinamakan dokumen
pelelangan yang pada prinsipnya merupakan resep dan aturan permainan dalam
membangun dan mendirikan proyek tersebut.
Dalam kontrak enginnering khususnya dalam pekerjaan sipil maka tiap-
tiap proyek kekhususan yang mandiri dan ini semua diuraikan dalam uraian teknis

26
maupun uraian khusus. Untuk proyek-proyek konstruksi, dokumen kontrak
mengandung antara lain :
- Dokumen pelelangan, meliputi :
a. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
b. Lampiran-lampiran
c. Risalah Aanwijzing
- Dokumen kontrak, meliputi :
a. Gambar-gambar Bestek.
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
c. Lampiran-lampiran
d. Addendum (bila terjadi perubahan pada pekerjaan)
e. Surat klarifikasi
Uraian penjelasan Dokumen sebagai berikut :

Logistik
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan
proyek dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar
pemasok terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan;
b. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang/alat
yang dipasok pelanggan termasuk memberi label keterangan setiap barang;
c. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat
keluar masuknya barang-barang yang tersedia di penyimpanan/gudang;
d. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan
lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya;
e. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah
pengontrolan kualitas (oleh quality control) dan kuantitas;
f. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam
pengiriman bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi serta
mengamankan data perusahaan.

27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
Dalam penyusunan kerja dan syarat-syarat perlu diperhatikan dalam hal job
descriptions harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 29/Kepres/1984, yang
memuat :
1) Syarat umum:
- Keterangan mengenai pemberian tugas
- Keterangan mengenai perencanaan
- Keterangan mengenai direksi
- Syarat-syarat peserta pelelangan
- Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya
2) Syarat administrasi
- Jangka waktu pelaksanaan
- Tanggal penyerahan pekerja
- Denda atas keterlambatan
- Besarnya jaminan pelelangan
- Besarnya jaminan pelaksanaan
3) Syarat Teknis
- Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan
- Jenis dan mutu bahan
- Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya

Lampiran-lampiran (Appendix)
Pada bagian akhir dari dokumen tender ini diadakan lampiran-lampiran yang
merupakan keterangan tambahan seperti :
- Daftar Kuantitas Pekerjaan (Bill of quantity)
- Table harga bahan dan ongkos pekerjaan
- Surat Jaminan tender (tender bond)
- Surat Jaminan pelaksanaan (performance bond)
- Bentuk surat perjanjian kerja (Kontrak)
- Pembuatan surat penawaran

28
Risalah Aanwijzing
Dokumen ini adalah hasil penjelasan pada waktu Aanwijzing (hari
penjelasan antara pihak owner, calon-calon pemborong, konsultan (bila ada)) yang
telah dibukukan dan nantinya merupakan bagian dari dokumen kontrak yang
mengikat setelah ditanda tangani oleh paling sedikit dua wakil peserta pelelangan
pekerjaan.

Surat-surat klarifikasi
Surat-surat klarifikasi ini dikerjakan secara tertulis kepada pemborong yang
memenangkan pekerjaan, dan surat-surat klarifikasi tersebut merupakan bagian
yang tidak dari dokumen kontrak yang mengikat. Surat-surat klarifikasi ini sangat
mempengaruhi lamanya proses evaluasi tender yang dibuat apabila :
- Ada kesalahan kalkulasi.
- Ada pernyataan yang tidak jelas dalam surat penawaran pemborong
- Ada hal yang lupa dan lain-lain

Estimasi Biaya Proyek


Estimasi biaya merupakan biaya perkiraan yang digunakan untuk
memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan / disiapkan bagi pembangunan
suatu konstruksi. Estimasi biaya proyek secara umum dapat dibagi empat yaitu :
- Estimasi kasar untuk pemilik.
Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan ide
untuk membangun proyek tersebut.
- Estimasi pendahuluan oleh perencana.
Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi
terdahulu / sudah ada gambar.
- Estimasi detail oleh kontraktor.
Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga fixed price.
- Biaya sesungguhnya setelah Amandemen Kontrak.
Amandemen Kontrak adalah pekerjaan proyek tambahan yang dilakukan
setelah terjun ke lapangan.Pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari
Pemerintah melalui SK. Biaya bertambah karena adanya amandemen ini.

29
Pekerjaan tambah ini nantinya akan dilaksanakan jika amandemen kontraknya
sudah disahkan.

Keterlibatan Proyek
Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ini yang berdasarkan surat
ijin PKL yang ditujukan kepada Direktur PT. Citra Exact Engineering praktik
ditempatkan di lapangan sebagai asisten pengawas lapangan dan pekerjaan ini
diamati selama kurang lebih ±3 bulan, terhitung mulai tanggal 20 September 2019
s/d 19 Desember 2019.
Dari bagan di atas terlihat bahwa antara pemilik (Owner) dengan pengawas
dan pelaksana, terdapat hubungan vertikal dan pimpinan proyek mempercayakan
semua masalah kepada perencana. Apabila pengawas telah ditunjukan oleh
pemilik proyek, maka semua masalah di lapangan diserahkan kepada pengawas
dan menjadi tanggung jawabnya, sehingga jika terdapat kesalahan teknis yang
\perlu dibicarakan, pemilik proyek tidak dapat langsung memerintahkan
pelaksana, melainkan harus melalui pengawas lapangan yang berkuasa penuh di
lapangan.
Perencana (konsultan) dapat memerintahkan pelaksana secara lisan maupun
secara tulisan sesuai dengan wewenangnya untuk kelancaran pekerjaan di
lapangan. Jika terjadi suatu kesalahan dan perintah pengawas tidak dipatuhi maka
pengawas dapat mengambil tindakan administratif dan dapat memberhentikan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan.

30
BAB III
SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN

3.1. Tahapan Proyek Konstruksi


Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan
sasaran yang jelas, berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
sumber daya tertentu. Proyek suatu konstruksi merupakan proyek yang
berkaitan dengan pembangunan suatu bangunan dan insfrastruktur yang
umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik
sipil dan arsitektur. Selain itu, juga melibatkan bidang ilmu lainnya, seperti
tenik industri, mesin, elektro, gepteknik, lanskap. Suatu proyek dibagi
menjadi beberapa tahap untuk menjaga kesesuaian hubungan pada kegiatan
operasional pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaannya. Tahapan
proyek konstruksi dimulai sejak munculnya prakarsa pembangunan, yang
selanjutnya ditindak lanjuti dengan survei dan seterusnya, hingga konstruksi
benar-benar berdiri dan dapat dioperasikan sesuai dengan tujuan
fungsionalnya.
3.1.1. Tahap Konseptual atau Tahap Kelayakan
Tahap ini merupakan tahap awal bagi pemilik proyek atau pemberi
tugas. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain:
1. Memformulasikan gagasan.
2. Studi kelayakan yang mencakup berbagai aspek termasuk biaya, resiko,
dan poleksosbud.
3. Pembuatan strategi perencanaan.

3.1.2. Tahap perencanaan dan desain


Tahap ini sudah melibatkan owner dan beberapa konsultan untuk
membuat perencanaan bagi keberlanjutan proyek. Pada tahap ini akan
menghasilkan beberapa dokumen penting yang akan digunakan untuk lelang
proyek, antara lain:

31
1. BQ (Bill of Quantity), adalah daftar item pekerjaan dan volume pada
proyek tersebut dari awal sampai akhir. BQ ini hampir sama seperti RAB
namun untuk kolom harga dikosongkan. Tujuan dari BQ ini hanya untuk
memberikan item pekerjaan dan perkiraan volume.
2. RKS (Rencana Kerja dan Syarat), adalah buku atau pedoman yang berisi
syarat-syarat pelaksana pekerjaan baik dari mutu maupun rencana kerja.
3. Syarat administrasi lelang, adalah pedoman yang berisi syarat-syarat untuk
mengikuti lelang secara administrasi. Pada pedoman ini dijelaskan juga
waktu pelaksanaan tender dan sistem tender yang digunakan.
4. Gambar perencana (For Tender), adalah gambar-gambar bangunan yang
digunakan sebagai pedoman peserta lelang untuk memberikan penawaran
harga.
5. Definisi proyek, adalah gambaran umum tentang proyek yang akan
dilelangkan.

3.1.3. Proses Tender


Tahap ini melibatkan panitia tender, yaitu owner, tim teknis owner, dan
beberapa konsultan. Macam-macam proses tender sendiri dibedakan menjadi
3, antara lain:
1. Tender terbuka
Tender terbuka adalah tender yang diumumkan kepada publik, dimana
pekerjaan proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentunya oleh
badan-badan yang sudah lulus prakwalifikasi. Biasanya tender terbuka
dilakukan oleh proyek-proyek pemerintah dan perusahaan swasta yang besar.
2. Tender tertutup
Tender tertutup merupakan kebalikan dari tender terbuka, dimana pekerjaan
yang akan dilelangkan hanya dapat dikerjakan oleh beberapa badan yang
sudah dikenal dan memiliki kekhususan tersendiri (keahlian khusu yang
belum dimiliki badan lain). Pemberitahuannya lewat surat undangan/secara
lisan, lewat telepon, dan lain sebagainya. Proyek konstruksi dengan cara

32
tender tertutup ini banyak dilakukan oleh pihak swasta dan pemerintah yang
memebangun proyek bersifat rahasia.
3. Penunjukan langsung
Penunjukan langsung dapat dilakukan dalam keadaan tertentu dan
keadaankhusus terhadap 1 penyedia barang/jasa. Pemilihan penyedia
barang/jasa dapat dilangsungkan dengan cara melakukan negosiasi, baik
secara teknik maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara
teknis yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada proyek pembangunan
gedung pelayanan dan pengawan bea dan cukai TMPC mataram
menggunakan tender terbuka.

3.3. Urutan Sistem Pelaksanaan Pekerjaan Jalan


Setelah pelelangan ataupun tender dimenangkan terbentuklah struktur
organisasi kontraktor dan konsultan, baru di tetapkan urutan sistem
pelaksanaan pekerjaan jalan nya yang akan kami urutkan di bawah ini;
1. Mobilisasi
2. Manajemen dan keselamatan berlalu lintas
3. Manajemen mutu
4. Penebangan Pohon Pilihan
5. Pasangan Batu
6. Lapisan pondasi agregat kelas - A
7. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair / Emulsi
8. Laston Lapis Antara (AC - BC)

3.3.1 Mobilisasi
Mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah kegiatan mendatangkan ke
lokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat-alat proyek sesuai
spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat
angkutan darat (trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton). Contoh
aplikasi mobilisasi dan demobilisasi proyek adalah pekerjaan konstruksi.

33
1. Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali
(demobilisasi)
2. Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas
excavator yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh
kontraktor
3. Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan
meminta persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan
digunakan kepada konsultan pengawas lapangan.
4. Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.3.2 Manajemen Keselamatan Lalu Lintas


Manajemen keselamatan lalu lintas sangat diperlukan untuk penunjang
keberhasilan pelaksanaan kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas
Manajemen Lalu Lintas harus selalu berada di lokasi kerja dengan
menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi Personil petugas
pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas
di setiap lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Koordinator keselamatan lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas,
memantau kerja petugas, dan membuat laporan.

3.3.3 Manajemen Mutu


Manajemen mutu adalah penilaian total dari sebuah material atau jasa
terhadap kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
Manajemen mutu adalah perencanaan, penjaminan, serta pengendalian
kualitas seluruh produk atau jasa. Manajemen mutu terdiri dari:
1. Quality Planning: Mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan
kebutuhan proyek serta cara untuk memenuhi standar tersebut. Mencakup
pemilihan spesifikasi standar dan design criteria.
2. Quality Assurance: Mengevaluasi performa proyek secara keseluruhan dan
sistematik untuk memastikan bahwa proyek telah memenuhi standar.

34
Dilakukan pemilihan prosedur pekerjaan, manual, dan prosedur pengujian
material.
3. Quality Control: Pemantauan secara spesifik terhadap elemen-elemen yang
ada di konstruksi dan cara untuk mengantisipasi apabila terdapat kualitas
yang kurang baik. Staff Quality Control akan pengawasan, pengambilan
sampel material, dan pengujian material.
Pengendalian mutu merupakan hal yang penting disamping biaya dan
waktu, karena kegagalan dalam pemenuhan standar kualitas dapat
menyebabkan:
A. Pembatalan kontrak Pembayaran / kompensasi atas kerusakan
B. Tuduhan pidana, dalam hal terjadinya kegagalan/runtuhnya bangunan di
lapangan, biasanya yang bertanggungjawab dalam hal penjaminan mutu
adalah:
1). Konsultan pengawas dari owner
2). Staff quality control dari kontraktor
3). Field Inspectors
4).Supervisor/Inspectors dari pemerintah apabila merupakan proyek
Beberapa Contoh Pekerjaan Quality Control:
A. Pengecekan Gambar Proyek
Pekerjaan proyek harus sesuai dengan spesifikasi gambar proyek. Setiap
proses pembuatan gambar harus melalui proses kontrol dan pemeriksaan
hasil. Pembuatan shop drawing dilakukan oleh kontraktor pelaksana,
kemudian dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh konsultan pengawas.
Pada pengawasan terhadap shop drawing, terdapat tiga parameter yang
menyatukan status gambar, yakni :
1. Approved : artinya shop drawing disetujui untuk dijadikan pedoman
pelaksanaan di lapangan.
2. Approved as note : artinya shop drawing disetujui dengan catatan-catatan
yang ada unuk dijadikan pedoman pelaksaan di lapangan.

35
3. Not approved : artinya shop drawing tidak disetujui, maka kontraktor
harus melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kesalahan dan catatan
yang ada.
B. Pengecekan Pekerjaan Formwork / Bekisting
Pengawasan pekerjaan form work adalah pengawasan terhadap
pelaksanaan pembuatan bekisting. Yang merupakan pelaksanaan pekerjaan
form work adalah pengawasan terhadap elevasi lantai, pinjakan as, dimensi
bekisting, kekokohan scaffolding dan support, pemeriksaan bahan bekisting
yang memenuhi syarat, dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan lapangan.
Pentingnya pengawasan terhadap pekerjaan form work karena pekerjaan ini
yang akan memberikan bentuk pekerjaan pembesian dan pekerjaan beton.
Sehingga pekerjaan from work harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
shop drawing Rebar Controlling. Setelah pengawasan pekerjaan form work,
diisyaratkan pula untuk pemeriksaan mutu besi beton yang digunakan, Besi
beton yang dipakai dalam bangunan harus memenuhi persyaratan terhadap
metode pengujian dan pemeriksaan untuk bermacam-macam mutu baja beton
(yang luas penampang batang dalam mm² telah eksak ditentukan) sehingga
batang mengalami putus.
C. Pengecekan Mutu Beton
Selama masa pelaksanaan mutu beton dan mutu pelaksanaan perlu
diawasi dan diperiksa secara kontinu dengan jalan membuat dan menerima
benda uji yang diambil dari campuran beton. Dimana bentuk dan ukuran dari
benda uji yang akan dipergunakan dapat mempengaruhi kekuatan tekan.
Penggunaan beton pada proyek ini adalah beton siap pakai (ready mix)
karena melihat factor efisiensi pembuatan beton tersebut. Sebelum
dipergunakan, terlebih dahulu diadakan pengetesan dengan pengujian
kekentalan adukan beton ke dalam kubus atau silinder untuk diperiksa
kekuatan beton terhadap gaya tekan. Sebagai perbandingan kekuatan tekan
pada berbagai benda uji.
D. Pengecekan Pekerjaan Pemasangan, Plesteran, dan Acian Dinding

36
Selama masa pelaksanaan pekerjaan finishing arsitektur juga sangat perlu
pengawasan yang tinggi, seperti pada pekerjaan pemasangan dinding mulai
dari mutu adukan, air yang digunakkan, kelurusan dan kerapihan pasangan,
sebab apabila terjadi kesalahan akan membuang waktu dan biaya.
Selanjutnya pekerjaan plesteran dan acian, apabila pekerjaan pasangan lurus
dan rapi maka ketebalan plesteran menjadi efisien karena ketebalan plesteran
rata-rata sama.
Penegasan terhadap Adanya Penyimpangan Pekerjaan
Pada setiap pekerjaan konstruksi tidak dipungkiri akan terjadi penyimpangan
yang mungkin dilakukan oleh pekerja. Penyimpangan yang dimaksud bisa
berupa penyimpangan terhadap bidang keteknikan, pencurian material,
ketidaktepatan waktu penyelesaian pekerjaan, tidak menaati aturan.
Oleh karena itu pihat quality control berwenang untuk membuat surat
teguran atau menegur secara langsung kepada pelaksana, sub kontraktor atau
mandor apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan atau pemngadaan
material yang mempengaruhi mutu hasil pekerjaan dilapangan.

3.3.3 Pasangan Batu


Semua material dalam pekerjaan ini didatangkan langsung ke lokasi oleh
pihak supplayer. Pekerjaan ini dilakukan oleh sebuah kelompok kerja yang
terdiri dari pekerja biasa, tukang batu dan seorang mandor. Campuran mortar
yang terdiri dari pasir dan semen dengan perbandingan tertentu akan
digunakan untuk merekatkan Material Batu Belah yang telah tesedia. Setelah
terpasang dan mengering sempurna finishing akan dilakukan dengan cara
memelester permukaan pasangan tersebut dengan campuran mortar, setelah
kering baru bisa diaci.

3.3.4 Lapisan Pondasi Agregat Kelas A


Lapisan Pondasi Agregat Kelas A adalah Lapis pondasi atas atau di sebut
agregat lapis pondasi kelas A adalah bagian perkerasan yang terletak antara

37
lapis pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini
antara lain yaitu:
1. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda.
2. Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
3. Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.

3.3.5 Lapis Resap Pengikat


Lapis Resap Pengikat Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan
penyemprotan Lapis Resap Ikat atau Lapis Perekat pada permukaan yang
telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya.
Lapis Resap Ikat dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal (misalnya
Lapis Pondasi Agregat), sedangkan Lapis Perekat dihampar di atas
permukaan yang beraspal (seperti Lapis Penetrasi Macadam, Laston,
Lataston dll) atau di atas permukaan beton semen.

3.3.6 Laston Lapis Antara (AC – BC)


Asphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan
perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan aus.
Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat menambah daya tahan
perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah
masa pelayanan dari konstruksi perkerasan

Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa PKL di Lokasi Proyek


3.4.1 Tugas
Adapun tugas mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah:

1. Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung


proses pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan.
2. Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung
proses pelaksanaan drainase.

38
3. Melakukan wawancara, pengambilan data dan pengamatan langsung
proses produksi aspal di AMP (Asphalt Mixing Plant) di Kecamatan
Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.
4. Melakukan evaluasi schedule pelaksanaan proyek.

3.4.2 Tanggung Jawab

Adapun tanggungjawab mahasiswa PKL pada lokasi proyek adalah:

1. Melaksanakan Kegiatan PKL dengan sebaik-baiknya sehingga tidak


merugikan pihak lain dan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadyah Mataram.
2. Terlibat secara langsung dalam proyek sejauh mungkin dalam batas-
batas wewenang yang diberikan sesuai dengan arahan dari
Pembimbing Lapangan maupun penanggung jawab pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

3.5 Kegiatan-kegiatan PKL di lokasi proyek.


3.5.1 Penebangan Pohon Pilihan
Dalam pelaksanaan penyiapan badan serta persiapan lahan, terdapat
beberapa pepohonan di area lokasi yang akan di jadikan badan jalan maupun
saluran, sehingga harus di lakukan pemotongan, namun pemotongan pepohonan
tersebut harus sesuai persetujuan konsultan pengawas, serta pihak pelaksana
memerhatikan pepohonan tertentu yang di lestarikan dan tidak bisa di tebang, oleh
karena itu pihak kontraktor akan melakukan penebangan pepohonan yang
berdiameter 15-30 cm dan 30 -50.

39
Gambar 3.5.1 Penebangan Pohon Pilihan

3.5.2 Pasangan Batu Talud


Pada pekerjaan ini dimulai untuk pemasangan dan penyusunan batu kali
sesuai dengan ukuran dan elevasi yang direncanakan. Batu terdiri dari batu kali
yang keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air serta cocok dalam segala
hal. Semua batu yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar dan batu
pada drainase lama dapat digunakan kembali. Setelah pemasangan batu kali
selesai, kemudian campuran semen, pasir serta air diaduk menjadi spesi dengan
menggunakan concrete mixer yang disesuaikan dengan JMF. Pasangan batu
dilaksanakan secara manual dengan tenaga pekerja setelah galian selesai. Pada
saat pemasangan batu dengan mortar, rongga yang terdapat diantara satu batu
dengan yang lainnya harus diisi adukan dan adukan ini dikerjakan sama rata
dengan semua lapisan.

Gambar 3.5.2 Pasangan Batu

40
3.5.3 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Agregat Kelas A)
a. Penghamparan Material Agregat.
- Lapis Pondasi Agregat akan dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang
merata dan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan
dimana kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.
- Setiap lapis akan dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang
merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan yang disyaratkan.
Bilamana akan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut
harus diusahakan sama tebalnya.
- Lapis Pondasi Agregat akan dihampar dan dibentuk sedemikian rupa
sehingga tidak menyebabkan segresi pada partikel agregat kasar dan halus.
- Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan adalah dua kali
ukuran terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh
melebihi 30 cm.

- Penghamparan agregat A menggunakan Motor Grader

Gambar 3.5.3 Proses Drop Material Lapisan Pondasi Atas

3.5.4. Sandcone
Pengujian sand cone merupakan pengujian dari pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas A. Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan
dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan tanah yang

41
mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga
dapat mengalir bebas. Pasir Ottawa yang digunakan adalah lolos saringan no. 10
dan tertahan di saringan no. 200. Metode ini hanya terbatas untuk lapisan atas
tanah yaitu antara 10-15 cm.

Sand Cone dilakukan pada waktu siang hari. Langkah awal mempersiapkan
peralatan yang dibutuhkan. Setelah itu, memasang plat sand cone di titik yang
akan di tes, kemudian memasang paku pada plat tersebut agar tidak goyang saat
melakukan pengetesan. Menggali tanah sesuai ukuran diameter lubang plat alat
sand cone menggunakan pahat (menggali sesuai kebutuhan, pada kedalaman 15
cm). Kemudian mengambil tanah yang telah digali dan dimasukkan ke wadah
(plastik atau wadah lainnya) tanpa tercecer sedikitpun, karena akan berakibat pada
kurangnya ketelitian pengukuran dan setelah itu menimbangnya. Menimbang
pasir (umumnya menggunakan pasir Ottawa atau kuarsa) yang berada dalam botol
sebelum digunakan. Lalu, memasukkan pasir yang telah ditimbang tersebut
kedalam lubang yang telah digali dengan cara membalikkan botol dan corong,
kemudian keran di corong dibuka hingga pasir mengalir memenuhi lubang.
Menutup keran dan menimbang sisa pasir yang ada dalam botol. Mengambil
beberapa sampel tanah basah yang telah diambil sebelumnya untuk uji kadar air.
Dalam menentukan kadar air, ada beberapa langkah seperti menimbang wadah
untuk sampel tanah dan menimbang wadah + tanahnya. Kemudian, memanaskan
sampel dengan kompor hingga kering dan didiamkan hingga dingin. Lalu
menimbang kembali wadah + tanah kering tersebut.

Gambar 3.5.4 Sandcone

42
3.5.5 Pelaksanaan Badan Jalan untuk AC-WC
Lapisan AC-BC telah terpenuhi, kemudian dilanjutkan dengan lapis AC-
WC yang berada di atas lapisan AC-BC. Sebelum penyemprotan tack coat
dilaksanakan, permukaan jalan harus kering dan bersih dari segala kotoran (debu,
sampah, lumpur, bahan organis dan lain-lain). Pembersihan dilaksanakan
menggunakan air compressor (AC.04), sikat dan sapu agar nantinya tekstur
permukaan existing terlihat jelas dan bebas dari agregat lepas dan debu. Kegunaan
dari pembersihan ini juga agar lapis perekat (tack coat) dapat meresap dengan
maksimal ke dalam existing.

1. Pembersihan Badan Jalan untuk AC-BC


Sebelum dilakukan pengerjaan lapis AC-BC, maka dilakukan
pembersihan di atas permukaan LPA dengan compressor udara sehingga
tekstur permukaan LPA terlihat jelas dan bebas dari agregat lepas dan
debu. Kegunaan dari pembersihan ini juga agar lapis resap pengikat
(prime coat) dapat meresap dengan maksimal untuk mengikat agregat
LPA.

2. Penyemprotan Tack Coat

Sebelum lapis aus (AC-WC) dihamparkan, terlebih dahulu


dilakukan penyemprotan lapis perekat (tack coat) di atas badan jalan.
Lapis perekat (tack coat) merupakan lapisan yang disemprotkan di atas
lapisan perkerasan aspal lama (existing). Lapis perekat (tack coat)
berfungsi untuk memberikan daya ikat antara lapis lama dengan baru, dan
dipasang pada permukaan beraspal atau beton semen yang kering dan
bersih. Jika daya ikat yang dihasilkan tidak baik, akan menyebabkan
terjadinya pergeseran atau slip. Bahan lapis perekat adalah aspal emulsi
yang cepat menyerap atau aspal keras pen 80/100 yang dicairkan dengan
25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya
berkisar antar 0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan
dengan pemakaian lapis resap pengikat (prime coat).

43
Gambar 3.5.5 penyemprotan prime coat

3. Test Trial Pemadatan AC-WC


Setelah selesai melapisi existing dengan lapis tack coat, maka bisa
dilanjutkandengan pengerjaan pada lapis AC-WC sebagai berikut :
Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan setelah
agregat aspal yg tadi telah diangkut oleh dump truck dan telah
dihamparkan dengan temperatur turun antara 125ºC-140ºC, penghamparan
dilakukan menggunakan alat asphalt finisher.
a. Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang tidak
rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah
dengan menggunakan sekop.
b. Pemadatan tahap pertama dilakukan dengan tandem roller
sebanyak 2 passing dengan kecepatan 5 km/jam.
c. Selanjutnya penggilasan dilakukan dengan pneumatic tire roller
untuk meratakan dan menghaluskan perkerasan sebanyak 20
passing. Melakukan gilasan sebanyak 20 passing dikarenakan pada
saat melakukan percobaan (trial) di lapangan dicoba menggunakan
passing 18, 20 dan 22. Kemudian dilakukan proses core drill untuk
mendapatkan sampel (bricket) dari masing-masing gilasan tersebut.
Setelah itu, mendapatkan berat jenis masing-masing sampel dan

44
dirata-ratakan untuk menemukan hasilnya. Dalam hasil tersebut,
diambil nilai tengahnya yaitu passing 20 dikarenakan dapat
mewakili passing 18 dan 22.

Pada Pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-WC ini ada beberapa hal yang
perlu di control yaitu :
Tebal penghamparan aspal, ketebalan penghamparan rata-rata 6 cm,
setelah pemadatan akan diharapkan menjadi 5 cm.
Berdasarkan literature factor pemadatan dari lepas kepadatan adalah 1 cm,
dengan demikian factor pemadatan sebesar 1 cm di tambah tebal
pemadatan 5 cm, maka di dapat penghamparan menjadi 6 cm. Dengan
demikian penebaran memenuhi persyaratan.
Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menususk-nusuk
aspal segera setalah penghamparan oleh asphalt finisher, dengan kongkat
besi yang disetel ujungnya 6 cm.

Gambar 3.5.5 Test Trial pemadatan AC – WC

45
BAB IV
EVALUASI PEKERJAAN
Evaluasi pekerjaan adalah perbandingan pekerjaan-pekerjaan yang
diklarifikasikan guna menentukan kompensasi yang pantas bagi pekerjaan-
pekerjaan tersebut, atau berbagai prosedur sistematik untuk menentukan nilai
relative pekerjaan beserta besarnya kompensasi masing-masing.
Evaluasi pekerjaan dimaksudkan untuk mengindentifikasi pekerjaan-pekerjaan
mana yan harus dibayar lebih tinggi daripada pekerjaan lainnya yang juga
menentukan besarnya upah diferensial antara dua pekerjaan tertentu. Disamping
itu, manajemen dapat mengharapkan bahwa evaluasi pekerjaan akan memberikan
kepuasan baik kepada perusahaan maupun karyawan dalam pengupahan dan
penggajian.
Berdasarkan hasil pengamatan kami selama melaksanakan PKL selama -+ 3
(tiga) bulan, dalam proyek peningkatan jalan Bengkel - Kediri, maka kami
melakukan beberapa evaluasi antara lain sebagai berikut:

Evaluasi Mutu Bahan


Setelah melakukan PKL selama 3 bulan, adad beberapa hal yang
mempengaruhi mutu atau kualitas bahan bangunan yang digunakan. Sebelum
bahan bangunan digunakan terlebih dahulu dilakukan pengecekan oleh pihak
kontraktor.
Bahan bangunan yang berkualitas dapat menjadi tolak ukur kualitas suatu
proyek bangunan. Bahan bangunan yang digunakan sebelum di aplikasikan
terhadap proyek perlu di lakukan pengecekan kualitas mutu sebelumnya.
Beberapa bahan bangunan yang digunakan dalam pekerjaan peningkatan
jalan Bengkel – Keidiri dapat di lihat pada Tabel 4.1 Evaluasi Mutu Bahan

46
pada Tabel 4.1 Evaluasi Mutu Bahan

No Bahan Kriteria Evaluasi Keterangan


1 Agregat halus Tidak mengandung Sesuai Agregat hanya terdiri
bahan-bahan dari butiran-butiran
organic terlalu halus dan bebas dari
banyak. bahan organic.

2 Agregat kasar Terdiri dari butiran Sesuai Bahan yang


tajam organik digunakan memenuhi
bersifat tidak standard dan
mudah lapuk oleh spesifikasi.
pengaruh cuaca.

Tidak boleh Tidak Tidak melakukan


megandung sesuai pengujian terlebih
lumpur lebih dari dahulu
1% apabila
melebihi harus
dicuci terlebih
dahulu sebelum
digunakan.
3 Semen Mempunyai Tidak Tidak ada pengujian
sertifikat uji sesuai semen terlebih
Laboratorium yang dahulu
disetujui secara
tertulis dari direksi
atau pengawas
Semen yang Sesuai Menggunakan semen
digunakan dari yang sama, yaitu
satu merek yang semen holcim dan
sama lulus uji sertifikasi
pada pabrik
pembuatan semen.

47
4 Air Tidak mengandung Sesuai Para pekerja
garam, dan layak menggunakan air
untuk digunakan. sumur, kali jadi air
bebas dari bahan
organic seperti
tumbuhan.

5 Besi Tidak mengalami Tdk Sesuai Diseimpan pada


korosi, namun besi tempat terbuka untuk
tersebut menjadi mempermudah
berkarat. Dan pekerja.
mengalami
perubahan warna.

Evaluasi Pelaksanaan
Selama kami melakukan PKL, pada proyek peningkatan Jalan Bengkel –
Kediri selama 3 bulan, pelakasanaan pekerjaan terjadi kemajuan dan
kemunduran. Ada beberapa hal yang menentukan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan tersebut yang dapat diulihat pada Tabel 4.2

Table 4.2 Evaluasi pelaksanaan


No Pelaksanaan Kriteria Evaluasi Keterangan
1 Pemasangan Pemasangan Tidak sesuai Pemasangan batu
mortar batu mortar mortar tidak sesuai
terlambat tidak rencana, dan tidak
sesuai target sesuai target karena
yang di terkadang saat di
rencanakan, lapangan kekurangan
yang seharusnya material seperti pasir,
2 bulan menjadi semen dll itu akibat
3 bulan lama menjadi terundurnya
pekerjaan nya. waktu penyelesaian
mortar.
2 Pemasangan Pemasangan Tidak sesuai Pemasangan DPT
DPT batu mortar atau talud tidak sesuai
terlambat tidak rencana di karenakan
sesuai target saat di lapangan
yang di terjadi miss
rencanakan, komunikasi antara
yang seharusnya pengawas dan

48
1 bulan menjadi pekerja. Juga ada
2 bulan lama kendala yang dimana
pekerjaan nya. kekurangan para
pekerja untuk
pemasangan talud
tersebut.
3 Cor rabat Sesuai yang Sesuai Sesuai dengan waktu
jalan direncanakan, yang di tentukan,
menggunakan pekerja yang
mutu beton f’c memadai mampu
15 mpa, dan K- menyelesaikan nya
175. dengan baik.
4 Sandcone. Test sandcone Sesuai. Saya katakan sesuai
menggunakan karena pengujian
alat dan bahan sandcone bersama
yang standar orang lab dari PU
sesuai dengan waktu yang di
yang seharusnya. tentukan nya pun
tepat tidak mengulur
waktu, pas pengujian
nya pun pas nilai nya
yang sepanjang jalan
di hitung, di timbang
dll.
5 Pengaspalan. Aspal sesuai Sesuai Pengaspalan sesuai
dengan kriteria dengan pelaksanaa
digunakan yang ada di jadwal,
dengan suhu proseses pengaspalan
125-140 derajat. pun cukup 2 hari
selesai.

Evaluasi Cara Pelaksanaan.


Mengevaluasikan apakah cara di lapan tersebut sudah sesuai ataupun tidak
sesuai.
Table 4.3 Evaluasi cara pelaksanaan
No Pelaksanaan Evaluasi Keterangan
1 Pemasangan mortar Sesuai. Pemasangan batu mortar sudah
sesuai cara pemasangan nya dan
pelaksanaan nya, menggunakan
batu yang terpilih, adonan nya pun
pas. Dan ketika mortar di bentuk
keindahan nya pun ada.
2 Pemasangan DPT Sesuai. Pemasangan DPT sesuai dengan

49
kontraktor dan konsultan yang di
inginkan, terlihat elok dari atas. Dpt
yang berfungsi sebagai penahan ini
pun bias berfungsi sebagai untuk
pengaliran air ke sungai.
3 Cor rabat jalan Sesuai Sesuai pelaksanaan nya, di
rapikanya. Setelah itu di buat salur-
salur menggunakan sapu lidi agar
kasar dan orang-orang jika
menggunakan jalan tersebut tidak
gampang tergelincir.

4.4 Evaluasi waktu pelaksanaan


Evaluasi waktu pelaksanaan dapat kita lihat dari time schedule. Selama
penyusun melaksanakan peningkatan jalan Esot Pidendang selama 3 bulan,
pelaksanaan pekerjaan terjadi kemajuan dan kemunduran. Ada beberapa hal yang
menentukan kelancaran kemajuan dan kemunduran pekerjaan tersebut antara lain :

Bahan-bahan material disediakan secara lengkap oleh pihak pelaksana


proyek, namun sesekali terjadi keterlambatan distribusi material ke lokasi proyek
karena keadaan lalu lintas sehingga pelaksanaan pengerjaan tertunda.

Digunakan tenaga kerja yang terampil dan terlatih, sehingga berpengaruh


besar terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

Adanya kerjasama yang baik antara kontraktor dengan konsultan pengawas,


sehingga setiap kendala dalam permasalahan pekerjaan dapat terealisasi dengan
baik.

Kemampuan seorang pelaksana lapangan sangat berpengaruh terhadap


efisiensi waktu pelaksanan proyek, di antaranya kemampuan mengatur para
tukang dan alur pekerjaan sehingga pekerjaan itu cepat selesai.

50
Table 4.4 Evaluasi waktu pelaksanaan
No Pelaksanaan Evaluasi Keterangan
1 Schedulle Tidak Pelaksanaan pekerjaan terjadi
pelaksanaan Sesuai. kemunduran dan kemajuan. Ada
(realisasi) harus yang sesuai rencana dan ada yang
sesuai dengan tidak sesuai rencana.
schedule
perencanaan.
2 a. Rencana Minggu Tidak Pelaksanaan pekerjaan minggu ke 8
ke 8 Sesuai. mengalami keterlambatan dengan
deviasi minus sebesar 0.303%
dengan target rencana sebesar
0.526% dan tercapai hanya sebesar
0.223% untuk realisasi pekerjaan
3 b. Rencana minggu ke Sesuai Pelaksanaan pekerjaan minggu ke
15 15 pekerjaan dengan bobot rencana
fisik sebesar 2.051% dengan
realisasi sebesar 2.691% maka
deviasi yang terjadi adalah 0.640%.

51
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) pada Proyek
Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau Lombok II
(Bengkel – Kediri) . Kami dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain
sebagai berikut :

Hasil evaluasi melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) selama 3 bulan


seperti:
1. Berdasarkan evaluasi mutu bahan, pada pekerjaan ini tidak dilakukan uji
laboratorium untuk mengawasi mutu material yang digunkan, pengawasan
hanya dilaksanakan dengan pengamatan langsung di lapangan. Sebelum
masuk lokasi proyek material di periksa dan disetujui oleh pengawas,
apakah telah sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
2. Berdasarkan evaluasi waktu pelaksanaan ada beberapa pekerjaan yang
lalai dan melampaui batas waktu yang sudah di tetapkan contohnya
pemasangan Mortar dan DPT. Dikarenakan kekurangan pekerja, dan
terkadang juga kekurangan seperti pasir dan batunya.
3. Berdasarkan evaluasi mutu pekerjaan, dapat tercapai dengan baik dan
sesuai spesifikasi yang di tentuka, karena semua pihak dapat bekerja sama
dengan baik. Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dan semua atas
persetujuan pengawas.
4. Berdasarkan evaluasi cara pelaksanaan, pekerjaan ini telah sesuai dengan
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

52
5.2 Saran
Dari hasil pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) pada Proyek
Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan Jembatan Wilayah Pulau Lombok II
(Bengkel – Kediri). Adapun beberapa saran yang dapat penulis utarakan sebagai
berikut :
1. Diperlukan komunikasi atau pendekatan kepada pihak atau instansi tempat
melaksanaan proyek agar lebih mudah diberikan data-data lengkap proyek
yang dibutuhkan guna untuk memperlancar proses penyusunan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL)
2. Komunikasi antara pengawas dan pekerja di lapangan sangat di perlukan
agar terciptanya hubungan yang baik dan pekerjaan dapat berjalan lancar.
3. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat atau warga sekitar dilingkungan
proyek agar tidak terjadi gejolak social akibat pembangunan sehingga
proses pekerjaan berjalan lancar .
4. Penyediaan tenaga kerja pada suatu pekerjaan hendaknya di sesuaikan
dengan volume pekerjaan, agar dapat diselesaikan tepat pada waktu yang
telah di tetapkan.
5. Kepala tukang hendaknya mengontrol pekerjaan nya secara rutin supaya
tidak terjadi penyimpangan, sehingga mengurangi mutu pekerjaan
tersebut.

53
DAFTAR PUSTAKA

http://megantara1.blogspot.com/2013/02/marka-jalan-thermoplastics-dan-
produsen.html diakses (14 Juli)
https://www.terraconblock.com › Blog.html di akses pada tanggal (17 Juli)
https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-
proyek/mobilisasi-dan-demobilisasi-proyek.html di akses pada tangga (16 juli)

54
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x

BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.1.1 Latar Belakang Proyek Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Dan.......1
1.1.2. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL).............................1
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan..................................................................2
1.2.1 Maksud Pekerjaan................................................................................2
1.2.2 Tujuan Pekerjaan.................................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................2
1.3.1 Maksud Praktek Kerja Lapangan.......................................................2
1.3.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan........................................................2
1.4 Lokasi Proyek...............................................................................................3
1.5 Data Umum Proyek.....................................................................................6
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI.................................................................................7
2.1 Unsur Proyek................................................................................................7
2.2 Badan Organisasi.........................................................................................7
2.3 Susunan Organisasi......................................................................................8
2.3.1 Pemberi Tugaas...................................................................................15
2.3.2 Pengawas Lapangan..........................................................................13
2.3.3Konsultan Pengawas............................................................................15
2.3.4Kontraktor............................................................................................15
2.4Rincian Tugas dan Tanggung Jawab personil PT Citra Exact
Engineering.......................................................................................................17
2.4.1 Site Manager........................................................................................18
2.4.2 Site Engineering..................................................................................19
2.4.3 Pelaksana.............................................................................................21
2.4.4 Surveyor...............................................................................................21
2.4.5 Administrasi Keuangan......................................................................22
2.4.6 Keamanan umum................................................................................22
2.4.7 Ahli k3 konstruksi...............................................................................22
2.4.8 Ahli K3 Konstruksi Madya................................................................23
2.4.9 Ahli K3 Konstruksi Utama.................................................................24
2.4.11 Gambar Bestek..................................................................................24
2.4.12 Quality................................................................................................25
Quantity........................................................................................................26
Teknisi Lab...................................................................................................26

55
Logistik..........................................................................................................27
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)..................................................28
Lampiran-lampiran (Appendix)..................................................................28
Risalah Aanwijzing......................................................................................29
Surat-surat klarifikasi.................................................................................29
Estimasi Biaya Proyek.................................................................................29
Keterlibatan Proyek.....................................................................................30
BAB III..................................................................................................................31
SISTEM PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN..........................................31
3.1.2. Tahap perencanaan dan desain........................................................31
3.1.3. Proses Tender.....................................................................................32
3.3. Urutan Sistem Pelaksanaan Pekerjaan Jalan........................................33
3.3.1 Mobilisasi.............................................................................................33
3.3.2 Manajemen Keselamatan Lalu Lintas..............................................34
3.3.3 Manajemen Mutu................................................................................34
3.3.3 Pasangan Batu.....................................................................................37
3.3.4 Lapisan Pondasi Agregat Kelas A.....................................................37
3.3.5 Lapis Resap Pengikat..........................................................................38
3.3.6 Laston Lapis Antara (AC – BC)........................................................38
Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa PKL di Lokasi Proyek................38
3.4.1 Tugas....................................................................................................38
3.4.2 Tanggung Jawab.................................................................................39
3.5 Kegiatan-kegiatan PKL di lokasi proyek...............................................39
3.5.1 Penebangan Pohon Pilihan................................................................39
3.5.2 Pasangan Batu Talud.........................................................................40
3.5.3 Pekerjaan Lapis Pondasi Atas (Agregat Kelas A).......................41
3.5.4. Sandcone............................................................................................41
3.5.5 Pelaksanaan Badan Jalan untuk AC-WC.......................................43
BAB IV..................................................................................................................46
EVALUASI PEKERJAAN..................................................................................46
Evaluasi Mutu Bahan......................................................................................46
Evaluasi Pelaksanaan......................................................................................48
Evaluasi Cara Pelaksanaan.............................................................................49
4.4 Evaluasi waktu pelaksanaan.....................................................................50
BAB V....................................................................................................................52
PENUTUP.............................................................................................................52
5.1 Kesimpulan.................................................................................................52
5.2 Saran...........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54

56

Anda mungkin juga menyukai