0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kegiatan penggembalaan ternak dengan potensi erosi tanah. Kegiatan penggembalaan berlebihan (over grazing) atau rendah (under grazing) dapat meningkatkan erosi karena mengurangi tutupan tanaman. Erosi dapat mengurangi kesuburan tanah dan berdampak negatif pada produktivitas lahan penggembalaan.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kegiatan penggembalaan ternak dengan potensi erosi tanah. Kegiatan penggembalaan berlebihan (over grazing) atau rendah (under grazing) dapat meningkatkan erosi karena mengurangi tutupan tanaman. Erosi dapat mengurangi kesuburan tanah dan berdampak negatif pada produktivitas lahan penggembalaan.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kegiatan penggembalaan ternak dengan potensi erosi tanah. Kegiatan penggembalaan berlebihan (over grazing) atau rendah (under grazing) dapat meningkatkan erosi karena mengurangi tutupan tanaman. Erosi dapat mengurangi kesuburan tanah dan berdampak negatif pada produktivitas lahan penggembalaan.
Pengertian Erosi Erosi adalah pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami. Pada dasarnya erosi yang paling sering terjadi dengan tingkat produksi sedimen (sediment yield) paling besar adalah erosi permukaan (sheet erosion) jika dibandingkan dengan beberapa jenis erosi yang lain yakni erosi alur (rill erosion), erosi parit (gully erosion) dan erosi tebing sungai (stream bank erosion). Secara keseluruhan laju erosi yang terjadi disebabkan dan dipengaruhi oleh lima faktor diantaranya faktor iklim, struktur dan jenis tanah, vegetasi, topografi dan faktor pengelolaan tanah. Faktor iklim yang paling menentukan laju erosi adalah hujan yang dinyatakan dalam nilai indeks erosivitas hujan. Curah hujan yang jatuh secara langsung atau tidak langsung dapat mengikis permukaan tanah secara perlahan dengan pertambahan waktu dan akumulasi intensitas hujan tersebut akan mendatangkan erosi. Dari kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi dapat terjadi di dua tempat, yaitu pada tanah tempat erosi terjadi dan pada tempat tujuan akhir tanah yang terangkut diendapkan (Fauzi, 2016). Hubungan Kegiatan Penggembalaan Terhadap Erosi Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan yang ditumbuhi hijauan pakan ternak yang tersedia bagi ternak untuk dapat merumput menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan di mana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat menyenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Padang penggembalaan tersebut bisa terdiri dari rumput atau leguminosa. Tetapi suatu padang rumput yang baik ekonomis adalah yang terdiri dari campuran rumput dan leguminosa. Kegiatan penggembalaan ini memiliki hubungan terhadap terjadinya pengikisan tanah atau erosi terutama pada kondisi fisik lahan yang memiliki lereng. Hal ini berkaitan dengan model penanaman pada lahan penggembalaan dan juga penggembalaan ternak yang berlebihan (over grazing) ataupun penggembalaan ternak yang rendah (under grazing). Marta (2015) mengatakan sesuai dengan maksud peternak sehubungan dengan jumlah ternak yang digembalakan, pertumbuhan hijauan serta kelebatannya. Penggembalaan berat (over grazing) dan defoliasi yang terlalu ringan (under grazing) harus dihindarkan, karena keduanya akan merugikan. Penggembalaan rendah dapat mengakibatkan produksi berikutnya rendah, pertumbuhan kembali lemah, banyak tumbuh rumput liar dan bahkan bisa menimbulkan erosi tanah. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menghindari (over grazing) dan (under grazing). Rinaldi (2012) juga menambahkan bahwa arahan konservasi lahan yang tepat adalah menanam dan memperbanyak rumput bede (Brachiaria decumbens), rumput alangalang (Imperata cylindrica), dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) karena tanaman rumput yang tumbuh rapat mempunyai kemampuan mencegah berlangsungnya erosi yang lebih besar dibanding dengan tanaman rumput yang tumbuh jarang serta tidak berdaun lebat. Pengendalian over grazing dapat dilakukan dengan pengaturan jumlah ternak yang disesuaikan dengan kapasitas tampung padang penggembalaan. Dampak yang Ditimbulkan Erosi secara berurutan akan menimbulkan akibat pada tempat kejadian erosi (on site) dan pada tempat erosi diendapkan di bagian hilir (off site). Dampak erosi ditempat kejadian (on site) antara lain : menurunnya keuburan tanah karena hilangnya lapisan atas tanah yang subur, menurunnya kualitas sifat fisik tanah karena hilangnya bahan organic tanah, menurunnya kapasitas infiltrasi dan menurunnya produktivitas lahan pertanian (Banuwa, 2013). Sehingga hal ini dapat berdampak pada lahan penggembalaan, karena dengan kesuburan tanah yang menurun dapat mempengaruhi kandungan nutrisi pada tanaman pakan ternak yang ada di padang penggembalaan tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Banuwa, I. S. 2013. Erosi. Jakarta : Kencana
Fauzi, R. M. Z. dan Maryono. 2016. Kajian Erosi Dan Hasil Sedimen Untuk Konservasi Lahan DAS Kreo Hulu. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota. Vol. 12 (4) : 429 – 445. Marta, Y. 2015. Sistem Penggembalaan Sebagai Alternatif Peternakan Sapi Potong yang Efektif dan Efisien. Pastura. Vol. 5 (1) : 51-55. Rinaldi, R., H. Basri dan Manfarizah. 2012. Bahaya Erosi dan Upaya Konservasi Padang Pengembalaan Sapi di Aceh Besar. Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan. Vol. 1 (2) : 136-145.