Anda di halaman 1dari 6

Kontruksi Kandang Domba

Dalam pembuatan konstruksi kandang terutama kandang penggemukan

domba, peternak dapat menyesuaikan dengan modal atau kemampuan yang

dimilikinya, dan keadaan iklim di tempat kandang tersebut didirikan. Kalau modal

tidak banyak, kandang beserta perlengkapannya dibuat dari bahan yang tidak

mahal, tetapi kuat dan tahan lama.

Agar kandang domba mampu melindungi domba dari panas siang hari,

hujan, angin kencang di malam hari, dan gangguan binatang buas, pembuatan

kandang harus kokoh, karena dari konstruksi kandang yang kokoh, kuat, dan

tahan lama, serta kandang harus sesuai jumlahnya.

Bangunan kandang harus memperhatikan kenyamanan domba. Perhatikan

kesesuaian lantai kandang, dinding, atap, pintu kandang, pengaturan udara yang

masuk dan keluar kandang, serta orientasi kandang. Kandang yang digunakan

untuk penggemukkan sama persyaratannya dengan kandang yang digunakan

untuk pemeliharaan, hanya biasanya kandang dibuat bersekat untuk individual.

1. Lantai Kandang

Lantai kandang berfungsi untuk tempat berbaring melepas lelah atau

tempat tidur domba. Dilihat jenis konstruksinya, lantai kandang domba dibagi

menjadi dua jenis, yaitu lantai miring datar yang terbuat dari tanah, dan lantai

berlubang yang terbuat dari bambu atau papan yang memiliki kolong. Lantai

tanah membuat bulu domba menjadi kotor dan gembel, dan di dalam kendang

menjadi kotor serta lembab, agar domba tidak menjadi kotor, alas kandang bisa

ditambah jerami atau alas yang ditembok. Untuk lantai berlubang, lantai dibuat

lebih tinggi dari permukaan tanah, sekitar 50 cm, memiliki celah antarbambu atau
antarpapan sejauh 1.5 — 2 cm, sehingga kotoran dan air kencing domba jatuh ke

bawah di tempat penampungan kotoran yang disediakan.

2. Dinding Kandang

Kandang domba harus menggunakan dinding. Fungsi dinding adalah

menyekat domba agar lomba tidak lepas serta memisahkan satu kelompok domba

dengan yang lainnya. Selain itu, dinding juga berfungsi untuk menahan angin

yang masuk ke dalam kandang, serta menahan keluarnya panas dari tubuh domba

pada malam hari.

Dinding kandang domba dapat terbuat dari bilik bambu atau anyaman

bilah bambu dengan celah yang besar maupun kecil, dan dapat pula dengan papan

kayu. Untuk menjamin udara dalam kandang selalu dalam keadaan segar, tidak

terlalu panas pada siang hari atau tidak terlalu dingin pada malam hari, konstruksi

kandang dibuat terbuka sebagian. Misalnya dengan cara sekeliling kandang

bagian bawah dilapisi dinding, tetapi sisi bagian atas terbuka, atau dinding bagian

depan terbuka. Untuk kandang penggemukan dinding kandang bagian bawah

(lebih kurang 1-2 m dari permukaan lantai) sebaiknya dibuat agak rapat dan

bagian atas (lebih kurang 2 m dari lantai) tidak terlalu rapat, agar sinar matahari

masuk secara langsung ke dalam kandang. Sinar matahari dapat mengurangi

mikroba penyebab penyakit, membantu sintesis vitamin D, dan membantu

mempercepat proses pengeringan kandang.

Pada dinding bagian atas depan di pasang bilah-bilah bambu atau papan

yang jaraknya sekitar 30 cm, sehingga kepala domba dapat keluar untuk memakan

pakan yang disediakan di bagian depannya. Bila diperlukan ruang-ruang untuk

domba yang berbeda status, disekat menggunakan bilah- bilah bambu.


3. Atap Kandang

Bagian atap kandang dapat menggunakan genting, asbes, atau rumbia.

Atap kandang berguna untuk melindungi domba dari panas di siang hari, air

hujan, dan menjaga kehangatan pada malam hari.

Sesuai dengan fungsinya atap, kandang domba pun dibuat miring untuk

mengalirkan air hujan sehingga air hujan tidak masuk ke dalam kandang. Atap

bagian depan kandang domba dibuat lebih lebar agar sinar matahari siang hari

yang menyengat tidak dapat masuk ke dalam kandang. Sebaiknya bagian atap

dibuat dari rumbia karena pada siang hari kandang tidak terlalu panas dan pada

malam harinya menjadi hangat. Kalau menggunakan atap seng, domba sering

stress, karena siangnya terlalu panas dan malamnya terlalu dingin.

4. Pintu Kandang

Dalam pembuatan pintu kandang perhatikan efisiensi dan efektivitas dari

pintu tersebut. Pintu kandang biasa dibuat di sisi kandang atau belakang kandang.

Ukuran pintu kandang yang dapat dijadikan patokan untuk domba termasuk

domba Garut yang mempunyai sifat lebih temperamen adalah 75 cm x 50 cm.

Untuk menutup atau membuka pintu gunakan engsel dari logam, maupun

potongan karet. Apabila tidak menggunakan engsel, pintu dapat dibuat dengan

cara dijepit bilah bambu atau kayu, dan pintu diangkat kalua hendak membuka

dan dipasangkan kalau hendak menutup kandangnya.

5. Pengaturan Udara Masuk dan Udara Keluar Kandang

Bangunan kandang harus dilengkapi sistem ventilasi yang baik, sehingga

keluar dan masuknya udara ke kandang berjalan lancar. Ventilasi dapat dibuat

dengan mengatur dinding dari bilah-bilah bambu yang dibuka sebagian.


Dengan ventilasi yang baik, domba yang dipelihara akan sehat karena

ventilasi dapat berguna untuk mengeluarkan udara kotor yang ada di dalam

kandang dan menggantikan dengan udara segar dari luar. Jadi udara segar di

dalam kandang dapat dipertahankan. Dengan kondisi udara yang selalu segar di

dalam kandang, kelembaban dalam kandang akan berkurang, rasa pengap karena

bau kotoran akan berkurang, sehingga tercipta kondisi yang nyaman bagi domba

yang ada di dalam kandang tersebut.

Ventilasi pada bangunan pertanian digunakan untuk mengendalikan suhu,

kelembaban udara, kotoran ternak dan pergerakan udara sehingga kondisi

lingkungan mikro yang dibutuhkan ternak dapat terpenuhi. Ventilasi terjadi jika

terdapat perbedaan tekanan udara. Ventilasi dengan tekanan udara tertentu dapat

mempengaruhi kecepatan pergerakan udara, arah pergerakan, intensitas dan pola

aliran serta rintangan setempat (Takakura, 1979). Laju ventilasi diukur dengan

satuan massa udara per unit waktu (Mastalerz, 1977). Laju ventilasi minimum

pada kandang biasanya didasarkan pada kebutuhan pergerakan udara untuk

kontrol kelembaban (Esmay, 1986).

Di daerah tropis seperti Indonesia, ventilasi bangunan kandang yang

biasanya digunakan adalah ventilasi alami karena dapat menekan biaya dan tenaga

kerja dibandingkan dengan ventilasi lainnya. Ventilasi alami terjadi 9 karena

adanya perbedaan tekanan udara akibat faktor angin dan faktor termal. Faktor

angin dan termal ini dimanfaatkan untuk menggerakkan udara dan menentukan

laju ventilasi alami yang terjadi. Laju ventilasi alami memiliki hubungan yang

linier dengan kecepatan udara dan tergantung pada perbedaan

tekanan udara yang ditimbulkan oleh perbedaan temperatur lingkunga (Takakura,

1979). Laju pertukaran udara dipengaruhi oleh total luas bukaan, arah bukaan,
kecepatan angin dan perbedaan temperatur di luar dan di dalam kandang

(Mastalerz, 1977).

6. Orientasi Kandang

Orientasi kandang akan mempengaruhi kenyamanan domba di dalam

kandang. Kandang diusahakan menghadap ke arah Timur, sehingga sinar matahari

pagi dapat masuk ke dalam kandang dan dapat menghindarkan adanya angin

kencang yang masuk ke dalam kandang.

Sinar matahari pagi tidak terlalu panas dan banyak mengandung sinar

Ultraviolet yang sangat penting untuk kesehatan domba, karena dapat membantu

proses pembentukan vitamin D sebagai desinfektan, dan mempercepat

pengeringan kandang yang basah akibat air kencing domba. Harus dihindari angin

kencang agar menghindarkan domba dari berbagai penyakit, dan kenyamanan

domba.

7. Aliran Untuk Drainase Kandang

Dalam membuat kandang, peternak perlu memperhatikan aliran

pembuangan air limbah. Pembuangan air limbah dan air hujan harus ditata dengan

baik terutama jika air dari kandang akan digunakan untuk keperluan lainnya.

Dengan adanya drainase air yang baik, isi kandang tidak akan basah oleh air hujan

atau air kotor. Tanah harus memiliki kemiringan yang baik dan memiliki drainase

yang baik, sehingga terjaga dengan baik.

Daftar Pustaka
Takakura. 1979. Ventilation of Greenhouse. Wind tunnel measurements of
pressure and discharge coefficient for single span greenhouse. J Agric
Meteorology. Vol 36 (1) : 3-12
Mastalerz JW. 1977. The Greenhouse Environment “The Effect of Environmental
Factors on The Growth and Development of Flowers Crops”. New York:
John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai