PENGEMBANGAN PETERNAKAN
“ KUNJUNGAN AYAM NIAGA PEDAGING” Commented [U1]: Kalo semisal mau di beri tanda petik huruf
dibuat Capitalize Each Word, jika tidak pake UPERCASE
Disusun Oleh
Kelompok 10G
OLEH
KELOMPOK : 10G
Pada Tanggal…………………………..
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “ Kunjungan
Ayam Niaga Pedaging” ini dapat kami selesaikan. Makalah ilmiah ini kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
pembuatan makalah ini lancar. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas praktikum pengembangan peternakan sebagai salah satu
persyaratan kulikuler pada program studi Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,
Universitas Jenderal Soedirman.
Makalah ini kami susun secara metode sistematis dengan kerja sama dengan
berbagai pihak yang terlibat. Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang dalam kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan
pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini. Makalah ini bisa terselesaikan
berkat bantuan dari semua pihak.
Kami menyadari bahwa makalah yang telah disususn masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sebagaimana yang
diharapkan. Amin.
Penyusun
RINGKASAN
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.3 Waktu dan Tempat......................................................................................... 2
II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 13
3.1 Hasil ............................................................................................................. 14
3.1.1 Identitas Peternakan ............................................................................ 14
3.1.2 Bibit .................................................................................................... 14
3.1.3 Pakan dan Minum ............................................................................... 14
3.1.4 Manajemen.......................................................................................... 14
3.1.5 Biaya ..................................................................................................... 5
3.1.6 Penerimaan dan Keuntungan ................................................................ 5
3.1.7 Rencana Pengembangan ....................................................................... 5
3.2 Pembahasan ................................................................................................... 6
3.2.1 Lingkungan ............................................................................................. 6
3.2.2 Prospek atau Peluang Usaha Toro Farm ................................................. 8
3.2.3 Kendala di Peternakan Toro Farm ........................................................ 10
3.2.4 Solusi Terhadap Kendala di Peternakan Toro Farm ............................. 12
IV. PENUTUP ................................................................................................... 514
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 514
4.2 Saran ..................................................................................................... 514
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 515
DAFTAR GAMBAR
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya di panen pada
umur 4-5 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging. Karakteristik ayam
broiler yang baik adalah ayam aktif, lincah, nafsu makan dan minum lebih baik, dan
pertumbuhan badan menjadi cepat. Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran dan
pertambahan berat, dalam jaringan-jaringan tubuh seperti otak,jantung,tulang, berat
daging dan jaringan lainnya (Insani, 2010).
Pertambahan bobot badan merupakan manifestasi dari pertumbuhan yang
dicapai selama penelitian. Proses pertumbuhan membutuhkan energi dan substansi
penyusun sel atau jaringan yang diperoleh ternak melalui pakan yang
dikonsumsinya. Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur
4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai mencapai dewasa
(Suprijatna, 2006).
Berdasarkan dua kriteria utama, yaitu hasil utama dan pertumbuhannya,
dari semua jajaran bangsa ayam yang diseleksi, ternyata hanya ayam broiler yang
memenuhi kriteria. Ayam broiler sudah dapat dipanen pada umur 5-6 minggu
dengan bobot hidup 1,3-1,6 kg per ekor. Broiler pada saat sudah masuk masa akhir
mempunyai kemampuan mengkonsumsi lebih banyak, sehingga kebutuhan protein
harus dikurangi agar pemborosan dapat dihindari (Yemima, 2014).
Sistem perkandangan yang ideal untuk sistem usaha ternak ayam niaga
pedaging meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat celcius.
Awal pemeliharaan ayam broiler, kandang ditutupi plastik untuk menjaga
kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk
pertumbuhan. Kelembapan berkisar antara 60-70%. Penerangan/pemanasan
kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar
matahari dan tidak melawan arah mata angin. Model kandang disesuaikan dengan
dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan
menggunakan kandang box, untuk ayam remaja +1 bulan dan +2 bulan
menggunakan kandang box yang dibesarkan (Azizah, 2008).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Commented [U7]: Remove space after paragraf
Formatted: Left, Tab stops: 1.26", Left + 2.76", Centered
Table of Contents
No table of contents entries found.
Pakan
6
Gambar 1.3 Sumber Penyedia Air Gambar 1.4 Kandang Bagian Dalam
3.2.1 Lingkungan
Kandang dalam pemeliharaan ayam pedaging memegang peranan penting.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nuriyasa (2003), bahwa kandang dalam
pemeliharaan ayam pedaging memegang peranan yang penting. Tingkat
keberhasilan dalam pemeliharaan bergantung pada kandang yang digunakan.
Kondisi kandang harus diperhatikan dengan baik terutama mengenai temperatur,
kelembaban,dan sirkulasi udara.
Kandang ayam dapat mempengaruhi produksi ayam itu sendiri.
Produksinya akan optimal jika kandang mempunyai kenyamanan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Insani (2010), bahwa kandang merupakan bangunan tempat
tinggal ayam pedaging mulai awal kehidupannya sampai dipanen sehingga jika
kandang tidak diperhitungkan secara baik kenyamanannya, maka ayam pedaging
tidak dapat menampilkan produksinya secara optimal. Rasa nyaman atau
7
comfortable ternak dalam kandang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu,
kelembaban, tingkat kepadatan ternak dan jenis lantai kandang yang
dipergunakan. Ayam pedaging yang tidak dapat menampilkan produksinya secara
optimal bisa disebabkan karena tidak terserapnya nutrisi pada pakan secara
optimal.
Lingkungan di peternakan Toro Farm cukup sesuai untuk memelihara
peternakan ayam pedaging. Lingkungan di Toro Farm tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin. Ayam broiler akan lebih baik jika dipelihara dalam kondisi yang
tidak panas karena broiler termasuk dalam kelompok hewan homoioterm. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Kusnadi (2008), bahwa ayam broiler seperti juga ternak
pada umumnya, termasuk kelompok hewan homoiotermis yang artinya suhu
tubuhnya relatif konstan walaupun suhu lingkungan berubah-ubah. Pemeliharaan
ayam broiler di daerah panas (daerah tropik pada umumnya) nampaknya akan
mendatangkan masalah, karena akan terjadi penimbunan panas. Hal ini mengingat
suhu nyaman ayam broiler berkisar 20-240 C, sedangkan suhu harian di daerah
tropis pada siang hari dapat mencapai 340 C, dan agar terjadi keseimbangan panas
dalam tubuh sehingga dicapai suhu tubuh yang relatif konstan, maka selain
kelebihan panas harus dibuang, juga panas yang diproduksi dalam ayam tersebut
harus ditekan. Beberapa usaha yang dilakukan ayam antara lain meningkatkan
konsumsi air minum dan mengurangi konsumsi ransum. Akibatnya akan terjadi
penurunan dalam pertumbuhan.
Peternakan Toro Farm mnggunakan tipe kandang close house. Kapasitas
kandang clouse house di Toro Farm yaitu 50.000 ekor ayam broiler dengan 2
kandan clouse house. Peternakan Toro Farm mempunyai dua tipe kandang yaitu
bertingkat dan tidak bertingkat. Kandang bertingkat diisi dengan kapasitas 15.000
ekor dan kandang tidak bertingkat mempunyai kapasitas 20.000 ekor ayam
broiler. Pemeliharaan ayam pedaging lebih efektif dipelihara dengan kandang
clouse house. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azizah (2008), bahwa dalam pola
kemitraan broiler sudah mengembangkan sistem kandang close house sebagai
pengganti kandang opened house karena keuntungan yang diperoleh dapat
meningkat meskipun biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan kandangnya cukup
8
Hal ini sesuai dengan pernyataan Pratikno (2011), kebutuhan pangan hewani
khususnya peternakan di bidang pedaging dari tahun ke tahun selalu mengalami
peneingkatan seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, usaha untuk mencukupi
kebutuhan gizi masyarakat, terutama protein hewani yaitu dengan daging ayam.
Laju pertumbuhan ayam pedaging selalu diikuti dengan perlemakan yang cepat,
dimana penimbunan lemak cenderung meningkat seiring dengan meningktanya
bobot badan pada ayam pedaging.
Usaha peternakan Toro Farm dapat berpotensi baik dalam hal pemasaran
karena banyak perusahaan-perusahaan besar yang ikut bergabung dengan
peternakan tersebut. Perusahaan tersebut diantaranya Charoend Phokpand,
Ganesha dan New Hope. Keterlibatan Toro Farm dengan perusahaan besar akan
mempermudah dalam bidang pemasaran dan kebutuhan obat-obatan maupun
vaksin karena dalam perusahaan tersebut perusahaan yang mengurus obat-obatan,
vaksin maupun kualitas DOC . Hal ini sesuai pernyataan Diwyanto (2005), bahwa
ayam pedaging dilihat dari sisi produksi telah mampu memanfaatkan peluang
besar yang ada. Peternakan ayam pedaging telah berkembang menjadi suatu
industry yang terintegrasi secara vertikal dan sangat dinamis karena didukung
perusahaan-perusahaan besar yang padat modal dengan sistem manajemen yang
modern, pada segmen hulu perusahaan besar tersebut dapat mengembangkan dan
mnguasai industry mulai dari bibit, pakan, dan obat serta vaksin yang dalam
peranannya bertindak sebagai motor penggerak pemasok input. Perkembangan
pasar dan harga produk perunggasan untuk komodiyti ayam pedaging sangat
fluktuatif tergantung dari ketersediaan pasokan input dan output. Hal tersebut
sangat berpengaruh dalam dunia perunggasan. Akhir tahun 2004 komoditi ayam
pedagung cukup memberikan keuntungan yang relative baik.
3.2.3 Kendala di Peternakan Toro Farm
Kendala di peternakan Toro Farm yaitu salah satunya besarnya biaya pakan
yang mahal untuk kebutuhan ternak yang akan mengurangi keuntungan bagi para
peternak. Biaya pakan juga termasuk kendala, karena pakan merupakan biaya
tertinggi yang dibutuhkan untuk industri peternakan unggas. Hal ini sesuai
pernyataan Mathius (2001), bahwa biaya pakan merupakan komponen biaya
11
wilayah juga adanya penyediaan sarana atau fasilitas pelayanan peternakan. Hal
ini yang mutlak diperlukan mengingat kebutuhan usaha ternak dalam
meningkatkan kualitas ternak yang dipelihara.
Kendala di peternakan Toro Farm selanjutnya yaitu tingkat kematian dari
awal DOC datang sampai akhir panen yaitu sekitar 2-3 persen karena kepadatan
kandang yang digunakan. Pengaruh kepadatan kandang dan berat ayam perlu
diperhatikan dalam kegiatan produksi karena berpengaruh pada tingkat kematian
dan kualitas ayam yang dihasilkan. Hal ini sesuai pernyataan Fadilah (2006),
bahwa beberapa akibat kepadatan kandang yang terlalu tinggi adalah tingkat
konsumsi berkurang, tingkat pertumbuhan ayam terhambat, efisiensi pakan
berkurang, tingkat kematian meningkat, kejadian ayam luka meningkat,
persentase ayam yang berkualitas jelek meningkat, dan keperluan ventilasi
kandang yang meningkat.
3.2.4 Solusi Terhadap Kendala di Peternakan Toro Farm
Masalah atau kendala yang terjadi di Peternakan Toro Farm yaitu sulitnya
mendapatakan bibit DOC yang berkualitas baik. Solusi untuk mengatasi DOC
yang buruk yaitu dengan memperbaiki mutu kualitas pakan yang berkualitas
unggul yang dapat mengubah pertumbuhan dan perkembangan ayam pedaging
menjadi lebih baik lagi. Hal ini sesuai pernyataan Sajuti (2001), bahwa perbaikan
dapat dilakukan melalui penerangan teknologi formulasi pakan, optimalisasi
penggunaan pakan, dan efisiensi aplikasi teknologi pakan untuk bibit bagus
dibedakan dengan efisiensi pakan bibit yang tidak bagus.
Kendala terbesar dalam peternakan ayam pedaging di Toro Farm yaitu
besarnya dana yang dibutuhkan untuk memulai usaha dalam peternakan ayam
pedaging. Mengatasi masalah tersebut diperlukan bantuan pihak lain untuk
megurangi beban, yaitu dengan adanya kerjasama dengan pihak tertentu atau
dengan pihak bank untuk meminjam modal sehingga dapat melanjutkan
wirausaha dalam bidang peternakan. Hal ini sesuai pernyataan Pasaribu (2006),
bahwa para pengusaha peternakan perlu mengadakan kerja sama dengan pihak
bank supaya dapat mudah meminjam modal dengan bunga yang tidak terlalu
banyak sehingga keuntungan tidak terlalu sedikit.
13
Solusi untuk tingkat produktivitas DOC yang rendah atau tingkat kematian
yang tinggi dapat diatasi dengan diadakannya sering pengkontrolan yang rutin
terhadap ternak ayam setiap minggunya. Kepadatan kandang juga dapat diatassi
dengan manajemen pemeliharaan yang baik sehingga ayam dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Kebersihan juga harus terjamin untuk meningkatkan
produktivitas ternak yang dihasilkan.
Kendala yang lain yang terdapat di Toro Farm yaitu rendahnya
produktivitas ayam pedaging. Rendahnya produktivitas ayam pedaging dapat
diatasi dengan cara perbaikan mutu genetik melalui proses seleksi serta melalui
proses perkawinan silang. Perbaikan dalam mutu genetik dalam pelaksanaannya
memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit. Menurut
Simatupang (2002), bahwa proses perubahan mutu genetik diserahkan kepada
lembaga pemerintah untuk hasilnya disebarkan kepada para peternak.
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Lingkungan di Peternakan Toro Farm cukup sesuai untuk memelihara
peternakan ayam pedaging karena suhu tidak terlalu panas, kelembapan
sesuai dan akses jalan mudah dilalui.
2. Prospek pengembangan peternakan di Toro farm sangat bagus, karena
permintaan daging adri tahun ke tahun semakin meningkat sejalan dengan
peningkatan penduduk dengan kebutuhan protein hewani yang semakin
bertambah.
3. Kendala di Toro Farm yaitu besarnya modal yang harus digunakan untuk
memulai berwirausaha di bidang peternakan skala besar, akses jalan umum
yang dilewati banyak transportasi, dan sebelah timur kandang close house
yang digunakan untuk sarana pembuangan limbah sampah yang dapat
mengganggu kebersihan kandang.
4. Solusi dari susahnya modal yang didapatkan yaitu dengan bekerja sama
dengan pihak lain contohnya kerja sama dengan pihak bank untuk
meminjamkan modal usaha dengan bunga yang tidak terlalu besar, solusi
untuk pembuangan sampah di dekat kandang yaitu dengan membersihkan
kandang setiap hari dengan rutin sehingga bakteri akan hilang.
4.2 Saran
1. Praktikum dilaksanakan tepat waktu supaya lebih efektif.
2. Praktikum dillaksanakan lebih kondusif lagi.
3. Peternakan Toro Farm lebih mengetatkan keamanan dan kebersihan
kandang.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah , Nurul ,Utami , Hari Dwi , dan Nugroho, Bambang Ali. 2008 . Analisis
Pola Kemitraan Usaha Peternakan Ayam Pedaging Sistem Clouse House
di Plandaan Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmu Peternakan . 23 (2) : 1-5 .
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya . Malang.
Diwyanto, Kusuma., Priyanti., Atien dan Inounu. 2005. Prospek dan Arah
Pengembangan Komoditas Peternakan Unggas, Sapi dan Kambing
Domba. Wartazoa 15 (1): 11-25.
Fitriza, Yulien Tika., Haryadi, Trisakti., dan Syahlani, Suci Paramitasari. 2012.
Analisis Pendapatan dan Persepsi Peternak Plasma Terhadap Kontrak
Perjanjian Pola Kemitraan Ayam Pedaging di Propinsi Lampung. Jurnal
Animal Production, 14 (2) : 231-261.
Insani, G. A , 2010 . Optimalkan Produksi Saat Heat Stress Feed. Journal Basic. Commented [U10]: Ini jurnal kan? Jurnalnya saja yang di Italic,
kalau bisa cari nomer, volum dan halamannya
Marom , Ahmad Toyibul , Kalsum , Umi , dan Ali, Usman. 2017 . Evaluasi
Performans Broiler pada Sistem Kandang Clouse House dan Open House
dengan Attitude Berbeda. Dinamika Pekasatwa . 2 (21)
Mathius dan Sinurat. 2001. Pemanfaatan Bahan Pakan Konvensional untuk Ternak.
Wartazoa. 1 (2): 20-31
Nuriyasa , I.W ,2003. Pengaruh Tingkat Kepadatan Dan Kecepatan Angin dalam
Kandang Terhadap Indeks Ketidaknyamanan dan Penampilan Ayam
Pedaging. Majalah Ilmiah Peternakan. Fakultas Peternakan Unud. Hal 99-
103 .
Simatupang, Pandjar. 2002. Daya Saing Usaha Peternakan Menuju 2020. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Suharno, B. 2003. Agribismis Ayam Ras. Cetakan ke-6. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suprijatna. 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Commented [U11]: J
Commented [U12R11]: Penerbit dulu baru kota yak
Yemima. 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayan Broiler pada Peternakan Rakyat
di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas,
Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewan Tropika 3(1):1.