BAB I
PENDAHULUAN
indonesia terbukti dengan banyaknya perusahaan unggas yang sudah modern baik
dan diperhatikan bagaimana proses dan tata cara yang tepat dan benar untuk
maka diperlukan pengelolaan pembibitan ayam yang baik agar diperoleh telur
tetas dan DOC yang tinggi sehingga dalam menghasilkan bibit final stock dapat
dari memproduksi pakan ternak berkualitas, pembibitan ayam yang cepat tumbuh
dan tahan penyakit serta menghasilkan produk ayam olahan berkualitas tinggi.
Jaya Farm Unit Sragen. Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Praktek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pedaging yaitu Pure Line (PL), Grand Parent Stock (GPS), Parent Stock (PS) dan
Final Stock (FS) (Setyono dan Ulfah, 2011). Ayam jenis strain Cobb memiliki
tingkat fertilitas yang tinggi disesuaikan dengan body weight apabila sudah
mencapai umurnya (Rahayu dkk., 2011). Pembibitan ayam broiler atau ayam
pedaging adalah jenis ayam ras unggul yang diciptakan dari hasil seleksi,
Lokasi peternakan yang baik adalah harus jauh dari pemukiman penduduk
dan harus tersedia persediaan sumber air yang cukup terutama pada saat musim
kemarau (Fadilah dkk., 2007). Arah kandang yang baik yaitu membentang dari
barat ke timur atau sesuai dengan perputaran sinar matahari (Nuroso, 2010). Arah
kandang disesuaikan dengan arah angin sehingga intensitas cahaya matahari tidak
terlalu tinggi baik pada pagi maupun sore hari serta menekan seminimal mungkin
kandang (Fadilah dkk., 2007). Sistem kandang closed house atau kandang tertutup
memiliki dinding yang tertutup seluruhnya kecuali pada kedua ujung kandang
(Rasyaf, 2008). Atap kandang berfungsi untuk menaungi ayam dari sinar matahari
dan hujan, selain itu untuk mempengaruhi suhu dan kelembapan di dalam
dibedakan menjadi 3 yaitu 1) Monitor, atap terdiri dari dua sisi dan biasanya
dipakai pada bangunan yang luas, 2) Shade, atap terdiri dari dua sisi dan
digunakan pada bangunan yang sempit, 3) Gable, atap terdiri dari kedua sisi yang
terputus menyerupai gergaji dan digunakan pada bangunan yang memiliki tekstur
terbuka, semi terbuka dan tertutup (Fadilah, 2004). Pada kandang closed house
konstruksi dinding kandang dibuat tertutup umumnya berbahan ram kawat yang
Terdapat 3 macam lantai, yaitu lantai litter, lantai celah, dan lantai
jenisnya yaitu lantai yang bagian dasarnya terbuat dari tanah yang dilakukan
pemadatan, lantai yang bagian dasarnya campuran pasir dan semen, bambu, kayu,
kawat, slet (Sujionohadi dan Ade, 2016). Untuk lantai kandang litter, litter
diusahakan selalu bersih dan kering dan apabila kotor dapat mengotori sarang
angin, debu, kotoran dan bau amoniak yang dihasilkan melalui kotoran ternak
kemudian disaring dan dibawa keluar kandang sehingga suhu menjadi stabil dan
dan kapasitas ayam yang dimiliki diantaranya adalah tempat pakan dan minum
sesuai dengan umur, sarang, tempat telur, alat penerangan, induk buatan
6
(Tamaludin, F. 2014). Sebelum pakan dan minum diberikan, tempat pakan atau
minum harus bersih atau steril, jika terdapat sisa sisa makanan yang sudah busuk
akan menurunkan nafsu makan dari ayam dan menjadi sumber penyakit
karena jenis dan tipe pakan antara jantan dan betina berbeda, selain itu posisi
tempat pakan jantan jauh lebih tinggi dari pada pakan betina karena jantan
memiliki leher yang sedikit bisa memanjang dan lebih tinggi (Nuroso, 2010).
Tempat pakan yang dipilih dari jenis chains dan berwarna terang, selain itu
(Sunarti dan Wahono, 1997). Syarat memilih tempat pakan yang lainnya adalah
sesuai dengan umur ayam dan tidak menganggu tata laksana pemeliharaan
(Priyatno, 1999).
tempat minum yang digunakan adalah niple dan drink cup karena lebih menjamin
kebersihan air minum dari pada jenis yang lainnya (Sunarti dan Wahono, 1977).
2.4.3 Sangkar
Nest box merupakan kumpulan dari sarang tempat ayam bertelur yang
terbuat dari bahan seng berbentuk rumah (Santoso dan Sudaryani, 2003). Satu
sarang disediakan untuk 4 ekor betina dan lebar sarang pada ayam tipe pedaging
lebih besar dibandingkan dengan tipe ayam petelur (Kartasudjana dan Suprijatna,
2010).
Kebutuhan ruang untuk standart ternak ayam bergantung pada jenis ternak,
periode kelompok umur dan sistem kandang yang dipilih (Priyatno, 1999).
2.6 Pencahayaan
layer di kandang jenis close house selama 14-16 jam (Rasyaf, 2003).
Pencahayaan untuk parent stock umur > 25 minggu selama 14 jam (Cobb, 2013).
kendaraan serta orang atau pegawai yang keluar masuk area kandang
bertujuan untuk melindungi ternak dari kontaminasi bakteri atau virus yang dapat
2.8 Produktivitas
2.9 Mortalitas
mortalitas tinggi maka jumlah ayam produktif menurun dan telur tetas akan
9
pada umur, virus, unggas, lingkungan (kadar amoniak, ventilasi) dan adanya
BAB III
Perkandangan Ayam Pembibit Fase Laying dilaksanakan pada hari Rabu tanggal
27 Desember 2017 sampai dengan hari Sabtu tanggal 27 Januari 2017, bertempat
3.1 Materi
adalah unit pembibitan PT Charoen Pokphand Jaya Farm Breeding Sragen, Jawa
Tengah. PT. Charoen Pokphand dipilih sebagai tempat PKL karena merupakan
Diponegoro.
3.2 Metode
partisipasi aktif dengan melakukan kegiatan rutin perusahaan dan mencatat data di
berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Mengolah data yang telah
11
BAB IV
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm merupakan anak perusahaan dari PT.
Charoen Pokphand Indonesia yang fokus dan bergerak dibidang pembibitan ayam.
Pokphand Jaya Farm area semarang 1, Sragen yang didirikan pada 1 februari 2011
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm memiliki luas lahan 20 ha. Sebelah
barat berbatasan dengan lahan jagung, sebelah timur dengan pemukiman, sebelah
utara dengan lahan jagung dan sebelah selatan dengan pemukiman. Jarak dengan
peternakan tidak menganggu penduduk sekitar. Jarak dengan pusat kota sragen
kandang tipe closed house yang dibagi menjadi 4 flock dengan didukung beberapa
bangunan penunjang yang meliputi pos satpam, tempat parkir, mas staff dan
karyawan, mushola, kantin, kantor, tempat celup tray, lapangan olahraa, car spray,
shower family, washer room, ruang genset, workshop, ruang tangki solar, tempat
sekam. Jalan akses disekitar perusahaan yang menuju ke pusat kota baik, sehingga
Struktur Organisasi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen dapat dilihat
Bu Head
Genaral Manager
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit Sragen dipimpin oleh seorang
manajer farm bapak Diaby Al Kautsar dan dibantu oleh staf-staf lainnya seperti
Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen dapat dilihat pada ilustrasi 1. CPJF unit
sragen dibagi menjadi 4 flock kandang dengan setiap flock dipimpin seorang
14
supervisor. Dalam satu flock yang terdiri dari 5-6 unit kandang terdapat chief lock
(asisten supervisor) serta 2 anak kandang di tiap kandang, anak kandang bertugas
memberi pakan ternak, mengambil telur secara manual, fumigasi dan grading
telur. Staf statistik bertugas mengolah data di farm, mulai dari jumlah persediaan
pakan, produksi telur, jumlah ayam yang mati ataupun culling. PGA yang akan
vitamin pada ternak. Daftar karyawan PT. Charoen Pokphand Jaya Farm unit
Jumlah 93
15
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm area Farm Semarang 1 (Sragen) di Jl.
ketinggian ± 300 mdpl dengan suhu lingkungan antara 24oC – 31oC, keembapan
75 % dan curah hujan rata rata setiap tahun sekitar 2500-3000 mm. Batas wilayah
desa jirapan sebelah barat adalah Desa Jatirejo, sebelah timur berbatasan dengan
Desa Selamat, Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tembok dan sebelah
Selatan berbatasan dengan Desa Kedung Jeruk. Lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan ayam terdiri dari beberapa kondisi. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Permentan (2011) yang menyatakan bahwa lokasi sebaiknya terbuka dan
luas sehingga udaranya segar, lokasi tidak berdekatan dengan keramaian, lokasi
harus bersih dan tidak berdekatan dengan bangunan-bangunan tinggi agar sinar
matahari dapat masuk kandang, lokasi harus tinggi dari sekitarnya sehingga
pergerakan udara dapat bebas melewati sela sela kandang. Kebutuhan air di
peternakan tersebut sudah tercukupi, karena lokasinya terdapat sumber air yang
berperan untuk memenuhi kebutuhan air. Pemilihan lokasi tersebut sesuai dengan
pendapat Fadhillah dkk., (2007) yang menyatakan bahwa lokasi kandang ayam
Jarak antar kandang di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen yaitu 12
penyakit dari kandang satu ke kandang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan
16
pendapat Permentan (2011) yang menyatakan bahwa kandang yang satu dengan
kandang yang lainnya. Bangunan kantor dan mess karyawan terpisah dari
kandang dan dibatasi dengan pagar rapat. Bangunan kandang dan bangunan
lainnya tertata dengan baik, sehingga aliran air, saluran pembuangan limbah,
udara dari penghantar lain tidak menimbulkan penyakit. Posisi kandang membujur
dari barat ke timur atau sebaliknya untuk mengurangi sinar matahari langsung.
Hal ini sesuai dengan pendapat Nuroso (2010) yang menyatakn bahwa arah
kandang yang baik yaitu membentang dari barat ke timur atau sesuai dengan
menggunakan kandang tipe closed house tunnel system untuk memelihara ayam
memiliki ukuran 120 m x 12 m yang terbagi menjadi 4 dan 5 pen yang berbeda
beda dan ukurannya di setiap kandang, selain itu di dalam kandang terdapat
ruangan penunjang yaitu gudang pakan, ruang fumigasi dan ruang grading telur.
Konstruksi kerangka bangunan kandang adalah baja ringan dengan merek astino
dari Malaysia dan tembok, pada bagian atap berbahan atap seng 2 lapis yang
ditengahnya terdapat busa, dinding dibuat tertutup dengan bahan kawat ram yang
dilapisi dengan tirai, terdapat lantai kombinasi pada kandang ayam yaitu lantai
slat plastik dengan ukuran 1 m x 0,5 m dan lantai litter. Menurut pendapat
(Nuroso, 2010) bahwa sistem kandang closed house atau kandang tertutup
memiliki dinding yang tertutup seluruhnya kecuali pada kedua ujung kandang
17
yang dipasang inlet dan outlet. Kontruksi semua kandang di PT. Charoen
Pokphand Jaya Farm Sragen sudah menggunakan bahan bangunan batu bata dan
kerangka yang terbuat dari besi, sehingga bangunan kokoh dan aman. Hal ini
kenyamanan bagi peternak dan ternak. Perkandangan merupakan salah satu aspek
yang didalamnya terdapat kandang maupun alat alat perlengkapan kandang yang
meminimalisir ayam yang tertular penyakit. Hal tersebut sesuai dengn pendapat
yang harus dilengkapi peternakan yang meliputi kandang, tempat isolasi ayam
yang terkena penyakit dan peralatan. Kandang tipe closed house PT. Charoen
Bahan atap kandang yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
adalah solid wall, bahan solid wall (seng, busa, seng) yang dinilai mampu
menyerap panas dan dingin udara luar sehingga tidak mempengaruhi suhu di
dalam kandang. Jenis atap kandang adalah gable roof yaitu atap memiliki 2 sisi
yang berbentuk seperti huruf A. Hal ini sesuai dengan pendapat Utomo (2012)
yang menyatakan bahwa terdapat 3 macam jenis atap yaitu gable, shape dan
monitor. Ditambah dengan pendapat (Rasyaf, 2008) bahwa bahan untuk kandang
sebaiknya digunakan yang ringan dan tidak menghantarkan panas hal tersebut
ditujukan pada kenyamanan ternak. Atap kandang di PT. Charoen Pokphand Jaya
Kemiringan atap pada kandang tersebut yaitu 21,80o. Kemiringan atap tersebut
sudah memnuhi standar untuk atap bahan seng, karena dengan kemiringan tersbut
air hujan sudah dapat mengalir dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
19
Permentan (2011) yang menyatakan bahwa setiap jenis material penutup atap
aluminium 3o, seng 10o, pelat semen berserat 8,5o, genting beton 17,5o, genting
pres 30o, sirap bambu 30o, genting biasa 40o, rumbia minimal sudut kemiringan
Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Farm Sragen adalah dinding yang tertutup
karena menggunakan sistem kandang closed house. Dinding kandang terdiri dari
beton dengan tinggi 90 cm dan kawat ram memiliki tinggi 200 cm. Dinding
kandang juga dilengkapi dengan barrier yang berjarak 1 m dari dinding beton dan
tingginya sejajar dengan dinding beton, sehingga ayam aman dan tidak dapat
keluar dari kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Priyatno (1996) yang
menyatakan bahwa dinding kandang berperan sebagai pelindung ayam agar tidak
mendapat gangguan dari luar ayam dan ayam tetep berada di dalam kandang.
Konstruksi dinding kandang yaitu kawat ram yang ditutup atau dilapisi dengan
tirai putih dari terpal plastik. Penggunaan dinding kandang yang tertutup
macam model dinding kandang yaitu sistem dinding terbuka, semi terbuka dan
20
tertutup. Didukung oleh pendapat Murni (2009) yang menyatakan bahwa dinding
kandang tidak boleh terlalu rapat, hal ini bertujuan agar terdapat ruang sirkulasi
udara di kandang dan untuk meminimalisir hewan lain agar tidak masuk ke dalam
kandang. Tirai yang digunakan pada periode layer berwarna putih. Tirai warna
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen dapat dilihat pada Ilustrasi 5.
Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen adalah lantai kombinasi slat dan litter.
Lantai slat terletak pada bagian kanan dan kiri atas masing masing selebar 4 m
dan dibagian tengah bawah terdapat lantai litter selebar 4 m dengan inggi
pembatas antara slat dan litter yaitu 30 cm. Lantai slat terbuat dari plastik keras,
kaku dan berlubang. Lantai slat memiliki kedalaman 1 meter yang berfungsi untuk
21
mempermudah dalam pengumpulan ekskreta ayam pada saat tiba di fase afkir.
Lantai litter berbahan sekam padi yang sebelumnya dilakukan fumigasi terlebih
bahawa lantai dalam kandang ada berbagai macam jenisnya yaitu lantai yang
bagian dasarnya terbuat dari tanah yang dilakukan pemadatan, lantai yang bagian
dasarnya campuran pasir dan semen, bambu, kayu, kawat, slet. Menurut pendapat
biasanya dipelihara dalam kandang dengan sistem lantai berupa litter atau slat dan
litter, untuk kandang litter diharapkan selalu bersih dan kering agar ayam lebih
sehat dan mencegah agar kaki ayam tidak kotor dan apabila kotor dapat mengotori
sarang ataupun telur di dalam sarang. Tipe lantai kandang di PT. Charoen
Luas ruang kandang ayam parent stock di PT. Charoen Pokphand Jaya
Farm adalah 120 x 12 m = 1440 m2, dengan kapasitas ayam parent stock sebanyak
10.000 ekor ayam. Kapasitas kandang yaitu 6,9 ekor/m2, yang berarti setiap 1 ekor
ternak membutuhkan ruangan sebanyak 6,9 ekor/m2. Secara prinsip, luas kandang
harus sebanding dengan jumlah ayam yang dipelihara, apabila terlalu penuh atau
tempat pakan dan minum ternak. Hal tersebut didukung oleh pendapat Rasyaf
kepadatan ayam yang rendah. Jika kandang terlalu padat akan menyebabkan
kompetisi dalam mendapatkan air minum, pakan dan oksigen. Kepadatan kandang
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen dapat dilihat pada Ilustrasi 7.
peralatan kandang yang meliputi tempat pakan, tempat minum, sangkar dan
ventilasi.
Sragen menggunakan hanging feeder untuk ayam jantan dan chain feeder untuk
ayam betina. Male Feeder (Hanging Feeder) di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm
Hanging feeder adalah tempat pakan ayam jantan. Jarak antara male feeder
adalah 1 m. Jumlah hanging feeder perkandang adalah 112 buah dan hanya
24
terdapat satu lajur yang terletak dibagian tengah kandang. Bagian bagian male
feeder antara lain, insulator, penggantung ougar, shocker, ougar, adjuster, pan
feeder, saklar, motor penggerak, katrol dan hover. Penggantung ougar berfungsi
untuk menggantung ougar, shocker berfungsi untuk mencegah agar ayam tidak
berfungsi sebagai lintasan pendistribusian pakan dari hover utama ke seluruh pan
feeder. Adjuster berfungsi sebagai pengatur kapasitas pakan di pan feeder. Pan
feeder berfungsi sebagai tempat pakan untuk ayam. Saklar, motor penggerak dan
katrol merupakan satu kesatuan yang berpe berperan untuk menaikkan dan
menurunkan hanging feeder. Pakan ayam pejantan diberikan pada hanging feeder
yang digantung agar proporsi pakan yang diberikan pada ayam pejantan tidak
dimakan oleh ayam betina. Ketinggian hanging feeder dari litter ± 35 cm,
sehingga ayam tidak dapat mencari pakan yang terdapat di hanging feeder. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Nuroso (2010) yang menyatakan bahwa umur 1-
15 hari tempat pakan yang digunakan berupa nampan, umur 16 hari sampai
hanging feeder dengan ayam pejantan yaitu 7 ekor/hanging feeder, sehingga akan
meminimalisir kompetisi. Hal ini sesuai dengan pendapat Suprijatna dkk., (2008)
yang menyatakan bahwa ayam yang dipelihara dengan sistem litter dan dipelihara
dengan cara berkelompok, kualitas dan kuantitas peralatan yang digunakan harus
memadai.
Female Feeder adalah tempat pakan ayam betina yang terletak diatas slat
yang terdiri dari tiga lintasan. Prinsip kerja female feeder adalah menghantarkan
25
pakan dari hover utama dan hover tambahan keseluruh bagian through secara
merata. Bagian-bagian dari female feeder meliputi grill, chain, through, corner 12
buah, motor penggerak 3 buah, hover utama 3 buah dan hover tambahan 18 buah.
Grill berfungsi untuk mencegah kepala ayam pejantan agar tidak masuk ke dalam
hover lainnya di female feeder. Chain berfungsi untuk mengalirkan pakan dari
terdapat di dalam kandang berjumlah 492 buah. Jumlah male feeder ada 3 jalur
dengan total panjangnya adalah 750 m dan berjumlah 250 buah/kandang sehingga
per meternya dapat menampung 12 ekor ternak. Letak female feeder selang seling
dengan nipple untuk mempermudah ayam dalam aktivitas makan atau minum. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso (2000) yang menyatakan
bahwa jumlah tempat pakan dan air minum harus seimbang serta letaknya selang-
seling agar memudahkan ternak dalam aktivitas makan dan minumnya. Putar
pakan pada Female Feeder dilakukan dua kali yaitu putar pakan 1 dilakukan
dengan nyala 1 menit detik kemudian mati 20 menit dan menyala kembali pada
putar pakan yang ke dua selama 5 menit. Female Feeder di PT. Charoen
Hover utama memiliki ukuran panjang 120 cm, lebar 65 cm dan tinggi 60
cm, sedangkan hover tambahan memiliki ukuran diameter 50 cm dan tinggi 100
cm. Adanya tempat pakan otomatis, pekerjaan caretaker menjadi lebih efisien
serta tingkat stress dapat diminamilisir, karena kontak antara caretaker dengan
Suprijatna dkk., (2005) yang menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas peralatan
kandang dapat meminimalisir stres ternak. Hal tersebut di dukung oleh pendapat
yang sesuai dengan standar dapat memberikan kenyaman pada ternak, sehingga
Farm Sragen adalah jenis nipple. Penggunaan tempat air minum otomatis sangat
27
tepat untuk peternakan yang skala besar. Jika dibandingkan dengan tempat minum
manual, tempat minum jenis nipple lebih efisien dalam pengoperasiannya, karena
debit air dapat diatur sesuai dengan keinginan dan air secara otomatis mengalir
pada pipa nipple. Selain itu air juga tidak tumpah, karena dilengkapi dengan cup
nipple. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santoso (2000) yang
menyatakan bahwa kebersihan dan kesehatan air pada tempat minum jenis nipple
terjamin, sehingga tempat minum jenis nipple lebih efisien. Sistem nipple terdiri
dari beberapa bagian yang meliputi tower tangki sebagai tempat penampugan air
dari sumur yang nantinya dialirkan ke setiap kandang, drum air berfungsi sebagai
penampung air dari tangki tower yang kemudian dialirkan ke nipple, pompa air
berperan untuk mengalirkan air dari drum ke nipple, meteran berfungsi sebagai
monitor jumlah air yang digunakan, regulator berfungsi sebagai pengatur tekanan
pada nipple, katrol berfungsi untuk mengatur ketinggian nipple, shocker berfungsi
untuk mencegah ayam bertengger di atas nipple, pipa besi sebagai penggantung
pralon, pralon berfungsi sebagai lintasan air, puting nipple berfungsi sebagai jalan
keluarnya air dari nipple dan cup nipple berfungsi sebagai wadah agar air tidak
panjang masing-masing jalur 119 m dan total puting nipple dalam satu kandang
ada 1428 buah. Di kandang masing masing jalur memiliki 1 puting nipple, dapat
digunakan untuk 7 ekor. Ketinggian puting nipple dari slate ± 40 cm. Jumlah
tempat pakan dan minum dengan populasi ayam harus seimbang. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Halim dan Muis, (2007) yang menyatakan bahwa jumlah
tempat pakan dan air minum harus seimbang serta letaknya selang seling agar
28
aktivitas makanan dan minum dapat mudah. Tempat minum otomatis di PT.
Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen dapat dilihat pada Ilustrasi 10.
Sangkar yang digunakan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen jenis
sangkar normal. Sangkar memiliki ukuran panjang 150 cm, lebar 70 cm, tinggi
tengah 100 cm dan tinggi samping 75 cm. Sangkar dilengkapi tenggeran pada
kedua sisinya yang memiliki ukuran panjang 160 cm. Satu buah sangkar terdapat
24 hole. Hole memiliki ukuran panjang 35 cm, lebar 25 cm dan tinggi 15 cm. Di
kandang 15 terdapat 82 buah sangkar, satu buah sangkar memiliki 24 hole. Satu
kandang terdapat 1.968 hole. Jumlah sangkar cukup, karena tidak ada ayam yang
bertelur selain di sangkar. Satu hole dapat digunakan untuk 4 ekor ayam untuk
bertelur secara bergantian. Hal ini sesuai dengan pendapat Permentan (2011) yang
29
menyatakan bahwa 1 sangkar ekuivalen dengan 48-49 ekor, karena jumlah lubang
pada sangkar 12-24 buah dan 1 lubang untuk 4 ekor. Jumlah sekam dalam lubang
harus selalu dalam keadaan cukup, apabila kurang segera dilakukan penambahan
sekam yang bersih dan steril. Hal tersebut sesuai dengan pandapat
Rahayu dkk., (2011) yang menyatakan bahwa ayam nyaman untuk betelur di
dalam sangkar, maka dapat ditambahkan sekam atau kulit padi. Sangkar (Nest) di
PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen dapat dilihat pada Ilustrasi 11.
4.6.4 Ventilasi
sistem inlet dan outlet. Sistem inlet berasal dari cooling pad dan outlet yang
berasal dari exhaust fan. Ventilasi adalah sebuah hal yang sangat penting dan
(Closed house). Fungsi ventilasi adalah untuk menyediakan oksigen yang cukup
di dalam kandang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Samosir
(1997) yang menyatakan bahwa untuk menjaga kesegaran udara yang terdapat
dalam kandang, maka ventilasi mempunyai fungsi yang sangat penting untuk
kenyamanan dan pertukaran udara. Cooling pad adalah kumpulan dari cell pad
yang berguna untuk menyaring udara dari luar yang masuk ke dalam kandang dan
merubah udara tersebut menjadi dingin. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewanti
dkk., (2014) yang menyatakan bahwa Cooling pad berfungsi untuk mengalirkan
udara bersih dari luar yang nantinya akan masuk ke dalam kandang. Cooling pad
setiap kandang terdapat 2 buah yang terletak di dinding kanan dan kiri kandang.
Cooling pad terdiri dari beberapa bagian antara lain, cellpad yang berjumlah 40
buah, pompa air, pipa dan bak penampung. Sistem kerja cooling pad adalah bak
penampung yang dialiri air dari tandon sampai penuh kemudian berhenti secara
otomatis, kemudian air dari bak penampung dipompa menuju pipa yang terletak
diatas. Air kemudian akan turun membasahi cell pad sehingga membuat udara
sejuk melalui tunnel. Cooling pad sudah di setting nyala jika suhu di dalam
kandang ≥ 29o C dengan durasi 1 menit nyala, kemudian 8 menit mati. Cooling
pad bisa dikatakan alat yang sangat berpengaruh pada kandang close house,
karena keperluan yang berhubungan dengan ventilasi dapat diatur. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Fadilah dan Fatkhuroji (2013) yang menyatakan bahwa
kelembapan udara, temperatur dan kecepatan angin dalam kandang dapat diatur
oleh cooling pad, sehingga keperluan yang berhubungan dengan ventilasi dapat
31
terpenuhi. Cooling pad di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen dapat
Sistem outlet yang digunakan adalah exhaust fan. Jumlah exhaust fan yang
digunakan adalah 8 buah tiap kandang dan memiliki diameter 130 cm. Exhaust
fan berfungsi untuk mengeluarkan debu dan gas amonia yang terdapat di dalam
kandang. Kualitas udara pada kandang ayam dipengaruhi oleh kadar gas yang ada
pada kandang. Gas amonia adalah gas yang ada pada kandang dan berbahaya bagi
ayam broiler. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Dewanti dkk., (2014) yang
kadar gas beracun di dalam kandang seperti gas amonia, karbondioksida maupun
kelembapan 60-78 % dan kecepatan angin 372 ft/min atau 1,9 m/s. Jumlah
exhaust fan yang terdapat di dalam kandang berjumlah 8 buah. Kondisi cooling
32
pad masih baik, karena kecepatan angin termasuk kategori ideal. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Suharno (2012) yang menyatakan bahwa kecepatan angin
yang ideal di dalam kandang berkisar antara 1,7-2 m/s atau setara dengan 350-400
ft/min. Exhaust fan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen dapat dilihat
peralatan kandang, kendaraan serta orang atau pegawai yang keluar masuk area
kandang. Biosecurity yang diterapkan di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit
33
Sragen, Jawa Tengah sangat ketat karena pada sebuah kawasan peternakan
khusunya unggas sangat rentan untuk terkena penyakit sehingga biosecurity harus
Suta, (2007) yang menyatakan bahwa sanitasi dan biosecurity di dalam usaha
peternakan bertujuan untuk melindungi ternak dari kontaminasi bakteri atau virus
peternakan dimulai dari gerbang utama yang selalu tertutup untuk menghindari
aktivitas kendaraan yang keluar masuk. Kendaraan luar yang masuk ke kawasan
akan melewati penyemprotan bagian atas dan samping dan kemudian melalui
shower car sedangkan untuk pegawainya akan masuk ke shower room. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudaryani (2005) yang menyatakan bahwa kendaraan dari
suatu proses untuk mensterilisasi benda benda untuk mecegah masuknya bibit
penyakit pada ternak yang dikarenakan oleh beberapa faktor baik dari luar
maupun dalam. Sanitasi dilakukan pada lokasi di sekitar kandang, peralatan dan
4.8 Pencahayaan
13-14 jam. Pencahayaan menggunakan lampu di area cooling pad 13 jam yaitu
mulai pukul 06.00 – 19.00 WIB, karena di daerah cooling pad dindingnya
terdapat cooling pad sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk ke daerah
cooling pad. Lampu selain di daerah cooling pad mulai dinyalakan pada pukul
06.00 – 07.00 WIB setelah itu dimatikan. Selain di daerah cooling pad cahaya
matahari dapat masuk ke kandang karena tirai kandang berwarna putih sehingga
cahaya matahari, kemudian lampu dinyalakan lagi pukul 17.00-19.00 WIB. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Rasyaf (2013) yang menyatakan bahwa lama
pencahayaan periode layer di kandang jenis close house selama 14-16 jam. Hal
pencahayaan untuk parent stock umur ≥ 25 minggu selama 14 jam. Jumlah lampu
35
yang digunakan sebanyak 120 buah/kandang (24 buah di daerah cooling pad
dengan daya 23 watt dan 96 buah di bagian lainnya dengan daya 18 watt). Lampu
merupakan awal dari pembentukan telur. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
4.9.1 Produktivitas
Produksi telur tetas merupakan suatu hasil atau produk dari kegiatan
menghasilkan telur tetas yang tinggi. Telur yang tidak masuk ke dalam standar
atau kriteria telur tetas akan masuk ke dalam telur komersil atau telur untuk dijual
di pasar.
Tabel Data Hasil Produksi Telur Tetas (27 Desember 2017 – 13 Januari 2018)
Minggu Production Hatching Hatching Culling Culling
ke- Egg (butir) Egg (butir) Egg (butir) Egg (butir) Egg (%)
Sumber : PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Sragen, Jawa Tengah
Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen, Jawa Tengah yang dihasilkan dari ayam
ayam pembibit dengan strain Cobb karena strain Cobb dikenal mampu untuk
menghasilkan produksi yang baik, pada ayam strain Cobb memiliki nilai HE
optimalnya yaitu 98,11 %. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyantini (2010)
yang menyatakan bahwa nilai rata-rata hatching egg ayam strain Cobb lebih besar
37
yaitu sebesar 98,11%. Tinggi rendahnya nilai HE dapat dipengaruhi oleh faktor
umur ayam dan cara penanganan telur itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hartono dan Isman (2013) yang menyatakan bahwa hatching egg (HE) dapat
dipengaruhi oleh umur dan cara penanganan telur, meliputi pengambilan telur,
4.9.2 Mortalitas
ini sesuai dengan pendapat Baisa (2011) yang menyatakan bahwa mortalitas
merupakan perbandingan antara jumlah dari keseluruhan ternak yang mati dengan
jumlah total dari ternak yang sedang dipelihara sebagai indikator keberhasilan
minggunya sebesar 0,33 – 1,01 %. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2008)
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
perusahaan pembibitan ayam pedaging dengan strain Cobb 500. Sistem kandan
yang digunakan adalah closed house tunnel system yang bertujuan untuk
kesehatan ayam. Konstruksi kandang yang digunakan sudah sangat baik dengan
menerapkan sistem biosecurity yang sangat ketat dan kegiatan vaksinasi untuk
manajemen perkandangan ayam pembibit pedaging fase layer yang terdapat pada
di PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Semarang 1, Sragen sudah baik.
5.2 Saran
Charoen Pokphand Jaya Farm Unit Semarang 1 Brebes sudah baik. Perlu
dilakukan lagi pengontrolan peralatan kandang yang sudah tidak dipakai kembali
dan perawatan peralatan yang baru sehingga dapat mendukung aktivitas di dalam
perusahaan tersebut.
40
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, R. 2014. Pengaruh Penggunaan Litter Sekam, Serutan Kayu dan Jerami
Terhadap Performa Broiler di Close House. Universitas Lampung,
Lampung. (Skripsi Sarjana Peternakan).
Dewanti, A. C., P. E. Santosa dan K. Nova. 2014. Pengaruh berbagai jenis bahan
litter terhadap respon fisiologis broiler fase finisher di closed house. Jurnal
Ilmiah Peternakan Terpadu. 2 (3) : 81-87.
Fadilah, R. 2004. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Agro
Media Pustaka, Jakarta
Halim, H. T. Salam dan M. Muis. 2007. Tata laksana pemeliharaan dan analisis
usaha peternakan rakyat ayam ras petelur fase layer. J. Agrisistem. 3 (1) : 44
– 53.
Rahayu, I., T. Sudaryani dan H. Santosa. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya, Jakarta.
41
Setyono, D. J. dan M. Ulfah. 2011. 7 Jurus Sukses Menjadi Peternak Ayam Ras
Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sujionohadi, K dan Ade, I.S. 2016. Ayam Kampung Petelur. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sunarti, D dan W.E. Wahono. 1997. Manajemen Kandang Ayam Ras Pedaging.
Trubus Agriwidya, Ungaran.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
1. Lokasi Peternakan
a. Alamat
b. Kemudahan dijangkau
c. Ketinggian dari permukaan laut
d. Curah hujan
e. Suhu : siang dan malam
f. Kelembapan : siang dan malam
g. Jarak dengan pemukiman penduduk
h. Jarak dengan tempat pembelian pakan
i. Jaran dengan tempat pemasaran
j. Jarak dengan jalan raya
k. Jarak kandang dengan pohon
l. Luas perusahaan
m. Unsur makroklimat
n. Unsur mikroklimat : (suhu kandang dan kelembapan kandang)
o. Jumlah karyawan
2. Perkandangan
a. Luas perkandangan
b. Luas kandang
c. Kapasitas kandang
d. Jumlah kandang
Perkandangan
Lay out
Bentuk kandang
Jumlah kandang
Ukuran masing – masing kandang
Posisi kandang menghadap ke
Tipe kandang
Kandang
Konstruksi kandang
Biaya pembuatan kandang
Kapasitas tiap kandang
Jenis kandang
Bahan dinding
43
Bahan atap
Bahan lantai
Peralatan penunjang
Ventilasi
Tempat pakan dan minum
Cara penempatan ternak dan alasannya
Jarak dengan pembuangan limbah
Pengaruh kandang terhadap produksi
Pencahayaan kandang
Jarak antar kandang
3. Kontruksi Kandang
Atap kandang (bahan, model, ukuran dan tingginya)
Dinding kandang (bahan, model, ukuran)
Ventilasi kandang (bahan, model, dan ukuran)
Lantai kandang (bahan, model, dan ukuran)
4. Peralatan Kandang
Tempat pakan (bahan, bentuk, tinggi dari lantai, jumlah, jarak antar
tempat pakan)
Tempat minum (bahan, bentuk, tinggi dari lantai, jumlah, jarak
antar tempat minum)
5. Bangunan Pelengkap
Kantor
Gudang pakan
Gudang peralatan
Mes karyawan
Mushola
Pos keamanan
7. Data Pendukung
Foto – foto
Denah lokasi/perusahaan
Denah kandang
44
Lampiran 3. Lay out Kandang PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen
46
Lampiran 4. Produksi Telur Tetas PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen 2
Mingguan
FLOCK 3 HH : 15
GRADE HE
TGL ∑PE % PE A B ∑HE % HE ∑Kom
24-Des-17 7013 83,00 5911 908 6819 97,23 194
25-Des-17 6890 81,55 5712 1000 6712 97,42 178
26-Des-17 6855 82,40 6147 521 6668 97,27 187
27-Des-17 6864 81,24 6134 572 6706 97,70 158
28-Des-17 6867 81,28 5929 768 6697 97,52 170
29-Des-17 6878 81,41 6061 630 6691 97,28 187
30-Des-17 6888 81,52 6126 609 6735 97,78 153
TOTAL 48255 81,77 42020 5008 47028 97,46 1227
47
Lampiran 4. (Lanjutan)
FLOCK 3 HH : 15
Tabel 5. Data Hasil Produksi Telur Tetas 31 Desember 2017 – 6 Januari 2018
GRADE HE
TGL ∑PE % PE A B ∑HE % HE ∑Kom
31-Des-17 6892 81,69 6192 546 6738 97,77 154
01-Jan-18 6899 81,77 6314 428 6742 97,72 157
02-Jan-18 6899 81,77 6342 439 6781 98,29 118
03-Jan-18 6896 81,74 6265 489 6754 97,94 142
04-Jan-18 6797 80,56 6351 309 6660 97,98 137
05-Jan-18 6673 79,09 6032 486 6518 97,68 155
06-Jan-18 6610 78,35 6059 420 6479 98,02 131
TOTAL 47666 80,71 43555 3117 46672 97,91 994
48
Lampiran 4. (Lanjutan)
FLOCK 3 HH : 15
GRADE HE
TGL ∑PE % PE A B ∑HE % HE ∑Kom
07-Jan-18 6635 78,81 6070 414 6484 97,72 151
08-Jan-18 6676 79,30 5979 566 6545 98,04 131
09-Jan-18 6654 78,20 6102 533 6474 98,42 118
10-Jan-18 6675 79,25 6020 543 6352 97,23 142
11-Jan-18 6624 79,42 6024 553 6846 97,53 123
12-Jan-18 6658 79,21 6032 522 6575 97,41 134
13-Jan-18 6485 79,44 6012 516 6312 97,34 151
TOTAL 47143 79,32 43574 3542 46263 97,82 991
49
Lampiran 5. Data Mortalitas Ternak PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Sragen 2
Mingguan
50
8104
=
756 - 21
= 12 ekor/meter
51
768
=
112
= 7 ekor/hanging
52
9657
=
1416
= 7 ekor/putting nipple
53
= 1944 buah
8104
=
1944
= 4 ekor/hole
54