Anda di halaman 1dari 30

BAB III

TINJAUAN UMUM

1.1 UMUM
Pelaksanaan suatu proyek merupakan suatu tahap kegiatan dalam proses
realisasi yang merupakan kelanjutan dari tahap perencanaan. Dalam hal ini
pelaksanaan merupakan suatu pekerjaan lapangan atau fisik yang menerapkan
segala ketentuan, instruksi dan segala persyaratan yang telah ditetapkan
menjadi wujud nyata dari suatu proyek berupa jalan raya dan lain-lain.
Pada saat kegiatan kerja praktek pada proyek “Pembangunan jalan lingkar
pulau semau, kegiatan pelaksanaan proyek sudah mencapai pekerjaan akhir
(finishing). Dengan demikian kegiatan pelaksanaan dari aspek manajamen
maupun pelaksanaan pekerjaan (aspek teknis maupun non-teknis) yang dapat
dilihat selama kegiatan kerja praktek kurang lebih 3 bulan adalah meliputi
Pekerjaan Urugan Pilihan, Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat B. Tinjauan umum
dimulai dari awal kegiatan kerja praktek.

A. DIVISI II DRAINASE
1. Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air
2. Pasangan Batu dengan Mortar

B. DIVISI III PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK


1. Galian Biasa
2. Galian Batu
3. Timbunan Biasa dari Sumber Galian
4. Urugan Pilihan dari Sumber Galian
5. Penyiapan Badan Jalan
C. DIVISI IV PERKERASAN BERBUTIR
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A

2. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

E. DIVISI V PEKERJAAN ASPAL


1. Lapis Resap Pengikat Aspal Cair.
2. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base)
3. Bahan anti Pengelupasan.

F. DIVISI VI STRUKTUR

III-1
1. Beton fc’ = 30 Mpa
2. Pasangan Batu

3. Pengadaan Box Culvert (On Site)

1.2 LINGKUP PEKERJAAN


Sebelum pekerjaan fisik di lapangan dilaksanakan, sebagai langkah awal
dilaksanakan pekerjaan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan tersebut. Untuk
mengecek mengenai kuantitas yang ada pada kontrak, maka perlu diadakan
rekayasa lapangan secara bersama antara pihak kontraktor dengan pihak pemilik
proyek. Hasil rekayasa akan dituangkan dalam satu berita acara yang
selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengadakan amandemen
kontrak dengan cara review desain. Selanjutnya kontraktor mengajukan “Request
for works” sebelum memulai suatu pekerjaan yaitu kontraktor harus mengajukan
permohonan untuk melaksanakan suatu pekerjaan (Request) yang dilampirkan
dengan shop drawing/gambar kerja serta waktu pelaksanaan kepada pemberi
kerja (Direksi).
Proses – proses pengerjaan yang dapat dilaporkan selama kurang lebih 3
(tiga) bulan masa kerja praktek pada proyek Pembangunan Jalan Lingkar Pulau
Semau diuraikan pada penjelasan dibawah ini.

1.2.1 DIVISI II DRAINASE


1. Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air
a. Defenisi
1) Pekerjaan galian bertujuan dalam pembuatan drainase agar dapat
mengalirkan air agar tidak tergenang yang dapat menyebabkan
kerusakan badan jalan.
2) Pekerjaan galian dilakukan setelah pengukuran/ opname yang
dilakukan oleh direksi dan berdasarkan gambar rencana yang telah
disepakati dalam kontrak.
b. Spesifikasi
Galian untuk drainase berdasarkan pengamatan langsung di lapangan
memiliki kedalaman bervariasi 0,8 sampai 1 meter, dengan lebar atas 1,4 meter,
dan lebar bawah 1,4 meter, serta menyesuaikan dengan kemiringan di lapangan.

III-2
c. Sumber Daya yang digunakan :
Sumber daya yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3. 1 Sumber Daya Pekerjaan Galian Drainase

No. Tenaga Kerja Material Peralatan


1 Pekerja Excavator
2 Mandor tidak ada material Dump Truck
3 - Alat Bantu
Sumber : Hasil Pengamatan, 2021
Pekerjaan ini, dilakukan dengan menggunakan excavator dan alat bantu
lainnya sesuai perencanaan, dan hasil galian dibuang keluar dari lokasi
pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok tenaga kerja adalah
melakukan perapihan pada hasil galian yang dilakukan oleh excavator.

d. Diagram Alir Kegiatan


Proses pekerjaan galian drainase dapat dilihat pada Diagram 3.1 berikut:

Mulai

Penentuan Lokasi Galian Oleh


Direksi dan berdasarkan
Gambar Rencana

Pelaksanaan Galian Hasil Galian diangkut oleh DT


dengan Alat Berat untuk dibuang ke luar lokasi
proyek

Perapihan Galian
oleh Tenaga Kerja

Kontrol Galian

Ya

Selesai

Diagram 3.1. Pekerjaan Galian Drainase

III-3
e. Metode Pelaksanaan
1) Sebelum dilakukan penggalian dengan alat berat, terlebih dahulu
dilakukan penentuan lokasi pekerjaan galian untuk drainase oleh
direksi ;
2) Penggalian dilakukan menggunakan alat berat atau mekanik ;
3) Panggalian menggunakan Excavator dan material hasil galian
diangkut dengan Dump Truck untuk dibuang ke luar lokasi proyek.
4) Tenaga kerja melakukan perapihan pada galian yang sebelumnya
telah dilakukan oleh excavator

Sketsa gambar Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air

Gambar 3.3 Sketsa Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air
(Dalam Satuan meter)
Sumber: Autocad

f. Dokumentasi kegiatan Galian untuk Drainase Selokan dan Saluran Air

Gambar 3.4 Galian Untuk Drainase dan Saluran Air


Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan,2021

III-4
g. Komentar atau Ulasan Galian Untuk Drainase dan Saluran Air

Berdasarkan pengamatan di lapangan, pekerjaan galian untuk drainase


sudah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur, mulai dari penentuan
lokasi galian oleh direksi dan pengukuran untuk mendapatkan kedalaman galian,
pelaksanaan penggalian dengan menggunakan alat berat excavator, dan
perapian galian oleh tenaga kerja.

2. Pasangan Batu dengan Mortar


a. Defenisi
1) Pasangan batu adalah susunan batu yang diantaranya diisi dengan
bahan adukan semen atau mortar sebagai bahan pengikatnya.
2) Pasangan batu seringkali digunakan untuk membuat konstruksi dinding
penahan (gravity wall), dan juga untuk membuat pondasi, hal ini
dikarenakan kemampuan konstruksi pasangan batu dalam menahan
beban yang cukup besar.
b. Spesifikasi
Pada pekerjaan pasangan batu dengan mortar ini, komposisi campuran
yang digunakan adalah 1:3(Semen:Pasir). Untuk ukuran saluran sendiri memiliki
tebal dinding 20 cm, dan lantai 20 cm. Adapun lebar dalam yakni 80 cm untuk
lebar atas, dan 50 cm untuk lebar bawah, serta tinggi saluran dihitung dari
permukaan lantai sebesar 60 cm.

c. Sumber Daya yang digunakan :


Tabel 3.2 Sumber Daya Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
1 Pekerja Pasir Concrete Mixer
2 Tukang Semen Dump Truck
3 Mandor batu kali Alat Bantu
Sumber: Hasil Pengamatan 2021

III-5
No

d. Diagram Alir Kegiatan

Mulai

Penyiapan Material dan Peralatan

Pemasangan Bowplank
No

Cek
Yes

Pek. Pasangan Batu dengan Mortar

Cek

Perapihan/ Pembersihan

Cek
Yes

Selesai

Diagram 3.2.. Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar


Metode pelaksanaan :
1. Setelah galian pondasi dan pemotongan kemiringan (grading) telah
sesuai ukuran yang dipersyaratkan, lalu dilakukan penyiapan material dan
peralatan, serta pemasangan bowplank (Profil dari kayu dan tali/ bentuk
Pasangan batu dan Mortar) untuk pekerjaan pasangan batu sesuai
gambar kerja.
2. Selanjutnya dilakukan pekerjaan pasangan batu dan mortar dengan
komposisi yang sudah direncanakan (sudah dijelaskan sebelumnya)
untuk menyelimuti susunan batu dalam pengerjaan.

3. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar dimulai dari dasar ke arah atas,
permukaan akhir yang bersebelahan dengan bahu jalan diratakan dan

III-6
barbentuk sesuai kondisi, agar air lancar untuk mencegah terjadinya
gerusan pada tepi perkerasan jalan.

Sketsa gambar Pasangan Batu Dan Mortar

Gambar 3.5. Sketsa Pasangan Batu Dan Mortar


Sumber : Autocad

e. Dokumentasi kegiatan Pasangan Batu Dan Mortar


Pekerjaan pasangan batu dan mortar dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut:

Gambar 3.6 Pasangan Batu Dan Mortar


Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan,2021

f. Komentar atau Ulasan Pasangan Batu dan Mortar


Berdasarkan Pengamatan di lapangan, pekerjaan pasangan batu dengan
mortar sudah dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur yang ada. Dalam
pekerjaan pasangan batu terdapat 32 pekerja, komposisi mortar yang digunakan
adalah 1 : 3 yang terdiri dari semen dan pasir.

III-7
3.2.3 DIVISI III PEKERJAAN TANAH
1. Galian Biasa / Galian batu
a. Definisi
1. Pekerjaan galian untuk membuat saluran yang digunakan untuk
mengalirkan air tanah agar tidak tergenang yang dapat mengakibatkan
kerusakan badan jalan.
2. Jenis pekerjaan maupun pembayarannya dapat berupa galian tanah atau
galian batu sesuai hasil opname lapangan dari pihak direksi.
b. Sumber Daya yang digunakan :
Tabel 3. 3 Sumber Daya Pekerjaan Galian Biasa/ Galian Batu
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
Operator
1 Excavator
Excavator
2 Pekerja tidak ada bahan yang digunakan Dump Truck
3 Mandor Alat Bantu
4 - -

Sumber : Hasil Pengamatan,2021


c. Diagram Alir Kegiatan
Proses pelaksanaan pekerjaan Galian Biasa/Batu dapat dilihat pada Diagram
3.3 berikut:

Mulai

Penentuan Lokasi Galian Oleh


Direksi dan berdasarkan
Gambar Rencana

Pelaksanaan Galian Hasil Galian yang disimpan di


dengan Alat Berat tempat penimbunan
No sementara, diangkut oleh DT
yang akan digunakan dalam
pekerjaan timbunan pilihan
Kontrol Galian
Yes dari hasil galian, sementara itu
galian batu dibuang ke luar
Selesai
Diagram 3.3.. lokasi proyek.
Pekerjaan Galian Biasa Atau Galian
Batu

III-8
d. Metode Pelaksanaan
1. Penggalian dilakukan menggunakan alat berat excavator yang dikontrol
oleh pengawas saat melakukan penggalian dan pemotongan kemiringan
(grading);
2. Hasil galian diangkut oleh Dump Truck menuju tempat penimbunan
sementara, yang nantinya akan digunakan dalam pekerjaan timbunan
pilihan dari hasil galian. Sementara itu, galian batu dibuang ke luar lokasi
proyek.
e. Komentar atau Ulasan Galian Batu dan Galian Biasa
Berdasarkan pengamatan di lapangan pekerjaan galian dilakukan dengan
baik sesuai dengan prosedur yang ada. Terdapat tiga (3) unit excavator yang
beroperasi dalam pekerjaan galian, yakni dua (2) unit melakukan galian biasa,
dan satu (1) unit melakukan galian batu.

2. Urugan Pilihan
a. Definisi
1. Timbunan pekerjaan mengurug tanah untuk keperluan badan jalan yang
bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk badan jalan yang
sesuai dengan elevasi yang direncanakan.
2. Timbunan pilihan akan digunakan sebagai penopang (capping layer)
untuk meningkatkan daya dukung tanah.
3. Pekerjaan timbunan pada proyek ini merupakan pekerjaan timbunanan
pada badan jalan atau bahu jalan dengan menggunakan meterial
timbunan biasa atau pilihan sebagai bahan dasar yang telah disetujui
Direksi dan memenuhi persyarataan spesifiksi.
4. Lapis timbunan berguna untuk memperbaiki leveling badan jalan dan
berguna untuk memperkuat konstruksi badan jalan sebagai lapis pondasi
dasar.
b. Spesifikasi
Untuk jenis material yang digunakan pada item pekerjaan ini antara lain:

1. Urpil / tanah putih, material ini digunakan untuk lapis lapis pondasi bawah

III-9
2. Sirtu / material yang yang dipilih dilokasi proyek, material yang dipilih
dilokasi yang telah disetujui Direksi dan memenuhi persyarataan
spesifiksi.

3. Urpil pada pengerjaan proyek ini direncanakan dengan tebal pemadatan


sebesar 15 cm.

c. Sumber Daya yang digunakan :


Tabel 3. 4 Sumber Daya Pekerjaan urugan Pilihan

No. Tenaga Kerja Material Peralatan


1 Operator Vibro Motor Grader
2 Operator Grader Vibro Roller
Material urugan pilihan
3 Pekerja Water Tank
4 Mandor Alat Bantu
Sumber : Hasil Pengamatann 2021

d. Diagram Alir Kegiatan


Proses pelaksanaan pekerjaa Urugan pilihan dapat dilihat pada Diagram
3.3 berikut:

IALUM

Quarry & material sirtu yang telah disetujui oleh


QUARRY / BASE direksi
CAMP
HAULLING KE SITE Whell loader memuat ke Dump Truck untuk
diangkut ke lokasi pekerjaan, tumpukan material
diatur agar tidak mengganggu lalu lintas

PENGHAMPARAN Menggunakan motor grader dan penyiraman


menggunakan Water Tank bila kadar air material
Tidak kurang
CEK KETEBALAN

PEMADATA Menggunakan Vibro Roller, pemadatan dilakukan


N sesuai spesifikasi
Yes
Tidak CEK
KEPADATAN

PERAPIHAN DAN PEMBERSIHAN

SELESAI Yes

III-10
Diagram3.4.. Pekerjaan urugan Pilihan

e. Metode Pelaksanaan
1. Material timbunan diambil langsung dari quarry menggunakan excavator,
selanjutnya diangkut dengan Dump Truck ke lokasi pengahamparan yang
telah ditentukan, material ditumpuk secara teratur dan tidak mengganggu
arus lalu lintas, jarak tiap timbunan di sesuaikan dengan kebutuhan.
2. Material timbunan dihampar oleh Motor Grader sesuai dengan ketebalan
dan kemiringan yang ditentukan.
3. Setelah hamparan disiram air dengan menggunakan Water Tank, dimana
banyaknya air ditentukan dengan melakukan beberapa kali percobaan
atau kondisi dilokasi, sehingga di dapatkan kadar air yang optimum
dibahan material.
4. Hamparan yang kadar airnya telah optimum, dipadatkan menggunakan
vibro roller sampai didapatkan kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi. Banyaknya lintasan didalam melakukan pemadatan
ditentukan dengan melakukan percobaan lansung dilokasi atau kondisi di
lokasi.
5. Untuk mengetahui kepadatan yang dicapai dilakukan pengetesan dengan
menggunakan metode kerucut pasir (sand cone).
6. Selama penghamparan dan pemadatan, sekelompok pekerja merapikan
tepi hamparan, menambah atau mengurangi bahan pada badan jalan dan
leveling dengan menggunakan alat bantu.
f. Komentar atau Ulasan Timbunan Pilihan
Untuk kegiatan Timbunan Pilihan yang saya amati telah dilakukan sesuai.
Dalam pekerjaan ini dilakukan oleh alat (motor grader, vibro roller, dump truck,
dan water tank). Timbunan pilihan yang digunakan adalah tanah putih yang
diambil dari base camp menggunakan dump truck lalu dimuat ke lokasi untuk di
hampar. Timbunan pilihan juga diambil dari hasil galian dilapangan yang bisa
dipakai kembali untuk timbunan, biasanya di timbun pada bahu jalan. Setelah
dihampar baru motor grader, vibro roller, dan water tank bekerja.

3. Penyiapan Badan Jalan

III-11
a. Definisi
1. Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggarukan dan pemadatan
permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama atau lapis
perkerasan lama yang rusak berat, untuk penghamparan lapis pondasi
agregat, lapis pondasi tanpa penutup aspal, lapis pondasi semen atau
lapis pondasi beraspal didaerah jalur lalu – lintas.
2. Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggarukan serta pekerjaan
timbunan minor yang diikuti dengan pembentuk, pemadatan, pengujiaan
tanah atau bahan berbutir dan pemeliharaan permukaan yang disiapkan
sampai bahan perkerasan ditempatkan di atasnya.
b. Jenis
Tanah dasar yang dibentuk dari timbunan pilihan, atau tanah asli di
daerah galian sekitar lokasi yang memenuhi syarat.

c. Sumber Daya yang Digunakan


Tabel 3. 5. Sumber Daya Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
1 Operator Grader Motor Grader
2 Operator Vibro Tidak ada bahan Vibro Roller
3 Pekerja yang digunakan Water Tank
4 Mandor Alat Bantu

Sumber : Hasil Pengamatan,2021

d. Diagram Alir Kegiatan

MULAI

PENENTUAN LOKASI PENGERJAAN

PELAKSANAAN PENYIAPAN BADAN JALAN

TIDAK

KONTROL
YA

SELESA
Diagram 3.5. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan

III-12
e. Metode Pelaksanaan
1. Penyiapan alat berat untuk pengerjaan penyiapan badan jalan, yakni
excavator, dan dump truck ;
2. Direksi menentukan lokasi penyiapan badan jalan, mengontrol, dan
mengawasi kegiatan yang dilakukan agar pengerjaan sesuai dengan
spesifikasi, dan perencanaan yang telah disepakati ;
3. Excavator melakukan penggalian, penggarukan, dan grading, serta
pemerataan sampai sesuai dengan perencanaan ;
4. Hasil galian diangkut oleh Dump Truck keluar dari lokasi proyek.
f. Dokumentasi Kegiatan Penyiapan Badan Jalan
Penyiapan badan jalan dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut:

Gambar 3.9.Penyiapan Badan Jalan


Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan,2021

g. Komentar atau Ulasan Penyiapan Badan Jalan


Untuk kegiatan Penyiapan Badan Jalan yang saya amati telah dilakukan
sesuai. Dalam pekerjaan ini dilakukan oleh alat berat (excavator, dan dump
truck,). Penyiapan badan jalan dilakukan pada wedening (pelebaran jalan),
Resing (proses mengangkat badan jalan pada daerah yang legong), dan Pecing
(proses mengganti material pada badan jalan yang mengalami kerusakan).
3.2.4. DIVISI IV PERKERASAN BERBUTIR
1. Lapis Pondasi Agregat Kelas A
a. Definisi

III-13
Lapis Pondasi agregat A (pondasi Atas) merupakan bagian lapisan
perkerasan jalan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah.
Lapisan ini berfungsi sebagai bagian perkerasan yang menahan beban gaya
lintang dari beban roda dalam meneyebarkan beban ke lapisan bawahnya, juga
merupakan peresapan untuk peresan lapisan pondasi bawah, serta merupakan
bantalan lapisan permukaan (lapis aus-HRS).
b. Spesifikasi dan Persyaratan Agregat A
Bahan lapis pondasi agregat harus dipilih dari sumber yang telah disetujui
dan sesuai dengan syarat spekfikasi.
1. Fraksi agregat kasar
a. Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri
dari partikel a tau pecahan batu atau kerikil yang keras dan awet.
b. Bilamana digunakan untuk lapis pondasi agregat a maka untuk
agragat kasar yang berasal dari kerikil, tidak kurang dari 100%
berat agregat kasar ini harus mempunyai paling sedikit satu
bidang pecah.
2. Fraksi agregat halus
a. Agregat kasar yang lolos pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari
partikel pasir pasir alami atau batu pecah halus dan partikel halus
lainnya.
b. Fraksi agregat yang lolos ayakan no. 20 tidak boleh lebih besar
dari 2/3 dari fraksi agregat lolos ayakan no 40.
3. Seluruh lapis pondasi agregat a harus bebas dari bahan organic dan
gumpalan lempung atau bahan – bahan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi.
c. Sumber Daya yang digunakan :
Tabel 3.6. Sumber Daya Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat A
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
1 Operator Grader Motor Grader
2 Operator Vibro Vibro Roller
3 Material Agregat Kelas A Water tank
4 Dump Truck
5. Alat Bantu

Sumber : Hasil Pengamatan,2021

III-14
d. Diagram Alir Kegiatan

IALUM

Quarry & material sirtu yang telah disetujui


QUARRY oleh direksi

YES
Whell loader memuat ke Dump Truck untuk
diangkut ke lokasi pekerjaan, tumpukan
HAULING KE SITE material diatur agar tidak mengganggu lalu
lintas
YES

PENGHAMPARAN Menggunakan motor grader dan penyiraman


menggunakan Water Tank bila kadar air
material kurang
TIDA
K
CEK
KETEBALAN

Menggunakan Vibro Roller, pemadatan


PEMADATAN dilakukan sesuai spesifikasi

TIDA
K

CEK
KEPADATAN

PERAPIHAN DAN
PEMBERSIHAN

SELESAI

III-15
Diagram 3.6. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat A

Metode pelaksanaan
1. Pencampuran untuk Agregat kelas A yang terdiri dari batu pecah/
material saring dilakukan di quarry, dengan komposisi yang telah
memenuhi persyaratan spesifikasi. Kemudian agregat A siap untuk
diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump Truck
2. Bahan Agregat dihampar menggunakan Motor Grader sesuai dengan
ketebalan 15 cm, dan lebar hamparan menyesuaikan kondisi lapangan
(min. 5,5 meter)
3. Setelah hamparan disiram air dengan menggunakan Water Tank,
dimana banyaknya air ditentukan dengan melakukan beberapa kali
percobaan atau kondisi di lokasi, sehingga didapatkan kadar air yang
optimum pada bahan material ;
4. Hamparan yang kadar airnya telah optimum, dipadatkan menggunakan
vibro roller sampai didapatkan kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi. Banyaknya lintasan didalam melakukan pemadatan
ditentukan dengan melakukan percobaan langsung dilokasi atau
kondisi di lokasi ;
5. Untuk mengetahui kepadatan yang dicapai dilakukan pengetesan
dengan menggunakan metode kerucut pasir (sand cone).
e. Komentar atau Ulasan Agregat A
Berdasarkan spesifikasi, proses pelaksanaan mencakup pengangkutan
material dari quarry, penghamparan, dan pemadatan. Pada saat pengangkutan
material dari quarry dengan DT, bak pengangkut harus tertutup rapat selama
perjalanan sampai ke lokasi proyek. Proses penghamparan harus menggunakan
peralatan mekanis Motor Grader dengan lebar dan ketebalan permukaan seperti
yang direncanakan.Pada saat penghamparan juga harus diperhatikan leveling
ruas jalan (kemiringan 2% dari lebar jalan). Pada proses pemadatan, material
yang telah dihampar lalu dipadatkan menggunakan alat pemadatan vibro roller
dengan penggetar diselingi dengan penyiraman material denga tanki air hingga
mencapai keadaan padat optimum.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, proses pelaksanaan pekerjaan
Lapis Pondasi Agregat A mengikuti persyaratan dan prosedur yang ditetapkan,
mulai dari pengangkutan, penghamparan, penyiraman, dan pemadatan.

III-16
Sehingga pada akhirnya diperoleh tebal lapis pondasi sesuai rencana yakni 15
cm, dengan lebar permukaan menyesuaikan kondisi lapangan (min. 5,6 meter).
f. Quality Control/ Pengendalian Mutu
Untuk quality control pada item pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A,
dilakukan pengujian kepadatan lapangan dengan metode Sand Cone.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk megetahui kepadatan lapangan lapis pondasi
agregat kelas A yang telah dipadatkan. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak
kontraktor pelaksana dan diawasi oleh konsultan pengawas.

3.2.5.Divisi V Pekerjaan Aspal


1. Lapis Resap Pengikat / Perekat - Aspal Cair
a. Definisi
1. Merupakan campuran aspal dan korosin dengan koposisi tertentu yang
dipanaskan sampai suhu 150°C - 170°C
2. Merupakan campuran aspal cair yang disiram/disemprot di atas
permukaan agragat atau badan jalan.
3. Campuran aspal cair ini berfungsi sebagai resap pengikat.
b. Jenis
Bahan yang digunakan adalah aspal cair dan minyak tanah yang dicampur
pada aspal spayer.

c. Sumber Daya yang Digunakan

Tabel 3.7. Sumber Daya Pekerjaan Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
1 Pekerja Aspal Asphalt Spayer
2 Mandor Korosin Compresor
3 Dump Truk
4 Alat Bantu
Sumber : Hasil Pengamatan

III-17
d. Diagram Alir Kegiatan

MULAI

Campuran sesuai dengan komposisi


BAHAN (ASPAL + KOROSIN) yang telah ditentukan

Sampai mencapai suhu 150°C - 170°C,


lokasi pembakaran harus aman dari
PEMBAKARAN
kemungkinan kebakaran

PENGISIHAN Kecepatan penyiraman diatur


DAN
PENYIRAMAN
supaya pemak

TIDAK

CEK r merata dan sesuai dengan spek,


sebelum
isir
PERAPIHAN DAN
PEMBERSIHAN CEK KETEBALANHAULLING KE
SITE

am permukaan harus bersih


IASELES

Diagram 3.7. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair


e. Metode Pelaksanaan
1. Aspal dan korosin dimasukan kedalam asphalt sprayer sesuai dengan
komposisi yang ditentukan kemudian dipanaskan sampai suhu 150°C -
170°C, sehingga menjadi campuran yang homogen yang siap untuk
disemprotkan ke permukaan atau badan jalan yang lama.
2. Sebelum permukaan yang disemprotkan terlebih dahulu dibersihkan
dengan compressor
3. Sebelum dilaksanakan penyemprotan dilakukan trial ketebalan yang akan
digunakan sesuai dengan design dengan cara sebagai berikut :
 Timbang lebaran serap untuk lahan penguji selembar 25 cm x 25cm
minimal 3 lembar ;
 Letakan lembar pengujian diatas permukaan agregat ;
 Lintaskan semprotan aspal cai dari asphalt sprayer diatas lembar
pengujian ;

III-18
 Timbang lembaran serap/pengujian yang telah berlapis aspal cair ;
 Perbedaan berat dipakai untuk menentukan takaran kandungan aspal
cair tiap m2.
4. Setelah didapatkan ketebalan penyemprotan, dilakukan penyemprotan
seluruh lahan yang telah disiapkan.
5. Angkutan material dan menarik asphalt sprayer menggunakan dump truck
atau pick up.

f. Komentar atau Ulasan Lapis Resap Pengikat / Perekat - Aspal Cair


Untuk kegiatan Lapis Resap Pengikat / Perekat - Aspal Cair yang saya
amati telah dilakukan sesuai. Dalam pekerjaan ini dilakukan oleh alat compresor
dan aspal spayer, compresor digunakan untuk membersihakan badan jalan yang
akan disiram aspal cair. Lapis resap pengikat / perekat – aspal cair campuran
dari aspal cair dan minyak tanah yang di panaskan di dalam aspal spayer sampai
suhu tertentu dengan acuan spesifikasi. Guna untuk mengikat agregat dan lapis
aspal atau hotmix.

2. Lataston - Lapis Pondasi (HRS-BASE)


a. Definisi
1. Merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran agregat bergradasi
senjang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang
dicampur dan dipadatkan secara panas (dalam suhu tertentu, minimum
124ºC).
2. Merupakan campuran Agregat kasar, Agregat Halus, Filler dan Aspal
dengan komposisi tertentu sesuai Jobmix formula, yang dipanaskan dan
diproses di AMP dengan suhu max 165°C hingga terbentuk campuran
yang homogen (Hotmix).
3. Berfungsi untuk memperbaiki permukaan jalan yang rusak dan
memperkuat konstruksi badan jalan.

b. Sumber Daya yang digunakan :


Tabel 3.8. Sumber Daya Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base)

No. Tenaga Kerja Material Peralatan


1 Operator Tandem Roller Aspal Tire Roller
2 Operator Asphalt Finisher Korosin AMP
3 Operator Tire Roller Generator Set
4 Pekerja Dump Truck

III-19
5 Mandor Asphalt Finisher
6 Tandem Roller
7 Alat Bantu
Sumber : Hasil Pengamatan
c. Diagram Alir kegiatan

Diagram 3.8. Pekerjaan Lataston Lapis Pondasi (HRS- Base)


d. Metode pelaksanaan
1. Aspal dicairkan dan dipanaskan dalam katel sampai suhu max 165°C dan
di pompa ke dalam termos AMP ;
2. Agregat kasar, Agregat halus dan Filler ditempatkan terpisah dalam Cold
Bin/Hopper masing – masing, yang selanjutnya dibawah ke dryer dengan
menggunakan Conveyor untuk peoses pemanasan sampai dengan suhu
145°C - 155°C ;
3. Jumlah material yang dikeluarkan dari Cold Bin/ Hopper ditentukan
berdasrkan kebutuhan yang telah ditentukan dalam JMF yang dilakukan
dalam menyetel bukaan hopper, dimana sebelumnya telah dilakukan
kalibrasi ;
4. Setelah bahan dipanaskan dalam dryer dengan suhu 145°C - 155°C,
material dibawa ke hot elevator ke screen vibrator untuk dipisahkan
berdasarkan besarnya kemudian ditampung/dimasukan kedalam hotbin
masing – masing material sesuai takarannya ;
5. Sebelum masing – masing material dimasukan kedalam unit
pencampuran, kebutuhan masing – masing material ditimbang

III-20
menggunakan timbangan AMP sesuai JMF, kemudian dicampur dalam
unit pencampuran sampai homogen ;
6. Campuran yang telah homogen ditambahkan aspal yang telah ditimbang
dan dicampur hingga homogen di unit pencampuran AMP sehingga
menjadi campuran Hotmix ;
7. Hotmix dituangkan ke dalam Dump Truck untuk dibawa kelokasi
penghamparan dengan suhu 135°C - 150°C ;
8. Hotmix dihampar menggunakan Asphalt Finisher, sementara itu
sekelompok pekerja merapikan tepi hamparan ;
9. Pemadatan menggunakan Tandem Roller (Break Down 0 – 10 menit)
dengan suhu 125°C - 145°C ;
10. Setelah suhu 100°C - 125°C hamparan dipadatkan dengan Tire Roller
(intermendit 10 – 20 menit) ;
11. Setelah suhu > 95°C dipadatkan kembali dengan tandem roller (finising <
45 menit) ;
12. Semua proses dilakukan dari tepi hamparan menuju tengah hamparan.

e. Komentar atau Ulasan Lataston – Lapis Pondasi (HRS-BASE) (gradasi


senjang/ semi senjang)
Untuk kegiatan Lataston- Lapis Pondasi (HRS-BASE) (gradasi senjang/semi
senjang) yang saya amati telah dilakukan sesuai. Dalam pekerjaan ini dilakukan
oleh alat Whell Loader, AMP, Generator Set, Dump Truck, Asphalt Finisher,
Tandem Roller, dan Tire Roller. Proses pengerjaan dilakukan mulai dari AMP,
dari pengisian material batu pecah dan pasir di dalam kolbin sampai proses
pencampuran material di AMP dengan suhu 150°C, dump truck membawa
material ke lokasi dan di hampar menggunakan finisher dengan suhu sampai
dilokasi 135°C. Setelah dihampar oleh finisher di padatkan mengunakan Tandem
Roller dan Tire Roller, setelah semua pekerjaan dilakukan tahap berikutnya
adalah melakukan core drill dengan acuan spesifikasi.

3.2.6. DIVISI VI STRUKTUR


1. Beton Mutu Sedang fc’ = 30 Mpa
a. Defenisi
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang
setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat.

III-21
Beton Mutu sedang 15 – < 35 MPa atau K 175 – < K 400 Kg/cm2 biasanya
digunakan untuk beton bertulang, lantai beton jembatan rangka baja, gelagar
beton, diafragma, kerb beton pracetak, dan gorong-gorong.
Pekerjaan ini mencakup pemasokan bahan dan pengecoran. Bahan yang
digunakan harus yang bersih, kuat, awet, bebas dari lumpur dan kotoran yang
tidak dikehendaki dan harus memenuhi ketentuan dalam spesifikasi serta
disetujui oleh direksi. Untuk mencapai mutu beton K 250 maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian.

b. Sumber Daya yang digunakan

Tabel 3.9. Sumber Daya Pekerjaan Beton Mutu Sedang fc’ = 30 Mpa

No. Tenaga Kerja Material Peralatan


1 Pekerja Pasir Concrete Mixer
2 Tukang Semen Alat Bantu
3 Mandor Batu pecah
Sumber : Hasil Pengamatan

c. Metode Pelaksanaan
i. Untuk pekerjaan pengecoran, terlebih dahulu dibuat perancah. Semua
persiapan harus di teliti dan diperiksa secara seksama apakah telah
sesuai dengan gambar rencana atau tidak. Kontraktor harus
memberitahukan secara tertulis kepada direksi kapan pekerjaan
pengecoran dilakukan agar dilakukan pemeriksaan kesiapan
pengecoran, termasuk pengecekan bahan-bahan agregat dan semen
yang dipakai apakah telah sesuai dengan Job Mix Design.
ii. Semua bahan beton (air, semen, agregat kasar dan agregat halus)
harus ditakar atau diukur dengan cara penimbangan, kemudian
dicampur menggunakan concrete mixer.
iii. Pengecoran
 Pengecoran harus sedemikian sehingga tidak menimbulkan
segregasi
 Untuk bagian yang rumit dan tulangan yang rapat beton harus dicor
dalam lapisan yang tidak lebih dari 15 cm. Untuk dinding tinggi
boleh 30 cm
 Tinggi jatuh beton ke dalam cetakan tidak lebih dari 150 cm

III-22
 Kecepatan pengecoran harus sedemikian rupa sehingga beton
masih dalam kondisi plastis.
 Beton lama yang akan disambung dengan beton baru harus
dikasarkan, dibersihkan dan dilapisi dengan bonding agent.
 Perawatan beton dimulai 24 jam setelah pengecoran.
 Apabila digunakan ready mix, perhatikan kapasitas, daya
pemompaan, kelecekan beton.

d. Diagram Alir Kegiatan

MULAI
MULAI

Pengukuran
Pengukuran dan
dan Job
Job Mix
Mix Design
Design
Penyiapan
Penyiapan Lokasi
Lokasi

Tidak Tidak
Persetujuan
Persetujuan Direksi
Direksi
Ya
Pendropingan
Pendropingan
Bahan
Bahan

Pembuatan
Pembuatan
Acuan
Acuan dan
dan
Perancah
Perancah

Pengecoran
Pengecoran

Tidak

Chec
Chec Hammer Test
kk
Ya
Perawatan
Perawatan

SELESAI
SELESAI

Diagram 3.9. Pekerjaan Beton Mutu Sedang fc’ = 30 Mpa

III-23
2. Pasangan Batu
a. Defenisi
1. Pasangan batu adalah pasangan batu yang diisi/ diselimuti dengan
adukan (pasir dan semen dicampuri dengan air dengan perbandingan
yang telah ditentukan) secara teratur.
2. Pasangan batu dialokasi untuk pekerjaan tembok penahan, dan lain –
lain.
b. Jenis dan Spesifikasi
Dalam pekerjaan pasangan batu, campuran yang digunakan yakni 1 : 4
(semen : pasir). Dimensi saluran adalah lebar atas 0,30 m dan lebar bawah 0,40
m dengan tinggi saluran bervariasi (tinggi saluran berkisar 0,60 m sampai
dengan 5,40 m).Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga pemborong dengan jumlah
pekerja sebanyak 35 orang, dengan menggunakan alat concrete mixer dan alat
bantu lainnya.

c. Sumber Daya yang digunakan :


Tabel 3.10. Sumber Daya Pekerjaan Pasangan Batu
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
1 Pekerja pasir Concrete Mixer
2 Tukang Semen Dump Truck
3 Mandor batu kali Alat Bantu

Sumber : Hasil Pengamatan

III-24
No

d. Diagram Alir Kegiatan


Mulai

Penyiapan Material dan Peralatan

Pemasangan Bowplank
No

Cek
Yes

Pekerjaan Pasangan Batu

Cek

Perapihan/ Pembersihan

Cek

Yes
Selesai
Diagram 3.10. Pekerjaan
Pasangan Batu
e. Metode pelaksanaan :
1. Setelah galian pondasi dan pemotongan kemiringan telah sesuai
kemiringan telah sesuai ukuran yang dipersyaratkan, lalu dipasang
bowplank (Profil/ bentuk Pasangan batu) untuk pekerjaan pasangan
batu sesuai gambar kerja.
2. Lapisan terbawah diisi adukan atau campuran setebal 4 cm lalu
dilanjutkan dengan pemasangan batu di atasnya.
3. Batu selalu tertanam atau terselimuti adukan campuran
4. Pekerjaan pasangan batu dimulai dari dasar ke arah atas, permukaan
akhir yang bersebelahan dengan bahu jalan diratakan dan barbentuk
sesuai kondisi, agar air lancar untuk mencegah terjadinya gerusan pada
tepi perkerasan jalan.

III-25
Gambar 3.15. Sketsa Pasangan Batu
Sumber : Autocad

f. Dokumentasi Kegiatan Pasangan Batu

Kegiatan Pasangan Batu

Gambar 3.16. Pengerjaan Pasangan Batu


Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan,2021

III-26
g. Komentar atau Ulasan Pasangan Batu
Untuk kegiatan pasangan batu yang saya amati telah dilakukan telah
sesuai dengan metode pelaksanaan sesuai. Dalam pekerjaan ini dilakukan oleh
35 pekerja mengunakan alat concerate mixer dan alat bantu lainnya. Campuran
yang digunakan adalah 1 : 4 (semen : pasir) Dimensi pasangan batu adalah
lebar atas 0,30 m dan lebar bawah 0,40 m dengan tinggi saluran bervariasi
(tinggi saluran berkisar 0,60 m sampai dengan 5,4 m). Pasangan batu dikerjakan
sebagai dinding penahan.
3. Pengadaan Box Culvert (On Site)
a. Definisi dan Fungsi
1. Box Culvert adalah nama produk beton pracetak berbentuk kotak yang
diproduksi dengan menggunakan cetakan besi dengan tujuan
pembuatannya untuk kepentingan saluran dalam tanah atau gorong-
gorong, beton ini juga merupakan salah satu dari jenis reinforced
concrete. Reinforced concrete yaitu beton bertulang yang memiliki
kekuatan tarik dan daktilitas beton yang relatif rendah serta diimbangi
dengan penulangan besi yang memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi.
2. Box culvert dapat diaplikasikan pada area konstruksi bawah tanah baik
untuk gorong-gorong jembatan, terowongan, gorong-gorong kereta api
dan lain sebagainya. Hanya saja, box culvert ini tidak cocok bila
diaplikasikan pada konstruksi yang berukuran panjang. Ia cocok untuk
jembatan pendek atau terowongan pendek.

3. Manfaat box culvert dalam pengaplikasiannya karena ia kedap air tanah.


Box culvert tidak beresiko mengalami pergeseran tanah karena kedua
sambungan spigot dan socket yang dimiliki membuat box culvert satu
dengan lain tetap menyatu sempurna.

4. Pekerjaan konstruksi dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah


menggunakan box culvert. Apalagi jika dibandingkan dengan proses
cor manual, box culvert pracetak jauh lebih unggul dan menghemat waktu
pekerjaan konstruksi.

b. Jenis dan Spesifikasi

III-27
Pada proyek ini, box culvert digunakan pada tiga titik lokasi duiker. Box
Culvert yang disediakan di lokasi sebanyak 40 buah, dengan ukuran 1 m x 1
m x 1 m.

c. Sumber Daya yang digunakan :


Tabel 3.11. Sumber Daya Pekerjaan Pengadaan Box Culvert
No. Tenaga Kerja Material Peralatan
1 Operator Excavator
2 Pekerja Concrete Mixer
-
3 Tukang Dump Truk
4 Mandor Alat Bantu

Sumber : Hasil Pengamatan

d. Diagram Alir Kegiatan


Mulai

Pengadaan Box Culvert On Site


dengan menggunakan Dump Truck

Penggalian Saluran untuk Box Culvert/ Gorong-


gorong dengan menggunakan Excavator
No

Cek
Yes

Pengecoran Lantai Dudukan Box Culvert

No Penempatan Box Culvert

Cek

Yes

Penimbunan dan Perapihan

Selesai

III-28
Diagram .3.11. Diagram Pekerjaan Pengadaan Box Culvert

Metode Pelaksanaan
1. Box Culvert diangkut ke lokasi dengan menggunakan Dump Truck, dan
diturunkan dengan menggunakan excavator;

2. Excavator menggali lubang saluran yang akan ditempati box culvert


sesuai dengan kedalaman yang telah direncanakan, dan menyesuaikan
dengan ukuran box culvert yang tersedia;

3. Sebelum Box Culvert ditempatkan dalam lubang, pekerja melakukan


pengecoran terlebih dahulu pada lantai dudukan box, dengan
menggunakan komposisi campuran yang telah direncanakan ;

4. Setelah itu, Box Culvert diletakkan pada lantai dudukan di dalam lubang
saluran dengan menggunakan excavator. Kemudian lubang ditimbun
dengan menggunakan excavator.

III-29
Gambar 3.17. Pekerjaan Box Culvert

Sumber : Hasil Dokumentasi Lapangan,2021


e. Komentar atau Ulasan

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di lapangan, pekerjaan


gorong-gorong sudah sesuai dengan metode palaksanaan yang ada. Box Culvert
dengan ukuran 4 m x 4 m diangkut dengan menggunakan dump truck ke lokasi,
dan ditempatkan pada lubang saluran dengan menggunakan excavator yang
sebelumnya lantai dudukan dari box sudah terlebih dahulu dicor oleh para
pekerja, sehingga dapat terpasang dengan baik sesuai dengan perencanaan.

III-30

Anda mungkin juga menyukai