Anda di halaman 1dari 23

Cased-Based Method Sosiologi Peternakan Kelas G

Dosen Pengampu : Anie Eka Kusumastuti, S.Pt., MP., M.Sc.

Disusun oleh :
kelompok 4

Argo Dwi Sudrajat Prabowo (225050100111155)

Camila Agung Nur Ain (225050100111172)

Muhammad Zidhan Fiqri Wardana (225050100111181)

Ovilia Ardianie (225050100111185)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya tim
penulis dapat menyelesaikan Laporan Cased-Based Method Sosiologi Peternakan ini dengan
lancar dan tepat waktu. Tim penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
meningkatkan wawasan terkait bidang sosiologi peternakan.

Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anie Eka Kusumastuti, S.Pt., MP.,
M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan tugas ini sehingga bisa
menjadi wadah bagi tim penulis untuk bisa mengeksplorasi lebih dalam terkait sosiologi
peternakan. Terima kasih pula kepada narasumber yang telah bersedia melibatkan diri dalam
pembuatan makalah ini. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiologi
peternakan.

Demikian Laporan Cased-Based Method Sosiologi Peternakan ini dibuat. Jika masih
terdapat kekurangan baik dari konteks isi maupun teknik penulisan, maka tim penulis akan
sangat terbuka untuk kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar bisa lebih baik lagi
kedepannya.

Malang, 5 Oktober 2023

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Sosiologi Peternakan..........................................................................................5
2.2 Pengertian Interaksi Sosial...................................................................................................5
2.3 Pengertian Kelompok dan Organisasi..................................................................................6
2.4 Pengertian Masyarakat dan Kebudayaan............................................................................. 6
2.5 Pengertian Pelapisan Masyarakat........................................................................................ 6
2.6 Unsur-unsur Pelapisan Masyarakat......................................................................................6
2.7 Pengertian Pranata Sosial.....................................................................................................7
2.8 Pengertian Perubahan Sosial................................................................................................7
2.9 Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya.................................................................................... 7
BAB III HASIL LAPANG.............................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................ 18
4.1 Interaksi dan Proses Sosial.................................................................................................18
4.2 Kebudayaan........................................................................................................................19
4.3 Stratifikasi dan Diferensiasi Sosial.................................................................................... 19
4.4 Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial............................................................................ 20
4.5 Lembaga/Pranata Sosial.....................................................................................................20
4.6 Perubahan Sosial................................................................................................................20
BAB V KESIMPULAN............................................................................................................... 21
DOKUMENTASI......................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 23

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor peternakan berkaitan erat dengan bidang ilmu sosiologi, karena sektor peternakan
pasti melibatkan interaksi sosial antara peternak, pedagang, pemerintah, dan swasta. Sosiologi
merupakan ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Struktur dan proses sosial merupakan cara berhubungan yang dapat
dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan. Hubungan tersebut bisa terjadi diantara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.
Sosiologi peternakan adalah ilmu yang mempelajari tentang sosiologi yang didominasi
pada bidang peternakan. Sosiologi peternakan juga cenderung mengarah ke dalam bidang
ekonomi dikarenakan sosiologi peternakan membahas tentang bagaimana masyarakat petani atau
peternak memenuhi kebutuhannya melalui sektor peternakan. Sosiologi peternakan dipusatkan
pada masalah yang dihadapi oleh para peternak, dengan begitu dapat memberikan kontribusi
dalam perkembangan di sektor peternakan. Seperti di Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang yang kondisi lingkungan dan iklimnya cukup sejuk sehingga mendukung
untuk perkembangan pada sektor peternakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bentuk interaksi dan proses sosial yang terjadi di Desa Ngenep?
2. Apa saja kelompok dan organisasi yang terdapat di Desa Ngenep?
3. Apa saja kebudayaan yang ada di Desa Ngenep
4. Apa saja stratifikasi dan diferensiasi sosial yang ada di Desa Ngenep?
5. Apa saja lembaga atau pranata sosial di Desa Ngenep?
6. Bagaimana perubahan sosial yang terjadi di Desa Ngenep?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja bentuk interaksi dan proses sosial yang terjadi di Desa Ngenep
2. Mengetahui apa saja kelompok dan organisasi yang terdapat di Desa Ngenep
3. Mengetahui apa saja kebudayaan yang ada di Desa Ngenep
4. Mengetahui apa saja stratifikasi dan diferensiasi sosial yang ada di Desa Ngenep
5. Mengetahui apa saja lembaga atau pranata sosial di Desa Ngenep
6. Mengetahui bagaimana perubahan sosial yang terjadi di Desa Ngenep

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Sosiologi Peternakan

Dalam ( Adon, N, J.,2015) Sosiologi pedesaan adalah keterkaitannya dengan isu


kemanusiaan yang muncul sebagai refleksi dari ketimpangan masyarakat desa sebagai akibat
perkembangan industri. Oleh karena itu sebagai salah satu ciri sosiologi pedesaan. Untuk
memahami sosiologi pedesaan dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli yaitu sebagai berikut:

1. John Gillette, berpendapat bahwa sosiologi pedesaan adalah cabang sosiologi yang secara
sistematik mempelajari komunitas- komunitas pedesaan untuk mengungkapkan
kondisi-kondisi serta kecenderungan-kecenderungannya dan merumuskan prinsip-prinsip
kemajuan.
2. NL Sims, sosiologi pedesaan adalah studi asosiasi antara orang-orang yang hidupnya
banyak tergantung pada pertanian.
3. Dwight Sanderson, sosiologi pedesaan adalah studi tentang kehidupan dalam lingkungan
pedesaan.
4. Lynn Smith & Paul Zopf, sosiologi pedesaan adalah kumpulan pengetahuan yang telah
disistematisasikan yang dihasilkan lewat penerapan metode ilmiah ke dalam studi
masyarakat pedesaan; organisasi & strukturnya, proses-prosesnya, sistem sosial, dan
perubahan-perubahannya

Ketiga definisi yang lain menyebutkan secara jelas bahwa sosiologi pedesaan adalah
studi mengenai komunitas desa. Kelemahan definisi ini, terutama dari Gillette dan Sanderson,
masih melihat komunitas pedesaan berbeda secara kontras dibanding dengan komunitas
perkotaan. Maka ketiga definisi sosiologi pedesaan yang dikemukakan Gillette, Sanderson serta
Smith dan Zopf, akan menjadi definisi yang kurang tepat untuk dijadikan pegangan apabila
pengertian desa yang mereka maksudkan masih berpegang sepenuhnya pada pengertian desa
yang lama.

2.2 Pengertian Interaksi Sosial

5
Interaksi sosial merupakan hubungan yang bersifat dinamis, berkaitan dengan individu /
perorangan, kelompok dengan kelompok, dan atau perorangan dengan kelompok (Muslim, A.,
2013).

2.3 Pengertian Kelompok dan Organisasi

Kelompok sebagai kumpulan dari dua individu atau lebih yang berinteraksi yang menjaga
pola hubungan yang stabil, berbagai tujuan bersama, dan merasakan diri mereka menjadi sebuah
kelompok (W 2014).
Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai satu tujuan
bersama yang di dalamnya beranggotakan minimal dua orang, yang memiliki struktur organisasi,
pembagian tugas, sistem kerjasama atau sistem sosial yang berdasarkan pada wewenang dan
bersifat tetap dalam suatu sistem administrasi yang memiliki mekanisme yang mempersatukan
kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan - pekerjaan yang menjadi tujuan bersama
tersebut (Syukran, M. dkk, 2022)

2.4 Pengertian Masyarakat dan Kebudayaan

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial,
yang memiliki kesamaan budaya, wilayah, serta identitas, memiliki tradisi, kebiasaan, sikap,
serta perasaan persatuan yang terikat dalam persamaan (Prasetyo, D., 2020)
Kebudayaan yaitu salah satu jenis ciptaan atau karya yang dihasilkan dari kemampuan
intelektual manusia (Asri, D.P.B., 2018)

2.5 Pengertian Pelapisan Masyarakat

Stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial atau sistem hierarki kelompok di dalam
masyarakat. Jadi stratifikasi sosial secara etimologi adalah pelapisan atau penggolongan
masyarakat secara hierarki yang dipengaruhi oleh beberapa unsur (Chozin, A. and Prasetyo, T.A.,
2021)

2.6 Unsur-unsur Pelapisan Masyarakat

6
Kedudukan dan peranan memastikan apa yang diperbuatnya oleh masyarakat, serta
kesempatan apa yang diberikan masyarakat terhadapnya. Semakin luas kedudukan dan peranan
seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang lain. Interaksi seseorang berada
dalam struktur hierarki, sedangkan perannya berada dalam setiap unsur-unsur sosial. Jadi
hubungan antara kedudukan dan peranan adalah bahwa status atau kedudukan merupakan posisi
seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku aktual dari status.
(Depita, D., 2019)

2.7 Pengertian Pranata Sosial

Pranata Sosial adalah seperangkat norma-norma yang diterapkan dalam masyarakat agar
tidak timbul penyimpangan, pelanggaran, ataupun perbuatan yang menimbulkan keresahan di
lingkungan masyarakat (Zia, dkk., 2020)

2.8 Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial diartikan secara beragam oleh para ahli. Menurut Kingsley Davis
perubahan sosial terjadi pada pola serta kegunaan masyarakat, menurut William F. Ogburn
perubahan sosial merupakan perubahan yang meliputi unsur kebudayaan material maupun
imaterial, menurut Selo Soemarjan perubahan sosial merupakan perubahan badan
kemasyarakatan yang berpengaruh terhadap struktur sosial seperti nilai, sikap dan pola tingkah
laku masyarakat (Mardeli, 2015).
Perubahan sosial bukanlah suatu hasil, melainkan suatu proses yang masih berkelanjutan
(Saefullah & Rusdiana, 2016). Perubahan sosial tak lain merupakan suatu keniscayaan yang terus
berlanjut (Marius, 2006). Perubahan sosial juga sering diartikan sebagai suatu upaya untuk
melakukan perbaikan kehidupan agar lebih baik (Goa, 2017). Sejatinya perubahan sosial
dilakukan masyarakat untuk menaikkan status atau kelas sosial mereka serta untuk
mempermudah kehidupan.
Dari pernyataan para ahli diatas maka dapat dimaknai bahwa perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat terutama pada bagian kebudayaan baik
secara material maupun immaterial yang kemudian dapat mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan sosial suatu masyarakat.

2.9 Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya

Kekuasaan selalu ada di dalam setiap masyarakat baik yang tradisional maupun yang
modern, hanya dibagi sesuai dengan fungsinya kalau tidak dibagi justru timbul makna yang
pokok dari kekuasaan, yaitu secara tirani mampu mempengaruhi semua pihak sesuai dengan
kehendak pemegang kekuasaan itu sendiri.

7
BAB III

HASIL LAPANG

3.1 Pengertian sosiologi pedesaan, sosiologi pedesaan sebagai ilmu, ruang lingkup sosiologi
pedesaan, tujuan dan kegunaan belajar sosiologi pedesaan

Sosiologi Pedesaan adalah cabang dari ilmu sosiologi yang berfokus pada studi tentang
kehidupan sosial di daerah pedesaan :
Sosiologi pedesaan adalah cabang ilmu sosiologi yang mempelajari aspek-aspek sosial,
budaya, ekonomi, dan politik dalam masyarakat pedesaan. Ini melibatkan analisis tentang
bagaimana interaksi sosial, nilai-nilai, norma, struktur sosial, dan perubahan sosial
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan di pedesaan.
Sosiologi Pedesaan sebagai Ilmu: Sosiologi pedesaan adalah ilmu yang secara khusus
mempelajari kehidupan sosial dan dinamika di daerah pedesaan. Ini menggunakan metode ilmiah
untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan pedesaan,
termasuk pola sosial, ketidaksetaraan, konflik, perubahan budaya, dan dampak kebijakan.
❖ Ruang Lingkup Sosiologi Pedesaan: Ruang lingkup sosiologi pedesaan mencakup
berbagai aspek, seperti:
● Struktur sosial di pedesaan, termasuk peran individu, keluarga dan komunitas.
● Perubahan sosial terjadi di masyarakat pedesaan seiring berjalannya waktu.
● Faktor ekonomi yang mempengaruhi penghidupan dan kehidupan ekonomi di
pedesaan.
● Kebijakan pemerintah dan dampaknya terhadap masyarakat pedesaan.
● Kebudayaan dan nilai-nilai khas pedesaan.
● Masalah sosial seperti kesenjangan, migrasi dan urbanisasi di pedesaan.
❖ Tujuan Belajar Sosiologi Pedesaan: Tujuan belajar sosiologi pedesaan meliputi:
● Memahami dinamika sosial di pedesaan.
● Mengidentifikasi tantangan dan peluang pembangunan pedesaan.
● Analisis perubahan sosial yang sedang berlangsung dan kaji dampaknya.
● Memberikan gagasan dan solusi terhadap permasalahan sosial di pedesaan.
● Mempersiapkan siswa untuk bekerja di berbagai bidang, termasuk pembangunan
pedesaan, kebijakan publik dan penelitian sosial.
❖ Kegunaan Belajar Sosiologi Pedesaan: Studi sosiologi pedesaan memiliki berbagai
kegunaan, antara lain:
● Membantu merancang dan melaksanakan kebijakan pembangunan pedesaan
dengan lebih efektif.
● Memberikan wawasan tentang bagaimana melibatkan masyarakat pedesaan dalam
pembangunan berkelanjutan.
● Memahami dinamika migrasi dari pedesaan ke perkotaan.

8
● Meningkatkan pemahaman tentang isu-isu terkait ketahanan pangan dan
pertanian.
● Memberikan informasi untuk penelitian akademis dan pemahaman lebih dalam
tentang masyarakat pedesaan.

Dengan memahami sosiologi pedesaan, kita dapat lebih baik mengatasi tantangan dan
mengembangkan solusi yang lebih baik untuk mempromosikan pembangunan pedesaan yang
berkelanjutan dan inklusif.

A. Identitas / Profil Desa

Pengenalan Tempat

No Rincian Nama

1. Provinsi Jawa Timur

2. Kabupaten/Kota Malang

3. Kecamatan Karangploso

4. Desa/Kelurahan Ngenep

5. Kantor Kepala Desa/Lurah:

a. Alamat Lengkap Jl. Singojoyo No. 86 Ngenep, Desa Ngenep

b. Kode Pos 65152

c. No. Telepon Kantor 085692997133

d. No. Fax -

e. Alamat Email Kantor ngenepdesa@gmail.com

f. Alamat Website https://desangenep.com/

6. Narasumber (Pengisi)

a. Nama Ustadz Suhud

b. Pekerjaan Peternak dan Pengasuh Yayasan

c. No. Telepon 081334334643

9
B. Identifikasi Potensi Desa

- Data Keterangan (Gambaran) Umum Desa Batas wilayah administratif, kondisi Topografi

Secara administratif, Desa Ngenep terletak di wilayah Kecamatan Karangploso


Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah
Utara berbatasan dengan Desa Lang-lang Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dan
Perhutani. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ngijo dan Bocek Kecamatan
Karangploso. Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Ngijo dan Kepuharjo Kecamatan
Karangploso, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Kepuharjo Kecamatan
Karangploso.

Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 156 m di
atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Malang tahun 2004, selama
tahun 2004 curah hujan di Desa Ngenep rata-rata mencapai 2.400 mm. Curah hujan
terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang merupakan
curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2010.

- Data Penggunaan Lahan

● Luas Wilayah Desa/kelurahan


- 10.181.509 m2 (yang terdaftar dalam pemajakan bumi)
● Luas Sektor Pertanian, Peternakan, dan Perikanan
- 359,65 Ha
● Luas Ladang Tegalan dan Perkebunan
- 567,9 Ha
● Luas Hutan Produksi
- 76 Ha
● Luas perkantoran
- 1.164 m2
● Sekolah
- 10.007 m2
● Olahraga
- 3.661 m2
● Tempat Pemakaman Umum
- 2,2 Ha
● Areal Pemukiman
- 90.6 Ha

10
- Data Kependudukan dan Ketenagakerjaan

• Total jumlah penduduk


- 97
• Distribusi penduduk
- Berdasarkan jenis kelamin : 46 laki-laki dan 51 perempuan
- Berdasarkan pekerjaan : 21% belum bekerja, 16% mengurus rumah tangga, 21%
pelajar/mahasiswa, 4% petani/peternak, dan 2% nelayan
- Berdasarkan agama : 92% islam dan 7% hindu

- Data Jenis Pekerjaan / Profesi

- PNS/ASN
- Petani / Peternak
- Nelayan
- Mengurus rumah tangga
- Pelajar / mahasiswa

3.2 Pengertian interaksi sosial, Syarat terjadi interaksi sosial, kehidupan terasing,
bentuk-bentuk interaksi sosial

1. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat
setempat?

No Bentuk interaksi Ada/tidak ada Contoh interaksi

1. Kerjasama Ada Kerja bakti dan pengembangan usaha bersama

2. Akomodasi Ada Pemberian bantuan modal dari gapoktan untuk


hewan ternak

3. Asimilasi Ada Bertukar informasi terkait cara beternak

4. Persaingan Ada Berlomba-lomba mengembangkan peternakan


dengan produksi yang lebih unggul

5. Kontravensi Tidak ada -

2. Apakah ada tokoh masyarakat yang dituakan atau menjadi panutan dalam kehidupan
masyarakat disini?
- Pemerintahan di Desa Ngenep diatur oleh perangkat desa yang terdiri dari Kepala desa,
Sekretaris desa, dsb. yang menjadi panutan warga di Desa Ngenep

11
contoh peran tokoh masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat!
- Aparatur desa melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi. melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi
perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum
3. Apakah terdapat kelompok minoritas dalam masyarakat setempat (baik dari suku,
ras, agama, kasta, dll)?
- Terdapat kalangan beragama hindu yang menjadi minoritas terhadap agama islam sebagai
agama yang menjadi mayoritas di Desa Ngenep
Jika ada bagaimana hubungan/interaksi yang terjadi antara masyarakat dengan
kelompok minoritas tersebut?
- Masyarakat di Desa Ngenep saling menghargai satu sama lain, bekerja sama dan
bergotong royong tanpa memandang status keagamaan

3.3 Pengertian kelompok dan organisasi sosial, tipe-tipe kelompok dan organisasi sosial,
struktur organisasi pemerintahan desa; Kelompok sosial tidak teratur, masyarakat
pedesaan dan perkotaan, kelompok-kelompok kecil, dinamika kelompok

1. Sebutkan dan jelaskan kelompok sosial yang terdapat dalam masyarakat setempat

No Kelompok sosial Sifat keanggotaan Kegiatan kelompok

1. Karang taruna Kalangan pemuda desa Program bansos, gerakan anti


narkoba, dll.

2. PKK Kalangan Ibu-ibu desa Penyuluhan, edukasi rumah tangga,


dll.

3. BUMDes Kalangan aparatur desa Mengelola usaha desa dan memberi


dan usahawan desa pelayanan publik

4. Bank sampah Kalangan aparatur desa Penyuluhan, penampungan sampah,


dan relawan dari warga dll.

5. GAPOKTAN Kalangan petani/peternak Mengelola sektor pertanian,


desa perkebunan dan peternakan

12
3.4 Pengertian masyarakat dan kebudayaan, wujud kebudayaan, isi kebudayaan, sifat
hakekat kebudayaan, fungsi kebudayaan, pranata kebudayaan Jelaskanlah aspek-aspek
berbagai kebudayaan pada masyarakat desa yang anda amati

No. Wujud Isi kebudayaan Fungsi kebudayaan Pranata


kebudayaan kebudayaan

1. Teknologi Pada sektor peternakan, Memberdayakan sumber Ekonomi


pupuk hasil samping diolah daya manusia di sekitar Desa
kandang menjadi pupuk kandang Ngenep dan menjadi sumber
dengan nama brand pemasukan
"Khosbah"

2. Pesta Di Desa Ngenep secara rutin Melestarikan budaya serta Agama


rakyat setiap tahun terdapat menjaga tali silaturahmi
perayaan 1 suro yang antar warga
disebut "Grebeg suro"

3.5 Pengertian pelapisan masyarakat, proses terjadinya pelapisan masyarakat, sifat dan
sistem pelapisan masyarakat.

Pelapisan masyarakat (social stratification) adalah suatu sistem pengelompokan individu


atau kelompok dalam masyarakat ke dalam strata-strata berdasarkan kriteria tertentu. Hal ini
dilakukan untuk mengelompokkan masyarakat berdasarkan perbedaan sosial, ekonomi atau
status, sehingga menciptakan hierarki atau tingkatan dalam masyarakat. Pelapisan masyarakat
bisa berbeda-beda dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya dan dapat berkembang seiring
waktu. Sistem pelapisan masyarakat dapat mempengaruhi akses seseorang terhadap pendidikan,
pekerjaan, perumahan, perawatan kesehatan, dan kesempatan hidup lainnya.

● Proses terjadinya pelapisan masyarakat


Pelapisan masyarakat terjadi melalui proses sosial yang kompleks. Proses ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya stratifikasi sosial antara lain:
1. Pertama. Ekonomi:
Perbedaan akses terhadap sumber daya ekonomi seperti uang, tanah, dan
modal dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi yang menimbulkan stratifikasi.
Orang yang lebih kaya sering kali berada di posisi teratas, sedangkan orang yang
lebih miskin sering kali berada di posisi paling bawah.
2. Pendidikan:

13
Pendidikan juga dapat berperan dalam stratifikasi sosial. Orang yang
berpendidikan tinggi seringkali mempunyai kesempatan kerja dan status sosial
yang lebih baik.
3. Status sosial:
Faktor-faktor seperti asal usul keluarga, genetika, dan status sosial dapat
mempengaruhi kedudukan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, seseorang
yang lahir dalam keluarga dengan status sosial tinggi kemungkinan besar
termasuk dalam kelas atas.
4. Kebijakan pemerintah:
Kebijakan ekonomi, sosial, dan pendidikan yang diterapkan oleh
pemerintah juga dapat mempengaruhi stratifikasi sosial.
● Sistem stratifikasi alam dan komunitas:
Mempunyai beberapa sifat,ciri dan sistem pelapisan masyarakat, antara lain:
➢ Sistem Berdasarkan Ekonomi
Sistem pelapisan ekonomi mengelompokkan individu berdasarkan tingkat
pendapatan, kekayaan, atau status ekonomi. Ini menciptakan lapisan seperti kelas
sosial tinggi, kelas menengah, dan kelas sosial rendah.
➢ Sistem Berdasarkan Etnis atau Ras:
Beberapa masyarakat menggunakan sistem pelapisan berdasarkan etnis
atau ras, yang mengklasifikasikan individu berdasarkan latar belakang etnis atau
ras mereka. Hal ini seringkali dapat menciptakan ketidaksetaraan dan
diskriminasi.
➢ Sistem Berdasarkan Pendidikan
Sistem pelapisan berdasarkan pendidikan mengklasifikasikan individu
berdasarkan tingkat pendidikan yang mereka capai. Ini menciptakan lapisan
berdasarkan tingkat pengetahuan dan keterampilan.
➢ Sistem Berdasarkan Pekerjaan
Sistem pelapisan berdasarkan pekerjaan atau jabatan mengelompokkan
individu berdasarkan jenis pekerjaan atau jabatan yang mereka miliki. Contohnya,
lapisan pekerjaan termasuk pekerja terampil, profesional, dan pekerjaan kasar.
➢ Sistem Berdasarkan Gender:
Sistem pelapisan berdasarkan gender mengacu pada perbedaan status dan
hak antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Ini dapat menciptakan
ketidaksetaraan gender.
➢ Sistem Berdasarkan Usia:
Beberapa masyarakat memiliki sistem pelapisan berdasarkan usia, yang
menciptakan lapisan berdasarkan usia individu, seperti anak-anak, dewasa muda,
dan lansia.
➢ Sistem Berdasarkan Status Kelahiran:

14
Sistem pelapisan berdasarkan status kelahiran menciptakan lapisan
berdasarkan kelahiran seseorang. Contohnya, dalam sistem kasta di India, lapisan
sosial ditentukan oleh kelahiran dan sulit untuk bergerak ke lapisan yang lebih
tinggi atau lebih rendah.
➢ Sistem Berdasarkan Agama:
Dalam beberapa masyarakat, sistem pelapisan berdasarkan agama
digunakan untuk mengelompokkan individu berdasarkan keyakinan agama atau
afiliasi keagamaan mereka.

3.6 Unsur-unsur pelapisan masyarakat, struktur sosial masyarakat mobilitas sosial


masyarakat pedesaan

1. Bagaimana karakteristik demografis rumahtangga di dalam masyarakat yang dikaji? (umur,


tingkat pendidikan formal, pendidikan non-formal, jumlah anggota rumahtangga, pekerjaan
utama dan sampingan, jumlah jam kerja per orang dan seterusnya).
- karakteristik dalam hal pekerjaan yaitu pekerjaan sampingan sebagai petani dan peternak
2. Jenis-jenis kegiatan apa saja yang dikerjakan secara terpola oleh masing-masing individu
rumahtangga?
- kegiatan mengurus ternak yang dikerjakan terpola rutin setiap hari
3. Hasil akhir apa yang dihasilkan dari kegiatan yang dikerjakan secara terpola oleh
masing-masing individu rumah tangga?
- hasil akhir berupa produksi ternak yang dijual ke pasar hewan
4. Pihak mana saja yang terkait dengan kegiatan yang dikerjakan secara terpola oleh
masing-masing individu rumahtangga?
- pihak pemelihara dan pemilik ternak
5. Jenis-jenis aliran apa saja (inputs-barang, informasi, uang, wewenang, tanggung jawab dan
seterusnya) yang timbul dari kegiatan yang dikerjakan secara terpola oleh masing-masing
individu rumahtangga?
- terdapat output berupa hasil ternak dari kegiatan beternak sehari-hari
6. Bagaimanakah gambar skema interaksi (sosiogram) secara hierarkis (bertingkat, atas-bawah)
antara kegiatan yang dikerjakan secara terpola oleh masing-masing individu rumah tangga
dengan para pihak (shareholders)?
- pemeliharaternak bekerja di bawah arahan pemilik ternak
7. Berapa lama kegiatan-kegiatan dimaksud berlangsung?
- setiap hari selama setahun penuh

3.7 Pengertian pranata sosial, ciri-ciri pranata sosial cara mempelajari pranata sosial;
Jenis-jenis pranata sosial, perkembangan pranata sosial, conformity dan deviation

15
1. Hal apa saja yang diatur dan disepakati untuk wajib dilaksanakan, opsional dilaksanakan serta
konsekuensi resiko para pihak yang terkait dengan kegiatan yang dikerjakan secara terpola oleh
masing-masing individu rumahtangga dengan para pihak (shareholders)?
- dalam sistem peternakan bagi hasil, resiko ditanggung bersama
2.Bagaimanakah bentuk perwujudan komitmen yang diatur dan disepakati untuk wajib
dilaksanakan, opsional dilaksanakan serta konsekuensi resiko para pihak yang terkait dengan
kegiatan yang dikerjakan secara terpola oleh masing-masing individu rumahtangga dengan para
pihak (shareholders)?
- jika ada musibah seperti ternak yang mati maka akan ditanggung bersama
3. Adakah perangkat dan mekanisme yang secara efektif dapat dipakai oleh sistem masyarakat
untuk mengukur dilaksanakan atau tidak suatu kesepakatan kolektif masyarakat bersangkutan?
- terdapat aturan dari kesepakan bersama antara pihak pemelihara dan pemilik ternak
4. Penyimpangan dan pelanggaran kegiatan seperti apa yang dapat diterima oleh masyarakat
yang mengikatkan diri kepada pranata sosial tertentu?
- penyimpangan yang tidak terlalu berat, misalnya ketika terlambat memberi info kepada
pihak pemilik bahwa ternaknya sedang sakit
5. Pada kondisi seperti apa pranata sosial dimaksud dapat eksis dalam masyarakat dan
sebaliknya, pada kondisi seperti apa pranata sosial dimaksud tetap dipegang dan dilaksanakan
oleh masyarakat?
- pada kondisi ketika masyarakat masih membutuhkan pemasukan dan profit dari
peternakan

3.8 Pengertian perubahan sosial, bentuk dan proses perubahan sosial; Faktor yang
pengaruhi perubahan sosial, pembangunan dan modernisasi masyarakat pedesaan

1.Apa jenis ternak yang dipelihara sekarang…


Jenis ternak Tanda

Sapi potong ✔

Sapi perah ✔

Kerbau -

Kambing ✔

Ayam kampung -

Ayam ras petelur -

Ayam ras pedaging -


2. Sejak kapan mulai memelihara ternak : tahun 2005
3. Berapa ekor ternak yang dipelihara pertama kali : 2 ekor hasil breeding

16
4. Ternak yang dipelihara pertama kali diperoleh dari: beli
5. Berapa ekor ternak yang dipelihara sekarang : 12
6. Bagaimana komposisi ternak yang dipelihara sekarang : ternak terdiri dari sapi perah, sapi
potong, dan kambing

3.9 Hakikat kekuasaan dan sumbernya, unsur-unsur saluran kekuasaan, cara


mempertahankan kekuasaan, kepemimpinan dan azas kepemimpinan

1.Bagaimana status penguasaan ternak yang dipelihara sekarang…


Uraian Jumlah Status penguasaan ternak

MS BH BP

Betina induk 6 - 6 -

Betina muda 2 - 2 -

Betina anak - - - -

Jantan dewasa 4 - 4 -

Jantan muda - - - -

jantan anak - - - -

TOTAL 12 - 12 -
Keterangan: MS = milik sendiri; BH = bagi hasil; BP = bantuan pemerintah
2. Jika status ternak bagi hasil (BH), bagaimana kewajiban dan hak antara pemelihara ternak.
- kewajiban dan hak antara pemelihara dan pemilik yaitu invest uang, bagi hasil dengan
perbandingan 60% untuk pemilik dan 40% untuk pemelihara. walaupun profit yang
diterima sedikit, namun resiko juga sedikit karena ditanggung bersama antara pemilik dan
pemelihara.
3. Jika status ternak bagi hasil (BH), siapa yang menentukan kewajiban dan hak anatara
pemelihara ternak dan pemilik ternak ?
- penentuan hak dan kewajiban didiskusikan antara kedua belah pihak, karena
peternakannya bersistem bagi hasil yang ditanggung bersama.
4. Apakah kelembagaan BH ternak pernah mengalami perubahan ?
- kelembagaan bagi hasil mengalami perubahan tetap dan kontinyu
5. Jika status ternak Bantuan Pemerintah (BP), bagaimana kewajiban dan hak antara pemelihara
ternak dan Pemerintah ?
- status ternak bukan merupakan bantuan pemerintah, sehingga tidak ada kewajiban dan
hak antara pemelihara dan pemerintah

17
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Interaksi dan Proses Sosial

a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Dalam hal ini bentuk kerja sama yang
tercipta antara masyarakat Desa Ngenep yaitu berupa saling membantu dalam pemeliharaan
ternak. Contohnya yaitu kerja bakti dalam pengembangan usaha peternakan.

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk
menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan
adaptasi dalam biologi. Dalam hal ini contohnya yaitu masyarakat peternak menerima bantuan
dari gapoktan untuk pemeliharaan ternak.

c. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan
tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Pada keadaan ini masyarakat petani Desa Ngenep saling bertukar informasi dalam hal cara
berternak.

d. Persaingan (Competition)

Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu
atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan
yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian
publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Pada keadaan ini bentuk persaingan yang terjadi dalam masyarakat petani Desa
Ngenep yaitu berbentuk persaingan yang baik, yaitu berusaha mendapat hasil produksi yang
semaksimal mungkin.

18
e. Kontraversi (Contravertion)

Kontraversi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Dalam hal ini, tim penulis tidak mendapatkan
informasi mengenai bentuk kontravensi yang terjadi pada masyarakat petani Desa Ngenep.

c. Pertentangan (Conflict)

Pertentangan merupakan suatu bentuk proses sosial yang terjadi akibat adanya
perbedaan-perbedaan pada pola-pola perilaku, dsb dengan pihak lain yang dapat mengakibatkan
jatuhnya korban jiwa. Dalam hal ini tidak ada pertentangan yang ditemukan di Desa Ngenep

4.2 Kebudayaan

Kebudayaan di bidang peternakan di Desa Ngenep yaitu berupa penerapan teknologi


pupuk kompos yang memiliki nama brand "khosbah" dimana kebudayaan ini bertujuan untuk
memberdayakan sumber daya manusia di sekitar desa serta sebagai sumber untuk pemasukan.

4.3 Stratifikasi dan Diferensiasi Sosial

Pelapisan sosial dapat disebut juga dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi adalah
pengelompokan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu secara bertingkat. Setiap desa pasti
terdapat suatu pelapisan sosial. Tak terkecuali Desa Ngenep. Desa Ngenep memiliki stratifikasi
yang terlihat. Salah satu faktor yang membuat adanya stratifikasi sosial adalah jabatan dalam
organisasi Dalam organisasi ada bagian yaitu ketua. Ketua sebagai contoh bagi anggota
anggotanya sehingga biasanya yang menduduki memiliki keahlian, pendidikan yang tinggi.
Selain itu sebagai ketua pasti memiliki hal-hal atau syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjadi
ketua. Hal ini menjadikan ketua gapoktani memiliki status sosial yang lebih tinggi karena adanya
ukuran ukuran kehormatan dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang dalam hal ini ketua gapoktan menjadikannya berada di kelas sosial atas, karena ilmu
pengetahuan yang dimiliki dihargai oleh masyarakat. Begitu juga dengan tokoh tokoh penting
dalam desa seperti kyai, kepala desa, ketua RT berada pada lapisan atas yang sangat dihormati
oleh masyarakat.

Diferensiasi sosial juga terdapat di Desa Ngenep. Diferensiasi terjadi pada perbedaan
jenis kelamin berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari. Contohnya sebagai peternak, biasanya

19
tugas mengarit dan mengurus ternak di kandang dilakukan oleh pria. Sedangkan wanita lebih
banyak yang tinggal di rumah dan mengurus rumah tangga.

4.4 Kelompok Sosial dan Organisasi Sosial

Kelompok sosial atau social group adalah kumpulan beberapa muslim yang hidup
bersama karena adanya hubungan Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi dan juga semua kesadaran untuk saling menolong]. Kelompok
sosial paling sederhana yaitu dari keluarga, baik itu ayah, ibu, anak, kakek, nenek. Sedangkan
untuk organisasi sosial yang ada di Desa Ngenep yang bergerak di bidang peternakan adalah
gapoktan. Pada Organisasi sosial yang ada ini terdapat komunitas komunitas yang ada.
Diantaranya adalah komunitas peternakan sapi, kambing, ayam, dll.

Manfaat gapoktan yaitu banyak mendapatkan pengetahuan mengenai peternakan, bantuan


alat-alat, pinjaman modal, penyuluhan inovasi teknologi peternakan, serta teknik dalam
meningkatkan usaha ternak.

4.5 Lembaga/Pranata Sosial

Dalam sebuah desa, kelembagaan terbentuk karena adanya kebiasaan turun temurun yang
ada di wilayah tersebut. Kebiasaan peternak di Desa Ngenep yaitu belajar memelihara ternak dari
orangtuanya. Jadi dapat disimpulkan kebiasaan beternak ini dipelajari secara turun temurun. Di
Desa Ngenep peternak biasanya menjual hasil produksinya ke pasar hewan.

4.6 Perubahan Sosial

Perubahan perspektif para masyarakat Desa Ngenep tentang beternak yang awalnya tidak
terpikirkan untuk beternak tapi setelah melihat kesuksesan dari tetangga yang berternak,
sekarang menjadi tertarik dan ikut serta beternak secara langsung ataupun dengan berinvestasi
kepada para peternak yang berada di Desa Ngenep.

20
BAB V

KESIMPULAN

● Di Desa Ngenep terdapat bentuk interaksi dan proses sosial berupa kerja sama,
akomodasi, asimilasi, dan persaingan
● Kebudayaan di bidang peternakan di Desa Ngenep yaitu berupa penerapan teknologi
pupuk kompos yang memiliki nama brand "khosbah"
● Diferensiasi di Desa Ngenep terjadi pada perbedaan jenis kelamin berkaitan dengan
pekerjaan sehari-hari. Biasanya tugas mengarit dan mengurus ternak di kandang
dilakukan oleh pria. Sedangkan wanita lebih banyak yang tinggal di rumah dan mengurus
rumah tangga.
● Organisasi sosial yang ada di Desa Ngenep yang bergerak di bidang peternakan adalah
gapoktan. Pada Organisasi ini terdapat beberapa. Diantaranya adalah komunitas
peternakan sapi, kambing, ayam, dll.
● Dalam sebuah desa, kelembagaan terbentuk karena adanya kebiasaan turun temurun yang
ada di wilayah tersebut. Kebiasaan peternak di Desa Ngenep yaitu belajar memelihara
ternak dari orangtuanya. Jadi dapat disimpulkan kebiasaan beternak ini dipelajari secara
turun temurun. Di Desa Ngenep peternak biasanya menjual hasil produksinya ke pasar
hewan.
● Perubahan sosial yang terjadi yaitu perspektif para masyarakat Desa Ngenep tentang
beternak yang awalnya tidak terpikirkan untuk beternak tapi setelah melihat kesuksesan
dari tetangga yang berternak, sekarang menjadi tertarik dan ikut serta beternak secara
langsung ataupun dengan berinvestasi kepada para peternak yang berada di Desa Ngenep.

21
DOKUMENTASI

22
DAFTAR PUSTAKA

Adon, M, J,. 2015. Sosiologi Pedesaan. CV pustaka setia.

Anjani, S. Y. dan B. Maunah. 2022. Perubahan Sosial serta Upaya Menjaga Kesinambungan
Masyarakat. Jurnal Pendidikan IPS. 12(2):59-56.

Asri, D. P. B. 2018. Perlindungan Hukum Terhadap Kebudayaan Melalui World Heritage Centre
UNESCO. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum. 25(2):256-276.

Chozin, A. and Prasetyo, T.A., 2021. Pendidikan Masyarakat Dan Stratifikasi Sosial Dalam
Perspektif Islam. Mamba'ul'Ulum, pp.62-73.

Muchtar. 2018. Penguasa dan Kekuasaan dalam Pandangan Komunikasi Politik Machiavelli.
Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi dan Sosial. 2(1):56-76.

Muslim, A. 2013. Interaksi sosial dalam masyarakat multietnis. Jurnal diskursus islam,
1(3):483-494.

Prasetyo, D. 2019. Memahami masyarakat dan perspektifnya. Jurnal Manajemen Pendidikan


Dan Ilmu Sosial. 1(1):163-175.

Syukran, M., Agustang, A., Idkhan, M.A., & Rifdan. 2022. Konsep Organisasi dan
Pengorganisasian Dalam Perwujudan Kepentingan Manusia. Jurnal Manajemen
Sumber Daya Manusia, Adminsitrasi dan Pelayanan Publik. 4(1):101-102.

W, Wibowo. 2014. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Zia, H., Sari, N., & Erlita, A. V. 2020. Pranata Sosial, Budaya Hukum Dalam Perspektif
Sosiologi Hukum. Datin Law Jurnal. 1:(2).

23

Anda mungkin juga menyukai