Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Good Governance Di Singapura

    

Singapura menduduki peringkat 2 dengan skor 92.9 setelah negara Hongkong


dalam Good Governance For International Business Index In Asia Pasific For
2010 serta menduduki peringkat 2 juga dalam Global Competitiveness
Index 2013-2014. Kedua program adalah program yang digunakan untuk
mengukur seberapa baik jalannya tata suatu negara berdasarkan prinsip-
prinsip Good Governance (transparansi, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi,
dan aspek lainnya). Berikut adalah kinerja bagaimana tata kelola di negara
Singapura yang sangat baik sehingga membuatnya menjadi 5 besar dalam kedua
program yang menjadi tolak ukur prinsip Good Governance tersebut.
 ENFORCEMENT
Di Singapura selalu dilakukan revisi ulang terhadap tata kelola
pemerintahan agar menjadi lebih baik daripada sebelumnya.  Menerapkan tata
kelola perusahaan yang baik dapat menyebabkan nilai total asset tiap
perusahaan menjadi naik dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dilihat dari nilai
total asset yang selalu meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, net
profit dari perusahaan juga bertambah serta mendapat tambahan dana baik dari
investor maupun dari nasabah. Contohnya bank OCBC di Singapura mengalami
total asset yang meningkat dari tahun 2009 ke 2010 hingga 18%.

Di Singapura berdasarkan peraturan dari Monetary Authority of


Singapore (MAS) Act part IV Powers, Duties, Functions of
Authority dimanaMonetary Authority of Singapore (MAS) dapat
melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan-perusahaan dan dapat
memberikan sanksi jika perusahaan tidak menjalankan peraturan dengan baik
dan tidak mau dilakukan pemeriksaaan terhadap perusahaannya. Hal tersebut
dilakukan salah satunya adalah untuk mencegah adanya korupsi di negara
Singapura.
                Terdapat catatan keberhasilan manipulasi pasar di Singapura
yang diumumkan olehMonetary Authority of Singapore (MAS). Contohnya,
tahun 2010 ada kasus penipuan transaksi saham dimana dengan cara
memanipulasi nilai saham yang tentu saja merugikan pasar saham serta
sekuritas yang lainnya.
Selain itu, Singapura juga mengumumkan hasil kasus penegakan secara
rinci dan dapat dipercaya. Hasil tersebut disampaikan secara rinci dan dapat
dipercaya di website Monetary Authority of Singapore (MAS) dimanaMonetary
Authority of Singapore (MAS) akan memberikan secara detail tentang kasus
yang terjadi, pelaku, serta tindakan pelaku dalam melakukan fraud. Singapura
juga mendirikan Corrupt Practices Investigation Bureau
(CPIB) yang bertugas untuk mencegah terjadinya korupsi di perusahaan
sektor swasta maupun publik. Dapat dilihat bahwa Singapura memiliki sistem
yang sangat terkontrol dalam mengatur hal-hal yang ada di dalam negara agar
negara dapat lebih maju dan terhindar dari hal-hal negatif yang tidak diinginkan.

Corporate Governance Rules and Practices di Singapura

Standar laporan keuangan di negara Singapura sudah menggunakan


standar internasional yaitu Singapore Financial Reporting Standards (SFRS)
yang sudah mengikuti International Financial Reporting Standards (IFRS)
sehingga memiliki standar dan praktik laporan keuangan yang sudah baik ketika
dibandingkan dengan standar internasional. Ada kode yang dikeluarkan akan
tata kelola perusahaan dimana perusahaan wajib mengungkapkan praktik tata
kelola dengan referensi khusus serta mengungkapkan dan menjelaskan setiap
perbedaan pelaksanaan dalam laporan tahunan perusahaan sehingga standar dan
praktik laporan non keuangan sudah baik. Perusahaan-perusahaan di Singapura
sudah mempraktikkan cara ini sehingga laporan tahunan yang telah diaudit
dilaporkan dalam waktu 60 hari. Singapura menerapkan pengungkapan atas
kepemilikan saham bagi pihak-pihak yang memiliki saham 5% dan ke atas di
laporan tahunan mereka.
 

Hukum efek di Singapura membahas dimana jika ada transaksi dari pihak
dalam yang dilakukan maka perlu diadakan pengungkapan transaksi dalam 3
hari kerja atau setelah terjadinya transaksi. Jika tidak, maka transaksi akan
ditahan atau dibatalkan. Berdasarkan Singapore Exchange (SGX)
mengungkapkan bahwa setiap adanya transaksi material yang dilakukan oleh
perusahaan, maka perlu diumumkan kepada publik dan Singapore
Exchange(SGX) sendiri karena Singapore Exchange (SGX) sudah mengikuti
standar internasional dimana transaksi material akan sangat berpengaruh bila
tidak diumumkan dalam perdagangan efek yang terjadi di bursa.
Singapura juga memiliki kode nasional sendiri tentang tata kelola
perusahaannya sendiri. Singapore Exchange (SGX) dan Monetary Authority of
Singapore (MAS) bersama-sama mengelola kode nasional tersebut dan dengan
nama The Singapore Code of Good Corporate Governance di tahun 2005.
Walaupun belum bersifat wajib, tetapi perusahaan perlu mengungkapkan
praktik tata kelola perusahaan dan penjelasan akan penyimpangan kode dalam
laporan tahunan. Definisi atas direksi independen (orang yang tidak memiliki
hubungan dengan perusahaan maupun afiliasinya seperti anak perusahaan atau
induk perusahaan karena jika memiliki hubungan maka dapat mempengaruhi
penilaian dari keputusan yang diambil) telah disampaikan dengan cukup jelas di
dalam setiap kode. Dalam kode di Singapura disebutkan bahwa perlu adanya
komisaris independen yang sekurang-kurangnya berjumlah sepertiga dari
jumlah anggota dewan.
Dalam The Singapore Code of Good Corporate
Governancepengungkapan remunerasi haruslah jelas tentang kebijakan
remunerasi, tingkat dan komponen remunerasi dan prosedur untuk pengaturan
remunerasi dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan harus melaporkan
kepada pemegang saham setiap tahun tentang remunerasi anggota dewan yang
produktif dengan nama untuk 5 top eksekutif, rincian untuk remunerasi
karyawan yang memiliki hubungan dengan direksi atau komisaris dan rincian
skema saham karyawan yang memungkinkan pemegang saham dapat
menimbang manfaat dan potensial yang diperlukan perusahaan.
Di Singapura, dewan perlu membuat komite audit dan menyusun
kerangka acuan tertulis yang menjelaskan wewenang dan tugas komite yang
sedikitnya beranggotakan tiga komisaris dimana mayoritas merupakan
komisaris independen serta dewan perlu memastikan bahwa anggota komite
audit telah memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk memenuhi tanggung
jawab dan memiliki keahlian atau pengalaman di bidang akuntansi atau
keuangan.
Singapura sebagai pemegang saham minoritas tidak memiliki hak
memesan saham yang baru diterbitkan perusahaan terlebih dahulu. Singapura
mengikuti Monetary Authority of Singapore (MAS) Act dimana jika karyawan
melakukan fraud atau tindakan kriminal yang
merugikan perusahaan maka bukan hanya terkena sanksi tetapi juga dapat
dicabut dari posisinya yang sekarang sehingga negara Singapura pun dapat
tertata dengan baik, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai