Anda di halaman 1dari 6

No : 56.hi.03.fd.

14 Jakarta, 13 Maret 2014


Hal : Gugatan tentang Pemutusan Hubungan Kerja.

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Jl. MT. Haryono Kav.52
Jakarta

Dengan hormat,
Perkenankanlah kami Darmanto, S.H, M.Hum, Willy Farianto, S.H, M.Hum , Dian Dwi Prasetyo,
S.H.,M.H. dan Lorita Fadianty, SH., Para Advokat pada Farianto & Darmanto Law Firm yang beralamat
di GEDUNG LINA 2nd floor, suite 205 A Jl H.R Rasuna Said Kav-B7 Kuningan Jakarta 12910, dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama PT. Danareksa (Persero) yang berkantor pusat di Jl. Medan
Merdeka Selatan No. 14 Jakarta Pusat 10110, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 7 Maret
2014, selanjutnya disebut sebagai Penggugat.

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap :

Sdr. Freddy Anil, beralamat di Perum Griya Sarana Husada Kav. 23 RT 025 RW 004 Desa/Kel. Gandul,
Kec. Cinere, Depok, selanjutnya disebut sebagai Tergugat.

Adapun gugatan Penggugat ini diajukan berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Penggugat merupakan suatu perseroan yang bergerak di bidang jasa keuangan, berkantor
di Jl.Medan Merdeka Selatan No.14 Jakarta 10110, selanjutnya disebut Pengusaha;

2. Bahwa Tergugat adalah pekerja pada perusahaan Penggugat yang memulai masa kerja pada
tanggal 8 Januari 1996 dengan posisi terakhir grade 12 dan jabatan terakhir sebagai Special
Assignment Officer di Divisi Corporate Secretary, dengan upah terakhir sebesar Rp. 18.900.000,-
(delapan belas juta sembilan ratus ribu rupiah) ;

3. Bahwa Penggugat memiliki fasilitas Car Ownership Program (COP) yang diatur dalam Keputusan
Direksi No. KD-31/10/LC tanggal 14 September 2007 sebagaimana telah dirubah dengan
Keputusan Direksi No. KD-37/038/DIR tanggal 28 November 2013 Tentang fasilitas Transportasi;

4. Bahwa atas fasilitas Car Ownership Program (COP) tersebut, Tergugat telah mengajukan
permohonan pada bulan September 2011, untuk pembelian 1 (satu) unit mobil baru, merk/tipe
Peugeot 5008 tahun pembuatan 2010 warna hitam senilai RP.475.500.000,- (empat ratus tujuh
puluh lima juta lima ratus ribu rupiah);

5. Bahwa berdasarkan bukti transfer yang telah dilakukan oleh Penggugat pada tanggal 5 Oktober
2011, 18 Oktober 2011 dan 29 November 2011 atas fasilitas Car Ownership Program (COP) yang
diajukan Tergugat tersebut, total fasilitas Car Ownership Program (COP) yang diterima oleh
Tergugat berjumlah Rp. 478.490.200,- (empat ratus tujuh puluh delapan juta empat ratus
sembilan puluh ribu dua ratus rupiah);

1
6. Bahwa dalam Pasal 5 Keputusan Direksi No. KD-31/10/LC tanggal 14 September 2007 juncto
pasal 3 ayat (8) Keputusan Direksi No. KD-37/038/DIR tanggal 28 November 2013 Tentang
fasilitas transportasi yang berbunyi : “…….. Pegawai wajib menyerahkan BPKB untuk disimpan
oleh Perusahaan sebagai jaminan atas Fasilitas Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
Pasal ini dan akan diserahkan kembali kepada Pegawai apabila Pegawai telah memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dan ayat (10) Pasal ini”, mewajibkan pekerja
untuk menyerahkan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kepada Perusahaan sebagai
jaminan;

7. Bahwa sejak Tergugat menerima unit kendaraan bermotor beserta dokumen kendaraan, sampai
saat ini Tergugat belum menyerahkan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) kepada
Penggugat.;

8. Bahwa tindakan Tergugat yang tidak menyerahkan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB)
merupakan pelanggaran terhadap Pasal 14 ayat 2 PKB 2013-2015 Jo. Pasal 4 butir 12 Keputusan
Direksi No. KD-36/23/CS-HR tanggal 1 Oktober 2012 tentang Peraturan Displin Pegawai PT.
Danareksa (Persero), anak perusahaan dan afiliasinya, yang berbunyi sebagai berikut :
a. Pasal 14 ayat 2 PKB periode 2013-2015 “Bilamana terjadi pelanggaran tata tertib dan
kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja
Bersama ini, Kebijakan Perusahaan, Keputusan Direksi, maupun peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan
oleh Pegawai, Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah atau tindakan berupa
pemberian hukuman dan sanksi, sebagai berikut :
(i) Hukuman/Sanksi disiplin terhadap pelanggaran ringan ………
(ii) Hukuman/Sanksi disiplin terhadap pelanggaran sedang ……….
(iii) Hukuman/Sanksi disiplin terhadap pelanggaran berat, berupa:
a. Surat Peringatan III, yang dapat berakibat pada Pembebasan dari jabatan,
penurunan pangkat, penurunan gaji, ganti rugi, dan/atau skorsing
b. Pemutusan Hubungan Kerja
c. Sanksi-sanksi lain yang dinilai perlu.”

b. Pasal 4 butir 12 Keputusan Direksi No. KD-36/23/CS-HR tanggal 1 Oktober 2012 tentang
Peraturan Displin Pegawai PT. Danareksa (Persero), anak perusahaan dan afiliasinya
menyebutkan “Seluruh pegawai dilarang untuk melakukan pelanggaran sebagai berikut :
Melanggar hal-hal yang diatur dalam Kesepakatan Kerja, Peraturan Persero, Kode Etik
Persero, Buku Pedoman, Kebijakan dan Prosedur, Peraturan Internal, Perjanjian Kerja
Bersama, peraturan umum/profesi, atau peraturan perundang-undangan lainnya.”

9. Bahwa tindakan Tergugat yang tidak menyerahkan BPKB merupakan pelanggaran terhadap Pasal
4 butir 12 Keputusan Direksi No. KD-36/23/CS-HR tanggal 1 Oktober 2012 tentang Peraturan
Displin Pegawai PT. Danareksa (Persero), anak perusahaan dan afiliasinya yang dikualifikasikan
sebagai pelanggaran berat sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5 ayat 4 Keputusan Direksi No.
KD-36/23/CS-HR tanggal 1 Oktober 2012 tentang Peraturan Displin

2
Pegawai PT. Danareksa (Persero) yang berbunyi “yang termasuk didalam kategori pelanggaran
disiplin berat adalah pelanggaran terhadap larangan pegawai seperti yang tercantum pada
Pasal 4 ayat 1 hingga ayat 12 …………..”;

10. Bahwa atas tindakan Tergugat tersebut dan sesuai Pasal 14 ayat 2 PKB periode 2013-2015, anak
perusahaan dan afiliasinya, Tergugat telah diberikan sanksi Surat Peringatan Ketiga No. S-
37/054/DIR tertanggal 11 Juli 2013 oleh Penggugat;

11. Bahwa setelah Tergugat diberikan sanksi Surat Peringatan Ketiga oleh Penggugat, Tergugat tidak
juga menyerahkan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), sehingga sebagai tindak lanjut atas
Surat Peringatan Ketiga tersebut, Penggugat melalui surat No. S-37/064/DIR tertanggal 4
September 2013, perihal tindak lanjut Surat Peringatan Ketiga (SP3) menurunkan grade Tergugat
yang semula grade 13 diturunkan menjadi grade 12 dan memberikan batas waktu kepada
Tergugat untuk menyerahkan BPKB (Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor) paling lambat tanggal 30
September 2013;

12. Bahwa setelah Tergugat diturunkan gradenya menjadi Grade 12 dan sampai batas waktu
pengembalian BPKB yang telah ditentukan, Tergugat tetap tidak menyerahkan Bukti Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB), oleh karenanya Penggugat kembali menerbitkan surat No. S-
37/081/DIR tertanggal 1 November 2013, perihal tindak lanjut Kedua Surat Peringatan Ketiga
(SP3) Jo. Surat No. S-37/162/HR perihal Mutasi tertanggal 30 Oktober 2013, yang memutuskan
bahwa Tergugat dimutasi ke Divisi Corporate Secretary sebagai Special Assignment Officer efektif
per tanggal 1 November 2013;

13. Bahwa oleh karena Tergugat telah dikualifikasikan melakukan pelanggaran berat dan telah
berkali-kali mendapat pembinaan/sanksi dari Penggugat tetapi Tergugat tidak juga menyerahkan
Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), maka Penggugat bermaksud untuk melakukan proses
hukum pemutusan hubungan kerja dengan pekerja;

14. Bahwa atas proses hukum pemutusan hubungan kerja tersebut, maka pekerja berhak atas
kompensasi sesuai pasal 156 ayat (20, (3) & (4) UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
sebagai berikut:
- Pesangon : 1 x 9 x Rp.18.900.000,- = Rp.170.100.000,-
- Penghargaan Masa Kerja: 1 x 6 x Rp.18.900.000,- = Rp.113.400.000,-
- Penggantian perumahan dan pengobatan:
15% x (Rp.170.100.000,- + Rp.113.400.000,-) = Rp.42.525.000,-
Total kompensasi = Rp.326.025.000,-

15. Bahwa berdasarkan perhitungan pelunasan Car Ownership Program (COP) per bulan November
2013, Tergugat memiliki kewajiban untuk membayar kekurangannya kepada Penggugat sebesar
Rp. 235.091.539,- (dua ratus tiga puluh lima juta sembilan puluh satu ribu lima ratus tiga puluh
sembilan rupiah);

3
16. Bahwa berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Nomor : SP-022/USP/KOM/2012 tertanggal 26
Januari 2012, Tergugat memiliki pinjaman di Koperasi Danareksa (KOPEDANA) sebesar Rp.
595.000.000,- (lima ratus Sembilan puluh lima juta rupiah) dengan angsuran sebesar Rp.
7.083.333,- (tujuh juta delapan puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah) setiap bulan
selama 84 bulan dengan memotong gaji Tergugat;

17. Bahwa berdasarkan surat kuasa tertanggal 02 April 2013, Koperasi Danareksa (Kopedana)
memberikan kuasa kepada Human Capital PT. Danareksa (Persero) untuk memotong gaji
Tergugat setiap bulannya atas pinjaman Tergugat sebesar Rp. 7.083.333,- (tujuh juta delapan
puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah);

18. Bahwa berdasarkan surat keterangan dari Koperasi Danareksa (KOPEDANA) tertanggal 05 Maret
2014, sisa pinjaman (outstanding) Tergugat per Maret 2014 adalah sebesar Rp.241.666.667,-
(dua ratus empat puluh satu juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh
tujuh rupiah);

19. Bahwa berdasarkan pasal 24 ayat (1) huruf c. Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1981 tentang
Perlindungan Upah dan penjelasannya, menyatakan “hal-hal yang dapat diperhitungkan
dengan upah adalah : uang muka atas upah, kelebihan upah yang telah dibayarkan dan
cicilan hutang buruh kepada pengusaha, dengan ketentuan harus ada tanda bukti tertulis”;

Penjelasan Pasal 24 ayat (1) huruf c :


“Untuk memperhitungkan hutang piutang buruh jika terjadi pemutusan hubungan kerja
selain dapat diperhitungkan dari upah juga dari uang pesangon”;

20. Bahwa selanjutnya pasal 24 ayat (4) Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 menyatakan
“Pada waktu pemutusan hubungan kerja seluruh hutang piutang buruh dapat diperhitungkan
dengan upahnya;

21. Bahwa berdasarkan pasal 24 ayat 1 huruf c dan ayar 4 peraturan pemerintah No. 8 tahun 1981
tentang perlindungan upah, maka Penggugat berhak untuk memotong kompensasi pemutusan
hubungan kerja Tergugat atas kewajiban Tergugat. Dengan perhitungan sebagai berikut :

Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja Rp.326.025.000,-


kewajiban atas fasilitas car ownership program Rp.235.091.539
kewajiban kepada Koperasi Danareksa Rp.241.666.667 +
Total Kewajiban Rp. 476.758.206,-

Kompensasi – Total kewajiban = Rp. 326.025.000 – Rp. 476.758.206 = (-) Rp. 150.733.306
(minus seratus lima puluh juta tujuh ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus enam rupiah)

4
22. Bahwa oleh karena Kewajiban Tergugat lebih besar dari kompensasi yang seharusnya diterima
Tergugat, maka Tergugat harus dihukum untuk membayar kewajiban kepada Penggugat sebesar
Rp.150.733.306,- (seratus lima puluh juta tujuh ratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus enam
rupiah);

23. Bahwa dalam proses hukum pemutusan hubungan kerja, antara Penggugat dengan Tergugat
telah dilakukan perundingan bipartite pada tanggal 22 November 2013, dengan
kesimpulan/hasil bahwa antara Penggugat dengan Tergugat sepakat untuk melakukan
pemutusan hubungan kerja, namun terkait jumlah kompensasi belum tercapai kesepakatan;

24. Bahwa oleh karena perundingan bipartite telah gagal dan sambil menunggu proses hukum
pemutusan hubungan kerja, maka Penggugat memenerbitkan surat no. S-37/177/HR Tertanggal
25 November 2013 Perihal Pembebasan Sementara dari Tugas (Skorsing) kepada Tergugat,
efektif sejak tanggal 26 November 2013 dengan tetap menerima upah;

25. Bahwa terhadap perselisihan tersebut telah dilakukan Mediasi oleh Mediator Dinas Tenaga kerja
dan Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Pusat dan telah dikeluarkan surat Anjuran No.344/-
1.8351 tertanggal 13 Februari 2014, yang pada pokoknya menganjurkan Agar Pihak Perusahaan
PT. Danareksa (Persero) memberikan uang pesangon dan lain-lain sebesar 1 (satu) kali Pasal 156
ayat 2, 3 dan 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan dasar
perhitungan menggunakan gaji lama Tergugat yaitu sebesar Rp. 32.489.100,-(tiga puluh dua
juta empat ratus delapan puluh Sembilan ribu seratus rupiah);

26. Bahwa selain alasan-alasan hukum yang telah kami uraikan di atas, Penggugat juga telah hilang
kepercayaan terhadap Tergugat dan hubungan Penggugat dengan Tergugat sudah tidak harmonis
lagi sehingga sudah sepatutnya hubungan kerja dinyatakan berakhir;

27. Bahwa gugatan Penggugat ini didasarkan pada alasan dan bukti-bukti yang kuat, oleh karenanya
sudah sepatutnya apabila gugatan Penggugat dikabulkan untuk seluruhnya.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan


Industrial Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, sudilah kiranya untuk memeriksa dan mengadili
serta menjatuhkan putusan sebagai berikut :

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan perbuatan Tergugat telah melanggar Perjanjian Kerja Bersama periode 2013-
2015 dan Keputusan Direksi No. KD-36/23/CS-HR tanggal 1 Oktober 2012 tentang Peraturan
Displin Pegawai PT. Danareksa (Persero), anak perusahaan dan afiliasinya;

3. Menyatakan hubungan kerja antara PT. Danareksa (Persero)//Penggugat dengan Freddy Anil/
Tergugat putus terhitung sejak putusan ini dibacakan;

4. Menyatakan bahwa oleh karena kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja Tergugat setelah
dikurangi dengan kewajiban Tergugat atas fasilitas car ownership program dan Koperasi

5
Danareksa jumlahnya masih lebih besar kewajibannya, maka Penggugat tidak dihukum untuk
membayar kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja kepada Tergugat;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar kewajiban/hutang kepada Penggugat sebesar:


Rp.150.733.206,- (seratus lima puluh juta tujuh ratus tiga puluh tiga ribu dua ratus enam
rupiah);

6. Menetapkan biaya perkara menurut hukum.

Atau apabila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain, Penggugat mohon putusan yang
seadil-adilnya, (ex aequo et bono)

Demikian gugatan Penggugat ini disampaikan, semoga Majelis Hakim yang akan memeriksa dan
mengadili perkara ini berkenan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

Hormat Kami,

Kuasa Hukum Penggugat

Darmanto, S.H., M.Hum Willy Farianto, S.H., M.Hum

Dian Dwi Prasetyo, S.H.,M.H. Lorita Fadianty,S.H.

Anda mungkin juga menyukai