DISUSUN OLEH
HERLINA SARAPUNG
GLISERIO KUMOLONTANG
RIO MAMONTO
PENDAHULUAN
2.1 Perkandangan
Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang
diperuntukkan sebagai sentra kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas
bangunan utama (kandang), bangunan penunjang (kantor, gudang pakan, kandang
isolasi) dan perlengkapan lainnya (Sugeng, 1998).Menurut Siregar (1993) dalam
pembuatan kandang sapi perah diperlukan beberapa persyaratan yaitu : terdapat
ventilasi, memberikan kenyamanan sapi perah, mudah dibersihkan, dan memberi
kemudahan bagi pekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya. Sistem
perkandangan ada dua tipe yaitu stanchion barn dan loose house. Stanchion barn
yaitu sistem perkandangan dimana hewan diikat sehingga gerakannya terbatas
sedangkan loose house yaitu sistem perkandangan dimana hewan dibiarkan
bergerak dengan batas – batas tertentu (Davis, 1962).
Perkandangan merupakan kompleks tempat tinggal ternak dan pengelola
yang digunakan untuk melakukan kegiatan proses produksi dari sebagian atau
seluruh kehidupannya dengan segala fasilitas dan peralatannya. Kandang adalah
tempat tinggal ternak untuk melakukan kegiatan produksi maupun reproduksi dari
sebagian atau seluruh kehidupannya ( Sudarmono, 1993 ). Pembuatan kandang
sapi perah diperlukan beberapa persyaratan yaitu : terdapat ventilasi, memberikan
kenyamanan sapi perah, mudah dibersihkan, dan memberi kemudahan bagi pekerja
kandang dalam melakukan pekerjaannya (Siregar, 1990).
Kandang didirikan untuk melindungi ternak dari hujan dan sengatan sinar
matahari yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatannya.
Keseimbangan energi dari hewan sangat dipengaruhi oleh suhu pertukaran di
dalam kandang, kelembaban, makanan, kebasahan, kelembaban lantai kandang dan
ketebalan kulit dari hewan itu sendiri (Sudarmono, 1993).
Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, mudah terjangkau, tidak
membahayakan ternak, tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk. Lokasi
usaha peternakan diusahakan bukan areal yang masuk dalam daerah perluasan kota
dan juga merupakan daerah yang nyaman dan layak untuk peternakan sapi perah
(Syarief dan Sumoprastowo, 1985). Ditambahkan, hal-hal lain yang perlu
diperhatikan pada kandang sapi perah adalah lantai, selokan, dinding, atap,
ventilasi serta tempat pakan dan minum.Lokasi kandang sebaiknya berada pada
tanah yang datar, tidak becek dan lembab, cukup sinar matahari, ventilasi lancar,
agak jauh dari pemukiman penduduk dan ukurannya sesuai dengan umur ternak
(Setiadi, 1982).
Menurut Siregar (1993), sebaiknya kandang 20-30 cm lebih tinggi dari tanah
sekitarnya, jauh dari keramaian lalu lintas, manusia dan kendaraan. Kandang harus
dibangun dekat sumber air, sebab sapi perah memerlukan air untuk minum,
pembersihan lantai dan memandikan sapi.Kandang sebaiknya diarahkan ke timur
atau membujur ke utara selatan agar bagian dalam kandang memperoleh sinar
matahari pagi yang memadai.Sinar matahari bermanfaat untuk mengeringkan lantai
kandang sehingga mengurangi resiko terjangkitnya penyakit (Siregar, 1993).
Lantai kandang dapat dibuat agak miring, dari bahan beton dengan perbandingan 1
bagian semen 2 bagian pasir dan 3 bagian kerikil, atau tanah biasa (Williamson dan
Payne, 1993). Menurut Sudarmono (1993), lantai kandang sebaiknya dibuat dari
bahan yang cukup keras dan tidak licin untuk dapat menjaga kebersihan dan
kesehatan kandang. Kebersihan kandang sangat diperlukan karena akan
mempengaruhi kesehatan sapi. Lantai kandang terlalu keras dapat ditutup dengan
jerami agar menjadi tidak begitu keras. Lebih tegas Siregar (1993) menyebutkan
bahwa supaya air mudah mengalir atau kering, lantai kandang harus diupayakan
miring dengan kemiringan kurang lebih 20
Bagian kandang yang penting adalah tempat pakan dan minum. Hendaknya
tempat tersebut dibuat sekuat mungkin dan mudah dibersihkan (Ensminger,1991).
Tempat pakan dapat dibuat memanjang sepanjang kandang dan diusahakan sapi
dapat mengambil pakan yang disediakan.Tempat pakan dapat dibuat dengan
kedalaman sekitar 50 cm, dengan luas tempat pakan sekitar 1 m2. Tempat minum
dapat diletakkan pada ember plastik atau dari bahan lain, diletakkan dengan cara
digantung dengan ketinggian kurang lebih 80 cm dari lantai dengan tujuan untuk
menghindari kontaminasi dari makanan dan desakan sapi (Sudarmono, 1993).
Selokan atau drainase lebarnya minimal 30–40 cm. Kedalaman selokan atau
drainase 20–25 cm (Siregar, 1993).Muljana (1985) menyatakan agar air pembersih
kandang dan air untuk memandikan sapi mudah mengalir menuju bak
penampungan, maka lantai bagian belakang dan disekeliling kandang harus
dilengkapi selokan.Selokan dibuat dengan lebar 20 cm dan kedalaman 15 cm yang
dimaksudkan untuk memudahkan pembuangan kotoran yang cair, air minum
maupun air untuk memandikan sapi. Blakely dan Bade (1998) mengatakan bahwa
selokan harus cukup lebar agar kotoran yang berasal dari kandang dapat keluar
dengan cepat.
Macam-macam kandang sapi perah antara lain kandang pedet dan kandang
sapi induk. Kandang pedet dibedakan menjadi kandang observasi (observasi pens),
kandang individu (individual pans), kandang kelompok (group pens), kandang
pedet berpindah (portable calf pens). Kandang sapi induk atau sapi dara antara lain
kandang tambat (stanchion bain), pada kandang ini kebebasan sapi bergerak sangat
terbatas, sehingga kondisi sapi kurang baik. Kandang ini ada dua jenis yaitu
kandang bertingkat dan kandang tunggal atau satu lantai, dengan tujuan
mengurangi resiko angin topan, mengurangi resiko kebakaran, murah dan
membuatnya, serta mudah perawatannya (Sutarno, 1994) dalam (Rohmad, 2011).
III
PEMBAHASAN
Sistem perkandangan di Indonesia pada umumnya masih belum ada acuan
yang jelas terutama mengenai ukuran kandang yang ideal untuk sapi perah. Salah
satu sumber ketentuan pendirian kandang di peternakan adalah SK Dirjenak No.
776/kpts/DJP/ Deptan/1982. Surat keputusan ini mengatur syarat-syarat teknis
perusahaan peternakan sapi perah dan UU No. 6 Tahun 1967 mengatur tentang
ketentuan.Ketentuan pokok peternakan dan kesehatan hewan yaitu pasal 4 tentang
kewajiban perusahaan peternakan unutuk menyediakan lahan, air dan pakan ternak
, pasal 12 tentang kesimbangan tanah dan pasal 14 perlunya perluasan wilayah
ternak. Beberapa aspek yang perlu di perhatikan dalam pembangunan kandang sapi
perah adalah :
a. Aspek Ekonomi
Dalam membangun kandang ternak harus memperhatikan aspek ekonomis,
yang dimaksud disini adalah kandang yang dibangun tidak terlalu mahal, tetapi
diusahakan semurah mungkin, tetapi masih memenuhi persyaratan teknis. Yaitu
ternak akan betah tinggal didalam kandang dan membuat pertumbuhan ternak yang
normal, sehat sehingga akan memberikan hasil yang optimal. Selain itu, keadaan
ekonomi peternak juga sangat mempengaruhi model atau tipe kandang yang akan
dibangun. Untuk pembangunan kandang biaya sedapat mungkin lebih murah tetapi
dengan bahan-bahan yang cukup kuat dan tahan lama.
b. Aspek Sosial
Usaha peternakan dapat menghasilkan limbah atau kotoran yang baunya
sangat menyengat hidung apabila kotoran tersebut bercampur dengan air kencing,
sisa-sisa pakan dan sisa air minumnya, terlebih-lebih bila kotoran atau limbah
tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menyebabkan pencemaran
lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut di atas, dianjurkan agar kandang
jauh dengan tempat tinggal atau rumah penduduk sekitarnya.Hal ini untuk
mengantisipasi dampak negatif akibat limbah atau kotoran ternak yang kita
usahakan.
c. Aspek Teknis
Lokasi Kandang
1. Transportasi Mudah
2. Dekat Sumber Air
3. Jauh dari Keramaian
4. Dekat dengan Sumber Pakan
5. Bebas dari Genangan Air
6. Ada Ijin Diri Bangunan
7. Jumlah Atau Populasi Ternak
8. Ketersediaan Bahan Baku
9. Konstruksi
10.Pondasi
11.Lantai Kandang
12.Dinding Kandang
3.1. Model Kandang Tradisional Sapi Perah
2. Kandang pedet
Kandang pedet ada 2 macam yaitu individual dan kelompok. Untuk kandang
individual sekat kandang sebaiknya tidak terbuat dari tembok supaya sirkulasi
udara lancar, tinggi sekat + 1 m. Ukuran kandang untuk 0 – 4 minggu 0,75 x 1,5 m
dan untuk 4 – 8 minggu 1 x 1,8 m. Pada kandang kelompok adalah untuk anak sapi
yang telah berumur 4 – 8 minggu dengan ukuran 1 m2/ekor dan pada umur 8 – 12
minggu 1,5 m2/ekor dengan dinding setinggi 1 m. Dalam satu kelompok sebaiknya
tidak dari 4 ekor. Tiap individu harus dilengkapi tempat makan dan tempat air
minum.
3. Kandang pejantan
Sapi pejantan pada umumnya dikandangkan secara khusus.Ukuran lebih
besar dari pada kandang induk dan konstruksinya lebih kuat.Bentuk yang paling
baik untuk kandang pejantan adalah kandang yang berhalaman atau Loose Box.
Lebar dan panjang untuk kandang pejantan minimal 3 x 4 m dengan ukuran
halaman 4 x 6 m. Tinggi atap hendaknya tidak dijangkau sapi yaitu 2,5 m, tinggi
dinding kandang dan pagar halaman 180 cm atau paling rendah 160 cm. Lebar
pintu 150 cm dilengkapi dengan beberapa kayu penghalang. Pagar halaman terbuat
dari tembok setinggi 1 m, di atasnya dipasang besi pipa dengan diameter 7 cm,
disusun dengan jarak 20 cm. Lantai kandang dibuat miring ke arah pintu,
perbedaan tinggi paling tidak 5 cm. Lantai halaman lebih baik dari beton.
Perlengkapan lain yang diperlukan sama seperti pada kandang yang lain.
Pemberian ransum harus dilakukan dari luar kandang/dinding demi untuk
keamanan.
4. Kandang kawin
Tempat kawin dibuat pada pada bagian yang berhubungan dengan pagar
halaman kandang pejantan yang diatur dengan pintu-pintu agar perkawinan dapat
berlangsung dengan mudah dan cepat. Ukuran kandang kawin; panjang 110 cm,
lebar bagian depan 55 cm, lebar bagian belakang 75 cm, tinggi bagian depan 140
cm dan tinggi bagian belakang 35 cm. Bahan kandang kawin sebaiknya digunakan
balok berukuran 20 x 20 cm. Tiang balok ditanam ke dalam tanah sedalam 50 – 60
cm dan dibeton supaya kokoh.
a. Kandang Terbuka
Kandang Terbuka adalah kandang yang semua sisinya terbuka.
Kelebihan :
Kekurangan :
b. Kandang Tertutup
1. Untuk menyediakan udara yang sehat bagi ternak (sistem ventilasi yang
baik) yaitu udara yang menghadirkan sebanyak-banyaknya oksigen, dan
mengeluarkan sesegera mungkin gas-gas berbahaya seperti karbondioksida
dan amonia.
2. Menyediakan iklim yang nyaman bagi ternak. Untuk menyediakan iklim
yang kondusif bagi ternak dapat dilakukan dengan cara: mengeluarkan panas
dari kandang yang dihasilkan dari tubuh ternak dan lingkungan luar,
menurunkan suhu udara yang masuk serta mengatur kelembaban yang
sesuai.
3. Meminimumkan tingkat stress pada ternak.
Kelebihan :
Kekurangan :