LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Parkir menurut kamus bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tempat pemberhentian
kendaraan beberapa saat, sedangkan menurut Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan No. 14/1992, parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan atau bongkar muat
barang dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung keadaan dan
kebutuhannya. Menurut Direktorat Jendral Perhubungan Darat 1996, parkir adalah keadaan
tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara, sedangkan fasilitas parkir
adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan yang tidak bersifat
sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Kawasan parkir adalah
kawasan atau areal yang memanfaatkan badan jalan sebagai fasilitas parkir dan terdapat
pengendalian parkir melalui pintu masuk.
Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah fasilitas parkir kendaraan
di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang kegiatan yang dapat berupa
tempat parkir atau gedung parkir.
II-1
1. Parkir di tepi jalan (on street 2. Parkir di luar jalan (off street parking)
parking)
Gambar 2.1: Model - Model Pola Parkir
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998
II-2
3. Parkir Darurat
Parkir darurat adalah perparkiran di tempat-tempat umum baik yang menggunakan
tanah-tanah, jalan ataupun lapangan milik atau penguasaan pemerintah daerah atau
swasta karena kegiatan insidentil.
4. Taman Parkir
Taman parkir adalah suatu areal bangunan perparkiran yang dilengkapi fasilitas
sarana perparkiran yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
5. Gedung Parkir
Gedung parkir adalah bangunan yang dimanfaatkan untuk tempat parkir kendaraan
yang penyelenggaraannya oleh pemerintah daerah atau pihak yang mendapat ijin dari
pemerintah daerah.
Beberapa pola parkir di badan jalan (on street parking) yang telah berkembang dikota-
kotabesar maupun kota-kota kecil. Pola parkir yang sudah berkembang adalah sebagai
berikut:
II-3
Gambar 2.2. Ruang Parkir pada Badan Jalan
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998
Keterangan :
A = lebar ruang parkir (m)
D = ruang parkir efektif (m)
M = ruang manuver (m)
J = lebar pengurangan ruang manuver (m)
W = lebar total jalan
L = lebar jalan efektif
1. Pola Parkir Paralel
II-4
Gambar 2.4. Pola Parkir Paralel Pada Daerah Tanjakan
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998
II-5
Gambar 2.7. Pola Parkir Membentuk Sudut 450
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998
3. Larangan Parkir
a) Sepanjang 6 meter sebelum dan sesudah tempat penyeberangan pejalan kaki atau
tempat penyeberangan sepeda yang telah ditentukan
II-6
Gambar 2.10. Larangan Parkir Penyebrangan Pejalan Kaki
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998
b) Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah tikungan tajam dengan radius kurang
dari 500 m
II-7
d) Sepanjang 25 meter sebelum dan sesudah persimpangan
II-8
Gambar 2.15. Parkir kendaraan roda 4 sudut 30º, 45º dan 60º
Sumber : Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1998
II-9
g. Hotel dan tempat penginapan
h. Rumah sakit
2) Kegiatan parkir yang bersifat sementara
a. Bioskop
b. Tempat pertunjukan
c. Tempat pertandingan olahraga
d. Rumah ibadah.
2. Ukuran Kebutuhan ruang parkir pada pusat kegiatan Berdasarkan hasil studi
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Jadi, Ukuran kebutuhan ruang parkir pada pusat kegiatan berdasarkan hasil studi
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dapat dilihat pada tabel 2.1
II-10
2.5. Satuan Ruang Parkir (SRP)
Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir (Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, 1996) satuan Ruang Parkir (SRP) adalah luas efektif untuk memarkir
satu kendaraan (mobil penumpang, truk, motor) termasuk ruang bebas dan lebar bukaan
pintu. Penentuan SRP didasarkan pada beberapa hal berikut ini :
II-11
Sumber : Pedoman Teknis Fasilitas Parkir, 1998
Berdasarkan Butir 1 dan 2, penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis
kendaraan dan berdasarkan butir 3, penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan
menjadi tiga golongan, seperti pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Penentuan Satuan Ruang Parkir.
Jenis Kendaraan Satuan Ruang Parkir (m2 )
1. Mobil penumpang untuk golongan I 2,30 x 5,00
Mobil penumpang untuk golongan II 2,5 x 5,00
Mobil penumpang untuk golongan III 3,00 x 5,00
2. Bus / truk 3,4 x 12,50
3. Sepeda Motor 0,75 x 2,00
Sumber : Pedoman Teknis Fasilitas Parkir, 1998
Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut:
L = 470 a1 = 10 a2 = 20 Lp = 500
II-12
L = 470 a1 = 10 a2 = 20 Lp = 500
2. Satuan Ruang Parkir untuk Bus/Truk
2.5.3.Pengoperasian Parkir
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pintu masuk dan pintu keluar
adalah sebagai beikut:
a) Letak jalan masuk ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan
b) Letak jalan masuk / keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga kemungkinan koflik
dengan pejalan kaki dan lainnya dapat dihindari.
c) Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak pandang
yang cukup saat memasuki arus lalu lintas.
d) Secara teoritis dikatakan bahwa lebar jalan masuk dan keluar (dalam pengertian
jumlah jalur) sebaiknya ditentukan berdasarkan analisa kepastian. (Dirjen perhub.
Darat, 1998).
II-13
2.6 Survei Parkir
Hobbs (1995) membagi macam Survei perparkiran menjadi tiga, yaitu:
2.6.1 Perhitungan di tapal batas daerah perencanaan (cordon count)
Dilakukan perhitungan secara terpisah antara kendaraan yang masuk dan keluar,
dalam kurun waktu yang ditentukan.
Penjumlahan secara aljabar semua kendaraan yang masuk dan keluar menghasilkan
akumulasi seluruh kendaraan pada area tersebut. Akumulasi ini menunjukkan jumlah
kendaraan yang parkir dan yang berjalan pada area tersebut, dan jumlah ini merupakan
ukuran fasilitas parkir yang dibutuhkan.
II-14
2.7.1.Analisis Karakteristik Parkir
Menurut Hobbs (1995), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis
karakteristik parkir, antara lain:
a) Akumulasi parkir/volume parkir
Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan yang parkir di suatu area pada waktu
tetentu. Volume parkir dihitung dengan menjumlahkan kendaraan yang menggunakan
area parkir dalam waktu 1 hari dengan menggunakan rumus:
Akumulasi Parkir = Qout – Qin + Qs .........................................................................(2.1)
Volume Parkir = Qin + Qs …………..………………………………………………(2.2)
Keterangan :
Qin = Kendaraan yang masuk ke lokasi parkir
b) Durasi Parkir
Durasi parkir merupakan rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang parkir, durasi
parkir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
II-15
3. Parkir Waktu Lama (Long Parkers), yaitu pemarkir yang menggunakan ruang
parkir lebih dari 4 jam, biasanya untuk keperluan bekerja. Persamaan yang dapat
dipakai untuk mencari rata-rata lamanya parkir adalah:
Keterangan :
d) Indeks Parkir
Indeks parkir adalah prosentase jumlah kendaraan parkir yang menempati area parkir
dengan jumlah ruang parkir yang tersedia pada area parkir tersebut, dihitung dengan
rumus:
Akumulasi Kendaraan Parkir
Indeks Parkir existing= … … … … … … … … … … … … (2.5)
Luas Lahan Parkir
II-16