Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TINJAUAN OBJEK
Pada bab ini akan menyajikan mengenai profil ataupun data umum
mengenai koridor Jalan Diponegoro, Denpasar yang di angkat sebagai studi kasus
dari makalah kali ini dengan pokok bahasan sirkulasi dan parkir.

3.1 Identitas Umum Objek Observasi

Koridor Jalan Diponegoro, Denpasar merupakan salah satu jalan dengan


tingkat kepadatan yang cukup tinggi di Denpasar. Koridor Jalan Diponegoro
menjadi salah satu koridor jalan yang dikenal sebagai kawasan bisnis
( pertokoan ) sehingga tidak jarang kemacetan tidak dapat dihindarkan. Oleh
sebab itu yang menjadi fokus pengamatan yang akan di bahas pada bab
selanjutnya ialah mengenai sirkulasi dan parkir.

Gambar 3.1 Peta lokasi koridor Jalan


Diponegoro, Denpasar
Sumber; www.googlemaps.com

 Segmen Elemen Perencanaan Kota:


1. Tata Guna Lahan
2. Tata Bangunan
3. Sirkulasi dan Parkir Fokus pengamatan

4. Pertanda dan Perabot Jalan


5. Jalur Pejalan Kaki
6. Pendukung Aktivitas (activity support)
7. Ruang Terbuka dan Tata Hijau
8. Preservasi dan Konservasi
3.2 Kondisi Sirkulasi dan Parkir pada Koridor Jalan Diponegoro
3.2.1 Sirkulasi
Sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan
berbagai kegiatan dan penggunaan dalam sebuah tapak. Sirkulasi dapat juga
digambarkan sebagai satu-satunya cara seseorang untuk bisa mengalami
sepenuhnya tapak dalam tiga dimensi. Pengalaman berbeda-beda saat
menelusuri sebuah tapak, dapat diciptakan melalui perubahan-perubahan
dalam sistem sirkulasinya. Sistem sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola
pergerakan kendaraan, barang, dan pejalan kaki di dalam dan keluar-masuk
tapak. Selain itu, sistem sirkulasi dalam tapak juga menghubungkan tapak
tersebut dengan jaringan sistem sirkulasi di luar tapak. Menurut Shirvani
seperti yang dikutip oleh Darmawan (2003:15-16) ada tiga prinsip utama
dalam menangani sikulasi, yaitu:

1. Sirkulasi jalan seharusnya didesain menjadi ruang terbuka yang memiliki


pemandangan baik antara lain:
a. Bersih dan elemen lansekap yang menarik.
b. Persyaratan ketinggian dan garis sempadan bangunan yang berdekatan
dengan jalan.
c. Pengaturan parkir di pinggir jalan dan tanaman yang berfungsi sebagai
penyekat jalan.
d. Meningkatkan lingkungan alami yang terlihat dari jalan
Gambar 3.2 Kondisi sirkulasi di koridor Jalan
Diponegoro
Sumber: observasi pada tanggal 8 April 2019
2. Jalan harus dapat memberi petunjuk orientasi bagi para pengendara dan
dapat menciptakan lingkungan yang dapat dibaca. Lebih khusus lagi yaitu :
a. Menciptakan bentuk lansekap untuk meningkatkan kualitas lingkungan
kawasan sepanjang jalan tersebut.
b. Mendirikan perabot jalan yang berfungsi pada siang dan malam hari
dengan hiasan lampu yang mendukung suasana jalan.
c. Perencanaan umum jalan dengan pemandangan kota (vistas) dan beberapa
visual menarik yang dapat berperan sebagai landmark.
d. Pembedaan susunan dan jalan-jalan penting dengan memberikan perabot
jalan (streetscaping), trotoar, maju mundurnya batas bangunan (setback),
penggunaan lahan yang cocok dan sebagainya.

Perabot jalan seperti trotoar sebagai penanda Papan nama jalan


sirkulasi orang menyebrang

Gambar 3.3 Kondisi sirkulasi di koridor Jalan


Diponegoro
Sumber: observasi pada tanggal 8 April 2019
3. Sektor publik dan swasta merupakan partner untuk mencapai tujuan tersebut
di atas. Beberapa kecenderungan tujuan dalam perencanaan transportasi
meliputi:

a. Meningkatkan mobilitas di Kawasan Pusat Bisnis (Central Business


Districs).
b. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
c. Mendorong penggunaan transportasi umum.
d. Meningkatkan kemudahan pencapaian ke Kawasan Pusat Bisnis

Gambar 3.4 Kondisi pencapaian ke kawasan


pusat bisnis
Sumber: observasi pada tanggal 8 April 2019
3.2.2 Parkir
Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat (1996) yang menyatakan bahwa parkir adalah
suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara. Parkir menurut kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai
tempat pemberhentian kendaraan beberapa saat. Sedangkan Joko Murwono
(1996) berpendapat, parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang tidak bersifat sementara dan pengemudi meninggalkan
kendaraannya termasuk kepentingan menaikkan dan menurunkan orang atau
barang.

Fasilitas parkir merupakan suatu bagian yang penting dalam sistem


transportasi darat. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan baik kendaraan
pribadi, angkutan penumpang umum, sepeda motor maupun truk adalah
sangat penting. Kebutuhan tempat parkir tersebut tergantung dari bentuk dan
karakteristik masing-masing kendaraan dengan desain dan lokasi parkir.
Permasalahan parkir pada dasarnya terjadi apabila jumlah kebutuhan parkir
lebih besar dari pada kapasitas parkir, sehingga dapat mengganggu lalu lintas
di sekitar lokasi parkir. Pada koridor jalan Diponegoro terdapat beberapa jenis
parkir yang di jumpai seperti:

1. Berdasarkan Penempatan:
a. Parkir di badan jalan (on street parking)
b. Parkir diluar badan jalan (off street parking)

on street parking off street parking


Gambar 3.5 Jenis parkir berdasarkan penempatan
di koridor jalan Diponegoro
Sumber: observasi pada tanggal 8 April 2019
2. Berdasarkan Status:
a. Parkir umum
b. Parkir khusus
c. Parkir darurat
d. Gedung parkir
e. Areal parkir

Parkir khusus Parkir umum

Anda mungkin juga menyukai