Oleh:
Kelompok II
Haswinda (L1A1 18 009)
Erlin Sandriani (L1A1 18 007)
Suherman (L1A1 18 005)
Mirdhan Amri (L1A 18 001)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………
C. Tujuan………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian pembibitan……………………………………………….
B. Bangsa- bangsa ternak……………………………………………….
C. Persiapan……………………………………………………………..
D. Syarat bibit…………………………………………………………..
E. Seleksi dan culing/afkir……………………………………………….
F. Proses produksi bibit………………………………………………….
G. System perkawinan…………………………………………………..
H. System persilangan…………………………………………………..
I. Pemberian pakan…………………………………………………….
J. System pemeliharaan…………………………………………………
K. Pemeliharaan…………………………………………………………
L. Manajemen pembibitan………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ayam kampung super merupakan salah satu produk penyilangan ayam kampung
jantan dengan ayam ras petelur betina. Ayam kampung super banyak diminati
masyarakat, karena pertumbuhanya lebih baik dari ayam kampung biasa dan rasa
dagingnya hamper sama dengan ayam kampung. Ayam kampung super mempunyai
pertumbuhan lebih cepat dari pada ayam kampung, memiliki tingkat kematian yang
lebih rendah dan nilai konversi pakan lebih rendah. Kemampuan adaptasinya terhadap
Ayam kampung super mempunyai sifat dwiguna yaitu ayam sebagai penghasil
telur dan daging. Ayam kampung super pedaging waktu pemeliharaan dua sampai tiga
bulan sudah siap panen, dan untuk tipe petelur pada umur 5-6 bulan telah mencapai
puncak produksi.
Ciri-ciri ayam kampung super yang menonjol antara lain yaitu warna bulu ayam
umur satu hari (DOC) dominan putih dan coklat dan terlihat cukup seragam ukuranya.
Ukuran DOC lebih besar dari ayam kampung asli dan agak terlihat bulat-bulat
bentunya dan ketika sudah besar ayam terlihat besar akan tetapi agak ringan kalau di
pegang dengan kondisi bulu agak mengembang. Sesuai dengan perkembangan pasar
telur . Permintaan akan anak ayam umur satu hari ( DOC) sebagai bibit untuk
kampung super pada umumnya dilakukan sampai dengan umur sepuluh sampai
duabelas minggu dengan capaian bobot potong 0,8-1,0 kg/ekor sehingga industri
4
pakan ternak unggas akan menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai kebutuhan
Berdasarkan latar belakang diatas dengan ini penulis telah menyelesaikan tugas
B.Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembibitan
Pembibitan adalah salah satu upaya untuk melestarikan suatu jenis ternak
B. Bangsa-Bangsa Ternak
Bangsa ayam adalah kelompok ayam yang merupakan bagian dari kelompok
yang sama atau hampir sama, dimana sifat-sifat tersebut dapat diturunkan kepada
pelung,ayam kedu, ayam cemani, ayam nunukan, ayam Sumatra dan ayam
Bangkok.
b. Ayam Ras, Ayam ras meerupakan jenis ayam unggul yang induk atau nenek
melalui proses persilangan dan seleksi dengan tujuan produksi sebagai penghasil
daging maupun telur. Contohnya seperti kelas asia, kelas amerika,kelas inggris,
C. Persiapan
– penentuan lokasi
Lokasi usaha peternakan ayam kampung super ditentukan dalam suatu areal
khusus atau berdasarkan sentra yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
6
perencanaan dan pengembangan wilayah. Lokasi usaha peternakan harus jauh dari
atas dibangun dalam luasan areal yang memadai dan bukan di daerah pemukiman
penduduk, dengan persyaratan memiliki akses jalan masuk ke wilayah usaha ternak.
Jalan masuk dan keluar lokasi dapat memudahkan proses pengangkutan bahan dan
hasil produksi .
diantaranya akses listrik,pembuatan sumur air atau PDAM, dapat dibangun rumah
juga.
- Penyediaan sarana
a. Kandang
sesuai dengan jumlah DOC yang dipelihara. Menurut Caturto (2008), brooding
sebagai induk untuk anak ayam berfungi dalam menyediakan kondisi nyaman dalam
sistem organ dari anak ayam. Brooding dilengkapi dengan pemanas untuk
7
b. Pakan
Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah
maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
RI No 18, 2009). Pakan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk
c. Bibit
Bibit ayam yang dipelihara harus bebas dari penyakit unggas menular
d. Peralatan
Sarang(nest)
Alat penerangan
Induk buatan(brooder)
Timbangan
Mesin tetas
Kemasan DOC
- Penyediaan Prasarana
8
Air dan sumber energi
Tersedia cukup air bersih sesuai baku mutu, dan sumber energy antara
peruntukanya.
D. Syarat Bibit
- Syarat Umum
Sehat dan bebas dari penyakit menular strategis yang dinyatakan oleh
Asal bibit ayam KUB-1 dinyatakan dengan surat keterangan yang dibuat
oleh pembibit
- Syarat Khusus
a. Persyaratan kualitatif
Sehat: bulu kering dan mengembang; paruh, mata dan kaki normal;
lincah, tidak dehidrasi, tidak cacat fisik,sekitar pusar dan dubur kering.
b. Persyaratan kuantitatif
9
Jaminan kematian kuri 2%.
Seleksi adalah memilih ternak yang mempunyai mutu genetic unggul untuk
merupakan salah satu cara peningkatan mutu genetic ternak. Fungsi seleksi adalah
Culling /afkir adalah suatu usaha untuk memilih bibit ayam atau ayam yang
dikehendaki dan mengeluarkan bibit ayam atau ayam yang tidak dikehendaki yang
disebapkan karena tidak produktif, sakit dan sebab lainya yang dapat menimbulkan
kerugian. Culling dilakukkan pada ayam betina muda menjelang bertelur dan pada
ayam dewasa menjelang produksi menurun. Culing ini sangat diperlukan untuk
Bibit ayam yang digunakan untuk usaha peternakan ayam super kampung
adalah bibit yang berasal dari pembibitan ayam yang memenuhi persyaratan mutu dan
bebas dari penyakit unggas menular. Bibit ayam yang digunakan dalam usaha ternak
ayam super kampung ini adalah bibit dari induk baru dari hasil penelitian. Bibit ayam
super kampung dihasilkan dari induk ayam, melalaui cara persilangan dari tiga breed
ayam yang berbeda (triple crosinga) sehingga menghasilkan ayam super kampung
yang memiliki komposisi genetic 50% ayam local, 25% hybroo dan 25% petelur
coklat. Ayam super kampong ini pertumbuhan cepat dengan converse pakan yang
rendah.
G. Sistem Perkawinan
10
Perkawinan antara ayam kampung jantan dengan ayam petelur betina
menghasilkan ayam kampung super. Proses perkawinan pada ayam kampung terjadi
di usia yang berbeda antara pejantan dan betina. Ayam jantan memasuki usia
produksi pada umur 12 bulan sedang betina pada umur 8 bulan. Setelah ditempatkan
dikandang untuk perkawinan, ayam betina akan bertelur pada hari ke 3. Ayam yang
dijadikan bibit adalah ayam yang memilikibadan yang besar dan tinggi. Ayam-ayam
tersebut tidak cacat dan dalam keadaan sehat. Yang sehat dapat dilihat dari keadaan
bulu yang rapi, berkilat serta halus. Serta daerah seperti mata, hidung dan anus bersih
H. Sistem Persilangan
Contohnya, seperti saat inginmenghasilkan joperdari ayam kedu, Rhode Island Red
dan White Leghorn maka perlu adanya 3 tahap, yaitu: 1.) Ayam kedu dengan ayam
Rhode Island Red dikawin silangkan kemudian menghasilkan turunan F1, dengan
sebutan RIRK. Kemudian hanya diambil hanya F1 jantan, 2.)Ayam kedu dengan
White Leghorn dikawin silangkan menghasilkan turunan pertama (f1) yang biasa
disebut KWL, berikutnya hanya diambil F1 betina, 3.) F1 jantan RIRK dikawinkan
dengan F1 betina KWL yang menghasilkan ayam kampong super (Aritonang dkk,
2015).
I. Pemberian pakan
Ayam kampungmerupakan ayam local di Indonesia yang keberadaannya
sudah lekat dengan masyarakat (Nataamijaya 2010, Sartika dan Iskandar 2007).
Penampilan fenotip ayam kampong sangat beragam, begitu juga dengan sifat-sifat
kualitatifnya seperti warna bulu dan jengger (Sartika dan Iskandar 2007).
11
Pakan merupakan bagian dari faktor lingkungan yang perlu mendapat
perhatian khusus, mengingat biaya pakan dalam usaha peternakan menduduki biaya
tertinggi yaitu kurang lebih 65% dari biaya produksi (Nort dan Bell, 1990). Salah satu
manajemen pemberian pakan yang dapat diterapkan adalah pemberian pakan pada
pagi hari, karena berkaitan dengan suhu lingkungan Indonesia yang berfluktuasi.
Dilihat dari perubahannya dari suhu rendah, tinggi, kemudian turun lagi maka dapat
diperkirakan suh nyaman paa ayam yaitu pada pagi hari. Suhu udara di daerah tropis
akan mencapai titik terendah pada jam 05.00-06.00 pagi sampai 190C dan terus naik
hingga mencapai puncak pada jam 12.00-13.00 sebesar 32,20C (Hafini, 2015).
Periode pemberian pakan pada pagi hari harus dipertimbangkan untuk waktu
awal pemberian pakan sehingga saat ternak berada pada puncak metabolismenya
terhindar dari cekaman panas akibat suhu udara yang juga tinggi karena metabolisme
pada ternak juga akan menghasilkan panas tubuh. Oleh sebab itu waktu nyaman
ternak harus diketahu dan pemberian pakan dapat dimaksimalkan pada kondisi
tersebut. Waktu pemberian ransum selama 8 jam setiap hari dapat meningkatkan
bobot badan akhir dan konversi ransum lebih rendah ( yamin, 2002).
J. Sistem pemeliharaan
1). Intensif
Adanya wabah avian influenza yang di duga sumber penularannya dapat melalui
lokal yang tadinya umum dipelihara secara bebas berkeliaran, maka perlu dilakukan
12
Dengan cara melakukan desinfeksi lingkungan kandang dan vaksinisasi ayam.
Dengan demikian ayam kesehatannya dapat terjaga dan diharapkan peternak dapat
terhindar dari penyakit zoonosis yang berasal dari ayam. Selain itu dengan
dikandangkan maka tingkat kematian ayam dapat ditekan dan manajemen untuk
mengontrol sifat buruk ayam (mengeram dan kanibalisme) dapat dilakukan, serta
kebutuhan ransum untuk pertumbuhan dan produksi telur dapat dicukupi sehingga
semi intensif, karena dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pemeliharaan secara tradisional. Dengan biaya usaha yang lebih rendah dibandingkan
dengan pemeliharaan secara intensif. Pemeliharaan dengan sistem semi intensif sudah
dilakukan penyapihan anak ayam dari induknya dan diberikan pakan tambahan.
Pemeliharaan dengan sistem semi intensif juga menjadi salah satu syarat bagi setiap
3). Ekstensif
konsumen, baik dalam hal kualitas dan kwantitas produksi untuk memperbaiki dan
kampung diperlukan pemeliharaan intensif dengan perbaikan potensi dan juga diikuti
(suprijadna, 2008)
13
Pemeliharaan ayam kampung super dapat dilakukan seperti ayam kampong aasli
yaitu secara ekstensif, semi intensif, maupun intensif. Peternakan ayam kampong
secara ekstensif dicirikan oleh produktivitas yang rendah, mortalitas tinggi dan
ekstensifmmencapai 75% dari populasi ayam kampung nasional pada tahun 2014.
Sedangkan produksi daging ayam kampung hanya mencapai 14% dari produksi
daging nasional. Dalam upaya untuk meningkatkan populasi ayam kampong maka
1). Induk
individu dan pada ayam-ayam karantina. Untuk ayam yang di pelihara pada kandang
batere ini kita diberi pilihan untuk memproduksi telur konsumsi saja dan atau anak-
anak ayam hasil tetasannya. Pada siklus produksi (kurang lebih 14 hari) ayam akan
bertelur intensif, kemudian berhenti dan menunjukan tingkah laku untuk mengeram.
Kemudian ayam ini dimandikan satu atau dua kali dengan air dingin sampai siap
bertelur lagi 2 minggu kemudian. Pemberian vaksin ND tidak perlu lagi apbila sudah
2). Pejantan
Untuk pemeliharaan pejantan Kandang merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi ayam pejantan. Untuk kandang ayam pejantantang biasanya berukuran sekitar 9
x 12 meter persegi dan bisa menampung sekitar 1.500 ekor ayam pejantan. Kandang
14
ayam pejantan juga harus selalu dibersihkan agar ayam tersebut tetap merasa nyaman
berada di dalam kandang dan juga tidak mudah terserang oleh penyakit. Pembersihan
kandang bisa dilakukan 2 hari sekali atau bisa 1 minggu sekali, namun yang lebih
supaya kandang ayam tetap dalam kondisi yang bersih dan terhindar dari berbagai
1). Perkawinan
Ayam kampong memiliki warna kulit putih, kuning dan campuran. Hasil penelitian
Lestari (1998) hanya menemukan dua macam warna kulit yaitu putih dan kuning pada
ayam kampong. Warna kuning disebabkan karena ayam kampung tersebut nemiliki fe
yang tinggi. Zat besi di bawah oleh transferin (Tf) sebagai precursor sitesis
ternak, karena digunakan untuk mendapatkan bibit unggul. Perkawinan adalah usaha
untuk memperbanyak ternak yang sudah lulus seleksi atau dalam kata lain sudah
dikatakan sebagai bibit unggul dengan mengawinkan ternak unggul tersebut maka,
Recording adalah kumpulan dari catatan yang dibuat secara berurutan dan
peternakan. Semisal bobot badan, dalam pencatatan recording terdapat data tentang
bobot badan dan ini ditujukan untuk keseragaman bobot badan sehingga dapat
mempermudah proses pemeliharaan dan juga tidak terjadi kanibalisme pada ayam.
Recording terbagi menjadi 3 macam yaitu daily record (catatan harian), weekly record
15
(catatan mingguan) dan monthly record (catatan bulanan). Pada daily record
didapatkan data mengenai temperature kandang yang meliputi suhu maksimun dan
minuman, tanggal, umur ayam, jenis ayam, jumlah ayam yang mati, sisa ayam,
program pencahayaan, konsumsi pakan dan air minum, persediaan pakan, pemberian
pakan, pemberian vaksin atau obat-obatan. Dalam data weekly recod didapat data
mengenai umur ayam, bobo badan, konsumsi pakan per ekor, presentase kematian
(deplecion), sisa ayam, total vaksin, obat yang dipakai dan pencahayaan. Dari
Untuk menghasilkan telur ayam kampung siap tetas, maka kita bisa mendapatkan
dari indukan dan pejantan ayam kampung super melalui beberapa seleksi. Jika kita
mendapatkan bibit dari pembesaran DOC maka pada tahap starter, pemeliharaan
Dalam pencarian calon bibit hanya di dasarkan pada penilaian tampilan luar saja,
sehingga terjadi kesalahan dalam pemilihan calon bibit yang akan di pelihara.
Walaupun minat pemeliharaan ayam kampung cukup tinggi, namun demkian selama
ini petrnak menemui kendala dalam penyediaan calon bibit pengganti yang bermutu
genetik unggul, sehingga produktivitas yang ada rendah. Dampaknya terlihat dari
produktivitas ternak yang tetap rendah walaupun ada upaya-upaya perbaikan pakan
dan tata laksana lainnya, persoalan tersebut muncul, kemungkinan Karena kurangnya
pengetahuan tentang teknik seleksi untuk calon bibit ayam kampung yang akan
16
5). Afkir (culling)
Menurut Althaleb (2003) konsumsi pakan yang berlebih pada umur yang tidak
produktif lagi pada fase finisher atau afkir dapat menimbulkan pemborosan pakan dan
mengalami kerugian dalam penggunaan bahan pakan yang tidak efesien, oleh karena
itu perlu ada metode untuk menanggulangi pemborosan konsumsi bahan pakan yang
tidak efisien
17
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari pembuatan makalah perencanaan
pembibitan ternak ayam kampung super harus memerhatikan beberapa hal penting
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banya sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan . tentunya, penulis akan terus mamperbaiki makalah
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah
diatas.
18
DAFTAR PUSTAKA
Althaleb, S.S. 2003. Effect Of An Early Feed Restriction Productive Performance and
Carcass Quality. J. Biol. Sci. 3:607-611.
Aritonang . 2015. Menjadi Milyader Budidaya Ayam Broiler. Pustaka baru Press.
Yogyakarta.
Arsyad. 1999. Ekonomi Manajerial Ekonomi Mikro Terapan untuk Manajemen
Bisnis. Edisi 3 BPFF. Yogyakarta.
Baurdon, R.M. 1997. Understanding Animal Breeding. Prentice Hall, New Jersey.
Cahyono, B. Ir. 1995. Ayam Buras Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Cartuto, PN. 2008. Agribisnis Ternak Unggas. Departemen Pendidikan Nasional.
Daryono. 2001. Prospek Pengembangan Agribisnis Perunggasan Berbasis Sumber
Daya Lokal. Makalah Seminar Pengembangan Agribisnis Peternakan.
Fapet Unsoed. Purwokerto.
Hafini, W.,D. Pujiastuti, dan W, Harjupa. 2015. Analisis Variabilitas Temperatur
Udara di Daerah Kototabang periode 2003-2012. J.fisika Unand, 4 (2):185-
192.
Harnanto. 1992. Akuntansi Biaya Perhitungan Harga Pokok. Edisi Pertama. BPFE,
Yogyakarta.
Lestari. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah MadaUniversity Press.
Yogyakarta.
Nataamijaya. 2010. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gajah Mada University.
Yogyakarta.
North, M. O. and D.D. Bel. 1990. Commercial Chiken Production Manual. Fourth ed,
An AVI Book. Van Nostrand Riinhold, New York.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Kampung. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Sartika. 2017. Pengaruh Pemisahan anak ayam dari induknya terhadap kapasitas
produksi telur. Proceeding Seminar peternakan dan Forum peternak Unggas
dan aneka Ternak. Puslitbangnak. Bogor.
19
Sprijadna. 2008. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Grasindo, Jakarta.
Undang –Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan RI. No 18, 2009. Dihimpun oleh
Tunggal,. H.D. Havarindo, Jakarta.
20