Oleh :
Kelas : E
KELOMPOK : 3
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
makalah mata kuliah “Produksi Ternak Perah” tentang Sistem kandang individu dan
koloni pada sapi perah. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Produksi Ternak Perah”
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Produksi Ternak Perah
kelas E.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya penulis
pembuatan Makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
I
PENDAHULUAN
Indonesia sudah mulai sadar akan pentingnya kebutuhan protein hewani dalam
primer. Sebagai contoh yaitu daging, telur susu merupakan produk yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Untuk memperoleh hasil produksi tersebut membutuhkan peran dari
derasnya aliran angin dan bahaya dari gangguan ternak lain sehingga proses fisiologis
ternak dapat berlangsung secara optimal. Beberapa persyaratan kandang sapi perah:
penerangan yang cukup, cukup mendapatkan sinar matahari, ventilasi dan sirkulasi
udara baik, sumber air mudah dijangkau, efektif dan efesien dalam penggunaan tenaga
kerja, proses pembuangan feces dan kotoran lainnya, baik padat maupun cair dapat
berlangsung dengan baik, lantai tidak licin dan tidak digenangi air, ukuran tepat, ternak
leluasa bergerak, tempat pakan dan minum yang memadai, fasilitas jalan dan sarana
prasarana mendukung.
manajemen pemeliharaannya. Sapi yang sudah tidak produktif dapat diafkir segera agar
sebaiknya dipisahkan pada kandang isolasi agar tidak menular pada ternak lainnya.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Agar mahasiswa mengetahui spesifikasi kandang yang baik untuk sapi perah.
perkandangan di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam
bangunan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak. Kandang berfungsi
untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan (Sudono et al., 2003).
Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, tidak membahayakan ternak dan tidak
areal yang masuk dalam daerah perluasan kota dan juga merupakan daerah yang
nyaman dan layak untuk peternakan sapi perah (Syarif dan harianto, 2011). Kandang
yang dibuat untuk sapi perah disediakan dengan berbagai tipe kandang yaitu kandang
pedet, kandang pedet lepas sapih, kandang sapi dara, kandang sapi dewasa atau
kandang sapi masa produksi, kandang sapi kering kandang (Prasetya, 2012)
Daerah – daerah yang cerah dengan matahari penuh tinggi atap kandang
sebaiknya antara 3,6 – 4,2 m. Ketinggian tersebut sudah cukup untuk membatasi difusi
radiasi matahari yang diterima sapi didalam kandang. Pembuatan ventilasi untuk
daerah tropis sebaik nya menggunakan ventilasi dinding terbuka dengan penempatan
kandang pada letak dataran yang tinggi sehingga ventilasi akan mendapat hembusan
angin yang akan mereduksi panas nya suhu tubuh sapi FH 3 (Yani dan Purwanto,
2006). Menurut Sutar (1981) Produktivitas sapi perah akan optimal, apabila dipelihara
pada kandang yang bersuhu berkisar antara 18 – 21°C dan kelembaban udara 55%.
kelembaban yang ideal untuk sapi perah adalah 60% - 70% (Sudono et al., 2003).
barn dimana kandang diberi penyekat diantara sapi sehingga ternak tidak bisa bergerak
dengan bebas, (2) Loose housing dimana ternak dilepas di kandang yang luas dan dapat
bergerak bebas kemana-mana, (3) sistem kandang freestall pada prinsip nya sama
dengan kandang loose housing. Pada kandang freestall diberikan tempat untuk istirahat
sapi yang disekat – sekat untuk tiap satu ekor sapi (Muljana, 1985). Ukuran kandang
seharusnya memberikan luas daerah sekitar 3 m2 untuk satu sapi. Kandang freestall
baik loose housing untuk sapi yang berproduksi tinggi karena sapi dapat selalu
bergerak bebas yang menjaga kesehatan tulang dan mencegah kelumpuhan pada sapi
(Anderson,2008).
yang pertama yaitu unit kandang ternak, unit pemerahan menyediakan bangunan untuk
proses pemerahan dan tempat penyimpanan susu sementara, unit bangunan untuk
tempat penyimpanan pakan, dan bangunan untuk tempat penyimpanan air, kemudian
Tipe kandang terdiri dari dua tipe yaitu kandang satu deret dan dua deret, tipe satu
deret dimana kandang hanya memiliki rangkaian sederet sapi yang menghadap utara
atau selatan sedangkan tipe dua deret sederet sapi ditambah rangkaian sederet sapi
dimana posisi antara dua deretan sapi bisa saling berhadapan atau saling membelakangi
(Muljana, 1985).
Berbagai macam kandang menurut kegunaan nya dibagi menjadi enam, yaitu 1)
kandang sapi perah laktasi; 2) kandang pejantan; 3) kandang dara; 4) kandang sapi
Kandang sapi perah di daerah dataran tinggi sebaik nya bangunan kandang
berbentuk semi terbuka dimana terdapat dinding setinggi 1 m dan ventilasi terbuka
lebar sehingga keluar masuknya udara dari dalam dan luar kandang berjalan sempurna
sebaik nya memiliki ukuran panjang 68 m, lebar 20 m dan tinggi 6 m dan dibuat untuk
dua deret sapi yang dilengkapi dengan bedding sebanyak 108 buah yang dipisah bagian
kiri sebanyak 54 buah dan bagian sebelah kanan sebanyak 54 buah, ukuran panjang
B. Kandang Pejantan
Kontruksi kandang pejantan unggul harus lebih luas dan lebih kuat bangunan
nya, pejantan harus diistimewakan karena akan dijual atau dipakai untuk perkawinan.
Lantai kandang sapi pejantan harus keras, rata, tidak mudah lembab dan tidak licin,
agar memperkuat pijakan sapi untuk melatih otot pada kaki sapi (Santosa, 1995 ;
Makin, 2011).
C. Kandang Dara
Sapi dara ditempatkan pada kandang kelompok dan tidak diikat yang berguna
untuk memudahkan pengontrolan masa birahi. Kandang dibuat portable agar mudah
Sapi yang akan beranak perlu dipersiapkan sehingga dibuat kandang kandang
khusus untuk mempermudah pengawasan di kandang ini sapi tidak diperah susu nya
selama dua bulan. Ukuran kandang bisa per ekor panjangnya 7 m dan lebar 2 m – 2,5
m dan disiapkan matras untuk sapi beranak (Sudono et al., 2003). Kandang sapi dara
dapat dibuat secara koloni untuk 3 – 4 ekor tanpa diberi sekat dan dibuat bentuk lantai
yang tidak licin agar sapi bunting tidak tergelincir yang bisa mengganggu kandungan
nya (Siregar,1996).
E. Kandang Pedet
dengan ukuran 1,0 x 1,8 m (Prasetya, 2012). Pedet yang sudah besar sebaik nya
dimasukkan atau dipelihara pada kandang kelompok kontruksi kandang dibuat secara
F. Kandang Karantina
Kandang karantina dibuat khusus untuk sapi – sapi yang menderita sakit atau
perlu diisolasi. Kandang karantina pada umumnya terletak berjauhan dengan kandang
sapi sehat (Prasetya, 2012). Kandang karantina bisa juga digunakan untuk menangani
sapi perah yang sakit, melahirkan, sedang dalam perlakuan, dan sebagainya (Firman,
2010).
Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat dan aman bagi
sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan tata laksana (Prasetya, 2012).
Oleh karena itu kandang harus memiliki, kontruksi, bentuk dan kandang harus
dilengkapi dengan atap, dinding, ventilasi, lantai, tempat pakan, tempat air minum,
selokan/parit, tempat penampungan kotoran, petak kandang, feed alley dan service
A. Atap Kandang
Fungsi utama dari dibuatnya atap adalah untuk melindung bagian dalam
kandang dari sengatan sinar matahari langsung dan masuk nya air hujan kedalam
kandang. Kontruksi atap dibuat dari seng dan anyaman bambu karena biaya murah dan
bahan dapat tahan lama. Bahan atap bisa mengunakan, asbes, seng, genting, daun tebu,
daun kelapa, ijuk, dan alang – alang (Siregar, 1996). Sudut kemiringan atap adalah 30˚
agar air hujan dapat mengalir sampai habis keluar dari atap (Muljana, 1985)
B. Dinding Kandang
Batas disekeliling kandang dapat dilengkapi dengan dinding atau tanpa dinding
(dinding terbuka), tergantung dari kondisi iklim setempat (Makin, 2011). Bahan
dinding bisa berupa tembok beton, kandang bisa dibuat dinding semi terbuka dimana
dinding hanya dibangun setinggi 1,5 meter, atau masih diatas punggung sapi.
Keuntungan dinding semi terbuka dapat memperlancar pergantian udara dan memberi
kesempatan masuk nya sinar matahari terutama masuknya sinar matahari kedalam
C. Ventilasi
Sirkulasi udara harus lancar agar keadaan udara didalam dapat selalu bersih,
maka ventilasi kandang yang baik untuk sapi perah di daerah tropis cukup ventilasi
alami, yang pengadaanya erat sekali dengan perlengkapan dinding terbuka atau semi
pergantian udara dalam kandang yang kotor dengan udara bersih dari luar karena itu
jika ventilasi sempurna maka ruangan kandang tidak akan pengap, kotor, berdebu,
D. Lantai Kandang
Kandang untuk sapi perah sebaik diberikan petak kandang dengan ruang
sepanjang 1,75 meter dan lebar 1,2 meter yang dilengkapi dengan tempat makan dan
minum (Santosa, 1995). Kandang freestall memiliki dua tipe bentuk tempat
peristirahatan yaitu tipe menggunakan karpet karet dan mengunakan pasir halus, kedua
tipe nya sama – sama bertujuan untuk memberikan perlindungan untuk ambing dan
kulit sapi (Palmer, 2005). Cekungan dalam lantai juga dapat menyebabkan genangan
kotoran ataupun air didalamnya yang akan menyebabkan sumber penyakit (Aziz dkk.,
2013).
tempat pakan harus selalu dibersihkan setiap akan melakukan pemberian pakan yang
baru. Sebaiknya tempat pakan memiliki permukaan yang halus agar sapi dapat makan
sampai tuntas dan memudahkan dalam pembersihannya (Makin, 2011). Menurut Bakri
dan Saparinto (2015) Tempat minum otomatis pada ternak sapi perah sangat efektif
karena tempat minum otomatis sangat mudah digunakan oleh ternak, dilengkapi
dengan plastik sebagai bahan pembuatan sehingga tidak mudah rusak dan aman, selain
itu bentuknya yang seperti mangkuk dengan posisi kantup yang tepat sebagai keluarnya
air saat terkena tekanan. 9 Pemberian air minum pada sapi perah dibutuhkan karena
susu 87% terdiri dari air dan 50% dari tubuh sapi terdiri dari air. (Pasaribu et al,. 2015).
Gang melintang dibuat sejajar dengan sapi bertujuan agar saat sanitasi kotoran
mudah dibersihkan dan tidak mengganggu kenyamanan sapi. Jarak yang dibuat dalam
gang sebaiknya mempunyai lebar 1 meter, dan lantai gang dibuat kasar agar tidak licin
gang berguna untuk mempermudah dalam pembersihan kandang (Bakri dan Saparinto,
2015).
G. Selokan
Selokan harus cukup besar agar mempermudah pengaliran air pembuangan, dan
Pembuatan Feed alley berguna dalam penggunaan tempat pakan, yaitu sebagai
ruang aktivitas untuk pekerja memberikan pakan untuk ternak, ukuran feed alley untuk
perekor sapi 1 m x 0.5 m. Service alley dalam perkandangan harus ada yang bertujuan
untuk jalur pekerja dalam aktivitas kandang tanpa menggangu kenyamanan sapi (Lean,
2003).
I. Sistem Pemerahan
Proses pemerahan menggunakan mesin perah portable mesin perah ini dapat
berpindah – pindah dari satu tempat ketempat yang lain susu hasil pemerahan dari
mesin perah ini ditampung diember pada setiap mesin. Proses pemerahan susu dengan
mesin perah instalasi menggunakan bucket dengan cara memerah sapi secara
bergantian, alat perah berfungsi menggunakan pompa vakum yang dapat menghisap
susu dari mesin perah melalui selang angin yang saling berhubungan (Firman, 2010).
Pemerahan sapi dengan mesin perah instalasi menggunakan bucket, tekanan udara
diatur untuk menyedot susu dan kemudian dialirkan kedalam bucket karena vakum
yang berfungsi sebagai pompa penyedot (Syarif dan Harianto, 2011). Proses
pemerahan susu secara manual atau proses pemerahan dengan tangan meliputi 3
metode yaitu whole hand (tangan penuh) memerah dengan cara menggenggam puting,
Stripping (perah jepit) memerah dengan cara puting diletakan diantara ibu jari dan
telunjuk yang digeserkan dari pangkal puting kebawah sambil memijat dan dengan
metode kneleven (perah pijit) memerah dengan cara menggenggam puting, tetapi
Produktivitas sapi perah akan optimal, apabila dipelihara pada suhu berkisar
antara 18 – 21°C dan kelembaban udara 55% (Sutar, 1981). kelembaban yang ideal
K. Sanitasi Kandang
Pembersihan pada kandang meliputi palung, lantai dan selokan kandang kemudian sapi
dimandikan setiap sebelum pemerahan agar kotoran pada tubuh sapi tidak
perah, baik itu untuk sapi pedet maupun untuk sapi dara. Sanitasi kandang dan
mengganggu atau menimbulkan penyakit pada ternak, yang sedang dipelihara. Setelah
bersih dan baru kemudian disemprot dengan desinfektan (Firman, 2010). Menurut
lantai akan selalu terjadi (Aziz et al., 2013). Limbah peternakan sapi perah dibedakan
menjadi limbah cair, gas dan limbah padat (Haryati, 2006). Menurut (Nurlina dan
Maryati, 2011) bahwa 12 kotoran sapi jika hanya dibuang begitu saja dan tidak
seperti pemandangan yang tidak baik dan bau yang tidak sedap. Penanganan limbah
sapi perah dapat berupa mengelolaan menjadi biogas, pupuk cair dan kompos.
III
PEMBAHASAN
Lantai kandang sapi biasanya dibuat dari bahan semen atau tanah yang
dipadatkan dan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang harus kuat,
tidak licin, dan dibuat dengan kemiringan 15 derajat ke arah selokan di belakang sapi
untuk mempermudah penampungan kotoran sapi dan pakan yang jatuh. Lantai kandang
harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit.
Kandang bakalan dan anakan biasanya hanya beralaskan semen. Sementara itu,
kandang pembibitan biasanya beralaskan serbuk gergaji atau sekam. Kandang
pembibitan atau persalinan membutuhkan kondisi yang mutlak kering. Karena itu,
setiap periode melahirkan, serbuk gergaji harus diganti dengan yang baru.
b. Dinding
Atap kandang bisa terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia, atau seng.
Kandang untuk sapi potong bisa menggunakan atap dari asbes, karena sapi potong lebih
tahan terhadap panas. Kandang sapi juga boleh tidak menggunakan atap alias terbuka.
Kandang terbuka yang kandang-lorongberatapkan langit ini biasanya digunakan untuk
memelihara sapi bunting atau bakalan yang baru datang di peternakan. Kandang seperti
ini membantu betina bunting untuk berlatih agar proses melahirkan bisa lancar.
d. Lorong
Bak pakan dan bak air minum dibuat di depan kandang dengan perbandingan 2
: 1. Artinya, jika panjang bak pakan satu meter, maka panjang bak air minum setengah
meter. Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi
persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm. Tempat pakan dan minum ini dibuat dari
bahan semen, plastik atau papan kayu dengan dasar rapat agar pakan tidak mudah
tercecer. Tempat minum tidak boleh bocor dan harus mudah dibersihkan. Untuk sekat
tempat pakan dapat terbuat dari kayu dan pipa besi.
3.1.2 Lokasi dan Letak Kandang
Kandang harus didirikan pada lokasi yang lebih inggi dari lingkungan sekitar,
agar pada waktu musim hujan kandang tidak becek, lembab dan tidak tergenang air.
Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan
demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat
diutamakan. Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan
pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan
kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.
Kebutuhan kandang sapi perah di negara iklim tropis lebih sederhana bila
dibandingkan dengan negara sub tropis yang lebih dingin, sehingga di negara tropis
kandang tetap dibutuhkan untuk melindungi ternak pada malam hari, panas terik sinar
matahari, dan hujan lebat juga mempermudah dalam pemeliharaan. Bangunan yang
sederhana cukup dibangun kandang pedet, sapi dara dan sapi dewasa untuk menjaga
ternak dari binatang predator. Kandang sapi perah dapat dibangun dalam skala kecil di
daerah tropis dengan pertanian intensif, sistem pemerahan yang berkesinambungan dan
persediaan pakan ternak untuk mencukupi produksi susu dan pokok hidup sapi.
Suhu udara di Indonesia pada umumnya tinggi yaitu antara 24 – 34oC, dan
kelembaban udara juga tinggi yaitu antara 60 - 90%. Hal ini dapat menyebabkan proses
penguapan dari tubuh sapi terhambat sehingga sapi mengalami cekaman panas.
Tingginya suhu dan kelembaban udara tersebut disebabkan oleh radiasi matahari yang
tinggi, sehingga lokasi peternakan sapi perah di Indonesia akan lebih baik jika berada
pada ketinggian di atas 800 m d.p.l. Selain radiasi, produksi panas hewan yang berupa
panas laten dan panas sensible, tinggi, luas, bahan atap dan bukaan ventilasi yang
kurang tepat merupakan penyebab naiknya suhu dan kelembaban udara dalam kandang
sapi perah. Salah satu upaya untuk menurunkan suhu dan kelembaban udara di dalam
kandang yaitu dengan sistem ventilasi agar terjadi pertukaran udara di dalam dan luar
kandang dengan baik sehingga panas dalam kandang dapat diminimalisir. Pada
ventilasi alamiah, pertukaran udara terjadi jika ada perbedaan tekanan melalui bukaan
bangunan dan angin. Luas bukaan ventilasi sangat mempengaruhi pola aliran dan
distribusi udara dalam kandang yang dapat menentukan besarnya distribusi suhu dan
distribusi suhu dan kelambaban udara dalam kandang yang baik, diperlukan analisis
sifat dan pola aliran serta distribusi udara dalam kandang. Pada ventilasi alamiah,
pertukaran udara terjadi jika ada perbedaan tekanan melalui bukaan bangunan dan
angin. Luas bukaan ventilasi sangat mempengaruhi pola aliran dan distribusi udara
dalam kandang yang dapat menentukan besarnya distribusi suhu dan kelambaban udara
diperlukan analisis sifat dan pola aliran serta distribusi udara dalam kandang. Tipe
Kelebihan :
c. Tidak ketergantungan dengan listrik, karena apabila listrik mati maka sistem
akan terganggu.
Kekurangan :
Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu
Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang
kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas dari kandang
yang dihasilkan dari tubuh ternak dan lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang
Kelebihan :
a. Perlindungan ternak terhadap penyakit dapat di maksimalkan.
Kekurangan :
c. Ketergantungan dengan listrik, karena apabila listrik mati maka sistem akan
terganggu.
3.4 Model Kandang Sapi Perah Modern
Pengembangan sistem kandang modern didorong oleh populasi ternak yang
semakin besar, produksi per sapi yang meningkat, serta mekanisasi dan otomatisasi
dalam cara pemberian pakan dan pemerahan susu. Pemerahan bisa berlangsung lebih
praktis dan cepat dan di ruang terbuka, tidak seperti dalam petak kandang (stall). Salah
satu faktor kunci dalam peternakan modern ialah efisiensi kerja dan kandang
harus dibuat senyaman mungkin sehingga ternak yang ada di dalam tidak merasa stress
yang berujung pada sakit dan kematian.
Beberapa faktor yang akan memengaruhi efisiensi yaitu meliputi ukuran, cara
pemerahan, cara pemberian pakan, tenaga kerja dan ruang yang tersedia. Kandang sapi
modern berukuran 24 m x 10 m , dengan 3 buah bejana terbuat dari pasangan batu
bata, masing – masing 2 buah tempat pakan di pinggir, dan tempat minum disamping.
Dengan lantai terbuat dari cor beton bertulang untuk mempermudah pembersihan
kotoran sapi, ukuran kandang 24 x 10 m dan dipisahkan oleh bejana air minum. Pintu
kandang terbuat dari tiang dari pipa setebal 80 mm, diberi penguat besi sling untuk
perkuatan karena lebar pintu hampir 5 m , konstruksi pagar mendatar dapat
menggunakan pipa diameter 50 mm.
Dalam peternakan modern, terdapat jenis kandang yang dibuat serta dibangun
sebagai berikut :
1. Kandang sapi pejantan memiliki kapasitas 3x4 meter dengan halaman
berkapasitas 4x6 meter atau sering disebut dengan model kandang sapi Loose
Box. Bertujuan agar sapi bisa leluasa bergerak untuk menghindari stres. Tinggi
kandang sekitar 160 - 180 cm atau dibuat lebih tinggi dari sapi.
2. Kandang sapi dewasa harus memiliki tempat makan dan air minum masing-
masing berkapasitas 80 x 50 cm dan 50 x 40 cm. Sementara untuk ukuran
kandang sekitar 1,75 x 1,2 meter.
3. Kandang untuk kawin mempunyai ukuran 110 x 55 cm. Kandang harus dibuat
sedemikian rupa untuk memudahkan perkawinan.
4. Kandang sapi untuk melahirkan mempunyai ukuran 6 x 6 meter dengan selokan
untuk memudahkan pembersihan.
5. Kandang pedet disarankan tak terbuat dari tembok agar tidak mengganggu
sirkulasi udara. Kandang pedet terdiri dari kandang individu dan koloni.
6. Kandang sapi laktasi di peternakan modern terdapat beberapa macam. Sistem
stall ganda dimana sapi dalam dua baris saling berhadapan ataupun bertolak
belakang, sistem stall tunggal dimana sapi ditempatkan dalam satu baris dan
sistem loose housing.
IV
Kesimpulan dan saran
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
1. Spesifikasi kandang yang baik untuk sapi perah adalah memiliki kontruksi kandang
yang sesuai standar yaitu terdiri dari lantai, dinding, atap, lorong, selokan, serta bak
pakan dan minum yang cocok dan aman untuk sapi perahnya.
2. Keuntungan kandang terbuka di indonesia adalah biaya pembangunan dan
operasional murah, dan tidak tergantung dengan listrik. Kekurangannya perlindungan
terhadap penyakit kurang baik. Keuntungan kandang tertutup adalah perlindungan
terhadap pemyakit dapat dimaksimalkan. Kelurangannya biaya pembangunan dan
operasioanl mahal, dan ketergantungan terhadap listrik.
3. Penerapan sistem perkandangan diindonesia sesuai dengan iklim di indonesia yaitu
tropis maka perkandangan di Indonesia yaitu kandang terbuka dan kandang tertutup
4. Salah satu faktor kunci dalam peternakan modern ialah efisiensi kerja dan kandang
harus dibuat senyaman mungkin sehingga ternak yang ada di dalam tidak merasa
stress yang berujung pada sakit dan kematian. Model kandang sapi perah modern
terdiri dari loose box untuk pejantan, kandang sapi dewasa, kandang kawin, kandang
melahirkan, dan kandang pedet.
4.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan dalam penulisan makalah ini adalah penerapan dari
tulisan ini untuk diaplikasikan didunia peternakan sapi perah khususnya di indonesia
suapaya peternakan sapi perah di Indonesia lebih baik dan unggul.