1. Syarat Arbitrase
Para pihak dapat menyetujui dalam perjanjian antar mereka bahwa sengketa yang
akan terjadi antara mereka akan diselesaikan melalui arbitrase. Dalam hal timbul
sengketa sebagaimana dimaksud, pemohon harus memberitahukan kepada
termohon bahwa syarat arbitrase telah berlaku. Surat pemberitahuan untuk
mengadakan arbitrase tersebut harus memuat dengan jelas:1
Dalam hal para pihak memilih arbitrase setelah sengketa terjadi, persetujuan
mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang
ditandatangani oleh para pihak. Perjanjian tertulis tersebut harus memuat:2
Apabila para pihak dalam suatu perjanjian secara tertulis sepakat membawa
sengketa ke BANI, atau menggunakan Peraturan BANI, maka sengketa tersebut
diselesaikan di bawah penyelenggaraan BANI berdasarkan Peraturan BANI.4
Semua pemeriksaan sengketa oleh arbiter atau majelis arbiter dilakukan secara
tertutup untuk umum.5 Bahasa yang digunakan dalam semua proses arbitrase
adalah Bahasa Indonesia, kecuali atas persetujuan arbiter atau majelis arbitrase para
pihak dapat memilih bahasa lain yang akan digunakan.6
Pemohon dapat menunjuk seorang arbiter paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kalender terhitung sejak permohonan arbitrase didaftarkan di Sekretariat
BANI atau menyerahkan penunjukan tersebut kepada Ketua BANI. Apabila
3 Pasal 31 UU 30/1999
4 Pasal 1 Peraturan BANI
5 Pasal 27 UU 30/1999
6 Pasal 28 UU 30/1999
7 Pasal 6 Ayat (2) Peraturan BANI
8 Pasal 6 Ayat (3) Peraturan BANI
dalam batas waktu tersebut, Pemohon tidak menunjuk seorang arbiter maka
penunjukan mutlak telah diserahkan kepada Ketua BANI.9
Catatan:
1) Untuk klaim yang nilainya lebih besar dari Rp 500.000.000 dan
berada diantara angka-angka tersebut penghitungan tarifnya
menggunakan interpolasi.
2) Biaya ini dibayarkan setelah BANI menerbitkan surat penagihan
kepada para pihak.
3.7.1. Pengajuan
Dalam hal Termohon telah mengajukan suatu tuntutan balik atau upaya
penyelesaian, Pemohon (yang dalam hal itu menjadi Termohon),
berhak dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau jangka
waktu lain yang ditetapkan oleh Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal,
untuk mengajukan jawaban atas tuntutan balik atau upaya
penyelesaian tersebut.19
3.8. Yurisdiksi
3.9.3. Sanksi-Sanksi
Apabila Pemohon lalai dan/atau tidak datang pada sidang pertama yang
diselenggarakan oleh Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal tanpa suatu
alasan yang sah, maka permohonan arbitrase dinyatakan batal dengan
penetapan.26
Dalam hal Termohon lalai mengajukan surat jawaban, Majelis Arbitrase atau
Arbiter Tunggal harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada
Termohon dan dapat memberikan perpanjangan jangka waktu paling lambat
14 (empat belas) hari kalender untuk mengajukan Jawaban dan/atau datang
ke persidangan. Dalam hal Termohon juga tidak datang ke persidangan
setelah dipanggil secara patut dan juga tidak mengajukan jawaban tertulis,
Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal harus memberitahukan untuk kedua
kalinya kepada Termohon agar datang atau menyampaikan jawaban. Apabila
Termohon lalai menjawab untuk kedua kalinya tanpa alasan yang sah, Majelis
Arbitrase atau Arbiter Tunggal serta-merta dapat memutuskan dan
3.13. Putusan
Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal wajib menetapkan putusan akhir dalam
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak ditutupnya
persidangan, kecuali Majelis Arbitrase atau Arbiter Tunggal
mempertimbangkan bahwa jangka waktu tersebut perlu diperpanjang
secukupnya.32 Dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender, putusan yang
telah ditandatangani para arbiter tersebut harus disampaikan kepada setiap
pihak, bersama 2 (dua) lembar salinan untuk BANI.33
Putusan bersifat final dan mengikat para pihak. Para pihak menjamin akan
langsung melaksanakan Putusan tersebut. Dalam Putusan tersebut, Majelis
Arbitrase atau Arbiter Tunggal menetapkan suatu batas waktu bagi pihak yang
kalah untuk melaksanakan Putusan dimana dalam Putusan Majelis Arbitrase
atau Arbiter Tunggal dapat menetapkan sanksi dan/atau denda dan/atau
Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal
putusan diucapkan, lembar asli atau salinan otentik putusan BANI diserahkan dan
didaftarkan oleh arbiter atau kuasanya kepada Panitera Pengadilan Negeri. Arbiter
atau kuasanya wajib menyerahkan putusan dan lembar asli pengangkatan sebagai
arbiter atau salinan otentiknya kepada Panitera Pengadilan Negeri.35
Dalam hal para pihak tidak melaksanakan putusan arbitrase secara sukarela,
putusan dilaksanakan berdasarkan perintah Ketua Pengadilan Negeri atas
permohonan salah satu pihak yang bersengketa. Perintah tersebut diberikan dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender setelah permohonan eksekusi
didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri.36
34 Ibid.
35 Pasal 59 UU 30/1999
36 Pasal 61 & Pasal 62 UU 30/1999
37 Pasal 70 UU 30/1999
38 Pasal 72 UU 30/1999