Arranged By:
1. MOHAMMAD AZZAM A ( 2018.1499.01.01 )
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam masuknya globalisasi dan perdagangan bebas telah membawa
dampak pada peningkatan lalu lintas orang semakin tinggi. Fenomena ini sudah
menjadi perhatian negara-negara di dunia termasuk Indonesia sebab setiap negara-
negara di dunia mempunyai kedaulatan untuk mengatur lalu lintas orang yang akan
masuk dan keluar wilayah negaranya. Dampak yang timbul semakin bervariasi,
menghadapi kenyataan ini masing-masing negara menyikapi dengan hati-hati dan
bijaksana supaya tidak berdampak negatif kepada sektor bisnis perekonomian suatu
negara atau hubungan yang disharmonis antarnegara, sehingga pedoman berhubungan
antar satu dengan yang lain seoptimal mungkin disesuaikan dengan kondisi sosial
politik masing-masing negara. Dampak yang ditimbulkan dari globalisasi yaitu,
perdagangan narkotika antarnegara, aksi-aksi terorisme yang mengancam keamanan
dan ketertiban dunia, perdagangan manusia (human dealing), penyelundupan manusia
(individuals sneaking), pencucian uang (illegal tax avoidance), imigran gelap,
perdagangan senjata dan lain sebagainya. Dari contoh dampak negatif di atas, dapat
digolongkan sebagai aksi kejahatan yang terorganisir atau sering disebut TOC
(Transnational Organized Crimes). Kejahatan tersebut bukan hanya mengancam
kedaulatan Negara Indonesia sendiri, tetapi juga mengancam dan mengganggu
ketentraman dan kedaulatan seluruh Negara di dunia. Untuk meminimalisasikan
dampak negatif yang timbul akibat time globalisasi dan dinamika mobilitas manusia,
baik warga negara Indonesia maupun orang asing yang keluar, masuk dan tinggal di
wilayah Indonesia, maka diperlukan suatu lembaga yang mengatur masalah tentang
1
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
keluar masuknya orang ke wilayah negara Republik Indonesia, yaitu Kantor Imigrasi.
Kantor Imigrasi adalah suatu lembaga yang mengatur masalah tentang keluar
masuknya orang ke wilayah negara Republik Indonesia. Permasalahan keimigrasian
diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Di mana
dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian
disebutkan bahwa "Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang masuk atau
keluar wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya
kedaulatan negara". Pengaturan bidang keimigrasian (lalu lintas keluar masuk) suatu
negara, berdasarkan hukum internasional merupakan hak dan wewenang suatu negara.
Dengan perkataan lain, merupakan salah satu indikator kedaulatan suatu negara.
Imigrasi juga mempunyai peran diberbagai bidang kehidupan berbangsa dan
bernegara seperti bidang ekonomi, politik, hukum, dan keamanan. Tindakan atau
sanksi yang dapat diberikan kepada orang asing yang melakukan tindak pidana
keimigrasian dibagi atas 2 (dua) bentuk yaitu: 1) melalui tindakan keimigrasian; dan
2) melalui expositions peradilan.Diperlukan suatu tindakan untuk mendetensikan
seorang asing dalam ruang detensi Imigrasi
2
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Sisi lain dari pelaksanaan penindakan atas pelanggaran ini adalah demi tegaknya
hukum dan untuk menjamin kepastian hukum di Negara Republik Indonesia sebagai
negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 serta menjunjung tinggin hak-hak asasi
manusia,baik untuk Warga Negara Republik Indonesia (WNI) maupun untuk Warga
Negara Asing (WNA) di wilayah Negara Republik Indonesia.
2. Rumusan Masalah
3
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
3. Pembahasan
4
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
telah diperiksa atau disetujui oleh pejabat negara tujuan. Pemeriksaan paspor dan visa
inilah sebagai bagian dari proses keimigrasian yang dapat dilanjutkan dengan
tindakan administratif keimigrasian. Melakukan suatu tindakan administrasi terhadap
orang yang tidak mentaati peraturan dan melakukan kegiatan yang berbahaya bagi
keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari:
5
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
6
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
7
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
8
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
a. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang
dikenai penangkalan
b. Alasan penangkalan
c. Jangka waktu penangkalan.
Jika salah satu unsur tersebut di atas tidak ada maka pejabat menteri dapat
menolak permintaan penangkalan yang diajukan oleh pejabat terkait, yang
disampaikan selambatlambatnya tujuh hari dari sejak tanggal permintaan penangkalan
diterima kepada pejabat bersangkutan, yang disertai dengan alasan penolakan
permintaan penangkalan seperti yang dimintakan pejabat terkait. Identitas orang yang
dikenai keputusan penangkalan akan dimasukkan ke dalam daftar penangkalan
melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, dan dengan diterbitkannya daftar
penangkalan tersebut, maka pejabat imigrasi wajib menolak orang asing yang dikenai
tindakan penangkalan untuk masuk wilayah Indonesia.
Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin
keimigrasian dengan status apapun, baik dalam kapasitas sebagai diplomat, dinas,
maupun biasa, termasuk umur dewasa maupun anak-anak. Setiap orang asing yang
masuk ke wilayah Negara RI wajib mendapat Izin Masuk. Izin Masuk diberikan
sesuai dengan jenis Visa yang dimiliki oleh orang asing yang bersangkutan.
Pemberian Izin Masuk ini dilakukan oleh pejabat imigrasi yang bertugas di TPI
dengan cara menarakan izin pada visa atau surat perjalanan orang asing yang
bersangkutan. Izin masuk diberikan juga kepada pemegang izin masuk kembali
selama izin masuk kembali itu masih berlaku. Izin masuk kembali diberikan oleh
Kepala Kantor Imigrasi setempat. Izin tinggal terdiri dari izin tinggal diplomatik, izin
tinggal dinas, izin tinggal kunjungan, izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap.
Dalam hal praktek keimigrasian, dokumen keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan
Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh pejabat imigrasi atau
pejabat dinas luar negeri. Dikatakan dokumen keimigrasian adalah suatu izin
keimigrasian berupa izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap yang tertera dalam
suatu kartu dengan format dan ukuran tertentu yang biasa disebut dengan Kartu Izin
9
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP). Selain itu instansi-
instansi lain, seperti Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Agama, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan instansi lain juga memiliki wewenang terkait izin
keimigrasian yang diberikan terhadap orang asing. Dalam UU Keimigrasian diatur
mengenai kewajiban bagi setiap orang asing yang berada di Indonesia, yaitu setiap
orang asing berada di wilayah Indonesia wajib memberikan keterangan yang
diperlukan mengenai identitas diri dan atau keluarganya, perubahan status sipil
kewarganegaraannya serta perubahan alamnya. Status sipil yang dimaksud dalam
kalimat ini adalah perubahan yang menyangkut perkawinan, perceraian, kematian,
kelahiran anak, pindah pekerjaan dan berhenti pekerjaan. Saat ini di seluruh dunia
tercatat kurang lebih ada 250 paspor dengan fitur pengamanan yang berbeda-beda.
Sehingga hal yang mustahil untuk mengetahui ciri-ciri paspor tersebut terlebih lagi
menghafalkannya satu persatu. Namun demikian dengan memahami hal-hal mendasar
seperti proses pembuatan kertas, percetakan, penjahitan, pendilidan dan penerbitan
paspor, petugas imigrasi dapat menemukan dokumen-dokumen palsu. Pembatasan
izin tinggal orang asing di Wilayah Republik Indonesia merupakan bagian dari
instrumen dalam penindakan administratif hukum keimigrasian di Indonesia. Seorang
warganegara asing yang memenuhi unsur-unsur pelanggaran UU Keimigrasian dapat
diberikan sanksi berupa pembatasan izin tinggal baik yang sifatnya sementara maupun
tetap. Penindakan adminsitratif berupa pembatasan izin tinggal dimaksudkan sebagai
bagian dari upaya prefentif untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius yang
dapat ditimbulkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang asing tersebut
selama berada di wilayah RI. Pejabat imigrasi yang ditunjuk dalam penindakan
administratif juga dapat melakukan evaluasi ulang atau perubahan terhadap izin
tinggal yang telah diberikan kepada orang asing yang dianggap atau patut diduga
melakukan kegiatan yang dapat mengganggu keamanan. Dalam kondisi yang lebih
serius, pejabat imigrasi memiliki kewenangan untuk membekukan atau membatalkan
izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing tersebut.
10
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
11
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
12
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
13
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Disamping itu perlu dibedakan antara Hukum Internasional Publik dan Hukum
Internasional Privat. Bila Hukum Internasional Publik mengatur hubungan antar
negara dan subjek-subjek hukum lainya seperti telah disinggung sebelum ini,hukum
internasional privat mengatur hubungan anatara individu-individu atau badan-badan
hukum dari negara-negara yang berbeda. Mengenai nama yang diberikan kepada
kedua sistem hukumini perlu dicatat bahwa untuk Hukum Internasional
privat,kwilifikatif privat selalu dipakai sedangkan untuk Hukum Internasional Publik
Kwalifikatif Publiknya sering tidak digunakan. Jadi untuk hukum internasional public
ini istilah yang dipakai pada umumnya hanya hukum internasional sesyai dengan
istilah aslinya International Law yang dipakai pertama kali oleh pakar hukum Inggris
yaitu Jeremy Bentham pada tahun 1780.
a) Merusak masyarakat sipil, sistem politik, dan kedaulatan suatu negara, melalui
pembudayaan kekerasan dan penyuapan, serta mengenalkan suatu kanker
korupsi ke dalam struktur politik;
b) Membahayakan mekanisme pasar, termasuk aktivitas kebijakan pemerintah
dan merusak keuntungan sistem ekonomi dan perdagangan yang adil, bebas
dan aman yang akan diterima oleh produsen maupun konsumen. Bahkan
dalam kasus yang ekstrim, semua sektor perdagangan yang legal akan terbawa
pada aktivitas ilegal, cenderung merongrong kedaulatan negara-bangsa dan
membiasakan individu-individu untuk berbuat sesuatu yang di luar kerangka
hukum;
14
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
15
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
final maupun melakukan reformasi hukum yang dirasa penting dan perlu bagi
penegakan hukum terkait kejahatan transnasional.
16
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
17
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Bagan 1
Transnational Criminal Organizations
18
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
19
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
20
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
dalam suatu lingkungan lain dari tempat di mana orang itu tinggal pada waktu
penipuan, tekanan atau lilitan hutang pertama kali. Perdagangan manusia (human
trafficking) menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007
adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan,
atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,
penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi
rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh
persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang
dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau
mengakibatkan orang tereksploitasi.
21
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
2. Kejahatan Korupsi
Prinsipprinsip hukum internasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
prinsipprinsip dasar dan fundamental yang terdapat dalam proses perampasan asset,
baik itu berdasarkan dokumen internasional seperti UNCAC, UNTOC, ataupun
UNODC, maupun dokumen regional seperti AMLAT. Perampasan aset, berdasarkan
UNCAC dan juga AMLAT dianggap sebagai fundamental principle, yang kemudian
diturunkan salah satu caranya melalui mutual legal assistance. Prinsipprinsip yang
tersirat dalam UNCAC, yang meliputi, prinsip: Pertama, terkait dengan kerjasama
internasional (international cooperation); Kedua, terkait dengan bantuan hukum timbal
balik (mutual legal assistance); Ketiga, terkait dengan pemeriksaan bukti dan halhal
yang terkait dengan kejahatan; dan keempat, terkait dengan penafsiran atas halhal
terkait dengan perampasan aset dalam Konvensi UNCAC. Prinsipprinsip tersebut, di
elaborasi menggunakan prinsipprinsip terkait dengan perampasan aset melalui mutual
legal assistance, yang meliputi: (1) sufficient of evidence, (2) double criminality, (3) Ne
bis in Idem atau Double Joepardy, (4) Reciprocity, (5) Speciality atau Use of
Limitation, (6) Genaral Human Rights Consideration, (7) The Rights Suspects and
Persons Charged with Criminal Offences, (8) Consideration of the Likely Severity of
Punishment, yang termasuk juga pada kasuskasus hukuman mati (death penalty), (9)
political offences, (10) public atau national interest, dan (11) bank secrecy dan fiscal
fraud.
22
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
yang secara tegas menjabarkan hak dan kewajiban negaranegara anggotanya, “all
treaties contain obligations for the states that are parties to them”. Analisis perjanjian
internasional, juga bisa dilihat dari konten atau isi perjanjian tersebut, setidak tidaknya
dalam melihat perjanjian internasional, ada dua bentuk yang berbeda, yakni, pertama
berupa law making treaties (traités lois), dan kedua berupa contractual treaties (traités-
contracts). Berdasarkan penggolongan dua bentuk tersebut, maka ASEAN Mutual
Legal Assistance Treaty, termasuk dalam contractual treaty, sebab AMLAT berisikan
aturanaturan pelaksana khusus terkait dengan bantuan hukum timbal balik dengan
tujuantujuan dan kepentingan tertentu.
UNCAC dan AMLAT, sebagai instrumen hukum internasional dan juga regional,
untuk bisa diberlakukan ke dalam hukum nasional haruslah diratifikasi ke dalam
undang-undang nasional. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 11 VCLT bahwa
“the consent of a State to be bound by treaty may be expressed by signature, exchange
of instrument constituting a treaty, ratification, acceptance, approval or accession, or
by other means if so agreed”. Namun demikian, keberlakuan dan hubungan hukum
internasional dengan hukum nasional, pada praktek negaranegara, dapat dipahami
melalui dua teori berbeda: monisme dan dualisme. Pada teori monisme, hukum
internasional tidak perlu diterjemahkan dan diturunkan ke dalam hukum nasional, sebab
ratifikasi itu sendiri secara otomatis dan langsung memasukan hukum internasional ke
dalam hukum nasional, misalnya dalam pelaksanaan jurisdiksi Mahkamah Pidana
Internasional (International Criminal Court/ICC) dapat langsung diproses dalam
peradilan nasional. Sementara itu, teori dualisme justru bertentangan dengan teori
monisme, dimana teori dualisme menegaskan bahwa perjanjian internasional untuk bisa
berlaku sebagai hukum nasional, maka perjanjian tersebut harus ditransformasikan
melalui undangundang nasional. Maka jika negaranegara sebagai dualist states, maka
baik UNCAC maupun AMLAT harus diturunkan ke dalam hukum nasional melalui
undangundang nasional.
Dua aliran tersebut monisme dan dualism menimbulkan banyak perbedaan dan
perdebatan dalam praktiknya. Melda Kamil sebagaimana dikutip Dewanto berpendapat
bahwa Indo nesia merupakan negara penganut monisme sebab di dalam undangundang
pengesahan selalu dilampirkan perjanjian internasionalnya sehingga perjanjian
internasional tersebut dapat digunakan oleh para hakim di pengadilan sebagai sumber
hukum formal dalam menyelesaikan sebuah perkara. Sejalan dengan Melda Kamil,
23
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Agusman juga melihat bahwa beberapa hakum secara berani menggunakan kaidah-
kaidah hukum internasional sebagai dasar hukum dalam memutus perkara. Namun,
Eddy Pratomo justru menyatakan bahwa tidak ada negara yang secara murni
menerapkan salah satu teori tersebut—monisme ataupun dualisme—sebab negara-
negara melakukan kombinasi keduanya berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Lebih jauh, analisis dalam perjanjian internasional, dimana proses perberlakuannya
pasca ratifikasi harus melalui proses transformasi. Hukum internasional
ditransformasikan ke dalam hukum nasional terlebih dahulu sebelum dapat digunakan
di pengadilan nasional. Perberlakuan ini dikenal sebagai implementing legislation
dimana peraturan perundangundangan yang dibuat oleh lembaga legislatif merupakan
hasil dari proses transformasi perjanjian internasional ke dalam peraturan perundang-
undangan nasional.
24
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Definisi terorisme sampai dengan saat ini masih menjadi perdebatan meskipun
sudah ada ahli yang merumuskan dan juga dirumuskan di dalam peraturan
perundangundangan. Akan tetapi ketiadaan definisi yang seragam menurut hukum
internasional mengenai terorisme tidak serta-merta meniadakan definisi hukum
terorisme itu. Masing-masing negara mendefinisikan menurut hokum nasionalnya
untuk mengatur, mencegah dan menanggulangi terorisme. Kata “teroris” dan terorisme
berasal dari kata latin “terrere” yang kurang lebih berarti membuat gemetar atau
menggetarkan. Kata teror juga biasa menimbulkan kengerian. Akan tetapi sampai
dengan saat ini belum ada definisi terorisme yang bisa diterima secara universal. Pada
dasarnya istilah terorisme merupakan sebuah konsep yang memiliki konotasi yang
sensitif karena terorisme mengakibatkan timbulnya korban warga sipil yang tidak
berdosa.15 Negara Kanada mendefinisakan terorisme sebagai berikut :
“Defining “terrorist Activity” in the Criminal Code as an action that takes place
either within or outside of Canada that : is taken or threaters the pulic or national
security by killing, seriously harming or endangering a person, causing substansial
property damage that is likely to seriously harm people or by interfering with or
disrupting an essential service facility or system, (Department of Justice, 2002;2).16,
(penjelasan “Aktivitas teroris” dalam Kitab Undang-Undang Pidana sebagai
suatu tindakan yang berlangsung baik di dalam maupun di luar Canada bahwa : diambil
atau mengancam orang banyak/masyarakat atau keamanan nasional dengan
pembunuhan, dengan serius kerugian atau membahayakan seseorang, menyebabkan
substansial kerusakan (properti/milik) yang mengkin untuk dengan serius merugikan
orang-orang atau dengan bertentangan atau mengganggu suatu (jasa;layanan) penting,
fasilitas atau system).”
Menurut Undang-Undang No 15 tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme Pasal 1 (1) yang dimaksud dengan terorisme adalah : “Tindak pidana
terorisme adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang ini.” Pasal
7 UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
memberikan penjelasan lebih rinci lagi tentang pengertian terorisme yaitu : “Setiap
orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
25
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
bermaksud untuk menimbulkan suasana terror atau rasa takut terhadap orang secara
meluas atau yang menimbulkan korban yang bersifat missal dengan cara merampas
kemerdekaan atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain, atau untuk
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis,
atau lingkungan hidup, atau fasilitas publik, atau fasilitas internasional, dipidana
dengan penjara paling lama seumur hidup. Contoh-contoh tindakan terorisme di
beberapa Negara termasuk Indonesia yang belakangan ini sering terjadi dan mulai
meresahkan masyarakat internasional adalah sebagai berikut :
a) Peristiwa Word Trade Center (WTC) yang terjadi pada tanggal 11 september
2001 di Amerika serikat yang mengakibatkan sekitar 3000 orang luka-kuka dan
meninggal. Peristiwa tersebut terjadi bukan dilakukan dengan pengeboman
tetapi dengan menabrakkan pesawat komersil milik Amerika. Dalam peristiwa
ini pemerintah Amerika mengatakan bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh
terorisme yang disebut dengan Al-Qaeda dibawah pimpinan Osama Bin Laden.
Pada waktu itu tiga pesawat komersil Amerika dibajak dan dua ditabrakan ke
gedung kembar WTC dan Pentagon, sedangkan yang satunya jatuh di daerah
pedalaman Penysylvania;
b) Aksi Terorisme di kedutaan Amerika Serikat (AS) di Nairobi (Kenya) telah
menewaskan 224 orang dan melukai lebih dari 5000 orang;
c) Serangkaian ledakan bom terjadi pada malam Natal pada 24 desember 2000 di
beberapa kota (Batam, Pekanbaru, Jakarta Sukabumi, Mojokerto, Kudus,
Mataram), merenggut 16 jiwa dan melukai 96 orang serta mengakibatkan 37
mobil rusak.
d) Sabtu malam pada 12 Oktober 2002 menjadi terkenal dengan peristiwa Bom
Bali I di kawasan Legian Kuta Bali. Tiga ledakan bom bunuh diri yang
mengguncang Paddy’s Club dan Sari Club Bali memakan korban 202 nyawa
yang mayoritas adalah warga Negara Australia serta 300 lainnya terluka. Kasus
Bom Bali I ini tercatat sebagai aksi terorisme terbesar yang terjadi dalam
sejarah bangsa Indonesia.
e) Pada 9 September terjadi ledakan bom bunuh diri dengan kekuatan besar di
depan Kedutaan Besar Australia di Kuningan, Jakarta. Kasus yang dikenal
dengan peristiwa Bom Kuningan ini menyebabkan 5 orang tewas dan 161 orang
luka-luka. Tercatat pelakunya adalah Heri Golun.
26
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
f) Pada 31 Desember 2005 terjadi Bom Pasar Palu, bom meledak di sebuah pasar
di kota palu, Sulawesi Tengah. Yang menewaskan 8 orang dan melukai
sedikitnya 45 orang.
g) Pada tanggal 11 Maret 2004, terjadi ledakan bom di Madrid, Spanyol yang
terjadi di kereta computer. Pada peledakan tersebut sebuah kelompok yang tidak
dikenal mengaku bertanggung jawab atas peledakan tersebut dan mengaku
mempunyai hubungan dengan Al-Qaeda. Korban akibat dari itu bukan hanya
warga Negara Spanyol saja tetapi banyak juga dari Negara lain seperti Kuba,
Chili, Polandia, Peru dan Kolombia.
27
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
4. Rekomendasi
Era Global menjadi momok yang sangat memberikan dampak bagi seluruh
Negara,dengan ancaman yang masuk saat ini bisa berdampak bagi kestabilan
Kedaulatan Negara. Hukum Internasional yang menopang setiap budaya di seluruh
belahan dunia pun bukan menjadi jalan keluar dalam menangani kasus Kejahatan
Transnasional. Tindakan Administratif Keimigrasian di Indonesia menjadi salah satu
upaya yang menjadi alasan kuat Indonesia untuk menjaga Kedaulatan Negara guna
mencegah ancaman datang ke Indonesia. Maka dapat di simpulkan bahwa :
28
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai
saksi, tersangka dan ahli. b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri
menyangkut peristiwa tindak pidana atau pelanggaran yang terjadi dan dapat
memenuhi unsur-unsur peraturan yang dilanggar atau yang disangkakan
kepada terperiksa.
29
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
30
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
Daftar Pustaka
A. Peraturan Perundang-Undangan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1994 Tentang Tata
Cara Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian.
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02-PW.09.02
Tahun 1995 Tentang Tata Cara Pengawasan, pengajuan keberatan
orang asing dan tindakan keimigrasian.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M-
05.IL.02.01 Tahun 2006 Tentang Rumah Detensi Imigrasi
(Rudenim).
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tatacara
Pengawasan Keimigrasian.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 49 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemantauan OrangAsing dan Organisasi Masyarakat Asing di
Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2010 Tentang Pedoman
Pemantauan Tenaga Kerja Asing Di Daerah.
31
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
32
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
http://www.imigrasi.go.id/index.php/en/component/content/article/57-info-public-
indonesia/28-bebas_visa_kunjungan#persyaratan , diakses pada
hari Rabu (04/09/2019), pukul 15.18 WIB.
https://indotimur.com/nusantara/tim-pemantauan-orang-asing-dan-organisasi-
asing-kabupaten-sekadau-gelar-rakor, diakses pada hari Kamis
(05/09/2019), pukul 21.25 WIB.
https://www.merdeka.com/uang/ombudsman-sebut-banyak-warga-negara-asing-
manfaatkan-visa-kunjungan-untuk-bekerja.html, diakses pada hari
Kamis (05/09/2019), pukul 22.05 WIB.
http://mediaindonesia.com/index.php/news/read/44341/imigrasi-kewalahan-
awasi-orang-asing/2016-05-09, diakses pada hari Jumat (06/09/2019),
pukul 21.00 WIB.
33
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
https://medan.tribunnews.com/2017/07/20/segini-total-imigran-gelap-sepanjang-
2017, diakses pada hari Selasa (10/09/2019), pukul 11.21 WIB.
https://tirto.id/indonesia-negara-transit-favorit-imigran-gelap-cZ7w, diakses pada
hari Selasa (10/09/2019), pukul 14.32 WIB.
https://www.sbs.com.au/news/comment-prosecuting-people-smugglers-in-indonesia,
diakses pada hari Rabu (11/09/2019), pukul 08.54 WIB.
https://www.berandahukum.com/2018/11/sistem-hukum-menurut-lawrence-m-
friedman_0.html, Diakses pada hari Rabu (11/09/2019), pukul 09.56
WIB.
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_37_1999.htm, diakses pada hari Rabu (11/09/2019),
pukul 14.15WIB.
https://news.detik.com/berita/d-1795871/5-alasan-indonesia-jadi-surga-transit-
imigran-gelap-ke-australia, diakses pada hari Rabu (11/09/2019),
pukul 19.11 WIB.
https://news.detik.com/berita/d-3442963/14425-imigran-ilegal-penuhi-indonesia-
ini-langkah-pemerintah, diakses pada Hari Kamis (12/09/2019),
pukul 08.06 WIB.
https://www.nolo.com/legal-encyclopedia/who-is-undocumented-immigrant.html,
diakses pada hari Kamis (12/09/2019), pukul 13.51 WIB.
https://www.embassyofindonesia.org/index.php/dokumen-perjalanan-republik-
indonesia/, diakses pada hari Kamis (12/09/2019), pukul 15.15 WIB.
34
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
D. Jurnal Ilmiah
Nugroho,Trisapto Wahyudi Agung. “Optimalisasi Peran Timpora Pasca
Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Bebas Visa Kunjungan (Role Optimization Of The Foreigners
Supervision Team Post The Presidential Decree Number 21/2016
On Visa Visit Exemption)”. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I, 2017.
Syahrin, M Alvi. “Menakar Kedaulatan Negara Dalam Perspektif Keimigrasian”
(Assessing State’s Sovereignty From The Perspective Of
Immigration Affairs). Bhumi Pura. Jakarta: Direktorat Jenderal
Imigrasi, 2018.
Mayakapti, Ufi. “Peraturan Daerah Sebagai Instrumen Hukum Pendukung
Akselerasi Implementasi Pengawasan Terhadap Orang Asing Pasca
Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK).” Jurnal Hukum Bisnis
Bonum Commune. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya,
2019.
Maulana, Addin. “Pengaruh Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Perjalanan
Wisatawan Nusantara Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor
Pariwisata Di Indonesia (The Influence Of International And
Domestic Tourist Visit To Tourism Employment In Indonesia).”
Jakarta: Kementrian Pariwisata, 2016.
Nugroho,Trisapto Wahyudi Agung. ” Optimalisasi Peran Timpora Pasca
Berlakunya Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Bebas Visa Kunjungan (Role Optimization Of The Foreigners
Supervision Team Post The Presidential Decree Number 21/2016
On Visa Visit Exemption).” Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I, 2017.
Ariani,Nevey Varida. “Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal Di
Indonesia (Law Enforcement Against Illegal Foreign Workers In
Indonesia.” Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum
dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia R.I, 2018.
Ariani,Nevey Varida. “Penegakan Hukum Terhadap Tenaga Kerja Asing Ilegal Di
Indonesia (Law Enforcement Against Illegal Foreign Workers In
Indonesia.” Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum
dan Hak Asasi Manusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia R.I, 2018.
Morradi,Villian Febri. “Peran Rumah Detensi Imigrasi dalam Perlindungan Hak
Asasi Manusia Pencari Suaka.” Pendecta. Semarang : Universitas
Negeri Semarang. 2015.
35
ESAI HUKUM KEIMIGRASIAN
36