Anda di halaman 1dari 3

2.

Pengaruh Penggembalaan Terhadap Potensi Erosi


 Pengertian Erosi
Erosi adalah pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian
tanah dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami. Pada
dasarnya erosi yang paling sering terjadi dengan tingkat produksi sedimen
(sediment yield) paling besar adalah erosi permukaan (sheet erosion) jika
dibandingkan dengan beberapa jenis erosi yang lain yakni erosi alur (rill
erosion), erosi parit (gully erosion) dan erosi tebing sungai (stream bank
erosion). Secara keseluruhan laju erosi yang terjadi disebabkan dan
dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya faktor iklim, struktur dan jenis
tanah, vegetasi, topografi dan faktor pengelolaan tanah. Faktor iklim yang
paling menentukan laju erosi adalah hujan yang dinyatakan dalam nilai
indeks erosivitas hujan. Curah hujan yang jatuh secara langsung atau tidak
langsung dapat mengikis permukaan tanah secara perlahan dengan
pertambahan waktu dan akumulasi intensitas hujan tersebut akan
mendatangkan erosi. Dari kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi
dapat terjadi di dua tempat, yaitu pada tanah tempat erosi terjadi dan pada
tempat tujuan akhir tanah yang terangkut diendapkan (Fauzi, 2016).
 Hubungan Kegiatan Penggembalaan Terhadap Erosi
Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang
ditumbuhi hijauan pakan ternak yang tersedia bagi ternak untuk dapat
merumput menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang
penggembalaan adalah suatu daerah padangan di mana tumbuh tanaman
makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya
menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang penggembalaan
tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa. Tetapi suatu padang
rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri dari campuran rumput dan
leguminosa.
Kegiatan penggembalaan ini memiliki hubungan terhadap
terjadinya pengikisan tanah atau erosi terutama pada kondisi fisik lahan
yang memiliki lereng. Hal ini berkaitan dengan model penanaman pada
lahan penggembalaan dan juga penggembalaan ternak yang berlebihan
(over grazing) ataupun penggembalaan ternak yang rendah (under
grazing). Marta (2015) mengatakan sesuai dengan maksud peternak
sehubungan dengan jumlah ternak yang digembalakan, pertumbuhan
hijauan serta kelebatannya. Penggembalaan berat (over grazing) dan
defoliasi yang terlalu ringan (under grazing) harus dihindarkan, karena
keduanya akan merugikan. Penggembalaan rendah dapat mengakibatkan
produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali lemah, banyak tumbuh
rumput liar dan bahkan bisa menimbulkan erosi tanah.
Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menghindari (over
grazing) dan (under grazing). Rinaldi (2012) juga menambahkan bahwa
arahan konservasi lahan yang tepat adalah menanam dan memperbanyak
rumput bede (Brachiaria decumbens), rumput alangalang (Imperata
cylindrica), dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) karena tanaman
rumput yang tumbuh rapat mempunyai kemampuan mencegah
berlangsungnya erosi yang lebih besar dibanding dengan tanaman rumput
yang tumbuh jarang serta tidak berdaun lebat. Pengendalian over grazing
dapat dilakukan dengan pengaturan jumlah ternak yang disesuaikan
dengan kapasitas tampung padang penggembalaan.
 Dampak yang Ditimbulkan
Erosi secara berurutan akan menimbulkan akibat pada tempat
kejadian erosi (on site) dan pada tempat erosi diendapkan di bagian hilir
(off site). Dampak erosi ditempat kejadian (on site) antara lain :
menurunnya keuburan tanah karena hilangnya lapisan atas tanah yang
subur, menurunnya kualitas sifat fisik tanah karena hilangnya bahan
organic tanah, menurunnya kapasitas infiltrasi dan menurunnya
produktivitas lahan pertanian (Banuwa, 2013). Sehingga hal ini dapat
berdampak pada lahan penggembalaan, karena dengan kesuburan tanah
yang menurun dapat mempengaruhi kandungan nutrisi pada tanaman
pakan ternak yang ada di padang penggembalaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Banuwa, I. S. 2013. Erosi. Jakarta : Kencana


Fauzi, R. M. Z. dan Maryono. 2016. Kajian Erosi Dan Hasil Sedimen Untuk
Konservasi Lahan DAS Kreo Hulu. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota.
Vol. 12 (4) : 429 – 445.
Marta, Y. 2015. Sistem Penggembalaan Sebagai Alternatif Peternakan Sapi
Potong yang Efektif dan Efisien. Pastura. Vol. 5 (1) : 51-55.
Rinaldi, R., H. Basri dan Manfarizah. 2012. Bahaya Erosi dan Upaya Konservasi
Padang Pengembalaan Sapi di Aceh Besar. Jurnal Manajemen Sumberdaya
Lahan. Vol. 1 (2) : 136-145.

Anda mungkin juga menyukai