Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Perkandangan
Perkandangan adalah segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana prasarana
yang bersifat penunjang atau kelengkapan dalam suatu peternakan (Santoso, 1995). Kandang
merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat tinggal ternak atas sebagian atau
sepanjang hidup ternak          (Sugeng, 2000). Adanya kandang, peternak dapat melakukan
efisiensi, misalnya menghemat tenaga kerja, meningkatkan konsumsi pakan (feed intake) dan
mengurangi terjangkitnya penyakit. Selain itu kandang juga bermanfaat agar ternak tidak
merusak tanaman, diganggu atau dimangsa hewan buas, atau dicuri (Mulyono, 2003).
Letak kandang harus menjamin ternak agar nyaman serta hidup sehat. Selain itu, kandang juga
harus diusahakan agar tidak mengganggu lingkungan, terutama masyarakat sekitar (Murtidjo,
1993). Menurut Ludgate (2006) kandang terletak pada lahan yang kering dan tidak tergenang air,
jarak kandang agak jauh dari rumah atau sumur, cukup mendapat sinar matahari pagi secara
merata dan udara segar, terlindung dari angina langsung (terutama angina malam).
Perlengkapan yang penting dalam kandang adalah bak atau tempat pakan yang ditempelkan pada
dinding, yang tinggi diatur sesuai dengan jenis kambing yang digunakan (Mulyono, 2003).
Menurut Murtidjo (1993) perlengkapan kandang harus tersedia agar dalam pengelolaan yang
berkaitan dengan tatalaksana dapat dicapai secara efisien. Peralatan kandang yang pokok adalah
tempat pakan atau palung pakan, gudang pakan, tempat umbaran, tempat kotoran atua kompos.

Tipe Kandang
Ada beberapa tipe kandang kambing yang terbentuk karena perbedaan kondisi daerah
pemeliharaan, tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan peternak. Namun umumnya tipe
kandang yang banyak digunakan peternak yaitu kandang panggung. Kandang panggung
merupakan kandang yang berkonstruksinya dibuat panggung atau dibawah lantai kandang
terdapat kolong untuk menampung kotoran. Fungsi kandang dibuat panggung adalah untuk
menghindari ternak kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit, ventilasi
kandang yang lebih bagus (Mulyono, 2003). Kandang panggung memilik keunggulan yaitu
kandang relatife lebih bersih karena kotoran dan air kencing jatuh kebawah, lantai kandang lebih
kering dan tidak becek, kuman penyakit, parasit dan jamur yang hidup di lantai kandang dapat
ditekan perkembangannya. Kelemahan dari kandang panggung yaitu biaya pembuatannya
relative mahal, resiko kecelakaan karena ternak terperosok atau jatuh lebih besar dan kandang
memikul beban berat dari ternak yang ada diatasnya (Ludgate, 2006).
Menurut Devendra dan Burns (1994), ada dua tipe kandang kambing yang umum digunakan di
daerah tropis yaitu tipe kandang pada tanah yang umum di sebagian daerah tropis dan tipe
kandang panggung yang sangat umum digunakan di Indonesia dan Malaysia. Tipe kandang
panggung sangat praktis untuk daerah yang sangat lembab,daerah dengan curah hujan tinggi,
sehingga kambing perlu dilindungi dari hujan. Tipe kandang lemprak atau kandang beralaskan
tanah merupakan kandang yang umum digunakan untuk usaha ternak kambing kereman.
Kandang lemprak tidak dilengkapi alas kayu (Murtidjo, 1993). Menurut Ludgate (2006) kandang
lantai tanah memiliki kelebihan yaitu biaya pembuatan lebih murah, konstruksi kandang lebih
sederhana, resiko kecelakaan dapat dihindari dan kandang tidak memikul beban yang berat dari
ternak, sedangkan kelemahannya yaitu kebersihan kurang terjamin, kebersihan ternak kurang
terjamin, lantai becek dan lembab, kuman penyakit, parasit dan jamur berkembang subur yang
menyebabkan kesehatan ternak kurang terjamin.
Jenis Kandang
Jenis kandang harus dirancang sebelum memulai beternak kambing. Jenis mandang ini harus
disesuaikan dengan tujuan dan jenis ternak yang dipelihara. Berdasarkan jenisnya kandang
kambing terdiri dari kandang koloni, kandang individual dan  kandang untuk induk beranak dan
menyusui (Mulyono, 2003). Menurut Murtidjo (1993) kandang kambing terdiri dari kandang
induk atau utama, kandang induk serta anaknya dan kandang pejantan.

B.    Persyaratan kandang


Kandang didirikan dengan memperhatikan persyaratan sebagai berikut :
(1)     Lokasi kandang harus jauh dari pemukiman warga, agar tetap tenang dan aman,
(2)     Kontruksi kandang cukup kuat dan tahan lama,
(3)     Usahakan menghadap sinar matahari, agar kandang tetap terang,
(4)     Tidak lembab dan mudah dibersihkan,
(5)     Pertukaran udara harus baik, udara masuk dan keluar kandang dengan lancar,
(6)     Pisahkan antara kandang betina dan kandang jantan,
(7)     Sebaiknya kandang dibuat sistem panggung, lantainya dibuat dari kayu atau bambu ½ m di
atas tanah.

D.Kontruksi kandang
Kontruksi kandang kambing meliputi : atap, dinding, lantai, kerangka, ruang kandang dan tempat
pakan. Berikut ini adalah penjelasannya :

1.    Atap
Atap kandang berguna untuk menghindarkan ternak dari air hujan dan terik matahari serta
menjaga kehangatan di malam hari. Bahan atap dapat berupa genting, ilalang, daun kelapa atau
daun tebu. Atap hendaknya dibuat miring 300 agar air hujan dapat mengalir lancar dan tidak
terlalu rendah agar tidak panas. Teras kandang harus cukup lebar, agar tapias hujan tidak
mengganggu ternak.
2.    Dinding
Dinding kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas, menahan angin, dan
menahan suhu udara agar tetap nyaman. Dinding kandang domba terbuat dari papan, bilah
bambu dan anyaman bambu. Pada daerah yang anginnya kencang, dinding tertutup rapat stinggi
ternak, sehingga ternak kambing tidak terkena angin secara langsung.
3.    Lantai
Lantai kandang tipe lemprak dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan, papan, anyaman bambu
atau semen. Latai dibuat sedikit miring agar air kencing mudah mengalir keluar, sehingga tidak
tergenang dan mengakibatkan becek. Lantai kandang tipe panggung dibuat dari bilah bambu atau
kayu. Lebar bilah sekitar 3 cm dan jarak antar bilah sekitar 1,5 cm. Jarak antar bilah tidak boleh
telalu rapat agar kotoran dapat jatuh ke kolong, tetapi tidak boleh terlalu longgar agar kaki
kambing/ domba tidak terperosok ke bawah. Jarak lantai dari permukaan tanah 60 – 80 cm.
4.    Kerangka
Kerangka kandang terbuat dari bambu atau kayu. Kerangka kandang harus dibuat dengan bahan
– bahan yang mempunyai kekuatan dan ketahanan yang lama.

5.    Ruang kandang


Ruang kandang adalah tempat ternak dapat bergerak dengan leluasa. Luas kandang untuk
kambing/ domba jantan adalah 1,20 × 1,40 m2, untuk kambing/ domba betina 1,00 × 1,50 m2.
jika ruang kandang dibuat memanjang tanpa sekat, maka luas lantai per ekor dapat dikurangi.
6.    Tempat pakan
Tempat pakan dapat dibuat dari papan atau bambu. Penempatannya dapat berada di dalam atau
di luar ruang kandang (menempel pada salah satu sisi). Ukuran tempat pakan yang menempel
diluar kandang yaitu : lebar dasar 25 cm; lebar atas 50 cm; tinggi 50 cm; lebar ruji – ruji tempat
kepala 30 cm; tinggi dasa palung dari lantai 25cm.
7.    Kolong
Kolong kandang digali sedalam kurang lebih 20 cm di bagian pinggirnya dan pada bagian
tengaha dibuat miring ke arah salah satu sisinya. Terdapat saluran yang mengarah ke saluran bak
penampung. Dengan demikian bila hujan, kotoran akan mengalir ke luar kolong melalui saluran
dan tertampung di bak penampung. Kotoran tersebut kemudian dapat diproses untuk pupuk
kandang.
8.    Tempat penampung kotoran
Tempat penampung kotoran dibuat paling tidak berjarak 10 m dari kandang, agar tidak
mengganggu kesehatan ternak.

G. Jenis kandang
1.    Kandang Koloni
Kandang koloni merupakan kandang yang tidak mempunyai penyekat atau kalau disekat
ukurannya relatif luas agar dapat memelihara beberapa kambing/ domba sekaligus. Kandang ini
cocok untuk membesarkan bakalan atau memelihara betina calon induk dan induk kering (betina
yang tidak bunting atau menyusui).
    Luas kandang disesuaikan dengan ukuran tubuh ternak dan jumlah tenak dipelihara :
a.       Kambing bakalan umur 3 – 7 bulan memerlukan luas lantai 0,5 m2/ ekor
b.      Bakalan umur 7 – 12 bulan memerlukan luas lantai 0,75 m2/ ekor
c.       Betina dewasa/ calon induk umur > 12 bulan memerlukan luas lantai 1 m2/ekor.
2.       Kandang Individual
Kandang individu merupakan kandang yang disekat – sekat sehingga hanya cukup untuk 1 ekor
kambing/ domba. Model kandang seperti ini dipai untuk membesarkan kambing/ domba bakalan
dan menggemukan kambing/ domba afkir yang kurus. Kandang yang relatif sempit mengurangi
ruang gerak ternak, dengan demikian perkembangan ternak dapat diharapkan berlangsung
dengan cepat.
3.    Kandang Jantan
Kandang pejantan juga berfungsi sebagai tempat mengawinkan ternak secara terarah. Selain
sebagai tempat hunian pejantan secara soliter (individu), sewaktu-waktu kandang ini juga dapat
digunakan untuk mencampur induk betina yang sedang birahi dengan pejantan yang bertugas
sebagai pemacek. Luas kandang pejantan sekitar 2.5-3 m2 per ekor.
4.    Kandang Induk
Kandang induk diisi oleh induk kambing yang hendak dan baru melahirkan anak. Dengan adanya
kandang khusus ini diharapkan induk kambing dapat menjaga kandungan dan mengasuh anaknya
dengan baik sampai tiba saatnya anak kambing disapih dan tidak terganggu oleh kambing lain
saat menyusui anaknya. Sesudah anak selesai disapih, kandang dibersihkan dan bisa diisi
penghuni baru secara bergilir. Seekor induk kambing memerlukan luas lantai sekitar 1.0 m x 1.5
m atau 1.5 m2 dan anaknya 0.2 m x 0.2 m atau 0.04 m2 per ekor.
5.    Kandang Pembesaran
Kandang pembesaran digunakan untuk memelihara anak kambing setelah disapih sampai
mencapai usia remaja. Pemeliharaannya dapat dilakukan secara berkelompok (massal) atau
secara individu (tunggal, per ekor).
Pemeliharaan kambing secara berkelompok tidak memerlukan sekat (pagar, dinding pembatas)
di dalam ruang kandang. Pemeliharaan kambing secara individu, memerlukan sekat-sekat
pembatas mirip kotak di dalam ruang kandang. Setiap kotak dihuni untuk satu ekor kambing
saja.
Di kandang pembesaran inilah kambing muda digemukkan sampai waktunya dipotong atau
dijual. Aktivitas ternak yang diperbolehkan hanya makan, minum dan tidur sepuasnya. Kambing
tidak akan melakukan kegiatan tidak perlu yang bisa menghambat pertumbuhan bila dimasukkan
ke dalam kamar masing-masing. Misalnya saling berebut pakan atau berkelahi sesama kambing.
Kandang  pembesaran juga bisa berfungsi sebagai kandang koloni, yaitu untuk memelihara
kambing betina remaja secara bersama-sama sebelum bunting, atau kambing jantan remaja (lepas
sapih) sampai umur 6-7 bulan. Luas kandang yang dibutuhkan untuk pembesaran adalah 1-2 m2
per ekor. Untuk keperluan ini, sekat-sekat kandang dihilangkan. Untuk satu unit kandang dengan
lantai seluas 100-120 m2, jumlah kambing maksimal yang bisa ditampung sebanyak 50-60 ekor.
Untuk penggemukan, bentuk kandang pembesaran yang digunakan ada dua macam, yaitu
kandang koloni dengan kebutuhan luas lantai rata-rata 1.5 m2 per ekor dan kandang individual
(kandang bateri) dengan ukuran 60-70 cm x 1-1.2 m. Umumnya, ternak yang dipelihara didalam
kandang ini selama 1-3 bulan saja.
Pakan Ternak Kambing
Pakan adalah suatu bahan yang dikonsumsi ternak yang didalamnya mengandung energi dan zat-
zat gizi (atau keduanya). Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna oleh seekor hewan yang
mampu menyajikan unsur hara atau nutrien yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan,
penggemukan, reproduksi dan produksi (Hartadi et al.,1986).
Menurut Setiawan dan Arsa (2005), secara umum pakan ternak kambing sebenarnya hanya
terdiri dari tiga jenis, yaitu pakan kasar, pakan penguat dan pakan pengganti. Pakan kasar
merupakan bahan pakan berkadar serat kasar tinggi. Bahan ini berupa pakan hijauan yang terdiri
dari rumput dan dedaunan. Pakan penguat merupakan bahan pakan berkadar serat rendah dan
mudah dicerna seperti konsentrat, ampas tahu dan bubur singkong. Sementara pakan pengganti
merupakan pakan hijauan yang sudah difermentasi. Kambing sangat efisien dalam mengubah
pakan berkualitas rendah menjadi protein yang berkualitas tinggi (Blakely dan Bade , 1994)
Pemberian Pakan Hijauan Pada Kambing
Pakan kambing sebagian besar terdiri dari hijauan, yaitu rumput dan daun daunan tertentu (daun
nangka, daun waru, daun pisang dan daunan leguminosa). Seekor kambing dewasa
membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar sehari yang diberikan 2 kali, yaitu pagi dan sore.
Tetapi kambing lebih suka mencari dan memilih pakannya sendiri di alam terbuka (browser)
(Sosroamidjojo, 1985).
Siregar (1995) menjelaskan bahwa pemberian hijauan terbagi menjadi 2 macam yaitu hijauan
yang diberikan dalam keadaan masih segar dengan kadar air 70% dan hijauan yang diberikan
dalam keadaan kering atau awetan. Hijauan kering dapat berupa hay, sedangkan awetan dapat
berupa silase.
Pemberian pakan hijauan diberikan sesuai kebutuhan ternak yaitu 3 – 4% bahan kering dari
bobot hidup (Sianipar, dkk, 2006). Hijauan merupakan bahan pakan berserat kasar yang dapat
berasal dari rumput dan dedaunan. Kebutuhan hijauan untuk kambing sekitar 70 % dari total
pakan (Setiawan dan Arsa, 2005). Pemberian pakan hijauan diberikan 10% dari bobot badan
(Sugeng, 1992).
Menurut Mulyono dan Sarwono (2008) pada dasarnya kambing tidak selektif dalam memilih
pakan. Segala macam daun-daunan dan rumput disukai, tetapi hijauan dari daun-daunan lebih
disukai daripada rumput. Hijauan yang baik untuk pakan adalah hijauan yang belum terlalu tua
dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masih muda memiliki kandungan PK
(protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang diperoleh pada musim hujan sebaiknya dilayukan
atau dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing.
Menurut Murtidjo (1993), hijauan pakan merupakan pakan utama bagi ternak ruminansia dan
berfungsi sebagai sumber gizi, yaitu protein, sumber tenaga, vitamin dan mineral.
Kambing akan memperoleh semua gizi yang dibutuhkan dari hijauan bila pakan berupa
campuran daun-daunan dan rumput-rumputan dicampur dengan perbandingan 1 : 1. Dengan
komposisi demikian, zat gizi yang terdapat pada masing-masing jenis hijauan yang diberikan
tersebut akan saling melengkapi dan menjamin ketersediaan gizi yang lebih baik sehingga
pencernaan tidak terganggu (Mulyono dan Sarwono, 2008).
Pemberian Pakan Konsentrat Pada Kambing
Bahan pakan dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu konsentrat dan bahan berserat. Konsentrat
serta bahan berserat merupakan komponen atau penyusun ransum (Blakely dan Bade, 1994).
Konsentrat adalah bahan pakan yang digunakan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan
keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan atau dicampur sebagai
suplemen atau bahan pelengkap (Hartadi et al., 1980).
Murtidjo (1993) menjelaskan bahwa konsentrat untuk ternak kambing umumnya disebut sebagai
pakan penguat atau bahan baku pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18% dan
mudah dicerna. Pakan penguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, atau campuran pakan tersebut.
Untuk kambing jantan yang sedang dalam periode memacek sebaiknya ditambah pakan penguat
(konsentrat) ± 1 kg. Konsentrat yang terdiri dari campuran 1 bagian dedak dengan 1 bagian
bungkil kelapa ditambah garam secukupnya adalah cukup baik sebagai pakan penguat. Pakan
penguat tersebut diberikan sehari sekali dalam bentuk bubur yang kental (Sosroamidjojo, 1985).
Pemanfaatan hijauan pakan sebagai makanan ternak kambing harus disuplementasikan dengan
makanan penguat atau konsentrat agar kebutuhan nutrisi terhadap pakan dapat terpenuhi. Tujuan
suplementasi makanan penguat dalam makanan ternak kambing adalah untuk meningkatkan daya
guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, menambah unsur makanan yang defisien serta
meningkatkan konsumsi dan kecernaan makanan. Keuntungan yang diperoleh dari pemberian
pakan kasar bersama makanan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam
rumen dapat memanfaatkan makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan
selanjutnya memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen
lebih mudah dan lebih cepat berkembang populasinya, sehingga akan semakin banyak makanan
yang harus dikonsumsi ternak kambing (Murtidjo, 1993).
Pembuatan pakan konsentrat diformulasi sebagai berikut: bekatul 35 %, pollard 20%, bungkil
kedelai 13%, empok jagung 8%, onggok 20%, mineral dan garam dapur 4% (Ali, dkk, 2012).
Menurut Siregar (1990) standar nutrien dalam konsentrat untuk penggemukan kambing protein
minimal 16% dan serat kasar kurang 18%. Strategi pemberian konsentrat dengan dicomborkan
sebelumnya pakan konsentrat dimasukkan sejumlah air panas membentuk comboran cair, diaduk
merata, menunggu dingin baru diberikan pada ternak. Dengan demikian akan meningkatkan
efisiensi pakan karena nutrien konsentrat menjadi bypass.
Untuk kambing sedang tumbuh, kebutuhan protein kasar ransum sebesar 14–19%, DE =3,0 Mcal
dan kebutuhan bahan kering hampir sama yaitu 3,5% dari bobot hidup (NRC, 1981). Namun
menurut Haryanto dan Djajanegara (1993) kambing sedang tumbuh khususnya di Indonesia,
kebutuhan protein ransum 12–14% dan DE = 2,8 Mcal.
Pemberian Air Minum Pada Kambing
Adapun ketersediaan air minum untuk kambing harus ada setiap saat (Sutama dan Budiarsana,
2009). Meskipun sebagian besar air didapat dari hijauan rumput atau daun-daunan, kambing
tetap harus diberi minum. Air diperlukan untuk membantu proses pencernaan, mengeluarkan
bahan-bahan yang tidak berguna dari dalam tubuh (keringat, air kencing dan kotoran), melumasi
persendian dan membuat tubuh tidak kepanasan. Volume kebutuhan air pada kambing sangat
bervariasi, dipengaruhi oleh jenis kambing, suhu lingkungan, jenis pakan yang diberikan, dan
kegiatan kambing. Bila bobot kambing hidup 40 kg/ekor dan ransum kering (dalam bahan
kering) yang dibutuhkan ternak rata-rata sebanyak 0,8 kg dan air minum minimal sebanyak 3 x 1
liter (3 liter). Kebutuhan air minum untuk kambing berkisar 3-5 liter sehari (Mulyono dan
Sarwono, 2008).
Manajemen Pemberian Pakan dan Kebutuhan Nutrisi Pada Kambing
Manajemen pemberian pakan yang baik perlu dipelajari karena merupakan upaya untuk
memperbaiki kualitas pakan yang diberikan. Pemberian pakan yang tidak memenuhi kebutuhan
ternak akan merugikan. Manajemen pemberian pakan harus memperhatikan penyusunan ransum
kebutuhan zat-zat untuk ternak yang meliputi jenis ternak, berat badan, tingkat pertumbuhan,
tingkat produksi, dan jenis produksi (Chuzaemi dan Hartutik, 1988).
Pakan yang diberikan kepada ternak potong sebaiknya pakan yang masih segar. Bila pakan
berada di dalam palungan lebih dari 12 jam maka pakan tersebut akan menjadi basi, apek dan
mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan menyebabkan pengambilan (intake) pakan oleh
ternak berkurang dan hal ini akan berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap
terjadi penurunan 1,0 % akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5-
2,0 %. Untuk menjamin pakan di dalam palungan selalu segar, lakukan pemberian pakan
minimal 2 kali sehari, bila terdapat sisa pakan dari pemberian sebelumnya harus dibuang.
Idealnya ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira -kira setengah jam setelah pakan pada
pemberian sebelumnya habis. Inilah pentingnya menyusun ransum yang sesuai dengan
kebutuhan ternak (Santosa, 2006).
Bahan pakan penggemukan dapat beragam, tetapi komposisi gizi harus sesuai untuk tujuan
produksi (penggemukan). Jumlah pemberian tergantung berat badan (10 – 15 %). Perbandingan
pakan hijauan dan pakan tambahan (konsentrat) minimal 80 : 20. Adapun jenis pakan tambahan
lainnya dapat berupa campuran beberapa limbah hasil pertanian, seperti ampas kacang kedelai,
dedak padi, dedak gandum, bungkil inti sawi, bungkil kelapa, serta molases dan mineral atau
vitamin. Pakan tambahan tersebut diberikan sebanyak 0,5 – 1 kg/ekor/hari dengan PK 14 – 16 %.
(Sutama dan Budiarsana, 2009).
Menurut Pamungkas, dkk, (2005) upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan laju pertumbuhan
kambing peranakan boer dengan menyediakan asupan nutrisi yang cukup, salah satunya dengan
memberikan pakan lengkap (complete Feed atau Total Mix Ration). Pakan lengkap yang
dimaksud adalah campuran antara hijauan atau sumber serat dengan konsentrat dalam bentuk
yang homogen (uniform) dengan kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ternak, dengan
demikian begitu ternak mengkonsumsi pakan ini sekaligus hijauan dan konsentrat masuk
bersama-sama dalam rumen. Pemberian pakan dengan pakan lengkap ini lebih sederhana karena
peternak hanya menentukan jumlahnya serta menyediakan air minum dalam kandang.

Anda mungkin juga menyukai