Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRODUKSI TERNAK PERAH


Perkandangan Sapi Laktasi dan Kering Kandang

Oleh :
Kelas F
Kelompok 6

NIDA NURAFIFAH Y. 200110170292


MILENIA RACHMASANTI 200110170293
AR-RIZAL NUR FAKHRI 200110170294
RAMDAN AGUS SAPUTRA 200110170295
NUR ATIA ALDILA 200110170296

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Bismillahi rahmani rahim

Segala Puji bagi Allah SWT yang maha memiliki ilmu, karena hanya berkat

rakhmat dan karunia-Nya penyusunan Makalah Produksi Ternak Perah dapat

diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Produksi

Ternak Perah. Adapun yang menjadi bahasan dalam makalah ini adalah mengenai

“Perkandangan Sapi Laktasi dan Kering Kandang”.

Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh

pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran, tenaga, maupun waktu yang

telah diluangkan untuk menyelesaikan makalah ini. Sesungguhnya tidak ada

satupun makhluk yang sempurna, begitu juga makalah yang telah dibuat ini. Oleh

karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang InsyaAllah akan memperbaiki

kekurangan di masa mendatang. Akhirul kata, semoga apa yang telah diberikan oleh

semua pihak dalam penyusunan ini menjadi amal baik, dan diridhoi Allah SWT,

Amien.

Sumedang, 7 Mei 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah ..................................................................................2

1.3. Maksud dan Tujuan ...................................................................................2

II PEMBAHASAN ................................................................................................3

2.1 Manajemen Perkandangan ........................................................................3

2.2 Bagian-Bagian Kandang.......................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Perkandangan Sapi Perah Laktasi………………………………………..7

2.4 Perkandangan Sapi Perah Kering Kandang………………………………8

III KESIMPULAN ................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

iii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandang merupakan rumah tempat tinggal bagi hewan budidaya tempat

mereka memerlukan tempat yang nyaman dan menghabiskan waktu untuk tumbuh,

berkembang secara wajar, normal dan sehat serta untuk melindungi dari berbagai

gangguan yang datang dari luar seperti hujan, angin, terik matahari, binatang buas

dan lain-lain, kandang juga dibutuhkan untuk memudahkan peternak dalam

melakukan pengelolaan ternaknya. Perencanaan kandang yang kurang praktis

dalam pengaturan alur sistematika bangunan dan fasilitas yang lain dapat berakibat

pada penambahan tenaga atau waktu kerja yang berdampak pada penambahan

beban biaya yang tidak perlu atau bahkan pemborosan sehingga akan mengurangi

keuntungan peternak.

Pada dasarnya kandang harus memenuhi syarat kesehatan, keamanan dan

kenyamanan. Hal ini bertujuan agar ternak tersebut dapat mencapai produksi yang

optimal. Indonesia adalah negara tropis sehingga kandang sapi perah memerlukan

atap yang bisa memberikan perlindungan dari teriknya sinar matahari dan curahan

air hujan yang lebat sehingga diperlukan atap dan dinding pelindung yang memadai

serta aman dari tiupan angin kencang. Untuk didaerah pegunungan diharapkan

dapat melindungi dari dinginnya cuaca di malam hari. Maka dari itu, dalam

makalah akan membahas mengenai sistem perkandangan yang baik untuk sapi

perah.

1
1.2 Identifikasi Masalah

(1) Bagaimana manajemen perkandangan pada sapi perah.

(2) Apa saja bagian-bagian kandang sapi perah.

(3) Bagaimana perkandangan pada sapi perah masa laktasi.

(4) Bagaimana perkandangan pada sapi perah masa kering kandang.

1.3 Maksud dan Tujuan

(1) Mengetahui manajemen perkandangan pada sapi perah.

(2) Mengetahui bagian-bagian kandang sapi perah.

(3) Mengetahui perkandangan pada sapi perah masa laktasi.

(4) Mengetahui perkandangan pada sapi perah masa kering kandang.

2
II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Perkandangan

Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang

kelengkapan dalam suatu peternakan (Syarif dan Sumoprastowo, 1985). Kandang

merupakan suatu bangunan yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi ternak.

Kandang berfungsi untuk melindungi sapi terhadap gangguan luar yang merugikan

(Sudono dkk., 2003). Lokasi kandang harus dekat dengan sumber air, tidak

membahayakan ternak dan tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk. Lokasi

usaha peternakan diusahakan bukan areal yang masuk dalam daerah perluasan kota

dan juga merupakan daerah yang nyaman dan layak untuk peternakan sapi perah

(Syarif dan harianto, 2011). Kandang yang dibuat untuk sapi perah disediakan

dengan berbagai tipe kandang yaitu kandang pedet, kandang pedet lepas sapih,

kandang sapi dara, kandang sapi dewasa atau kandang sapi masa produksi, kandang

sapi kering kandang (Prasetya, 2012).

Daerah – daerah yang cerah yang mendapatkan matahari penuh tinggi atap

kandang sebaiknya antara 3,6 – 4,2 m. Ketinggian tersebut sudah cukup untuk

membatasi difusi radiasi matahari yang diterima sapi di dalam kandang. Pembuatan

ventilasi untuk daerah tropis sebaiknya menggunakan ventilasi dinding terbuka

dengan penempatan kandang pada letak dataran yang tinggi sehingga ventilasi akan

mendapat hembusan angin yang akan mereduksi panas nya suhu tubuh sapi (Yani

dan Purwanto, 2006). Menurut Sutar (1981) Produktivitas sapi perah akan optimal,

apabila dipelihara pada kandang yang bersuhu berkisar antara 18 – 21°C dan

3
kelembaban udara 55%. kelembaban yang ideal untuk sapi perah adalah 60% - 70%

(Sudono dkk., 2003).

2.2 Bagian-bagian Kandang

Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat dan aman

bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan tata laksana (Prasetya,

2012). Oleh karena itu kandang harus memiliki, kontruksi, bentuk dan kandang

harus dilengkapi dengan atap, dinding, ventilasi, lantai, tempat pakan, tempat air

minum, selokan/parit, tempat penampungan kotoran, petak kandang, feed alley dan

service alley (Firman, 2010).

2.2.1 Atap Kandang

Fungsi utama dari dibuatnya atap adalah untuk melindung bagian dalam

kandang dari sengatan sinar matahari langsung dan masuk nya air hujan kedalam

kandang. Kontruksi atap dibuat dari seng dan anyaman bambu karena biaya murah

dan bahan dapat tahan lama. Bahan atap bisa mengunakan, asbes, seng, genting,

daun tebu, daun kelapa, ijuk, dan alang – alang (Siregar, 1996). Sudut kemiringan

atap adalah 30˚ agar air hujan dapat mengalir sampai habis keluar dari atap

(Muljana, 1985).

2.2.2 Dinding kandang

Batas disekeliling kandang dapat dilengkapi dengan dinding atau tanpa dinding

(dinding terbuka), tergantung dari kondisi iklim setempat (Makin, 2011). Bahan

dinding bisa berupa tembok beton, kandang bisa dibuat dinding semi terbuka

dimana dinding hanya dibangun setinggi 1,5 meter, atau masih diatas punggung

sapi. Keuntungan dinding semi terbuka dapat memperlancar pergantian udara dan

memberi kesempatan masuk nya sinar matahari terutama masuknya sinar matahari

kedalam kandang (Bakri dan Sapirinto, 2015).

4
2.2.3 Ventilasi

Sirkulasi udara harus lancar agar keadaan udara didalam dapat selalu bersih,

maka ventilasi kandang yang baik untuk sapi perah di daerah tropis cukup ventilasi

alami, yang pengadaanya erat sekali dengan perlengkapan dinding terbuka atau

semi terbuka (Firman, 2010). Penganturan ventilasi yang sempurna berarti

memperlancar pergantian udara dalam kandang yang kotor dengan udara bersih dari

luar karena itu jika ventilasi sempurna maka ruangan kandang tidak akan pengap,

kotor, berdebu, berbau, dan panas (Makin, 2011).

2.2.4 Lantai Kandang

Kandang untuk sapi perah sebaik diberikan petak kandang dengan ruang

sepanjang 1,75 meter dan lebar 1,2 meter yang dilengkapi dengan tempat makan

dan minum (Santosa, 1995). Kandang freestall memiliki dua tipe bentuk tempat

peristirahatan yaitu tipe menggunakan karpet karet dan mengunakan pasir halus,

kedua tipe nya sama – sama bertujuan untuk memberikan perlindungan untuk

ambing dan kulit sapi (Palmer, 2005). Cekungan dalam lantai juga dapat

menyebabkan genangan kotoran ataupun air didalamnya yang akan menyebabkan

sumber penyakit (Aziz dkk., 2013).

2.2.5 Tempat Pakan dan Minum

Tempat pakan maupun tempat minum seharusnya terbuat dari beton semen,

tempat pakan harus selalu dibersihkan setiap akan melakukan pemberian pakan

yang baru. Sebaiknya tempat pakan memiliki permukaan yang halus agar sapi dapat

makan sampai tuntas dan memudahkan dalam pembersihannya (Makin, 2011).

Menurut Bakri dan Saparinto (2015) Tempat minum otomatis pada ternak sapi

perah sangat efektif karena tempat minum otomatis sangat mudah digunakan oleh

ternak, dilengkapi dengan plastik sebagai bahan pembuatan sehingga tidak mudah

5
rusak dan aman, selain itu bentuknya yang seperti mangkuk dengan posisi kantup

yang tepat sebagai keluarnya air saat terkena tekanan. Pemberian air minum pada

sapi perah dibutuhkan karena susu 87% terdiri dari air dan 50% dari tubuh sapi

terdiri dari air. (Pasaribu dkk,. 2015).

2.2.6 Jarak antar Kandang

Gang melintang dibuat sejajar dengan sapi bertujuan agar saat sanitasi

kotoran mudah dibersihkan dan tidak mengganggu kenyamanan sapi. Jarak yang

dibuat dalam gang sebaiknya mempunyai lebar 1 meter, dan lantai gang dibuat

kasar agar tidak licin karena akan dapat membahayakan pekerjaan. Pembuatan

selokan ditengah – tengah gang berguna untuk mempermudah dalam pembersihan

kandang (Bakri dan Saparinto, 2015)

2.2.7 Selokan

Selokan harus cukup besar agar mempermudah pengaliran air pembuangan,

dan memudahkan untuk membersihkan nya (Prasetya,2012). Ukuran selokan

sebaiknya mempunyai lebar 50 cm dan memiliki kedalaman ± 5 cm dan berakhir

dengan kedalaman yang lebih dalam sekitar 15 cm sehingga air dapat mengalir dari

tempat yang tingi ketempat yang rendah (Anitasari, 2008).

2.2.8 Feed Alley dan Service Alley

Pembuatan Feed alley berguna dalam penggunaan tempat pakan, yaitu

sebagai ruang aktivitas untuk pekerja memberikan pakan untuk ternak, ukuran feed

alley untuk perekor sapi 1 m x 0.5 m. Service alley dalam perkandangan harus ada

yang bertujuan untuk jalur pekerja dalam aktivitas kandang tanpa menggangu

kenyamanan sapi (Lean, 2003).

6
2.3 Perkandangan Sapi Perah Lakstasi

Terdapat dua macam kandang laktasi, yaitu sistem loose housing dan stall.

Pada kandang sistem stall terbagi menjadi dua bentuk, yaitu tunggal ataupun ganda.

Pada kandang sistem stall tunggal, sapi ditempatkan dalam satu baris. Kandang

ganda yang terdiri dari dua baris sapi yang saling berhadapan (Head to Head ) atau

berlawanan (Tail to Tail). Tipe kandang Head to Head dirancang dengan satu gang

bertujuan agar mempermudah saat memberi pakan dan efisien waktu, sedangkan

tipe kandang Tail to Tail bertujuan untuk mempermudah saat membersihkan feses

(Anonimus, 2002). Syarief dan Sumoprestowo (1990) bahwa kandang dengan

sistem gang ditengah akan memberikan ketenangan ternak yang tinggal di

dalamnya, tidak mudah terganggu oleh ternak yang lain atau oleh petugas yang

sedang melakukan pekerjaan.

Sistem loose housing tengah populer di antara para peternak karena

dianggap lebih fleksibel dan mudah diperluas ketika jumlah hewan ternak

meningkat. Namun sistem ini membutuhkan lahan yang sangat luas supaya sapi

perah dapat bergerak bebas dan mendapat udara segar serta sinar matahari yang

cukup.

Ukuran kandang induk laktasi yaitu lebar 1,75 m dan panjang 1,25 m serta

dilengkapi tempat pakan dan minum, masing-masing dengan ukuran 80 x 50 cm

dan 50 x 40 cm. Kandang yang baik mempunyai persyaratan, seperti lantai yang

kuat dan tidak licin, dengan kemiringan 5º dan kemiringan atap 30º serta

disesuaikan dengan suhu dan kelembaban lingkungan sehingga ternak akan merasa

nyaman berada di dalam kandang serta letak selokan dibuat pada gang tepat di

belakang jajaran sapi (Girisonta, 1995).

7
2.4 Perkandangan Sapi Perah Kering Kandang

Kandang sapi kering kandang Sapi yang akan beranak perlu dipersiapkan

sehingga dibuat kandang-kandang khusus untuk mempermudah pengawasan di

kandang ini sapi tidak diperah susu nya selama dua bulan. Ukuran kandang bisa per

ekor panjangnya 7 m dan lebar 2 m – 2,5 m dan disiapkan matras untuk sapi beranak

(Sudono dkk., 2003). Kandang sapi dara dapat dibuat secara koloni untuk 3 – 4 ekor

tanpa diberi sekat dan dibuat bentuk lantai yang tidak licin agar sapi bunting tidak

tergelincir yang bisa mengganggu kandungan nya (Siregar,1995). Yang harus

diperhatikan pada saat pembuatan kandang antaranya adalah sinar matahari dapat

masuk ke dalam kandang, sirkulasi udara dapat berlangsung lancar sehingga

memudahkan peternak dalam menjaga kebersihan ternak dan kandang (Yulianto

dan Saparitno, 2010).

8
III

KESIMPULAN

(1) Kandang merupakan suatu bangunan yang memberikan rasa aman dan

nyaman bagi ternak. Kandang yang dibuat untuk sapi perah disediakan

dengan berbagai tipe kandang yaitu kandang pedet, kandang pedet lepas

sapih, kandang sapi dara, kandang sapi dewasa atau kandang sapi masa

produksi, kandang sapi kering kandang.

(2) Bagian-bagian kandang meliputi, atap kandang, dinding kandang, ventilasi,

lantai kandang, tempat pakan dan minum, jarak antar kandang, selokan, feed

alley, dan service alley.

(3) Perkandangan sapi perah laktasi terdapat dua macam, yaitu loose housing

dan stall. Loose housing dapat terbagi menjadi dua bentuk yaitu kandang

tunggal dan ganda. Stall merupakan tipe kandang yang membutuhkan lahan

yang luas.

(4) Perkandangan sapi perah kering kandang bisa dibuat dengan Panjang 7 m

dan lebar 2 – 2,2 m. Kandang ini perlu dibuat untuk mempermudah

pengawasan sapi perah yang tidak diperah susunya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Firman. 2010. Agribisnis Sapi perah. Bandung : Penerbit Widya


Padjadjaran.

Anitasari, Puji. 2008. Hubungan Antara Kondisi Sanitasi Kandang Ternak dengan
Kejadian Diare pada Peternak Sapi Perah di Desa Singosari Kecamatan
Mojosongo Kabupaten Boyolali Tahun 2008. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Anonimous. 2002. Beternak Sapi Perah. Kanisius. Yogyakarta.

Bakri, C. dan Saparinto, C. 2015. Sukses Bisnis dan Beternak Sapi. Yogyakarta:
Lily Publisher.

Girisonta. 1995. Petunjuk Beternak Sapi Perah. Kanisius : Yogyakarta.

Makin M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Graha iIlmu.Yogyakarta.

Muldjana, W. 1985.Pemeliharaan dan Kegunaan Ternak Sapi Perah. Aneka Ilmu,


Semarang.

Palmer, R.W. 2005. Dairy Modernization. Thomson Delmar Learning, Canada.

Prasetya, H. 2012. Prospek Cerah Beternak Sapi Perah. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.

Santosa, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan I. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Siregar, S. 1995. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharaan dan Analisis Usaha.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, S. 1998. Sapi Perah Jenis,Teknis Pemeliharaan, dan Analisa Usaha.


Cetakan ke-empat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sudono, A., R.R. Fina dan B. Setyawan. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif.
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sutardi T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Fakultas Peternakan


Institut Pertanian Bogor, Bogor.

10
Syarief, E. K. dan Bagus Harianto. 2011.Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi
Perah. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Syarief, M. Z dan C.D.A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. Yasaguna, Jakarta.

Yani, A. dan B. P. Purwanto. 2006. Pengaruh Iklim Mikro Terhadap Respon


Fisiologis Sapi Peranakan FH dan Modifikasi Lingkungan Untuk
Meningkatkan Produktivitasnya. Media Peternakan, Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Peternakan.

Yulianto, P dan C. Saparinto. 2011. Penggemukan Sapi Potong Hari Per Hari 3
Bulan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai