Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PRODUKSI TERNAK PERAH

SISTEM KANDANG INDIVIDU DAN KOLONI PADA SAPI PERAH

Oleh :
Kelas : E
KELOMPOK : 3

AGIS GINANJAR 200110140082


ALDA MAULANA 200110160111
MUHAMMAD NUR ELDI 200110160118
TIYA INDRIANI 200110160124
M. ZAENAL ABIDIN 200110160201
JAKA SHANKALYANA 200110160246
SIGIT YUDISTIRA 200110160256
PRISILIA GIOVANIE DJ.S 200110160289
CANDRIKA ARENGGARAYA 200110160292

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK PERAH


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah mata kuliah “Produksi Ternak Perah” tentang Sistem kandang individu dan

koloni pada sapi perah. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi

besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-

qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah “Produksi Ternak Perah”

di program studi Ilmu Peternakan Universitas Padjadjaran. Penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Produksi Ternak Perah

kelas E.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan kepada segenap pihak yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya penulis

menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan

pembuatan Makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, Mei 2018

Penulis

I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan produk peternakan sekarang ini sangat tinggi. Masyarakat

Indonesia sudah mulai sadar akan pentingnya kebutuhan protein hewani dalam

mencukupi kebutuhan nutrisinya. Produk peternakan adalah produk yang sangat

primer. Sebagai contoh yaitu daging, telur susu merupakan produk yang memiliki nilai
ekonomi tinggi. Untuk memperoleh hasil produksi tersebut membutuhkan peran dari

berbagai factor, salah satunya adalah perkandangan.

Kandang merupakan bangunan yang digunakan untuk memberikan

perlindungan dan kenyamanan kepada ternak terhadap hujan, radiasi matahari,

derasnya aliran angin dan bahaya dari gangguan ternak lain sehingga proses fisiologis

ternak dapat berlangsung secara optimal. Beberapa persyaratan kandang sapi perah:

penerangan yang cukup, cukup mendapatkan sinar matahari, ventilasi dan sirkulasi

udara baik, sumber air mudah dijangkau, efektif dan efesien dalam penggunaan tenaga

kerja, proses pembuangan feces dan kotoran lainnya, baik padat maupun cair dapat

berlangsung dengan baik, lantai tidak licin dan tidak digenangi air, ukuran tepat, ternak

leluasa bergerak, tempat pakan dan minum yang memadai, fasilitas jalan dan sarana
prasarana mendukung.

Pemeliharaan sapi perah, jika memungkinkan penempatan sapi dapat

dikelompokkan berdasarkan produktivitasnya sehingga memudahkan dalam

manajemen pemeliharaannya. Sapi yang sudah tidak produktif dapat diafkir segera agar

tidak membebankan peternak dalam pembiayaan. Jika ternak terserang penyakit

sebaiknya dipisahkan pada kandang isolasi agar tidak menular pada ternak lainnya.
1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana spesifikasi kandang yang baik untuk sapi perah.

2. Apa saja keuntungan dan kerugian sistem perkandangan di Indonesia.

3. Bagaimana penerapan sistem perkandangan di Indonesia.


4. Bagaimana model kandang sapi perah modern.

1.3 Maksud danTujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa :

1. Agar mahasiswa mengetahui spesifikasi kandang yang baik untuk sapi perah.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui keuntungan dan kerugian sistem

perkandangan di Indonesia.

3.Agar mahasiswa mengetahui penerapan sistem perkandangan di Indonesia.

4. Agar mahasiswa mengetahui model kandang sapi perah modern.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Perkandangan


Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang

dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam

suatu peternakan (Syarif dan Sumoprastowo, 1985). Kandang merupakan suatu

bangunan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak. Kandang berfungsi

untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan (Sudono et al., 2003).

Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, tidak membahayakan ternak dan tidak

berdekatan dengan pemukiman penduduk. Lokasi usaha peternakan diusahakan bukan

areal yang masuk dalam daerah perluasan kota dan juga merupakan daerah yang

nyaman dan layak untuk peternakan sapi perah (Syarif dan harianto, 2011). Kandang

yang dibuat untuk sapi perah disediakan dengan berbagai tipe kandang yaitu kandang

pedet, kandang pedet lepas sapih, kandang sapi dara, kandang sapi dewasa atau

kandang sapi masa produksi, kandang sapi kering kandang (Prasetya, 2012)

Daerah – daerah yang cerah dengan matahari penuh tinggi atap kandang

sebaiknya antara 3,6 – 4,2 m. Ketinggian tersebut sudah cukup untuk membatasi difusi

radiasi matahari yang diterima sapi didalam kandang. Pembuatan ventilasi untuk

daerah tropis sebaik nya menggunakan ventilasi dinding terbuka dengan penempatan

kandang pada letak dataran yang tinggi sehingga ventilasi akan mendapat hembusan

angin yang akan mereduksi panas nya suhu tubuh sapi FH 3 (Yani dan Purwanto,

2006). Menurut Sutar (1981) Produktivitas sapi perah akan optimal, apabila dipelihara

pada kandang yang bersuhu berkisar antara 18 – 21°C dan kelembaban udara 55%.

kelembaban yang ideal untuk sapi perah adalah 60% - 70% (Sudono et al., 2003).

2.2 Sistem Perkandangan


Sistem perkandangan sapi perah ada 3, yaitu (1) Conventional type/stanchion

barn dimana kandang diberi penyekat diantara sapi sehingga ternak tidak bisa bergerak

dengan bebas, (2) Loose housing dimana ternak dilepas di kandang yang luas dan dapat

bergerak bebas kemana-mana, (3) sistem kandang freestall pada prinsip nya sama

dengan kandang loose housing. Pada kandang freestall diberikan tempat untuk istirahat

sapi yang disekat – sekat untuk tiap satu ekor sapi (Muljana, 1985). Ukuran kandang

seharusnya memberikan luas daerah sekitar 3 m2 untuk satu sapi. Kandang freestall

baik loose housing untuk sapi yang berproduksi tinggi karena sapi dapat selalu

bergerak bebas yang menjaga kesehatan tulang dan mencegah kelumpuhan pada sapi

(Anderson,2008).

2.3 Unit Dalam Perkandangan Sapi Perah

Perkandangan ternak perah selalu dilengkapi dengan unit komponen utama,

yang pertama yaitu unit kandang ternak, unit pemerahan menyediakan bangunan untuk

proses pemerahan dan tempat penyimpanan susu sementara, unit bangunan untuk

tempat penyimpanan pakan, dan bangunan untuk tempat penyimpanan air, kemudian

bangunan untuk unit penanganan limbah, dibangun kantor untuk pengawasan

peternakan (Santosa, 1995).

2.4 Tipe Kandang

Tipe kandang terdiri dari dua tipe yaitu kandang satu deret dan dua deret, tipe satu

deret dimana kandang hanya memiliki rangkaian sederet sapi yang menghadap utara

atau selatan sedangkan tipe dua deret sederet sapi ditambah rangkaian sederet sapi
dimana posisi antara dua deretan sapi bisa saling berhadapan atau saling membelakangi

(Muljana, 1985).

2.5 Macam – macam Kandang

Berbagai macam kandang menurut kegunaan nya dibagi menjadi enam, yaitu 1)

kandang sapi perah laktasi; 2) kandang pejantan; 3) kandang dara; 4) kandang sapi

kering kandang; 5) kandang pedet; 6) Kandang Karantina (Makin, 2011).

A. Kandang Sapi Perah Laktasi

Kandang sapi perah di daerah dataran tinggi sebaik nya bangunan kandang

berbentuk semi terbuka dimana terdapat dinding setinggi 1 m dan ventilasi terbuka

lebar sehingga keluar masuknya udara dari dalam dan luar kandang berjalan sempurna

(Siregar,1996). Menurut (Anderson,2008) kandang sapi perah untuk kapasitas besar

sebaik nya memiliki ukuran panjang 68 m, lebar 20 m dan tinggi 6 m dan dibuat untuk

dua deret sapi yang dilengkapi dengan bedding sebanyak 108 buah yang dipisah bagian

kiri sebanyak 54 buah dan bagian sebelah kanan sebanyak 54 buah, ukuran panjang

tempat pakan adalah 40 m, lebar 75 cm 5 dan tinggi 50 cm sedangkan tempat minum

mempunyai ukuran panjang 18 m, lebar 21 cm dan tinggi 20 cm

B. Kandang Pejantan

Kontruksi kandang pejantan unggul harus lebih luas dan lebih kuat bangunan

nya, pejantan harus diistimewakan karena akan dijual atau dipakai untuk perkawinan.

Lantai kandang sapi pejantan harus keras, rata, tidak mudah lembab dan tidak licin,

agar memperkuat pijakan sapi untuk melatih otot pada kaki sapi (Santosa, 1995 ;

Makin, 2011).
C. Kandang Dara

Sapi dara ditempatkan pada kandang kelompok dan tidak diikat yang berguna

untuk memudahkan pengontrolan masa birahi. Kandang dibuat portable agar mudah

untuk dipindahkan atau dibangun ulang (Rusadi et al., 2015).

D. Kandang Sapi Kering Kandang

Sapi yang akan beranak perlu dipersiapkan sehingga dibuat kandang kandang

khusus untuk mempermudah pengawasan di kandang ini sapi tidak diperah susu nya

selama dua bulan. Ukuran kandang bisa per ekor panjangnya 7 m dan lebar 2 m – 2,5

m dan disiapkan matras untuk sapi beranak (Sudono et al., 2003). Kandang sapi dara

dapat dibuat secara koloni untuk 3 – 4 ekor tanpa diberi sekat dan dibuat bentuk lantai

yang tidak licin agar sapi bunting tidak tergelincir yang bisa mengganggu kandungan

nya (Siregar,1996).

E. Kandang Pedet

Kandang pedet dapat dibedakan antara kandang individual dan kandang

kelompok, pedet yang ditempatkan pada kandang individual berumur 0 – 8 minggu

dengan ukuran 1,0 x 1,8 m (Prasetya, 2012). Pedet yang sudah besar sebaik nya

dimasukkan atau dipelihara pada kandang kelompok kontruksi kandang dibuat secara

permanen dan dipagari dengan pagar besi.

F. Kandang Karantina

Kandang karantina dibuat khusus untuk sapi – sapi yang menderita sakit atau

perlu diisolasi. Kandang karantina pada umumnya terletak berjauhan dengan kandang

sapi sehat (Prasetya, 2012). Kandang karantina bisa juga digunakan untuk menangani
sapi perah yang sakit, melahirkan, sedang dalam perlakuan, dan sebagainya (Firman,

2010).

2.6 Bagian – bagaian Kandang

Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat dan aman bagi

sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan tata laksana (Prasetya, 2012).

Oleh karena itu kandang harus memiliki, kontruksi, bentuk dan kandang harus

dilengkapi dengan atap, dinding, ventilasi, lantai, tempat pakan, tempat air minum,

selokan/parit, tempat penampungan kotoran, petak kandang, feed alley dan service

alley (Firman, 2010).

A. Atap Kandang

Fungsi utama dari dibuatnya atap adalah untuk melindung bagian dalam

kandang dari sengatan sinar matahari langsung dan masuk nya air hujan kedalam

kandang. Kontruksi atap dibuat dari seng dan anyaman bambu karena biaya murah dan

bahan dapat tahan lama. Bahan atap bisa mengunakan, asbes, seng, genting, daun tebu,

daun kelapa, ijuk, dan alang – alang (Siregar, 1996). Sudut kemiringan atap adalah 30˚

agar air hujan dapat mengalir sampai habis keluar dari atap (Muljana, 1985)

B. Dinding Kandang

Batas disekeliling kandang dapat dilengkapi dengan dinding atau tanpa dinding

(dinding terbuka), tergantung dari kondisi iklim setempat (Makin, 2011). Bahan

dinding bisa berupa tembok beton, kandang bisa dibuat dinding semi terbuka dimana

dinding hanya dibangun setinggi 1,5 meter, atau masih diatas punggung sapi.

Keuntungan dinding semi terbuka dapat memperlancar pergantian udara dan memberi
kesempatan masuk nya sinar matahari terutama masuknya sinar matahari kedalam

kandang (Bakri dan Sapirinto, 2015).

C. Ventilasi

Sirkulasi udara harus lancar agar keadaan udara didalam dapat selalu bersih,

maka ventilasi kandang yang baik untuk sapi perah di daerah tropis cukup ventilasi

alami, yang pengadaanya erat sekali dengan perlengkapan dinding terbuka atau semi

terbuka (Firman, 2010). Penganturan ventilasi yang sempurna 8 berarti memperlancar

pergantian udara dalam kandang yang kotor dengan udara bersih dari luar karena itu

jika ventilasi sempurna maka ruangan kandang tidak akan pengap, kotor, berdebu,

berbau, dan panas (Makin, 2011).

D. Lantai Kandang

Kandang untuk sapi perah sebaik diberikan petak kandang dengan ruang

sepanjang 1,75 meter dan lebar 1,2 meter yang dilengkapi dengan tempat makan dan

minum (Santosa, 1995). Kandang freestall memiliki dua tipe bentuk tempat

peristirahatan yaitu tipe menggunakan karpet karet dan mengunakan pasir halus, kedua

tipe nya sama – sama bertujuan untuk memberikan perlindungan untuk ambing dan

kulit sapi (Palmer, 2005). Cekungan dalam lantai juga dapat menyebabkan genangan

kotoran ataupun air didalamnya yang akan menyebabkan sumber penyakit (Aziz dkk.,

2013).

E. Tempat Pakan dan Minum


Tempat pakan maupun tempat minum seharusnya terbuat dari beton semen,

tempat pakan harus selalu dibersihkan setiap akan melakukan pemberian pakan yang

baru. Sebaiknya tempat pakan memiliki permukaan yang halus agar sapi dapat makan

sampai tuntas dan memudahkan dalam pembersihannya (Makin, 2011). Menurut Bakri

dan Saparinto (2015) Tempat minum otomatis pada ternak sapi perah sangat efektif

karena tempat minum otomatis sangat mudah digunakan oleh ternak, dilengkapi

dengan plastik sebagai bahan pembuatan sehingga tidak mudah rusak dan aman, selain

itu bentuknya yang seperti mangkuk dengan posisi kantup yang tepat sebagai keluarnya

air saat terkena tekanan. 9 Pemberian air minum pada sapi perah dibutuhkan karena

susu 87% terdiri dari air dan 50% dari tubuh sapi terdiri dari air. (Pasaribu et al,. 2015).

F. Jarak Antar Kandang ( Gang)

Gang melintang dibuat sejajar dengan sapi bertujuan agar saat sanitasi kotoran

mudah dibersihkan dan tidak mengganggu kenyamanan sapi. Jarak yang dibuat dalam

gang sebaiknya mempunyai lebar 1 meter, dan lantai gang dibuat kasar agar tidak licin

karena akan dapat membahayakan pekerjaan. Pembuatan selokan ditengah – tengah

gang berguna untuk mempermudah dalam pembersihan kandang (Bakri dan Saparinto,

2015).

G. Selokan

Selokan harus cukup besar agar mempermudah pengaliran air pembuangan, dan

memudahkan untuk membersihkan nya (Prasetya,2012). Ukuran selokan sebaiknya

mempunyai lebar 50 cm dan memiliki kedalaman ± 5 cm dan berakhir dengan


kedalaman yang lebih dalam sekitar 15 cm sehingga air dapat mengalir dari tempat

yang tingi ketempat yang rendah (Anitasari, 2008).

H. Feed alley dan service alley

Pembuatan Feed alley berguna dalam penggunaan tempat pakan, yaitu sebagai

ruang aktivitas untuk pekerja memberikan pakan untuk ternak, ukuran feed alley untuk

perekor sapi 1 m x 0.5 m. Service alley dalam perkandangan harus ada yang bertujuan

untuk jalur pekerja dalam aktivitas kandang tanpa menggangu kenyamanan sapi (Lean,

2003).

I. Sistem Pemerahan

Proses pemerahan menggunakan mesin perah portable mesin perah ini dapat

berpindah – pindah dari satu tempat ketempat yang lain susu hasil pemerahan dari

mesin perah ini ditampung diember pada setiap mesin. Proses pemerahan susu dengan

mesin perah instalasi menggunakan bucket dengan cara memerah sapi secara

bergantian, alat perah berfungsi menggunakan pompa vakum yang dapat menghisap

susu dari mesin perah melalui selang angin yang saling berhubungan (Firman, 2010).

Pemerahan sapi dengan mesin perah instalasi menggunakan bucket, tekanan udara

diatur untuk menyedot susu dan kemudian dialirkan kedalam bucket karena vakum

yang berfungsi sebagai pompa penyedot (Syarif dan Harianto, 2011). Proses

pemerahan susu secara manual atau proses pemerahan dengan tangan meliputi 3

metode yaitu whole hand (tangan penuh) memerah dengan cara menggenggam puting,

Stripping (perah jepit) memerah dengan cara puting diletakan diantara ibu jari dan

telunjuk yang digeserkan dari pangkal puting kebawah sambil memijat dan dengan
metode kneleven (perah pijit) memerah dengan cara menggenggam puting, tetapi

dengan membengkokan ibu jari (Makin, 2011).

J. Suhu dan Kelembaban Kandang

Produktivitas sapi perah akan optimal, apabila dipelihara pada suhu berkisar

antara 18 – 21°C dan kelembaban udara 55% (Sutar, 1981). kelembaban yang ideal

untuk sapi perah adalah 60% - 70% (Sudono et al., 2003).

K. Sanitasi Kandang

Sanitasi selain tindakan untuk menjaga kebersihan juga untuk mencegah

terjangkitnya penyakit serta meminimalkan kemungkinan penularan penyakit.

Pembersihan pada kandang meliputi palung, lantai dan selokan kandang kemudian sapi

dimandikan setiap sebelum pemerahan agar kotoran pada tubuh sapi tidak

mengkontaminasi susu saat terjadi proses pemerahan (Anitasari, 2008).

Sanitasi kandang dan peralatan dilakukan sebelum memulai pemeliharaan sapi

perah, baik itu untuk sapi pedet maupun untuk sapi dara. Sanitasi kandang dan

peralatan dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan didalam kandang dan

lingkungan diluar kandang. Sanitasi diluar kandang dilakukan dengan membabat

semak-semak, menyapu dan mengumpulkannya ditempat yang aman, sehingga tidak

mengganggu atau menimbulkan penyakit pada ternak, yang sedang dipelihara. Setelah

lingkungan dibersihkan selanjutnya dilakukan pencucian kandang dengan air hingga

bersih dan baru kemudian disemprot dengan desinfektan (Firman, 2010). Menurut

(Makin, 2011) mensterilkan peralatan dan kandang dilakukan dengan cara

membersihkan peralatan menggunakan air lalu penyemprotan pada permukaan


pralatan dengan desinfektan kemudian pengapuran pada seluruh lantai dan dinding

kandang untuk membunuh bakteri. Tingkat kebersihan lantai kandang dapat

mempengaruhi kejadian masistis subsklinis karena tersentuhnya puting/ambing dengan

lantai akan selalu terjadi (Aziz et al., 2013). Limbah peternakan sapi perah dibedakan

menjadi limbah cair, gas dan limbah padat (Haryati, 2006). Menurut (Nurlina dan

Maryati, 2011) bahwa 12 kotoran sapi jika hanya dibuang begitu saja dan tidak

dimanfaatkan dapat akan menimbulkan pencemaran lingkungan dan merusak estetika

seperti pemandangan yang tidak baik dan bau yang tidak sedap. Penanganan limbah

sapi perah dapat berupa mengelolaan menjadi biogas, pupuk cair dan kompos.

Penanganan limbah yang kurang baik dapat menyebabkan pencemaran.

III

PEMBAHASAN

3.1 Spesifikasi Kandang


Kandang sebagai salah satu faktor lingkungan hidup ternak harus bisa
memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman, sesuai dengan tuntutan hidup
ternak tersebut. Bangunan kandang diupayakan untuk melindungi ternak dari gangguan
luar yang merugikan. Untuk perkandangan sapi perah, maka perlu memperhatikan
syarat-syarat kandang yang sehat.
3.1.1 Konstruksi Kandang
Konstruksi kandang sebaiknya memperhatikan persyaratan pembuatan
kandang. Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan- yang ekonomis dan
mudah diperoleh. Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan
Iimbah yang mudah dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk
bulat agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu,
kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang memiliki
sudut tajam. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5
x 2 m atau 2,5 x 2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m dan untuk
anak sapi cukup 1,5 x 1 m per ekor, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m dari tanah.
a. Lantai

Lantai kandang sapi biasanya dibuat dari bahan semen atau tanah yang
dipadatkan dan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai kandang harus kuat,
tidak licin, dan dibuat dengan kemiringan 15 derajat ke arah selokan di belakang sapi
untuk mempermudah penampungan kotoran sapi dan pakan yang jatuh. Lantai kandang
harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit.
Kandang bakalan dan anakan biasanya hanya beralaskan semen. Sementara itu,
kandang pembibitan biasanya beralaskan serbuk gergaji atau sekam. Kandang
pembibitan atau persalinan membutuhkan kondisi yang mutlak kering. Karena itu,
setiap periode melahirkan, serbuk gergaji harus diganti dengan yang baru.
b. Dinding

Dinding kandang tidak boleh tertutup seluruhnya, harus dibuat terbuka


sebagian agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar. Bahan yang digunakan sebagai
dinding bisa berupa tembok beton, papan, kayu, bambu, dan bilik bambu. Kadang,
dinding kandang hanya berupa tempat minum dan tempat pakan yang dibuat setinggi
0.5–1 meter dari permukaan tanah.
c. Atap

Atap kandang bisa terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia, atau seng.
Kandang untuk sapi potong bisa menggunakan atap dari asbes, karena sapi potong lebih
tahan terhadap panas. Kandang sapi juga boleh tidak menggunakan atap alias terbuka.
Kandang terbuka yang kandang-lorongberatapkan langit ini biasanya digunakan untuk
memelihara sapi bunting atau bakalan yang baru datang di peternakan. Kandang seperti
ini membantu betina bunting untuk berlatih agar proses melahirkan bisa lancar.
d. Lorong

Di kandang individu, biasanya terdapat lorong di tengah kandang sebagai area


lalu lintas peternak atau pekerja untuk memberi pakan atau minum sapi. Lorong ini
biasanya berukuran 0.5–1 meter dan dibuat dari bahan semen. Lantai semen sebaiknya
diberi corak garis-garis agar tidak licin.
e. Selokan

Selokan berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran. Selokan biasanya


dibuat dengan lebar 20–30 cm dan kedalaman 10–20 cm. Selokan ini dibuat di dalam
kandang di bagian ekor sapi, baik itu di kandang tunggal maupun kandang ganda.
Tujuannya, agar pekerja mudah membersihkan kotoran dan urine sapi. Selokan dapat
terbuat dari beton serta penutup Selokan dapat terbuat dari besi ataupun kayu.
f. Bak Pakan dan Minum

Bak pakan dan bak air minum dibuat di depan kandang dengan perbandingan 2
: 1. Artinya, jika panjang bak pakan satu meter, maka panjang bak air minum setengah
meter. Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi
persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm. Tempat pakan dan minum ini dibuat dari
bahan semen, plastik atau papan kayu dengan dasar rapat agar pakan tidak mudah
tercecer. Tempat minum tidak boleh bocor dan harus mudah dibersihkan. Untuk sekat
tempat pakan dapat terbuat dari kayu dan pipa besi.
3.1.2 Lokasi dan Letak Kandang
Kandang harus didirikan pada lokasi yang lebih inggi dari lingkungan sekitar,
agar pada waktu musim hujan kandang tidak becek, lembab dan tidak tergenang air.
Lantai kandang dibuat 20 sampai 30 cm lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Dengan
demikian, drainase kandang dapat dibuat lebih baik. Selain itu, pasokan air juga sangat
diutamakan. Kandang dibangun di dekat sarana transportasi. Dengan demikian, bahan
pakan mudah diangkut ke peternakan. Bagian penjualan yang berhubungan dengan
kandang terutama dianjurkan dekat jalan raya.

3.2 Keuntungan dan Kerugian


3.3 Penerapan di Indonesia

Kebutuhan kandang sapi perah di negara iklim tropis lebih sederhana bila

dibandingkan dengan negara sub tropis yang lebih dingin, sehingga di negara tropis

kandang tetap dibutuhkan untuk melindungi ternak pada malam hari, panas terik sinar

matahari, dan hujan lebat juga mempermudah dalam pemeliharaan. Bangunan yang

sederhana cukup dibangun kandang pedet, sapi dara dan sapi dewasa untuk menjaga

ternak dari binatang predator. Kandang sapi perah dapat dibangun dalam skala kecil di

daerah tropis dengan pertanian intensif, sistem pemerahan yang berkesinambungan dan

persediaan pakan ternak untuk mencukupi produksi susu dan pokok hidup sapi.

Suhu udara di Indonesia pada umumnya tinggi yaitu antara 24 – 34oC, dan

kelembaban udara juga tinggi yaitu antara 60 - 90%. Hal ini dapat menyebabkan proses

penguapan dari tubuh sapi terhambat sehingga sapi mengalami cekaman panas.

Tingginya suhu dan kelembaban udara tersebut disebabkan oleh radiasi matahari yang

tinggi, sehingga lokasi peternakan sapi perah di Indonesia akan lebih baik jika berada
pada ketinggian di atas 800 m d.p.l. Selain radiasi, produksi panas hewan yang berupa

panas laten dan panas sensible, tinggi, luas, bahan atap dan bukaan ventilasi yang

kurang tepat merupakan penyebab naiknya suhu dan kelembaban udara dalam kandang

sapi perah. Salah satu upaya untuk menurunkan suhu dan kelembaban udara di dalam

kandang yaitu dengan sistem ventilasi agar terjadi pertukaran udara di dalam dan luar

kandang dengan baik sehingga panas dalam kandang dapat diminimalisir. Pada

ventilasi alamiah, pertukaran udara terjadi jika ada perbedaan tekanan melalui bukaan
bangunan dan angin. Luas bukaan ventilasi sangat mempengaruhi pola aliran dan

distribusi udara dalam kandang yang dapat menentukan besarnya distribusi suhu dan

kelambaban udara dalam kandang .

Untuk memperoleh luas bukaan ventilasi (alamiah) yang menghasilkan

distribusi suhu dan kelambaban udara dalam kandang yang baik, diperlukan analisis

sifat dan pola aliran serta distribusi udara dalam kandang. Pada ventilasi alamiah,

pertukaran udara terjadi jika ada perbedaan tekanan melalui bukaan bangunan dan

angin. Luas bukaan ventilasi sangat mempengaruhi pola aliran dan distribusi udara

dalam kandang yang dapat menentukan besarnya distribusi suhu dan kelambaban udara

dalam kandang . Untuk memperoleh luas bukaan ventilasi (alamiah) yang


menghasilkan distribusi suhu dan kelambaban udara dalam kandang yang baik,

diperlukan analisis sifat dan pola aliran serta distribusi udara dalam kandang. Tipe

kandang yang dapat di gunakan di Indonesia :

(1) Kandang Terbuka

Kandang Terbuka adalah kandang yang semua sisinya terbuka.

Kelebihan :

a. Biaya pembangunan murah


b. Biaya oprasional murah

c. Tidak ketergantungan dengan listrik, karena apabila listrik mati maka sistem

akan terganggu.

Kekurangan :

a. Perlindungan terhadap penyakit kurang baik

b. Perlindungan terhadap factor lingkungan kurang baik

(2) Kandang Tertutup


Tujuan membangun kandang tertutup adalah:

 Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang baik) yaitu

udara yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan mengeluarkan sesegera

mungkin gas-gas berbahaya seperti karbondioksida dan amonia.

 Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim yang

kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas dari kandang

yang dihasilkan dari tubuh ternak dan lingkungan luar, menurunkan suhu udara yang

masuk serta mengatur kelembaban yang sesuai.

 Meminimumkan tingkat stress pada ternak.

Kelebihan :
a. Perlindungan ternak terhadap penyakit dapat di maksimalkan.

b. Tenak tidak terpengaruh dengan lingkungan luar

Kekurangan :

a. Biaya pembangunan mahal

b. Biaya oprasional mahal

c. Ketergantungan dengan listrik, karena apabila listrik mati maka sistem akan

terganggu.
3.4 Model Kandang Sapi Perah Modern
Pengembangan sistem kandang modern didorong oleh populasi ternak yang
semakin besar, produksi per sapi yang meningkat, serta mekanisasi dan otomatisasi
dalam cara pemberian pakan dan pemerahan susu. Pemerahan bisa berlangsung lebih
praktis dan cepat dan di ruang terbuka, tidak seperti dalam petak kandang (stall). Salah
satu faktor kunci dalam peternakan modern ialah efisiensi kerja dan kandang
harus dibuat senyaman mungkin sehingga ternak yang ada di dalam tidak merasa stress
yang berujung pada sakit dan kematian.

Beberapa faktor yang akan memengaruhi efisiensi yaitu meliputi ukuran, cara
pemerahan, cara pemberian pakan, tenaga kerja dan ruang yang tersedia. Kandang sapi
modern berukuran 24 m x 10 m , dengan 3 buah bejana terbuat dari pasangan batu
bata, masing – masing 2 buah tempat pakan di pinggir, dan tempat minum disamping.
Dengan lantai terbuat dari cor beton bertulang untuk mempermudah pembersihan
kotoran sapi, ukuran kandang 24 x 10 m dan dipisahkan oleh bejana air minum. Pintu
kandang terbuat dari tiang dari pipa setebal 80 mm, diberi penguat besi sling untuk
perkuatan karena lebar pintu hampir 5 m , konstruksi pagar mendatar dapat
menggunakan pipa diameter 50 mm.

Dalam peternakan modern, terdapat jenis kandang yang dibuat serta dibangun
sebagai berikut :
1. Kandang sapi pejantan memiliki kapasitas 3x4 meter dengan halaman
berkapasitas 4x6 meter atau sering disebut dengan model kandang sapi Loose
Box. Bertujuan agar sapi bisa leluasa bergerak untuk menghindari stres. Tinggi
kandang sekitar 160 - 180 cm atau dibuat lebih tinggi dari sapi.
2. Kandang sapi dewasa harus memiliki tempat makan dan air minum masing-
masing berkapasitas 80 x 50 cm dan 50 x 40 cm. Sementara untuk ukuran
kandang sekitar 1,75 x 1,2 meter.
3. Kandang untuk kawin mempunyai ukuran 110 x 55 cm. Kandang harus dibuat
sedemikian rupa untuk memudahkan perkawinan.
4. Kandang sapi untuk melahirkan mempunyai ukuran 6 x 6 meter dengan selokan
untuk memudahkan pembersihan.
5. Kandang pedet disarankan tak terbuat dari tembok agar tidak mengganggu
sirkulasi udara. Kandang pedet terdiri dari kandang individu dan koloni.
6. Kandang sapi laktasi di peternakan modern terdapat beberapa macam. Sistem
stall ganda dimana sapi dalam dua baris saling berhadapan ataupun bertolak
belakang, sistem stall tunggal dimana sapi ditempatkan dalam satu baris dan
sistem loose housing.
IV
Kesimpulan dan saran
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
1. Spesifikasi kandang yang baik untuk sapi perah adalah memiliki kontruksi kandang
yang sesuai standar yaitu terdiri dari lantai, dinding, atap, lorong, selokan, serta bak
pakan dan minum yang cocok dan aman untuk sapi perahnya.
2. Keuntungan kandang terbuka di indonesia adalah biaya pembangunan dan
operasional murah, dan tidak tergantung dengan listrik. Kekurangannya perlindungan
terhadap penyakit kurang baik. Keuntungan kandang tertutup adalah perlindungan
terhadap pemyakit dapat dimaksimalkan. Kelurangannya biaya pembangunan dan
operasioanl mahal, dan ketergantungan terhadap listrik.
3. Penerapan sistem perkandangan diindonesia sesuai dengan iklim di indonesia yaitu
tropis maka perkandangan di Indonesia yaitu kandang terbuka dan kandang tertutup
4. Salah satu faktor kunci dalam peternakan modern ialah efisiensi kerja dan kandang
harus dibuat senyaman mungkin sehingga ternak yang ada di dalam tidak merasa
stress yang berujung pada sakit dan kematian. Model kandang sapi perah modern
terdiri dari loose box untuk pejantan, kandang sapi dewasa, kandang kawin, kandang
melahirkan, dan kandang pedet.
4.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan dalam penulisan makalah ini adalah penerapan dari
tulisan ini untuk diaplikasikan didunia peternakan sapi perah khususnya di indonesia
suapaya peternakan sapi perah di Indonesia lebih baik dan unggul.

Anda mungkin juga menyukai