Anda di halaman 1dari 3

Landasan teori

Plankton

Menurut Nontji (2005), plankton adalah organisme yang hidupnya melayang atau
mengambang di dalam air. Kemampuan geraknya, kalaupun ada, sangat terbatas hingga
organisme tersebut terbawa oleh arus namun, mempunyai peranan penting dalam ekosistem laut,
karena plankton menjadi bahan makanan bagi berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu
hampir semua hewan laut memulai kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih
berupa telur dan larva. Secara fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama,
yaitu fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton dan virioplankton.
Plankton adalah semua kumpulan organisme, baik hewan maupun tumbuhan air berukuran
mikroskopis dan hidupnya melayang mengikuti arus (Odum, 1998). Plankton terdiri atas
fitoplankton yang merupakan produsen utama (primary producer) zat-zat organik dan
zooplankton yang tidak dapat memproduksi zat-zat organik sehingga harus mendapat tambahan
bahan organik dari makanannya (Hutabarat & Evans, 1984)

plankton sangat beraneka ragam dan terdiri dari berbagai macam larva yang bentuk dewasanya
mewakili hampir seluruh hewan laut (Nyabakken, 1992). Hutabarat dan Evans (1986)
menambahkan bahwa zooplankton sebagai kelompok hewan sangat banyak macamnya termasuk
kelompok Protozoa, Coelenterata, Moluska, Annelida dan Crustacea. Secara menyeluruh
plankton didominasi oleh jenis-jenis crustacea, baik dalam jumlah individu maupun jumlah
spesiesnya (Odum, 1971). Secara ekologi Nyabakken (1992) menyatakan bahwa hanya satu
golongan plankton yang sangat penting di laut yaitu kelas Copepoda dan filum Crustacea yang
mendominasi 50 – 80 % dari plankton yang berada di lautan (Wickstead, 1965). Muara sungai/
estuari adalah perairan pantai yang semi tertutup dimana air tawar dari sungai dan air laut
bertemu dan bercampur membentuk suatu ekosistem yang unik dan kompleks (Sumich, 1992) .

Fitoplankton memiliki peranan yang sangat penting di dalam suatu perairan karena
kemampuannya melakukan fotosintesis. Berperan sebagai pengikat awal energi matahari yang
sangat menentukan kelangsungan hubungan makan-memakan dalam kehidupan biota di laut
(Odum, 1971). Nybakken (1992) menyatakan bahwa fitoplankton air asin yang berukuran besar
dan terdapat dalam jumlah yang banyak adalah dari kelompok diatom dan dinoflagelata.
Alat dan bahan

 Plankton net
 Botol Sampel 600 ml
 Formalin
 Gayung
 Lakban hitam
 Kresek hitam
 Mikroskop
 Buku identifikasi

Prosedur kerja
 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
 Letakkan / posisikan plankton net diatas permukaan laut.
 Ambil air laut menggunakan gayung hingga penuh kemudian masukkan air dalam gayung ke
jaring plankton net.
 Lakukan 5 kali penyaringan.
 Akan ada air laut yang tertahan pada botol plankton net yang ada dijaring plankton net.
 Masukkan air yang ada pada botol plankton net kedalam botol sampel 600 ml.
 Bungkus botol sampel 600 ml dengan kresek hitam dan lakban hitam agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
 Beri label nama sampel, koordinat pada botol sampel.
 Masukkan botol sampel 600 ml kedalam coolbox.

Langkah kerja untuk meneliti sampel plankton


 Siapkan alat dan bahan
 Kocok botol sampel kemudian buka botol sampel dan ambil sampel menggunakan pipet
tetes.
 Tetes kan sampel diatas plat kaca sebanyak 2-3 tetes menggunkan pipet tetes
 Letakkan plat kaca pada meja preparat yang ada pada mikroskop.
 Lalu amati sampel dan gambar sampel.
Daftar pustaka
 Nontji,A.2005. Laut Nusantara Edisi Revisi. Jakarta: Djambatan.
 Nontji,A.2008. Plankton Lautan,Jakarta:LIPI Press.
 Hutabarat, S dan S.M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta. 159 p.
 Nyabakken. J. W., 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa Eidman
dkk. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd edition. W.B. Saunders. Co., London.
574 p

Anda mungkin juga menyukai